PKM-AI
Diusulkan oleh:
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2011
i
HALAMAN PENGESAHAN USUL
PKM-AI
Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik Elektro Ketua Pelaksana Kegiatan
ii
1
ABSTRAK
Energi nuklir adalah energi yang dihasilan oleh inti atom. Energi ini
dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif pengganti energi fosil yang saat ini
cadangannya sudah mulai menipis. Energi ini cukup ramah lingkungan dan
ekonomis, namun tidak semua daerah bisa di bangun Pusat Listrik tenaga Nuklir.
Hanya daerah yang memiliki tingkat kepadatan yang sangat kecil. Karena
radiasi dari pecahan inti atom sangat berbahaya bila mengalami kebocoran.
Energi nuklir memiliki potensi cukup besar untuk pembangkit listrik.
ABSTRACT
Nuclear energy is the energy dihasilan by atomic nuclei. This energy can
be harnessed as an energy alternative to fossil energy reserves that are currently
already running low. This energy is quite environmentally friendly and
economical, but not all areas can be in the wake of the Central Electricity
Nuclear power. Only areas that have a very small density. Because the radiation
from atomic nuclei fraction is very dangerous if a leak. Nuclear energy has
substantial potential for electricity generation.
PENDAHULUAN
Latar belakang
Pada era globalisasi saat ini, energi sangat banyak diperlukan untuk
kehidupan sehari – hari, tak terkecuali energi listrik. Energi listrik sangat penting
bagi kehidupan manusia di bumi. Dengan bertambahnya manusia yang menghuni
bumi, maka kebutuhan energi listrik juga meningkat. Meningkatnya jumlah
kebutuhan energi listrik saat ini tidak didukung dengan persediaan yang memadai.
Untuk mengatasi hal ini, perlu diperlukan penambahan energi, yaitu melalui
energi alternative yang ramah lingkungan. Salah satu energi alternative tersebut
adalah energi nuklir yang bahan bakunya cukup banyak tersedia di bumi ini,
khususnya di Indonesia.
Sebagai Negara penghasil uranium terbesar didunia, Indonesia sangat
2
Rumusan masalah
Tujuan
METODE PENELITIAN
berkala.
Prinsip kerja PLTN sangat mirip dengan PLTU ( Pembangkit Listrik
Tenaga Uap ), dimana listrik dihasilkan dari perputaran turbin-generator yang
digerakkan oleh uap air hasil pemanasan air pendingin. Letak perbedaannya
adalah pada pembangkit panas yang dimanfaatkan untuk menghasilkan uap.Pada
PLTU, panas dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak,
batubara dan gas. Sedangkan pada PLTN panas dihasilkan dari reaksi bahan bakar
nuklir, seperti Uranium. Reaksi nuklir yang dimanfaatkan dalam PLTN
merupakan reaksi pembelahan inti uranium yang dipicu oleh partikel neutron dan
menghasilkan energi panas yang sangat tinggi. Panas inilah yang digunakan untuk
memanaskan air hingga menjadi uap yang dapat memutar turbin–generator dan
menghasilkan listrik. Reaksi nuklir yang dipicu oleh partikel neutron dapat
berlangsung secara berantai (terus– menerus ) sehingga menghasilkan energi
panas yang berlanjut.
Reaksi nuklir dipicu oleh partikel neutron, dan berlangsungnya reaksi
nuklir yang berantai juga sangat bergantung pada jumlah partikel neutron yang
ada di dalam reaktor nuklir. Pengendalian jumlah partikel neutron dilakukan
dengan menggunakan batang kendali (cantrol rods), yang terbuat dari bahan yang
dapat menyerap neutron.Batang kendali diletakkan di antara batang–batang
elemen bakar nuklir, sehingga dapat mengendalikan jumlah neutron yang dapat
memicu reaksi nuklir berantai.
Secara umum, energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam
mekanisme, yaitu pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti
melalui reaksi fusi. Di sini akan dibahas salah satu mekanisme produksi energi
nuklir, yaitu reaksi fisi nuklir. Sebuah inti berat yang ditumbuk oleh partikel
(misalnya neutron) dapat membelah menjadi dua inti yang lebih ringan dan
beberapa partikel lain. Mekanisme semacam ini disebut pembelahan inti atau fisi
nuklir. Contoh reaksi fisi adalah uranium yang ditumbuk (atau menyerap) neutron
lambat.
Reaksi fisi uranium seperti di atas menghasilkan neutron selain dua buah
inti atom yang lebih ringan. Neutron ini dapat menumbuk (diserap) kembali oleh
inti uranium untuk membentuk reaksi fisi berikutnya. Mekanisme ini terus terjadi
dalam waktu yang sangat cepat membentuk reaksi berantai tak terkendali.
Akibatnya, terjadi pelepasan energi yang besar dalam waktu singkat. Mekanisme
ini yang terjadi di dalam bom nuklir yang menghasilkan ledakan yang dahsyat.
Jadi, reaksi fisi dapat membentuk reaksi berantai tak terkendali yang memiliki
potensi daya ledak yang dahsyat dan dapat dibuat dalam bentuk bom nuklir (2).
5
Reaktor Nuklir
Energi yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat dimanfaatkan untuk
keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi harus berlangsung secara terkendali
di dalam sebuah reaktor nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki empat
komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar, moderator neutron, batang kendali,
dan perisai beton.
6
Elemen bahan bakar menyediakan sumber inti atom yang akan mengalami
fusi nuklir. Bahan yang biasa digunakan sebagai bahan bakar adalah uranium U.
elemen bahan bakar dapat berbentuk batang yang ditempatkan di dalam teras
reaktor. Neutron-neutron yang dihasilkan dalam fisi uranium berada dalam
kelajuan yang cukup tinggi. Adapun, neutron yang memungkinkan terjadinya fisi
nuklir adalah neutron lambat sehingga diperlukan material yang dapat
memperlambat kelajuan neutron ini. Fungsi ini dijalankan oleh moderator neutron
yang umumnya berupa air. Jadi, di dalam teras reaktor terdapat air sebagai
moderator yang berfungsi memperlambat kelajuan neutron karena neutron akan
kehilangan sebagian energinya saat bertumbukan dengan molekul-molekul air.
Fungsi pengendalian jumlah neutron yang dapat menghasilkan fisi nuklir dalam
reaksi berantai dilakukan oleh batang-batang kendali. Agar reaksi berantai yang
terjadi terkendali dimana hanya satu neutron saja yang diserap untuk memicu fisi
nuklir berikutnya, digunakan bahan yang dapat menyerap neutron-neutron di
dalam teras reaktor. Bahan seperti boron atau kadmium sering digunakan sebagai
batang kendali karena efektif dalam menyerap neutron. Batang kendali didesain
sedemikian rupa agar secara otomatis dapat keluar-masuk teras reaktor. Jika
jumlah neutron di dalam teras reaktor melebihi jumlah yang diizinkan (kondisi
kritis), maka batang kendali dimasukkan ke dalam teras reaktor untuk menyerap
sebagian neutron agar tercapai kondisi kritis. Batang kendali akan dikeluarkan
dari teras reaktor jika jumlah neutron di bawah kondisi kritis (kekurangan
neutron), untuk mengembalikan kondisi ke kondisi kritis yang diizinkan. Radiasi
yang dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom atau fisi nuklir dapat
membahayakan lingkungan di sekitar reaktor. Diperlukan sebuah pelindung di
sekeliling reaktor nuklir agar radiasi dari zat radioaktif di dalam reaktor tidak
menyebar ke lingkungan di sekitar reaktor. Fungsi ini dilakukan oleh perisai beton
yang dibuat mengelilingi teras reaktor. Beton diketahui sangat efektif menyerap
sinar hasil radiasi zat radioaktif sehingga digunakan sebagai bahan perisai (4).
Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir terkendali di dalam reaktor
nuklir dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Instalasi pembangkitan
energi listrik semacam ini dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir
(PLTN).
7
Salah satu bentuk reaktor nuklir adalah reaktor air bertekanan (pressurized
water reactor/PWR) yang skemanya ditunjukkan dalam gambar. Energi yang
dihasilkan di dalam reaktor nuklir berupa kalor atau panas yang dihasilkan oleh
batang-batang bahan bakar. Kalor atau panas dialirkan keluar dari teras reaktor
bersama air menuju alat penukar panas (heat exchanger). Di sini uap panas
dipisahkan dari air dan dialirkan menuju turbin untuk menggerakkan turbin
menghasilkan listrik, sedangkan air didinginkan dan dipompa kembali menuju
reaktor. Uap air dingin yang mengalir keluar setelah melewati turbin dipompa
kembali ke dalam reaktor. Untuk menjaga agar air di dalam reaktor (yang berada
pada suhu 300oC) tidak mendidih (air mendidih pada suhu 100oC dan tekanan 1
atm), air dijaga dalam tekanan tinggi sebesar 160 atm. Tidak heran jika reaktor ini
dinamakan reaktor air bertekanan (5).
KESIMPULAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan artikel ilmiah ini
8
DAFTAR PUSTAKA