Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No.

1, Februari 2021 41

Perancangan Energi Terbarukan Solar Panel Untuk Essential Load Dengan


Sistem Switch
1 1 1
Teten Haryanto , Henry Charles , dan Hadi Pranoto
1
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jakarta

E-mail: tetenharyanto0748@gmail.com

Abstrak Solar panel merupakan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang memanfaatkan sinar matahari
sebagai sumber energinya. Sumber Energi Matahari tersedia gratis di alam, termasuk di Indonesia
yang terletak didaerah khatulistiwa dengan potensi energi surya rata-rata 4,5 kWh/m per hari. Saat
ini masyarakat Indonesia menggunakan listrik yang sumbernya dari PLN. Apabila terjadi masalah
pada jaringan distribusi listrik PLN maka aliran listrik dirumah-rumah akan terputus. Pada saat aliran
listrik terputus tersebut terjadi setelah di breakdown kebutuhan yang paling penting adalah
penerangan dan charge alat komunikasi. Hal ini juga berlaku saat terjadi bencana alam seperti di Palu
28 September 2018, kondisi di lokasi pada malam hari gelap karena jaringan listrik dari PLN terputus
selama 4 hari. Pada penelitian sebelumnya solar panel digunakan sebagai lampu penerangan, pompa
aquarium, dan penerangan parkiran. Pada penelitian ini solar panel digunakan sebagai emergency
ketika sumber aliran listrik dari PLN mengalami masalah. Hasil yang didapat dari perancangan alat ini
adalah ketahanan batteray selama 12 jam dengan beban 2 buah lampu DC 5 watt dan 2 buah slot
untuk mencharge hp spesifikasi 5 volt. Ketika sumber listrik dari PLN terputus, maka akan segera
pindah ke sumber panel surya dengan waktu 01,43 detik.

Kata kunci: solar panel, energi surya, PLN, switch power.

Abstract The solar panel is a New Renewable Energy (EBT) that uses sunlight as its energy source.
Solar Energy Sources are available free in nature, including in Indonesia, which is located in the
equator with an average solar energy potential of 4.5 kWh / m per day. At present the people of
Indonesia use electricity from PLN. If there is a problem with the PLN electricity distribution network,
the electricity will be cut off at home. When the cut off occurs after the most important breakdown of
needs is the illumination and charge of the communication device. This also applies when natural
disasters occur, such as in Palu on September 28, 2018, the conditions at the site during the night are
dark because the electricity grid from PLN is cut off for 4 days. In previous studies solar panels were
used as lighting, aquarium pumps, and parking lighting. In this study solar panels were used as an
emergency when the source of electricity from the National Electric Company encountered a problem.
The results obtained from the design of this tool are the battery resistance for 12 hours with a load of 2
5 watt DC lights and 2 slots to charge a 5 volt specification cellphone. When the electricity source from
the PLN is cut off, it will immediately move to the source of the SOLAR panel with a time of 01.43 sec.

Keywords: solar panels, solar energy, PLN, switch power

1. PENDAHULUAN energi listrik pada beban, pengurangan rugi-rugi


daya (loses) di jaringan transmisi distribusi serta
Seiring dengan perkembangan zaman yang pemanfaatan energi terbarukan (Renewable
semakin modern dan canggih diikuti pula energy) di sekitar area beban, yang ramah
kebutuhan energi yang lebih besar untuk lingkungan (green energy) sebagai sumber energi
kepentingan manusia yang jumlahnya semakin listrik alternative [2].
bertambah. Salah satunya ialah energi listrik yang Pembangkit energi terbarukan yang
menjadi energi vital dalam kehidupan sehari-hari ketersediannya tidak menentu seperti tenaga
dan kebutuhan energi global dalam 30 tahun surya, tenaga angin, mikrohidro, ombak laut, dan
kedepan akan meningkat dua kali lipat dan pada pasang surut air laut masih kurang dimanfaatkan
40 tahun kedepan akan meningkat tiga kali lipat, [3].
setara dengan energi 20 miliar ton minyak bumi Dalam upaya pencarian sumber energi baru
atau bahan fosil saat ini [1]. sebaiknya memenuhi syarat yaitu menghasilkan
Produksi energi listrik berbahan bakar fosil, jumlah energi yang cukup besar, biaya ekonomis
telah menimbulkan dampak pemanasan global dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.
pada level yang sangat mengkhawatirkan, disertai Oleh karena itu pencarian tersebut diarahkan
kenaikan tarif dasar listrik yang sangat signifikan, pada pemanfaatan energi matahari baik secara
persoalan ini perlu mendapat perhatian serius oleh langsung maupun tidak langsung dengan
pemerintah dan pihak swasta untuk bersinergi menggunakan panel surya yang dapat merubah
mencari solusinya, seperti efisiensi pemakaian energi matahari menjadi energi listrik yang

ISSN 2549-2888
Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 1, Februari 2021 42

dinamakan Solar Cell. Teknologi Solar Cell telah charger controller berfungsi untuk
lama dikenal oleh manusia penangkap panas menghubungkan dan memutuskan arus dari panel
yang dibawa sinar matahari untuk diubah menjadi surya ke baterai secara otomatis dan juga
sumber energi listrik [4]. berfungsi untuk memutuskan aliran arus dari
Energi surya merupakan energi yang dapat baterai ke beban bila terjadi hubung singkat
dikonversikan menjadi energi listrik untuk ataupun beban yang berlebihan [4].
dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi Seperti telah dijelaskan di atas, Energi listrik
kebutuhan energi yang sangat diperlukan pada yang dihasilkan panel surya disimpan pada
masa-masa sekarang ini. Apalagi kita sadari baterai, untuk kemudian digunakan pada malam
bahwa negara Indonesia terletak pada daerah hari. Baterai pada sistem PLTS ini memegang
khatulistiwa yang kaya akan pancaran energi peranan penting karena menyangkut daya
matahari, sehingga kita dapat memanfaatkan tampung energi yang disimpan. Tentunya, baterai
kondisi tertentu untuk membangkitkan energi listrik untuk PLTS tidak sama dengan baterai pada
salah satunya melalui Solar Cell. [5] sistem otomotif. Namun begitu baterai untuk PLTS
saat ini sudah banyak tersedia di pasaran [7].
Panel Surya sebenarnya dapat langsung
digunakan tanpa diberi rangkaian solar charger
controller ataupun baterai, tetapi ini tidak
dilakukan karena dapat membebani kinerja dari
panel (akibat adanya beban yang berlebihan)
sehingga akan terjadi kerusakan yang fatal pada
panel surya tersebut. Selain itu solar charger
controller ini juga berfungsi untuk mengamankan
dari terjadinya kelebihan beban dari panel surya
sehingga panel surya tidak cepat rusak. [4]
Pembangkit Listrik Tenaga Surya terkesan
rumit, mahal dan sulit dioperasikan, bila
Gambar 1 Rumah menggunakan solar panel dibandingkan dengan teknologi konvensional
Diesel Engine Generator (Genset) maupun
Penerapan PLTS sebagai sumber energy menggunakan listrik PLN, karena sangat
alternative sangatlah tepat mengingat potensi tergantung pada kondisi cuaca dan harus di
energy surya rata-rata di Indonesia sangat baik, pasang Battery untuk kelangsungan power
yakni sekitar 4,5 kWh/m2 per hari ini setara supply.[2]
dengan 675Wh per hari yang dihasilkan oleh Harga-harga dari panel surya, aki, solar
modul sel surya kapasitas 100 Wp dengan luas charge control, dan inverter yang mahal membuat
permukaan 1 m2, dan konversi efisiensi sel 15%. masyarakat Indonesia belum memanfaatkan
Sel surya sebagai penghasil listrik DC (direct teknologi ini, dan belum adanya sosialisasi yang
current) dapat dimanfaatkan secara langsung gencar dari pemerintah untuk beralih atau
maupun harus dirubah dengan inverter untuk mengurangi beban listrik yang berasal dari fosil
menjadi arus AC.. membuat panel surya belum dilirik. Masyarakat
Pengembangan Energi pada tahun 1997 Indonesia masih menggunakan mesin genset
menurut Data Ditjen Listrik, kapasitas terpasang diesel sebagai system back up energinya apabila
listrik tenaga surya di Indonesia mencapai 0,88 terjadi aliran listrik PLN yang terputus. Mesin
MW dari potensi yang tersedia 1,2 x 109 MW [6]. diesel menggunakan sumber energi yang berasal
Keluaran dari panel surya ini sudah dapat dari fosil yang tidak dapat diperbaharui. Mesin
digunakan langsung ke beban yang memerlukan diesel juga menimbulkan gas yang berbahaya
sumber tegangan DC dengan konsumsi arus yang apabila diletakkan didalam rumah yang tidak ada
kecil. Agar energi listrik yang dihasilkan juga dapat ventilasi udaranya. Selain itu juga menimbulkan
digunakan pada kondisi – kondisi seperti pada suara bising yang dapat mengganggu
malam hari (kondisi saat panel surya tidak disinari kenyamanan tetangga disebelah rumah.
cahaya matahari), maka keluaran dari panel surya Penggunaan mesin Diesel berbahan bakar
ini harus di hubungkan ke sebuah media fosil untuk menghasilkan listrik akan terhambat
penyimpanan (storage). Dalam hal ini adalah ketika bencana. Distribusi supplay bahan bakan
baterai. Tetapi ini tidak langsung dihubungkan akan mengalami kendala karena jalan yang
begitu saja dari panel surya ke baterai, tetapi dilewati rusak. Pada saat terjadi bencana seperti
harus dihubungkan ke rangkaian solar charger bencana alam gempa dan tsunami yang terjadi di
controller, dimana didalam rangkaian tersebut Palu dan Donggala Pulau Sulawesi ,PLN
terdapat rangkaian pengisi Baterai otomatis membutuhkan waktu 4 hari untuk merecovery
(Automatic charger). Fungsi dari solar charger listrik dan itu baru sekitar 60%, kondisi tersebut
controller ini adalah untuk meregulasi tegangan menyebabkan kota padam pada malam harinya
keluaran dari panel surya dan mengatur arus yang dan komunikasi terputus.
masuk ke baterai secara otomatis. Selain itu solar Di sisi lain, kendala hasil Pemasangan panel

ISSN 2549-2888
Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 1, Februari 2021 43

surya yang tidak maksimal, hal ini disebabkan daya yang masuk ke baterai demi untuk
peletakan sudut dari panel surya yang tidak tepat, mengurangi stres pada aki tersebut. Alat
karena memang daya yang dihasilkan sangat pengecas PWM banyak terdapat di pasaran,
bergantung pada intensitas matahari yang harganya juga lebih murah, dan tersedia dalam
diterima oleh panel surya. Namun begitu, berbagai ukuran untuk aplikasi yang luas.
pemasangan panel surya, dengan sudut Keterbatasan kontroler PWM antara lain yaitu
kemiringan atau slope dan sudut azimut yang ukuran tegangan alat pengecas harus sesuai
tepat dapat memaksimalkan Intensitas radiasi dengan tegangan bank baterai, dan kapasitas
matahari yang diterima oleh panel surya [8,9]. alat PWM biasanya terbatas pada 60 amper
Pada penelitian sebelumnya energi solar (maksimum).
panel banyak dimanfaatkan untuk lampu
penerangan jalan, belum dibahas mengenai 2. MPPT
emergency load. Pada penelitian ini mengarah Maximum Power Point Tracking atau sering
pada pemanfaatan energy terbarukan solar panel disingkat dengan MPPT merupakan sebuah
yang digunakan apabila terjadi keadaan-keadaan sistem elektronik yang dioperasikan pada sebuah
darurat seperti misalnya gempa bumi, tsunami, panel photovoltaic (PV) sehingga panel
gangguan listrik dan kondisi darurat lainya. Pada photovoltaic bisa menghasilkan power
perancangan produk ini didapatkan ketahanan maksimum. Perlu diperhatikan, MPPT bukanlah
batteray solar panel tersebut selama 12 jam sebuah sistem tracking mekanik yang digunakan
penggunaan beban lampu DC 5 watt dan 2 buah untuk mengubah posisi modul terhadap posisi
slot pengisian alat komunikasi. Modul solar panel matahari sehingga mendapatkan energi
yang digunakan sebesar 20 Wp dan batteray yang maksimum matahari. MPPT benar-benar sebuah
dipakai 6 Ah. Perpindahan dari sumber listrik PLN sistem elektronik yang bisa menelusuri titik power
ke solar panel 01.43 detik. maksimum power yang bisa dikeluarkan oleh
sebuah panel PV. Mppt umumnya memiliki
Solar charge controller adalah peralatan keistimewaan yaitu tegangan input yang tinggi
elektronik yang digunakan untuk mengatur arus buat mencharge baterai baik 12v s/d 48v, bahkan
searah yang diisi ke baterai dan diambil dari sebagian controller mampu mencharge sampai
baterai ke beban. solar charge controller 60vdc. Harga memang mahal, akan tetapi
mengatur over charging (kelebihan pengisian – efesiensinya memang lebih baik. Mppt mampu
karena batere sudah ‘penuh’) dan kelebihan memanfaatkan kelebihan tegangan tersebut
Voltase dari panel surya/ solar cell. serta dikonversi sebagai arus/ampere yg tinggi
ke baterai, sedangkan di PWM sebab hari
mendung, walaupun tegangan tetap ada (bahkan
hampir sama atau tidak terdapat penurunan) tapi
ampere jauh lebih kecil.
Beberapa fungsi detail dari solar charge
controller adalah sebagai berikut:
1. Mengatur arus untuk pengisian ke
baterai.
Gambar 2 Solar charger controller 2. Menghindari overcharging dan
overvoltage. Arus yang dibebaskan/
Solar charge controller berfungsi untuk diambil dari baterai agar baterai tidak
menjaga keseimbangan energi di baterai dengan 'full discharge', dan overloading.
cara mengatur tegangan maksimum dan minimal 3. Monitoring temperatur baterai
dari baterai tersebut, alat ini juga berfungsi untuk
memberikan pengamanan terhadap sistem yaitu: Untuk membeli solar charge controller yang
Proteksi terhadap pengisian berlebih (over harus diperhatikan adalah:
charge) di baterai, proteksi terhadap pemakaian 1. Voltage 12 Volt DC / 24 Volt DC 2.
berlebih (over discharge) oleh beban, mencegah 2. Kemampuan (dalam arus searah) dari
terjadinya arus balik ke modul surya, melindungi controller. Misalnya 5 Ampere, 6
terhadap terjadinya hubungan. Macam-macam Ampere, 10 Ampere, dsb.
solar charger controller yang ada dipasaran : 3. Full charge dan low voltage cut
1. PWM Charge controller biasanya terdiri dari 1 input
Charge controller PWM (Pulse Width dengan 2 terminal yang terhubung dengan output
Modulation) adalah alat pengontrol pengisian panel sel surya, 1 output dengan 2 terminal yang
yang berfungsi mengecas aki dari panel surya terhubung dengan baterai/aki dan 1 output
dengan mengunakan modulasi pulsa untuk dengan 2 terminal yang terhubung dengan
mengendalikan keberlangsungan pengisian. beban. Arus listrik DC yang berasal dari baterai
Ketika aki mendekati kondisi terisi penuh, alat tidak mungkin masuk ke panel sel surya karena
PWM akan perlahan-lahan menurunkan jumlah biasanya ada dioda protection yang hanya

ISSN 2549-2888
Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 1, Februari 2021 44

melewatkan arus listrik DC dari panel sel surya


ke baterai bukan sebaliknya. [5] Pengambilan data dilakukan dengan cara
Seperti yang telah disebutkan, solar charge melakukan pengukuran pada terminal-terminal
controller yang baik biasanya mempunyai keluaran panel surya. Untuk mendapatkan
kemampuan mendeteksi kapasitas baterai. tegangan keluaran panel surya pengukuran nya
Baterai yang sudah penuh terisi maka secara dilakukan pada input PWM dengan menggunakan
otomatis pengisian arus dari panel sel surya multimeter yang terhubung secara paralel pada
berhenti. Cara deteksi adalah melalui monitor keluaran terminal positif ( + ) dan terhadap
level tegangan baterai. Charge controller akan terminal negatifnya ( - ), sementara untuk
mengisi baterai sampai level tegangan tertentu, melakukan pengambilan arus keluaran dari panel
kemudian apabila level tegangan turun, maka surya dengan cara langsung menghubungkan alat
baterai akan diisi kembali. Charge controller ukur multimeter dan beban load secara seri
memiliki 2 operasi kerja, yaitu charging mode dan terhadap terminal positif ( + ) keluaran panel
operation mode. Charging mode merupakan surya.
suatu mode kerja charge controller saat Untuk pengukuran intensitas cahaya matahari
pengisian baterai. Umumnya baterai diisi dengan pengukuran dilakukan diluar rangkaian atau
metode three stage charging yaitu: terpisah dari rangkaian pengukuran yaitu dengan
1. Fase bulk: yaitu baterai akan diisi sesuai langsung mengukur intensitas cahaya matahari
dengan tegangan setup dan arus diambil secara dengan menggunakan alat ukur lux meter atau
maksimum dari panel surya. Umumnya tegangan soladimeter.
setup bulk adalah 14,4V sampai 14,6V. Pada
saat baterai sudah pada tegangan setup bulk 2.3 Bahan dan Peralatan
dimulailah fase absorption.
2. Fase absoprtion: pada fase ini, tegangan Bahan yang digunakan sebagai berikut:
baterai akan dijaga sesuai dengan tegangan
bulk, sampai tegangan solar charge controller 1. Satu buah panel surya 20 Wp
tercapai, arus yang dialirkan akan menurun 2. Solar Charge Controller 10 A
sampai tercapai kapasitas dari baterai. 3. Penghantar (kabel)
3. Fase float: baterai akan dijaga pada 4. Baterai (Accu) 7 Ah
tegangan float setting (umumnya 13,4V sampai 5. Lampu DC 5 Watt
13,7V). Beban yang terhubung ke baterai dapat 6. Box Panel
menggunakan arus maksimum dari panel surya 7. Rellay
pada tahapan ini. 8. Power Supplay
Operation mode adalah kondisi baterai saat
menyuplai beban. Apabila ada overdischarge Alat yang digunakan pada penilitian sebagai
atau overload, maka baterai akan dilepaskan dari berikut:
beban. Hal ini berguna untuk mencegah 1. Tang potong
kerusakan dari baterai. Untuk menentukan 2. AVO meter
kapasitas arus pada charge controller 3. Alat pengukur intensitas cahaya atau Lux
mengunakan persamaan [10] sebagai berikut : meter
4. Test pen
5. Obeng minus

2.4 Diagram Alir


Keterangan :
Vs = tegangan yang digunakan Dalam perancangan pembuatan alat ini,
Pmax = daya yang dibangkitkan menggunakan diagram alir untuk menetukan
panel surya. langkah-langkah kerja seperti diperlihatkan pada
gambar . langkah-langkah tersebut yang penulis
2. METODE PENELITIAN lakukan dalam jurnal tersebut.
Untuk menentukan pemakaian alat dan
2.1 Jadwal Penelitian bahan yang tepat dalam penggunaan solar panel
sebagai sumber energi maka hal yang utama
Pada perancangan energi terbarukan solar harus diperhatikan adalah beban yang
panel untuk emergency load dengan system ditanggung oleh solar panel.
switch ini dilakukan penelitian alat selama 3 hari.
Tempat penelitian dilakukan di Perum Grand
Tamansari Residence Blok G6 no 18 Kelurahan
Tamansari Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi
Jawa Barat Indonesia.

2.2 Pengambilan data

ISSN 2549-2888
Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 1, Februari 2021 45

DIAGRAM ALIR Modul surya (wp) =

= 16 watt peak

Jadi kita pilih dipasaran yang ada adalah 20 Wp

Jumlah modul surya panel = modul surya x lama


penyerapan dibagi total beban

= 1.25
Digenapkan menjadi 1 buah modul panel surya
dengan spesifikasi 20 Wp

3.2 Menetukan Batterey

Untuk menentukan batterey yang digunakan


maka harus menghitung total arus terlebih
dahulu, dengan rumus sebagai berikut :

Total arus (Ah) = energi (Wh)/tegangan


system(V)
Gambar 3. Flowchart
= 80 Wh / 12 Volt = 8.3 Ah
Beban dari alat yang akan dibuat diantaranya
adalah :
3.3 Menentukan solar charger controller dan
power supplay
- 1 buah lampu 5 watt nyala selama 12
Untuk menentukan solar charger controller
jam
dperlukan spek diatasnya agar tidak down ketika
Beban lampu = 5 watt x 12 hour
dipakai. Rumus untuk menentukan charger
= 60 Wh
controller adalah sebagai berikut :
- 2 buah Load charger 2 A
I = beban total / voltase
Rumus mencari daya, P = V x I
= 80 Wh / 12 volt
5 Volt x 2 A = 10 VA
= 6.6 A
= 10 watt
Jadi kita pilih spek solar charger control diatas
Lama pengecasan sampai penuh 2 jam
6.6 A yang ada dipasaran yaitu 10 A. perhitungan
Beban Charger HP = 10 watt x 2 hour
ini juga dipakai untuk menentukan power supplay
= 20 Wh
yang dipakai yaitu dengan input 220 V outputnya
12 Volt 10 Aampere.
3. Hasil dan Pembahasan
3.4 Gambar desain pengawatan
3.1 Perhitungan pemilihan Solar Panel
Untuk memudahkan pekerjaan dalam
Setelah mengetahui beban yang ditanggung
pengawatan alat tersebut maka dibuatlah gambar
oleh solar panel maka kita dapat menghitungnya
wiring dari alat yang dibuat. Gambar ini dibuat
dengan menggunakan persamaan sebagai
sebagai acuan pengawatan dan dalam rangka
berikut :
maintenance dari alat ini jika sudah dipakai.
Gambar desain pengawatan tersebut adalah
sebagai berikut :

ISSN 2549-2888
Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 1, Februari 2021 46

dipastikan solar panel akan tersinari secara


sempurna dan tidak adanya gangguan cuaca.
Hasil dari pengujian ditampilkan pada tabel
dibawah ini.

Tabel 1. Data Pengujian Hari pertama


Data Pengujian hari Pertama
Pukul cuaca Intensitas Panel Aki Load

06.00 11,4V 11,1V 11,1V


mendung 1326
WIB 0,04A 0,02A 0,02A

08.00 12,5V 12,4V 12,4V


cerah 37000
WIB 0,13A 0,11A 0,11A

10.00 17,7V 14,6V 14,6V


cerah 79850
WIB 0,31A 0.22A 0.22A

19,6V 14,6V 14,6V


12.00
berawan 46830
WIB 0,55A 0,25A 0,26A

14.00 13,1V 13,1V 13,1V


hujan 376
WIB 0,13A 0,13A 0,13A

16.00 13,0V 12,9V 12,9V


berawan 619
WIB 0,09A 0,12A 0,12A

18.00 0,2V 12,9V 12,9V


Gambar 4. Diagram pengawatan gelap 17
WIB 0A 0.11A 0.11A
3.5 Metode Analisa Data
Pada penelitian dihari pertama cuaca
Data-data yang telah didapat dari observasi, berubah-ubah yang ditunjukan dengan naik
pengamatan dan pengukuran secara langsung turunnya hasil pengukuran lux meter. Pengukuran
selanjutnya dianalisis. Adapun teknik pengolahan dilakukan pada out put solar panel, aki dan beban
datanya adalah sebagai berikut: load. Intensitas, tegangan dan arus yang menjadi
1. Data intensitas cahaya matahari diambil focus pengukuran. Dari data diatas ketika terjadi
rata- ratanya setelah dilakukan beberapa kenaikan pada intensitas cahaya maka tegangan
kali pengukuran pada saat hari cerah, dan arus juga akan meningkat pada out put solar
berawan, dan mendung. panel, dan saat intensitas turun maka akan terjadi
2. Data dari tegangan yang dihasilkan oleh penurunan juga pada tegangan dan out putnya.
panel surya 20 WP diambil rata-ratanya. Rata-rata Intensitas cahaya pada hari pertama
Setelah dilakukan beberapa kali yaitu :
pengukuran, kemudian diperoleh
kesimpulan tentang jumlah tegangan
yang dihasilkan oleh panel surya.
3. Mempersentasikan jumlah data yang
didapat setelah melakukan penelitian dan =
analisa.
4. Memberi gambaran tentang hasil
pengukuran arus, tegangan dan intensitas =
cahaya matahari dalam bentuk grafik.

3.6 Hasil Dan Pembahasan Rata- rata tegangan pada hari pertama yaitu
sebesar :
Penelitian Pertama

Pengujian pertama dilakukan pada hari Senin Tegangan ( V ) =


3 Desember 2018. Penelitian ini dilakukan pada
musim hujan agar dapat diketahui tingkat
kehandalan dari alat yang dibuat. Jika penelitian v
dilakukan pada saat musim kemarau maka sudah

ISSN 2549-2888
Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 1, Februari 2021 47

v v
Intensitas cahaya terendah pada jam 18.00
WIB yaitu sebesar 17 lux dengan hasil output Tabel 2. Data pengujian hari kedua
pada panel surya 0,2 Volt dan arusnya sebesar 0 Data Pengujian hari Ke Dua
A. Artinya pada jam 18.00 WIB alat ini tidak
Pukul cuaca Intensitas Panel Aki Load
melakukan pengisian terhadap batterey karena
arusnya 0 A. 16.7V 14.5V 14.5V
06.00
Intensitas cahaya tertinggi pada jam 10.00 cerah 3942
WIB 0.22A 0.21A 0.21A
WIB yaitu sebesar 79850 lux dan tegangan yang
dihasilkan oleh solar panel sebesar 19,6 V dan 18.5V 14.5V 14.5V
08.00
arusnya sebesar 0,55 A. mendung 1466
WIB 0.21A 0.21A 0,21A
Pengaruh intensitas cahaya terhadap
tegangan out put yang dihasilkan oleh solar panel 19.0V 14.6V 14.6V
10.00
dengan kapasitas 20 WP pada penelitian pertama mendung 29020
WIB 0.33A 0.22A 0.22A
ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
12.00 19.5V 14.6V 14.6V
cerah 76150
WIB 0.41A 0.22A 0.22A

14.00 15.4V 14.4V 14.4V


hujan 1787
WIB
0.16A 0.17A 0.17A

12.6V 12.7V 12.7V


16.00
mendung 6783
WIB 0.14A 0.15A 0.15A

18.00 0.15V 12.9V 12.9V


gelap 32
WIB 0A 0.14A 0.14A

Rata-rata Intensitas cahaya pada hari kedua


yaitu :
Gambar 5 Pengaruh intensitas cahaya terhadap
tegangan

Dari grafik pada gambar 5 diatas terjadi


kenaikan intensitas yang ditunjukan dengan garis =
warna merah terjadi dari pukul 06.00 WIB sampai
titik puncak pada pukul 10.00 WIB. Ketika
intensitas menanjak naik tegangan juga naik dari =
pukul 06.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB dan
beranjak turun dipukul 12.00 WIB karena cuaca
hujan. Pada saat terjadi hujan ini meskipun
intensitas menurun drastis tetapi tegangan output
tidak turun secara drastis yang ditunjukan pada
pukul 14.00 WIB dan pukul 16.00 WIB baru pada Rata- rata tegangan pada hari kedua yaitu
saat langit mulai gelap yang artinya intensitas sebesar:
cahaya benar-benar kecil tegangan turun drastis.
Tegangan ( V ) =
Dari data pengujian alat dapat dilihat bahwa
tegangan keluaran dari panel surya sekitar 0,2 V –
19,6 V. Namun tegangan keluaran dari solar
charger controller lebih stabil yaitu 13,08 Volt. v
Penelitian hari kedua
Pada penelitian kedua dilakukan pada tanggal v
4 Desember 2018 hari Selasa. Hasil dari v
penelitian di hari yang kedua ditunjukan pada Rata-rata arus dari solar panel adalah sebagai
tabel 4.2. berikut:
Pada penelitian dihari kedua cuaca masih
berubah-ubah yang ditunjukan dengan naik
turunnya hasil pengukuran lux meter. Selanjutnya Arus (I)
diambil rata-rata dari data tersebut.

ISSN 2549-2888
Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 1, Februari 2021 48

intensitas cahaya turun dari angka 3942 lux


menjadi 1466 lux, karena cuaca yang mendung
tetapi tegangan dari surya panel naik dari angka
A 16.7 volt menjadi 18.5 Volt. Selanjutnya pada
Pengaruh intensitas cahaya terhadap pukul 10.00 WIB intensitas cahaya matahari mulai
tegangan out put yang dihasilkan oleh solar panel naik sampai pada titik puncaknya di jama 12.00
dengan kapasitas 20 WP pada penelitian pertama WIB dengan cuaca yang cerah.
ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Intensitas cahaya terendah pada jam 18.00
WIB yaitu sebesar 32 lux dengan hasil output
pada panel surya 0,15 Volt dan arusnya sebesar 0
A. Artinya pada jam 18.00 WIB alat ini tidak
melakukan pengisian terhadap batterey karena
arusnya 0 A.
Intensitas cahaya tertinggi pada jam 12.00
WIB yaitu sebesar 76150 lux dan tegangan yang
dihasilkan oleh solar panel sebesar 19,5 V dan
arusnya sebesar 0,41 A.

Penelitian hari ketiga


Pada penelitian ketiga dilakukan pada tanggal
5 Desember 2018 hari Rabu. Hasil dari penelitian
di hari yang ketiga ditunjukan pada tabel dibawah
ini.
Pada penelitian dihari kedua cuaca masih
berubah-ubah yang ditunjukan dengan naik
turunnya hasil pengukuran lux meter. Selanjutnya
diambil rata-rata dari data tersebut.
Gambar 6. Grafik Pengaruh Intensitas terhadap Rata-rata Intensitas cahaya pada hari kedua
tegangan yaitu :
Tabel 3. Data pengujian hari ketiga

Data Pengujian hari Ke Tiga


Pukul cuaca Intensitas Panel Aki Load
=
06.00 13.3V 13.3V 13.3V
cerah 3930
WIB 0.14A 0.15A 0.15A
=
08.00 19.3V 14.6V 14.6V
berawan 23960
WIB 0.30A 0.22A 0,22A

10.00 19.0V 14.6V 14.6V


berawan 34080
WIB 0.36A 0.21A 0.21A Rata- rata tegangan pada hari kedua yaitu
19.2V 14.7V 14.7V
sebesar:
12.00
cerah 40170
WIB 0.42A 0.21A 0.21A Tegangan ( V ) =

14.00 19.4V 14.7V 14.7V


cerah 62410
WIB
0.42A 0.22A 0.23A v
16.00 19.4V 14.6V 14.6V
WIB
mendung 9376 v
0.19A 0.17A 0.17A

0.15V 12.9V 12.9V


18.00
gelap 32 v
WIB 0A 0.14A 0.14A
Keadaan ini sama setiap jamnya, ini terjadi
karena didalam solar charger controller terdapat
rangkaian pengatur tegangan dan arus oleh
karena itu pengisian baterai pada setiap jamnya
akan selalu stabil sehingga pengisian muatan
Dari gambar grafik diatas pada pukul 08.00 WIB yang berlebihan (over charging) tidak akan terjadi.
Jadi walaupun panel surya menghasilkan

ISSN 2549-2888
Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 1, Februari 2021 49

tegangan nominal 19,6V maka tegangan berpengaruh terhadap kemampuan


pengisian baterai stabil yaitu sekitar 12,5 V. Ini penyerapan energi dan listrik yang
bertujuan agar baterai tidak cepat rusak, dihasilkan.
dibandingkan apabila panel surya langsung 3. Dalam perancangan energi solar panel perlu
dihubungkan ke baterai tanpa melewati solar diperhitungkan dalam pemilihan-pemilihan
charger controller. komponen yang tepat agar alat dapat terjaga
Proses pengisian sangat tergantung kondisi keawetan dan pemeliharaan nya.
tingkat kecerahan. Jika panel surya mendapatkan 4. Belilah lampu DC yang bagus meskipun
sinar matahari pada cuaca yang sangat terik, dipasaran harganya lebih mahal
maka tegangan dan arus yang didapat akan besar dibandingkan dengan lampu-lampu DC yang
dan cepat diterima. Sebaliknya, jika cuaca biasa, karena akan mempengaruhi terangnya
mendung atau panel surya kurang mendapatkan ruangan yang disinari.
sinar matahari, maka tegangan dan arus yang 5. Dengan kapasitas SCC yang lebih tinggi dan
didapat selama proses pengisian baterai akan kapasitas power supplay yang diatas beban,
menurun dan lambat. Namun arus dan tegangan jika ingin meningkatkan kapasitas dari alat ini
yang didistribusikan untuk mengisi baterai sangat tinggal menaikkan kapasitas batteray dan
stabil dan diatur oleh solar charger controller yaitu modul solar panel.
hanya sebesar 13,7 V dan arusnya sebesar 1,5 A.
Namun setiap hari tentu berbeda cuacanya dan DAFTAR PUSTAKA
sangat mempengaruhi daya yang dihasilkan. Jika [1] A. Y. Dewi, D. Teknik, E. Fakultas, T.
tegangan pada batere sudah mencapai tegangan Industri, and I. Teknologi, “Pemanfaatan
maksimum, yaitu sekitar 14 V maka secara energi surya sebagai suplai cadangan
otomatis arus yang mengalir ke batere akan pada laboratorium elektro dasar di institut
berhenti sehingga kemungkinan terjadinya teknologi padang,” vol. 2, no. 3, pp. 20–
pengisian yang berlebihan (over charging) tidak 28.
akan terjadi. Sebaiknya sebelum melakukan [2] J. Heri and S. T. Mt, “PENGUJIAN
pengisian baterai, lebih baik dilakukan SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK
pengosongan baterai terlebih dahulu untuk kinerja TENAGA SURYA SOLAR CELL
pengisian. KAPASITAS 50WP,” pp. 47–55, 1954.
[3] Dahono (2008). Sistem Kelistrikan DC,
4. KESIMPULAN DAN SARAN www.dahonowordprees.com
[4] Safrizal, “RANCANGAN PANEL SURYA
4.1 Kesimpulan SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK
1. Intensitas cayaha yang masuk dan terserap Jurnal DISPROTEK,” vol. 8, pp. 75–81,
oleh panel surya setiap waktu selalu 2017.
berubah-ubah,umumnya intensitas cahaya [5] R. Alfanz et al., “Rancang Bangun
matahari pada pagi dan sore hari rendah. Penyedia Energi Listrik Tenaga Hibrida (
Intensitas cahaya matahari pada pagi hari PLTS- PLTB-PLN ) Untuk Membantu
dalam kondisi cerah adalah 37000 lux pada Pasokan Listrik Rumah Tinggal,” Setrum,
jam 08:00 sedangkan disore hari jam 16:00 vol. 4, no. 2, pp. 34–42, 2015.
sebesar 619 lux. [6] Widodo, D. A., Suryono, Tatyantoro, &
2. Sumber daya energi dari alat ini dapat Tugino (2010). Pemberdayaan Energi
berpindah dengan waktu kurang dari 2 detik Matahari sebagai Energi Listrik Lampu
yaitu sebesar 01.43 det. Artinya apabila Pengatur Lalu Lintas. Jurnal Sains dan
listrik sumber dari PLN mengalami masalah Teknologi (Sainteknol), 8(2), 67–72.
maka alat ini akan secara otomatis https://doi.org/10.15294/sainteknol.v8i2.3
memindahkan arus sumber ke solar panel 24
yang tersimpan energinya didalam batterey. [7] Diantari, R. A., Erlina, & Widyastuti, C.
(2017). Studi penyimpanan energi pada
4.2 Saran baterai PLTS. Energi & Kelistrikan, 9(2),
1. Pada perancangan Energi Terbarukan solar 120-125.
panel untuk essential load dengan system https://doi.org/10.33322/energi.v9i2.48
switch ini perlu dikembangkan lagi dengan [8] Pangestuningtyas, D. L., Hermawan, H., &
menggunakan sensor cahaya agar input Karnoto, K. (2014). Analisis pengaruh
system switch dari listrik PLN tidak standby sudut kemiringan panel surya terhadap
terus, sehingga alat ini benar-benar optimal radiasi matahari yang diterima oleh panel
dalam pemanfaatan energi suryanya. surya tipe larik tetap. Transient: Jurnal
2. Untuk penggunaan panel surya pada daerah Ilmiah Teknik Elektro, 2(4), 930-937.
tertentu diperlukan data pengukuran di https://doi.org/10.14710/transient.2.4.930-
daerah tersebut terlebih dahulu, dikarenakan 937
pada daerah tertentu memiliki perbedaan [9] Tamimi, S., Indrasari, W., & Iswanto, B. H.
lama penyinaran matahari yang sangat (2016). Optimasi sudut kemiringan panel

ISSN 2549-2888
Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 1, Februari 2021 50

surya pada prototipe sistem penjejak


matahari aktif. Prosiding Seminar
Nasional Fisika (E-Journal), 5, SNF2016-
CIP. https://doi.org/10.21009/0305020111
[10] Suriadi & Syukri, M. (2010). Perencanaan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Terpadu menggunakan software PVSYST
pada komplek perumahan di Banda Aceh.
Jurnal Rekayasa Elektrika, 9(2), 77-80.

ISSN 2549-2888

Anda mungkin juga menyukai