Anda di halaman 1dari 7

KOMPONEN REAKTOR NUKLIR

Paper Halaqoh
Disajikan pada tanggal 7 September 2023

Pengasuh:
Prof. Dr. Kyai H. Achmad Mudlor, SH.

Disusun Oleh:
Risma Nailul Amalia
Mahasiswi Semester IX
Progam Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

Halaqoh Ilmiah
LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR MALANG
September 2023
A. PENDAHULUAN
Krisis energi merupakan isu lingkungan yang sedang dihadapi oleh
negara-negara di dunia. Pasalnya sumber energi lisrik terbesar yang banyak
digunakan di banyak negara adalah batubara dan gas alam. Sektor pembangkit
listrik merupakan konsumen batubara terbesar di Indonesia. Total penggunaan
listrik di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 284 TWh dengan penggunaan
batubara sebanyak 160 TWh atau sekitar 56% penggunaan dan sisanya adalah gas
alam, air, minyak, panas bumi, angin, dan biogas (Wijaya et al., 2021). Batubara
tergolong energi tidak terbarukan karena terbentuk dari proses geologi selama
puluhan hingga ratusan tahun yang suatu saat nanti semakin menipis. Selain itu,
proses pembakaran batubara menyebabkan pencemaran emisi karbon yang
memicu pemanasan global. Energi terbarukan menjadi jawaban dari persoalan
tersebut.
Energi terbarukan merupakan sumber energi yang tersedia di alam dalam
jumlah melimpah dan tidak akan habis karena terbentuk dari proses alami yang
berkelanjutan. Energi terbarukan yang banyak digunakan adalah energi surya,
angin, dan air. Namun dalam pemanfaatannya tidak dapat menghasilkan daya
yang besar sehingga diperlukan sumber energi terbarukan lainnya yang memiliki
potensi energi yang lebih besar. Selanjutnya ditemukanlah nuklir yang dinilai
ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi karbon dan dapat
menghasilkan sumber energi yang besar serta diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan energi di masa mendatang.
Nuklir telah dimanfaatkan di beberapa negara di dunia seperti Jepang,
Korea Selatan, India, dan lain-lain. Dalam setengah abad terakhir terhitung
sebanyak 30 negara telah menggunakan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir). Pengembangan PLTN di Indonesia mendapat banyak pro dan kontra dari
masyarakat sehingga sampai saat ini pembangunannya belum dapat terlaksana
(Herawati dan Sudagung, 2020). Masyarakat umumnya menganggap bahwa
nuklir berbahaya karena melihat berita mengenai nuklir seperti pemboman
senjata nuklir di Hiroshima dan Nagasaki serta berita bahaya radiasi yang
dihasilkan oleh nuklir. Namun tidak sedikit juga masyarakat yang berpikir bahwa
nuklir memiliki potensi yang besar dalam pemenuhan kebutuhan energi.
Pengembangan PLTN memerlukan persiapan yang matang baik dari SDM
maupun sarana dan prasarananya. Salah satunya adalah reaktor nuklir yang
merupakan tempat mereaksikan senyawa-senyawa untuk menghasilkan nuklir.
Dalam halaqoh kali ini akan dijelaskan mengenai komponen apa saja yang
terdapat didalam reaktor nuklir.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Reaktor Nuklir
Reaktor nuklir diartikan sebagai tempat terjadinya reaksi berantai nuklir
yang terkendali (sustainable chain reaction). Secara umum, energi nuklir dapat
dihasilkan melalui dua mekanisme, yaitu fisi (pembelahan atom) dan fusi
(penggabungan atom). Dalam reaktor nuklir, sebuah inti atom seperti uranium
dapat terbelah menjadi dua fragmen. Melalui proses ini dihasilkan energi panas
yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan energi. Selain itu, dalam reaktor
ini juga dihasilkan neutron yang bisa digunakan untuk memproduksi isotop dan
untuk penelitian (Aziz et al., 2021). Di seluruh dunia ada sekitar 6 tipe reaktor fisi
nuklir yaitu reaktor air mendidih (Boiling Water Reactor/BWR), reaktor air
bertekanan tinggi (Pressurized Water Reactor/PWR), Reaktor Berpendingin Gas
Suhu Tinggi (High-Temperature Gas-Cooled Reactor/HTGCR), reaktor Uranium
Deutrium Kanada (Canadian Deuterium Uranium Reactor/CDUR), reaktor
Breeder Cepat Logam Cair (Liquid Metal Fast Breeder Reactor/LMFBR), dan
reaktor RBMK (Damanik, 2011).
Berdasarkan tujuan pemanfaatannya, reaktor nuklir dibagi menjadi dua,
yaitu reaktor penelitian dan reaktor daya. Reaktor penelitian dibuat untuk tujuan
penelitian dan pelatihan operator. Sedangkan reaktor daya dibangun untuk
menghasilkan daya atau tenaga seperti listrik. Reaktor nuklir dirancang untuk
mempertahankan reaksi berantai yang menghasilkan aliran neutron stabil yang
dihasilkan oleh fisi inti atom (Aziz et al., 2021).
2. Komponen Reaktor Nuklir
Secara umum, komponen reaktor nuklir adalah sebagai berikut.
a. Elemen Bahan Bakar
Reaktor nuklir yang pertama dirancang oleh Enrico Fermi dan teman-
temannya pada tahun 1942. Reaktor nuklir pertama tersebut
menggunakan bahan bakar Uranium alamiah. Pembelahan uranium
mengalami kendala karena keberadaan beberapa isotop Uranium yaitu
, , dan yang memiliki tampang lintang reaksi fisi
nuklir dan tampang lintang reaksi tangkapan yang berbeda-beda
ketika inti isotop tersebut diinduksi oleh neutron termal (Damanik,
2011). Terdapat dua neutron dalam reaktor nuklir yaitu neutron cepat
(memiliki energi sebesar 2 MeV) dan neutron termal (memiliki energi
sebesar 0,025 eV). Selain Uranium, Plutonium juga banyak digunakan
sebagai bahan bakar reaktor nuklir.
b. Moderator
Moderator merupakan suatu komponen yang terletak di dekat tempat
bahan bakar yang berfungsi untuk memperlambat neutron cepat
sehingga menjadi neutron termal tanpa menangkap neutron tersebut.
Proses perlambatan neutron diikuti oleh tumbukan-tumbukan dengan
partikel lain yang memiliki massa sama. Contohnya hidrogen dapat
bergabung dengan neutron membentuk deutron sehingga hidrogen
tidak cocok digunakan sebagai moderator. Bahan yang sering
digunakan sebagai moderator adalah air berat (D2O) dan karbon dalam
bentuk grafit.
c. Batang Kendali (Control Rods)
Seperti namanya, batang kendali berfungsi sebagai pengendali laju
reaksi fisi nuklir. Bahan yang cocok digunakan sebagai batang kendali
adalah kadmium, boron, perak, dan hafnium yang mampu menyerap
banyak neutron tanpa membelah diri. Pada keadaan normal, batang
kendali yang masuk ke dalam bahan bakar hanya setengah bagian
saja, sedangkan pada keadaan darurat seluruh batang kendali
dimasukkan sehingga semua neutron yang dihasilkan dari fisi nuklir
diserap oleh batang kendali dan reaksi berantai akan berhenti
(Damanik, 2011).
Gambar 1. Inti Reaktor dengan Batang Kendali

Gambar 2. Reaktor Air Bertekanan Tinggi (Pressurized Water


Reactor/PWR) (Damanik, 2011)
d. Pendingin (Coolant)
Bagian ini berperan untuk memindahkan panas dalam jumlah besar
dari bahan bakar. Pada umumnya pendingin dan moderator
menggunakan bahan yang sama (Susanti et al, 2023).
e. Reflector
Bagian ini merupakan wilayah tanpa bahan bakar di sekitar inti
reaktor yang berfungsi menyebarkan neutron yang bocor sehingga
neutron dapat kembali ke inti reaktor dan melakukan reaksi fisi.
f. Bahan Pelindung (Shielding)
Seperti namanya, bagian ini berfungsi untuk melindungi dari radiasi
berbahaya yang dipancarkan oleh bahan radioaktof seperti uranium
dan plutonium. Bahan pelindung harus dibuat dengan ketebalan yang
cukup untuk memenuhi standar keamanan.

C. Kesimpulan
Pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi terbarukan memberi peluang
bagi dunia untuk mendapatkan sumber energi yang bebas emisi karbon dan dapat
menghasilkan sumber energi yang lebih besar. Nuklir telah dimanfaatkan di
beberapa negara di dunia seperti Jepang, Korea Selatan, India, dan lain-lain.
Pemanfaatan nuklir di Indonesia belum dapat terlaksana karena banyak kontra
dari masyarakat yang tidak setuju dengan pembangunan PLTN di Indonesia
karena dinilai membawa resiko ancaman yang besar. Pemanfaatan nuklir sebagai
sumber energi listrik dilakukan di sebuat reaktor nuklir yang merupakan tempat
direaksikannya atom-atom untuk menghasilkan nuklir. Dalam reaktor nuklir
tersebut melibatkan beberapa komponen-komponen penting yaitu elemen bahan
bakar, moderator, batang pengendali (control rods), pendingin (coolant),
reflector, dan bahan pelindung (shielding).
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, F., Mardiyanto, Rivai, A.K. 2021. PLTN dan Riset Material Reaktor Maju.
Deepublish. Yogyakarta.
Damanik, Asan. 2011. Fisika Energi. Sanata Dharma University Press.
Herawati, N., A.D. Sudagung. 2020. Persepsi Masyarakat dan Potensi Public
Acceptance Terkait Wacana Pembangunan PLTN di Kabupaten
Bengkayang. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir. 22 (2): 111.
Susanti, H., Sriyana, M.S. Bahari, Fepriadi, M.D. Birmano, D. Priambodo,
Y.D.Anggoro, Suparman, A.C. Lesmana, A. Aryanto. 2023. Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia: Upaya Berkelanjutan Menuju Net Zero
Emission. Unisma Press. Malang.
Wijaya, A.I., Ariana, P., Hidayah, R.R. 2021. Persepsi dan Kesiapan Masyarakat
Terhadap Potensi Nuklir sebagai Pembangkit Litrik. Jurnal PRISMA
FISIKA. 9 (3): 228 – 233.

Anda mungkin juga menyukai