: 935-941
-
Program Ketahanan Nasional Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia
Abstrak
Studi ini berpendapat bahwa penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu Bara tidak
sejalan dengan regulasi Pemerintah dan paham konsep green energy. Walaupun Indonesia
termasuk negara penghasil batu bara terbesar di dunia, menggunakannya sebagai bahan bakar
PLTU hanya akan memperburuk keadaan lingkungan. Oleh karena itu Pemerintah harus
mengambil sikap dalam pengaturan keberadaan PLTU di Indonesia. Penelitian ini dilakukan
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan yang berfokus pada konsep
green energy dan energi terbarukan. Penelitian ini menemukan hasil bahwa: keberadaan PLTU
sudah tidak sejalan dengan beberapa aturan negara dan konsep green energy. Namun Pemerintah
mengalami dilemma dalam proses pemberhentian PLTU ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dari perspektif green energy PLTU sudah bertentangan dengan paham lingkungan hidup dan
Kesehatan lingkungan, namun untuk pemberhentian PLTU Pemerintah memerlukan biaya serta
waktu yang besar selama proses penanganannya.
terdiri dari 40.039,28 juta ton sumber lingkungan hidup, ketahanan nasional,
daya terukur; tertunjuk 29.313,11 juta dan keterpaduan dengan mengutamakan
ton, diperkirakan 36.464,63 juta ton dan kemampuan nasional. Dalam pengertian
hipotesis 19.466,81 juta ton. Selain itu, ini, analisis ketahanan energi merupakan
Indonesia juga memiliki cadangan batu langkah yang sangat penting untuk
bara yang dalam sebesar 42,19 miliar menjamin kelangsungan pembangunan
ton, sehingga total sumber daya batu nasional, baik dari segi kecukupan
bara yang dimilikinya mencapai 167,48 pasokan energi maupun peningkatan
miliar ton. ketahanan energi nasional.
Selanjutnya melalui data Salah satu alasan mengapa PLTU
Kementerian Energi dan Sumber Daya menjadi salah satu sumber daya favorit
Mineral (2021), diketahui bahwa Total masyarakat, adalah karena harganya
kapasitas pembangkit nasional pada yang lebih murah. Dilansir dari Redaksi
tahun 2020 sebesar 72.750,72 MW Betahita (2020), Institute for Energy
dengan presentase masing-masing Economics and Financial Analysis
pembangkit yaitu PLTU sebesar 44,45% menjelaskan bahwa PLTU lebih murah
,PLTU MT sebesar 3,12%, PLTU-M/G daripada pembangkit energi terbarukan
sebesar 2,83% ,PLTG sebesar 7,35% , dan karena banyak komponen yang tidak
PLTGU sebesar 16,82%. termasuk dalam biaya produksi.
Kementerian Energi dan Sumber Menurut peneliti IEEFA Elrika Hamdi,
Daya Mineral (2021) juga menjelaskan ada beberapa alasan kenapa PLTU masih
bahwa PLTU menghasilkan 43.183,53 lebih murah dari energi terbarukan.
MW untuk Indonesia di tahun 2020. Misalnya, untuk beberapa PLTU besar,
Dilihat dari hal tersebut, penerapan perhitungan biaya transmisi ditanggung
sumber daya PLTU batubara di Indonesia PLN dan tidak termasuk dalam
masih dominan dibandingkan dengan perhitungan LCOE PLTU. Selain itu, biaya
pemanfaatan energi lainnya. Keberadaan eksternal seperti biaya lingkungan dan
PLTU ini tidak memberikan manfaat kesehatan juga tidak termasuk dalam
energi yang dapat digunakan sehari-hari, komponen keuangan.
namun juga menyediakan lapangan kerja Namun tanpa kita ketahui, PLTU
untuk warga di sekitar lokasi PLTU. dalam proses produksinya ternyata
Dalam rangka mengoptimalkan membuat polutan berbahaya. Polutan
penggunaan energi, Pemerintah partikel ini berupa SOx, NOx, CO dan fly
Indonesia menerbitkan Peraturan ash dimana keluar tertiup angin dan
Presiden No. 5 Tahun 2006. Dalam terbawa ke masyarakat disekitar wilayah
Peraturan Presiden tersebut, telah PLTU.
menetapkan pilihan untuk di tahun 2025 Green Peace (2016),
dilakukan pengurangan penggunaan menjelaskan hasil sebuah studi oleh
minyak bumi dengan menggunakan opsi Atmospheric Chemistry Modeling Group
alternatif sumberdaya energi baru, of Harvard University, yang mengatakan
energi terbarukan, ataupun energi fosil bahwa kematian dini akibat polusi PLTU
lain. menewaskan sekitar 6.500 orang setiap
Sejalan dengan itu, pada UU tahun, dan jumlahnya meningkat
Nomor 30 Tahun 2007 mengenai energi menjadi 15.700 orang/tahun. Disamping
pasal 2 dan 3 dijelaskan bahwa energi itu tahun 2008 Indonesia terlibat dalam
dikelola berdasarkan asas kemanfaatan, pembakaran batu bara, yang
rasionalitas, efisiensi berkeadilan, bertanggung jawab atas sekitar 50%
peningkatan nilai tambah, emisi sulfur dioksida terkait energi, 30%
keberlanjutan, kesejahteraan emisi PM10, dan 28% emisi NOx.
masyarakat, pelestarian fungsi
936
Mirza Ichsan Yudistira, Muhammad Syaroni Rofii
Penerapan Sumberdaya Pembakit Listrik Tenaga Uap Batubara Di Indonesia Dari Perspektif….(Hal 935-941)
937
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 10 (2) (2023): 935-941
dan air terjun, serta pergerakan lapisan penelitian dan artikel ilmiah yang
laut dan perbedaan suhu. sumbernya valid dan terpercaya.
Sejalan dengan itu Janitra
(2022), menjelaskan bahwa Energi HASIL DAN PEMBAHASAN
terbarukan merupakan energi yang Polemik Pembangkit Listrik
tersedia secara alami yang dapat Tenaga Uap Batubara Di Indonesia
digunakan terus menerus. Hal ini sejalan PLTU merupakan suatu sistem
dengan pernyataan International Energy pembangkit panas dimana uap air
Agency yang menjelaskan bahwa energi digunakan sebagai media kerja,
terbarukan merupakan energi yang menggunakan energi kinetik uap untuk
berasal dari proses alam dan terus menggerakkan poros sudu-sudu turbin.
menerus diperbarui. Selain itu, hasil Saat poros turbin dan poros generator
penelitian juga menunjukkan bahwa terhubung, generator kemudian
penggunaan energi tak terbarukan berputar, memungkinkannya
dalam jangka panjang, yaitu energi fosil, menghasilkan listrik (Kurniawan, 2012).
memiliki efek negatif bagi lingkungan. Indonesia hampir mempunyai
Beberapa dampak negatif 100 PLTU Batubara di seluruh tanah air
tersebut disebabkan oleh terbentuknya yang sebagian besar berada di Pulau
gas-gas berbahaya seperti CO2, SO2 dan Jawa, dan pembangunan PLTU ini
NO2 dari residu oksidasi. SO2 dan NO2 dilanjutkan dengan penambahan 35
merupakan senyawa sumber endapan PLTU, yang mana 10 diantaranya akan
asam yang kembali ke permukaan bumi dibangun di Pulau Jawa dan 25 sisanya
melalui hujan asam atau sebagai partikel akan dibangun di luar pulau (Theo,
bebas. 2020).
Pengaruh input asam antara lain Dalam penggunaanya,
terganggunya keseimbangan unsur hara Pemerintah sudah membuat beberapa
tanah, penurunan kualitas air, aturan terkait dengan PLTU, salah
kepunahan banyak makhluk, gangguan satunya adalah Peraturan Pemerintah
kesehatan manusia dan masih banyak (PP) No. 79 Tahun 2014 tentang
lagi. Kebijakan Energi Nasional dan Rencana
Berdasarkan hasil tersebut, para Umum Energi Nasional. Pada PP ini
peneliti di seluruh dunia termasuk dijelaskan bahwa terdapat dua garis
Indonesia berusaha untuk memunculkan besar kebijakan, yaitu kebijakan utama
inovasi sebagai solusi dari permasalahan dan kebijakan pendukung.
itu. Pada aturan tersebut
pembangunan PLTU seharusnya tidak
METODE PENELITIAN memiliki dampak buruk pada
Penulis menerapkan metode lingkungan, dimana idealisnya teknologi
penelitian kualitatif pendekatan yang digunakan harusnya adalah ramah
literature review dalam penelitian ini. lingkungan. Namun kondisi yang ada saat
Menurut Creswell (2013), tinjauan ini adalah PLTU sering kali tidak melihat
pustaka merupakan pendekatan kondisi dan kesahatan lingkungannya.
penelitian yang didasarkan pada data Tindakan untuk menjaga lingkungan ini
non-numerik, yang dapat berupa teks juga sebenarnya tercantum dalam
dan gambar, dan hasilnya kemudan Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun
disaring untuk dijelaskan dan di 2014 dijelaskan bahwa pengelolaan
interpretasikan (literature review). energi dilakukan berdasarkan prinsip
Penelitian ini dilakukan dengan berkeadilan, berkelanjutan, dan
menggunakan sumber kepustakaan berwawasan lingkungan guna
seperti jurnal, buku, tesis, laporan
938
Mirza Ichsan Yudistira, Muhammad Syaroni Rofii
Penerapan Sumberdaya Pembakit Listrik Tenaga Uap Batubara Di Indonesia Dari Perspektif….(Hal 935-941)
939
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 10 (2) (2023): 935-941
941