2. Sudu atau Bilah: Turbin reaksi propeller memiliki sudu-sudu atau bilah-bilah yang dipasang di sekitar porosnya. Bilah-bilah
ini dirancang dengan bentuk khusus agar dapat menangkap aliran fluida dan mengubah momentumnya.
3. Pembelokan Aliran: Saat aliran fluida masuk ke dalam turbin, sudu-sudu turbin akan membelokan aliran ini. Ketika aliran
fluida melewati sudu-sudu ini, terjadi perubahan arah dan kecepatan aliran. Prinsip inilah yang menghasilkan perubahan
momentum yang dapat digunakan untuk menghasilkan tenaga mekanik.
4. Aksi dan Reaksi: Sesuai dengan hukum reaksi Newton ketiga, perubahan momentum aliran fluida akan menghasilkan reaksi
yang berlawanan arah pada sudu-sudu turbin. Ini mengakibatkan sudu-sudu tersebut berputar pada porosnya.
5. Tenaga Mekanik: Perputaran sudu-sudu turbin akan menggerakkan poros pusat turbin. Tenaga mekanik ini dapat digunakan
untuk melakukan pekerjaan, seperti menggerakkan generator listrik (pada pembangkit listrik tenaga air) atau propeller kapal
atau pesawat terbang.
TURBIN REAKSI BULB
Turbin reaksi bulb, juga dikenal sebagai turbin kapal,
adalah jenis turbin air yang digunakan dalam
pembangkit listrik tenaga air. Turbin ini biasanya
digunakan di pembangkit listrik tenaga air yang
terletak di sungai atau sungai kecil di mana aliran air
tidak terlalu besar dan tekanan air tidak sangat tinggi.
Nama "bulb" berasal dari bentuk fisik turbin ini, yang
memiliki bagian "bulb" yang mirip dengan lampu pijar.
PRINSIP KERJA
1. Aliran Air: Turbin reaksi bulb menerima aliran air dari sungai atau bendungan melalui saluran air yang diarahkan ke turbin. Aliran air ini
mengandung energi kinetik dan energi potensial karena air jatuh dari ketinggian tertentu atau memiliki kecepatan tertentu.
2. Ruang Distribusi: Sebelum masuk ke turbin, aliran air diarahkan melalui ruang distribusi. Ruang ini bertujuan untuk meratakan aliran air dan
mengarahkannya ke arah turbin dengan tekanan yang seragam.
3. Nozzle (Nozel): Di dalam turbin reaksi bulb terdapat nozzle yang berfungsi untuk menyempitkan aliran air dan meningkatkan kecepatannya.
Ketika aliran air melewati nozzle, kecepatannya meningkat secara signifikan dan tekanan air menurun. Ini menghasilkan energi kinetik yang lebih
tinggi pada aliran air.
4. Impeller: Impeller adalah komponen utama turbin reaksi bulb. Ini adalah roda yang dipasang pada poros yang dapat berputar. Aliran air yang
memiliki energi kinetik tinggi dari nozzle masuk ke impeller. Saat air memasuki impeller, ia mendorong impeller untuk berputar. Inilah yang
mengubah energi kinetik air menjadi energi mekanik pada impeller.
5. Generator: Poros impeller terhubung ke generator. Ketika impeller berputar, porosnya juga berputar, dan ini menggerakkan generator. Generator
mengubah energi mekanik dari putaran poros menjadi energi listrik. Ini adalah langkah terakhir dalam menghasilkan listrik dari turbin reaksi bulb.
6. Pembuangan: Setelah air melewati impeller, ia kemudian dialirkan keluar dari turbin dan kembali ke sungai atau aliran air asalnya.
TURBIN REAKSI TUBE
Turbin reaksi tube adalah salah satu jenis turbin air
yang digunakan untuk menghasilkan energi mekanik
dari aliran air. Turbin ini sering digunakan dalam
pembangkit listrik tenaga air dan aplikasi lainnya di
mana air digunakan sebagai sumber energi. Turbin
reaksi tube juga dikenal sebagai "turbin Francis," yang
merupakan nama turbin reaksi tube yang paling umum
digunakan.
PRINSIP KERJA
1. Pengaliran Air: Turbin reaksi tube menerima aliran air dari sungai, bendungan, atau saluran air lainnya. Aliran air ini dialirkan ke turbin melalui pipa
penyalur yang mengarahkan air ke turbin dengan kecepatan tinggi.
2. Nozel: Air yang masuk ke turbin melewati sebuah komponen yang disebut nozel. Nozel adalah saluran yang menyempit yang mengarahkan aliran air ke
arah sudut tertentu. Ketika air melewati nozel, kecepatannya meningkat secara signifikan, yang menghasilkan energi kinetik.
3. Rotor: Aliran air yang keluar dari nozel memasuki bagian turbin yang disebut rotor. Rotor terdiri dari bilah-bilah yang terpasang pada poros. Ketika aliran
air mengenai bilah-bilah ini, ia memaksa rotor untuk berputar.
4. Pembangkitan Energi Mekanik: Proses ini mengubah energi kinetik air menjadi energi mekanik pada rotor. Rotor yang berputar menggerakkan poros,
yang kemudian dapat digunakan untuk menggerakkan generator listrik atau mesin lainnya. Energi mekanik yang dihasilkan oleh rotor adalah hasil dari
perubahan kecepatan dan tekanan aliran air saat melewati bilah-bilah rotor.
5. Aliran Keluar: Setelah energi mekanik dihasilkan, air yang sudah melewati rotor kemudian dialirkan keluar dari turbin dan dikembalikan ke sungai atau
sumber air lainnya.
Turbin reaksi tube bekerja dengan efisien karena dapat mengubah sebagian besar energi kinetik dan potensial air menjadi energi mekanik. Mereka cocok
untuk digunakan dalam berbagai skala proyek pembangkit listrik tenaga air, mulai dari pembangkit listrik skala kecil hingga besar. Turbin ini memiliki
kontrol yang baik atas laju aliran air dan dapat beroperasi efisien dalam berbagai kondisi aliran air yang berbeda.
TURBIN REAKSI STRAFLO
Turbin reaksi Straflo, juga dikenal sebagai Turbin Straflo atau
Turbin Rotor Vertikal Straflo, adalah jenis turbin air yang
digunakan dalam pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan
aplikasi lainnya. Turbin ini memiliki desain yang unik dan
efisien, yang memungkinkan konversi energi air menjadi
energi mekanik dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Turbin
Straflo dikembangkan oleh insinyur Italia bernama Beniamino
Straflo pada awal abad ke-20
PRINSIP KERJA
1. Masukan Air: Turbin Straflo bekerja dengan memanfaatkan aliran air dari sumber air seperti sungai atau bendungan. Air ini dialirkan melalui saluran
menuju turbin.
2. Desain Rotor: Salah satu karakteristik utama dari turbin ini adalah desain rotor vertikalnya. Rotor terdiri dari sejumlah bilah melengkung yang dipasang
secara radial di sekitar poros vertikal. Bilah-bilah ini memiliki bentuk khusus yang memungkinkan aliran air masuk dengan kecepatan tinggi dan mengalir
melalui bilah-bilah tersebut.
3. Konversi Energi: Ketika air masuk ke dalam turbin dan mengalir melalui bilah-bilah rotor, tekanan air berkurang secara signifikan dan kecepatan air
meningkat. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan dalam energi kinetik dan potensial air menjadi energi mekanik pada rotor turbin.
4. Gerakan Rotor: Energi mekanik yang dihasilkan oleh air yang mengalir memutar rotor turbin. Gerakan ini kemudian disalurkan ke generator yang
terhubung ke poros rotor, yang akan menghasilkan listrik. Generator mengonversi energi mekanik dari rotor menjadi energi listrik.
5. Pengaturan Aliran: Untuk mengontrol produksi listrik, aliran air ke dalam turbin dapat diatur dengan mengatur jumlah air yang masuk ke dalam turbin.
Pengaturan ini memungkinkan PLTA untuk beroperasi pada kapasitas yang berbeda sesuai dengan permintaan listrik.
Keuntungan dari turbin reaksi Straflo termasuk efisiensi yang tinggi dalam mengubah energi air menjadi listrik, kemampuan beroperasi pada perubahan
tingkat aliran air yang signifikan, serta desain yang relatif sederhana. Turbin ini sering digunakan di PLTA yang berlokasi di sungai-sungai dengan
perubahan tingkat air yang signifikan, karena kemampuannya untuk mengatasi variasi tingkat aliran air.
Namun, perawatan dan instalasi turbin ini dapat menjadi lebih rumit dibandingkan dengan beberapa jenis turbin air lainnya karena desain rotor vertikalnya.
Selain itu, biaya pembangunan dan pemeliharaan turbin Straflo juga bisa tinggi.
TURBIN REAKSI TYSON
Turbin reaksi Tyson, juga dikenal sebagai Turbin Air
Reaksi Tyson atau Tyson Turbine, adalah salah satu jenis
turbin air yang digunakan untuk mengkonversi energi air
menjadi energi mekanik yang dapat digunakan untuk
menggerakkan mesin atau menghasilkan listrik. Turbin
reaksi Tyson dirancang khusus untuk digunakan dalam
aplikasi dengan perbedaan tekanan yang relatif rendah,
seperti turbin air di sungai-sungai atau saluran air kecil.
PRINSIP KERJA
1. Inlet: Air mengalir dari sumber air, seperti sungai atau saluran, masuk ke dalam turbin melalui pipa atau
saluran inlet. Sebelum memasuki turbin, air mungkin melewati sebuah sudu untuk mengurangi kecepatan aliran
air dan mengarahkannya ke arah rotor turbin.
2. Rotor: Rotor adalah bagian utama dari turbin reaksi Tyson. Rotor ini terdiri dari sudu-sudu yang dipasang di
sekitar poros. Ketika air mengalir melalui sudu-sudu ini, mereka memberikan gaya pada sudut tertentu ke air.
Gaya ini mengubah energi kinetik air menjadi energi mekanik yang memutar rotor.
3. Aliran air: Air yang telah melewati sudu-sudu rotor turbin akan keluar dari turbin dengan kecepatan yang
lebih rendah. Proses ini menyebabkan peningkatan tekanan di belakang rotor.
4. Output: Energi mekanik yang dihasilkan dari putaran rotor dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan,
seperti menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik atau menggerakkan mesin-mesin lainnya.
TURBIN IMPULS PELTON
Turbin pelton adalah turbin air yang termasuk ke dalam
jenis turbin impuls. Sejarahnya turbin ini ditemukan
pada tahun 1980 oleh ilmuwan asal Amerika, bernama
Lester Pelton. Turbin pelton cocok digunakan untuk
pembangkit listrik tenaga air dengan
kondisi head (tinggi jatuhnya air) lebih dari 300 meter.
Pada turbin pelton, debit air dan tekanan air yang besar
sangat diperlukan, supaya turbin dapat beputar dengan
cepat.
PRINSIP KERJA
Turbin pelton memliki cara kerja yang sedehana, yaitu energi potensial air dari
penampung atas dialirkan melalui penstock. Kemudian, air menjadi bertekanan tinggi
saat sampai di nozzle. Air yang keluar dari nozzle menjadi energi kinetik air, berupa
semburan air bertekanan. Selanjutnya, semburan air tepat mengenai dinding pemisah
bucket (splitter) sehingga terpisah menjadi dua aliran. Perubahan momentum ini
menciptakan impuls pada bilah turbin sehingga menghasilkan torsi dan putaran di
turbin. Saat turbin berputar, energi mekanik turbin atau perputaran turbin dihubungkan
ke generator. Kemudian, generator mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
TURBIN IMPULS TURGO