Anda di halaman 1dari 32

1.

JUDUL : Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Solar Cell Di Villa


Paradiso Pulau Cubadak Kawasan Mandeh

2. ABSTRAK

Energi listrik merupakan sumber energi yang paling banyak


dimanfaatkan oleh teknologi penunjang kehidupan manusia saat ini.
Kondisi geografis Indonesia yang berupa kepulauan mengakibatkan
distribusi energi listrik belum dapat menyeluruh merambah hingga ke
pulau-pulau kecil disekitar pulau utama. Ketersediaan sumber energi listrik
secara tidak langsung mempengaruhi laju pembangunan infrastruktur pada
suatu daerah. Salah satu pulau yang belum memiliki pembangkit listrik
sendiri adalah pulau Cubadak di kawasan Mandeh. Berdasarkan dari
kondisi tersebut adanya rencana inisiasi PLTS sebagai sumber energi
listrik terbarukan yang dapat diimplementasikan di pulau kawasan
Mandeh. PLTS yang digunakan akan menggunakan konfigurasi off grid.
Dengan ketersediaan sumber energi listrik di pulau kawasan Mandeh
diharapkan dapat memacu laju pembangunan infrastruktur di Pulau
Cubadak kawasan Mandeh, sehingga dapat berdampak pula pada
peningkatan daya tarik pulau Cubadak di kawasan Mandeh, salah satu
destinasi wisata di kabupaten Pesisir Selatan dan sebagai ikon pulau
mandiri energi.

Kata kunci: Solar cell, baterai, battery charging controller, dan inverter.
I-1

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu sumber energi alternatif yang memiliki potensi yang sangat
besar di tanah air adalah energi surya / matahari. Didukung oleh letak geografis
Indonesia pada daerah khatulistiwa yang sangat potensial, yang mengakibatkan
intensitas radiasi matahari yang bisa dimanfaatkan cukup merata sepanjang
tahun. Hal ini sangat mungkin memanfaatkan energi matahari sebagai energi
alternatif yang dapat digunakan bagi kehidupan manusia. Keunggulan energi
matahari adalah bebas dari polusi, tersedia hampir dimana-mana dan terus
menerus sepanjang tahun. Adapun salah satu pemanfaatan energi matahari
adalah sebagai pembangkit listrik tenaga suyra (PLTS) pada pulau Cubadak
kawasan Mandeh.
Objek wisata yang ada dipulau Cubadak kawasan Mandeh ini banyak
diminati oleh wisatawan-wisatawan domestic dari dalam maupun luar
Kabupaten Pesisir Selatan karena keindahan alamnya. Namun demikian, pulau
tersebut masih menggunakan listrik yang ditenagai oleh genset dengan bahan
bakar minyak (BBM) solar, bahwasanya cadangan minyak dunia makin hari
semakin menipis/langka, maka untuk mengurangi pemakaian BBM dan belum
adanya sumber energi listrik sendiri dilakukan penelitian ini dengan
memanfaatkan energi matahari sebagai pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)
sebagai sumber kelistrikan di pulau ini. Potensi energi matahari seharusnya
dapat dimanfaatkan sebagai energi alternative warga dalam memenuhi
kebutuhan listrik di Pulau Cubadak kawasan Mandeh. Harapannya dengan
pemasangan PLTS akan dapat memacu pembangunan fasilitas umum seperti
bangunan permanen, penerangan jalan, sistem distribusi air menggunakan
pompa air. Dengan memadahinya fasilitas umum dapat meningkatkan daya
tarik pulau Cubadak kawasan Mandeh. Adapun jarak tempuh yang lumayan
jauh untuk ke pulau ini.maka kita perlu menyewa transportasi berupa kapal
I-2

untuk pergi kepulau ini,karna jarak tempuh nya yang cukup lumayan jauh.

Gambar 1.1 Tampilan dari depan dermaga pulau Cubadak


Pada gambar 1.1 Seperti inilah penampakan pulau Cubadak dari depan
dermaga. Adapun jarak tempuh yang lumayan jauh untuk ke pulau ini.maka
kita perlu menyewa transportasi berupa kapal untuk pergi kepulau ini,karna
jarak tempuh nya yang cukup lumayan jauh

I.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah dari penelitian ini, antara lain sebagai berikut :
1. Sumber kelistrikan pada pulau cubadak yang masih menggunakan genset
yang berbahan bakar minyak yang terbilang langka.
2. Dalam segi ekonomis juga terbilang mahal karna membeli bahan bakar
yang terus menerus untuk bahan bakar genset.

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan kapasitas beban yang terpasang dan akan di suplai oleh


system solar cell
I-3

2. Membangun system solar cell yang dipergunakan untuk sumber


pembangkit di pulau cubadak kawasan Mandeh
3. Menentukan luas area penempatan modul solar cell sehingga di ketahui
luas area yang di butuhkan
4. Menentukan jumlah dan kapasitas batere yang di pergunakan untuk
menyimpan energy yang di cadangkan agar sesuai dengan jumlah beban
yang terpasang
5. Menentukan tegangan keluaran inverter sehingga dapat di tentukan
besaran arus dan tegangan keluaran inverter
6. Menentukan wiring sistem solar cell dan luas penampang kabel yang di
pergunakan untuk instalasi sistem solar cell

I.4. Tujuan Penelitian

1. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebagai sumber kelistrikan pada


pulau cubadak

2. Dalam segi ekonomis lebih hemat biaya dari pada menggunakan genset
yang membeli bahan bakar terus menerus yang juga terbilang langka

I.5. Manfaat Penelitian


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Menjadikan solar cell sebagai sumber daya alternatif kelistrikan pada
sebuah pulau yang pada umumnya menggunakan genset
2. Dengan menggunakan solar cell sebagai sumber daya listrik, dapat
meminimalisir pengeluaran dan hemat biaya
3. Aman, ramah lingkungan dan juga menjadi energy terbarukan
II-1

BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian


Dalam penelitian ini, ada beberapa referensi sebagai bahan rujukan,
diantaranya:
Jaka Windarta, Hartuti Purnaweni, Asep Yoyo Wardaya , Bimo
Bagaskoro , Ardhito Pratama “Diseminasi Teknologi Pembangkit Listrik
Tenaga Surya Di Kawasan Pulau Cemara Sebagai Pulau Mandiri Energi ”
Energi listrik merupakan sumber energi yang paling banyak dimanfaatkan
oleh teknologi penunjang kehidupan manusia saat ini. Kondisi geografis
Indonesia yang berupa kepulauan mengakibatkan distribusi energi listrik
belum dapat menyeluruh merambah hingga ke pulau-pulau kecil disekitar
pulau utama. Ketersediaan sumber energi listrik secara tidak langsung
mempengaruhi laju pembangunan infrastruktur pada suatu daerah. Salah satu
pulau yang belum terjangkau oleh energi listrik adalah pulau Cemara di desa
Sawojajar, kecamatan Wanasari, kabupaten Brebes. pulau Cemara
merupakan salah satu alternatif tempat wisata akan tetapi belum terdapat
fasilitas umum seperti penerangan jalan. kondisi ini antara lain diakibatkan
belum terdapatnya sumber energi listrik di Pulau Cemara. berangkat dari
kondisi tersebut tim pengabdian masyarakat Sekolah Pascasarjana
Universitas Diponegoro merencanakan inisiasi PLTS sebagai sumber energi
listrik terbarukan yang dapat diimplementasikan di Pulau Cemara.
H. Kristiawan1, I.N.S. Kumara2, I.A.D. Giriantari3 “Potensi Pembangkit
Listrik Tenaga Surya Atap Gedung Sekolah di Kota Denpasar” Pembangkit
listrik tenaga surya (PLTS) rooftop adalah sistem pembangkit listrik yang
memanfaatkan sinar matahari selaku sumber energi terbarukan dan atap
gedung (rooftop) sebagai tempat panel surya. Mmakalah ini menyajikan hasil
kajian tentang potensi pembangkit listrik tenaga surya berbasis atap gedung
di kota Denpasar dengan mengambil lokasi pada atap gedung SD Negeri 5
Pedungan Jalan Diponegoro no 60 Denpasar dengan menggunakan objek
II-2

PLTS yang sudah terpasang. Kajian dilakukan dengan bantuan software


Heliospoce. Berdasarkan kajian tersebut diperoleh informasi bahwa potensi
energi matahari ada 1912,8kWh/m2/tahun atau rata-rata sebesar
5,2kWh/m2/hari di kota Denpasar. Sinar matahari yang dapat menghasilkan
listrik mulai pada pukul 07.00 -18.30 WITA. Potensi energi listrik dari PLTS
yang terpasang sebesar 3214.6 kWh dengan sudut sesuai dengan sudut atap
sebesar 30.96o. Hasil Potensi energi listrik yang dihasilkan akan lebih besar
apabila dalam pemasangan PLTS menggunakan sudut optimal (15o) yaitu
sebesar 3407kWh
Aditya Dewantoro P, Hendro Priyatman, “kajian ekonomis energi listrik
tenaga surya desa tertinggal terpencil”Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) skala kecil sumber dayanya mudah diperoleh karena potensi
intensitas radiasi matahari di wilayah khatulistiwa cukup tinggi dan merata
yaitu 4,5kWh/m2. Data yang didapat memperlihatkan jumlah kebutuhan
rata-rata daya untuk beban penerangan dan elektronika sebesar 310watt
dengan perincian daya penerangan 200watt yang digunakan rata-rata
selama 8 jam dan elektronika 110watt selama 7 jam rata-rata setiap hari di
lokasi desa terpencil. Dengan PLTS skala kecil yang dirancang, beban
penerangan dan elektronika dapat digunakan secara bersamaan atau
bergantian siang dan malam sesuai dengan pola pemakaian. Dengan PLTS
skala kecil yang dirancang ini kebutuhan energi listrik terutama untuk
penerangan sudah terpenuhi, untuk beban elektronika seperti pengeras
suara, televisi, radio panggil, cas hp, kipas angin sudah dapat dipenuhi
dengan mengatur lamanya waktu beban saat beroperasi.
Nurhadi , Mochammad Ali M. , Daif Rahuna , Sutopo P. Fitri “Model
Energi Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Pulau Giliyang Madura ”Pulau
Giliyang merupakan pulau yang terkenal dengan kandungan oksigen paling
tinggi di dunia, dan mempunya keindahan laut yang sangat bagus. Tetapi
lokasi pulau ini masih jauh dari sistem PLN. Pengembangan energi alternatif
yang ramah lingkungan perlu dikembangkan. Salah satunya energi alternatif
tersebut adalah energi solar. Energi solar adalah energy yang berasal dari
II-3

sinar atau panas matahari. Energi ini dapat diterapkan diberbagai aplikasi
teknologi seperti pemanas solar, photovoltaic solar, pembangkit panas solar,
arsitektur berbasis solar dan fotosintesis buatan.
Rafael Sianipar “Dasar Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
”Energi surya merupakan sumber energi terbarukan yang tersedia secara
berlimpah di Indonesia. Salah satu cara memanfaatkan energi surya adalah
dengan mengubahnya menjadi energi listrik menggunakan modul fotovoltaik
atau modul surya yang disebut pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Dewasa ini pemanfaatan energi surya sebagai pembangkit tenaga listrik
berkembang pesat, akan tetapi belum ada standard terkait pembangunan
PLTS di Indonesia. Pembangunan PLTS dapat mempercepat rasio kelistrikan
dan mengurangi konsumsi bahan bakar minyak di daerah terpencil. PLN yang
bertanggung jawab dalam meningkatkan rasio kelistrikan memerlukan
standard teknis yang dapat digunakan oleh kantor wilayah dalam
merencanakan dan membangun PLTS. Pada makalah ini dibahas konfigurasi
dasar PLTS, spesifikasi teknis peralatan utama seperti modul surya, inverter
dan baterai serta pertimbangan dalam menentukan kapasitas PLTS.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis akan melakukan
penelitian tentang Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Solar Cell di Pulau
Cubadak Kawasan Mandeh (Villa Paradiso).

2.2. Landasan Teori

PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) adalah sebuah pembangkit


listrik yang memanfaatkan sinar matahari berupa radiasi sinar foton matahari
yang kemudian akan di konversikan menjadi energi listrik melalui sel surya
(photovoltaic). Sel surya (photovoltaic) sendiri merupakan suatu lapisan
tipis yang terbuat dari bahan semikonduktor silikon (Si) murni dan bahan
semi konduktor lainnya. Sinar matahari yang dimanfaatkan oleh PLTS ini
akan memproduksi listrik DC yang dapat dikonversi menjadi listrik AC
apabila dibutuhkan. Dan PLTS ini akan tetap menghasilkan listrik meskipun
II-4

cuaca mendung selama masih terdapat cahaya. Pada dasarnya, PLTS yaitu
penghasil listrik yang dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan listrik
dalam jumlah kecil hingga besar, baik menggunakan system berdiri sendiri
maupun sistem hybrid dan baik menggunakan metode desentralisasi (satu
rumah dengan satu pembangkit) maupun metode sentralisasi (listrik yang
didistribusikan dengan jaringan kabel). PLTS merupakan dari sumber energi
terbarukan, dimana sinar matahari sebagai sumber energi yang tidak ada
habisnya. Selain itu, PLTS merupakan pembangkit listrik yang ramah
lingkungan karena tidak menggunakan komponen yang berputar, tidak
berdampak polusi (udara, air, dan laut), dan tidak mengeluarkan emisi berupa
gas buang atau limbah.Semikonduktor,

2.2.1. Lokasi Penelitian


Penelitian perencanaan PLTS ini berlokasi di pulau Cubadak kawasan
Mandeh kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Berikut peta lokasi
penelitian dilihat dari satelit google.

Gambar 2.1 Lokasi pulau Cubadak


II-5

Gambar 2.2 Villa paradiso di pulau Cubadak

2.2.2. Prinsip Sel Surya


Sinar matahari terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut dengan foton.
Ketika terkena sinar matahari, foton yang merupakan partikel sinar matahari
tersebut meghantam atom semikonduktor silikon sel surya sehingga
menimbulkan energi yang cukup besar untuk memisahkan elektron dari
struktur atomnya. Elektron yang terpisah dan bermuatan negatif (-) tersebut
akan bebas bergerak pada daerah pita konduksi dari material semikonduktor.
Atom yang kehilangan elektron tersebut akan terjadi kekosongan pada
strukturnya, kekosongan tersebut dinamakan dengan “hole” dengan muatan
positif (+). Daerah semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif
dan bertindak sebagai pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut
dengan semikonduktor tipe N (N-type). Sedangkan daerah semikonduktor
dengan hole bersifat positif dan bertindak sebagai penerima (acceptor)
elektron yang dinamakan dengan semikonduktor tipe P (P-type). Di
persimpangan daerah positif dan negatif (PN Junction), akan menimbulkan
energi yang mendorong elektron dan hole untuk bergerak ke arah yang
berlawanan. Elektron akan bergerak menjauhi daerah negatif sedangkan hole
akan bergerak menjauhi daerah positif. Ketika diberikan sebuah beban berupa
II-6

lampu maupun perangkat listrik lainnya di persimpangan positif dan negatif


(PN Junction) ini, maka akan menimbulkan arus listrik

2.2.3. Solar Cell

Gambar 2.3 Solar cell

Solar cell atau panel surya adalah alat untuk mengkonversi tenaga
matahari menjadi energi listrik. Sel surya menghasilkan arus, dan arus ini
beragam tergantung pada tegangan sel surya. Karakteristik tegangan-arus
biasanya menunjukkan hubungan tersebut. Ketika tegangan sel surya sama
dengan nol atau digambarkan sebagai “sel surya hubung pendek”, “arus
rangkaian pendek” atau Isc (short circuit current), yang sebanding dengan
irradiansi terhadap sel surya dapat diukur. Nilai Isc naik dengan
meningkatnya temperatur, meskipun temperatur standar yang tercatat
untuk arus rangkaian pendek adalah 250 oC. Jika arus sel surya sama
dengan nol, sel surya tersebut digambarkan sebagai “rangkaian terbuka”.
Tegangan sel surya kemudian menjadi “tegangan rangkaian terbuka”, Voc
(Open Circuit Voltage). Ketergantungan Voc terhadap iradiansi bersifat
logaritmis, dan penurunan yang lebih cepat disertai peningkatan
temperatur melebihi kecepatan kenaikan Isc. Oleh karena itu, daya
maksimum sel surya dan efisiensi sel surya menurun dengan peningkatan
temperatur. Pada kebanyakan sel surya, peningkatan temperatur dari 250oC
mengakibatkan penurunan daya sekitar 10%. Sel surya menghasilkan daya
II-7

maksimumnya pada tegangan tertentu.Gambar 2.4 menunjukkan tegangan


arus dan karakteristik tegangan-daya. Gambar ini juga menunjukkan
dengan jelas bahwa kurva daya memiliki titik daya maksimum yang
disebut MPP (Maximum Power Point).

Gambar 2.4 Grafik arus terhadap tegangan dan daya terhadap tegangan sebagai
karakteristik sel surya

Tegangan titik daya maksimum atau VMPP biasanya kurang dari


tegangan rangkaian terbuka dan arusnya lebih rendah dibandingkan
dengan arus rangkaian pendek. Titik daya maksimum (MPP), arus dan
tegangan memiliki hubungan yang sama dengan iradiansi dan temperatur
sebagaimana arus rangkaian pendek dan tegangan rangkaian terbuka.
Efisiensi sel surya (h) adalah perbandingan antara daya listrik maksimum
sel surya dengan daya pancaran (radiant) pada bidang sel surya.

(2.1)
II-8

Dimana :
η = Efisiensi
ImPP = Arus maximum power point
VmPP = Tegangan maximum power point

Jenis Panel Surya


Ada beberapa jenis panel surya yang dijual dipasaran :
1. Jenis pertama, yaitu jenis yang terbaik dan yang terbanyak digunakan
masyarakat saat ini, adalah jenis monokristalin. Panel ini memiliki tingkat
efisiensi antara 12 sampai 14%.

Gambar 2.5 Panel surya monokristalin

2. Jenis kedua adalah jenis polikristalin atau multi kristalin, yang terbuat dari
kristal silikon dengan tingkat efisiensi antara 10 sampai 12%.
II-9

Gambar 2.6 Panel surya polikristalin

3. Jenis ketiga adalah silikon jenis amorphous, yang berbentuk film tipis.
Efisiensinya sekitar 4 - 6%. Panel surya jenis ini banyak dipakai di mainan
anak - anak, jam dan kalkulator.

Gambar 2.7 Panel surya silikon amorphous

Adapun manfaat, keunggulan dan kelemahan dari panel surya :


a. Manfaat panel surya :
II-10

1. Manfaat panel surya yang pertama adalah panel surya ini hemat
dikarenakan jika menggunakan panel surya, maka tidak akan memerlukan
bahan bakar.
2. Dapat dipasang di mana saja dan dapat dipindahkan sesuai dengan yang
dibutuhkan. Jadi, bisa menempatkan panel surya ini sesuai dengan
kebutuhan.

3. Panel surya dapat diterapkan secara sentralisasi, yang berarti pembangkit


listrik tenaga surya ditetapkan di suatu area dan listrik yang dihasilkan
disalurkan melalui jaringan distribusi ketempat-tempat yang
membutuhkan, dan juga desentralisasi, yang berarti setiap sistem berdiri
sendiri atau individual, jadi sistem itu tidak memerlukan jaringan
distribusi.

4. Manfaat panel surya yang selanjutnya adalah bersifat moduler. Maksudnya


adalah kapasitas listrik yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan cara
merangkai modul secara seri dan paralel.

5. Panel surya dapat dioperasikan secara otomatis maupun menggunakan


operasi.

6. Manfaat panel surya yang terakhir adalah tanpa suara dan tidak
menimbulkan operasi lingkungan.

b. Keunggulan panel surya


1. Panel surya termasuk ramah lingkungan karena tidak memancarkan emisi
gas rumah kaca yang berbahaya, seperti karbon dioksida. Panel surya juga
tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim.
2. Panel surya memanfaatkan energi matahari, dan matahari adalah sumber
energi yang paling berlimpah di planet bumi.

3. Banyak negara di dunia menawarkan insentif yang menguntungkan bagi


pemilik rumah yang menggunakan panel surya.
II-11

4. Panel surya tidak kehilangan banyak efisiensi dalam masa pakainya yang
mencapai sekitar 20 tahun.

5. Karena masa pakainya yang panjang, yaitu mencapai 25-30 tahun. Maka,
panel surya menggaransi penggunanya untuk menghemat biaya energi.

c. Kelemahan panel surya


1. Saat ini, panel surya masih relatif mahal. Meskipun panel surya banyak
mengalami penurunan harga, harga panel surya masih cenderung mahal,
yaitu sekitar $12000-18000.
2. Sekarang ini, panel surya ini perlu ditingkatkan efisiensinya. Rata-rata
panel surya mencapai efisiensi kurang dari 20%. Hal inilah yang menjadi
salah satu penyebab banyak orang tidak memilih panel surya.

3. Panel surya terbuat dari beberapa bahan yang tidak ramah lingkungan.
Contohnya terbuat dari material silikon.

4. Jika tidak berhati-hati, daur ulang panel surya dapat menyebabkan


kerusakan lingkungan, karena kandungan panel surya seperti silikon,
selenium, dan lainnya, dimana itu semua merupakan gas rumah kaca,
dapat ditemukan di panel surya. Hal ini berbahaya karena dapat menjadi
sumber pencemaran selama proses daur ulang.

5. Memerlukan area yang luas untuk pemasangan modul surya untuk


mendapatkan daya keluaran yang tinggi. Modul surya ini memiliki
effisiensi konversi rendah dibandingkan jenis pembangkit lainnya.

2.2.4. Battery Charging Controller


Suatu alat kontrol yang berfungsi untung mengatur tegangan dan arus yang
dikeluarkan dari solar cell, melakukan proses pengisian battery, mencegah battery
dari pengisian yang berlebihan dan juga mengendalikan proses discharge
II-12

Gambar 2.8 Battery Charge Controller Tipe PWM

2.2.5. Baterai
Alat untuk menyimpan muatan listrik.jadi ,pada saat sel surya
mengkonversikan energi cahaya matahari menjadi energi listrik, energi listrik
tersebut kemudian disimpan pada baterai yang kemudian akan digunakan.

Gambar 2.9. Baterai


Persamaan yang digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan baterai
adalah sebagai berikut :

(2.2)

Dimana:
n = jumlah kebutuhan baterai
p = kebutuhan daya motor listrik DC (W)
V = tegangan baterai (V)
Ah = kapasitas baterai (Ah)
Laju pengisian baterai dapat dihitung dengan persamaan :
II-13

(2.3)

Dimana:
T = Waktu pengisian baterai (Jam)
n = Jumlah kebutuhan baterai
Ah = Kapasitas baterai (Ah)
V = Tegangan baterai (V)
Wp/jam = Daya keseluruhan panel surya dalam 1 jam

2.2.6. Inverter
Inverter adalah suatu komponen elektronika yang digunakan
untuk mengkonversikan arus searah (DC) menjadi arus bolak balik (AC).
Tegangan keluaran yang dihasilkan setelah dilakukannya konversei
melalui inverter ini dapat bernilai tetap atau berubah-ubah sesuai
kebutuhan. Bentuk gelombang keluaran dari inverter idealnya gelombang
sinus. Tetapi pada kenyataannya tidak demikian karena adanya harmonisa.
Inverter di bagi menjadi 2 macam yaitu, 1 phase dan 3 phase

Gambar 2.10.Inverter
Keterangan:
II-14

Pinverter = Pmax x 125% ( 2.4 )


Pinverter = Daya inverter (Watt)
Pmax = Beban puncak (Watt) 125%

Berdasarkan karakteristik dari performa yang dibutuhkan, inverter untuk


sistem PLTS berdiri sendiri (stand-alone) dan PLTS grid-connected
memiliki karakteristik yang berbeda, yaitu:
a) Pada PLTS stand-alone, inverter harus mampu mensuplai tegangan AC
yang konstan pada variasi produksi dari modul surya dan tuntutan beban
(load demand) yang dipikul.
b) Pada PLTS grid-connected, inverter dapat menghasilkan kembali
tegangan yang sama persis dengan tegangan jaringan pada waktu yang
sama, untuk mengoptimalkan dan memaksimalkan keluaran energi yang
dihasilkan oleh modul surya.

2.2.7. Jenis-jenis Kabel


1. Kabel NYA
Kabel jenis ini di gunakan untuk instalasi rumah dan dalam
instalasi rumah yang sering di gunakan adalah NYA dengan ukuran 1,5
mm2 dan 2,5 mm2. Yang berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC Kode
warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Lapisan isolasinya
hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe
kabel udara) dan mudah digigit tikus. agar aman jika menggunakan kabel
tipe ini lebih baik kabel di pasang di dalam pipah atau saluran penutup,
karena selain tidak bisa di ganggu sama hewan pengerat dan tidak kenah
air, juga apabila ada isolasi yang terkelupas (terbuka) tidak bisa tersentuh
langsung sama manusia.
II-15

Gambar 2.11 Kabel NYA

2. Kabel NYM
Kabel jenis ini hanya direkomendasikan khusus untuk instalasi
tetap di dalam bangunan yang dimana penempatannya biasa diluar/
didalam tembok ataupun didalam pipa (conduit). Kabel NYM berinti lebih
dari 1, memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu-abu),
ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua
lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya
lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang
kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.

Gambar 2.12 Kabel NYM

3. Kabel NYY
Kabel ini dirancang untuk instalasi tetap didalam tanah yang
dimana harus tetap diberikan perlindungan khusus (misalnya duct, pipa
PVC atau pipa besi). Kabel protodur tanpa sarung logam. Instalasi bisa
II-16

ditempatkan didalam dan diluar ruangan, dalam kondisi lembab ataupun


kering. memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang
berinti 2, 3 atau 4. Dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel
NYM (harganya lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi
yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus.

Gambar 2.13 Kabel NYY

4.Kabel NYYHY

Gambar 2.14 Kabel NYYHY


II-17

Kabel NYYHY adalah kabel dengan inti tembaga serabut(tembaga


fleksibel) berisilasi PVC, dengan inti tuggal atau lebih dari satu,dengan
selubung luar PVC.kabel NYYHY termasuk kabel building wire kabel ini
berinti serabut ini biasanya dipasang pada instalasi listrik yang memelukan
fleksibelitas yang tinggi, biasanya kabel ini banyak digunakan untuk
keperluan listrik rumah tangga kelas kecil yang pemasangannya diatap dan
di dinding ruangan.

2.3. HIPOTESIS
Untuk mengimbangi penggunaan listrik yang berbasis BBM pada
kebutuhan penerangan pulau dan lainnya, maka direncanakan energy alternative
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada pulau wisata dikawasan
Mandeh.untuk membandingkan mana yang lebih layak dan efisien dipakai pada
genset berbahan bakar BBM atau pembangkit listrik tenaga cell surya.
Berdasarkan hipotesis yang didapatkan, tindakan yang akan digunakan dalam
penelitian adalah dengan menerapkan sistem cell surya sebagai sumber kelistrikan
pada pulau wisata dikawasan Mandeh yang dapat mengurangi penggunaan BBM
energi yang bersifat tidak dapat diperbaharui dan juga dapat mengurangi biaya
keuangan (perekonomian) serta ramah lingkungan.
III-1

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan adalah merencanakan pemanfaatan
solar cell (sel surya) sebagai alat alternatif sumber kelistrikan pada pulau
kawasan Mandeh
1. Data solar cell

Tabel 3.1 Spesifikasi Sel Surya


NO. Spesifikasi
1. Type Sel Surya SPR-P17-350-COM
2. Nominal Power ( Pnom ) 350 Wp
3. Power Tolerance +5/-0%
4. Efficiency 17,0 %
5. Rated Voltage ( Vmpp ) 43,1 V
6. Reted Current ( Impp ) 8,12 A
7. Open Circuit Voltage ( Voc ) 517 V
8. Short Circuit Current ( Isc ) 8.65 A
9. Junction Box IP-65, 23.6 in ( 600mm ) cables
/ MC4 compatible
10. Weight 51 bs ( 23.1 kg )

Tabel 3.2 Estimasi Data Beban

No Jenis beban Daya (watt) Jumlah (unit) Total (watt)


1 Lampu 7 7 49
2 Kulkas 125 1 125
3 Kipas angin 75 1 75
4 Tv 60 1 60
5 Stop kontak 200 3 600
Total 909
III-2

3.1.1. Alat Penelitian


Agar penelitian yang dilakukan tercapai sesuai dengan tujuan,
dibutuhkan beberapa alat pendukung untuk penelitian, yaitu:
1. Bangunan yang cocok untuk pemasangan solar cell atau lahan yang
cukup luas untuk pemasangan solar cell
2. Modul solar cell, sebagai sumber energy
3. Alat bantu lainnya, alat control, batere,inverter

3.1.2. Bahan Penelitian


Agar penelitian yang dilakukan tercapai sesuai dengan tujuan,
dibutuhkan beberapa bahan pendukung untuk penelitian, yaitu:
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian diambil sampel pada lokasi pulau di kawasan
Mandeh
2. Denah lokasi
3. Slite plan dan spesifikasi
III-3

3.2. Alur Penelitian

Mulai

Studi pustaka : jurnal ilmiah/ penelitian,


dokumentasi resmi tentang data-data sekunder yang
terkait dengan Solar Cell

Survey lokasi Perencanaan Solar Cell di Pulau


Kawasan Mandeh ( Villa Paradiso Pulau
Cubadak ) Kab. Pesisir Selatan : lokasi,
pemanfaatan, kondisi/peta pencapaian, dan lain-lain

Perumusan masalah :
Merencanakan Pemakaian Pembangkit listrik
Tenaga Surya Dengan Menerapkan Pemakain Cell
Surya Pada Pulau Kawasan Mandeh Sebagai Alat
Alternatif yang Ramah Lingkungan

Analisis data

Laporan hasil penelitian

Selesai

Gambar 3.1 Bagian alur tahapan penelitian


III-4

Metodologi yang digunakan dalam penelitian skripsi ini antara lain adalah :
1. Studi Literatur
Yaitu cara menelaah, menggali, serta mengkaji teorema-teorema yang
mendukung dalam pemecahan masalah yang diteliti. Teorema-teorema tersebut
didapat baik dari jurnal ilmiah, hasil penelitian sebelumnya, maupun dari buku-
buku referensi yang mendukung penelitian ini. Selain itu, studi literatur
dilakukan untuk mendapatkan data-data yang diinginkan.
2. Mempelajari Literatur
Yaitu memahami teorema-teorema yang didapat dari jurnal ilmiah, hasil
penelitian sebelumnya, maupun buku-buku referensi yang mendukung
penelitian.
3. Observasi
Yaitu mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penelitian yang
didapatkan dari jurnal dan buku-buku tentang Solar Cell.
4. Diskusi
Yaitu melakukan konsultasi dan bimbingan dengan dosen di Jurusan
Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta.
5. Analisa
Yaitu melakukan perhitungan sesuai dengan kriteria Solar Cell di pulau
kawasan mandeh, Kab. Pesisir Selatan.
6. Membuat laporan
Yaitu menyusun data-data dari Solar Cell di pulau kawasan mandeh, Kab.
Pesisir Selatan dan membuat langkah kerja dari penelitian.

a. Perhitungan Dan Penentuan Komponen Solar Cell


1. Jumlah Modul Solar Cell Berdasarkan Beban
Beban listrik di asumsikan 909W, solar cell yang di pakai 350Wp
dapat berfungsi selama 6 jam sehari. sedangkan energy yang bisa terserap
Cuma 85% dari solar cell maka 0,85 x 350 = 297,5W untuk 1 modul solar
cell, sedangkan kebutuhan daya 909W,maka jumlah modul solar cell
909 : 297,5 = 3,05 unit = membutuhkan 4 unit solar cell.
III-5

Jika satu modul solar cell yang dipakai 350 Wp, maka diperlukan
jumlah modul sebanyak 4 unit x 4 = 16 unit. Bahwasanya 4 unit ini
berfungsi untuk 6 jam. Maka untuk 24 jam di butuhkan 16 unit modul
solar cell.
Rinciannya adalah, solar cell berfungsi dari jam 09.00 sampai 15.00
(6jam) dengan menggunakan 4 unit modul,sedangkan 12 lain nya
disimpan ke baterai untuk jikalau solar cell sudah tidak mendapatkan
sinar matahari.
Direncanakan solar cell mensuplai sebesar 100% dari energi
keseluruhan. Dengan rugi-rugi (losses) 15%, besar energi beban yang
mampu disuplai, diperoleh :

P = S.cosф
S = p/ cosф

Gambar 3.2 Kurva Estimasi Beban


III-6

2. Jumlah Baterai Berdasarkan Beban Terpasang


Satuan energi (dalam Wattjam) dikonversikan menjadi amper jam
yang sesuai dengan satuan kapasitas baterai. Sehingga kapasitas baterai
dapat dihitung, diperoleh :

Satuan hari untuk menyimpan dan menyalurkan energi ke beban


ditentukan satu hari, jadi baterai hanya menyimpan energi dan
menyalurkannya pada hari itu juga. Besarnya deep of discharge (DOD)
pada baterai adalah 80%. Kapasitas baterai yang dibutuhkan, diperoleh :

Cb =

Jumlah baterai yang di butuhkan =

3. Blok Diagram Perencanaan Sistem Photovoltaic


Blok diagram untuk sistem susunan photovoltaic yang di
rencanakan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Modul BCR Inverter Beban


Surya PV

Baterai

Gambar 3.3 Blok Diagram Sistem Photovoltaic

3.3. Deskripsi Sistem dan Analisis


III-7

Deskripsi dari penelitian, di identifikasi terlebih dahulu pemakaian


beban listrik pada motor listrik, sistem kelistrikannya, perangkat dari solar
cell yang digunakan. Setelah diperoleh beban total pompa air, kemudian
ditentukan jenis modul solar cell (Watt peak), jumlah modul solar cell dan
rangkaiannya, kapasitas baterai. Disamping itu, dianalisa pemakaian
energy dan biayanya
IV-1

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1. Biaya Penelitian


Rincian biaya penelitian yang mengacu pada kegiatan penelitian dapat dilihat
pada tabel rekapitulasi biaya dibawah ini :

Tabel 4.1 Rincian Perkiraan Biaya Penelitian

NO Uraian Kegiatan Volume Harga Biaya


Satuan
Bahan Habis
1 Kertas A4 2 Rim Rp. 30.000 Rp. 60.000
2 Alat tulis 5 Pcs Rp. 5.000 Rp. 25.000
3 Tinta printer refill 4 Pcs Rp. 60.000 Rp. 240.000
4 Biaya fotocopy - Rp. 50.000 Rp. 50.000
5 Biaya penjilitan proposal 5 Pcs Rp. 50.000 Rp. 250.000
& skripsi
6 Paket internet 4 Buah Rp. 100.000 Rp. 625.000
Invetaris
1 Laptop 1 Unit Rp. 5.500.000 Rp. 5.500.000
2 Printer 1 Unit Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
3 CD 5 Pcs Rp. 5.000 Rp. 25.000
4 Flashdisk 1 Pcs Rp. 100.000 Rp. 100.000
Biaya Operasional
1 Operasional Survey I 1 Orang Rp. 750.000 Rp. 750.000
2 Operasional Survey II 1 Orang Rp. 750.000 Rp. 750.000
Jumlah Rp. 8.980.000
IV-2

4.2. Jadwal Penelitian

N Jenis kegitan Juli Agustus Septembe Oktober Desembe


o r r

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1–2

1. Studi
literature

2. Penyusunan
proposal

3. Seminar
proposal

4. Survei,
perhitungan
dan analisa
data

5. Penulisan
la4poran
skripsi

6. Sidang skripsi
IV-3
DAFTAR PUSTAKA

1. Jaka,Hartuti dkk 2018. Diseminasi Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga


Surya Di Kawasan Pulau Cemara Sebagai Pulau Mandiri
Energi.bandung: Teknik Elektro Universitas Diponegoro
2. Kristiawan, Kumara dkk.2019. Potensi Pembangkit Listrik Tenaga
Surya Atap Gedung Sekolah di Kota Denpasar. Denpasar: Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
3. Aditya,Hendro (2018), kajian ekonomis energi listrik tenaga surya desa
tertinggal terpencil. Pontianak: Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin,
Universitas Muhammadiyah Pontianak
4. Rafael Sianipar (2014), Dasar Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya. Jakarta Barat:Jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti
5. Nurhadi, Mochammad, dkk (2017), Model Energi Pembangkit Listrik
Tenaga Surya di Pulau Giliyang Madura: Fakultas Teknik Kelautan,
Institut Teknologi Sepuluh November

Anda mungkin juga menyukai