Anda di halaman 1dari 19

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA TURBIN BAWAH LAUT

UNDER SEA TURBINE POWER PLANT

TUGAS KELOMPOK 5

MANAJEMEN INDUSTRI

OLEH

DIALIS OKTA SAPUTRA (190302073)


M. AZIZZURRAHMAN (190302081)
MAYESHA DWI FIKAKO (190302074)
FAKHRI ABIYYU TRATAMA (190302087)
HUDA IBNU NOVRIANA (190302095)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK DIRGANTARA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN

YOGYAKARTA

2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemajuan besar sepanjang sejarah manusia dalam budaya selalu disertai

dengan peningkatan konsumsi energi. Peningkatan ini berhubungan langsung

dengan kemajuan dan peningkatan taraf hidup masyarakat industrialisasi. Sejak

Revolusi Industri, penggunaan material bahan bakar meningkat drastis, jadi itu

perlu energi untuk semua kebutuhan. Satu sumber energi yang paling banyak

digunakan adalah energi fosil. Sayangnya, energi ini termasuk energi yang tidak

dapat diperbaharui jika energi fosil ini habis, maka akan dibutuhkan energi baru.

Untuk mengatasi gangguan energi fosil, Perlu melakukan konversi, simpan

dan pengembangan sumber energi terbarukan. Ada tiga E yang harus diperhatikan

dalam perkembangan ini, yaitu energi, ekonomi dan ekologi. Itu adalah

pengembangan sumber Haus Energi dapat menghasilkan energi dalam jumlah

besar besar, terjangkau dan mengesankan setidaknya dari sudut pandang ekologis.

Menggunakan energi terbarukan saat ini memiliki potensi yang besar energi angin

yang akan dikembangkan.

Laut memiliki energi gelombang dan arus yang sangat besar. Sehingga

menjadikan laut sebagai potensi energi terbarukan.

Salah satu pemanfaatan energi gelombang dan arus laut adalah dengan

menggunakan tubin bawah laut. Turbin akan berputar ketika arus laut

melewatinya dan akan memutar generator yang akan menghasilakan listrik.


Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mendesain turbin pembangkit listrik bawah laut?

2. Apa kelemahan dan kelebihan turbin pembangkit listrik bawah laut?

Batasan Masalah

Pada batasan masalah ini penulis menjelaskan beberapa masalah yaitu

kebutuhan listrik untuk destilasi, daya listrik yang ingin dicapai sebesar 2000

Watt, variasi yang dianalisa pada sudut pitch, jumlah blade, dan pajang chord,

serta tanpa mempertimbangkan momen dari turbin air.

Tujuan Penulis

1. Untuk mengetahui desain turbin bawah laut.

2. Untuk mengetahui konsep (SWOT).


BAB II

Tinjauan Pustaka

Landasan Teori

Penggunaan energi dari fosil untuk memenuhi kebutuhan energi dunia

semakin meningkat dari waktu ke waktu, sehingga dapat mengakibatkan

menipisnya cadangan energi fosil tersebut. Untuk itu, perlu ada cara

mengupayakan pencarian sumber energi baru dan terbarukan atau bisa disebut

energi alternatif. Tetapi seperti yang kita ketahui, khususnya di Indonesia

pemanfaatan potensi energi terbarukan sampai saat ini masih belum dilakukan

secara optimal. Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya energi

terbarukan. Namun, potensi yang sudah tergarap masih sangat minim. Hal ini

diungkapkan International Renewable Energy Agency (IRENA) dalam laporan

Indonesia Energy Transition Outlook yang dirilis Oktober 2022. IRENA

memperkirakan total potensi energi terbarukan Indonesia mencapai 3.692

gigawatt (GW). Namun, sampai 2021 kapasitas terpasangnya baru 10.5 GW atau

sekitar 0.3% dari total potensi yang ada. Pada energi surya memiliki potensi 2.898

GW dengan kapasitas terpasang 0.2 GW, untuk energi angin lepas pantai

berpotensi 589 GW dengan kapasitas terpasang 0 GW, pada energi air mempunyai

potensi 94.6 GW yang telah terpasang 6.1 GW, untuk energi Biomassa berpotensi

43.4 GW yang memiliki kapasitas 1.9 GW, selanjutnya panas bumi 29.5 GW yang

terpasang 2.1 GW, kemudian energi angin daratan berpotensi memiliki 19.6 GW

dengan kapasitas 0.2 GW, serta energi arus/panas laut bepotensi 17.9 GW dengan
kapasitas terpasang 0 GW, Berikut statistic dan rincian data yang dikeluarkan oleh

IRENA seperti pada gambar 2.1 dan tabel 2.1

Gambar 2.1 statistik potensi energi terbarukan di Indonesia


(Sumber : International Renewable Energy Agency, 2022)

NO NAMA POTENSI KAPASITAS


(GW) TERPASANG (GW)
1 Energi Surya 2.898 0,2
2 Energi Angin Lepas Pantai 589 0
3 Energi Air 94,6 6,1
4 Energi Biomassa 43,4 1,9
5 Energi Panas Bumi 29,5 2,1
6 Energi Angin Daratan 19,6 0,2
7 Energi Arus/Panas Laut 17,9 0
Table 2.1 tabel data rincian potensi energi di Indonesia
(Sumber : International Renewable Energy Agency, 2022)
Seperti yang terlihat diatas, bahwa dari semua potensi energi alternatif,

bawha ada beberapa yang belum dimanfaatkan dan sebagian besar masih sangat

sedikit yang sudah dimanfaatkan. Untuk itu diperlukan suatu penelitian dan kajian

studi mengenai energi-energi alternatif tersebut, sehingga bisa lebih teroptimal

dalam pemanfaatannya.
1. Turbin air

Turbin air adalah turbin yang menggunakan fluida kerja air. Air

mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Dalam hal tersebut air

memiliki energi potensial. Dalam proses aliran di dalam pipa energi

potensial berangsurangsur berubah menjadi energi kinetik. Di dalam

turbin, energi kinetik air diubah menjadi energi mekanis, dimana air

memutar roda turbin (Sularso dan Haruo, 1983).

Perkembangan waterwheel, pertama kali digunakan oleh

orangorang Yunani dan dipergunakan luas pada abad pertengahan di

Eropa. Selanjutnya berangsurangsur muncul berbagi jenis turbin air seperti

turbin pelton yang ditemukan oleh Lester A. Pelton pada abad kesembilan

belas dan turbin Kaplan yang ditemukan oleh Viktor Kaplan pada abad

keduapuluh (Syahrul dan Agus, 2018).

Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air

yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan

dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air

banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang

memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Besarnya

tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada besarnya

head dan debit air. Dalam hubungan dengan reservoir air maka head

adalah beda ketinggian antara muka air pada reservoir dengan muka air

keluar dari kincir air/turbin air. (Irawansyah, 2017).


2. Jenis-Jenis Turbin

Berdasarkan letak porosnya,turbin air dan tubin angin yang

membedakan hanya ada tenaga yang digunakan sehingga secara garis

besar turbin ini tidak jauh beda. Turbin angin dibagi menjadi dua jenis

yaitu:

a. Turbin Angin Sumbu Horizontal

Turbin angin dengan sumbu horizontal merupakan turbin

angin yang sumbu rotasi rotornya paralel terhadap permukaan tanah.

Turbin angin sumbu horisontal memiliki poros rotor utama dan

generator listrik di puncak menara dan diarahkan menuju dari arah

datangnya angin agar memanfaatkan energi angin. Rotor turbin angin

kecil diarahkan menuju dari arah datangnya angin dengan pengaturan

baling– baling angin sederhana sedangkan turbin angin besar

umumnya menggunakan sensor angin dan motor yang mengubah

rotor turbin mengarah pada angin berkecepatan paling tinggi.

Berdasarkan prinsip aerodinamis, rotor turbin angin sumbu horizontal

mengalami gaya lift dan gaya drag, akan tetapi gaya lift jauh 9 lebih

besar dibandingkan dengan gaya drag sehingga rotor turbin ini lebih

dikenal dengan rotor turbin tipe lift.


Gambar 2.2 Jenis turbin angin berdasarkan jumlah sudut (Mathew, 2006)

Pada gambar-gambar di atas menunjukkan bahwa turbin horizontal

dibagi berdasarkan jumlah sudut, yaitu :

1. Turbin angin satu sudut (single blade)

2. Turbin angin dua sudut (double blade)

3. Turbin angin tiga sudut (three blade)

4. Turbin angin banyak sudut (multi blade)

b. Turbin Angin Sumbu Vertikal

Turbin angin dengan sumbu vertikal merupakan turbin angin

yang sumbu rotasi rotornya tegak lurus terhadap permukaan tanah.

Jika dilihat dari efisiensi pada turbin, turbin angin dengan sumbu

horizontal lebih efektif dalam mengekstrak atau menghasilkan energi

angin dibanding dengan turbin angin sumbu vertikal.

Berikut ini keunggulan turbin angin dengan sumbu vertikal, yaitu :

1. Turbin angin dengan sumbu vertikal tidak harus diubah posisinya

ketika arah angin berubah, tidak seperti turbin angin horizontal


yang memerlukan mekanisme tambahan dalam menyesuaikan rotor

turbin dengan arah angin.

2. Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.

3. Konstruksi/desain turbin sederhana.

4. Turbin angin sumbu vertikal dapat didirikan dekat dengan

permukaan tanah, sehingga memungkinkan menempatkan

komponen mekanik dan komponen elektronik serta perawatan

yang mendukung beroperasinya turbin.

Dari prinsip aerodinamik rotor yang digunakan mempunyai

beberapa bagian, seperti berikut :

c. Turbin Angin Darrieus

Turbin angin darrieus pada umumnya dikenal turbin

eggbeater. Turbin angin darrieus pertama kali ditemukan oleh

Georges Darrieus ditahun 1931. Turbin angin darrieus sampai saat ini

telah mengalami banyak penelitian hingga muncul bermacam-macam

bentuk dari turbin angin darrieus seperti pada gambar 2.2. Turbin

angin darrieus menggunakan prinsip aerodinamik yang

memanfaatkan gaya lift pada penampang sudut rotornya dalam

menghasilkan energi angin. Turbin angin darrieus mempunyai torsi

rotor yang rendah, walaupun torsinya rendah putaran pada turbin

darrieus lebih tinggi sehingga lebih diutamakan agar mendapatkan

hasil energi listrik. Namun turbin ini membutuhkan energi awal untuk
memulai putar pada rotor. Rotor turbin angin darrieus pada umumnya

memiliki variasi sudut yaitu dua atau tiga sudut. Modifikasi rotor

turbin angin darrieus disebut dengan turbin angin H (VAWT).

Gambar 2.2 Jenis-jenis turbin angin sumbu vertikal darrieus

(Sumber : Fadiel Muhammad Akbar & Chalillulah Rangkuti, 2018)

Prinsip kerja dari rotor darrieus bisa disederhanakan.

Pertama, asumsikan arah angin datang dari depan rotor. Ketika

pergerakan rotor lebih cepat menyamai dengan kecepatan angin

yang tak terganggu yaitu rasio kecepatan sudu dengan kecepatan

angin bebas, Gambar 2.3 menunjukkan garis vektor percepatan dari

bentuk airfoil baling-baling pada posisi angular yang berbeda-beda.


Gambar 2.3 Gaya-gaya pada setiap sudut (Rahmad Samosir , Medyawanti Pane,

Joko Herman Lumbantoruan, 2021)

Berikut penjelasan pada gambar di atas :

1. Panah biru: kecepatan angin relatif.

2. Panah merah: kecepatan relatif ke baling-baling.

3. Panah hitam: resultan kecepatan udara relatif ke baling-baling.

4. Panah hijau: gaya angkat (lift force).

5. Panah abu-abu: gaya seret (drag force).

Dengan nilai tersebut, sudut akan ”memotong” melalui angin

dengan sudut serang (angle of attack) yang kecil. Resultan gaya

angkat (lift) akan membantu perputaran rotor, sedangkan gaya

seret/hambat (drag) akan melawan perputaran dari rotor itu. Ketika

gaya angkat nol di sisi kiri (0˚) dan sisi kanan (180˚) dengan sudut

yang simetris bergerak pararel menuju arah angin, torsi berubah


menjadi negatif disekitar posisi ini. Mendekati posisi depan (90˚) dan

posisi dibelakang (270˚), komponen dari gaya angkat (lift) lebih besar

dibandingkan gaya seret/hambat (drag) sehingga menghasilkan torsi.

Total per satu putaran akan bernilai positif jika sudut diposisikan pada

tempat yang tepat sehingga rotor akan berputar pada arah yang benar

(Arsad & Muhammad, 2009)

d. Turbin Angin Savonius

Turbin angin savonius pertama kali diperkenalkan oleh

insinyur Finlandia Sigurd J. Savonius pada tahun 1922. Turbin angin

sumbu vertikal yang terdiri dari dua sudut berbentuk setengah silinder

(elips) yang dirangkai sehingga membentuk „S‟, satu sisi setengah

silinder berbentuk cembung dan sisi lain berbentuk cekung yang

dilalui angin seperti pada gambar 2.4. Berdasarkan prinsip

aerodinamis, rotor pada turbin ini memanfaatkan gaya hambat (drag)

saat menghasilkan energi angin dari aliran angin yang melalui sudut

turbin. Koefisien hambat pada permukaan cekung lebih besar

daripada permukaan cembung. Oleh sebab itu, sisi permukaan cekung

setengah silinder yang dialirkan angin akan memberikan gaya hambat

yang lebih besar daripada sisi lain sehingga rotor berputar. Setiap

turbin angin ketika memanfaatkan potensi angin dengan gaya hambat

memiliki efisiensi yang terbatasi yang disebabkan kecepatan sudut

tidak dapat melebihi kecepatan angin yang melaluinya.


Gambar 2.4 Prinsip rotor savonius (Mathew, 2006)

Dengan memanfaatkan gaya hambat (drag), turbin angin savonius

mempunyai putaran rendah dibandingkan dengan turbin angin

darrieus. Meskipun seperti itu turbin savonius tidak memerlukan

energi awal untuk memulai rotor untuk berputar, sehingga merupakan

keunggulan turbin ini dibanding turbin darrieus.

e. Prinsip Konversi Energi Angin

Energi kinetik pada sebuah benda yang bergerak dapat

dirumuskan dengan persamaan

1 2
E= m v
2

Dimana :

m : massa udara yang bergerak (kg) v : kecepatan angin (m/s)

Energi kinetik yang ada dalam angin inilah akan tertangkap oleh

turbin angin untuk memutar rotor. Untuk menganalisis seberapa besar


energi angin yang dapat diserap oleh turbin angin, digunakan teori

momentum elementer betz (Mathew, 2006).

Analisis SWOT

 Tabel Analisis Kekuatan

Bobot Nilai
No. Variabel BxN
(B) (N)

1 Energi alternatif 0.15 4 0.60

2 Tidak bising 0.15 4 0.60

3 Ramah Lingkungan 0.15 3 0.45

4 Hemat ruang 0.15 3 0,45

5 Energi jangka panjang 0.20 4 0.80

6 Dapat dikembangkan 0.20 3 0.60

  1.00   3,50

 Tabel Analisis Kelemahan

Bobot Nilai
No. Variabel BxN
(B) (N)

1 Biaya yang tinggi 0.45 3 1.35

2 Peletakan unit turbin yang susah 0.25 4 1.00

3 Biaya perawatan mahal 0.30 3 0.90

  1.00   3.25

Selisih Nilai Bobot Kekuatan dan Kelemahan (SAP) 0.25


 Tabel Analisis Peluang

Bobot Nilai
No. Variabel BxN
(B) (N)

1 Merupakan energi terbarukan dan akan di butuhkan 0.30 3 0.90

Banyak perusahaan yang melirik energi terbarukan dan


2 lebih murah untuk jangka panjang 0.30 4 1.20

3 Ramah lingkungan 0.40 3 1.20

  1.00   3.30

 Tabel Analisis Ancaman

Bobot Nilai
No. Variabel BxN
(B) (N)

1 Tidak adanya investor yang ingin berinvestasi. 0.35 4 1.40

2 UMR naik 0.25 3 0.75

3 Teknologi berkembang pesat 0.30 2 0.60

4 Peraturan UU yang belum stabil 0.10 2 0.20

  1.00   2.95

Selisih Nilai Bobot Peluang dan Ancaman (ETOP) 0,35


 Diagram Analisis SWOT Strategi Industri

Peluang

STABILITAS PERTUMBUHAN

0.25

Kelemahan Kekuatan
0.35

SURVIVAL

DIVERSIFIKASI

Ancaman
Lampiran Gambar

Gambar 2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Turbin Bawah Laut


Gambar 2.6 Poster Pembangkit Listriki Tenaga Turbin Bawah Laut
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dari penelitian turbin bawah laut ini dengan menggunakan analisis SWOT

dapat disimpulkan bahwa kelemahan dan ancaman dari turbin ini lebih

kepada biaya untuk material yang digunakan dan kurangnya minat para

inverstor mengenai turbin bawah laut ini. Akan tetapi dengan kekuatan dan

peluang yang di dapatkan sangat menjanjikan dalam jangka waktu panjang

2. Saran

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah:

1. Perlu pembuatan Prototipe untuk model dari turbin bawah laut agar

dapat dilakukan pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan

kekuatan dan peluang dari turbin bawah laut ini.

2. Pemilihan lokasi yang tepat untuk penempatan turbin bawah laut agar

tidak menghalangi lalulintas dan angkutan laut yang berlayar pada

lokasi nantinya serta dapat menghasilkan daya listrik yang efisien.

3. Perlunya infrastruktur yang memadai untuk pembangunan pembangkit

listrik tenaga bawah laut, agar dapat mendukung turbin bawah laut ini.

Anda mungkin juga menyukai