Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL

INOVATION PROJECT
PERTAMINA RU V

INOVASI TURBIN ANGIN VERTIKAL SEBAGAI


ALTERNATIF SUMBER ENERGI TERBARUKAN DI
BALIKPAPAN

Diusulkan oleh:

Arif Hidayat, 07171011


Agung Chandra Maulana, 07171002
Dityo Eka Widodo, 07171022
Fahmi Nur Ahmadian, 07171028

INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN


BALIKPAPAN
2021
1. Judul Proposal : Rancangan Turbin Angin Vertikal Sebagai
Alternatif Sumber Energi Terbarukan
Balikpapan
2. Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Arif Hidayat
b. NIM : 07171011
c. Program Studi : Teknik Sipil
d. Alamat Rumah : Jl. Taman Sepinggan RT. 51 NO.95
Balikpapan
e. No. Telepon / HP : 085654113469
f. Email : 07171011@student.itk.ac.id
3. Jumlah anggota : 3 orang
4. Perkiraan Biaya Kegiatan
a. Dana : Rp. 8.191.073,00
b. Sumber lain (jika ada) : Rp. -
Jumlah : Rp. -

Balikpapan, 14 Januari 2021

Ketua Pelaksana Kegiatan,

(Arif Hidayat)
NIM. 07171011
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi terbarukan dan ramah lingkungan telah menjadi isu yang begitu
hangat akhir-akhir ini. Salah satu energi terbarukan yang berkembang pesat
didunia adalah energi angin. Energi angin dapat dimanfaatkan dalam berbagai
keperluan manusia seperti pembangkit listrik, aerasi tambak ikan, hingga
pemompaan air untuk irigasi. Selain itu pemanfaatan energi angin dapat dilakukan
di mana-mana, baik di daerah landai maupun dataran tinggi, bahkan diterapkan di
laut (Daryanto, 2007)

Beberapa peneliti dari berbagai negara sedang berlomba-lomba saling


mendorong terciptanya energi alternative yang ramah lingkungan, salah satunya
adalah pemanfaatan turbin angin (wind turbine) untuk menghasilkan listrik.
Turbin angin merupakan sebuat alat yang digunakan dalam Sistem Konversi
Energi Angin (SKEA). Cara kerja dari turbin angin cukup sederhana yaitu putaran
angin pada turbin yang disebabkan oleh angin diteruskan ke rotor generator
dimana generator ini memiliki lilitan tembaga yang berfungsi sebagai stator
sehingga terjadilah gaya gerak listrik. Listrik yang dihasilkan dapat disimpan ke
baterai atau dapat digunakan langsung ke beban seperti lampu (Sumiati & Zamri,
2013). Desain kincir/turbin angin sangat banyak macam jenisnya, berdasarkan
bentuk rotor, kincir angin dibagi menjadi dua tipe, yaitu turbin angin sumbu
mendatar (Horizontal Axis Wind Turbine) dan turbin angin sumbu vertical
(Vertikal Axis Wind Turbine) (Daryanto, 2007).

VAWT merupakan turbin angin sumbu tegak yang gerakan poros dan
rotor sejajar dengan arah angin, sehingga rotor dapat berputar pada semua arah
angin. VAWT memiliki kelebihan yaitu memiliki torsi tinggi sehingga dapat
berputar pada kecepatan angin rendah. Selain itu generator dapat ditempatkan di
bagian bawah turbin sehingga mempermudah perawatan dan kerja turbin tidak
dipengaruhi arah angin. (Nakhoda dan Saleh, 2015). Dikarenakan kelebihannya
dimana VAWT dapat bekerja dengan kecepatan angin yang tidak tinggi, dapat
bekerja di daerah landai, hingga tidak terpengaruh oleh arah mata angin maka
pada penelitian ini kami akan mencoba membangun VAWT dan meletakkannya
di median jalan dengan memanfaatkan energi angin yang disebabkan oleh
kendaraan yang melaju. Selain itu, untuk menambah energi listrik yang
didapatkan, kami juga akan memanfaatkan sinar matahari dengan memasang
panel surya yang terhubung dengan baterai. VAWT yang telah kami bangun
rencananya akan digunakan sebagai sumber energi dari lampu PJU (Penerangan
Jalan Umum) dimana pada beberapa ruas jalan di Balikpapan masih banyak yang
belum memiliki lampu PJU sehingga membahayakan pengguna jalan khususnya
dimalam hari. Oleh karena hal itu, kami akan melakukan inovasi dalam
Konstruksi Turbin Angin Sumbu Vertikal (Vertical Axin Wind Turbine) dengan
panel surya sebagai sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan pada lampu
PJU di ruas jalan Balikpapan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana inovasi untuk energi terbarukan dan ramah lingkungan yang dapat
diterapkan dengan mudah di Kota Balikpapan?
2. Bagaimana memanfaatkan potensi energi angin dan energi matahari di Kota
Balikpapan?
3. Bagaimana mengatasi masalah minimnya fasilitas lampu Penerangan Jalan
Umum (PJU) di beberapa ruas jalan Kota Balikpapan?

1.3 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terciptanya sebuah alat atau prototype dalam penerapan energi angin yang
memanfaatkan energi angin sebagai sumber alternatif energi terbarukan
2. Memberikan solusi terhadap masalah penyediaan energi yang murah dan
ramah lingkungan sebagai upaya pemenuhan energi nasional
3. Memberikan solusi terhadap masalah kurangnya fasilitas Penerangan Jalan
umum (PJU) di beberapa ruas jalan Kota Balikpapan yang dapat
meningkatkan kenyamanan dan keamanan pengguna jalan khususnya di
malam hari.

1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan menerapkan inovasi dari energi terbarukan dan ramah


lingkungan yang dapat diterapkan dengan mudah di Kota Balikpapan
2. Dapat memanfaatkan potensi energi angin dan energi matahari di Kota
Balikpapan
3. Dapat membantu mengatasi masalah minimya fasilitas lampu Penerangan Jalan
Umum (PJU) di beberapa ruas jalan Kota Balikpapan
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Energi Angin


Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaan tekanan udara disekitarnya. Angin bergerak dari
tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan,
udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik.
Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun karena udaranya berkurang. Udara
dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara
menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi
panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara
dingin ini dikarenakan konveksi (Adityo, 2011).

Tenaga angin menunjuk kepada pengumpulan energi yang berguna dari


angin. Pada tahun 2005, kapasitas energi generator tenaga angin adalah 58.982
MW, hasil tersebut kurang dari 1% pengguna listrik dunia. Meskipun masih
berupa sumber energi listrik minor dikebanyakan Negara, penghasil tenaga angin
lebih dari empat kali lipat antara 1999 dan 2005. Kebanyakan tenaga angin
modern dihasilkan dalam bentuk listrik dengan mengubah rotasi dari pisau turbin
menjadi arus listrik dengan menggunakan generator listrik. Pada kincir angin
energi angin digunakan untuk memutar peralatan mekanik untuk melakukan kerja
fisik, seperti menggiling atau memompa air. Tenaga angin banyak jumlahnya,
tidak habishabis, tersebar luas dan bersih.

2.2 Sumber Energi Angin


Semua energi yang dapat diperbaharui dan bahkan energi pada bahan
bakar fosil, kecuali energi pasang surut dan panas bumi berasal dari matahari.
Matahari meradiasi 1,74 x 1.014 Kilowatt jam energi ke Bumi setiap jam. dengan
kata lain, bumi ini menerima daya 1,74 x 1.017 watt. Sekitar 1-2% dari energi
tersebut diubah menjadi energi angin. Jadi, energi angin berjumlah 50-100 kali
lebih banyak daripada energi yang diubah menjadi biomassa oleh seluruh
tumbuhan yang ada di muka bumi.
Sebagaimana diketahui, pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan
temperatur antara udara panas dan udara dingin. Daerah sekitar khatulistiwa, yaitu
pada busur 0°, adalah daerah yang mengalami pemanasan lebih banyak dari
matahari dibanding daerah lainnya di Bumi. Daerah panas ditunjukkan dengan
warna merah, oranye, dan kuning pada gambar inframerah dari temperature
permukaan laut yang diambil dari satelit NOAA-7 pada juli 1984. Udara panas
lebih ringan daripada udara dingin dan akan naik ke atas sampai mencapai
ketinggian sekitar 10 kilometer dan akan tersebar kearah utara dan selatan. Jika
bumi tidak berotasi pada sumbunya, maka udara akan tiba dikutub utara dan kutub
selatan, turun ke permukaan lalu kembali ke khatulistiwa. Udara yang bergerak
inilah yang merupakan energi yang dapat diperbaharui, yang dapat digunakan
untuk memutar turbin dan akhirnya menghasilkan listrik.
Tabel 2.1 Kondisi ANgin

2.3 Turbin Angin


Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan
tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi
kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll.
Turbin angin terdahulu banyak digunakan di Denmark, Belanda, dan Negara-
negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan windmill.
Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi
kebutuhan listrik masyarakat, dengan menggunakan prinsip konversi energi dan
menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu angin. walaupun
sampai saat ini penggunaan turbin angin masih belum dapat menyaingi
pembangkit listrik konvensional (Co: PLTD, PLTU, dll), turbin angin masih lebih
dikembangkan oleh para ilmuan karena dalam waktu dekat manusia akan
dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak terbaharui (Co:
batubara dan minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk membangkitkan listrik.
Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit
Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik
dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup
sederhana, energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar
rotor pada generator dibelakang bagian turbin angin, sehingga akan menghasilkan
energi listrik. Energi listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum
dapat dimanfaatkan.

2.4 Turbin Angin Sumbu Vertikal


Turbin angin sumbu vertikal/tegak (atau TASV) memiliki poros/sumbu
rotor utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah turbin
tidak harus diarahkan ke angin agar menjadi efektif. Kelebihan ini sangat berguna
di tempat-tempat yang arah anginnya sangat bervariasi. VAWT mampu
mendayagunakan angin dari berbagai arah.
Dengan sumbu yang vertikal, generator serta gearbox bisa ditempatkan di
dekat tanah, jadi menara tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah diakses
untuk keperluan perawatan. Tapi ini menyebabkan sejumlah desain menghasilkan
tenaga putaran yang berdenyut. Drag (gaya yang menahan pergerakan sebuah
benda padat melalui fluida (zat cair atau gas) bisa saja tercipta saat kincir
berputar.
Karena sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak sering dipasang lebih
dekat ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap sebuah
bangunan. Kecepatan angin lebih pelan pada ketinggian yang rendah, sehingga
yang tersedia adalah energi angin yang sedikit. Aliran udara di dekat tanah dan
obyek yang lain mampu menciptakan aliran yang bergolak, yang bisa
menyebabkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan getaran, diantaranya
kebisingan dan bearing wear yang akan meningkatkan biaya pemeliharaan atau
mempersingkat umur turbin angin. Jika tinggi puncak atap yang dipasangi menara
turbin kira-kira 50% dari tinggi bangunan, ini merupakan titik optimal bagi energi
angin yang maksimal dan turbulensi angin yang minimal.

Gmbar 2.1 Varian Turbin Angin Sumbu Vertikal


Kelebihan Turbin Angin Sumbu Vertikal(TASV):
a. Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.
b. Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat pemeliharaan
bagian-bagiannya yang bergerak jadi lebih mudah.
c. TASV memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling yang terlihat
secara melintang) yang lebih tinggi, memberikan keaerodinamisan yang
tinggi sembari mengurangi drag pada tekanan yang rendah dan tinggi.
d. Desain TASV berbilah lurus dengan potongan melintang berbentuk kotak
atau empat persegi panjang memiliki wilayah tiupan yang lebih besar untuk
diameter tertentu daripada wilayah tiupan berbentuk lingkarannya TASH.
e. TASV memiliki kecepatan awal angin yang lebih rendah daripada TASH.
Biasanya TASV mulai menghasilkan listrik pada 10 km/jam (6 m.p.h.)
f. TASV biasanya memiliki tip speed ratio (perbandingan antara kecepatan
putaran dari ujung sebuah bilah dengan laju sebenarnya angin) yang lebih
rendah sehingga lebih kecil kemungkinannya rusak di saat angin berhembus
sangat kencang.
g. TASV bisa didirikan pada lokasi-lokasi dimana struktur yang lebih tinggi
dilarang dibangun.
h. TASV yang ditempatkan di dekat tanah bisa mengambil keuntungan dari
berbagai lokasi yang menyalurkan angin serta meningkatkan laju angin
(seperti gunung atau bukit yang puncaknya datar dan puncak bukit).
i. TASV tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah.
j. Kincir pada TASV mudah dilihat dan dihindari burung.

Kekurangan Turbin Angin Sumbu Vertikal(TASV):


a. Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi TASH
karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar.
b. TASV tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih kencang di
elevasi yang lebih tinggi.
c. Kebanyakan TASV mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan
energi untuk mulai berputar.
d. Sebuah TASV yang menggunakan kabel untuk menyanggahnya memberi
tekanan pada bantalan dasar karena semua berat rotor dibebankan pada
bantalan. Kabel yang dikaitkan ke puncak bantalan meningkatkan daya
dorong ke bawah saat angin bertiup.

2.5 Sistem Konversi Energi Angin (SKEA)


Sistem konversi energi angin merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk
mengubah energi potensial angin menjadi energi mekanik poros oleh rotor untuk
kemudian diubah lagi oleh alternator menjadi energi listrik. Prinsip utamanya
adalah mengubah energi listrik yang dimiliki angin menjadi energi kinetik poros.
Besarnya energi yang dapat ditransferkan ke rotor tergantung pada massa jenis
udara, luas area dan kecepatan angin. Hal ini selanjutnya akan dibahas melalui
persamaan-persamaan. Energi kinetik untuk suatu massa angin m yang bergerak
dengan kecepatan v yang nantinya akan diubah menjadi energi poros dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1
E= mv ² 2.1
2
(Eric Hau, Wind Turbines Fundamentals 2005 : 81)
Dimana
m : massa udara yang bergerak (kg)
v : kecepatan angin (m/s)
Energi kinetik yang terkandung dalam angin inilah yang ditangkap oleh
turbin angin untuk memutar rotor. Dengan menganggap suatu penampang
melintang A, dimana udara dengan kecepatan v mengalami pemindahan volume
untuk setiap satuan waktu, yang disebut dengan aliran volume V sebagai
persamaan:
V =vA 2.2
(Eric Hau, Wind Turbines Fundamentals 2005 : 81)
Dimana:

V : laju volume (m3/s)


v : kecepatan angin (m/s)

A : luas area sapuan rotor (m2)


Sedangkan aliran massa dengan kecepatan udara p sebagai:
m=PAv 2.3
(Eric Hau, Wind Turbines Fundamentals 2005 : 82)

Persamaan-persamaan diatas menunjukkan energi kinetik dan aliran massa yang


melewati suatu penampang melintang A sebagai energi P yang ditunjukkan
dengan mensubstitusi persamaan (2.3) ke persamaan (2.1) menjadi:
1
P= PAv ³ 2.4
2
(Eric Hau, Wind Turbines Fundamentals 2005 : 82)
Dimana:
P : daya mekanik (W)
v : kecepatan angin (m/s)

ρ : densitas udara (ρ rata-rata : 1,2 kg/m3


Karena setiap jenis turbin angin mempunyai karakteristik aerodinamika yang
unik, maka faktor daya sebagai fungsi dari TSR untuk setiap jenis turbin angin
juga berbeda-beda. Dengan memasukkan faktor daya Cp, sebagaimana dijelaskan
sebelumnya, gaya mekanik aktual yang dapat diperoleh dari energi kinetik pada
angin menjadi:
1
P=Cpr PAv ³ 2.5
2
(Eric Hau, Wind Turbines Fundamentals 2005 : 82)
Parameter utama yang mempengaruhi Cp adalah: jumlah bilah sudu,
panjang chord bilah sudu, karakteristik aerodinamis bilah sudu, NREL
menambahkan kemampuan sebuah SKEA juga dibatasi oleh rugi-rugi pada
generator dan sistem transmisi.

2.6 Tip Speed Ratio


Tip speed ratio (rasio kecepatan ujung) adalah rasio kecepatan ujung rotor
terhadap kecepatan angin bebas. Untuk kecepatan angin nominal yang tertentu,
tip speed ratio akan berpengaruh pada kecepatan putar rotor. Turbin angin tipe lift
akan memiliki tip speed ratio yang relatif lebih besar dibandingkan dengan turbin
angin tipe drag.

Grafik berikut menunjukkan variasi nilai tip speed ratio dan koefisien daya
cp untuk berbagai macam turbin angin.

Gambar 2.2 Torsi rotor untuk berbagai jenis turbin angin=

2.7 Pemilihan Sistem Transmisi Daya


Ketika putaran rotor dan daya motor sudah ditentukan, maka generator yang
digunakan dipilih. Generator yang tersedia di pasaran memiliki karakteristik yang
berbeda satu sama lain. Setiap generator memiliki kondisi kerja masing-masing.
Untuk meneruskan daya yang dihasilkan rotor ke generator, perlu sistem transmisi
yang konfigurasinya disesuaikan dengan kebutuhan daya yang ditransmisikan,
putaran, dan konfigurasi turbin angin. Sistem transmisi daya dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok menurut rasio putaran masukan dan keluarannya yaitu:
1. Direct drive
2. Speed Reducing
3. Speed Increasing
Direct Drive yang dimaksud adalah transmisi daya langsung dengan
menggunakan porors dan pasangan kopling. Yang penting dalam sistem transmisi
direct drive adalah tidak ada penurunan atau peningkatan putaran. Sistem
transmisi speed reducing adalah sistem transmisi daya dengan penurunan putaran,
putaran keluar lebih rendah daripada putaran masuk. Sistem transmisi ini
digunakan untuk meningkatkan momen gaya. Yang terakhir adalah sistem
transmisi speed increasing, yaitu putaran keluar lebih tinggi dari putaran masuk,
terjadi kenaikan putaran dengan konsekuensi momen gaya keluar menjadi lebih
kecil.
Pada penerapannya, sistem transmisi direct drive hanya menggunakan
poros dan kopling jika diperlukan. Konstruksi direct drive lebih sederhana
dibandingkan yang lainnya dan tidak memerlukan banyak ruang. Sedangkan
untuk penerapan sistem transmisi speed reducing dan speed increasing diperlukan
mekanisme pengubah putaran seperti pasangan roda gigi, atau sabuk dan puli.
Turbin angin yang putaran rotornya berada dalam selang putaran kerja generator,
maka transmisi daya yang digunakan adalah direct drive, rotor menggerakkan
generator secara langsung. Sedangkan transmisi speed increasing karena pada
umumnya putaran yang diperlukan generator lebih tinggi daripada putaran rotor.

2.8 Panel Sel Surya


Sel Surya (Solar Cell) merupakan suatu perangkat atau juga komponen
yang bisa mengubah energi cahaya matahari itu menjadi energi listrik dengan
menggunakan prinsip efek Photovoltaic. Yang dimaksud dari Efek Photovoltaic
ini ialah suatu fenomena yang mana munculnya tegangan listrik itu disebabkan
karena adanya hubungan atau kontak dua elektroda yang dihubungkan dengan
sistem padatan atau cairan saat mendapatkan energi cahaya. Oleh sebab itu, Sel
Surya atau Solar Cell ini sering disebut dengan sebutan Sel Photovoltaic (PV).
Nah Efek dari Photovoltaic tersebutditemukan oleh yang bernama Henri
Becquerel ditahun 1839.

Arus listrik tersebut muncul disebabkan oleh karna adanya energi foton
cahaya matahari yang diterimanya berhasil membebaskan elektron-elektron dalam
sambungan semikonduktor tipe N serta tipe P untuk mengalir. Sama layaknya
Dioda Foto (Photodiode), Sel Surya (Solar Cell) ini pun juga mempunyai kaki
Positif serta kaki Negatif yang terhubung ke rangkaian atau juga perangkat yang
memerlukan sumber listrik.
Struktur Dasar dan Simbol Sel Surya (Solar Cell)

Gambar 2.3 Struktur Dasar dan Simbol Sel Surya (Solar Cell)

2.9 Alat Penunjang


Generator adalah peralatan elektronika mekanik yang mengubah besaran
energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Kebanyakan Generator
menggunakan rotating magnetic field, akan tetapi adakalanya alternator linear
digunakan. Pada prinsipnya, setiap generator AC dapat disebut sebagai alternator,
akan tetapi istilah tersebut sering disama artikan dengan mesin putaran kecil yang
dikendalikan oleh automotif atau mesin pembakaran internal. Salah satu contoh,
alternator digunakan sebagai mesin pembangkit listrik arus bolak-balik dengan
tenaga turbin uap yang sering dikenal sebagai turbo-alternator.
Generator menimbulkan listrik sama prinsipnya dengan generator DC,
yaitu saat medan magnet di sekitar konduktor berubah, timbul arus didalam
konduktor. Magnet yang berputar yang disebut juga sebagai rotor berputar di
dalam suatu rangkaian tetap konduktor yang terbuat dari inti besi berkumparan
(inti besi yang dililiti oleh konduktor), yang disebut dengan stator. Medan magnet
terpotong secara tepat oleh konduktor, menimbulkan arus listrik, dan yang
menyebabkan rotor berputar yaitu berupa masukan mekanik. Medan magnet
berputar menginduksi tegangan AC pada lilitan stator. Seringkali terdapat delapan
buah lilitan stator.

Medan magnet berputar dapat dihasilkan melalui induksi (pada alternator


tanpa sikat), melalui magnet permanen (pada mesin yang berukuran kecil). Medan
magnet berputar barangkali dapat dihasilkan pula melalui medan lilitan tetap
dengan kutub yang berputar pada rotornya.. Mesin dengan magnet permanen
mencegah kehilangan daya ketika arus mengalir pada rotor untuk menghasilkan
medan magent, akan tetapi penggunaan magnet tersebut terbatasi pada ukuran,
dan berdasarkan pada biaya material magnet. Sejak medan magnet permanen
konstan, terminal tegangan bervariasi langsung terhadap kecepatan dari generator.
Generator AC tanpa sikat merupakan mesin yang besar jika dibandingkan dengan
mesin berputar yang digunakan pada umumnya.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain
Metode pada proposal ini adalah inovasi turbin angin sumbu vertical

3.2 Lokasi
Adapun lokasi yang direncanakan adalah pada ruas jalan kota Balikpapan

3.3 Metode pengumpulan data


Dalam rancang bangun turbin angin ini ditetapkan suatu variabel penelitian, sebab
suatu variabel penelitian merupakan parameter utama yang mempengaruhi hasil
penelitian yang akan dicapai.

3.4 Bahan dan alat yang digunakan


Dalam pembuatan rancang bangun turbin angin tipe vertikal dan dalam
menunjang kegiatan menggunakan material bahan serta alat yang tercantum
sebagai berikut :
Alat yang digunakan
1. Mesin las listrik dan perlengkapannya
2. Mesin bor
3. Mesin bubut dan perlengkapannya
4. Mesin gerinda
5. Palu
6. Gergaji besi
7. Kunci ring
8. Kunci pas
9. Kunci shock
10. Kunci inggris
11. Tang
Bahan yang digunakan
1. Besi pejal st60
2. Alumunium
3. Pipa besi
4. Besi berbentuk lingkaran
5. Besi siku
6. Besi plat
7. Kawat besi
8. Bearing
9. Rivet
10. Generator
11. Baut dan mur
12. Aki
13. Lampu LED
14. Ampere meter
15. Volt meter

3.5 Tahapan penelitian


Tahapan yang dilakukan dalam pengerjaan penelitian adalah sebagai berikut:
Gambar Diagram Alir Metode Penelitian
TIMELINE PELAKSANAAN KEGIATAN

Adapun timeline pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan adalah sebagai berikut:


Tabel Jadwal Pelaksanaan

Bulan
No. Jenis Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei
1 Studi Literatur
2 Pengumpulan Data
3 Tahap pelaksanaan
4 Tahap Evaluasi
ANGGARAN

Adapun ringkasan anggaran biaya yang diajukan adalah sebagai berikut:

Tabel Ringkasan Anggaran Biaya


Rancangan Anggaran Biaya
n kuantita satua harga
uraian jumlah
o s n satuan
Rp
1 Besi pejal st60 1 m Rp 90.000
90.000
Rp2.562.00
2 Aluminium (2 x 1 meter) 6 lembar Rp 427.000
0
Rp
3 Pipa besi 5 m Rp 35.000
175.000
Rp
4 Besi berbentuk lingkaran 3 buah Rp 60.000
180.000
Rp
5 Besi siku 3 m Rp 30.000
90.000
Rp
6 Besi plat 4 lembar Rp 126.000
504.000
Rp
7 Kawat Besi 2 kg Rp 30.000
60.000
Rp
8 Bearing 2 buah Rp 85.000
170.000
Rp
9 Rivet 10 pcs Rp 15.000
150.000
Rp1.230.00
10 Generator motor 1 buah Rp 1.230.000
0
Rp
11 Baut dan mur 110 biji Rp 5.200
572.000
Rp
12 Aki 1 buah Rp 183.900
183.900
Rp
13 Lampu LED 2 buah Rp 19.500
39.000
Rp
14 Ampere meter 1 buah Rp 59.500
59.500
Rp
15 Volt meter 1 buah Rp 45.873
45.873
Rp
16 amplas 5 pcs Rp 1.960
9.800
Rp
17 Panel Surya 1 buah Rp 570.000
570.000
Rp1.500.00
18 Lain-lain  
0
Rp8.191.07
Jumlah 3
LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

Adapun luaran dan target capaian luaran yang akan dicapai dari program ini
adalah sebagai berikut :
1. Laporan kemajuan program alat turbin angin sumbu vertikal
2. Laporan akhir program alat turbin angin sumbu vertikal
3. Menghasilkan Prototype rogram alat turbin angin sumbu vertikal
4. Publikasi artikel ilmiah alat turbin angin sumbu vertikal
RINCIAN KEGIATAN

Adapun jadwal kegiatan pelaksanaan program kreativitas mahasiswa karsa cipta


ini terdapat pada Tabel berikut

Minggu
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penyusunan laporan
1          
kemajuan              
Penyusunan artikel
2          
ilmiah              
3 Studi literatur        
               
Melengkapi alat dan
4        
bahan yang dibutuhkan                
Pembuatan end plate,
5 Pembuatan sudu dan        
Shaft                
Cek Perakitan dan
6          
Timbang Turbin              
Pembuatan obstacle dan
7
pemasangan obstacle.                        
Uji Coba Turbin
(Kecepatan angin, rotasi
8
turbin dan pengukuran
daya keluaran turbin.                        
9 Penyempurnaan alat                        
Uji coba 2 (uji
10
kelayakan)                      
11 Survey kelayakan publik
                       
Penyusunan laporan
12
akhir                        
.
DAFTAR PUSTAKA

Alby, Andi Royhan, 2013.“Rancang Bangun Turbin Angin Vertikal Jenis


Savonius Dengan Integrasi Obstacle Untuk Memperoleh Daya
Maksimum”. Jurnal Teknik Pomits.
E. Pap, D. Thévenin M.H. Mohamed, G. Janiga, 2010 “Optimization of Savonius
turbines using an obstacle shielding the returning blade”
Maidi Saputra, Pribadyo, 2015.”Studi Analisis Potensi Energi Angin Sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Angin Di Kawasan Meulaboh” Universitas
Teuku Umar,Meulaboh.
Moch. Arif Afifudin. 2010. “Studi eksperimental performansi vertical axis wind
turbine (VAWT) dengan variasi desain turbin”. ITS Surabaya.
Putranto, Adityo dkk. 2011.”Rancang Bangun Turbin Angin Vertikal Untuk
Penerangan Rumah Tangga”. Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai