Anda di halaman 1dari 12

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

MENGGUNAKAN TURBIN PELTON

FINAL PROJECT

ENERGI BARU TERBARUKAN

Dosen Pembimbing

Enggal Nurisman, MT

Disusun oleh:

Awis Al Qhani; 03031381722113(2017)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

2020
BAB I
PENDAHULUAN

Dewasa ini pengembangan energi begitu pesatnya. Terutama di negara maju


dan berkembang. Kita ketahui bahwa energi sangat fital kebutuhannya bagi
kelangsungan ekonomi sosial dan kemakmuran bagi negara tersebut. Bahkan di
banyak negara ada yang sudah mengekspor energi untuk kepentingan negara lain.
Energi listrik adalah energi alternatif yang tidak banyak menimbulkan polusi dan
dapat dikonversikan ke dalam bentuk energi yang lainnya. Pengembangan untuk
mendapatkan energi listrik sangat banyak yaitu antara lain menggunakan air, batu
bara, panas bumi, matahari dan lain sebagainya. Di Indonesia kekayaan akan energi
tersebut begitu banyak tetapi seberapa jauh energi yang tersimpan itu sudah diolah,
masih jauh dari target yang diharapkan disamping kendala teknologi dan biaya.
Untuk menunjang energi yang diperlukan kita bisa menggunakan sumber-
sumber tenaga air yang tidak terlalu besar kapasitasnya dengan tujuan ikut
memberikan nilai tambah bagi sebagian penduduk yang belum dapat mendapatkan
listrik sebagaimana layaknya. Karena dengan dikembangkan energi listrik yang
kecil dapat dimungkinkan dibuat oleh tenaga kita sendiri, bahan-bahan sendiri dan
biaya yang tida relative mahal. Dengan demikian besarnya kebutuhan listrik maka
penulis mengambil tugas merancang turbin air tipe pelton satu nozzle, yang
fungsinya untuk menggerakkan generator listrik.
BAB II
PRINSIP KERJA

1. Turbin Pelton

Turbin Pelton merupakan turbin impuls, karena turbin pelton terjadi akibat
pembelokan pancaran air pada mangkok ganda runner. Oleh karena itu turbin pelton
disebut juga turbin pancaran bebas. Aliran air yang keluar dari nosel tekanannya
sama dengan tekanan atmosfir di sekitarnya. Energi tinggi tempat dan tekanan
ketika masuk sudu jalan turbin diubah menjadi energi kecepatan.
Pada roda turbin terdapat sudu, yaitu suatu konstruksi lempengan dengan
bentuk dan penampang tertentu, air sebagai fluida kerja mengalir melalui ruangan
diantara sudu tersebut, dengan demikian roda turbin akan dapat berputar dan pada
sudu akan ada gaya yang bekerja. Gaya tersebut akan terjadi karena ada perubahan
momentum dari fluida kerja air yang mengalir diantara sudu-sudunya. Sudu
hendaknya dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat terjadi perubahan momentum
pada fluida kerja air tersebut (Wiranto, 1997)

2. Cara Kerja Turbin Pelton

Prinsip kerja dari turbin pelton adalah mengubah energi potensial air
menjadi energi mekanis. Turbin pelton merupakan suatu alat yang merubah energi
kinetik dan energi potensial dari air menjadi energi gerak rotasi pada poros turbin.
Turbin pelton dipakai untuk tinggi air jatuh yang besar. Aliran air dalam pipa akan
keluar dengan kecepatan tinggi. Tinggi air jatuh ( H ) dihitung dari permukaan air
di atas sampai ke tengah-tengah pancaran air. Bentuk sudu turbin terdiri dari 2
bagian yang simetris. Dimaksudkan supaya bisa membalikkan pancaran air dengan
baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Tidak semua sudu menerima
pancaran air, hanya sebagian-sebagian saja secara bergantian tergantung posisi
sudu tersebut.
Jumlah noselnya tergantung pada kapasitas air. Air keluar melalui nosel
mula-mula dirubah menjadi energi kinetik, dan pancaran air yang tinggi akan
diterima sudu. Maka energi akan dipindah dari air ke bucket sehingga runner
berputar. Untuk turbin pelton dengan daya yang kecil bisa diatur dengan hanya
menggeserkan kedudukan jarum sudu. Maksudnya untuk menghindari adanya
tekanan tumbukan yang besar di dalam pipa pesat yang timbul akibat penutupan
nosel dengan tiba-tiba.
Tekanan statis dari tinggi air jatuh menghasilkan tekanan dinamis yang
bekerja dialiran air berupa energi kecepatan, bila aliran air ini dihentikan secara
tiba-tiba maka energi kecepatan ini berubah menjadi energi tumbukan. Untuk
menghindari tekanan tumbukan kerjanya jarum nosel dibantu dengan
perlengkapana yang disebut dengan pembelok pancaran. Pada saat beban turbin
berkurang dengan tiba – tiba pembelok pancaran berayun ke muka jarum nosel
lebih dulu, sehingga arah pancaran air dari nosel ke sudu jalan menjadi berbelok.
Kemudian baru jarum nosel bergeser memperkecil penampang keluar nosel,
pembelok pancaran akan tetap berada di pinggir pancaran air.

3. Bagian Utama Turbin Pelton


Pada dasarnya turbin pelton terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: runner,
nosel, Rumah turbin. Turbin ini juga dilengkapi oleh transmisi, bantalan, dan
bagian kelistrikan. Turbin pelton ditentukan oleh PCD (Pitch Circle Diameter),
adalah sebuah diameter tangensial pada roda yang dilewati oleh titik tengah
semburan air yang berasal dari pancaran.
3.1. Runner
Runner turbin pelton pada dasarnya terdiri atas piringan dan sejumlah
mangkok atau bucket yang terpasang di sekelilingnya. Piringan terpasang pada
poros dengan sambungan pasak dan stopper
3.1.1. Bucket
Bucket pelton atau biasa disebut sudu yang berbentuk dua buah mangkok.
Bucket berfungsi membagi pancaran menjadi 2 bagian. Gaya pada bucket berasal
dari pancaran air yang keluar dari nosel, yang dibalikan setelah membentur sudu,
arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum, gaya inilah
yang disebut gaya impuls.
3.1.2. Poros
Poros merupakan penerus putaran yang terjadi pada runner. Poros di
sambungkan ke runner mengunakan pasak. Putaran poros diteruskan ke transmisi
sabuk, yang kemudian menuju ke poros generator
3.1.3. Piringan
Piringan atau biasa di sebut disk, adalah bagian dari runner. Bahan disk yang
baik digunakan adalah bahan yang kuat, dan diusahakan seringan mungkin.
Piringan berfungsi sebagai tempat bucket dipasang.
3.2. Nosel
Nosel merupakan bagian dari turbin yang sangat penting, yang berfungsi
sebagai pemancar aliran air untuk menyemprot ke arah sudu-sudu turbin.
Kecepatan air meningkat disebabkan oleh nosel. Air yang keluar dari nosel yang
mempunyai kecepatan tinggi akan membentur sudu turbin. Setelah membentur
sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum.
3.3. Rumah Turbin
Rumah turbin berfungsi sebagai tempat nosel terpasang, serta berfungsi
membelokan air agar keluar secara teratur. Rumah turbin juga berfungsi untuk
melindungi runner dari gangguan luar contohnya kotoran, dan cuaca
3.4. Pulley
Pulley adalah penerus putaran dari poros turbin ke poros selanjutnya
(generator). Pulley juga dapat berfungsi untuk menaikan putaran. Pully biasa
disebut transmisi sabuk. Sabuk terbuat dari karet dan mempunyai penampang
trapesium.
3.5. Bantalan
Bantalan merupakan bagian penting dari turbin, alat ini berfungsi sebagai
penopang dari poros turbin. Putaran dari poros turbin dapat berlangsung secara
halus, aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan
poros bekerja dengan baik.
3.6. Kelistrika
Turbin pelton mikrohidro dapat digunakan untuk menggerakkan generator
listrik. Untuk itu perlu adanya komponen tambahan yang disebut generator.
Generator berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak-
balik. Generator arus bolak-balik sering disebut juga sebagai alternator, generator
AC (alternating current), atau generator sinkron. Dikatakan generator sinkron
karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada
stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub-
kutub magnet berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar stator.

Besarnya arus yang dihasilkan oleh motor induksi tergantung pada besarnya
putaran alternator dan kekuatan medan magnet. Altenator menghasilkan listrik
dengan prinsip yang sama pada generator DC, yakni adanya arus pengumpan yang
disebut arus eksitasi saat terjadi medan magnet disekitar kumparan. Dari alternator
dapat di ukur arus (I) dan tegangan keluaran (V) yang kemudian digunakan untuk
menentukan besarnya daya yang dihasilkan. Generator memiliki 3 bagian yang
penting, yaitu :

3.6.1. Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar yang menjadi satu dengan poros
alternator yang terdapat magnet permanen atau lilitan induksi magnet. Pada rotor
terdapat bagian yang berfungsi sebagai kutub magnet yang terletak pada sisi luar
dari lilitan. Rotor ditumpu oleh dua buah bearing, pada bagian depannya terdapat
puli. Rotor berfungsi menghasilkan medan magnet yang menginduksikan ke stator.

3.6.2. Stator
Stator adalah bagian yang statis pada altenator yang berupa inti besi yang
dibungkus dengan kawat tembaga. Bagian ini berupa lilitan yang berfungsi untuk
menghasilkan arus bolak-balik (AC).

3.6.3. Dioda
Dioda mengkonversi arus bolak-balik yang dihasilkan oleh pasangan rotor
dan stator menjadi arus searah.
BAB III
PERHITUNGAN

3.1. Berikut adalah contoh perhitungan untuk turbin dengan jumlah sudu 16 dan
dengan diameter nosel ¾ inchi

Daya yang dihasilkan sebesar:


Pout10 = V x I

= 7,40 x 3,18

= 23,51 Watt

Efisiensi yang dihasilkan sebesar

3.2. Berikut adalah contoh perhitungan Untuk turbin dengan jumlah sudu 16
dengan diameter nosle ½ inchi

Daya yang dihasilkan sebesar


Pout10 = V x I

= 13,43 x 4,45

= 59,73 Watt

Efisiensi yang dihasilkan sebesar


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Hubungan daya dengan putaran generator


Dihasilkan grafik hubungan antara daya dengan putaran yang mampu
dihasilkan turbin dengan jumlah sudu 16 seperti pada Gambar 4.1.

Dari Gambar 1 bisa dilihat bahwa daya maksimal yang dihasilkan nosel
dengan jumlah sudu 16 diameter ½ inchi adalah sebesar 75 watt pada putaran 309
rpm, sedangkan daya maksimal yang dihasilkan nosel dengan diameter ¾ inchi
adalah sebesar 42 watt pada putaran 218 rpm.
Turbin pelton dengan jumlah sudu 16 yang dihubungkan dengan generator
menghasilkan putaran maksimal sebesar 526,03 rpm, dengan menggunakan nosel
berdiameter ½ inchi sedangkan dengan menggunakan nosel berdiameter ¾ inchi
putaran maksimal yang mampu dihasilkan sebesar 379,27 rpm. Dari Gambar 4.1
dapat dilihat bahwa pada turbin dengan jmlah sudu 16 yang mengalami perubahan
diameter nosel yang digunakan dari ½ inchi menjadi ¾ inchi mengakibatkan daya
yang dihasilkan turbin pelton menurun sebesar 44 %.
4.2. Hubungan efisiensi dengan putaran generator
Dihasilkan grafik hubungan antara efisiensi dengan putaran yang mampu
dihasilkan turbin jumlah sudu 16 dengan noselberdiameter½ inchi dan ¾ inchi
seperti pada Gambar 2

Dari Gambar 2 pada turbin pelton yang memiliki jumlah sudu 16


menggunakan nosel ukuran diameter ½ inchi lebih tinggi nilai efisiensinya daripada
menggunakan nosel dengan diameter ¾ inchi. Nilai efisiensi dari turbin pelton
dengan nosel berdiameter ½ inchi adalah sebesar 25,2 %. Sedangkan bila
menggunakan nosel dengan ukuran diameter ¾ inchi nilai efisiensinya hanya
sebesar 11,7 %, pada turbin dengan jumlah sudu 16. Perubahan diameter nosel yang
digunakan pada turbin pelton dengan jumlah sudu 16, dari nosel berdiameter½
inchi menjadi ¾ inchi mengakibatkan turunnya efisiensi yang dihasilkan, yaitu
sebesar 53,57 %. Hal ini disebabkan karena ketika menggunakan nosel dengan
ukuran diameter ¾ inchi, putaran yang dihasilkan lebih rendah daripada
menggunakan nosel dengan ukuran diameter ½ inchi. Perbedaan ini diakibatkan
karena kecepatan pancar air yang menumbuk turbin dari nosel dengan diameter ¾
inchi lebih rendah daripada kecepatan pancar yang dihasilkan nosel dengan
diameter ½ inchi. Dengan kecepatan pancaran lebih tinggi akan dihasilkan putaran
yang lebih tinggi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Pada turbin pelton dengan sudu 16 dan menggunakan nosel ½ inchi mampu
menghasilkan daya sebesar 75 watt pada putaran 309 rpm. Turbin ini
mempunyai nilai efisiensi sebesar 25,2 %.
2. Pada turbin pelton dengan sudu 16 dan menggunakan nosel ¾ inchi mampu
menghasilkan daya sebesar 42 watt pada putaran 218 rpm. Turbin ini
mempunyai nilai efisiensi sebesar 11,7 %.

5.2. Saran
1. Sambungan pipa dibuat minimal, pembuatan nosel dibuat dengan tingkat
kehalusan yang maksimal supaya rugi-rugi yang terjadi kecil.
2. Sambungan pipa dibuat minimal, pembuatan nosel dibuat dengan tingkat
kehalusan yang maksimal supaya rugi-rugi yang terjadi kecil.
3. Pembuatan poros hendaknya menggunakan bahan yang lebih tahan
terhadap korosi supaya turbin bisa bertahan lama.
4. Pembuatan poros hendaknya menggunakan bahan yang lebih tahan
terhadap korosi supaya turbin bisa bertahan lama.
5. Konstruksi hendaknya dibuat agar mudah dibongkar dan dipasang kembali,
sehingga tidak memerlukan waktu yang lama untuk mengganti sudu yang
patah.
DAFTAR PUSTAKA

Dietzel, Fritz, 1996, Turbin Pompa dan Kompresor, cetakan ke-5, Penerbit,
Erlangga, Jakarta.
Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin, Cetakan ke-11. Jakarta: PT. Pradnya.
Thake, Jeremy, 2000, The Micro-Hydro Pelton Turbine Manual, ITDG,
Southampton Row, London.

Anda mungkin juga menyukai