Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI

Turbin Crossflow

untuk memenuhi tugas mata kuliah Fenomena Dasar Mesin


yang dibimbing oleh Avita Ayu Permana, S. T., M. T.
Oleh

Ahmad Hafid 190514650033


Edwin Rachmanando 190514650044
Mahbub Romdlon M 190514650029
Muhammad Firman 190514650064

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
FEBRUARI 2022
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi yang begitu pesat berdampak kepada kehidupan
manusia. Salah satu faktor pendorong yang dapat mengoptimalkan teknologi
tersebut adalah berdasarkan jumlah pemakaian energinya. Masing-masing
teknologi pasti membutuhkan suatu energi agar dapat bekerja. Konsumsi energi
akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya kebutuhan dalam
pemakaiannya, seperti halnya seperti pemakaian energi baru dan terbarukan.
Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia mencapai 443.208
MW, tetapi pemanfaatannya baru mencapai sekitar 1,9% dari total potensi
kapasitas yang mampu dibangkitkan. Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro (PLTMH) yang terpasang di Indonesia saat ini baru mencapai 197,4 MW
(Dinata dkk, 2020).
Total potensi energi terbarukan ekuivalen 442 GW digunakan untuk
pembangkit listrik, sedangkan bahan bakar nabati (BBN) dan Biogas sebesar 200
ribu barrel per hari (BPH) digunakan untuk keperluan bahan bakar pada sektor
transportasi, rumah tangga, komersial dan industri. Pemanfaatan EBT untuk
pembangkit listrik tahun 2018 sebesar 8,8 GW atau 14% dari total kapasitas
pembangkit listrik (fosil dan non fosil) yaitu sebesar 64,5 GW. Minimnya
pemanfaatan EBT untuk ketenagalistrikan disebabkan masih relatif tingginya
harga produksi pembangkit berbasis EBT, sehingga sulit bersaing dengan
pembangkit listrik tenaga fosil terutama batubara. Selain itu, kurangnya dukungan
industri dalam negeri terkait komponen pembangkit energi terbarukan serta masih
sulitnya mendapatkan pendanaan berbunga rendah, juga menjadi penyebab
terhambatnya pengembangan energi terbarukan (Djoko Siswanto dkk, 2019).
PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) adalah salah satu alat
konversi energi alternatif yang dapat dikembangkan dalam upaya meningkatkan
peran dan potensi Sumber Energi Setempat (SES). Turbin air dapat diartikan
sebagai suatu mesin penggerak dimana fluida kerjanya adalah air. Berdasarkan
prinsip kerja turbin (momentum fluida kerjanya) dalam mengubah energi
potensial air menjadi energi mekanis (Carol, 2018). Optimalisasi kerja dari turbin

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 2


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

air harus didukung oleh sebuah sistem aliran yang memiliki model dan jumlah
sudu - sudu pada bagian runner turbin. Sistem aliran, generator, dan sudu - sudu
ini sangat berpengaruh terhadap putaran turbin dan besaran daya yang akan
dihasilkan. Perancangan turbin air crossflow, tekanan air yang dihasilkan oleh
sistem aliran sangat berpengaruh pada kecepatan putar serta torsi dan daya pada
sudu - sudu turbin sehingga turbin beroperasi dengan maksimal dan optimal
(Solihat dkk, 2020). Urgensi dalam meningkatkan efisiensi turbin air perlu di
perhatikan dengan baik dalam memajukan pemahaman masyarakat mengenai
teknologi. Penerapan dalam meningkatkan efisiensi turbin air tersebut dapat
dilakukan salah satunya melalui praktikum turbin crossflow.

1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang, terdapat tujuan praktikum yakni sebagai berikut.
a. Mengetahui mekanisme dan prinsip kerja dari turbin crossflow.

b. Mengetahui hubungan torsi pada kecepatan poros yang berbeda.

c. Mengetahui hubungan daya turbin pada kecepatan poros yang berbeda.

d. Mengetahui hubungan efisiensi turbin pada kecepatan poros yang berbeda.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 3


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori Turbin Air


2.1.1 Pengertian Turbin Air
Turbin secara umum dapat diartikan sebagai mesin penggerak yang
menggunakan fluida untuk memutar rodanya. Turbin air adalah turbin yang
memanfaatkan fluida berupa air untuk memutar roda turbin(As’ad dkk., 2021).
Turbin air merupakan salah satu bagian terpenting dalam PLTA. Turbin air
merupakan turbin yang sudah dikembangkan sejak abad 19 M untuk pembangkit
tenaga listrik. Turbin air merupakan salah satu komponen utama pada PLTA
selain generator (Mafruddin & Irawan, 2014).
Turbin air berfungsi untuk mengubah energi potensial dari air menjadi
energi mekanik. Aliran air mempunyai yang energi potensial disemprotkan ke
sudu-sudu turbin oleh nozzle yang menyebabkan sudu-sudu tersebut berputar.
Putaran dari sudu-sudu tersebut mengakibatkan poros turbin ikut bergerak dan
kemudian putaran poros turbin akan diteruskan ke generator untuk diubah menjadi
energi listrik (Suryono & Nusantara, 2017)

2.1.2 Klasifikasi dan Prinsip Kerja Turbin Air


Ada beberapa klasifikasi dalam turbin air. Klasifikasi turbin air paling
umum yaitu berdasarkan prinsip kerja turbin. Prinsip kerja dari turbin air adalah
mengubah energi potensial dari air menjadi energi mekanik. Kemudian energi
mekanik tersebut diteruskan ke generator untuk menjadi energi listrik.
Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi
energi mekanik, turbin air diklasifikasikan menjadi dua yaitu turbin impuls dan
turbin reaksi (Dewanto dkk., 2018).
a. Turbin Impuls
Turbin impuls merupakan turbin yang cara kerjanya merubah seluruh
energi yang terdapat pada air menjadi energi kinetik untuk memutar turbin. Turbin
impuls bekerja dengan cara mengarahkan jet berkecepatan tinggi ke bilah runner
untuk mengubah energi kinetik menjadi daya poros. Energi potensial air diubah
oleh nozel menjadi energi kinetik. Hanya beberapa runner yang berinteraksi

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 4


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

dengan jet setiap jet dilepaskan. Pelepasan jet pada runner sekaligus rotasinya
berada pada tekanan atmosfer. Ciri utama turbin impuls yaitu perubahan tekanan
air terjadi di nozel mesin dan tidak ada perubahan tekanan di sepanjang rotor
turbin (Pandey, 2017). Macam-macam turbin impuls adaalah sebagai berikut.

1. Turbin Pelton
Turbin pelton merupakan salah satu jenis turbin impuls yang ditemukan
pada tahun 1980 oleh ilmuwan asal Amerika Bernama Lester Pelton. Turbin
pelton dapat memberikan efisiensi hingga 92% (Mafruddin & Irawan, 2014).
Turbin pelton menggunakan jet kecepatan tinggi dari nozel yang ditujukan ke
ember untuk menggerakan runner. Komponen utama turbin Pelton lainnya adalah
nozel, spear valves, deflektor, dan turbine housing. Turbin Pelton digunakan di
lokasi dengan head tinggi. Untuk pembangkit listrik tenaga air yang besar,
biasanya di atas beberapa ratus meter dan dapat mencapai lebih dari 1500 m.
Sedangkan untuk pembangkit listrik micro hydro, turbin Pelton digunakan pada
head mulai sekitar 30-300 m (Pandey, 2017).
Kelebihan dari turbin pelton antara lain, daya yang dihasilkan besar,
konstruksi yang sederhana, dan mudah dalam perawatan. Selain itu teknologi
yang digunakan dalam turbin peton tergolong sederhana dan mudah diterapkan di
daerah terpencil. Karena turbin pelton memiliki aliran air yang berasal dari atas,
maka dibutuhkan reservoir untuk menampung air, sehingga memerlukan investasi
yang lebih banyak (Muhammad Saleh Simamora, 2012).

Gambar 2.1 Turbin Pelton


Sumber: Pandey, (2017)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 5


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

2. Turbin Turgo
Turbin Turgo merupakan turbin impuls yang mirip dengan turbin Pelton
yang menggunakan satu atau lebih nozel untuk menghasilkan jet yang ditujukan
pada runner dan runner berotasi pada tekanan atmosfer. Perbedaan utama antar
turbin Turgo dan turbin Pelton adalah bentuk sudunya. Bentuk sudu dari dari
turbin Turgo adalah setengah dari bentuk sudu dari turbin Pelton. Ujung aliran air
pada sistem turbin turgo diarahkan pada turbin dengan kemiringan 20 derajat dan
air keluar diarahkan ke bagian belakang (Prayoga, 2019). Sama halnya dengan
turbin pelton, turbin turgo juga memiliki kurva efisiensi yang luar biasa sehingga
bagus digunakan untuk variasi laju aliran besar. Turbin turgo adalah jenis turbin
yang sesuai untuk menggantikan turbin Pelton nozel ganda dengan head rendah.
Turbin Turgo dapat bekerja pada head kisaran 15 meter sampai 300 meter (Bono
& Suwarti, 2019). Menurut Prayoga (2019), kesederhanaan dari sistem kerjanya,
turbin turgo mampu beroperasi secara efisien saat musim kemarau.

Gambar 2.2 Turbin Turgo


Sumber: Pandey, (2017)

3. Turbin Crossflow
Turbin Crossflow merupakan turbin impuls dengan aliran radial, yaitu arah
alirannya tegak lurus dengan sumbu turbin. Turbin ini juga dikenal dengan turbin
Ossberger yang dirancang oleh Ossberger Co. Turbin Crossflow berbentuk seperti
drum dan menggunakan nosel berbentuk persegi panjang yang diarahkan ke arah
sudu pada runner berbentuk silinder. Turbin Crossflow memungkinkan air
mengalir melalui sudu dua kali. Turbin ini biasanya digunakan pada aliran air

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 6


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

yang lebih tinggi dan head yang lebih rendah dari turbin Pelton (Elbatran dkk.,
2015).

Gambar 2.3 Turbin Crossflow


Sumber: Suryono & Nusantara, (2017)

b. Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah turbin yang merubah seluruh energi air yang tersedia
menjadi energi kinetik. Sudu pada turbin reaksi dapat menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan air selama melalui sudu. Tekanan air sebelum masuk roda
turbin lebih besar dari pada tekanan air saat keluar roda turbin. Perbedaan tekanan
ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner dapat berputar. Berbeda dengan
turbin impuls, Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup air dan berada dalam
rumah turbin (Pandey, 2017). Macam-macam turbin reaksi adalah sebagai berikut.

1. Turbin Francis
Turbin Francis merupakan salah satu turbin reaksi yang dipasang diantara
sumber tekanan air bertekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah
di bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah yang mengarahkan
air masuk secara tangensial. Runner pada turbin Francis menerima air secara
radial dari perimeter menuju pusat dan menghasilkan torsi dan tenaga saat
mengalirkan aliran secara aksial (Bensardi, 2019). Turbin francis memiliki 3
bagian utama yaitu rumah turbin (casing), sudu penggerak (runner) dan sudu
pengarah (nozzle). Semua komponen utama tersebut terbenam ke dalam air
sepenuhnya. Turbin francis digunakan pada ketinggian head menengah (dari
puluhan meter sampai dengan 100 meter) (Handayani, 2019).

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 7


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Gambar 2.4 Turbin Francis


Sumber: Boimau, (2020)

2. Turbin Propeller
Turbin Propeller merupakan turbin aliran aksial, yaitu turbin dimana
runner berputar pada sumbu yang sejajar dengan aliran air, baik inlet maupun
outlet. Turbin ini mengkombinasikan secara otomatis baling-baling yang dapat
disesuaikan dengan otomatis disesuaikan gerbang gawang (wicket gates) untuk
mencapai efisiensi melalui barbagai tingkat dan aliran air. Turbin ini biasanya
digunakan di lokasi dengan head rendah dan karakteristik aliran tinggi. Turbin
Propeller biasanya digunakan pada ketinggian head 2 m (Pandey, 2017). Pada
tahun 1913, variabel pitch turbin Propeller didesain oleh Kaplan, sehingga disebut
turbin Kaplan.

Gambar 2.5 Turbin Propeller


Sumber: Vincent, (2012)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 8


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

c. Perbedaan Turbin Impuls dan Turbin Reaksi


Perbedaan turbin impuls dan turbin reaksi secara dasar adalah pada prinsip
kerjanya. Turbin impuls menggunakan fluida berkecepatan tinggi untuk
menghasilkan tumbukan dengan sudu-sudu sehingga rotor dapat berputar.
Sedangkan pada turbin reaksi, rotor dapat berputar ketika terjadi perbedaan
tekanan air antara inlet dan outlet. Pada turbin impuls perubahan energi tekanan
menjadi energi kinetik hampir seluruhnya terjadi pada sudu pengarah dan tidak
ada perubahan tekanan serta kecepatan relatif. Sedangkan pada turbin
reaksi,perubahan energi tekanan menjadi energi kinetik terjadi pada sudu
pengarah dan sudu gerak (Yohanes Morong, 2016). Terdapat perbedaan variasi
momentum atau ekspansi dari fluida yang dialirkan turbin impuls dan turbin
reaksi. Pada turbin impuls, roda turbin akan berputar ketika perubahan kecepatan
pada nosel yang relatif tinggi sehingga membentur sudu turbin. Sedangkan pada
turbin reaksi perubahan kecepatan terjadi pada permukaan lengkungan turbin
Sistem turbin impuls yaitu dengan membenturkan air berkecepatan tinggi
ke sudu turbin dan setelah membentur sudu arah kecepatan aliran dari air akan
berubah sehingga terjadi perubahan momentum dari air yang kemudian
mengakibatkan roda turbin berputar. Sedangkan pada turbin reaksi, fluida air yang
mengalir memasuki bagian rotor turbin melewati sudu pengarah dengan tekanan
tinggi yang mengakibatkan turbin akan berputar (Mafruddin & Irawan, 2014).

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 9


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Gambar 2.6 Perbedaan Turbin Impuls dan Turbin Reaksi


Sumber: (Beeciff, 2012)

Gambar 2.7 Grafik Perbandingan Head dan Power yang Dihasilkan oleh
Masing-masing Turbin
Sumber: Susatyo & Hakim, (2013)

2.2 Turbin Crossflow dan Prinsip Kerjanya


Turbin Crossflow disebut juga dengan turbin Ossberger. Turbin ini
memiliki bentuk seperti drum dan menggunakan sebuah nosel yang diarahkan ke
sudu-sudu pada runner berbentuk silinder. Turbin Crossflow memungkinkan air
mengalir melalui sudu dua kali. Selama lintasan pertama, air mengalir dari bagian

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 10


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

luar bilah ke dalam dan yang kedua adalah dari dalam ke luar. Turbin ini dapat
digunakan dalam orientasi vertikal maupun horizontal.

2.2.1 Bagian-Bagian Turbin Crossflow


Turbin Crossflow pada umumnya terdiri dari nosel, sudu pengarah, sudu
gerak, rumah turbin, dan poros. Nosel turbin yang memiliki penampang berbentuk
persegi panjang akan menyemburkan air pada bilah rotor. Rotor turbin ini berupa
gabungan dua piringan yang dihubungkan menggunakan bilah lengkung. Sudu
pengarah berfungsi untuk menerima semburan air yang dihasilkan oleh nosel yang
kemudian diarahkan sehingga mengenai sisi lengkungan bagian dalam dari bilah
turbin. Rotasi dari poros turbin crossflow dapat berorientasi vertikal maupun
horizontal (Mehr dkk., 2021).

Gambar 2.6 Komponen-komponen Turbin Crossflow


Sumber: Mehr dkk., (2021)

Komponen-komponen utama turbin crossflow adalah sebagai berikut.


a. Rumah turbin, rumah turbin (housing) berfungsi sebagai tempat masuk nozel
dari pipa pesat menuju ke runner turbin.
b. Guide vane, guide vane merupakan alat yang digunakan untuk mengarahkan
aliran air sehingga secara efektif meneruskan energinya ke sudu turbin.
c. Rotor, rotor atau yang biasa disebut sebagai runner berfungsi sebagai
penggerak mula dari generator yang digunakan untuk membangkitkan energi
listrik. Rotor pada turbin crossflow berbentuk tabung yang memanjang.
d. Nosel, nosel merupakan alat yang berfungsi untuk meningkatkan kecepatan
fluida yang yang akan menumbuk sudu gerak turbin.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 11


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

2.2.2 Prinsip Kerja Turbin Crossflow


Turbin crossflow termasuk dalam turbin impuls. Turbin ini menggunakan
semburan air untuk menggerakkan roda turbin. Nosel menghasilkan semburan air
yang kemudian masuk ke turbin melalui sudu gerak sehingga terjadi perubahan
energi kinetik menjadi energi mekanik. Pancaran air yang masuk ke turbin melalui
bagian atas memberikan energi ke sudu, kemudian masuk ke turbin dan keluar
melalui ruang kosong dalam runner menuju ke bawah (Anthony, 2016).

2.3 Teori dan Persamaan yang Mendukung Percobaan


2.3.1 Persamaan Bernoulli
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa kenaikan kecepatan aliran fluida
akan menyebabkan penurunan tekanan fluida secara bersamaan atau penurunan
energi potensial fluida tersebut. Persamaan Bernoulli adalah hasil dari analisis
energi untuk reversibel, aliran stabil dari cairan yang tidak dapat dimampatkan
melalui perangkat yang tidak melibatkan interaksi kerja (seperti nozzle atau
bagian pipa). Aliran tanpa gesekan, hal ini menyatakan bahwa jumlah tekanan,
kecepatan, dan energi potensial terbilang konstan dan juga merupakan bentuk dari
prinsip konservasi momentum untuk volume kontrol aliran yang baik (Cengel,
2014).
Penurunan persamaan Bernoulli adalah bahwa efek viskositas sangat kecil
dibandingkan dengan efek inersia, gravitasi, dan tekanan, karena semua fluida
memiliki viskositas. Perkiraan ini tidak dapat valid untuk seluruh bidang aliran,
dengan kata lain persamaan Bernoulli tidak dapat diterapkan pada setiap aliran,
tidak peduli sekecil apapun viskositas (Cengel, 2014). Syarat hukum Bernoulli
adalah sebagai berikut:
1. Steady state,
2. Densitasnya relatif konstan,
3. Gesekan diabaikan, dan
4. Mengacu pada titik yang terletak di 1 streamline.
Berikut merupakan persamaan Bernoulli

1
P+ ρ V 2+ γz=konstan (2.1)
2

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 12


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 13


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Persamaan 2.1 memiliki arti di mana

P = Tekanan (Pa)

ρ = Massa Jenis (kg/m3)

V= Kecepatan (m/s)

Γ = Berat jenis (N)

z = Tinggi Aliran (m)

Gambar 2.7 Piezometer Tubes


Sumber: Cengel (2013)
2.3.2 Persamaan Kontinuitas
Persamaan kontinuitas menjelaskan mengenai perpindahan dari sebuah zat
dalam kuantitas tertentu. Persamaan kontinuitas dalam mekanika fluida
menyatakan bahwa jumlah massa dari fluida yang masuk kedalam sebuah sistem
sama dengan jumlah massa yang keluar dari sistem (Visconti, 2020). Sistem
didefinisikan sebagai sekumpulan benda yang tidak berubah, hukum kontinuitas
merupakan pernyataan dimana massa dari sebuah sistem tidak mengalami
perubahan (Munson, 2013).

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 14


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Gambar 2.8 Permukaan Aliran Normal


Sumber: Hibeller (2016)
ṁ 1 = ṁ 2 (2.2)

ρ1 A1 V 1 = ρ2 A 2 V 2 (2.3)

Persamaan 2.2 & 2.3 memiliki arti di mana

ṁ = Laju aliran massa (kg/s)

ρ = Massa Jenis (kg/m3)

A = Luas penampang (m2)

V = Kecepatan Aliran (m/s)

2.3.3 Segitiga Kecepatan


Segitiga kecepatan adalah dasar kinematika dari aliran fluida gas yang
menumbuk sudu turbin. Pemahaman segitiga kecepatan akan sangat membantu
dalam pemahaman proses konversi pada sudusudu turbin uap atau pada jenis
turbin yang lain. Menurut Cengel & Cimbala (2014), perhitungan daya output dari
kincir turbin pelton menggunakan persamaan mesin turbo Euler, dimana

˙
Ẇ shaft =ωT shaft = ρω V̇ ( r 2 V 2 ,t −r 1 V 1 ,t ) (2.4)

Kemudian dilakukan beberapa pendekatan dan pendekatan trigonometri


didapatkan sin ( β−90 ° )=−cosβ , maka

V 1 ,t =rω−( V −rω ) cosβ (2.5)

Jika disubtitusikan, maka

Ẇ shaft= ρrω V̇ { V j −[ rω+ ( V j−rω ) cosβ ] } (2.6)

dan disederhanakan menjadi,

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 15


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Ẇ shaft = ρrω V̇ ( V j−rω ) ( 1−cosβ ) (2.7)

Jika asumsi β=180 ° , sedangkan air yang keluar akan mengenai bilah turbin yang
lainnya. Maka dari itu β diasumsikan sekitar 160° —165° dan efisiensi
menggunakan faktor β menjadi

Ẇ shaft , actual 1−cosβ


ηβ= = (2.8)
Ẇ shaft ,ideal 1−cos ( 180 ° )

Persamaan (2.8) diatas memiliki arti simbol sebagai berikut.

rω = Kecepatan putar roda

V 1 ,t = V j = Kecepatan fluida keluar

V 2 ,t = V j= Kecepatan fluida masuk

β = Sudut antara kecepatan putar roda dan kecepatan fluida keluar

Gambar 2.9 Skema Segitiga Kecepatan


Sumber : Cengel (2014)
Berdasarkan Gambar 2.9 terlihat, bahwa titik tengah Bucket, dimana
semburan menabrak pemecah dan terbagi dua, terdiri dari satu sisi masuk dan dua
sisi keluar sehingga semburan terbagi menjadi dua, dimana:
VJ = Kecepatan Jet (Kecepatan air masuk) (m/s)
V1 = Kecepatan (Kecepatan air keluar dari alah satu cabang) (m/s)
r = Radius (Jari-jari) (mm).
ω = Kecepatan Sudut (rpm).
β = Sudut (˚)Vt = Kecepatan Turbin (m/s).

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 16


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

2.3.4 V-Notch
V-notch adalah jenis dari sharp-crested weir yang bentuknya cekungan
segitiga hal ini digunakan untuk mengukur aliran. V-notch memiliki keunggulan
karena mempertahankan head, H, bahkan untuk laju aliran kecil karena penurunan
luas aliran disertai dengan penurunan H, dan dengan demikian dapat digunakan
untuk mengukur berbagai laju aliran secara akurat (Cengel, 2013).

Gambar 2.10 V-notch


Sumber: Cengel (2013)

Berdasarkan Gambar 2.10, lebar V-notch dapat dinyatakan sebagai


w=2 ( H−h ) tanθ /2, maka laju aliran ideal diberikan sebagai berikut.

( )√ 2 gH
5
8 θ 2
(2.9)
V̇ ideal ,tri = tan
15 2

Dimana head kecepatan hulu diabaikan. Efek gesekan dan disipatif lainnya
kembali diperhitungkan dengan mudah dengan mengalikan laju aliran ideal
dengan koefisien debit weir, kemudian laju aliran untuk V-notch menjadi

( ) √ 2 gH
5
8 θ 2
(2.10)
V̇ =Cwd ,tri tan
15 2

Nilai C wd ,tribiasanya berkisar antara 0,58 dan 0,62, oleh karena itu,
gesekan fluida, penyempitan area aliran, dan efek disipatif lainnya menyebabkan
laju aliran melalui V-notch berkurang sekitar 40 persen dibandingkan dengan

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 17


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

kasus ideal. Sebagian besar kasus praktis (H > 0,2 m dan 45 ° <θ < 120° ), nilai
koefisien debit bendung adalah sekitar C wd ,tri =¿ 0,58 (Cengel, 2013).

2.3.5 Persamaan Perhitungan


Terdapat beberapa persamaan yang digunakan untuk menentukan parameter pada
turbin cross-flow. Parameter tersebut yaitu sebagai berikut.

a. Torsi (T)

T =F t ×r (2.11)

Persamaan 2.11 memiliki arti,

T = torsi (Nm)

Ft = gaya (N)

r = radius poros turbin (m)

b. Daya Turbin (Pt)

Pt =T × ω (2.12)

Persamaan 2.12 memiliki arti,

Pt = daya turbin (watt)

T = torsi (Nm)

ω = kecepatan sudut (rad/s)

2× π × n
ω= (2.13)
60

n = kecepatan poros (rpm)

c. Daya Aliran pada Penampang (Pi)

Pi=ρ × g × H × Q (2.14)

Persamaan 2.14 memiliki arti,

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 18


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Pi = daya aliran air pada suatu penampang (Watt)

ρ = massa jenis air = (kg/m3)

g = gaya gravitasi (9,81) (m/s2)

H = head efektif (m), dan

Q = kapasitas air (m3/𝑠)

Nilai head efektif saat penelitian didapatkan dari hasil konversi tekanan
karena turbin cross-flow pada praktikum ini menggunakan aliran air yang
dipompa oleh motor listrik yang dikombinasikan dengan bejana bertekanan
bergerak. Data tekanan yang didapatkan dalam satuan atm, kemudian
dikonversikan ke dalam satuan meter (meter of head), dimana 1 atm setara dengan
10,335 meter (meter of head).

d. Efisiensi Turbin (ηt )

Pt
ηt = × 100 % (2.15)
Pi

Persamaan 2.15 memiliki arti,

ηt = efisiensi turbin

Pt = daya turbin (Watt)

Pi = daya aliran pada penampang (Watt)

Tabel 2.1 Physical Properties of Water

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 19


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Sumber : Munson (2013)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 20


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari, Tanggal :

Tempat : Laboratorium Mesin Konversi Energi Teknik Mesin Universitas


Negeri Malang

3.2 Pelaksanaan Praktikum


3.2.1 Instalasi Percobaan Turbin Pelton
Peralatan praktikum turbin crossflow yang tersedia di laboratorium mesin
konversi energi terdiri dari beberapa macam diantaranya sebagai berikut.

1. Unit turbin crossflow sebagai obyek penelitian dengan spesifikasi sebagai


a. Tipe turbin : Crossflow manual regulator
b. Daya turbin : 0,77 kW
c. Daya listrik : 0,54 kW
d. Diameter motor : 100 mm
e. Panjang sudu terdorong air (Bo) : 62 mm
f. Panjang Runner (Bo) : 72 mm
g. Putaran : 750 rpm
h. Jumlah sudu : 18
i. Radius kelengkungan sudu : 21 mm
j. Tipe crossflow : c4-10
2. Instrumen pengukur berbagai variabel yang diperlukan.

Unit turbin crossflow menggunakan pompa air sentrifugal dengan motor


listrik AC sebagai penggerak yang memiliki spesifikasi sebagai berikut.

a. Brand : Speroni
b. Tipe : SP 501
c. Daya : 0,6 HP
d. Voltage : 230 Volt
e. Debit : 50—600 liter/menit
f. Putaran : 2850 rpm
g. Negara pembuat : Italia

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 21


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Gambar 3.1 Instalasi Turbin Crossflow

Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2021)

Gambar 3.2 Skema Instalasi Pengujian Turbin Crossflow

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 22


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2021)

Gambar 3.2 memiliki keterangan sebagai berikut.


1. Bak Penampung
Bak Penampung digunakan untuk menampung air yang akan dialirkan
menuju turbin ataupun air yang mengalir kearah luar turbin.

Gambar 3.2 Bak Penampung


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2021)

2. Pompa Air Sentrifugal


Pompa Air Sentrifugal, berfungsi untuk memindahkan atau mengalirkan
air dari bak penampung menuju turbin serta memberikan tekanan pada air.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 23


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Gambar 3.3 Pompa Air


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2021)

3. Flow divider,
Flow divider digunakan untuk membagi air dari satu pompa menjadi dua
aliran salah satu aliran kostan.

Gambar 3.4 Flow Divider


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2021)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 24


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

4. Pressure gauge,
Pressure gauge merupakan alat pengukur yang digunakan untuk mengukur
sebuah tekanan fluida gas atau cair, dalam sebuah tabung tertutup. Alat ini juga
digunakan untuk mengukur tekanan aliran air dari pompa.

Gambar 3.5 Pressure Gauge


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2021)

5. Valve
Valve adalah perangkat mekanik yang mengontrol aliran (fluida) dan
tekanan dalam suatu sistem atau proses dengan membuka, menutup, mengecilkan
atau membesarkan arusnya dari pompa menuju turbin.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 25


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Gambar 3.6 Valve


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2021)

6. Flow Meter
Flow meter merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui besaran
dalam segala aspek yang terdapat pada suatu aliran material yang berupa udara,
cairan, maupun bubuk. Alat ini juga digunakan untuk mengatur debit air yang
akan digunakan dalam praktikum.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 26


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Gambar 3.7 Flow meter


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2021)

7. Load Meter,
Load Meter adalah alat untuk mengukur besarnya pengereman yang
dihasilkan oleh prony brake

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 27


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Gambar 3.7 Load Meter


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2021)

8. Guide vane
Guide vane digunakan untuk mengarahkan aliran air ke sudu turbin.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 28


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Gambar 3.8 Guide Vane


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2021)

9. Turbin Crossflow
Turbin Crossflow merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui
besaran dalam segala aspek yang terdapat pada suatu aliran material yang berupa
udara, cairan, maupun bubuk. Perangkat ini digunakan untuk mengkonversi energi
kinetik dari air yang bertekanan menjadi energi mekanik berupa rotasi poros.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 29


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Gambar 3.9 Turbin Crossflow


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2021)

3.2.2 Alat Ukur dan Fungsinya


Praktikum turbin pelton menggunakan beberapa alat untuk mengukur
parameter yang diinginkan. Berikut beberapa alat yang digunakan pada praktikum
motor bakar beserta fungsinya.
a. Hygrometer
Hygrometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur temperatur
dan kelembaman udara. Berikut gambar hygrometer digital.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 30


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Gambar 3.10 Hygrometer Digital


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2021)

b. Tachometer
Tachometer digunakan untuk mengukur kecepatar putaran. Kecepatan
putaran pada praktikum motor bakar diambil dari pergerakan putaran crankshaft.
Berikut gambar tachometer yang digunakan pada praktikum motor bakar.

Gambar 3.11 Tachometer


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2021)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 31


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

c. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk menghitung kecepatan air dengan waktu dan
jarak yang diketahui.

Gambar 3.12 Stopwatch


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2021)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 32


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

3.3 Prosedur Pengambilan Data Praktikum

Gambar 3.13 Flow Chart Praktikum Turbin Crossflow


Sumber: Dokumen Pribadi (2022)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 33


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

3.3.1 Langkah Prapengoperasian Turbin


a. Pastikan air pada bak pemampung dalam kondisi penuh dan bersih, tidak ada
sampah/kotoran yang berpotensi menyumbat saluran sistem turbin pelton.
b. Pastikan semua valve dalam kondisi terbuka pada saat hendak mengoperasikan
instrumen turbin crossflow.
c. Pastikan seluruh istrumen kelistrikan pada kondisi aman tidak ada yang
berpotensi terjadi hubungan arus pendek (konsleting).

3.3.2 Langkah Pengoperasian Turbin


a. Hubungkan sistem kelistrikan turbin ke sumber arus listrik AC.
b. Operasikan pompa air dengan menekan saklar ke posisi on pada panel
kelistrikan.
c. Atur debit air sesuai kebutuhan dengan cara memutar valve
d. Ambil data sesuai dengan parameter yang diperlukan.

3.3.3 Langkah Pasca Pengoperasian Turbin


a. Pastikan semua data yang diperlukan sudah terambil
b. Hentikan putaran pompa air dengan menekan saklar ke posisi off pada panel
kelistrikan.
c. Putuskan hubungan sistem kelistrikan turbin dari sumber arus listrik AC.
d. Buka semua valve pada sistem turbin crossflow.
e. Pastikan seluruh instrumen turbin pelton dalam kondisi aman dan bersih
sebelum meninggalkan tempat praktikum.

3.4 Keamanan dan Keselamatan Kerja


a. Gunakan pakaian kerja (wear pack) dan alat pelindung diri (APD) sesuai
ketentuan saat praktikum.
b. Lakukan praktikum sesuai prosedur yang telah dituliskan.
c. Ikuti arahan asisten laboratorium saat praktikum.
d. Pastikan posisi aman dari instrumen yang bergerak/berputar.
e. Pastikan posisi aman dari sistem kelistrikan yang berpotensi terjadi hubungan
arus pendek (konsleting).
f. Rambut/hijab yang panjang harus diikat rapi.
g. Dilarang bergurau pada saat praktikum berlangsung.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 34


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Data Hasil Pengujian
Hasil dari pengujian praktikum diperoleh data sebaga berikut.
Suhu : 26,2 ℃
Jari-jari Shaft : 50,2 mm = 0,0502 m
Debit : 0,002778 m3/s
Percepatan gravitasi : 9,807 m/s2
Massa jenis air : 996,6 kg/m3 (interpolasi dari Tabel 2.1)
Tabel 2.1 Hasil dari Pengujian Turbin Crossflow
Shaft Speed Load Tekanan
(rpm) (kg) (kg/cm2)
1725 0,25 1,054
1675 0,4 1,019
1625 0,55 0,984
1575 0,65 0,949
1525 0,8 0,913
1475 0,95 0,878
1425 1,05 0,843
1375 1,2 0,773
Sumber: Data Pribadi (2022)

4.2 Pengolahan Data


4.2.1 Head
Turbin Crossflow memiliki beberapa persamaan yang digunakan untuk
menghitung variabel variabel yang dibutuhkan. Head merupakan salah satu
variabel yang dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut.
Head=P× 10,0025
= 1,054 × 10,0025
= 10,548 m
Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Head

Shaft Speed Head

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 35


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

(rpm) (m)
1725 10,548
1675 10,197
1625 9,845
1575 9,493
1525 9,142
1475 8,790
1425 8,438
1375 7,735
Sumber: Data Pribadi (2022)

4.2.2 Torsi
Nilai torsi dapat ditentukan menggunakan Persamaan 2.11 sebagai berikut.
T =F t ×r
¿ m× g ×r
m
¿ 10,548 kg × 9,807 2
× 0,0502m
s
¿ 0,123 Nm
Tabel 2.3 Hasil Perhitungan Torsi

Shaft Speed Torsi (T)


(rpm) (Nm)
1725 0,123
1675 0,196
1625 0,270
1575 0,320
1525 0,393
1475 0,467
1425 0,516
1375 0,590
Sumber: Data Pribadi (2022)

4.2.3 Daya Turbin (Pt)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 36


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Berikut ini adalah perhitungan nilai daya turbin yang diperoleh


menggunakan persamaan 2.12. Nilai dari ω dapat diperoleh dari perhitungan
menggunakan Persamaan 2.13 seperti berikut.
2× π × n
ω=
60
2× 3,14 ×1725
¿
60
¿ 180,55 rad /s
Pt =T × ω
¿ 0 , 123 Nm × 180,55rad /s
¿ 22,221 watt
Tabel 2.4 Hasil Perhitungan Daya Turbin

Shaft Speed Daya Turbin (Pi)


(rpm) (watt)
1725 22,221
1675 34,524
1625 46,053
1575 52,752
1525 62,864
1475 72,204
1425 77,099
1375 85,022
Sumber: Data Pribadi (2022)

4.2.4 Daya Aliran Air pada Suatu Penampang (Pi)


Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan daya aliran air pada
suatu penampang. Daya aliran air pada suatu penampang dapat ditentukan
menggunakan Persamaan 2.14 sebagai berikut.
Pi=ρ × g × H × Q
3 2 3
¿ 9 96,6 kg /m × 9,807 m/s ×10,548 m× 0,002778 m /s
¿ 286,386 watt

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 37


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Tabel 2.5 Hasil Perhitungan Daya Aliran Air pada Suatu Penampang

Shaft Speed Daya Aliran pada Suatu Penampang (Pt)


(rpm) (watt)
1725 286,386
1675 276,840
1625 267,294
1575 257,748
1525 248,201
1475 238,655
1425 229,109
1375 210,016
Sumber: Data Pribadi (2022)

4.2.5 Efisiensi Turbin (ƞt)


Berikut ini adalah perhitungan efisiensi turbin yang didapatkan
menggunakan Persamaan 2.15.
Pt
ƞt = × 100 %
Pi
22,221 watt
¿ ×100 %
286,386 watt
¿ 7,759 %
Tabel 2.6 Hasil Perhitungan Efisiensi Turbin
Shaft Speed Efisiensi Turbin
(rpm) %
1725 7,759
1675 12,470
1625 17,229
1575 20,466
1525 25,328
1475 30,254
1425 33,651
1375 40,483
Sumber: Data Pribadi (2022)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 38


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

4.2.6 Metode Komputasional


Metode komputasional dilakukan dengan konsep Finite Element Method
dengan bantuan software Solidworks dengan iterasi tiap beda RPM mencapai
lebih dari 90 kali. Adapun desain geometri dari turbin crossflow adalah sebagai
berikut.

Gambar 4.x Geometri Turbin Crossflow


Sumber: Dokumen Pribadi (2022)

Gambar 4.3 Pola Tekanan Metode Komputasi Turbin Crossflow 1725 rpm
Sumber: Laboratorium Simulasi Teknik Mesin UM (2022)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 39


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Gambar 4.4 Grafik Hasil Metode Komputasional Turbin Crossflow pada


1725 rpm
Sumber: Laboratorium Simulasi Teknik Mesin UM (2022)

Kecepatan rata-rata turbin dengan metode komputasional pada kecepatan


1725 rpm adalah 0,325313 m/s. Tekanan rata-rata turbin dengan metode
komputasional yaitu 1,04217 kg/cm2. Torsi yang terjadi kali ini sebesar 0,294486
Nm. Daya turbin didapatkan dengan perhitungan sebagai berikut.

Pt =T × ω
Pt =0,294486 Nm ×180,64 rad / s
Pt =53,19595 Nm /s
Pt =53,19595 watt
Daya Aliran turbin didapatkan melalui perhitungan sebagai berikut.
Pi=ρ × g × H × Q
3
kg m m
Pi=996,74 3
× 9,81 2 × (1,04217 × 10,0025 ) m ×0,00278
m s s
Pi=283,3628 watt
Maka didapat nilai efisiensi turbin sebesar.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 40


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Pt
ηt = × 100 %
Pi
53,196
ηt = ×100 %
283,363
ηt =¿18,773 %

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Komputasional


Shaft Speed Torsi Daya Daya Efisiensi
Turbin (Pt) Aliran (Pi)
(rpm) (rad/s) (Nm) (W) (W) (%)
1725 180,64 0,294486 53,196 283,363 18,773
1675 175,40 0,260418 45,677 283,363 16,120
1625 170,16 0,251554 42,804 283,366 15,106
1575 164,93 0,22799 37,602 283,368 13,270
1525 159,69 0,219888 35,114 283,368 12,392
1475 154,46 0,212515 32,825 283,371 11,584
1425 149,22 0,204288 30,484 283,374 10,757
1375 143,98 0,185617 26,725 283,376 9,431
Sumber: Dokumen Pribadi (2022)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 41


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Torsi terhadap Shaft Speed yang berbeda

Gambar 5.1 Grafik Hubungan Torsi terhadap Sahft Speed


Sumber: Data Pribadi (2022)
Gambar 5.1 menunjukkan hubungan antara shaft speed terhadap turbin,
dimana pada praktikum Turbin Crossflow dilakukan dengan menggunakan nilai
shaft speed yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil yang didapat pada Grafik 5.1
memaparkan bahwa semakin dilakukan penurunan pada shaft speed maka
semakin tinggi nilai torsi yang didapat. Data pada Gambar 5.1 menunjukkan
bahwa nilai Torsi yang paling tinggi didapat sebesar 0,590 Nm dengan nilai shaft
speed yang paling kecil yaitu 1375 rpm. Berbeda halnya apabila diberikan nilai
shaft speed yang paling besar yaitu 1725 rpm yang menghasilkan nilai torsi paling
kecil yaitu sebesar 0,123 Nm.
Dapat diketahui bahwa pada pengaruh hubungan torsi tehadap shaft speed ini
adalah semakin tinggi nilai shaft speed yang diberikan maka semakin kecil nilai
torsi yang didapat, sedangkan semakin kecil ilai shaft speed yang diberikan maka
semakin tinggi nilai torsi yang didapat. Hal tersebut dikarenakan bahwa apabila

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 42


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

kecilnya nilai shaft speed akan ada transmisi gaya yang bertambah besar dengan
adanya pertambahan beban yang dihasilkan, hal ini mengakibatkan semakin besar
nilai torsi yang dihasilkan (I Solihat dkk, 2021).

5.2 Hubungan Daya Turbin (Pt) terhadap Shaft Speed yang Berbeda

Gambar 5.2 Grafik Hubungan Daya Turbin (Pt) terhadap Shaft Speed
Sumber: Data Pribadi (2022)
Gambar 5.2 menunjukkan grafik hubungan daya turbin (Pt) terhadap nilai
shaft speed yang diberikan. Percobaan yang dilakukan menggunakan nilai shaft
speed yang berbeda- beda memperoleh nilai daya turbin yang berbeda- beda pula.
Nilai daya turbin yang paling tinggi didapat sebesar 85,022 watt dengan nilai shaft
speed yang diberikan sebesar 1375 rpm. Beda halnya apabila diberikan nilai shaft
speed yang tertinggi yaitu sebesar 1725, dimana dihasilkan nilai daya turbin yang
terkecil yaitu sebesar 22,221 watt.
Berdasarkan pada persamaan 2.12 menunjukkan bahwa hasil dari nilai daya
turbin yang meningkat desebabkan oleh pembebanan yang diberikan semakin
besar namun berbanding terbalik dengan nilai shaft speed yang semakin
berkurang. Berkurangnya nilai shaft speed yang diberikan dengan pembebanan
dilakukan untuk melakukan pengereman terhadap kecepatan putar shaft.
Pembebanan yang diberikan apabila semakin besar terhadap kecepatan maka daya

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 43


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

yang dibutuhkan juga akan semakin besar pula. Hal tersebut disebabkan karena
daya dihasilkan melalui perkalian dari torsi dengan kecepatan sudut yang
menggunakan kecepatan putar shaft speed yang berbeda-beda sehingga
menyebabkan kecepatan poros yang berkurang (Suripto & Anwar, 2020).

5.3 Hubungan Daya Aliran Air (Pi) terhadap Shaft Speed yang berbeda

Gambar 5.3 Grafik Hubungan Daya Aliran Air terhadap Shaft Speed
Sumber Dokumen Pribadi (2022)
Grafik pada Gambar 5.3 menunjukkan hubungan antara daya aliran air
dengan nilai shaft speed yang diberikan. Hasil yang didapat berdasarkan pada
grafik yang ditunjukkan bahwa semakin tinggi nilai shaft speed yang diberikan
maka semakin tinggi pula nilai daya aliran air yang didapat, sehingga dapar
dikatakan bahwa nilai shaft speed yang semakin tinggi akan berbanding lurus
dengan hasil nilai daya aliran air yang dihasilkan. Grafik 5.3 menunjukkan nilai
daya aliran air turbin yang paling tinggi dihasilkan sebesar 286,386 Watt dengan
nilai shaft speed yang paling tinggi sebesar 1725 rpm yang diberikan pula,
sedangkan nilai daya aliran air yang paling rendah yaitu 210,016 Watt dengan
nilai shaft speed yang diberikan yang paling rendah pula yaitu sebesar 1375 rpm.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 44


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Parameter yang mempengaruhi nilai dari daya aliran air yang didapat adalah
massa jenis air, gaya gravitasi, kapasitas air, dan nilai head efektif yang didapat
dari hasil konversi tekanan berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan
2.14. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar kapasitas air pada
turbin maka nilai daya aliran air pada suatu penampang akan berbanding lurus.
Pernyataan tersebut disebabkan karena daya aliran air didapatkan denggan
perhitungan perkalian menggunakan keempat parameter yang telah disebutkan
(Suripto & Anwar, 2020).

5.4 Hubungan Efisiensi Turbin (%) terhadap Shaft Speed yang berbeda

Gambar 5.4 Grafik Hubungan Efisiensi terhadap Shaft Speed


Sumber: Dokumen Pribadi (2022)
Grafik pada Gambar 5.4 menunjukkan hubungan nilai efisiensi yang didapat
berdasarkan nilai shaft speed yang diberikan dengan besaran yang berbeda-beda.
Dapat dilihat pada grafik bahwa semakin besar nilai shaft speed yang diberikan
maka semakin kecil nilai efisiensi yang didapat. Nilai efisiensi paling tinggi
didapat sebesar 40,483 % dengan nilai shaft speed yang diberikan sebesar 1375
rpm dimana merupakan nilai shaft speed paling kecil yang diberikan. Berbeda hal

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 45


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

apabila diberikan nilai shaft speed yang paling besar yaitu 1725 rpm
menghasilkan nilai efisiensi yang paling rendah yaitu sebesar 7,759 %.
Penurunan nilai efisiensi berdasarkan semakin besarnya nilai shaft speed yang
diberikan ini disebabkan oleh parameter yang diberikan. Berdasarkan perhitungan
pada persamaan 2.15, parameter yang mempengaruhi hasil efisiensi yaitu daya
turbin (Pt) dan daya aliran air (Pi). Efisiesni berbanding lurus dengan daya turbin
dimana daya turbin sangat bergantung pada besarnya torsi dan kecepatan anguler,
sedangkan berbanding terbalik dengan daya aliran aliran air, sehingga nilai
efisiensi semakin besar ketika nilai daya turbin lebih besar dibandingkan dengan
daya aliran air, maka semakin rendah nilai shaft speed akan membuat nilai
efisiensi makin tinggi (Suripto dkk, 2017).

5.5 Perbandingan Efisiensi Turbin terhadap Shaft Speed yang berbeda


dengan menggunakan Metode Eksperimental dan Komputasional

Gambar 5.5 Grafik Hubungan Efisiensi terhadap shaft speed ditinjau Metode
Eksperimental dan Komputasional
Sumber: Dokumen Pribadi (2022)
Grafik pada Gambar 5.5 menunjukkan hubungan nilai efisiensi yang didapat
terhadap nilai shaft speed yang diberikan dengan menggunakan metode

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 46


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

eksperimental dan komputasional. Terlihat pada grafik bahwa garis yang


berwarna merah menunjukkan hasil efisiensi yang didapat ditinjau dari metode
eksperimental dimana semakin besar nilai shaft speed yang diberikan maka
semakin kecil nilai efisiensi yang didapat. Sebaliknya pada metode komputasional
nilai efisiensi yang didapatkan berbanding lurus seiring dengan bertambahnya
nilai shaft speed yang diberikan. Pada metode eksperimental nilai efisiensi
tertinggi yang didapat sebesar 40,483 % dengan shaft speed yang diberikan 1375
rpm, sedangkan pada metode komputasional nilai efisiensi tertinggi yang didapat
sebesar 18,773 % dengan nilai shaft speed yang diberikan sebesar 1725 rpm.
Dapat diketahui bahwa nilai efisiensi tertinggi didapatkan melalui metode
eksperimental dibandingkan dengan menggunakan metode komputasional.
Nilai efisiensi yang didapatkan ditinjau menggunakan metode eksperimental
dan komputasional ini menghasilkan perbedaan. Pengaruh parameter yang
digunakan menghasilkan perbedaan yang signifikan dimana saat menggunakan
metode eksperimental terdapat faktor luar yang mempengaruhi seperti shaft speed
(kecepatan shaft) yang diberikan tidak stabil, sedangkan apabila menggunakan
metode komputasional nilai shaft speed yang diberikan stabil dan sesuai seperti
yang telah ditetapdan di awal sebelum memulai program (I Solihat, 2021).
Perbedaan nilai torsi yang disebabkan pengambilan data dengan metode
eksperimental menggunakan shaft speed yang tinggi kemudian ditambahkan load
untuk mencapai shaft speed yang diinginkan mempengaruhi nilai efisiensi,
dikarenakan nilai torsi digunakan pada saat mencari nilai daya turbin (P t) dengan
berbedanya hasil torsi yang dihasilkan maka berbeda pula nilai daya turbin yang
didapatkan (Suripto dkk, 2017).

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 47


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

BAB VI
PENUTUPAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik 4 kesimpulan anatra
lain sebagai berikut.
1. Prinsip kerja turbin crossflow yaitu memancarkan air turbin untuk mengenai
sudu sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanik.
2. Nilai torsi pada turbin dipengaruhi oleh besar gaya dan jari-jari shaft pada
turbin. Semakin rendah kecepatan shaft maka semakin tinggi torsi yang
dihasilkan, begitu juga sebaliknya sehingga besar nilai kecepatan shaft (rpm)
dan torsi (Nm) akan berbanding terbalik.
3. Daya turbin dipengaruhi oleh beban torsi yang diberikan, semakin besar torsi
yang diberikan maka daya turbin akan meningkat. Hal ini berbanding terbalik
dengan kecepatan poros namun berbanding lurus dengan torsi.
4. Efisiensi turbin dipengaruhi oleh daya turbin, semakin besar daya turbin maka
efisiensinya akan meningkat, sementara daya turbin dipengaruhi oleh putaran
poros, semakin rendah putaran poros maka daya yang dihasilkan akan
semakin tinggi.
6.2 Saran
Saran mengenai praktikum Turbin Crossflow, antara lain sebagai berikut.
1. Menguji kelayakan alat pengujian sebelum melakukan penelitian
2. Melakukan uji coba pada turbin crossflow sebelum digunakan agar pada saat
praktikum berjalan lancar
3. Melakukan pengujian sesuai dengan prosedur yang telah disarankan oleh
asisten penguji.
4. Teliti dan fokus selama pengujian berlangsung, untuk meminimalkan
kesalahan.
5. Lakukan pengambilan, pengolahan, dan analisis data secara cermat agar hasil
yang diperoleh lebih akurat.
6. Selalu menjaga jarak dan mematuhi prokes ketat karena masih dalam situasi
pandemi.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 48


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, B. (2019). (Sumber : Teacher Manual Diploma Hydro Power). 5–31.


As’ad, M. M., Febrianto, A. J., & Prabowoputra, D. M. (2021). Analisa Performa
Hidro-Turbin Cross-Flow Dengan Sudut Diameter Runner 10° Dan Jumlah
Sudu 8, 16, Dan 24 Menggunakan Metode Cfd. Journal of Mechanical
Engineering, 5(1). https://doi.org/10.31002/jom.v5i1.3943
Beeciff. (2020). Energy Efficiency and Energy Management Handbook. 1–205.
Bensardi. (2019). Analisis Prestasi Turbin Francis pada PLTA Karebbe. J-MOVE
Jurnal Teknik Mesin, 1(2), 7–12.
Boimau, K., Nurhayati, N., & Selan, R. N. (2020). Pengaruh Variasi Ketinggian
Reservoir Terhadap Daya Turbin Air Impuls Dengan Sudu Bolak-Balik.
Jurnal Mesin Nusantara, 3(1), 9–16.
https://doi.org/10.29407/jmn.v3i1.14577
Bono, B., & Suwarti, S. (2019). Variasi Jumlah Sudu Dan Modifikasi Bentuk
Nosel Pada Turbin Turgo Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.
Eksergi, 15(2), 81. https://doi.org/10.32497/eksergi.v15i2.1510
Çengel, Y. A., & Ghajar, A. J. (2015). HEAT AND MASS TRANSFER (4 th).
Dewanto, H. P., Himawanto, D. A., & Cahyono, S. I. (2018). Pembuatan dan
pengujian turbin propeller dalam pengembangan teknologi pembangkit listrik
tenaga air piko hidro (PLTA-PH) dengan variasi debit aliran. Jurnal Teknik
Mesin Indonesia, 12(2), 54. https://doi.org/10.36289/jtmi.v12i2.72
Dinata, P. A., Wijaya, I. W. A., & Suantika, I. M. (2020). Pengaruh Variasi
Jumlah Sudu terhadap Daya Output pada Prototype Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro ( PLTMH ) dengan Menggunakan Turbin Crossflow.
Spektrum, 7(3), 34–41.
Elbatran, A. H., Abdel-Hamed, M. W., Yaakob, O. B., Ahmed, Y. M., & Arif
Ismail, M. (2017). Hydro power and turbine systems reviews. Jurnal
Teknologi, 74(5), 83–90. https://doi.org/10.11113/jt.v74.4646
Handayani, T. (2019). Sumber : DESDM (2005). 5–31.
Mafruddin, M., & Irawan, D. (2018). Pembuatan Turbin Mikrohidro Tipe Cross-
Flow Sebagai Pembangkit Listrik Di Desa Bumi Nabung Timur. Turbo :
Jurnal Program Studi Teknik Mesin, 3(2), 7–12.
https://doi.org/10.24127/trb.v3i2.12
Mehr, G., Durali, M., Khakrand, M. H., & Hoghooghi, H. (2021). A novel design
and performance optimization methodology for hydraulic Cross-Flow
turbines using successive numerical simulations. Renewable Energy, 169,
1402–1421. https://doi.org/10.1016/j.renene.2021.01.090
Pietersz, Richard , Rudy Soenoko, S. W. (2019). Pengaruh Jumlah Sudu

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 49


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN CROSSFLOW

Terhadap. Jurnal Rekayasa Mesin, 4(2), 93–100.


Prayoga, huda setya. (2019). Bab 2 tinjauan pustaka 2.1. 5–17.
Shields, C. L. (2001). Age, 25.5. Ophthalmology, 3(2), 2001–2001.
Suripto, H., & Anwar, S. (2020). Optimasi Perancangan Turbin Crossflow
Terhadap Sudut Masuk Blade Runner Untuk Micro Hydro Power Plant
Dengan Analisis CFD. Rotasi, 22(1), 48–54.
https://doi.org/10.14710/rotasi.22.1.48-54
Suripto, H., Hidayat, A., Mesin, J. T., Pengaraian, U. P., Sipil, J. T., Pengaraian,
U. P., & Hilir, K. R. (2017). Analisis Kecepatan Masuk Sudut Runner Turbin
Cross flow dengan Simulasi CFD. Jurnal Aptek, 1, 39–44.
https://journal.upp.ac.id/index.php/aptek/article/view/131
Suryono, E., & Nusantara, A. E. B. (2017). Simulasi Turbin Crossflow Dengan
Jumlah Sudu 18 Sebagai Pembangkit Listrik Picohydro. Simetris : Jurnal
Teknik Mesin, Elektro Dan Ilmu Komputer, 8(2), 547.
https://doi.org/10.24176/simet.v8i2.1412
Susatyo, A., & Hakim, L. (2020). Perancangan Turbin Pelton. Pusat Penelitian
Informatika LIPI, 1–13.
Tim Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional. (2019). Indonesia Energy Out
Look 2019. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI 50


UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Anda mungkin juga menyukai