Anda di halaman 1dari 2

Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, sehingga memberikan potensi yang sangat besar

untuk pemanfaatan energi panas bumi. Selain potensinya yang besar, energi panas bumi juga
dikenal sebagai salah satu sumber energi hijau terbarukan dan alternatif pengganti bahan
bakar fosil dalam penyediaan energi bersih. Energi panas bumi selain dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik, juga memiliki potensi kandungan lithium yang tinggi.

Analisis Potensial dan Strategi Pemanfaatan Geothermal Lithium Ion sebagai Battery
Energy Storage System

Indonesia yang terletak pada zona ring of fire, memiliki potensi panas bumi yang besar yaitu
sekitar 26 GW atau 40% dari total potensi panas bumi dunia (PSDMBP, 2017). potensinya
yang besar, energi panas bumi juga dikenal sebagai salah satu sumber energi hijau terbarukan
dan alternatif pengganti bahan bakar fosil dalam penyediaan energi bersih. Selain
pemanfaatannya untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang saat ini telah
membangkitkan sekitar 2.130 MW, fluida panas bumi juga mengandung lithium yang
berpotensi untuk diekstraksi. Berdasarkan riset yang penulis lakukan (terpublikasi dalam
Herdianita dkk., 2019), kandungan lithium pada sistem panas bumi yang sudah dieksploitasi
di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 70 mg/L. Sementara itu, pada lapangan yang
belum dieksploitasi (greenfield), kandungan lithiumnya dapat mencapai 10 – 25 mg/L. BESS
merupakan komponen penting dari infrastruktur listrik terbarukan untuk mengatasi
intermitensi dalam ketersediaan sumber daya terbarukan. Paper ini akan membahas mengenai
strategi dalam pengembangan teknologi storage system yaitu komponen dari BESS, strategi
pengembangan BESS, dan pengaplikasian BESS di lapangan Kalimantan Barat. Strategi
pengembangan dalam BESS ini adalah Smart Grid Control. Smart grid control ini berfungsi
untuk mengatur dan mengoptimalisasi transmisi dan distribusi daya serta mengontrol
permintaan masyarakat dengan berbasis jaringan internet. Metodologi yang digunakan adalah
analisis SWOT dengan mengkaji potensi pengembangan BESS yang disempurnakan melalui
empat faktor: kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Hasil penelitian ini yaitu adanya
teknologi smart grid control pada BESS di Indonesia dengan contoh pengaplikasiannya pada
lapangan Kalimantan Barat, smart grid control mampu menyimpan dan menyuplai energi
yang diperoleh dari PLTS. Selain itu, diharapkan dapat memberikan pemahaman dan
gambaran tentang teknologi smart grid control dalam pengembangan storage energy dengan
memperhatikan masalah lingkungan, ekonomi, dan ekologi sehingga pemanfaatan storage
system dapat dilakukan secara optimal di Indonesia.

Meski dianggap sebagai energi ramah lingkungan, proyek panas bumi dapat merusak
lingkungan. Proses pengeboran panas bumi melibatkan sirkulasi cairan untuk mendapatkan
uap panas. Ketika fluida ini digunakan untuk panas bumi, lingkungan suatu daerah dapat
terpengaruh, terutama udara, air, penggunaan lahan, dan kualitas estetika lanskap. Beberapa
dampak lingkungan yang dihasilkan dari proyek panas bumi adalah pencemaran udara,
pencemaran air, fracking dan gempa bumi kecil dan penurunan muka tanah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengumpulkan dan mengkaji berbagai dampak lingkungan dari proyek
panas bumi di Indonesia. Selain itu, untuk memberikan solusi dampak lingkungan dari
proyek pengeboran panas bumi untuk meminimalkan dampak negatif. Metode yang
digunakan adalah studi literatur dan metode life cycle assessment. Beberapa literatur
penelitian penulis sebelumnya terkait dampak lingkungan dari pengeboran panas bumi saat
melakukan analisis life cycle assessment. Life cycle assessment adalah metode yang
digunakan untuk mengevaluasi dampak proyek panas bumi terhadap lingkungan. Beberapa
dampak lingkungan dari proyek panas bumi akan disajikan dari penelitian ini, dan solusi
untuk penanganan dampak tersebut akan disajikan. Studi ini dapat digunakan sebagai
referensi saat merencanakan proyek panas bumi untuk meminimalkan dampak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai