Anda di halaman 1dari 22

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketersediaan air dalam muka bumi ini sangat diperlukan oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhan sehari-shari contohnya dalam pemanfaatan air dalam
menghasilkan energi listrik. Energi listrik untuk saat ini sangat dibutuhkan oleh
semua manusia untuk melakukan kegiatan manusia sehari – hari. Kebutuhan
listrik dewasa ini kian meningkat, berbagai upaya terus dilakukan baik mencari
potensi baru atau pun dengan mengembangkan teknologinya. Selain dari
kebutuhan listrik meningkat, juga terdapat daerah yang kondisi geografisnya tidak
memungkinkan jaringan listrik kepada konsumen. Maka dari permasalahan
tersebut dilakukan suatu upaya untuk menyuplai kebutuhan energi listrik dengan
memanfaatkan kondisi dan potensi ada pada daerah tersebut. Misalkan pada suatu
daerah yang memiliki potensial air yang headnya mencukupi untuk dibuat
pembangkit listrik, maka di daerah tersebut dapat dipasang pembangkit tenaga
listrik yang menyesuaikan dengan besar kecilnya head yang tersedia. Atau
potensi-potensi alam yang lain yang memungkinkan untuk dibangunya
pembangkit tenaga listrik (Alfri dan Kurnia, 2010).
Dalam proses pemanfaatan air tesebuat diciptakan lah sebuah alat yang
berfungsi untuk merubah energi potensial air menjadi energi listrik yaitu Turbin
Air. Turbin air adalah alat yang merubah energi potensial dari air dirubah menjadi
energi kinetik untuk memutar poros untuk menggerakkan Generator. Generator
yang diputar oleh energi kinetik air inilah yang dirubah menjadi energi listrik oleh
generator (Alfri dan Kurnia, 2010).
Turbin Air Pelton adalah turbin reaksi di mana pancaran air menumbuk
roda yang terdapat sejumlah mangkok atau sudu - sudu. Pancaran air keluar dari
nozzle dengan valve untuk mengatur aliran air. Nozzel turbin berada searah
dengan piringan ranner. Air yang memutar sudu akan diteruskan menuju
transmisi. Dari transmisi kemudian diteruskan menuju alternator DC. Dari
alternator DC inilah akan dihasilkan energi listrik (Alfri dan Kurnia, 2010).Untuk
membantu mahasiwa lebih memahami penerapan sistem turbin air sebenarnya,
maka dibuatlah laporan ini dengan menggunakan alat prototipe Turbin Air Pelton

1
sederhana dan minimalis agar mudah dipraktikkan di praktikum prestasi mesin
ini.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang permasalahan diatas, perumusan masalah dalam
praktikum ini antara lain sebagai berikut.
a. Bagaimana cara menghitung kecepatan aliran air?
b. Bagaimana cara menghitung daya air (WHP)?
c. Bagaimana cara menghitung daya turbin (BHP)?
d. Bagaimana cara menghitung efesiensi turbin?

1.3 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini antara lain sebagai berikut.
a. Mampu menghitung kecepatan aliran air
b. Mampu menghitung aya air (WHP)
c. Mampu menghitung daya turbin (BHP)
d. Mampu menghitung efesiensi turbin
e.
1.4 Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini antara lain sebagai berikut.
a. Mahasiswa mampu memahami cara kerja turbin air pelton
b. Mahasiswa mampu mengoperasikan prototype turbin air pelton
c. Mahasiswa mampu menghitung daya efektif dan efesiensi dari turbin
air pelton
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Turbin Air


Turbin air merupakan mesin yang berputar diakibatkan oleh energi kinetik
dan potensial dari aliran fluida. Fluida yang bergerak menjadikan Blade pada
turbin berputar dan menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor. Perbedaan
dasar antara turbin air awal dengan kincir air terletak pada komponen. Komponen
pada turbin lebih optimal dan dapat memanfaatkan air dengan putaran lebih cepat
serta dapat memanfaatkan head yang lebih tinggi. Turbin berfungsi untuk
mengubah energi potensial dan kinetik menjadi energi mekanik. gaya jatuh air
yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Komponen-
komponen utama pada turbin air terdiri dari rotor dan stator. Rotor merupakan
bagian yang berputar pada sistem turbin air. Stator merupakan bagian yang diam
pada turbin air (Yohanes, 2011).
Berdasarkan bentuk, turbin air dibagi atas turbin implus dan turbin reaksi.
Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air
(yang terdiri dari energi potensial, tekanan, kecepatan) yang tersedia menjadi
energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan energi kinetik.
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozle. Air keluar nozle
yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur
sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum
(impulse). Contoh dari turbin impuls adalah turbin pelton, cross-flow dan turgo.
Turbin Reaksi adalah turbin yang cara kerjanya merubah seluruh energi air yang
tersedia menjadi energi kinetik. Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus
yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu.
Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin
yang berputar) dapat berputar. Turbin reaksi terdiri dari turbin Francis dan Kaplan
(Yohanes, 2011)
Umumnya, turbin impuls digunakan untuk tempat dengan head tinggi, dan
turbin reaksi digunakan untuk tempat dengan head rendah. Untuk merencanakan
turbin diperlukan beberapa pertimbangan, pertimbangan yang digunakan untuk
menentukan jenis turbin yang ditempatkan disuatu daerah tergantung dari

3
ketinggian dan debit air. Secara bentuk turbin air terbagi atas beberapa jenis turbin
yaitu turbin Pelton, Francis, Banki dan Kaplan (Agu, 2009)

Gambar 2.1 Perbandingan Karakteristik Jenis Turbin


(Sumber : http://repository.usu.ac.id)
Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa turbin kaplan adalah turbin yang
beroperasi pada head yang rendah dengan kapasitas aliran yang tinggi atau bahkan
beroperasi pada kapasitas yang sangat rendah. Hal ini karena sudu-sudu turbin
kaplan dapat diatur secara manual atau otomatis untuk merespon perubahan
kapasitas. Turbin pelton adalah turbin yang beroperasi pada head tinggi dengan
kapasitas yang rendah. Untuk turbin francis mempunyai karakteristik yang
berbeda dengan yang lainnya yaitu turbin francis dapat beroperasi pada head yang
rendah atau beroperasi pada head yang tinggi. Pemilihan turbin kebanyakan
didasarkan pada head air yang didapatkan dan kurang lebih pada rata-rata
alirannya. Turbin kaplan baik digunakan untuk semua jenis debit dan head,
efisiensinya baik dalam segala kondisi aliran. (Staubli dan Hauser, 2004).
Aplikasi penggunaan turbin berdasarkan tinggi head yang didapatkan adalah
sebagai berikut ini:
a. Turbin Kaplan : 2 < H < 100 meter
b. Turbin Francis : 5 < H < 500 meter
c. Turbin Pelton : H < 30 meter
d. Turbin Banki : 2 < H < 200 meter
2.2. Jenis Turbin Air
Berdasarkan bentuknya, turbin air dibedakan menjadi dua antara lain
sebagai berikut.
a. Turbin Impuls
Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi
air (yang terdiri dari energi potensial, tekanan, kecepatan) yang tersedia menjadi
energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan energi kinetik.
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozle. Air keluar nozle
yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur
sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum
(impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah turbin
tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nozle tekanannya adalah sama
dengan tekanan atmosfir sekitarnya (Dwi, 2016).
Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin
dirubah menjadi energi kecepatan. Turbin impuls merubah aliran semburan air,
semburan air membentuk sudut yang membentur turbin. Sebelum mengenai sudu
turbin, tekanan air (energi potensial) dikonversi menjadi energi kinetik oleh
sebuah nosel dan difokuskan pada turbin. Tidak ada tekanan yang dirubah pada
sudu turbin, dan turbin tidak memerlukan rumahan untuk operasinya (Dwi,
2016).
Hukum kedua Newton menggambarkan transfer energi untuk turbin impuls.
Turbin impuls paling sering digunakan pada aplikasi turbin tekanan sangat tinggi.
Contoh turbin impuls adalah turbin Pelton, turbin Cross Flow, dan turbin Turgo.
1) Turbin Pelton
Turbin Pelton adalah turbin impuls yang dipakai untuk tinggi air jatuh
yang besar. Aliran fluida kerja dalam pipa akan keluar dengan kecepatan
tinggi air jatuh (h) melalui nosel. Tekanan air diubah menjadi kecepatan,
pancaran air dalam akan mengenai bagian tengah-tengah sudu dan sesuai
dengan perimbangan tempatnya air pancar akan belok dan ada kemungkinan
membaliknya air bisa diarahkan tegak lurus. Untuk itu penampang ember dan
sudu – sudunya harus ditinjau, agar mendapatkan pemindahan gaya yang
sebaik baiknya. Turbin Pelton adalah turbin dengan kecepatan spesifik yang
relatif rendah dan dengan menggunakan tinggi air jatuh yang sangat besar
serta kapasitas air yang kecil dibandingkan dengan turbin jenis yang lain
(Dwi, 2016).
Kelebihan turbin pelton antara lain:
a) Daya yang dihasilkan besar
b) Kontruksi yang sederhana
c) Mudah dalam perawatan
d) Teknologi yang sederhana dan mudah diterapkan didaerah terisolir.

Gambar 2.2 Turbin Pelton


(Sumber : http://www.auryellow.com)
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk
sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah–tengah sudu dan
pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan
pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping.
Untuk turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi
lewat beberapa nozzle. Dengan demikian diameter pancaran air bisa
diperkecil dan ember sudu lebih kecil (Dwi, 2016).
Gambar 2.3 Intalasi Turbin Pelton dalam bentuk gambar 2D
(Sumber : http://www.satuenergi.com)
Turbin pelton biasanya berukuran besar. Hal ini dapat dimaklumi karena
dioperasikan pada tekananyang tinggi dan perubahan momentum yang
diterima sudu-sudu sangat besar, dengan sendiri struktur turbin harus
kuat(Dwi, 2016). Pada turbin pelton semua energi tinggi tempet dan tekanan
ketika masuk kesudu jalan turbin telah telah diubah menjadi energi kecepatan
Seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.4 Runner dan Sudu Turbin Pelton


(Sumber : http://www.mechanicaltutorial.com)
Turbin pelton terdiri dari dua bagian utama yaitu :
a) Nozzel
Pada nozzel terdapat jarum yang berfungsi untuk mengatur kapasitas dan
mengkonsentrasikan air yang terpancar di mulut nosel. Panjang jarum sangat
menentukan tingkat konsentrasi air, makin panjang jarum air makin
terkonsentrasi. Tujuan pengaturan ini adalah untuk menghindari terjadinya
tekanan tumbukan yang besar dalam pipa pesat yang timbul akibat
penumpukkan nosel secara tiba-tiba ketika beban turbin berkurang dengan
tiba-tiba, untuk mengurangi putaran turbin pada kondisi atas, pembelokkan
pancaran akan berayaun kedepan jarum nosel terlebih dahulu sehingga
pancaran air dari nosel berbelok sebagian (Agu, 2009).
b) Runner dan Sudu
Runner/roda jalan berfungsi sebagai roda yang memutarkan poros dari
tekanan yang ditimbulkan air. Runner mempunyai jumlah sudu yang variatif
terhadap diameter runner itu sendiri. Di bagian ruuner terdapat sudu-sudu
yang berfingsi sebagai penampang tekanan air dari nosel sehingga air dapat
dikonsentrasikan menjadi putaran. Runner dari sebuah turbin Pelton harus
merupakan piringan melengkung yang dipasang pada poros vertikal
(Yohanes, 2011).
Pada bagian keliling luar dari runner terdapat sejumlah bucket (mangkok)
secara sama baik bentuk, ukuran maupun jaraknya. Dalam perancangan ini
sudu menggunakan sendok makan yang di keeling ke runner. Runner yang
dugunakan dalam perancangan ini ditentukan dengan jumlah bucket 40 buah
(Yohanes, 2011).
2) Turbin Cross-flow
Turbin Cross-Flow adalah salah satu turbin air dari jenis turbin aksi
(impulse turbine). Prinsip kerja turbin ini mula-mula ditemukan oleh seorang
insinyur Australia yang bernama A.G.M. Michell pada tahun 1903. Kemudian
turbin ini dikembangkan dan dipatenkan di Jerman Barat oleh Prof. Donat
Banki sehingga turbin ini diberi nama Turbin Banki kadang disebut juga
Turbin Michell-Ossberger.

Gambar 2.5. Turbin Cross-Flow


(Sumber : http://ffden-2.phys.uaf.edu)
Pemakaian jenis Turbin Cross-Flow lebih menguntungkan dibanding
dengan penggunaan kincir air maupun jenis turbin mikro hidro lainnya.
Penggunaan turbin ini untuk daya yang sama dapat menghemat biaya
pembuatan penggerak mula sampai 50 % dari penggunaan kincir air dengan
bahan yang sama. Penghematan ini dapat dicapai karena ukuran Turbin
Cross-Flow lebih kecil dan lebih kompak dibanding kincir air. Diameter
kincir air yakni roda jalan atau runnernya biasanya 2 meter ke atas, tetapi
diameter Turbin Cross-Flow dapat dibuat hanya 20 cm saja sehingga bahan-
bahan yang dibutuhkan jauh lebih sedikit, itulah sebabnya bisa lebih murah.
Demikian juga daya guna atau effisiensi rata-rata turbin ini lebih tinggi dari
pada daya guna kincir air. Hasil pengujian laboratorium yang dilakukan oleh
pabrik turbin Ossberger Jerman Barat yang menyimpulkan bahwa daya guna
kincir air dari jenis yang paling unggul sekalipun hanya mencapai 70%
sedang effisiensi turbin Cross-Flow mencapai 82%.
Tingginya effisiensi Turbin Cross-Flow ini akibat pemanfaatan energi air
pada turbin ini dilakukan dua kali, yang pertama energi tumbukan air pada
sudu-sudu pada saat air mulai masuk, dan yang kedua adalah daya dorong air
pada sudu-sudu saat air akan meninggalkan runner. Adanya kerja air yang
bertingkat ini ternyata memberikan keuntungan dalam hal effektifitasnya
yang tinggi dan kesederhanaan pada sistim pengeluaran air dari runner.
Turbin Cross Flow juga disebut Turbin Banki-Mitchel atau Turbin
Ossbeger, dikarenakan jenis turbin ini disebut-sebut ditemukan oleh ilmuwan
Australia Anthony Michell, Ilmuwan Australia Donat Banki, Ilmuwan Jerman
Fritz Ossberger. Mereka masing-masing memiliki patent atas jenis turbin ini.
Tak seperti kebanyakan turbin yang beputar dikarenakan aliran air secara
axial maupun radial, pada turbin Cross Flow air mengalir secara melintang
atau memotong blade turbin, Turbin Cross Flow didesain untuk
mengakomodasi debit air yang lebih besar dan head yang lebih rendah
dibanding Pelton. Headnya kurang dari 200 meter.
- Tinggi Terjunan (head): H = 5—200
- Debit: Q = 0,03—13 m³/s
- Kapasitas: N = 10—3 500 kW 16
Turbin Crossflow adalah radial, turbin bertekanan kecil dengan injeksi
tangensial dari putaran kipas dengan poros horisontal. Turbin ini digolongkan
sebagai turbin berkecepatan rendah. Aliran air mengalir melalui pintu masuk
pipa, dan diatur oleh baling-baling pemacu dan masuk ke putaran kipas
turbin. Setelah air melewati putaran kipas turbin, air berada pada putaran
kipas yang berlawanan, sehingga memberikan efisiensi tambahan. Akhirnya,
air mengalir dari casing baik secara bebas atau melalui tabung dibawah
turbin. Pada prakteknya, aliran air pada putaran kipas memberikan efek
pembersihan sendiri. Setiap kotoran yang terdorong diantara putaran kipas
akan masuk bersama air yang juga ditarik keluar oleh gaya sentrifugal.
Setelah setengah putaran dari kipas, air mengambil kotoran yang keluar dan
menyembur keluar kedalam kolam penenang. Jika aliran air berubah – ubah,
maka turbin Crossflow dirancang dengan dua sel. Pembagian standar dari sel
masuk adalah 1:2. Sel sempit memproses aliran air kecil dan sel lebar
memproses aliran deras. Kedua sel bersama-sama memproses aliran penuh.
Dengan pembagian ini, aliran air yang digunakan adalah 100 sampai 17%
pada efisiensi optimal. Dengan demikian turbin Crossflow dapat digunakan
pada aliran sungai yang sangat bervariasi, bahkan mencapai efisiensi 80%.
Turbin Crossflow memiliki dua inlet, inlet horisontal dan inlet vertikal.

Gambar 2.6 Inlet Horizontal dan Vertikal pada Turbin Cross-Flow


(Sumber : http://cink-hydro-energy.com )
3) Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 – 300 m. Seperti turbin
pelton turbin turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda.
Pancaran air dari nozzle membentur sudu pada sudut 20o. Kecepatan putar
turbin turgo lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi
langsung dari turbin ke generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus
menurunkan biaya perawatan. Turbin turgo Dapat beroperasi pada head 30 –
300 m. Seperti turbin pelton turbin turgo merupakan turbin impuls.

Gambar 2.7 Turbin Turgo


(Sumber : http://www.eternoohydro.com)
b. Turbin Reaksi
Turbin Reaksi adalah turbin yang cara kerjanya merubah seluruh energi air
yang tersedia menjadi energi kinetik. Turbin jenis ini adalah turbin yang paling
banyak digunakan. Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang
menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan
tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang
berputar) dapat berputar. Runner turbin reaksisepenuhnya tercelup dalam air dan
berada dalam rumah turbin. Turbin reaksi terdiri dari turbin Francis dan Kaplan,
berikut ini adalah macam-macam turbin reaksi.
1) Turbin Francis
Turbin francis memiliki runner dengan baling-baling tetap, biasanya
jumlahnya 9 atau lebih. Air dimasukkan tepat diatas runner dan
mengelilinginya dan jatuh melalui runner dan memutarnya. Selain runner
komponen lainnya adalah scroll case, wicket gate dan draft tube. Turbin
Francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara sumber
air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian
keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah
mengarahkan air masuk secara tangensial.
Gambar 2.8 Turbin Francis
(Sumber : https://www.mechanicalbooster.com)
Turbin francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih. Pada waktu
air masuk ke roda jalan, sebagian dari enrgi tinggi jatuh telah bekerja di
dalam sudu pengarah diubah sebagai kecepatan air masuk. Sisa energi tinggi
jatuh dimanfaatkan dalam sudu jalan, dengan adanya pipa isap
memungkinkan energi tinggi jatuh bekerja di sudu jalan dengan semaksimum
mungkin. Turbin yang dikelilingi dengan sudu pengarah semuanya terbenam
dalam air. Air yang masuk kedalam turbin dialirkan melalui pengisian air dari
atas turbin atau melalui sebuah rumah yang berbentuk spiral (rumah keong).
Semua roda jalan selalu bekerja.

Gambar 2.9 Sistem Kerja Turbin Francis


(Sumber : https://www.pxlseals.com/turbine-francis)
Daya yang dihasilkan turbin diatur dengan cara mengubah posisi
pembukaan sudu pengarah. Pembukaan sudu pengarah dapat dilakuakan
dengan tangan atau dengan pengatur dari oli tekan (gobernor tekanan oli),
dengan demikian kapasitas air yang masuk ke dalam roda turbin bisa
diperbesar atau diperkecil. Pada sisi sebelah luar roda jalan terdapat tekanan
kerendahan (kurang dari 1 atmosfir) dan kecepatan aliran yang tinggi. Di
dalam pipa isap kecepatan alirannya akan berkurang dan tekanannya akan
kembali naik sehingga air bisa dialirkan keluar lewat saluran air di bawah
dengan tekanan seperti keadaan sekitarnya.

Gambar 2.10 Runner Turbin Francis


(Sumber : http://www.energy.kth.se)
Turbin francis mempunyai poros tegak dengan ukuran yang besar,
sedangakan dengan ukuran yang kecil dengan ukuran mendatar. Turbin
francis memakai roda propeller atau runner yang dapat berputar secara bebas.
Konstruksi turbin terdiri dari dari sudu pengarah dan sudu jalan, dan kedua
sudu tersebut, semuanya terendam di dalam aliran air. Air pertama masuk
pada terusan berbentuk rumah keong. Perubahan energi seluruhnya terjadi
pada sudu pengarah dan sudu gerak.
Aliran air masuk ke sudu pengarah dengan kecepatan semakin naik
degan tekanan yang semakin turun sampai roda jalan, pada roda jalan
kecapatan akan naik lagi dan tekanan turun sampai di bawah 1 atm. Untuk
menghindari kavitasi, tekanan harus dinaikan sampai 1 atm dengan cara
pemasangan pipa hisap. Pengaturan daya yang dihasilkan yaitu dengan
mengatur posisi pembukaan sudu pengarah, sehingga kapasitas air yang
masuk ke roda turbin dapat diperbesar atau diperkecil. Turbin francis dapat
dipasang dengan poros vertikal dan horizontal.
2) Turbin Kaplan/Propeller
Turbin propeller pada umumnya memiliki runner dengan 3 sampai
dengan 6 blade dimana air mengenai semua blade secara konstan. Pitch dari
blade dapat fix atau diadjust. Ada beberapa macam turbin propeller yaitu :
turbin bulb, turbin straflo, turbin tube dan turbin Kaplan.

Gambar 2.11 Instalasi Turbin Kaplan/Propeller


(Sumber : Dwi, 2016)
Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial.
Turbin ini tersusun dari propeller seperti pada perahu. Propeller tersebut
biasanya mempunyai tiga hingga enam sudu. Tidak berbeda dengan turbin
francis, turbin kaplan cara kerjanya menggunakan prinsip reaksi. Turbin ini
mempunyai roda jalan yang mirip dengan baling-baling pesawat terbang. Bila
baling-baling pesawat terbang berfungsi untuk menghasilkan gaya dorong,
roda jalan pada kaplan berfungsi untuk mendapatkan gaya F yaitu gaya putar
yang dapat menghasilkan torsi pada poros turbin. Berbeda dengan roda jalan
pada Francis, sudu-sudu pada roda jalan kaplan dapat diputar posisinya untuk
menyesuaikan kondisi beban turbin.
Turbin kaplan banyak dipakai pada instalasi pembangkit listrk tenaga air
sungai, karena turbin ini mempunyai kelebihan dapat menyesuaikan head
yang berubah-ubah sepanjang tahun. Turbin kaplan dapat beroperasi pada
kecepatan tinggi sehingga ukuran roda turbin lebih kecil dan dapat dikopel
langsung dengan generator. Pada kondisi pada beban tidak penuh turbin
kaplan mempunyai efisiensi paling tinggi, hal ini dikarenakan sudu-sudu
turbin kaplan dapat diatur menyesuaikan dengan beban yang ada.Turbin
kaplan adalah turbin yang beroperasi pada head yang rendah dengan kapasitas
aliran air yang tinggi atau bahkan beroperasi pada kapasitas yang sangat
rendah. Hal ini karena sudu-sudu turbin kaplan dapat diatur secara manual
atau otomatis untuk merespon perubahan kapasitas.
2.3 Parameter Turbin Air Pelton
Parameter yang perlu diperhatikan pada perhitungan turbin air pelton
antara lain sebagai berikut.
a. Kapasitas Pompa
Kapasitas atau debit aliran sesuai dengan kapasitas daripompa air yaitu:

Q = 35 lt/min = 0.00058 lt/s


.......................................... (2.1)
b. Mencari Head Total Pompa
Head pompa dapat dicari menggunakan rumus berikut.

htotal pompa = hz + hp + hm + hf
............................................ (2.2)
c. Head Elevasi
Head elevasi merupakan perbedaan tinggi muka air sisi keluar dan
masuk.

Hz = Z2 – Z1
....................................................................... (2.3)
d. Head Tekan
Head tekan merupakan head tekanan sisi masuk dan sisi keluar.

P1 = P2 – P
........................................................................... (2.4)
Keterangan:
P1 = tekanan sisi masuk
P2 = tekanan sisi keluar
e. Rugi Minor
Rugi minor adalah rugi yang disebabkan gangguan local seperti pada
aliran pada perubahan penampang, belokan, yang diekspresikan dengan
persamaan sebagai berikut.
hm = K . v/2g
........................................................................ (2.5)
f. Rugi Mayor
Rugi mayor adalah rugi yang terjadi akibat adanya gesekan aliran fluida
dengan dinding pipa.

hf = f . L.v2 / 2g
................................................................... (2.6)
- Bilangan Reynolds
Re = 0.000001 m/s2
g. Kecepatan Aliran (v)
Rumus di bawah ini adalah rumus yang digunakan untuk menghitung
kecepatan aliran air dalam pipa.
𝑄
𝑣 =
𝐴
................................................................................. (2.7)
Keterangan:
v = kecepatan aliran
Q = kapasitas atau debit air
A = luas penampang pipa
h. Head Turbin
Head turbin adalah head net kecepatan, yaitu energi kinetik spesifik air
yang langsung dimanfaatkan untuk memutar poros turbin. Skema dari
instalasi percobaan adalah.
𝑃
𝐻= 𝜌.𝑔
; 𝜌 = 1000 𝑘𝑔/𝑚3

𝑔 = 9.8 𝑚/𝑠 2
......................................... (2.8)
H adalah head indikatif yang dimiliki fluida dan diberikan kepada sudu-
sudu turbin.
i. Daya Air (WHP)
Daya yang dihasilkan turbin air bergantung pada kapasitas air (m3/detik),
kerapatan air atau Rho, head atau tinggi jatuh air efektif dalam satuan meter.
Dengan rumus sebagai berikut :
H = tinggi jatuh efektif (m)
n = efisiensi total
j. Momen Puntir
Momen punter diperoleh dari gaya yang terjadi pada turbin, dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut.

M =F.l
............................................................................... (2.10)
Keterangan:
M = momen punter (Nm)
F = gaya (N)
l = panjang lengan (m)
k. Daya Turbin (BHP)
Daya Turbin dapat didefinisikan sebagai daya yang dihasilkan oleh fulida
penggerak turbin untuk menggerakkan turbin pada tosi dan kecepatan tertentu,
atau bisa disebut jugainput power ke turbin dari fluida.
𝑛
BHP = 𝑀 . 2 . 𝜋 . 60
.................................................................. (2.11)
Keterangan:
BHP = daya turbin (Watt)
M = momen turbin (Nm)
n = putaran turbin (rpm)
l. Daya Hidrolik
Daya hidrolik dapat dihitung dengan rumus:

𝑄 . 𝑝 . 105
𝑃ℎ𝑦𝑑 =
1000 . 60
.................................................................. (2.12)
Keterangan:
Phyd = daya hidrolik (Watt)
Q = debit (liter/menit)
m. Efesiensi Turbin
Efisiensi turbin adalah nilai keefektifan turbin yang didapat dengan
membandingkan besar daya turbin (BHP) dengan besar daya air (WHP)
dimana hasil berupa persentase.
𝐵𝐻𝑃
𝜂= 𝑥 100%
𝑊𝐻𝑃
.............................................................. (2.13)

2.4 Skema Turbin Air


Skema turbin air pada umumnya terdiri dari tangki air, katup, pompa air,
flow meter, pressure gauge, nozzle, turbin, dan generator. Gambar skema
turbin air dapat dilihat pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Skema Instalasi Turbin Air Pelton


Adapun beberapa bagian dari turbin air jenis Pelton yaitu :
1. Tangki air 1
2. Katup 1
3. Pompa Air
4. Katup 2
5. Flow Meter
6. Pressure Gauge
7. Nozzle
8. Turbin
9. Generator
10. Tangki air 2
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan setiap hari Sabtu dari tanggal 9 Maret 2019
hingga 15 Juni 2019 di Laboratorium Koversi Energi Fakultas Teknik Universitas
Jember.

3.2 Alat Praktikum


Adapun alat yang digunakan saat pelaksanaan praktikum antara lain
sebagai berikut.
a. Alat peraga turbin pelton
Adapun bagian-bagian dari alat peraga turbin pelton yang digunakan dapat
dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Alat Peraga Turbin Pelton


Keterangan:
1. Pompa air
2. Bak penampungan air
3. Rumah sudu
4. Nozel
5. Turbin pelton
6. Panel
7. Alat ukur debit air
8. Rangka
9. Pipa 1”
10. Roda

19
20

11. Katup kontrol aliran


12. Regulator
b. Tachometer
c. Penggaris
d. Multimeter (Avometer)
e. Prony

3.3 Prosedur Praktikum


Prosedur praktikum yang dilakukan antara lain sebagai berikut.
1. Memastikan semua kondisi alat dalam keadaan baik
2. Mengisi bak penampung air
3. Menghidupkan alat peraga turbin air
4. Membuka peuh kran iar (tutup ¼, tutup ½, tutup ¾)
5. Mencatat RPM Tachometer
6. Mencatat arus da voltase
7. Melakukan pengereman pada prony
8. Melakukan proses pembebanan yang bervariasi sampai terjadi gesekan
9. Mengulangi percobaan kurang lebih 3 kali
21

DAFTAR PUSTAKA

Agu AGP. 2009. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Menggunakan Turbin


Pelton. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Sains dan Teknologi.
Universitas Sanata Dharma : Yogyakarta.
Alfri N, Kurnia BS. 2010. Modifikasi Rancang Bangun Pembangkit Listrik
Tenaga Air dengan Menggunakan Turbin Pelton. Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro : Semarang.
Dwi Supratmanto. 2016. Kajian Eksperimental Pengaruh Jumlah Sudu Terhadap
Unjuk Kerja Turbin Helik Untuk Model Sistem Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMH). Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Teknik.
Universitas Lampung : Bandar Lampung.
Staubli T, and HP Hauser. 2004. Flow Visualization-Adiagnosis Tool for Pelton
Turbines. IGHEM : Lucerne.
Yohanes EAW. 2011. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Menggunakan
Turbin Pelton dengan Jumlah Sudu 16 dan 18. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Sanata Dharma : Yogyakarta.
http://repository.usu.ac.id [Diakses pada tanggal 19 Juni 2019, pukul 11.17 WIB]
http://www.auryellow.com/down?v=Jd5BN7SPkqI [Diakses pada tanggal 19 Juni
2019, pukul 11.17 WIB]
http://www.satuenergi.com/2015/04/jenis-jenis-turbin-air-pltapltmh.html [Diakses
pada tanggal 19 Juni 2019, pukul 11.50 WIB]
http://www.mechanicaltutorial.com/pelton-turbine-or-pelton-wheel-turbine
[Diakses pada tanggal 19 Juni 2019, pukul 12.00 WIB]
http://ffden-2.phys.uaf.edu/ [Diakses pada tanggal 19 Juni 2019, pukul 12.16
WIB]
http://cink-hydro-energy.com/en/2-cell-crossflow-turbine/ [Diakses pada tanggal
19 Juni 2019, pukul 12.18 WIB]
http://www.eternoohydro.com/turbines/impulse-turbines.html [Diakses pada
tanggal 19 Juni 2019, pukul 13.18 WIB]
22

https://www.mechanicalbooster.com/2018/01/francis-turbine.html [Diakses pada


tanggal 19 Juni 2019, pukul 13.21 WIB]
https://www.pxlseals.com/turbine-francis [Diakses pada tanggal 19 Juni 2019,
pukul 13.44 WIB]
http://www.energy.kth.se/compedu/webcompedu/S2_Turbomachinery/B7_Hydra
ulic_Turbines/C1_Introduction_to_Hydraulic_Turbines/S2B7C1_files/Fra
ncis.htm [Diakses pada tanggal 19 Juni 2019, pukul 13.54 WIB]

Anda mungkin juga menyukai