Anda di halaman 1dari 39

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Turbin air tergolong mesin konversi energi yang mengubah energi gerak
air menjadi energi listrik, mekanis dan lain sebagainya. Energi gerak air
tergolong energi terbarukan atau renewable energy. Energi gerak air disebut
sebagai energi terbarukan dikarenakan energi ini tidak memiliki batasan
masa/waktu atau dapat dikatakan energi ini tidak memiliki batasan watu.
Energi gerak air termasuk energi yang mudah dan relatif mudah didapat.
Energi gerak air terjadi karena adanya beda ketinggian permukaan, secara
umum air bergerak dari permukaan tinggi menuju permukaan yang rendah
atau dapat dikatakan bahwa air bergerak pada tekanan yang tinggi menuju
tekanan rendah. Energi gerak air dapat dimanfaatkan dikarenakan dalam air
mengandung energi potensial berupa perbedaan ketinggian pada air dan energi
kinetic yang disebabkan oleh kecepatan aliran air. Pada hukum newton
dikatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dilenyapkan, energi
memiliki sifat mutlak sebagaimana dinyatakaan dalam hukum kekekalan
energi. Energi listrik tentu tidak dapat diciptakan melainkan energi listrik ada
karena adanya pengkonversian melalui energi lain. Salah satu pengkonversi
energi listrik dari tenaga mekanis adalah energi gerak air. Energi air dapat
dikonversi menjadi energi listrik karena adanya mesin pengkonversi turbin air.
Mesin pengkonversi energi air memanfaatkan energi gerak yang dirubah
menjadi listrik atau energi yang lain.
Masyarakat umum yang lekat dengan peradaban teknologi membuat
kebutuhan akan listrik menjadi kebutuhan pokok. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut dibuat mesin pembangkit energi yang memanfatkan energi gerak air.
Perkembangan turbin air mulai nampak pada awal abad 18. Sejak awal abad
18 kincir air banyak dimanfaatkan sebagai penggerak penggilingan gandum,
penggergajian kayu dan mesin tekstil. Memasuki abad 19 turbin air mulai
dikembangkan. Perkembangan turbin air hingga saat ini mulai memuncak
sampai akhirnya ditemukan microhidro, microhidro memimiliki peluang besar
untuk dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aliran sungai dengan sejumlah
anak sungainya dibendung dengan sebuah Dam. Airnya ditampung dalam
waduk yang kemudian dialirkan melaui Pintu Pengambilan Air (Intake Gate)
yang selanjutnya masuk ke dalam Terowongan Tekan (Headrace Tunnel).
Sebelum memasuki Pipa Pesat (Penstock), air harus melewati Tangki Pendatar
(Surge Tank) yang berfungsi untuk mengamankan pipa pesat apabila terjadi
tekanan kejut atau tekanan mendadak yang biasa disebut sebagai pukulan air
(water hammer) saat Katup Utama (Inlet Valve) ditutup seketika. Setelah

Katup Utama dibuka, aliran air memasuki Rumah Keong (Spiral Case). Aliran
air yang bergerak memutar Turbin dan dari turbin, air mengalir keluar melalui
Pipa Lepas (Draft Tube) dan selanjutnya dibuang ke Saluran Pembuangan
(Tail Race). Poros turbin yang berputar tersebut dikopel dengan poros
Generator sehingga menghasilkan energi listrik. Melalui Trafo Utama (Main
Transformer), energi listrik disalurkan melewati Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) 70 kV ke konsumen melalui Gardu Induk.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Untuk mememanfaatkan energi terbarukan sebagai pengganti energi yang
tidak dapat diperbaruhi, maka diperlukan untuk mempelajari mengenai mesin
konversi energi. Salah satu mesin konversi energi berbasis renewable energi
adalah turbin air. Batasan topik tentang turbin angin terdiri dari:
1. Apa yang dimaksud dengan turbin air?
2. Bagaimana perkembangan turbin air konvensional hingga modern?
1.3 TUJUAN
Materi turbin air memiliki peran penting dalam perkembangan energi
terbarukan. Turbin air dapat digunakan untuk mengkonversi energi gerak
menjadi energi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tujuan dari mempelajari
turbin angin adalah:
1. Mengetahui hal khusus dan umum tentang turbin air.
2. Mengetahui analisis dari turbin angin.
1.4 MANFAAT
Manfaat yang dapat diambil dari mempelajari turbin air adalah:
1. Mengetahui tentang perkembangan teknologi pengelolahan energi
terbarukan berupa turbin air.
BAB 2
ISI
2.1 PENGERTIAN UMUM TURBIN AIR
Turbin merupakan mesin yang berputar diakibatkan oleh energi kinetik
dan potensial dari aliran fluida. Turbin sederhana memiliki satu bagian yang
bergerak, "asembli rotor-blade". Fluida yang bergerak menjadikan blade pada
turbin berputar dan menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor.
Perbedaan dasar antara turbin air awal dengan kincir air terletak pada
komponen. Komponen pada turbin lebih optimal dan dapat memanfaatkan air
dengan putaran lebih cepat serta dapat memanfaatkan head yang lebih tinggi.
Komponen kincir lebih sederhana dengan biaya peralatan dan perawatan yang

lebih murah. Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial dan kinetik
menjadi energi mekanik. gaya jatuh air yang mendorong baling-baling
menyebabkan turbin berputar.
Komponen-komponen utama pada turbin air terdiri dari rotor dan stator.
A Rotor yaitu bagian yang berputar pada sistem yang terdiri dari:
1. Sudu pengarah berfungsi untuk mengontrol kapasitas aliran masuk
turbin.
2. Poros berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga yang berupa gerak
putar yang dihasilkan oleh sudu.
3. Bantalan berfungsi sebagai perapat-perapat komponen-komponen
dengan tujuan agar tidak mengalami kebocoran pada sistem.
4. Runner berfungsi untuk merubah energi potensial fluida menjadi
energi mekani.
B Stator yaitu bagian yang diam pada sistem yang terdiri dari:
1. Pipa pengarah/nozzle berfungsi untuk meneruskan alira fluida
sehingga tekanan dan kecepatan alir fluida yang digunakan di
dalam sistem besar.
2. Rumah turbin berfungsi sebagai rumah kedudukan komponen
komponen dari turbin.
Untuk merencanakan turbin diperlukan beberapa pertimbangan,
pertimbangan yang digunakan untuk menentukan jenis turbin yang sesuai
ditempatkan disuatu daerah tergantung dari ketinggian dan debit air. Secara umum
turbin air terbagi atas 4 jenis turbin yaitu turbin Pelton, Francis, Banki dan
Kaplan. Adapun perbandingan karakteristik jenis turbin dapat kita lihat pada
grafik net head (m) dan flow (m3/s) di bawah ini:

Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa turbin kaplan adalah turbin yang
beroperasi pada head yang rendah dengan kapasitas aliran yang tinggi atau bahkan
beroperasi pada kapasitas yang sangat rendah. Hal ini karena sudu-sudu turbin
kaplan dapat diatur secara manual atau otomatis untuk merespon perubahan
kapasitas. Berkebalikan dengan turbin kaplan, turbin pelton adalah turbin yang
beroperasi pada head tinggi dengan kapasitas yang rendah. Untuk turbin francis
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan yang lainnya yaitu turbin francis
dapat beroperasi pada head yang rendah atau beroperasi pada head yang tinggi.
Pemilihan turbin kebanyakan didasarkan pada head air yang didapatkan dan
kurang lebih pada rata-rata alirannya. Umumnya, turbin impuls digunakan untuk
tempat dengan head tinggi, dan turbin reaksi digunakan untuk tempat dengan head
rendah. Turbin Kaplan baik digunakan untuk semua jenis debit dan head,
efisiiensinya baik dalam segala kondisi aliran. Aplikasi penggunaan turbin
berdasarkan tinggi head yang didapatkan adalah sebagai berikut ini :
1) Turbin Kaplan : 2 < H < 100 meter
2) Turbin Francis : 5 < H < 500 meter
3) Turbin Pelton : H < 30 meter
4) Turbin Banki : 2 < H < 200 meter
2.2 SEJARAH TURBIN AIR
Kata "turbine" ditemukan oleh seorang insinyur Perancis yang bernama
Claude Bourdin pada awal abad 19, yang diambil dari terjemahan bahasa Latin
dari kata "whirling" (putaran) atau "vortex" (pusaran air). Jn Andrej Segner
mengembangkan turbin air reaksi pada pertengahan tahun 1700. turbin ini
mempunyai sumbu horizontal dan merupakan awal mula dari turbin air modern.
Turbin ini merupakan mesin yang simpel yang masih diproduksi saat ini untuk
pembangkit tenaga listrik skala kecil. Segner bekerja dengan Euler dalam
membuat teori matematis awal untuk desain turbin. Pada tahun 1820, Jean-Victor
Poncelet mengembangkan turbin aliran kedalam. Pada tahun 1826, Benoit
Fourneyon mengembangkan turbin aliran keluar. Turbin ini sangan efisien (80%)
yang mengalirkan air melalui saluran dengan sudu lengkung satu dimensi. Saluran
keluaran juga mempunyai lengkungan pengarah. Pada tahun 1844, Uriah A.
Boyden mengembangkan turbin aliran keluar yang meningkatkan performa dari
turbin Fourneyon. Bentuk sudunya mirip dengan turbin Francis. Pada tahun 1849,
James B. Francis meningkatkan efisiensi turbin reaksi aliran kedalam hingga lebih
dari 90%. Dia memberikan test yang memuaskan dan mengembangkan metode
engineering untuk desain turbin air. Turbin Francis dinamakan sesuai dengan
namanya, yang merupakan turbin air modern pertama. Turbin ini masih digunakan
secara luas di dunia saat ini. Turbin air aliran kedalam mempunyai susunan
mekanis yang lebih baik dan semua turbin reaksi modern menggunakan desain ini.
Putaran massa air berputar hingga putaran yang semakin cepat, air berusaha
menambah kecepatan untuk membangkitkan energi. Energi tadi dibangkitkan

pada sudu dengan memanfaatkan berat jatuh air dan pusarannya. Tekanan air
berkurang sampai nol sampai air keluar melalui sirip turbin dan memberikan
energi. Sekitar tahun 1890, bantalan fluida modern ditemukan, sekarang
umumnya digunakan untuk mendukung pusaran turbin air yang berat. Hingga
tahun 2002, bantalan fluida terlihat mempunyai arti selama lebih dari 1300 tahun
Sekitar tahun 1913, Victor Kaplan membuat turbin Kaplan, sebuah tipe mesin
baling-baling. Ini merupakan evolusi dari turbin Francis tetapi dikembangkan
dengan kemampuan sumber air yang mempunyai head kecil.
Pada umumnya semua turbin air hingga akhir abad 19 (termasuk kincir air)
merupakan mesin reaksi; tekanan air yang berperan pada mesin dan menghasilkan
kerja. Sebuah turbin reaksi membutuhkan air yang penuh dalam proses transfer
energi. Pada tahun 1866, tukang pembuat gilingan di California, Samuel Knight
menemukan sebuah mesin yang mengerjakan tuntas sebuah konsep yang berbeda
jauh. Terinspirasi dari system jet tekanan tinggi yang digunakan dalam lapangan
pengeboran emas hidrolik, Knight mengembangkan ceruk kincir yang dapat
menangkap energi dari semburan jet, yang ditimbulkan dari energi kinetik air.
Pada sumber yang cukup tinggi (ratusan kaki) yang dialirkan melalui sebuah pipa
saluran. Turbin ini disebut turbin impulse atau turbin tangensial. Aliran air
mendorong ceruk disekeliling kincir turbin pada kecepatan maksimum dan jatuh
keluar sudu dengan tanpa kecepatan. Pada tahun 1879, Lester Pelton, melakukan
percobaan dengan kincir Knight, dikembangkanlah desain ceruk ganda yang
membuang air kesamping, menghilangkan beberapa energi yang hilang pada
kincir Knight yang membuang sebagian air kembali melawan kincir. Sekitar tahun
1895, William Doble mengembangkan ceruk setengah silinder milik Pelton
menjadi ceruk berbentuk bulat memanjang, termasuk sebuah potongan
didalamnya yang memungkinkan semburan untuk membersihkan masukan ceruk.
Turbin ini merupakan bentuk modern dari turbin Pelton yang saat ini dapat
memberikan efisiensi hingga 92%. Pelton telah memprakarsai desain yang efektif,
kemudian Doble mengambil alih perusahaan Pelton dan tidak mengganti namanya
menjadi Doble karena nama Pelton sudah dikenal. Turgo dan turbin aliran silang
merupakan desain turbin impulse selanjutnya. Turbin air terdapat dalam suatu
pembangkit listrik berfungsi untuk mengubah energi potensial yang dimiliki air
menjadi energi kinetik. Selanjutnya energi kinetic ini akan dirubah menjadi energi
elektrik melalui generator. Hal ini menyebabkan setiap pembahasan tentang turbin
hidrolik akan mengikutsertakan generator sebagai pembangkit listrik.
2.3 JENIS TURBIN AIR
Turbin air dapat digolongkan menjadi dua yaitu turbin air berdasarkan
model aliran air masuk runner dan berdasarkan bentuknya. Berikut ini akan
diuraikan klasifikasi jnis turbin air.
2.3.1. Berdasarkan Model Aliran Air Masuk Runner.

Berdasaran model aliran air masuk runner, maka turbin air dapat dibagi
menjadi tiga tipe yaitu :
A. Turbin Aliran Tangensial
Pada kelompok turbin ini posisi air masuk runner dengan arah tangensial atau
tegak lurus dengan poros runner mengakibatkan runner berputar,
contohnya Turbin Pelton dan Turbin Cross-Flow.
B. Turbin Aliran Aksial
Pada turbin ini air masuk runner dan keluar runner sejajar dengan
poros runner, Turbin Kaplan atau Propeller adalah salah satu contoh dari tipe
turbin ini.
C. Turbin Aliran Aksial - Radial
Pada turbin ini air masuk ke dalam runner secara radial dan keluar runner
secara aksial sejajar dengan poros. Turbin Francis adalah termasuk dari jenis
turbin ini.
2.3.2. Berdasarkan bentuknya
A. Turbin Impuls
Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi
air (yang terdiri dari energi potensial+tekanan+kecepatan) yang tersedia menjadi
energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan energi kinetik.
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozle. Air keluar nozle
yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur
sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum
(impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah turbin
tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nozle tekanannya adalah sama
dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan
ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.
Turbin impuls merubah aliran semburan air. Semburan turbin membentuk
sudut yang membuat aliran turbin. Hasil perubahan momentum (impuls)
disebabkan tekanan pada sudu turbin. Sejak turbin berputar, gaya berputar melalui
kerja dan mengalihkan aliran air dengan mengurangi energi.Sebelum mengenai
sudu turbin, tekanan air (energi potensial) dikonversi menjadi energi kinetik oleh
sebuah nosel dan difokuskan pada turbin. Tidak ada tekanan yang dirubah pada
sudu turbin, dan turbin tidak memerlukan rumahan untuk operasinya.
Hukum kedua Newton menggambarkan transfer energi untuk turbin
impuls. Turbin impuls paling sering digunakan pada aplikasi turbin tekanan sangat
tinggi. Contoh turbin impuls adalah turbin Pelton, turbin Cross Flow, dan turbin
Tugor.

Berikut adalah macam-macam turbin impuls sebagai berikut


1

Turbin Pelton

Turbin Pelton yang bekerja dengan prinsip impuls, semua energi tinggi
dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.
Pancaran air tersebut yang akan menjadi gaya tangensial F yang bekerja pada
sudu roda jalan. Turbin pelton beroperasi pada tinggi jatuh yang besar . Tinggi air
jatuh dihitung mulai dari permukaan atas sampai tengah tengah pancaran air.
Bentuk sudu terbelah menjadi dua bagian yang simetris, dengan maksud adalah
agar dapat membalikan pancaran air dengan baik dan membebaslan sudu dari
gaya-gaya samping . Tidak semua sudu menerima pancaran air, hanya sebagaian
jarum katup air tekanan tinggi bagaian saja scara bergantian bergantung posisi
sudut tersebut. Jumlah noselnya bergantung kepada besarnya kapasitas air, tiap
roda turbin dapat dilengkapi dengan nosel 1 sampai 6. Adapun penampang
konstruksi sudu jalan dari pelton beserta noselnya dapat dilihat pada gambar 21.2
Ukuran-ukuran utama turbin pelton adalah diameter lingkar sudu yang kena
pancaran air, disingkat diameter lingkaran pancar dan diameter pancaran air.
Pengaturan nosel akan menentukan kecepatan dari turbin. Untuk turbin-turbin
yang bekerja pada kecepatan tinggi jumlah nosel diperbanyak hubungan antara
jumlah nosel dengan keceptan sepesifik.

Pengaturan nosel pada turbin poros vertikal dan horizontal dapat dilihat
pada gambar

Turbin Cross-Flow

Turbin Cross-Flow adalah salah satu turbin air dari jenis turbin aksi
(impulse turbine). Prinsip kerja turbin ini mula-mula ditemukan oleh seorang
insinyur Australia yang bernama A.G.M. Michell pada tahun 1903. Kemudian
turbin ini dikembangkan dan dipatenkan di Jerman Barat oleh Prof. Donat Banki
sehingga turbin ini diberi nama Turbin Banki kadang disebut juga Turbin MichellOssberger (Haimerl, L.A., 1960).
Pemakaian jenis Turbin Cross-Flow lebih menguntungkan dibanding
dengan pengunaan kincir air maupun jenis turbin mikro hidro lainnya.
Penggunaan turbin ini untuk daya yang sama dapat menghemat biaya pembuatan
penggerak mula sampai 50 % dari penggunaan kincir air dengan bahan yang
sama. Penghematan ini dapat dicapai karena ukuran Turbin Cross-Flow lebih kecil
dan lebih kompak dibanding kincir air. Diameter kincir air yakni roda jalan atau
runnernya biasanya 2 meter ke atas, tetapi diameter Turbin Cross-Flow dapat
dibuat hanya 20 cm saja sehingga bahan-bahan yang dibutuhkan jauh lebih
sedikit, itulah sebabnya bisa lebih murah. Demikian juga daya guna atau effisiensi
rata-rata turbin ini lebih tinggi dari pada daya guna kincir air. Hasil pengujian
laboratorium yang dilakukan oleh pabrik turbin Ossberger Jerman Barat yang
menyimpulkan bahwa daya guna kincir air dari jenis yang paling unggul
sekalipun hanya mencapai 70 % sedang effisiensi turbin Cross-Flow mencapai 82
% ( Haimerl, L.A., 1960). Tingginya effisiensi Turbin Cross-Flow ini akibat
pemanfaatan energi air pada turbin ini dilakukan dua kali, yang pertama energi
tumbukan air pada sudu-sudu pada saat air mulai masuk, dan yang kedua adalah
daya dorong air pada sudu-sudu saat air akan meninggalkan runner. Adanya kerja
air yang bertingkat ini ternyata memberikan keuntungan dalam hal effektifitasnya
yang tinggi dan kesederhanaan pada sistim pengeluaran air dari runner.
3 Turbin Turgo

Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin
pelton turbin turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda. Pancaran
air dari nozzle membentur sudu pada sudut 20o. Kecepatan putar turbin turgo lebih
besar dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin
ke generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya
perawatan.
B. Turbin Reaksi
Turbin Reaksi adalah turbin yang cara kerjanya merubah seluruh energi air
yang tersedia menjadi energi kinetik. Turbin jenis ini adalah turbin yang paling
banyak digunakan. Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang
menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan
tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang
berputar) dapat berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini
dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksisepenuhnya tercelup
dalam air dan berada dalam rumah turbin. Berikut ini adalah macam-macam
turbin reaksi.
1. Turbin Francis

Turbin francis mempunyai poros tegak dengan ukuran yang besar,


sedangakan dengan ukuran yang kecil dengan ukuran mendatar. Turbin francis
memakai roda propeller atau runner yang dapat berputar secara bebas.Turbin
francis adalah termasuk turbin jenis ini [gambar 21.9]. Konstruksi turbin terdiri
dari dari sudu pengarah dan sudu jalan, dan kedua sudu tersebut, semuanya
terendam di dalam aliran air. Air pertama masuk pada terusan berbentuk rumah
keong. Perubahan energi seluruhnya terjadi pada sudu pengarah dan sudu gerak.
Aliran air masuk ke sudu pengarah dengan kecepatan semakin naik degan tekanan
yang semakin turun sampai roda jalan, pada roda jalan kecapatan akan naik lagi
dan tekanan turun sampai di bawah 1 atm. Untuk menghindari kavitasi, tekanan
harus dinaikan sampai 1 atm dengan cara pemasangan pipa hisap. Pengaturan
daya yang dihasilkan yaitu dengan mengatur posisi pembukaan sudu pengarah,
sehingga kapasitas air yang masuk ke roda turbin dapat diperbesar atau diperkecil.
Turbin francis dapat dipasang dengan poros vertikal dan horizontal lih.gambar
21.10.
2. Turbin Kaplan atau Propeller

Gambar turbin kaplan atau propeller


Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin
ini tersusun dari propeller seperti pada perahu. Propeller tersebut biasanya
mempunyai tiga hingga enam sudu. Tidak berbeda dengan turbin francis, turbin
kaplan cara kerjanya menggunakan prinsip reaksi. Turbin ini mempunyai roda
jalan yang mirip dengan baling-baling pesawat terbang. Bila baling-baling
pesawat terbang berfungsi untuk menghasilkan gaya dorong, roda jalan pada
kaplan berfungsi untuk mendapatkan gaya F yaitu gaya putar yang dapat
menghasilkan torsi pada poros turbin. Berbeda dengan roda jalan pada francis,
sudu-sudu pada roda jalan kaplan dapat diputar posisinya untuk menyesuaikan
kondisi beban turbin.
Turbin kaplan banyak dipakai pada instalasi pembangkit listrk tenaga air
sungai, karena turbin ini mempunyai kelebihan dapat menyesuaikan head yang
berubah-ubah sepanjang tahun. Turbin kaplan dapat beroperasi pada kecepatan
tinggi sehingga ukuran roda turbin lebih kecil dan dapat dikopel langsung dengan
generator. Pada kondisi pada beban tidak penuh turbin kaplan mempunyai
efisiensi paling tinggi, hal ini dikarenakan sudu-sudu turbin kaplan dapat diatur

menyesuaikan dengan beban yang ada.Turbin kaplan adalah turbin yang


beroperasi pada head yang rendah dengan kapasitas aliran air yang tinggi atau
bahkan beroperasi pada kapasitas yang sangat renah. Hal ini karena sudu-sudu
trubin kaplan dapat diatur secara manual atau otomatis untuk merespon perubahan
kapasitas Berkebalikan denga turbin kaplan turbin pelton adalah turbin yang
beroperasi dengan head tinggi dengan kapasitas yang rendah. Untuk turbin francis
mempunyai karakteritik yang berbeda dengan lainnya yaitu turbin francis dapat
beroperasi pada head yang rendah atau beroperasi pada head yang tinggi.
Turbin air berguna untuk merubah energi potensial menjadi energi
mekanik. Pengelompokkan turbin air terbagi menjadi dua: (1) Turbin Implus, (2)
Turbin Reaksi.
Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh
energi air (yang terdiri dari energi potensial, tekanan dan kecepatan) yang tersedia
menjadi energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan energi
kinetik. Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozle. Air keluar
nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah
membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan
momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah
turbin tekanan sama karena aliran airyang keluar dari nozle tekanannya adalah
sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan
ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Contoh
turbin impuls adalah turbin Pelton.
Turbin reaksi adalah turbin yang cara kerjanya merubah seluruh energi
air yang tersedia menjadi energi kinetik. Turbin jenis ini adalah turbin yang paling
banyak digunakan. Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang
menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan
tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang
berputar) dapat berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini
dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup
dalam air dan berada dalam rumah turbin.

Tabel dibawah ini merupakan pengelompokkan turbin air berdasarkan cara


kerja terhadap high head, medium head, dan low head. Jenis turbin air terdiri dari
turbin pelton, turgo, crossflow, francis, Kaplan propeller.
a. Turbin Pelton

Turbin Pelton ditemukan pada tahun 1870an oleh Lester Allan Pelton.
Jenis Turbin ini memiliki satu atau beberapa jet penyemprot air untuk memutar
piringan.Tak seperti turbin jenis reaksi, turbin ini tidak memerlukan tabung
diffuser. Ketinggian air (head) = 200 s.d 2000 meter. Debit air = 4 s.d 15 m3/s.
Keuntungan turbin pelton : (1) Daya yang dihasilkan besar (2) Konstruksi yang
sederhana, (3) Mudah dalam perawatan dan (4) Teknologi yang sederhana mudah
diterapkan di daerah yang terisolir.
Kekurangan : Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau
bendungan air, sehingga memerlukan investasi yang lebih banyak.
Turbin pelton digolongkan ke dalam jenis turbin impuls atau tekanan sama.
Karena selama mengalir di sepanjang sudu-sudu turbin tidak terjadi penurunan
tekanan, sedangkan perubahan seluruhnya terjadi pada bagian pengarah pancaran

atau nosel. Energi yang masuk ke roda jalan dalam bentuk energi kinetik. Pada
waktu melewati roda turbin, energi kinetik dikonversikan menjadi kerja poros dan
sebagian kecil energi terlepas dan sebagian lagi digunakan untuk melawan
gesekan dengan permukaan sudu turbin.
b. Turbin turgo

Turbin turgo Dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin
pelton turbin turgo merupakan turbin impulse.
c. Turbin crossflow

Turbin Cross Flow juga disebut Turbin Banki-Mitchel atau Turbin Ossbeger,
dikarenakan jenis turbin ini disebut-sebut ditemukan oleh ilmuwan Australia
Anthony Michell, Ilmuwan Australia Donat Banki, Ilmuwan Jerman Fritz
Ossberger. Mereka masing-masing memiliki patent atas jenis turbin ini.
Tak seperti kebanyakan turbin yang beputar dikarenakan aliran air secara axial
maupun radial, pada turbin Cross Flow air mengalir secara melintang atau
memotong blade turbin, Turbin Cross Flow didesain untuk mengakomodasi debit
air yang lebih besar dan head yang lebih rendah dibanding Pelton. Headnya
kurang dari 200 meter.
Tinggi Terjunan (head): H = 5 200 m
Debit: Q = 0,03 13 m/s
Kapasitas: N = 10 3 500 kW
Turbin Crossflow adalah radial, turbin bertekanan kecil dengan injeksi
tangensial dari putaran kipas dengan poros horisontal. Turbin ini digolongkan
sebagai turbin berkecepatan rendah. Aliran air mengalir melalui pintu masuk pipa,
dan diatur oleh baling-baling pemacu dan masuk ke putaran kipas turbin. Setelah
air melewati putaran kipas turbin, air berada pada putaran kipas yang berlawanan,
sehingga memberikan efisiensi tambahan. Akhirnya, air mengalir dari casing baik
secara bebas atau melalui tabung dibawah turbin. Pada prakteknya, aliran air pada
putaran kipas memberikan efek pembersihan sendiri. Setiap kotoran yang
terdorong diantara putaran kipas akan masuk bersama air yang juga ditarik keluar
oleh gaya sentrifugal. Setelah setengah putaran dari kipas, air mengambil kotoran
yang keluar dan menyembur keluar kedalam kolam penenang. Jika aliran air
berubah ubah, maka turbin Crossflow dirancang dengan dua sel. Pembagian
standar dari sel masuk adalah 1:2. Sel sempit memproses aliran air kecil dan sel
lebar memproses aliran deras. Kedua sel bersama-sama memproses aliran penuh.
Dengan pembagian ini, aliran air yang digunakan adalah 100 sampai 17% pada
efisiensi optimal. Dengan demikian turbin Crossflow dapat digunakan pada aliran
sungai yang sangat bervariasi, bahkan mencapai efisiensi 80%.

Tingkat efisisensi turbin


Total efisiensi turbin crossflow mini dengan ketinggian yang kecil adalah
84% sepanjang aliran. Efisiensi maksimum dari turbin menengah dan besar
dengan Ketingian yang besar, adalah 87%. Dalam Gambar 3 diilustrasikan
Kelebihan dari turbin crossflow. Aliran air sungai dalam kurun waktu setahun
aliran sungai menjadi sangat kecil untuk beberapa bulan. Selama bulan-bulan
tersebut, kemampuan turbin untuk menghasilkan listrik tergantung pada program
efisiensi dari turbin yang yang dipakai. Dalam keadaan normal, turbin mencapai
efisiensi tinggi, namun selama arus air kecil, efisiensi agak rendah, mencapai
output tahunan yang lebih rendah ditempat-tempat dengan variabel aliran air
dimana turbin dengan efisiensi kurva yang tetap datar.
Pegangan baling-baling
Dalam turbin crossflow split, air yang dibutuhkan untuk menggerakkan
turbin diarahkan oleh dua kekuatan permukaan pegangan baling-baling yang
seimbang. Semburan air dipisahkan oleh baling-baling, diseimbangkan dan
dibiarkan masuk dengan lancar melewati kipas secara bebas sesuai dengan ruang
yang ada. Kedua pegangan baling-baling putar diatur dengan tepat didalam rumah
turbin dan dapat berfungsi sebagai alat penutup turbin jika terjadi penurunan arus
air. Maka katup penutup tidak perlu digunakan sebagai penyeimbang tekanan
antara pipa dan turbin. Kedua pegangan baling-baling dipasang dengan pemisah
yang diperpanjang , yang dihubungkan dan dikontrol secara manual atau otomatis.
Pegangan baling-baling ditempatkan dalam rumah pelumas dan tidak memerlukan
perawatan khusus. Apabila terjadi penghentian, maka turbin mampu menutup
secara otomatis oleh gaya gravitasi karena adanya beban tambah pada ujung
pemisahnya .
Rumah Turbin
Rumah turbin crossflow terbuat dari struktur baja, sehingga kuat dan tahan
terhadap benturan dan beku.

Runner
Runner adalah bagian paling penting dari turbin, dilengkapi dengan
lempengan yang terbuat dari profil baja dengan metode yang sudah terbukti.
Kedua ujungnya dipasang dan di las pada bagian dalam ujung cakram dari runner
tersebut. Runner dapat mempunyai lempengan sampai 37 buah tergantung dari
ukuran turbin. Lempengan miring menciptakan sedikit kekuatan aksial, untuk itu
pelumasan tidak diperlukan karena telah diperkuat oleh bantalan aksial.
Lempengan pada runner yang lebar ditunjang oleh beberapa cakram. Sebelum
instalasi akhir dari turbin, runner benar-benar diukur secara seimbang dan diuji
untuk deteksi keretakan.
Bantalan
Turbin crossflow dilengkapi dengan bantalan rol serta dengan beberapa
keunggulan seperti putaran dengan daya aus rendah dan pemeliharaan yang
sederhana. Desain dari rumah bantalan mencegah kebocoran air ke dalam bantalan
dan kontak dengan pelumas. Ini adalah kualitas terpenting dari desain paten dari
rumah bantalan turbin crossflow kami. Selain itu, bantalan ini juga dipergunakan
pada kipas yang berpusat pada turbin. Pada setiap penemuan solusi teknis selalu
dilengkapi elemen penyegelan yang bebas perawatan. Selain penggantian pelumas
setiap tahun, bantalan tidak memerlukan perawatan apapun. Selain itu, solusi
teknis yang digunakan memungkinkan penggantian sederhana dari kipas tanpa
mengeluarkan seluruh turbin keluar dari posisinya.
Draft Tube
Pada prinsipnya, turbin crossflow adalah turbin aliran bebas. Namun,
dalam kasus dengan Ketinggian (head) dengan ukuran sedang atau rendah,

diperlukan Draft Tube. Hal ini untuk memastikan bahwa ruang mesin bebas dari
banjir dan sekaligus ketinggian seluruh ukuran Ketinggian terjunan dapat
diterapkan. Jika aliran bebas turbin dengan skala luas digunakan, maka kolom air
dalam Draft tube harus dikontrol. Hal ini dipastikan dengan menyeimbangkan
katup udara, yang mempengaruhi tekanan bawah dalam rumah turbin. Dengan
cara tersebut, turbin dengan tinggi hisap dari 1 sampai 3m dapat digunakan secara
optimal tanpa ada bahaya kavitasi. Selain itu, apabila Ketinggian dengan ukuran
yang rendah digunakan, pembuatan draft tube sebagai pipa baja pengumpul akan
mengurangi biaya konstruksi yang jauh lebih rendah. Dengan demikian, biaya
dapat ditekan pada kebanyakan proyek yang bermasalah.
Operasi karakteristik
Berkat desain turbin crossflow yang unik, bahaya akan kavitasi tidak ada.
Sehingga kipas tidak perlu ditempatkan di bawah tingkat air tanah. Dengan
demikian konstruksi biaya dan operasi merugikan dapat dihindari.
Baja dengan struktur normal digunakan untuk hingga 90m. Untuk Ketinggian
dengan ukuran 90 sampai 120m, kipas terbuat dari struktur baja. Sedangkan untuk
Ketinggian yang melebihi 120m, seluruh turbin harus terbuat dari baja.
Kecepatan maksimum yang kontinyu dari turbin crossflow biasanya mencapai
kelipatan 2.3 dari kecepatan nominal. Fakta ini memungkinkan untuk diproduksi
secara massal dengan menggunakan generator
Keuntungan ke ekonomian
Dengan meningkatnya minat masyarakat akan kelestarian lingkungan
dalam upaya mencari sumber daya alam yang dapat digunakan seperti
memproduksi energi listrik dari sumber energi terbarukan. Sayangnya,
penggunaan power hydro terbatas oleh faktor-faktor yang sangat signifikan
sebagai berikut ini : tingginya biaya instalasi, termasuk desain dan perencanaan,
dimensi, serta produk dari mesin yang dibutuhkan.
Oleh karena itu, insinyur serta konsultan dan desainer turbin telah
mencoba untuk mengurangi total biaya dari turbin air yang standar. Pendekatan
seperti ini hanya layak untuk turbin besar. Namun di sisi lain, hal ini mungkin
dapat menyebabkan masalah dengan dimensi untuk turbin kecil, bila head
(Ketinggian ) yang diproyeksikan dan variasi aliran air sepanjang tahun
diperhitungkan.
Turbin crossflow kami terbuat dari komponen standar yang dikonfigurasikan
sesuai dengan kebutuhan pelanggan yaitu diperhitungkan secara menyeluruh
potensi dari air dan Ketinggian (head) dilokasi ditempat tertentu. Seperti sistem
modular yang menyediakan dan merancang semua fungsi dengan harga yang baik
pada waktu yang bersamaan.
Turbin crossflow memiliki purna jual yang panjang dan bebas perawatan.
Selama pengoperasian, tidak diperlukan suku cadang yang mahal atau kompleks,
maupun dapat di perbaiki langsung dilapangan. Keuntungan tertentu turbin
crossflow adalah dapat digunakan dalam sistem air bersih gravitasi, bahkan di

saluran yang sangat panjang, ataupun tidak menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan secara hidrolik dan dengan demikian tidak mempengaruhi kualitas air
minum selama pengoperasian. Hal ini telah berhasil diuji beberapa kali oleh
perusahaan kami di banyak negara di seluruh dunia.
Turbin Cross-Flow adalah salah satu turbin air dari jeis turbin aksi (impulse
turbine). Pemakaian jenis Turbin Cross-Flow lebih menguntungkan dibanding
dengan pengunaan kincir air maupun jenis turbin mikro hidro lainnya.
Penggunaan turbin ini untuk daya yang sama dapat menghemat biaya pembuatan
penggerak mula sampai 50 % dari penggunaan kincir air dengan bahan yang
sama. Penghematan ini dapat dicapai karena ukuran Turbin Cross-Flow lebih kecil
dan lebih kompak dibanding kincir air.
d. Turbin francis
Turbin FRANCIS memiliki runner dengan baling-baling tetap, biasanya
jumlahnya 9 atau lebih. Air dimasukkan tepat diatas runner dan mengelilinginya
dan jatuh melalui runner dan memutarnya. Selain Runner komponen lainnya
adalah scroll case, wicket gate dan draft tube.
Turbin Francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara

sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian
keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah
mengarahkan air masuk secara tangensial.

Turbin francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih. Pada waktu air
masuk ke roda jalan, sebagian dari enrgi tinggi jatuh telah bekerja di dalam sudu
pengarah diubah sebagai kecepatan air masuk. Sisa energi tinggi jatuh
dimanfaatkan dalam sudu jalan, dengan adanya pipa isap memungkinkan energi
tinggi jatuh bekerja di sudu jalan dengan semaksimum mungkin. Turbin yang
dikelilingi dengan sudu pengarah semuanya terbenam dalam air. Air yang masuk
kedalam turbin dialirkan melalui pengisian air dari atas turbin (schact) atau
melalui sebuah rumah yang berbentuk spiral (rumah keong). Semua roda jalan
selalu bekerja. Daya yang dihasilkan turbin diatur dengan cara mengubah posisi
pembukaan sudu pengarah. Pembukaan sudu pengarah dapat dilakuakan dengan
tangan atau dengan pengatur dari oli tekan(gobernor tekanan oli), dengan
demikian kapasitas air yang masuk ke dalam roda turbin bisa diperbesar atau
diperkecil. Pada sisi sebelah luar roda jalan terdapat tekanan kerendahan (kurang
dari 1 atmosfir) dan kecepatan aliran yang tinggi. Di dalam pipa isap kecepatan
alirannya akan berkurang dan tekanannya akan kembali naik sehingga air bisa
dialirkan keluar lewat saluran air di bawah dengan tekanan seperti keadaan
sekitarnya.
e. Turbin kaplan propeller

Turbin propeller pada umumnya memiliki runner dengan 3 sampai dengan 6


blade dimana air mengenai semua blade secara konstan. Pitch dari blade dapat fix
atau diadjust. Ada beberapa macam turbin propeller yaitu : turbin bulb, turbin
Straflo, turbin tube dan turbin KAPLAN
f. Turibin Kinetik

Turbin KINETIK juga disebut turbin aliran bebas, menghasilkan listrik


dari energi kinetik di dalam air yang mengalir, alih-alih dari energi potensial dari
ketinggian. Sistem dapat beroperasi di sungai, saluran buatan manusia, air pasang
surut, atau arus laut. Sistem Kinetic memanfaatkan jalur alami aliran air. Turbin
ini tidak memerlukan pengalihan air melalui saluran buatan manusia, dasar
sungai, atau pipa, meskipun mungkin memiliki aplikasi dalam saluran tersebut.
Sistem Kinetic tidak memerlukan pekerjaan sipil yang besar; Namun dapat
menggunakan struktur yang ada seperti jembatan, tailraces dan saluran.
2.4 Kriteria Pemilihan Turbin

Ada beberapa faktor yang mendasari perencanaan dan pemilihan suatu turbin air.
Faktor-faktor tersebut yang terutama antara lain adalah:
1. Debit aliran air
2. Head atau tinggi air jatuh
3. Kecepatan spesifik
4. Putaran turbin
5. Biaya pembangunan instalasi
Dari sekian banyak faktor tersebut di atas, yang paling menentukan adalah
debit dan head aliran air. Ukuran atau dimensi turbin air sangat tergantung kepada
debit dan head air ini. Debit air yang besar pada head tertentu akan memerlukan
turbin air ukuran besar, dimensi turbin air cenderung lebih kecil. Dengan
demikian debit dan head air ini secara tidak langsung akan menentukan biaya
pembuatan turbin air berikut pembangkitnya. Pemilihan turbin kebanyakan
didasarkan pada head air yang didapatkan dan kurang lebih pada rata-rata
alirannya. Umumnya, turbin impuls digunakan untuk tempat dengan head tinggi,
dan turbin reaksi digunakan untuk tempat dengan head rendah. Turbin Kaplan
baik digunakan untuk semua jenis debit dan head, efisiensinya baik dalam segala
kondisi aliran.
Turbin kecil (umumnya dibawah 10 MW) mempunyai poros horisontal, dan
kadang dipakai juga pada kapasitas turbin mencapai 100 MW. Poros Pelton bisa
vertikal maupun horisontal karena ukuran turbin lebih kecil dari head yang di
dapat atau tersedia. Beberapa turbin impuls menggunakan beberapa semburan air
tiap semburan untuk meningkatkan kecepatan spesifik dan keseimbangan gaya.

Dari diagram diatas dapat dinyatakan sebagai berikut. Turbin kaplan


adalah turbin yang beroperasi pada head yang rendah dengan kapasitas aliran yang
tinggi atau bahkan beroperasi pada kapasitas yang sangat rendah. Hal ini karena

sudu sudu turbin kaplan dapat diatur secara manual atau otomatis untuk
merspon perubahan kapasitas. Berkebalikan dengan turbin kaplan, turbin pelton
adalah turbin yang beroperasi pada head tinggi dengan kapasitas yang rendah.
Untuk turbin francis mempunyai karakteristik yang berbeda dengan yang lainnya
yaitu turbin francis dapat beroperasi pada head yang rendah atau beroperasi pada
head yang tinggi.
Pemilihan turbin kebanyakan didasarkan pada head air yang didapatkan
dan kurang lebih pada rata-rata alirannya. Umumnya, turbin impuls digunakan
untuk tempat dengan head tinggi, dan turbin reaksi digunakan untuk tempat
dengan head rendah. Turbin Kaplan baik digunakan untuk semua jenis debit dan
head, efisiiensinya baik dalam segala kondisi aliran.
Universitas Sumatera Utara

Aplikasi penggunaan turbin berdasarkan tinggi head yang didapatkan adalah


sebagai berikut ini :
1) Turbin Kaplan : 2 < H < 100 meter
2) Turbin Francis : 5 < H < 500 meter
3) Turbin Pelton : H < 30 meter
4) Turbin Banki : 2 < H < 200 meter
2.5 Gejala-gejala pada Pada Turbin
A. Kavitasi
Salah satu masalah yang sering timbul dalam perawatan turbin yaitu
kavitasi. Kavitasi merupakan peristiwa terjadinya gelembung-gelembung uap
yang kecil (minute microscopic bubbles) di dalam cairan (air) yang mengalir,
dimana tekanan yang trjadi ditempat tersebut sama atau lebih rendah dari tekanan
uap jenuhnya.
Pada saat gelembung-gelembung tersebut sampai pada daerah yang
tekanannya lebih tinggi maka gelembung tersebut akan pecah dan mengakibatkan
lubang-lubang kikisan pada permukaan dinding saluran hisap bagian atas (draft
tube), sudu-sudu, dan rumah turbin. Selain itu juga akan menimbulkan getaran
dan bunyi yang berisik. Kavitasi yang sangat besar akan menurunkan daya dan
efisiensi turbin.
Kavitasi dapat diantisipasi atau dikurangi dengan cara antara lain :
1. Memasang turbin pada tempat yang cocok, yaitu dengan memperkecil
tinggi hisap agar tekanan air lebih rendah dari tekanan uap jenuhnya.
2. Memperbaiki konstruksi dan diusahakan agar tidak terdapat belokanbelokan yang tajam.
3. Menggunakan material yang mampu menahan erosi akibat pengikisan yang
ditimbulkan oleh pecahnya gelembung-gelembung uap yang dibawa oleh air,
dan material yang tahan terhadap korosi.
B. Kecepatan Liar (Run Away Speed)
Kecepatan liar yaitu suatu kecepatan yang terjadi akibat pada waktu turbin
bekerja dimana tiba-tiba bebannya dihentikan dengan tiba-tiba. Dalam hal tersebut
timbul gejala bahwa roda turbin akan berputar dengan sangat cepat.
Kekuatan turbin harus diperhitungkan terhadap kecepatan liarnyauntuk mencegah
terjadinya kerusakan turbin atau generatornya. Kecepatan liar dapat diantisipasi
atau dikurangi dengan cara, yaitu: pada bagian poros turbin dibuat suatu pengatur
kecepatan (governor) yang dapat meredam putaran liar.
C. Water Hammer
Suatu peristiwa di mana timbulnya gelombang bertekanan akibat dari fluida yang
mengalir tiba-tiba berhenti atau arah alirannya berubah (perubahan
momentum). Water hammer juga terjadi akibat katup pada air keluar turbin di
tutup secara tiba-tiba sehingga tekanan di dalam turbin meningkat. Selain tekanan

tinggi juga terjadi gelombang kejut sehingga menimbulkan suara keras seperti
suara menempa / pukulan. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada turbin.
Water hammer dapat diantisipasi atau dikurangi dengan cara, yaitu: dengan
membuat surge tank pada bagian atas dekat sumber air. Surge tank ini akan
menampung air yang membalik pada saat katup ditutup, sehingga water
hammer dapat dihindari.
2.5.

Perhitungan Daya dan energi yang dibangkitkan turbin


Turbin Air
Daya yang dihasilkan turbin air bergantung pada kapasitas air (m3/detik),
kerapatan air atau Rho, head atau tinggi jatuh air efektif dalam satuan meter.
Dengan rumus sebagai berikut :
P=Q . . g . h .
Diamana
. g=massa
= kerapatan air (Kg/m3)
Q = kapasitas air (m3/detik)
G = gaya gravitasi, 9,81 (m/detik2)
H = tinggi jatuh efektif (m)
= efisiensi total
sedangkan energi yang dibangkitkan turbin air adalah
E = P . t . efisiensi generator . efisiensi transmisi.
Dimana
P = daya turbin air (Watt)
T = waktu
Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi jatuh air dengan
kapasitas aliran akan mempunyai energi potensial yang ebih besar dibandingkan
dengan tinggi jatuh air yang lebih rendah. Logika tersebut juga berlaku
sebaliknya, yaitu untuk tinggi jatuh air yang sama, tetapi energi potensial yang
dimiliki akan lebih besar apabila kapasitas aliran air juga besar.
Putaran spesifik
Putaran spesifik yaitu putaran turbin dimana dibangkitkan daya sebesar satu
satuan daya per tinggi jatuh (head) satu satuan tinggi jatuh (head efektif).
Kecepatan spesifik tubin diberikan oleh perusahaan (dengan penilaian yang
lainnya) dan dan selalu dapat diartikan sebagai titik efisiensi maksimum.
Perhitungan tepat ini menghasilkan performa turbin dalam jangkauan head dan
debit tertentu. Dengan rumus sebagai berikut.

0,5

Ns=

n (p)

( H efektif ) 4
Diamana
Ns adalah putaran spesifik
N = putaran turbin
P = daya turbin
H efektif = Hgross - Hlosses
Adapun performa dan karakteristiknya dapat dilihat pada tabel berikut
Jenis turbin
Kecepatan spesifik
Efisiensi dalam %
Tinggi air jatuh
ns dalam rpm
(H)
Pelton
2-4
85 90
6000 2000
Francis
47
90 82
2000 400
30 - 82
90 94
500
82 90
94 93
500 15
Propeler
100 140
94
100 15
140 250
94 85
15 10

2.4 PENERAPAN TURBIN AIR PADA PLTA DAN MICROHIDRO


Pembangkit Listrik Tenaga Ait
Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang
memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Pembangkit ini merupakan salah satu
sumber energi listrik utama yang ada di Indonesia. Keberadaannya diharapkan
mampu memenuhi pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia, selain yang berasal
dari bahan bakar batu bara. Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia banyak
dikembangkan. Hal ini karena persediaan air di Indonesia cukup melimpah.
Keberadaan beberapa waduk besar di Indonesia, selain digunakan untuk
penampungan air juga dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik.
Pilihan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah satunya
disebabkan potensi air yang ada di Indonesia. Jumlah air yang melimpah,
dikembangkan untuk menciptakan energi yang diubah menjadi sebuah arus listrik.
Hal ini ditujukan untuk menciptakan biaya produksi yang murah pada listrik di
Indonesia. Pembangkit listrik tenaga air termasuk salah satu sumber pembangkit
listrik tertua yang pernah ditemukan. Selain pembangkit ini, masih ada pula
beberapa jenis pembangkit listrik yang ada di dunia. Seperti pembangkit listrik
tenaga surya, pembangkit listrik tenaga diesel, dan juga pembangkit listrik tenaga
nuklir. Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan
turbin air) dan dari energy mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan

generator). Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara


dengan 3,6 milyar barrel minyak atau samadengan 24 % kebutuhan listrik dunia
yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. PLTA termasuk jenis pembangkitan
hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan air untuk kerjanya. Saat ini
pengetahuan tentang PLTA perlu untuk diketahui oleh para mahasiswa sebagai
modal awal untuk kedepannya.
PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun 1900. Masa
itu merupakan era dimana penggunaan bahan bakar minyak merupakan sumber
energi utama di dunia. Pengembangan PLTA tidak terlalu diprioritaskan oleh
karena itu progresnya berjalan lambat. Sedangkan sekarang, pengembangan PLTA
mulai di tinjau ulang karena penggunaan bahan bakar minyak mengahasilkan
banyak polusi lingkungan dan persediaan bahan bakar minyak mulai menipis.
Beberapa alasan tambahan bahwa PLTA lebih menguntungkan dibandingkan tipe
generator lain adalah :
1. Persediaan air cenderung tidak habis dan dapat diperbaharui.
2. Ramah Lingkungan.
3. Tidak memerlukan bahan bakar.
4. Periode mulainya terjadi secara terus menerus.
5. Pengoperasiannya sederhana dan biaya perawatannya murah.
6. Hampir tidak ada resiko meledak.
Tenaga air merupakan sumber daya terpenting. Tenaga air memiliki beberapa
keuntungan yang tidak dapat dipisahkan. Bahan bakar untuk PLTU adakah
batubara. Berdasarkan pengertian yang sama, kita dapat mengatakan bahwa bahan
bakr untuk PLTA adalah air. Nyatanya suatu jurnal teknis mengenai tenag air
menamakannya sebagi batubara putih. Tetapi keunggulan untuk bahan bakar
PLTA ini sama sekali tidak akan habis terpakai ataupun berubah menjadi yang
lain.
PLTA tidak menghadapi masalah pembuangan limbah. PLTA meruapkan suatu
sumber energy yang abadi. Air melintas melalaui turbin tanpa kehilangan
kemampuan pelayanan untuk wilayah di hilirnya. Biaya pengoperasian dan
pemeliharaan PLTA sangat rendah.
Pada PLTA, transportasi batubara putih berlangsung secara alamiah. Turbin-turbin
pada PLTA bisa dioperasikan setiap saat dan cukup sederhana untuk dimengerti.
Peralatan PLTA yang mutakhir, umumnya memiliki peluang yang besar untuk bisa
dioperasikan selama 50 tahun. PLTA bisa diamnfaatkan untuk cadangan yang bisa
diandalakn pada sistem kelistrikan terpadu.
1. Pengertian PLTA
Pengertian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah
energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan
bantuan turbinair) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan

generator) Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara


mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Pada saat beban puncak
air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir sehingga cadangan air
pada waduk utama tetap stabil.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan
turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan
generator).
PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila mempunyai
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk
memenuhkebutuhan dalam pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA
tersebut, perhitungan keadaan air yang masuk pada waduk / dam tempat
penampungan air, beserta besar air yang tersedia dalam waduk / dam dan
perhitungan besar air yang akan dialirkan melalui pintu saluran air untuk
menggerakkan turbin sebagai penggerak sumber listrik tersebut, merupakan suatu
keharusan untuk dimiliki, dengan demikian kontrol terhadap air yang masuk
maupun yang didistribusikan ke pintu saluran air untuk menggerakkan turbin
harus dilakukan dengan baik, sehingga dalam operasi PLTA tersebut, dapat
dijadikan sebagai dasar tindakan pengaturan efisiensi penggunaan air maupun
pengamanan seluruh sistem, sehingga PLTA tersebut, dapat beroperasi sepanjang
tahun, walaupun pada musim kemarau panjang.
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6
milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang
digunakan oleh lebih 1 milyar orang.
Dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air bagi
pembangkitan tanaga listrik ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
a. Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan atau
salju.
b. Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari topografi
daerah tersebut.
c. Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban atau
jaringan transmisi.
2. Prinsip PLTA dan konversi energi
Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi
kinetis dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi
mekanis dengan adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis
ini berubah menjadi energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah
energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua
hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir
(debit).
Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan
perubahan energi, yaitu:

a.
Energi Potensial
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu
akibat adanya perbedaan ketinggian. Besarnya energi potensial yaitu:
Ep = m . g . h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)
b.
Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga
timbul air dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan.
Ek = 0,5 m . v . v
Dimana:
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
c.
Energi Mekanis
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin.
Besarnya energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi
kinetis. Besarnya energi mekanis.
dirumuskan: Em = T . . t
Dimana:
Em : Energi mekanis
T : torsi
: sudut putar
t : waktu (s)
d.
Energi Listrik
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi
listrik sesuai persamaan:
El = V . I . t
Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
t : waktu (s)

3. Komponen Dasar PLTA


Komponen komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.
Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin

memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi
untuk pengendalian banjir.
a. Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air
akan memukul sudu sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin
ini di hubungkan ke generator.
Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan
suplai air masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah
turbin (spiral chasing), katup utama (inlet valve), pipa lepas (draft tube), alat
pengaman, poros, bantalan (bearing), dan distributor listrik. Menurut momentum
air turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin reaksi dan turbin impuls.
Turbin reaksi bekerja karena adanya tekanan air, sedangkan turbin impuls bekerja
karena kecepatan air yang menghantam sudu.
Prinsip Kerja Turbin Reaksi yaitu Sudu-sudu (runner) pada turbin francis dan
propeller berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya tetap (tidak bisa
digerakkan). Sedangkan sudu-sudu pada turbin kaplan berfungsi sebagai sudusudu jalan, posisi sudunya bisa digerakkan (pada sumbunya) yang diatur oleh
servomotor dengan cara manual atau otomatis sesuai dengan pembukaan sudu
atur. Proses penurunan tekanan air terjadi baik pada sudu-sudu atur maupun pada
sudu-sudu jalan (runner blade). Prinsip Terja Turbin Pelton berbeda dengan turbin
rekasi Sudu-sudu yang berbentuk mangkok berfungsi sebagai sudu-sudu jalan,
posisinya tetap (tidak bisa digerakkan).
Dalam hal ini proses penurunan tekanan air terutama terjadi didalam sudu-sudu
aturnya saja (nosel) dan sedikit sekali (dapat diabaikan) terjadi pada sudu-sudu
jalan (mangkok-mangkok runner).Air yang digunakan untuk membangkitkan
listrik bisa berasal dari bendungan yang dibangun diatas gunung yang tinggi, atau
dari aliran sungai bawah tanah. Karena sumber air yang bervariasi, maka turbin
air didesain sesuai dengan karakteristik dan jumlah aliran airnya. Berikut ini
merupakan berbagai jenis turbin yang biasa digunakan untuk PLTA.
b. Generator
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.
Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam
generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber
energi mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator.
Rotor terdiri dari 18 buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara
melingkar sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini
dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul
magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin berputar
maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di
kawat setiap kali sebuah kutub melewati coil yang terletak di stator. Lalu

tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik. Agar generator bisa menghasilkan
listrik, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:
i.
Putaran
Putaran rotor dipengaruhi oleh frekuensi dan jumlah pasang kutub pada rotor,
sesuai dengan persamaan:
= 60 . f / P
dimana:
: putaran
f : frekuensi
P : jumlah pasang kutub
Jumlah kutub pada rotor di PLTA Saguling sebanyak 9 pasang, dengan frekuensi
system sebesar 50 Hertz, maka didapat nilai putaran rotor sebesar 333 rpm.
ii.
Kumparan
Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi besarnya daya
listrik yang bisa dihasilkan oleh pembangkit
iii.
Magnet
Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan dihasilkan
dari besi yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi dari AVR maka
akan timbul magnet dari rotor.
Sehingga didapat persamaan:
E=B.V.L
Dimana:
E : Gaya elektromagnet
B : Kuat medan magnet
V : Kecepatan putar
L : Panjang penghantar
Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan kumparan,
sehingga agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah sifat
kemagnetannya, yaitu dengan mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar
arus yang masuk, makin besar pula nilai kemagnetannya, sedangkan makin kecil
arus yang masuk, makin kecil pula nilai kemagnetannya.
Menurut jenis penempatan thrust bearingnya, generator dibedakan menjadi empat,
yaitu:

Jenis biasa thrust bearing diletakkan diatas generator dengan dua guide
bearing.

Jenis Payung (Umbrella Generator) thrust bearing dan satu guide bearing
diletakkan dibawah rotor.

Jenis setengah payung (Semi Umbrella Generator) kombinasi guide dan


thrust bearing diletakkan dibawah rotor dan second guide bearing diletakkan
diatas rotor.

Jenis Penunjang Bawah thrust bearing diletakkan dibawah coupling.


Generator yang digunakan di Saguling adalah jenis Setengah Payung.

c. Travo
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak
banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah
travo step up. Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah
rumah atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi
dengan travo step down. Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja
dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Saat ini
ada teknologi baru yang dikenal dengan pumped-storage plant.
d. Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air
menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk
mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga
memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan
secara bertahap atau berkelanjutan. Jenis bendungan antara lain:
i.
Bendungan Beton

Bendungan Gravitasi

Bendungan Busur

Bendungan Rongga
ii.
Bendungan Urugan

Bendungan Urugan Batu

Bendungan Tanah
iii.
Bendungan Kerangka Baja
iv.
Bendungan Kayu
4. Jenis PLTA
a.
PLTA jenis terusan air (water way)
Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai dan
mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan (gradient) yang
agak kecil.Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi terjun
dan kemiringan sungai.

b.
PLTA jenis DAM /bendungan
Adalah pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang disungai,
pembuatan bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air dibagian
hulu sungai guna membangkitkan energi potensial yang lebih besar sebagai
pembangkit listrik.
c.
PLTA jenis terusan dan DAM (campuran)
Adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya, jadi
energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan.

5. Waduk
Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai
kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia.Sesuai
dengan kondisi alam, pengembangan PLTA dapat dibagi atas 2 jenis yaitu : tipe
waduk dan tipe aliran langsung. Tipe waduk dapat berupa bendungan(reservoir)
dan keluaran danau (lake outlet), sedangkan tipe aliran langsung dapat berupa
aliran langsung sungai (run-off river) dan aliran langsung dengan bendungan
pendek (run-off river with low head dam). Contohnya adalah bendungan
Scrivener, Canberra Australia, dibangun untuk mengatasi banjir 5000-tahunan.
Waduk buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air
sampai waduk tersebut penuh, dan dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan
atau ketinggian.
a.
Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat
diklasifikasikan sebagai: Dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam".
b.
Berdasarkan tujuan dibuatnya, yaitu: untuk menyediakan air untuk irigasi
atau penyediaan air di perkotaan meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga
hidroelektrik, menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan
lainnya. Pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri seperti
pertambangan atau pabrik.
c.
Berdasarkan ketinggian, yaitu: dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan
dam utama lebih dari 150 m.-dam rendah kurang dari 30 m, dam ketinggianmedium antara 30 -100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m.Beberapa bendungan
lainnya yaitu bendungan Sadel sebenarnya adalah sebuah dike,yaitu tembok yang
dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi tanah disekelilingnya dari banjir.
Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuatsepanjang sisi sungai atau air
terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya darikebanjiran. Sebuah bendungan
Pengukur overflow dam didisain untuk dilewati air. Weir adalah sebuah tipe
bendungan pengukur kecil yang digunakan untuk mengukur input air. Bendungan
Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk mengurangi dan
mengontrol arus soil erosion. Pumped-storage plant memiliki dua penampungan
yaitu:
i.
Waduk Utama (upper reservoir) seperti dam
pada PLTA konvensional. Air dialirkan langsung ke turbin untuk menghasilkan
listrik.
ii.
Waduk cadangan (lower reservoir). Air yang
keluar dari turbin ditampung di lower reservoir sebelum dibuang disungai.
6. Parameter yang mempengaruhi pengoperasian PLTA
a. Keberadaan Air
Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan musim
penghujan. Maupun musim kemaraupanjang, diperlukan perhitungan besar
volume air yang tersedia dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar
debit air yang harus dialirkan melalui pintu air yang dialirkan ke turbin. Bila

terjadi banjir, berapa besar volume air yang harus dibuang keluar dari waduk /
dam melalui pintu pembungan air, sehingga tetap terjadi keseimbangan air dalam
waduk / dam, dengan demikian dapat dihindari kerusakan bangunan waduk / dam
maupun perangkat keras pendukung lainnya. Untuk kebutuhan perhitungan
keadaan air baik yang akan masuk maupun yang berada dalam waduk / dam,
dilakukan pengukuran terhadap parameter yang mempengaruhi keadaan air yang
akan masuk maupun yang ada dalam waduk/dam. Pengukuran tersebut dilakukan
pada berbagai stasiun ukur yang tersebar pada DAS dalam waduk / dam tersebut.
b. Konstruksi Saluran Air ke Turbin
Kecepatan gerakan turbin, dipengaruhi oleh besar tekanan aliran air yang dialirkan
ke turbin. Besar tekanan aliran air yang dialirkan tersebut, dipengaruhi debit air
yang dialirkan beserta konstruksi dan penempatan saluran air yang mengalirkan
air tersebut. Semakin lebar diameter dan semakin tinggi pintu saluran air dibuka,
semakin besar debit air yang dialirkan, semakin tinggi tekanan air yang terjadi
masuk ke turbin. Selain hal tersebut diatas, rancangan dan peletakan saluran air
tersebut, juga mempengaruhi tekanan air yang dialirkan ke turbin.
Pada prinsipnya ada beberapa parameter yang mempengaruhi operasi PLTA,
disebabkan oleh :
i.
Keberadaan Air
Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan musim
penghujan maupun musim kemarau panjang, diperlukan perhitungan besar
volume air yang tersedia dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar debit
air yang harus dialirkan melalui pintu air yang dialirkan ke turbin.
Bila terjadi banjir, berapa besar volume air yang harus dibuang keluar dari
waduk / dam melalui pintu pembungan air, sehingga tetap terjadi keseimbangan
air dalam waduk / dam, dengan demikian dapat dihindari kerusakan bangunan
waduk / dam maupun perangkat keras pendukung lainnya. Untuk kebutuhan
perhitungan keadaan air baik yang akan masuk maupun yang berada dalam waduk
/ dam, dilakukan pengukuran terhadap parameter yang mempengaruhi keadaan air
yang akan masuk maupun yang ada dalam waduk/dam.
Pengukuran tersebut dilakukan pada berbagai stasiun ukur yang tersebar pada
DAS dalam waduk / dam tersebut. Data hasil pengukuran yang diperoleh pada
stasiun pengukuran, ditransmisikan melalui media komunikasi yang digunakan ke
pusat kontrol operasi PLTA untuk diproses sesuai fungsinya dalam sistem kontrol
tersebut.
Pada perhitungan keberadaan air tersebut, ada beberapa parameter yang harus
diperhatikan antara lain:
ii.
Aliran permukaan ( surface flow)
Aliran permukaan dan aliran dasar dipengaruhi intensitas curah hujan dan lama
turunnya hujan. Semakin tinggi intensitas curah hujan dan semakin lama waktu
turunnya hujan, semakin besar aliran permukaan dan aliran dasar sungai. Tinggi
permukaan dipengaruhi aliran permukaan dan aliran dasar. Semakin besar aliran

permukaan dan aliran dasar, semakin tinggi muka air yang terjadi, sehingga
semakin besar volume air yang mengalir ke dalam waduk / dam.
iii.
Aliran dasar ( Base flow)
iv.
Tinggi muka air
v.
Kehilangan air karena keadaan
lingkungan
Parameter kehilangan air yang disebabkan keadaan lingkungan, dipengaruhi
antara lain:

Suhu udara semakin tinggi suhu udara, semakin besar kehilangan air.

Kelembaban semakin kecil kelembaban (humidity), semakin besar


kehilangan air.

Kecepatan angin semakin cepat kecepatan angin berhembus, semakin besar


kehilangan air.

Penyinaran matahari semakin panas dan semakin lama penyinaran matahari,


semakin besar kehilangan air.
vi.
Keadaan DAS
Parameter keadaan DAS dipengaruhi beberapa parameter, antara lain :

Vagitasi semakin rapat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan (pohon) dalam DAS,


semakin besar aliran dasar sungai.

Penduduk semakin padat / ramai penduduk yang bermukim dalam DAS,


semakin besar kehilangan air.

Industri semakin banyak industri yang beroperasi dalam DAS, semakin


besar kehilangan air
7. Klasifikasi PLTA
Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air berdasarkan:
a. Berdasarkan tujuan
Hal ini disebabkan karena fungsi yang berbeda-beda misalnya untuk mensuplai
air, irigasi, kontrol banjir dan lain sebagainya disamping produksi utamanya yaitu
tenaga listrik.
b. Berdasarkan keadaan hidraulik
Suatu dasar klasifikasi pada pembangkit listrik tenaga air adalah memperhatikan
prinsip dasar hidraulika saat perencanaannya. Ada empat jenis pembangkit yang
menggunakan prinsip ini. Yaitu:
i.
Pembangkit listrik tenaga air konvensional yaitu pembangkit yang
menggunakan kekuatan air secara wajar yang diperoleh dari pengaliran air dan
sungai.
ii.
Pembangkit listrik dengan pemompaan kembali air ke kolam
penampungan yaitu pembangkitan menggunakan konsep perputaran kembali air
yang sama denagn mempergunakan pompa, yang dilakukan saat pembangkit
melayani permintaan tenaga listrik yang tidak begitu berat.
iii.
Pembangkit listrik tenaga air pasang surut yaitu gerak naik dan turun air
laut menunjukkan adanya sumber tenaga yang tidak terbatas. Gambaran siklus air

pasang adalah perbedaan naiknya permukaan air pada waktu air pasang dan pada
waktu air surut. Air pada waktu pasang berada pada tingkatan yang tinggi dan
dapat disalurkan ke dalam kolam untuk disimpan pada tingkatan tinggi tersebut.
Air akan dialirkan kelaut pada waktu surut melalui turbin-turbin.
iv.
Pembangkit listrik tenaga air yang ditekan yaitu dengan mengalihkan
sebuah sumber air yang besar seperti air laut yang masuk ke sebuah penurunan
topografis yang alamiah, yang didistribusikan dalam pengoperasian ketinggian
tekanan air untuk membangkitkan tenaga listrik.
c. Berdasarkan Sistem Pengoperasian
Pengoperasian bekerja dalam hubungan penyediaan tenaga listrik sesuai dengan
permintaan, atau pengoperasian dapat berbentuk suatu kesatuan sistem kisi-kisi
yang mempunyai banyak unit.
d. Berdasarkan Lokasi Kolam Penyimpanan dan Pengatur.
Kolam yang dilengkapi dengan konstruksi bendungan/tanggul. Kolam tersbut
diperlukan ketika terjadi pengaliran tidak sama untuk kurun waktu lebih dari satu
tahun. Tanpa kolam penyimpanan, pembangkit/instalasi dipergunakan dalam
pengaliran keadaan normal.
e. Berdasarkan Lokasi dan Topografi
Instalasi pembangkit dapat berlokasi didaerah pegunungan atau dataran.
Pembangkit di pegunungan biasanya bangunan utamanya berupa bendungan dan
di daerah dataran berupa tanggul.
f. Berdasarkan Kapasitas PLTA
Menurut Mesonyi:
i.
Pembangkit listrik yang paling kecil sampai dengan : 100 kW
ii.
Kapasitas PLTA yang terendah sampai dengan
: 1000 kW
iii.
Kapasitas menengah PLTA sampai dengan
: 10000 kW
iv.
Kapasitas tertinggi diatas
: 10000 kW
g. Berdasarkan ketinggian tekanan air
i.
PLTA dengan tekanan air rendah kurang dari
:dibawah 15 m
ii.
PLTA dengan tekan air menengah berkisar
:15 m 70 m
iii.
PLTA dengan tekanan air tinggi berkisar
:71 m 250 m
iv.
PLTA dengaan tekanan air yang sangat tinggi
:diatas 250 m
h. Berdasarkan bangunan/konstruksi utama
Berdasarkan bangunan / konstruksi utama dibagi atas:

Pembangkit listrik pada aliran sungai, pemiliahn lokasi harus menjamin


bahwa pengalirannya tetap normal dan tidak mengganggu bahan-bahn konstruksi
pembangkit listrik. Dengan demikian pembangkit listrik walaupun mempunyai
kolam cadangan untuk penyimpanan air yang besar, juga mempunyai sebuah
saluran pengatur jalannya air dari kolam penyimpanan itu.

Pembangkit listrik dengan bendungan yang terletak di lembah, maka


bendungan itu merupakan lokasi utama dalam menciptakan sebauh kolam
penampung cadangan air, dan konstruksi bangunan terletak pada sisi tanggul.


Pembangkit listrik tenaga air dengan pengalihan terusan, aliran air yang
dialirkan melalui sebauh terusan ke konstruksi bangunan yang lokasinya cukup
jauh dari kolam penyimpanan. Air dari lokasi bangunan dikeringkan ke dalam
sungai semula denagn suatu pengalihan aliran air. Pembangkt listrik tenaga air
dengan pengalihan ketinggian, tekanan air dialirkan melalui sebuah sitem
terowongan dan terusan yang menuju kolam cadangan diatas, atau aliran lain
melalui lokasi bangunan ini.
EBTKEPembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata merupakan PLTA
terbesar di Asia Tenggara. PLTA ini memiliki konstruksi power house di bawah
tanah dengan kapasitas 8x126 Megawatt (MW) sehingga total kapasitas terpasang
1.008 Megawatt (MW) dengan produksi energi listrik rata-rata 1.428 Giga
Watthour (GWh) pertahun.
Kapasitas 1008 MW tersebut terdiri dari Cirata I yang memiliki empat unit
masing-masing operasi dengan daya terpasang 126 MW yang mulai dioperasikan
tahun 1988 dengan daya terpasang 504 MW, selain itu Cirata II juga dengan
empat unit masing-masing 126 MW, yang mulai dioperasikan sejak tahun 1997
dengan daya terpasang 504 MW. Cirata I dan II mampu memproduksi energi
listrik rata-rata 1.428 GWh pertahun yang kemudian dislaurkan melalui jaringan
transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali
(Jamali).
Guna menghasilkan energi listrik sebesar 1.428 Gwh, dioperasikan delapan buah
turbin dengan kapasitas masing-masing 129.000 KW dengan putaran 187,5 RPM.
Adapun tinggi air jatuh efektif untuk memutar turbin 112,5 meter dengan debit air
maksimum 135 m3 perdetik.
PLTA Cirata dibangun dengan komposisi bangunan power house empat lantai di
bawah tanah yang menpengoperasiannya dikendalikan dari ruang control
switchyard berjarak sekitar 2 kilometer (km) dari mesin-mesin pembangkit yang
terletak di power house. PLTA tersebut merupakan pembangkit yang dioperasikan
oleh anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN persero) yaitu PT
Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang disalurkan melalui saluran transmisi tenaga
listrik 500 kilo volt (KV) ke sistem Jawa Bali yang diatur oleh dispatcher PLN
Pusat Pengatur Beban (P3B).
Kontribusi utama Cirata terhadap sistem Jawa Bali yaitu memikul beban puncak
dan beroperasi pada pukul 17.00-22.00, dengan moda operasi LFC (Load
Frequency Control), dimana memiliki fasilitas line charging bila sistem Jawa Bali
mengalami Black Out dan Start up operasi/ sinkron ke jaringan 500 KV yang
relatif cepat yaitu kurang lebih lima menit.
PLTA Cirata terletak di daerah aliran sungai (DAS) Citarum di Desa Tegal Waru,
Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Latar belakang pendirian
PLTA ini, dengan letak sungai Citarum yang subur, bergunung-gunung dan
dianugerahi curah hujan yang tinggi. Pembangunan proyek PLTA Cirata

merupakan salah satu cara pemanfaatan potensi tenaga air di Sungai Citarum yang
letaknya di wilayah kabupaten Bandung, kurang lebih 60 km sebelah barat laut
kota Bandung atau 100 km dari Jakarta melalui jalan Purwakarta. (ferial).
BAB 3 PENUTUP
3.1 RINGKASAN
Komponen kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.
Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin
memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi
untuk pengendalian banjir. contoh waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar
kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6 miliar kubik.
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya
jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air
kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk
memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini
di hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin
Francis, Kaplan, Pelton, dll.
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.
Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam
generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak
banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah
travo step up.
Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah rumah atau
industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step
down.
3.2 DAFTAR PUSTAKA
Tanpa Pengarang. 2011. Makalah Turbin Air (PLTA), (Onlain), (http://www.
MAKALAH TURBIN AIR-PLTA _aphroditestory.htm), diakses 26
Agustus 2006.

Anda mungkin juga menyukai