Turbin Crossflow
BAB I
PENDAHULUAN
air harus didukung oleh sebuah sistem aliran yang memiliki model dan jumlah
sudu - sudu pada bagian runner turbin. Sistem aliran, generator, dan sudu - sudu
ini sangat berpengaruh terhadap putaran turbin dan besaran daya yang akan
dihasilkan. Perancangan turbin air crossflow, tekanan air yang dihasilkan oleh
sistem aliran sangat berpengaruh pada kecepatan putar serta torsi dan daya pada
sudu - sudu turbin sehingga turbin beroperasi dengan maksimal dan optimal
(Solihat dkk, 2020). Urgensi dalam meningkatkan efisiensi turbin air perlu di
perhatikan dengan baik dalam memajukan pemahaman masyarakat mengenai
teknologi. Penerapan dalam meningkatkan efisiensi turbin air tersebut dapat
dilakukan salah satunya melalui praktikum turbin crossflow.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang, terdapat tujuan praktikum yakni sebagai berikut.
a. Mengetahui mekanisme dan prinsip kerja dari turbin crossflow.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan jet setiap jet dilepaskan. Pelepasan jet pada runner sekaligus rotasinya
berada pada tekanan atmosfer. Ciri utama turbin impuls yaitu perubahan tekanan
air terjadi di nozel mesin dan tidak ada perubahan tekanan di sepanjang rotor
turbin (Pandey, 2017). Macam-macam turbin impuls adaalah sebagai berikut.
1. Turbin Pelton
Turbin pelton merupakan salah satu jenis turbin impuls yang ditemukan
pada tahun 1980 oleh ilmuwan asal Amerika Bernama Lester Pelton. Turbin
pelton dapat memberikan efisiensi hingga 92% (Mafruddin & Irawan, 2014).
Turbin pelton menggunakan jet kecepatan tinggi dari nozel yang ditujukan ke
ember untuk menggerakan runner. Komponen utama turbin Pelton lainnya adalah
nozel, spear valves, deflektor, dan turbine housing. Turbin Pelton digunakan di
lokasi dengan head tinggi. Untuk pembangkit listrik tenaga air yang besar,
biasanya di atas beberapa ratus meter dan dapat mencapai lebih dari 1500 m.
Sedangkan untuk pembangkit listrik micro hydro, turbin Pelton digunakan pada
head mulai sekitar 30-300 m (Pandey, 2017).
Kelebihan dari turbin pelton antara lain, daya yang dihasilkan besar,
konstruksi yang sederhana, dan mudah dalam perawatan. Selain itu teknologi
yang digunakan dalam turbin peton tergolong sederhana dan mudah diterapkan di
daerah terpencil. Karena turbin pelton memiliki aliran air yang berasal dari atas,
maka dibutuhkan reservoir untuk menampung air, sehingga memerlukan investasi
yang lebih banyak (Muhammad Saleh Simamora, 2012).
2. Turbin Turgo
Turbin Turgo merupakan turbin impuls yang mirip dengan turbin Pelton
yang menggunakan satu atau lebih nozel untuk menghasilkan jet yang ditujukan
pada runner dan runner berotasi pada tekanan atmosfer. Perbedaan utama antar
turbin Turgo dan turbin Pelton adalah bentuk sudunya. Bentuk sudu dari dari
turbin Turgo adalah setengah dari bentuk sudu dari turbin Pelton. Ujung aliran air
pada sistem turbin turgo diarahkan pada turbin dengan kemiringan 20 derajat dan
air keluar diarahkan ke bagian belakang (Prayoga, 2019). Sama halnya dengan
turbin pelton, turbin turgo juga memiliki kurva efisiensi yang luar biasa sehingga
bagus digunakan untuk variasi laju aliran besar. Turbin turgo adalah jenis turbin
yang sesuai untuk menggantikan turbin Pelton nozel ganda dengan head rendah.
Turbin Turgo dapat bekerja pada head kisaran 15 meter sampai 300 meter (Bono
& Suwarti, 2019). Menurut Prayoga (2019), kesederhanaan dari sistem kerjanya,
turbin turgo mampu beroperasi secara efisien saat musim kemarau.
3. Turbin Crossflow
Turbin Crossflow merupakan turbin impuls dengan aliran radial, yaitu arah
alirannya tegak lurus dengan sumbu turbin. Turbin ini juga dikenal dengan turbin
Ossberger yang dirancang oleh Ossberger Co. Turbin Crossflow berbentuk seperti
drum dan menggunakan nosel berbentuk persegi panjang yang diarahkan ke arah
sudu pada runner berbentuk silinder. Turbin Crossflow memungkinkan air
mengalir melalui sudu dua kali. Turbin ini biasanya digunakan pada aliran air
yang lebih tinggi dan head yang lebih rendah dari turbin Pelton (Elbatran dkk.,
2015).
b. Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah turbin yang merubah seluruh energi air yang tersedia
menjadi energi kinetik. Sudu pada turbin reaksi dapat menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan air selama melalui sudu. Tekanan air sebelum masuk roda
turbin lebih besar dari pada tekanan air saat keluar roda turbin. Perbedaan tekanan
ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner dapat berputar. Berbeda dengan
turbin impuls, Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup air dan berada dalam
rumah turbin (Pandey, 2017). Macam-macam turbin reaksi adalah sebagai berikut.
1. Turbin Francis
Turbin Francis merupakan salah satu turbin reaksi yang dipasang diantara
sumber tekanan air bertekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah
di bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah yang mengarahkan
air masuk secara tangensial. Runner pada turbin Francis menerima air secara
radial dari perimeter menuju pusat dan menghasilkan torsi dan tenaga saat
mengalirkan aliran secara aksial (Bensardi, 2019). Turbin francis memiliki 3
bagian utama yaitu rumah turbin (casing), sudu penggerak (runner) dan sudu
pengarah (nozzle). Semua komponen utama tersebut terbenam ke dalam air
sepenuhnya. Turbin francis digunakan pada ketinggian head menengah (dari
puluhan meter sampai dengan 100 meter) (Handayani, 2019).
2. Turbin Propeller
Turbin Propeller merupakan turbin aliran aksial, yaitu turbin dimana
runner berputar pada sumbu yang sejajar dengan aliran air, baik inlet maupun
outlet. Turbin ini mengkombinasikan secara otomatis baling-baling yang dapat
disesuaikan dengan otomatis disesuaikan gerbang gawang (wicket gates) untuk
mencapai efisiensi melalui barbagai tingkat dan aliran air. Turbin ini biasanya
digunakan di lokasi dengan head rendah dan karakteristik aliran tinggi. Turbin
Propeller biasanya digunakan pada ketinggian head 2 m (Pandey, 2017). Pada
tahun 1913, variabel pitch turbin Propeller didesain oleh Kaplan, sehingga disebut
turbin Kaplan.
Gambar 2.7 Grafik Perbandingan Head dan Power yang Dihasilkan oleh
Masing-masing Turbin
Sumber: Susatyo & Hakim, (2013)
luar bilah ke dalam dan yang kedua adalah dari dalam ke luar. Turbin ini dapat
digunakan dalam orientasi vertikal maupun horizontal.
1
P+ ρ V 2+ γz=konstan (2.1)
2
P = Tekanan (Pa)
V= Kecepatan (m/s)
ρ1 A1 V 1 = ρ2 A 2 V 2 (2.3)
˙
Ẇ shaft =ωT shaft = ρω V̇ ( r 2 V 2 ,t −r 1 V 1 ,t ) (2.4)
Jika asumsi β=180 ° , sedangkan air yang keluar akan mengenai bilah turbin yang
lainnya. Maka dari itu β diasumsikan sekitar 160° —165° dan efisiensi
menggunakan faktor β menjadi
2.3.4 V-Notch
V-notch adalah jenis dari sharp-crested weir yang bentuknya cekungan
segitiga hal ini digunakan untuk mengukur aliran. V-notch memiliki keunggulan
karena mempertahankan head, H, bahkan untuk laju aliran kecil karena penurunan
luas aliran disertai dengan penurunan H, dan dengan demikian dapat digunakan
untuk mengukur berbagai laju aliran secara akurat (Cengel, 2013).
( )√ 2 gH
5
8 θ 2
(2.9)
V̇ ideal ,tri = tan
15 2
Dimana head kecepatan hulu diabaikan. Efek gesekan dan disipatif lainnya
kembali diperhitungkan dengan mudah dengan mengalikan laju aliran ideal
dengan koefisien debit weir, kemudian laju aliran untuk V-notch menjadi
( ) √ 2 gH
5
8 θ 2
(2.10)
V̇ =Cwd ,tri tan
15 2
Nilai C wd ,tribiasanya berkisar antara 0,58 dan 0,62, oleh karena itu,
gesekan fluida, penyempitan area aliran, dan efek disipatif lainnya menyebabkan
laju aliran melalui V-notch berkurang sekitar 40 persen dibandingkan dengan
kasus ideal. Sebagian besar kasus praktis (H > 0,2 m dan 45 ° <θ < 120° ), nilai
koefisien debit bendung adalah sekitar C wd ,tri =¿ 0,58 (Cengel, 2013).
a. Torsi (T)
T =F t ×r (2.11)
T = torsi (Nm)
Ft = gaya (N)
Pt =T × ω (2.12)
T = torsi (Nm)
2× π × n
ω= (2.13)
60
Pi=ρ × g × H × Q (2.14)
Nilai head efektif saat penelitian didapatkan dari hasil konversi tekanan
karena turbin cross-flow pada praktikum ini menggunakan aliran air yang
dipompa oleh motor listrik yang dikombinasikan dengan bejana bertekanan
bergerak. Data tekanan yang didapatkan dalam satuan atm, kemudian
dikonversikan ke dalam satuan meter (meter of head), dimana 1 atm setara dengan
10,335 meter (meter of head).
Pt
ηt = × 100 % (2.15)
Pi
ηt = efisiensi turbin
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari, Tanggal :
a. Brand : Speroni
b. Tipe : SP 501
c. Daya : 0,6 HP
d. Voltage : 230 Volt
e. Debit : 50—600 liter/menit
f. Putaran : 2850 rpm
g. Negara pembuat : Italia
3. Flow divider,
Flow divider digunakan untuk membagi air dari satu pompa menjadi dua
aliran salah satu aliran kostan.
4. Pressure gauge,
Pressure gauge merupakan alat pengukur yang digunakan untuk mengukur
sebuah tekanan fluida gas atau cair, dalam sebuah tabung tertutup. Alat ini juga
digunakan untuk mengukur tekanan aliran air dari pompa.
5. Valve
Valve adalah perangkat mekanik yang mengontrol aliran (fluida) dan
tekanan dalam suatu sistem atau proses dengan membuka, menutup, mengecilkan
atau membesarkan arusnya dari pompa menuju turbin.
6. Flow Meter
Flow meter merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui besaran
dalam segala aspek yang terdapat pada suatu aliran material yang berupa udara,
cairan, maupun bubuk. Alat ini juga digunakan untuk mengatur debit air yang
akan digunakan dalam praktikum.
7. Load Meter,
Load Meter adalah alat untuk mengukur besarnya pengereman yang
dihasilkan oleh prony brake
8. Guide vane
Guide vane digunakan untuk mengarahkan aliran air ke sudu turbin.
9. Turbin Crossflow
Turbin Crossflow merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui
besaran dalam segala aspek yang terdapat pada suatu aliran material yang berupa
udara, cairan, maupun bubuk. Perangkat ini digunakan untuk mengkonversi energi
kinetik dari air yang bertekanan menjadi energi mekanik berupa rotasi poros.
b. Tachometer
Tachometer digunakan untuk mengukur kecepatar putaran. Kecepatan
putaran pada praktikum motor bakar diambil dari pergerakan putaran crankshaft.
Berikut gambar tachometer yang digunakan pada praktikum motor bakar.
c. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk menghitung kecepatan air dengan waktu dan
jarak yang diketahui.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Data Hasil Pengujian
Hasil dari pengujian praktikum diperoleh data sebaga berikut.
Suhu : 26,2 ℃
Jari-jari Shaft : 50,2 mm = 0,0502 m
Debit : 0,002778 m3/s
Percepatan gravitasi : 9,807 m/s2
Massa jenis air : 996,6 kg/m3 (interpolasi dari Tabel 2.1)
Tabel 2.1 Hasil dari Pengujian Turbin Crossflow
Shaft Speed Load Tekanan
(rpm) (kg) (kg/cm2)
1725 0,25 1,054
1675 0,4 1,019
1625 0,55 0,984
1575 0,65 0,949
1525 0,8 0,913
1475 0,95 0,878
1425 1,05 0,843
1375 1,2 0,773
Sumber: Data Pribadi (2022)
(rpm) (m)
1725 10,548
1675 10,197
1625 9,845
1575 9,493
1525 9,142
1475 8,790
1425 8,438
1375 7,735
Sumber: Data Pribadi (2022)
4.2.2 Torsi
Nilai torsi dapat ditentukan menggunakan Persamaan 2.11 sebagai berikut.
T =F t ×r
¿ m× g ×r
m
¿ 10,548 kg × 9,807 2
× 0,0502m
s
¿ 0,123 Nm
Tabel 2.3 Hasil Perhitungan Torsi
Tabel 2.5 Hasil Perhitungan Daya Aliran Air pada Suatu Penampang
Gambar 4.3 Pola Tekanan Metode Komputasi Turbin Crossflow 1725 rpm
Sumber: Laboratorium Simulasi Teknik Mesin UM (2022)
Pt =T × ω
Pt =0,294486 Nm ×180,64 rad / s
Pt =53,19595 Nm /s
Pt =53,19595 watt
Daya Aliran turbin didapatkan melalui perhitungan sebagai berikut.
Pi=ρ × g × H × Q
3
kg m m
Pi=996,74 3
× 9,81 2 × (1,04217 × 10,0025 ) m ×0,00278
m s s
Pi=283,3628 watt
Maka didapat nilai efisiensi turbin sebesar.
Pt
ηt = × 100 %
Pi
53,196
ηt = ×100 %
283,363
ηt =¿18,773 %
BAB V
PEMBAHASAN
kecilnya nilai shaft speed akan ada transmisi gaya yang bertambah besar dengan
adanya pertambahan beban yang dihasilkan, hal ini mengakibatkan semakin besar
nilai torsi yang dihasilkan (I Solihat dkk, 2021).
5.2 Hubungan Daya Turbin (Pt) terhadap Shaft Speed yang Berbeda
Gambar 5.2 Grafik Hubungan Daya Turbin (Pt) terhadap Shaft Speed
Sumber: Data Pribadi (2022)
Gambar 5.2 menunjukkan grafik hubungan daya turbin (Pt) terhadap nilai
shaft speed yang diberikan. Percobaan yang dilakukan menggunakan nilai shaft
speed yang berbeda- beda memperoleh nilai daya turbin yang berbeda- beda pula.
Nilai daya turbin yang paling tinggi didapat sebesar 85,022 watt dengan nilai shaft
speed yang diberikan sebesar 1375 rpm. Beda halnya apabila diberikan nilai shaft
speed yang tertinggi yaitu sebesar 1725, dimana dihasilkan nilai daya turbin yang
terkecil yaitu sebesar 22,221 watt.
Berdasarkan pada persamaan 2.12 menunjukkan bahwa hasil dari nilai daya
turbin yang meningkat desebabkan oleh pembebanan yang diberikan semakin
besar namun berbanding terbalik dengan nilai shaft speed yang semakin
berkurang. Berkurangnya nilai shaft speed yang diberikan dengan pembebanan
dilakukan untuk melakukan pengereman terhadap kecepatan putar shaft.
Pembebanan yang diberikan apabila semakin besar terhadap kecepatan maka daya
yang dibutuhkan juga akan semakin besar pula. Hal tersebut disebabkan karena
daya dihasilkan melalui perkalian dari torsi dengan kecepatan sudut yang
menggunakan kecepatan putar shaft speed yang berbeda-beda sehingga
menyebabkan kecepatan poros yang berkurang (Suripto & Anwar, 2020).
5.3 Hubungan Daya Aliran Air (Pi) terhadap Shaft Speed yang berbeda
Gambar 5.3 Grafik Hubungan Daya Aliran Air terhadap Shaft Speed
Sumber Dokumen Pribadi (2022)
Grafik pada Gambar 5.3 menunjukkan hubungan antara daya aliran air
dengan nilai shaft speed yang diberikan. Hasil yang didapat berdasarkan pada
grafik yang ditunjukkan bahwa semakin tinggi nilai shaft speed yang diberikan
maka semakin tinggi pula nilai daya aliran air yang didapat, sehingga dapar
dikatakan bahwa nilai shaft speed yang semakin tinggi akan berbanding lurus
dengan hasil nilai daya aliran air yang dihasilkan. Grafik 5.3 menunjukkan nilai
daya aliran air turbin yang paling tinggi dihasilkan sebesar 286,386 Watt dengan
nilai shaft speed yang paling tinggi sebesar 1725 rpm yang diberikan pula,
sedangkan nilai daya aliran air yang paling rendah yaitu 210,016 Watt dengan
nilai shaft speed yang diberikan yang paling rendah pula yaitu sebesar 1375 rpm.
Parameter yang mempengaruhi nilai dari daya aliran air yang didapat adalah
massa jenis air, gaya gravitasi, kapasitas air, dan nilai head efektif yang didapat
dari hasil konversi tekanan berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan
2.14. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar kapasitas air pada
turbin maka nilai daya aliran air pada suatu penampang akan berbanding lurus.
Pernyataan tersebut disebabkan karena daya aliran air didapatkan denggan
perhitungan perkalian menggunakan keempat parameter yang telah disebutkan
(Suripto & Anwar, 2020).
5.4 Hubungan Efisiensi Turbin (%) terhadap Shaft Speed yang berbeda
apabila diberikan nilai shaft speed yang paling besar yaitu 1725 rpm
menghasilkan nilai efisiensi yang paling rendah yaitu sebesar 7,759 %.
Penurunan nilai efisiensi berdasarkan semakin besarnya nilai shaft speed yang
diberikan ini disebabkan oleh parameter yang diberikan. Berdasarkan perhitungan
pada persamaan 2.15, parameter yang mempengaruhi hasil efisiensi yaitu daya
turbin (Pt) dan daya aliran air (Pi). Efisiesni berbanding lurus dengan daya turbin
dimana daya turbin sangat bergantung pada besarnya torsi dan kecepatan anguler,
sedangkan berbanding terbalik dengan daya aliran aliran air, sehingga nilai
efisiensi semakin besar ketika nilai daya turbin lebih besar dibandingkan dengan
daya aliran air, maka semakin rendah nilai shaft speed akan membuat nilai
efisiensi makin tinggi (Suripto dkk, 2017).
Gambar 5.5 Grafik Hubungan Efisiensi terhadap shaft speed ditinjau Metode
Eksperimental dan Komputasional
Sumber: Dokumen Pribadi (2022)
Grafik pada Gambar 5.5 menunjukkan hubungan nilai efisiensi yang didapat
terhadap nilai shaft speed yang diberikan dengan menggunakan metode
BAB VI
PENUTUPAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik 4 kesimpulan anatra
lain sebagai berikut.
1. Prinsip kerja turbin crossflow yaitu memancarkan air turbin untuk mengenai
sudu sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanik.
2. Nilai torsi pada turbin dipengaruhi oleh besar gaya dan jari-jari shaft pada
turbin. Semakin rendah kecepatan shaft maka semakin tinggi torsi yang
dihasilkan, begitu juga sebaliknya sehingga besar nilai kecepatan shaft (rpm)
dan torsi (Nm) akan berbanding terbalik.
3. Daya turbin dipengaruhi oleh beban torsi yang diberikan, semakin besar torsi
yang diberikan maka daya turbin akan meningkat. Hal ini berbanding terbalik
dengan kecepatan poros namun berbanding lurus dengan torsi.
4. Efisiensi turbin dipengaruhi oleh daya turbin, semakin besar daya turbin maka
efisiensinya akan meningkat, sementara daya turbin dipengaruhi oleh putaran
poros, semakin rendah putaran poros maka daya yang dihasilkan akan
semakin tinggi.
6.2 Saran
Saran mengenai praktikum Turbin Crossflow, antara lain sebagai berikut.
1. Menguji kelayakan alat pengujian sebelum melakukan penelitian
2. Melakukan uji coba pada turbin crossflow sebelum digunakan agar pada saat
praktikum berjalan lancar
3. Melakukan pengujian sesuai dengan prosedur yang telah disarankan oleh
asisten penguji.
4. Teliti dan fokus selama pengujian berlangsung, untuk meminimalkan
kesalahan.
5. Lakukan pengambilan, pengolahan, dan analisis data secara cermat agar hasil
yang diperoleh lebih akurat.
6. Selalu menjaga jarak dan mematuhi prokes ketat karena masih dalam situasi
pandemi.
DAFTAR PUSTAKA