Adapun perbandingan karakteristik jenis turbin dapat kita lihat pada grafik
net head (m) dan flow (m3/s) di bawah ini:
Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa turbin kaplan adalah turbin yang
beroperasi pada head yang rendah dengan kapasitas aliran yang tinggi atau bahkan
beroperasi pada kapasitas yang sangat rendah. Hal ini karena sudu-sudu turbin
kaplan dapat diatur secara manual atau otomatis untuk merespon perubahan
kapasitas. Turbin pelton adalah turbin yang beroperasi pada head tinggi dengan
kapasitas yang rendah. Untuk turbin francis mempunyai karakteristik yang
berbeda dengan yang lainnya yaitu turbin francis dapat beroperasi pada head yang
rendah atau beroperasi pada head yang tinggi. Pemilihan turbin kebanyakan
didasarkan pada head air yang didapatkan dan kurang lebih pada rata-rata
alirannya.Turbin Kaplan baik digunakan untuk semua jenis debit dan head,
efisiensinya baik dalam segala kondisi aliran. Aplikasi penggunaan turbin
berdasarkan tinggi head yang didapatkan adalah sebagai berikut ini :
a. Turbin Kaplan : 2 < H < 100 meter
b. Turbin Francis : 5 < H < 500 meter
c. Turbin Pelton : H < 30 meter
d. Turbin Banki : 2 < H < 200 meter
i. Turbin Pelton
Turbin Pelton ditemukan pada tahun 1870an oleh Lester Allan Pelton.
Jenis Turbin ini memiliki satu atau beberapa jet penyemprot air untuk memutar
piringan.Tak seperti turbin jenis reaksi, turbin ini tidak memerlukan tabung
diffuser. Ketinggian air (head) = 200 s.d 2000 meter. Debit air = 4 s.d 15 m3/s.
Turbin pelton digolongkan ke dalam jenis turbin impuls atau tekanan sama.
Karena selama mengalir di sepanjang sudu-sudu turbin tidak terjadi penurunan
tekanan, sedangkan perubahan seluruhnya terjadi pada bagian pengarah pancaran
atau nosel. Energi yang masuk ke roda jalan dalam bentuk energi kinetik. Turbin
Pelton yang bekerja dengan prinsip impuls, semua energi tinggi dan tekanan
ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Pancaran air
tersebut yang akan menjadi gaya tangensial F yang bekerja pada sudu roda jalan.
Turbin pelton beroperasi pada tinggi jatuh yang besar . Tinggi air jatuh dihitung
mulai dari permukaan atas sampai tengah tengah pancaran air. Bentuk sudu
terbelah menjadi dua bagian yang simetris, dengan maksud adalah agar dapat
membalikan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya
samping.
Gambar 3.2. Turbin pelton
Tidak semua sudu menerima pancaran air, hanya sebagaian – jarum katup
air tekanan tinggi bagaian saja scara bergantian bergantung posisi sudut tersebut.
Jumlah noselnya bergantung kepada besarnya kapasitas air, tiap roda turbin dapat
dilengkapi dengan nosel 1 sampai 6. Ukuran-ukuran utama turbin pelton adalah
diameter lingkar sudu yang kena pancaran air, disingkat diameter lingkaran pancar
dan diameter pancaran air. Pengaturan nosel akan menentukan kecepatan dari
turbin. Untuk turbin-turbin yang bekerja pada kecepatan tinggi jumlah nosel
diperbanyak.
Keuntungan ke ekonomian
Dengan meningkatnya minat masyarakat akan kelestarian lingkungan dalam
upaya mencari sumber daya alam yang dapat digunakan seperti memproduksi
energi listrik dari sumber energi terbarukan. Sayangnya, penggunaan power hydro
terbatas oleh faktor-faktor yang sangat signifikan sebagai berikut ini : tingginya
biaya instalasi, termasuk desain dan perencanaan, dimensi, serta produk dari
mesin yang dibutuhkan.
Oleh karena itu, insinyur serta konsultan dan desainer turbin telah mencoba
untuk mengurangi total biaya dari turbin air yang standar. Pendekatan seperti ini
hanya layak untuk turbin besar. Namun di sisi lain, hal ini mungkin dapat
menyebabkan masalah dengan dimensi untuk turbin kecil, bila head (Ketinggian)
yang diproyeksikan dan variasi aliran air sepanjang tahun diperhitungkan.
Turbin crossflow terbuat dari komponen standar yang dikonfigurasikan sesuai
dengan kebutuhan pelanggan – yaitu diperhitungkan secara menyeluruh potensi
dari air dan Ketinggian (head) dilokasi ditempat tertentu. Seperti sistem modular
yang menyediakan dan merancang semua fungsi dengan harga yang baik pada
waktu yang bersamaan.
Turbin crossflow memiliki purna jual yang panjang dan bebas perawatan.
Selama pengoperasian, tidak diperlukan suku cadang yang mahal atau kompleks,
maupun dapat di perbaiki langsung dilapangan. Keuntungan tertentu turbin
crossflow adalah dapat digunakan dalam sistem air bersih gravitasi, bahkan di
saluran yang sangat panjang, ataupun tidak menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan secara hidrolik dan dengan demikian tidak mempengaruhi kualitas air
minum selama pengoperasian.
Turbin Cross-Flow adalah salah satu turbin air dari jeis turbin aksi (impulse
turbine). Pemakaian jenis Turbin Cross-Flow lebih menguntungkan dibanding
dengan pengunaan kincir air maupun jenis turbin mikro hidro lainnya.
Penggunaan turbin ini untuk daya yang sama dapat menghemat biaya pembuatan
penggerak mula sampai 50 % dari penggunaan kincir air dengan bahan yang
sama. Penghematan ini dapat dicapai karena ukuran Turbin Cross-Flow lebih kecil
dan lebih kompak dibanding kincir air.
Operasi karakteristik
Berkat desain turbin crossflow yang unik, bahaya akan kavitasi tidak ada.
Sehingga kipas tidak perlu ditempatkan di bawah tingkat air tanah. Dengan
demikian konstruksi biaya dan operasi merugikan dapat dihindari. Kontruksi yang
digunakan untuk membuat turbin adalah baja.
b. Turbin Reaksi
Turbin Reaksi adalah turbin yang cara kerjanya merubah seluruh energi air
yang tersedia menjadi energi kinetik. Turbin jenis ini adalah turbin yang paling
banyak digunakan. Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang
menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan
tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang
berputar) dapat berputar. Runner turbin reaksisepenuhnya tercelup dalam air dan
berada dalam rumah turbin. Turbin reaksi terdiri dari turbin Francis dan Kaplan,
berikut ini adalah macam-macam turbin reaksi.
i. Turbin Francis
Turbin francis memiliki runner dengan baling-baling tetap, biasanya
jumlahnya 9 atau lebih. Air dimasukkan tepat diatas runner dan mengelilinginya
dan jatuh melalui runner dan memutarnya. Selain runner komponen lainnya
adalah scroll case, wicket gate dan draft tube. Turbin Francis merupakan salah
satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara sumber air tekanan tinggi di bagian
masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar. Turbin Francis menggunakan
sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara tangensial.
Gambar 3.8. Kontruksi Turbin francis
Turbin francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih. Pada waktu
air masuk ke roda jalan, sebagian dari enrgi tinggi jatuh telah bekerja di dalam
sudu pengarah diubah sebagai kecepatan air masuk. Sisa energi tinggi jatuh
dimanfaatkan dalam sudu jalan, dengan adanya pipa isap memungkinkan energi
tinggi jatuh bekerja di sudu jalan dengan semaksimum mungkin. Turbin yang
dikelilingi dengan sudu pengarah semuanya terbenam dalam air. Air yang masuk
kedalam turbin dialirkan melalui pengisian air dari atas turbin atau melalui sebuah
rumah yang berbentuk spiral (rumah keong). Semua roda jalan selalu bekerja.
c. Runner
Runner adalah bagian paling penting dari turbin, dilengkapi dengan
lempengan yang terbuat dari profil baja dengan metode yang sudah terbukti.
Kedua ujungnya dipasang dan di las pada bagian dalam ujung cakram dari runner
tersebut. Runner dapat mempunyai lempengan sampai 37 buah tergantung dari
ukuran turbin. Lempengan miring menciptakan sedikit kekuatan aksial, untuk itu
pelumasan tidak diperlukan karena telah diperkuat oleh bantalan aksial.
Lempengan pada runner yang lebar ditunjang oleh beberapa cakram. Sebelum
instalasi akhir dari turbin, runner benar-benar diukur secara seimbang dan diuji
untuk deteksi keretakan.
d. Bantalan
Turbin crossflow dilengkapi dengan bantalan rol serta dengan beberapa
keunggulan seperti putaran dengan daya aus rendah dan pemeliharaan yang
sederhana. Desain dari rumah bantalan mencegah kebocoran air ke dalam bantalan
dan kontak dengan pelumas. Selain penggantian pelumas setiap tahun, bantalan
tidak memerlukan perawatan apapun. Selain itu, solusi teknis yang digunakan
memungkinkan penggantian sederhana dari kipas tanpa mengeluarkan seluruh
turbin keluar dari posisinya.
e. Draft Tube
Pada prinsipnya, turbin crossflow adalah turbin aliran bebas. Namun,
dalam kasus dengan Ketinggian (head) dengan ukuran sedang atau rendah,
diperlukan Draft Tube. Hal ini untuk memastikan bahwa ruang mesin bebas dari
banjir dan sekaligus ketinggian seluruh ukuran Ketinggian terjunan dapat
diterapkan. Jika aliran bebas turbin dengan skala luas digunakan, maka kolom air
dalam Draft tube harus dikontrol. Hal ini dipastikan dengan menyeimbangkan
katup udara, yang mempengaruhi tekanan bawah dalam rumah turbin. Dengan
cara tersebut, turbin dengan tinggi hisap dari 1 sampai 3m dapat digunakan secara
optimal tanpa ada bahaya kavitasi. Selain itu, apabila Ketinggian dengan ukuran
yang rendah digunakan, pembuatan draft tube sebagai pipa baja pengumpul akan
mengurangi biaya konstruksi yang jauh lebih rendah.
2.5. Gejala Turbin Air
a. Kavitasi
Salah satu masalah yang sering timbul dalam perawatan turbin yaitu kavitasi.
Kavitasi merupakan peristiwa terjadinya gelembung-gelembung uap yang kecil
(minute microscopic bubbles) di dalam cairan (air) yang mengalir, dimana tekanan
yang terjadi ditempat tersebut sama atau lebih rendah dari tekanan uap jenuhnya.
Pada saat gelembung-gelembung tersebut sampai pada daerah yang tekanannya
lebih tinggi maka gelembung tersebut akan pecah dan mengakibatkan lubang-
lubang kikisan pada permukaan dinding saluran hisap bagian atas (draft tube),
sudu-sudu, dan rumah turbin. Selain itu juga akan menimbulkan getaran dan
bunyi yang berisik. Kavitasi yang sangat besar akan menurunkan daya dan
efisiensi turbin. Kavitasi dapat diantisipasi atau dikurangi dengan cara antara lain :
Memasang turbin pada tempat yang cocok, yaitu dengan memperkecil tinggi hisap
agar tekanan air lebih rendah dari tekanan uap jenuhnya. Memperbaiki konstruksi
dan diusahakan agar tidak terdapat belokan-belokan yang tajam. Menggunakan
material yang mampu menahan erosi akibat pengikisan yang ditimbulkan oleh
pecahnya gelembung-gelembung uap yang dibawa oleh air, dan material yang
tahan terhadap korosi.
b. Kecepatan Liar
Kecepatan liar yaitu suatu kecepatan yang terjadi akibat pada waktu turbin
bekerja dimana tiba-tiba bebannya dihentikan dengan tiba-tiba. Dalam hal tersebut
timbul gejala bahwa roda turbin akan berputar dengan sangat cepat. Kekuatan
turbin harus diperhitungkan terhadap kecepatan liarnya untuk mencegah
terjadinya kerusakan turbin atau generatornya. Kecepatan liar dapat diantisipasi
atau dikurangi dengan cara, yaitu: pada bagian poros turbin dibuat suatu pengatur
kecepatan (governor) yang dapat meredam putaran liar.
c. Water Hammer
Suatu peristiwa di mana timbulnya gelombang bertekanan akibat dari
fluida yang mengalir tiba-tiba berhenti atau arah alirannya berubah (perubahan
momentum). Water hammer juga terjadi akibat katup pada air keluar turbin di
tutup secara tiba-tiba sehingga tekanan di dalam turbin meningkat. Selain tekanan
tinggi juga terjadi gelombang kejut sehingga menimbulkan suara keras seperti
suara menempa / pukulan. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada turbin. Water
hammer dapat diantisipasi atau dikurangi dengan cara, yaitu: dengan
membuat surge tank pada bagian atas dekat sumber air. Surge tank ini akan
menampung air yang membalik pada saat katup ditutup, sehingga water
hammer dapat dihindari.
2.6. Parameter Turbin Air
a. Perhitungan Daya dan Energi Turbin Air
Daya yang dihasilkan turbin air bergantung pada kapasitas air (m3/detik),
kerapatan air atau Rho, head atau tinggi jatuh air efektif dalam satuan meter.
Dengan rumus sebagai berikut :
Diamana:
Dimana:
P = daya turbin air (Watt)
T = waktu
Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi jatuh air dengan
kapasitas aliran akan mempunyai energi potensial yang ebih besar dibandingkan
dengan tinggi jatuh air yang lebih rendah. Logika tersebut juga berlaku
sebaliknya, yaitu untuk tinggi jatuh air yang sama, tetapi energi potensial yang
dimiliki akan lebih besar apabila kapasitas aliran air juga besar.
Komponen energi potensial
Dimana :
W = Berat fluida (N)
z = Jarak tegak / Head diatassuatu elevasi acuan (m)
Dimana:
P = tekanan air (N/m2)
W= berat jenis fluida (N/m3)
c = kecepatan fluida
b. Putaran Spesifik
Putaran spesifik yaitu putaran turbin dimana dibangkitkan daya sebesar
satu satuan daya per tinggi jatuh (head) satu satuan tinggi jatuh (head efektif).
Kecepatan spesifik turbin dapat diartikan sebagai titik efisiensi maksimum.
Perhitungan tepat ini menghasilkan performa turbin dalam jangkauan head dan
debit tertentu. Dengan rumus sebagai berikut.
Diamana:
Ns = Putaran spesifik
N = Putaran turbin
P = daya turbin
H efektif = Hgross - Hlosses
Adapun performa dan karakteristiknya dapat dilihat pada tabel berikut
Jenis turbin Kecepatan Efisiensi dalam Tinggi air jatuh
spesifik ns dalam % (H)
rpm
Pelton 2-4 85 – 90 6000 – 2000
Francis 4–7 90 – 82 2000 – 400
30 - 82 90 – 94 500
82 – 90 94 – 93 500 – 15
Propeler 100 – 140 94 100 – 15
140 – 250 94 – 85 15 – 10
c. Kecepatan Spesifik Turbin Air
Dalam hal ini akan diperkenalkan parameter kecepatan spesifik yaitu
kecepatan turbin dimana dapat menghasilkan 1 hp untuk setiap tinggi air jatuh. 1
Hp = 1 ft. Untuk kondisi air tertentu, berdasarkan spesifiknya dapat dipilih jenis
turbin yang sebaiknya digunakan agar mendapat efisiensi yang maksimum.
Adapun pedomannya adalah sebagi berikut:
No Kecepatan spesifik Type / Jenis turbin
(rpm)
1 10 sampai 35 Turbin Pelton dengan Nozzel tunggal
2 35 sampai 60 Turbin Pelton dengan dua Nozzel atau
3 60 samapi 300 lebih
4 300 sampai 1000 Turbin Francis
Turbin Kaplan
d. Penentuan Luas Penampang Saluran H
Diameter pipa dan luas penampang lintang saluran dalam turbin dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan kontinuitas. Yang dimaksud dengan
luas penampang lintang saluran adalah suatu luasan permukaan irisan saluran
yang dibuat tegak lurus dengan arah aliran cairan. Kecepatan aliran air akan besar
pada penampang yang semakin kecil, pada kapasitas aliran air yang sama.
Dimana:
Q = kapasitas air yang mengalir (m3/detik)
A = luas penampang pipa yang dipakai (m2)
Cn = kecepatan aliran air (m/detik)
e. Tinggi Jatuh Air
Pemilihan dengan berdasarkan tinggi jatuh air diperoleh, maka dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3 : Pemilihan jenis turbin berdasarkan tinggi jatuh air
No Tinggi jatuh air / Type / Jenis Turbin
head (m)
1 0 sampai 25 Kaplan atau Francis (lebih cocok Kaplan)
2 25 sampai 50 Kaplan atau Francis (lebih cocok francis)
3 50 sampai 150 Francis
4 150 sampai 250 Francis atau pelton (lebih cocok francis)
5 250 sampai 300 Francis atau pelton(lebih cocok pelton)
6 Di atas 300 Pelton
f. Diameter Dan Lebar Runner
Diameter luar runner dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut.
Dimana :
D1 = diameter luar runner ( m )
n = putaran turbin (rpm)
U1 = kecepatan runner (m/s)
Luas pemasukan aliran adalah hasil kali lebar runner (b0) dengan panjang
busur pemasukan (L).
dimana :
A = Luas penampang pipa pancar (m2)
b0 = Lebar pipa pancar (m)
L = Panjang busur pemasukan (m)
TERIMA KASIH