Anda di halaman 1dari 35

Mata Kuliah: Mesin Konversi Energi 1

Dosen Pengampu: Boni Junita, SST, M.Tr.T.


Pertemuan: 6
Materi Ke: 3
Materi: Turbin Air
2.1. Pengertian Umum Turbin Air
Turbin air merupakan mesin yang berputar diakibatkan oleh energi kinetik
dan potensial dari aliran fluida. Fluida yang bergerak menjadikan blade pada
turbin berputar dan menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor. Perbedaan
dasar antara turbin air awal dengan kincir air terletak pada komponen. Komponen
pada turbin lebih optimal dan dapat memanfaatkan air dengan putaran lebih cepat
serta dapat memanfaatkan head yang lebih tinggi. Komponen kincir lebih
sederhana dengan biaya peralatan dan perawatan yang lebih murah. Turbin
berfungsi untuk mengubah energi potensial dan kinetik menjadi energi mekanik.
gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar.
Komponen-komponen utama pada turbin air terdiri dari rotor dan stator. Rotor
merupakan bagian yang berputar pada sistem turbin air. Stator merupakan bagian
yang diam pada turbin air.
a. Bagian Rotor:
1. Sudu pengarah berfungsi untuk mengontrol kapasitas aliran masuk
turbin.
2. Poros berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga yang berupa gerak
putar yang dihasilkan oleh sudu.
3. Bantalan berfungsi sebagai perapat-perapat komponen-komponen
dengan tujuan agar tidak mengalami kebocoran pada sistem.
4. Runner berfungsi untuk merubah energi potensial fluida menjadi
energi mekanik.
b. Bagian Stator:
1. Pipa pengarah/nozzle berfungsi untuk meneruskan alira fluida sehingga
tekanan dan kecepatan alir fluida yang digunakan di dalam
sistem besar.
2. Rumah turbin berfungsi sebagai rumah kedudukan komponen
komponen dari turbin.
Berdasarka bentuk, turbin air dibagi atas turbin implus dan turbin reaksi.
Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air
(yang terdiri dari energi potensial, tekanan, kecepatan) yang tersedia menjadi
energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan energi
kinetik. Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozle. Air keluar
nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah
membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan
momentum (impulse). Contoh dari turbin impuls adalah turbin pelton, cross-flow
dan turgo. Turbin Reaksi adalah turbin yang cara kerjanya merubah seluruh energi
air yang tersedia menjadi energi kinetik. Sudu pada turbin reaksi mempunyai
profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui
sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian
turbin yang berputar) dapat berputar. Turbin reaksi terdiri dari turbin Francis dan
Kaplan.
Umumnya, turbin impuls digunakan untuk tempat dengan head tinggi, dan
turbin reaksi digunakan untuk tempat dengan head rendah. Untuk merencanakan
turbin diperlukan beberapa pertimbangan, pertimbangan yang digunakan untuk
menentukan jenis turbin yang ditempatkan disuatu daerah tergantung dari
ketinggian dan debit air. Secara bentuk turbin air terbagi atas beberapa jenis turbin
yaitu turbin Pelton, Francis, Banki dan Kaplan.

Adapun perbandingan karakteristik jenis turbin dapat kita lihat pada grafik
net head (m) dan flow (m3/s) di bawah ini:
Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa turbin kaplan adalah turbin yang
beroperasi pada head yang rendah dengan kapasitas aliran yang tinggi atau bahkan
beroperasi pada kapasitas yang sangat rendah. Hal ini karena sudu-sudu turbin
kaplan dapat diatur secara manual atau otomatis untuk merespon perubahan
kapasitas. Turbin pelton adalah turbin yang beroperasi pada head tinggi dengan
kapasitas yang rendah. Untuk turbin francis mempunyai karakteristik yang
berbeda dengan yang lainnya yaitu turbin francis dapat beroperasi pada head yang
rendah atau beroperasi pada head yang tinggi. Pemilihan turbin kebanyakan
didasarkan pada head air yang didapatkan dan kurang lebih pada rata-rata
alirannya.Turbin Kaplan baik digunakan untuk semua jenis debit dan head,
efisiensinya baik dalam segala kondisi aliran. Aplikasi penggunaan turbin
berdasarkan tinggi head yang didapatkan adalah sebagai berikut ini :
a. Turbin Kaplan : 2 < H < 100 meter
b. Turbin Francis : 5 < H < 500 meter
c. Turbin Pelton : H < 30 meter
d. Turbin Banki : 2 < H < 200 meter

2.2. Sejarah Turbin Air


Kata "turbine" ditemukan oleh seorang insinyur Perancis yang bernama
Claude Bourdin pada awal abad 19, yang diambil dari terjemahan bahasa Latin
dari kata "whirling" (putaran) atau "vortex" (pusaran air). Ján Andrej Segner
mengembangkan turbin air reaksi pada pertengahan tahun 1700. turbin ini
mempunyai sumbu horizontal dan merupakan awal mula dari turbin air modern.
Turbin ini merupakan mesin yang simpel yang masih diproduksi saat ini untuk
pembangkit tenaga listrik skala kecil. Segner bekerja dengan Euler dalam
membuat teori matematis awal untuk desain turbin. Pada tahun 1820, Jean-Victor
Poncelet mengembangkan turbin aliran kedalam. Pada tahun 1826, Benoit
Fourneyon mengembangkan turbin aliran keluar. Turbin ini sangan efisien (80%)
yang mengalirkan air melalui saluran dengan sudu lengkung satu dimensi. Saluran
keluaran juga mempunyai lengkungan pengarah. Pada tahun 1844, Uriah A.
Boyden mengembangkan turbin aliran keluar yang meningkatkan performa dari
turbin Fourneyon. Bentuk sudunya mirip dengan turbin Francis. Pada tahun 1849,
James B. Francis meningkatkan efisiensi turbin reaksi aliran kedalam hingga lebih
dari 90%. Dia memberikan test yang memuaskan dan mengembangkan metode
engineering untuk desain turbin air. Turbin Francis dinamakan sesuai dengan
namanya, yang merupakan turbin air modern pertama. Turbin ini masih digunakan
secara luas di dunia saat ini. Turbin air aliran kedalam mempunyai susunan
mekanis yang lebih baik dan semua turbin reaksi modern menggunakan desain ini.
Putaran massa air berputar hingga putaran yang semakin cepat, air berusaha
menambah kecepatan untuk membangkitkan energi. Energi tadi dibangkitkan
pada sudu dengan memanfaatkan berat jatuh air dan pusarannya. Tekanan air
berkurang sampai nol sampai air keluar melalui sirip turbin dan memberikan
energi. Sekitar tahun 1890, bantalan fluida modern ditemukan, sekarang
umumnya digunakan untuk mendukung pusaran turbin air yang berat. Hingga
tahun 2002, bantalan fluida terlihat mempunyai arti selama lebih dari 1300 tahun
Sekitar tahun 1913, Victor Kaplan membuat turbin Kaplan, sebuah tipe mesin
baling-baling. Ini merupakan evolusi dari turbin Francis tetapi dikembangkan
dengan kemampuan sumber air yang mempunyai head kecil.
Pada umumnya semua turbin air hingga akhir abad 19 (termasuk kincir air)
merupakan mesin reaksi; tekanan air yang berperan pada mesin dan menghasilkan
kerja. Sebuah turbin reaksi membutuhkan air yang penuh dalam proses transfer
energi. Pada tahun 1866, tukang pembuat gilingan di California, Samuel Knight
menemukan sebuah mesin yang mengerjakan tuntas sebuah konsep yang berbeda
jauh. Terinspirasi dari system jet tekanan tinggi yang digunakan dalam lapangan
pengeboran emas hidrolik, Knight mengembangkan ceruk kincir yang dapat
menangkap energi dari semburan jet, yang ditimbulkan dari energi kinetik air.
Pada sumber yang cukup tinggi (ratusan kaki) yang dialirkan melalui sebuah pipa
saluran. Turbin ini disebut turbin impulse atau turbin tangensial. Aliran air
mendorong ceruk disekeliling kincir turbin pada kecepatan maksimum dan jatuh
keluar sudu dengan tanpa kecepatan. Pada tahun 1879, Lester Pelton, melakukan
percobaan dengan kincir Knight, dikembangkanlah desain ceruk ganda yang
membuang air kesamping, menghilangkan beberapa energi yang hilang pada
kincir Knight yang membuang sebagian air kembali melawan kincir. Sekitar tahun
1895, William Doble mengembangkan ceruk setengah silinder milik Pelton
menjadi ceruk berbentuk bulat memanjang, termasuk sebuah potongan
didalamnya yang memungkinkan semburan untuk membersihkan masukan ceruk.
Turbin ini merupakan bentuk modern dari turbin Pelton yang saat ini dapat
memberikan efisiensi hingga 92%. Pelton telah memprakarsai desain yang efektif,
kemudian Doble mengambil alih perusahaan Pelton dan tidak mengganti namanya
menjadi Doble karena nama Pelton sudah dikenal. Turgo dan turbin aliran silang
merupakan desain turbin impulse selanjutnya. Turbin air terdapat dalam suatu
pembangkit listrik berfungsi untuk mengubah energi potensial yang dimiliki air
menjadi energi kinetik. Selanjutnya energi kinetik ini akan dirubah menjadi energi
elektrik melalui generator.
2.3. Jenis Turbin Air
Turbin air dapat digolongkan menjadi dua yaitu turbin air berdasarkan model
aliran air masuk runner dan berdasarkan bentuknya. Berikut ini akan diuraikan
klasifikasi jnis turbin air.
2.3.1. Berdasarkan Arah Aliran
Berdasaran model aliran air masuk runner, maka turbin air dapat dibagi
menjadi tiga tipe yaitu
a. Aliran Aksial
Pada turbin ini air masuk runner dan keluar runner sejajar dengan
poros runner, Turbin Kaplan atau Propeller adalah salah satu contoh dari tipe
turbin ini. Turbin aliran aksial adalah turbin yang paling banyak digunakan
dengan menggunakan fluida kompresibel.
b. Aliran Radial
Pola aliran radial terbagi atas sentripetasl dan sentrifugal. Pola aliran
sentrifugal adalah pola aliran yang menyebar dari suatu puncak. Pola seperti ini
terdapat pada daerah yang berbentuk kerucut atau gunung api. Pola aliran radial
sentripetal merupakan pola aliran yang arahnya mengumpul menuju suatu pusat.
Pola seperti ini terdapat pada suatu daerah yang berbentuk cekung atau basin.
c. Aliran Berubah
Aliran berubah beraturan (gradually varied flow), terjadi jika parameter
hidrolis (kecepatan, tampang basah) berubah secara progresif dari satu tampang ke
tampang yang lain. Apabila di ujung hilir saluran terdapat bendung maka akan
terjadi profil muka air pembendungan dimana kecepatan aliran akan berkurang
(diperlambat), sedangkan apabila terdapat terjunan maka profil aliran akan
menurun dan kecepatan akan bertambah (dipercepat) contoh aliran pada sungai.
Aliran berubah cepat (rapidly varied flow), terjadi jika parameter hidraulis
berubah secara mendadak (saluran transisi), loncat air, terjunan, aliran melalui
bangunan pelimpah dan pintu air.
d. Aliran Tangensial
Pada kelompok turbin ini posisi air masuk runner dengan arah tangensial
atau tegak lurus dengan poros runner mengakibatkan runner berputar,
contohnya Turbin Pelton dan Turbin Cross-Flow.
2.3.2. Berdasarkan Daya
a. Mini Mikrohidro
Mini Mikorohidro merupakan turbin yang mengalirkan daya atau energi
yang kecil. Turbin ini tergolong teknologi tepat guna. Contoh nyata dari mini
mikrohidro adalah kincir air. Sebelum adanya mesin generator, kincir air
digunakan untuk membuat sistem irigrasi perairan di persawahan.
Gambar 2.1. Kincir air di mesir
b. Mikrohidro
Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit
listrik yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai
sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan
ketinggian tertentu dari instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun
ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan
untuk menghasilkan energi listrik. Istilah mikrohidro terdiri dari mikro artinya
kecil sedangkan hidro artinya air. Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah,
sekitar 100 W. Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air
(sumber energi), turbin dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas
tertentu disalurkan dari ketinggian tertentu menuju rumah turbin. Di rumah turbin
tersebut air akan menumbuk turbin sehingga menimbulkan energi mekanik berupa
berputarnya poros turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan
ke generator dengan mengunakan kopling. Dari generator akan dihaslikan energi
listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke rumah-
rumah atau keperluan lainnya (beban). Begitulah secara ringkas proses
Mikrohidro merubah energi aliran dan ketinggian air menjadi energi listrik.
Gambar 2.2. Gambar PLTMH
c. Minihidro
Sedangkan untuk minihidro daya keluarannya berkisar antara 100 sampai
5000 W. Prinsip kerja dari minihidro hampir sama seperti mikrohidro, akan
tetaapi daya yang dihasilkan berbeda, sehingga disebut minihidro.

Gambar 2.3. Animasi Minihidro 100-5000 W


d. Turbin Hydropower
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) tergolong dari turbin hydropower.
Dikarenakan tenaga yang dihasilkan diatas 20 MW setiap unit. PLTA adalah
pembangkit yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk
menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut
sebagai hidroelektrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah
generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari
air.
Gambar 2.4. Hydropower, tenaga yang dihasilkan diatas 20MW. Tempat
bendungan contra Swiss
2.3.3. Berdasarkan Bentuk
a. Turbin Implus
Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi
air (yang terdiri dari energi potensial, tekanan, kecepatan) yang tersedia menjadi
energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan energi
kinetik. Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozle. Air keluar
nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah
membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan
momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah
turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nozle tekanannya adalah
sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan
ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Turbin
impuls merubah aliran semburan air, semburan air membentuk sudut yang
membentur turbin. Sebelum mengenai sudu turbin, tekanan air (energi potensial)
dikonversi menjadi energi kinetik oleh sebuah nosel dan difokuskan pada turbin.
Tidak ada tekanan yang dirubah pada sudu turbin, dan turbin tidak memerlukan
rumahan untuk operasinya.
Hukum kedua Newton menggambarkan transfer energi untuk turbin
impuls. Turbin impuls paling sering digunakan pada aplikasi turbin tekanan
sangat tinggi. Contoh turbin impuls adalah turbin Pelton, turbin Cross Flow, dan
turbin Turgo. Berikut adalah macam-macam turbin impuls (Turbin Pelton, Cross-
flow, Turgo)
Gambar 3.1. Jarum katup dan tekanan tinggi pada nozel

i. Turbin Pelton
Turbin Pelton ditemukan pada tahun 1870an oleh Lester Allan Pelton.
Jenis Turbin ini memiliki satu atau beberapa jet penyemprot air untuk memutar
piringan.Tak seperti turbin jenis reaksi, turbin ini tidak memerlukan tabung
diffuser. Ketinggian air (head) = 200 s.d 2000 meter. Debit air = 4 s.d 15 m3/s.
Turbin pelton digolongkan ke dalam jenis turbin impuls atau tekanan sama.
Karena selama mengalir di sepanjang sudu-sudu turbin tidak terjadi penurunan
tekanan, sedangkan perubahan seluruhnya terjadi pada bagian pengarah pancaran
atau nosel. Energi yang masuk ke roda jalan dalam bentuk energi kinetik. Turbin
Pelton yang bekerja dengan prinsip impuls, semua energi tinggi dan tekanan
ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Pancaran air
tersebut yang akan menjadi gaya tangensial F yang bekerja pada sudu roda jalan.
Turbin pelton beroperasi pada tinggi jatuh yang besar . Tinggi air jatuh dihitung
mulai dari permukaan atas sampai tengah tengah pancaran air. Bentuk sudu
terbelah menjadi dua bagian yang simetris, dengan maksud adalah agar dapat
membalikan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya
samping.
Gambar 3.2. Turbin pelton
Tidak semua sudu menerima pancaran air, hanya sebagaian – jarum katup
air tekanan tinggi bagaian saja scara bergantian bergantung posisi sudut tersebut.
Jumlah noselnya bergantung kepada besarnya kapasitas air, tiap roda turbin dapat
dilengkapi dengan nosel 1 sampai 6. Ukuran-ukuran utama turbin pelton adalah
diameter lingkar sudu yang kena pancaran air, disingkat diameter lingkaran pancar
dan diameter pancaran air. Pengaturan nosel akan menentukan kecepatan dari
turbin. Untuk turbin-turbin yang bekerja pada kecepatan tinggi jumlah nosel
diperbanyak.

Gambar 3.3. Intalasi Turbin Pelton dalam bentuk gambar 2d.


Keuntungan turbin pelton: (1) Daya yang dihasilkan besar (2) Konstruksi
yang sederhana, (3) Mudah dalam perawatan dan (4) Teknologi yang sederhana
mudah diterapkan di daerah yang terisolir. Kekurangan : Karena aliran air berasal
dari atas maka biasanya reservoir air atau bendungan air, sehingga memerlukan
investasi yang lebih banyak.
1. Perkembangan Turbin Pelton
Desain Sudu
Menurut penelitian dari Pamungkas irawan tentang efisiensi dari bentuk
sudu mangkok dengan bentuk sudu silinder tertutup dibelah dua dapat
disimpulkan sebagai berikut ―Besarnya daya yang dihasilkan oleh sistem
dipengaruhi oleh head (H), debit (Q), percepatan grafitasi (g) dan pembebana
generator pada tegangan yang konstan. Karena itu pada tiap pengujian akan
didapat daya semakin besar dengan kenaikan debit dan head dan beban generator.
Daya Kinetik pada Sudu Mangkok lebih tinggi dari Sudu Silinder Tertutup
Dibelah Dua dengan selisih 0,17 Watt, tetapi Daya Hidrolik, Daya Turbin, dan
Daya Generator terlihat lebih tinggi pada Sudu Silinder Dibelah Dua, selisih
dayanya sebesar 57,07 Watt, 0,48 Watt, dan 17,60 Watt. Sedang untuk efisiensi,
value tertinggi pada sudu silinder dibelah dua, dengan selisih 0,1 % untuk
Efisiensi Turbin dan 0,83 % untuk Efisiensi Sistem. Secara umum terlihat bahwa
Sudu Silinder tertutup Dibelah Dua lebih unggul dari pada Sudu Mangkok.‖
ii. Turbin Cross-flow
Turbin Cross-Flow adalah salah satu turbin air dari jenis turbin aksi
(impulse turbine). Prinsip kerja turbin ini mula-mula ditemukan oleh seorang
insinyur Australia yang bernama A.G.M. Michell pada tahun 1903. Kemudian
turbin ini dikembangkan dan dipatenkan di Jerman Barat oleh Prof. Donat Banki
sehingga turbin ini diberi nama Turbin Banki kadang disebut juga Turbin Michell-
Ossberger.

Gambar 3.4. Turbin Banki/Cross-Flow dalam bentuk gambar 2d.


Pemakaian jenis Turbin Cross-Flow lebih menguntungkan dibanding dengan
penggunaan kincir air maupun jenis turbin mikro hidro lainnya. Penggunaan
turbin ini untuk daya yang sama dapat menghemat biaya pembuatan penggerak
mula sampai 50 % dari penggunaan kincir air dengan bahan yang sama.
Penghematan ini dapat dicapai karena ukuran Turbin Cross-Flow lebih kecil dan
lebih kompak dibanding kincir air. Diameter kincir air yakni roda jalan atau
runnernya biasanya 2 meter ke atas, tetapi diameter Turbin Cross-Flow dapat
dibuat hanya 20 cm saja sehingga bahan-bahan yang dibutuhkan jauh lebih
sedikit, itulah sebabnya bisa lebih murah. Demikian juga daya guna atau effisiensi
rata-rata turbin ini lebih tinggi dari pada daya guna kincir air. Hasil pengujian
laboratorium yang dilakukan oleh pabrik turbin Ossberger Jerman Barat yang
menyimpulkan bahwa daya guna kincir air dari jenis yang paling unggul sekalipun
hanya mencapai 70 % sedang effisiensi turbin Cross-Flow mencapai 82 %.
Tingginya effisiensi Turbin Cross-Flow ini akibat pemanfaatan energi air pada
turbin ini dilakukan dua kali, yang pertama energi tumbukan air pada sudu-sudu
pada saat air mulai masuk, dan yang kedua adalah daya dorong air pada sudu-sudu
saat air akan meninggalkan runner. Adanya kerja air yang bertingkat ini ternyata
memberikan keuntungan dalam hal effektifitasnya yang tinggi dan kesederhanaan
pada sistim pengeluaran air dari runner.
Turbin Cross Flow juga disebut Turbin Banki-Mitchel atau Turbin Ossbeger,
dikarenakan jenis turbin ini disebut-sebut ditemukan oleh ilmuwan Australia
Anthony Michell, Ilmuwan Australia Donat Banki, Ilmuwan Jerman Fritz
Ossberger. Mereka masing-masing memiliki patent atas jenis turbin ini. Tak
seperti kebanyakan turbin yang beputar dikarenakan aliran air secara axial
maupun radial, pada turbin Cross Flow air mengalir secara melintang atau
memotong blade turbin, Turbin Cross Flow didesain untuk mengakomodasi debit
air yang lebih besar dan head yang lebih rendah dibanding Pelton. Headnya
kurang dari 200 meter.
Tinggi Terjunan (head): H = 5—200 m
Debit: Q = 0,03—13 m³/s
Kapasitas: N = 10—3 500 kW
Turbin Crossflow adalah radial, turbin bertekanan kecil dengan injeksi
tangensial dari putaran kipas dengan poros horisontal. Turbin ini digolongkan
sebagai turbin berkecepatan rendah. Aliran air mengalir melalui pintu masuk pipa,
dan diatur oleh baling-baling pemacu dan masuk ke putaran kipas turbin. Setelah
air melewati putaran kipas turbin, air berada pada putaran kipas yang berlawanan,
sehingga memberikan efisiensi tambahan. Akhirnya, air mengalir dari casing baik
secara bebas atau melalui tabung dibawah turbin. Pada prakteknya, aliran air pada
putaran kipas memberikan efek pembersihan sendiri. Setiap kotoran yang
terdorong diantara putaran kipas akan masuk bersama air yang juga ditarik keluar
oleh gaya sentrifugal. Setelah setengah putaran dari kipas, air mengambil kotoran
yang keluar dan menyembur keluar kedalam kolam penenang. Jika aliran air
berubah – ubah, maka turbin Crossflow dirancang dengan dua sel. Pembagian
standar dari sel masuk adalah 1:2. Sel sempit memproses aliran air kecil dan sel
lebar memproses aliran deras. Kedua sel bersama-sama memproses aliran penuh.
Dengan pembagian ini, aliran air yang digunakan adalah 100 sampai 17% pada
efisiensi optimal. Dengan demikian turbin Crossflow dapat digunakan pada aliran
sungai yang sangat bervariasi, bahkan mencapai efisiensi 80%. Turbin Crossflow
memiliki dua inlet, inlet horisontal dan inlet vertikal.

Gambar 3.5. Inlet horizontal dan vertikal pada Banki/Cross-Flow.


Tingkat efisisensi turbin
Total efisiensi turbin crossflow mini dengan ketinggian yang kecil adalah 84%
sepanjang aliran. Efisiensi maksimum dari turbin menengah dan besar dengan
Ketingian yang besar, adalah 87%. Aliran air sungai dalam kurun waktu setahun
aliran sungai menjadi sangat kecil untuk beberapa bulan. Selama bulan-bulan
tersebut, kemampuan turbin untuk menghasilkan listrik tergantung pada program
efisiensi dari turbin yang yang dipakai. Dalam keadaan normal, turbin mencapai
efisiensi tinggi, namun selama arus air kecil, efisiensi agak rendah, mencapai
output tahunan yang lebih rendah ditempat-tempat dengan variabel aliran air
dimana turbin dengan efisiensi kurva yang tetap datar.

Gambar 3.6. kurva efisiensi turbin


crossflow, dibandingkan dengan turbin
Francis adalah apabila arus dapat diatur
oleh baling-baling panduan dalam
pebandingan 1:2.

Keuntungan ke ekonomian
Dengan meningkatnya minat masyarakat akan kelestarian lingkungan dalam
upaya mencari sumber daya alam yang dapat digunakan seperti memproduksi
energi listrik dari sumber energi terbarukan. Sayangnya, penggunaan power hydro
terbatas oleh faktor-faktor yang sangat signifikan sebagai berikut ini : tingginya
biaya instalasi, termasuk desain dan perencanaan, dimensi, serta produk dari
mesin yang dibutuhkan.
Oleh karena itu, insinyur serta konsultan dan desainer turbin telah mencoba
untuk mengurangi total biaya dari turbin air yang standar. Pendekatan seperti ini
hanya layak untuk turbin besar. Namun di sisi lain, hal ini mungkin dapat
menyebabkan masalah dengan dimensi untuk turbin kecil, bila head (Ketinggian)
yang diproyeksikan dan variasi aliran air sepanjang tahun diperhitungkan.
Turbin crossflow terbuat dari komponen standar yang dikonfigurasikan sesuai
dengan kebutuhan pelanggan – yaitu diperhitungkan secara menyeluruh potensi
dari air dan Ketinggian (head) dilokasi ditempat tertentu. Seperti sistem modular
yang menyediakan dan merancang semua fungsi dengan harga yang baik pada
waktu yang bersamaan.
Turbin crossflow memiliki purna jual yang panjang dan bebas perawatan.
Selama pengoperasian, tidak diperlukan suku cadang yang mahal atau kompleks,
maupun dapat di perbaiki langsung dilapangan. Keuntungan tertentu turbin
crossflow adalah dapat digunakan dalam sistem air bersih gravitasi, bahkan di
saluran yang sangat panjang, ataupun tidak menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan secara hidrolik dan dengan demikian tidak mempengaruhi kualitas air
minum selama pengoperasian.
Turbin Cross-Flow adalah salah satu turbin air dari jeis turbin aksi (impulse
turbine). Pemakaian jenis Turbin Cross-Flow lebih menguntungkan dibanding
dengan pengunaan kincir air maupun jenis turbin mikro hidro lainnya.
Penggunaan turbin ini untuk daya yang sama dapat menghemat biaya pembuatan
penggerak mula sampai 50 % dari penggunaan kincir air dengan bahan yang
sama. Penghematan ini dapat dicapai karena ukuran Turbin Cross-Flow lebih kecil
dan lebih kompak dibanding kincir air.
Operasi karakteristik
Berkat desain turbin crossflow yang unik, bahaya akan kavitasi tidak ada.
Sehingga kipas tidak perlu ditempatkan di bawah tingkat air tanah. Dengan
demikian konstruksi biaya dan operasi merugikan dapat dihindari. Kontruksi yang
digunakan untuk membuat turbin adalah baja.

iii. Turbin Turgo


Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 – 300 m. Seperti turbin pelton
turbin turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari
nozzle membentur sudu pada sudut 20o. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar
dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke
generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya
perawatan. Turbin turgo Dapat beroperasi pada head 30 – 300 m. Seperti turbin
pelton turbin turgo merupakan turbin impulse.
Gambar 3.7. Kontruksi Turbin Turgo

b. Turbin Reaksi
Turbin Reaksi adalah turbin yang cara kerjanya merubah seluruh energi air
yang tersedia menjadi energi kinetik. Turbin jenis ini adalah turbin yang paling
banyak digunakan. Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang
menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan
tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang
berputar) dapat berputar. Runner turbin reaksisepenuhnya tercelup dalam air dan
berada dalam rumah turbin. Turbin reaksi terdiri dari turbin Francis dan Kaplan,
berikut ini adalah macam-macam turbin reaksi.
i. Turbin Francis
Turbin francis memiliki runner dengan baling-baling tetap, biasanya
jumlahnya 9 atau lebih. Air dimasukkan tepat diatas runner dan mengelilinginya
dan jatuh melalui runner dan memutarnya. Selain runner komponen lainnya
adalah scroll case, wicket gate dan draft tube. Turbin Francis merupakan salah
satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara sumber air tekanan tinggi di bagian
masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar. Turbin Francis menggunakan
sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara tangensial.
Gambar 3.8. Kontruksi Turbin francis

Turbin francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih. Pada waktu
air masuk ke roda jalan, sebagian dari enrgi tinggi jatuh telah bekerja di dalam
sudu pengarah diubah sebagai kecepatan air masuk. Sisa energi tinggi jatuh
dimanfaatkan dalam sudu jalan, dengan adanya pipa isap memungkinkan energi
tinggi jatuh bekerja di sudu jalan dengan semaksimum mungkin. Turbin yang
dikelilingi dengan sudu pengarah semuanya terbenam dalam air. Air yang masuk
kedalam turbin dialirkan melalui pengisian air dari atas turbin atau melalui sebuah
rumah yang berbentuk spiral (rumah keong). Semua roda jalan selalu bekerja.

Gambar 3.9. Sistem Kerja Turbin francis


Daya yang dihasilkan turbin diatur dengan cara mengubah posisi
pembukaan sudu pengarah. Pembukaan sudu pengarah dapat dilakuakan dengan
tangan atau dengan pengatur dari oli tekan (gobernor tekanan oli), dengan
demikian kapasitas air yang masuk ke dalam roda turbin bisa diperbesar atau
diperkecil. Pada sisi sebelah luar roda jalan terdapat tekanan kerendahan (kurang
dari 1 atmosfir) dan kecepatan aliran yang tinggi. Di dalam pipa isap kecepatan
alirannya akan berkurang dan tekanannya akan kembali naik sehingga air bisa
dialirkan keluar lewat saluran air di bawah dengan tekanan seperti keadaan
sekitarnya.

Gambar 3.10. Runner Turbin francis


Turbin francis mempunyai poros tegak dengan ukuran yang besar,
sedangakan dengan ukuran yang kecil dengan ukuran mendatar. Turbin francis
memakai roda propeller atau runner yang dapat berputar secara bebas. Konstruksi
turbin terdiri dari dari sudu pengarah dan sudu jalan, dan kedua sudu tersebut,
semuanya terendam di dalam aliran air. Air pertama masuk pada terusan
berbentuk rumah keong. Perubahan energi seluruhnya terjadi pada sudu pengarah
dan sudu gerak. Aliran air masuk ke sudu pengarah dengan kecepatan semakin
naik degan tekanan yang semakin turun sampai roda jalan, pada roda jalan
kecapatan akan naik lagi dan tekanan turun sampai di bawah 1 atm. Untuk
menghindari kavitasi, tekanan harus dinaikan sampai 1 atm dengan cara
pemasangan pipa hisap. Pengaturan daya yang dihasilkan yaitu dengan mengatur
posisi pembukaan sudu pengarah, sehingga kapasitas air yang masuk ke roda
turbin dapat diperbesar atau diperkecil. Turbin francis dapat dipasang dengan
poros vertikal dan horizontal.
ii. Turbin Kaplan/Propeller
Turbin propeller pada umumnya memiliki runner dengan 3 sampai dengan 6
blade dimana air mengenai semua blade secara konstan. Pitch dari blade dapat fix
atau diadjust. Ada beberapa macam turbin propeller yaitu : turbin bulb, turbin
Straflo, turbin tube dan turbin Kaplan.
Gambar 3.11. Istalasi Turbin Kaplan/Propeller
Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin ini
tersusun dari propeller seperti pada perahu. Propeller tersebut biasanya
mempunyai tiga hingga enam sudu. Tidak berbeda dengan turbin francis, turbin
kaplan cara kerjanya menggunakan prinsip reaksi. Turbin ini mempunyai roda
jalan yang mirip dengan baling-baling pesawat terbang. Bila baling-baling
pesawat terbang berfungsi untuk menghasilkan gaya dorong, roda jalan pada
kaplan berfungsi untuk mendapatkan gaya F yaitu gaya putar yang dapat
menghasilkan torsi pada poros turbin. Berbeda dengan roda jalan pada francis,
sudu-sudu pada roda jalan kaplan dapat diputar posisinya untuk menyesuaikan
kondisi beban turbin.

Gambar 3.12. Kontruksi Turbin Kaplan/Propeller


Turbin kaplan banyak dipakai pada instalasi pembangkit listrk tenaga air
sungai, karena turbin ini mempunyai kelebihan dapat menyesuaikan head yang
berubah-ubah sepanjang tahun. Turbin kaplan dapat beroperasi pada kecepatan
tinggi sehingga ukuran roda turbin lebih kecil dan dapat dikopel langsung dengan
generator. Pada kondisi pada beban tidak penuh turbin kaplan mempunyai
efisiensi paling tinggi, hal ini dikarenakan sudu-sudu turbin kaplan dapat diatur
menyesuaikan dengan beban yang ada.Turbin kaplan adalah turbin yang
beroperasi pada head yang rendah dengan kapasitas aliran air yang tinggi atau
bahkan beroperasi pada kapasitas yang sangat rendah. Hal ini karena sudu-sudu
trubin kaplan dapat diatur secara manual atau otomatis untuk merespon perubahan
kapasitas.

Gambar 3.13. Turbin Kaplan/Propeller


c. Turbin Aliran Bebas
i. Turbin Kinetik
Turbin kinetik juga disebut turbin aliran bebas, menghasilkan listrik dari
energi kinetik di dalam air yang mengalir, alih-alih dari energi potensial dari
ketinggian. Sistem dapat beroperasi di sungai, saluran buatan manusia, air pasang
surut, atau arus laut. Sistem Kinetic memanfaatkan jalur alami aliran air. Turbin
ini tidak memerlukan pengalihan air melalui saluran buatan manusia, dasar
sungai, atau pipa, meskipun mungkin memiliki aplikasi dalam saluran tersebut.
Sistem Kinetic tidak memerlukan pekerjaan sipil yang besar; Namun dapat
menggunakan struktur yang ada seperti jembatan, tailraces dan saluran.
Gambar 3.14. Turbin Kinetik
2.4. Komponen Umum Turbin Air
2.4.1. Turbin Cross-Flow
a. Pegangan Baling
Dalam turbin crossflow split, air yang dibutuhkan untuk menggerakkan
turbin diarahkan oleh dua kekuatan permukaan pegangan baling-baling yang
seimbang. Semburan air dipisahkan oleh baling-baling, diseimbangkan dan
dibiarkan masuk dengan lancar melewati kipas secara bebas sesuai dengan ruang
yang ada. Kedua pegangan baling-baling putar diatur dengan tepat didalam rumah
turbin dan dapat berfungsi sebagai alat penutup turbin jika terjadi penurunan arus
air. Maka katup penutup tidak perlu digunakan sebagai penyeimbang tekanan
antara pipa dan turbin. Kedua pegangan baling-baling dipasang dengan pemisah
yang diperpanjang , yang dihubungkan dan dikontrol secara manual atau otomatis.
Pegangan baling-baling ditempatkan dalam rumah pelumas dan tidak memerlukan
perawatan khusus. Apabila terjadi penghentian, maka turbin mampu menutup
secara otomatis oleh gaya gravitasi karena adanya beban tambah pada ujung
pemisahnya.
b. Rumah Turbin
Rumah turbin crossflow terbuat dari struktur baja, sehingga kuat dan tahan
terhadap benturan dan beku.

c. Runner
Runner adalah bagian paling penting dari turbin, dilengkapi dengan
lempengan yang terbuat dari profil baja dengan metode yang sudah terbukti.
Kedua ujungnya dipasang dan di las pada bagian dalam ujung cakram dari runner
tersebut. Runner dapat mempunyai lempengan sampai 37 buah tergantung dari
ukuran turbin. Lempengan miring menciptakan sedikit kekuatan aksial, untuk itu
pelumasan tidak diperlukan karena telah diperkuat oleh bantalan aksial.
Lempengan pada runner yang lebar ditunjang oleh beberapa cakram. Sebelum
instalasi akhir dari turbin, runner benar-benar diukur secara seimbang dan diuji
untuk deteksi keretakan.
d. Bantalan
Turbin crossflow dilengkapi dengan bantalan rol serta dengan beberapa
keunggulan seperti putaran dengan daya aus rendah dan pemeliharaan yang
sederhana. Desain dari rumah bantalan mencegah kebocoran air ke dalam bantalan
dan kontak dengan pelumas. Selain penggantian pelumas setiap tahun, bantalan
tidak memerlukan perawatan apapun. Selain itu, solusi teknis yang digunakan
memungkinkan penggantian sederhana dari kipas tanpa mengeluarkan seluruh
turbin keluar dari posisinya.
e. Draft Tube
Pada prinsipnya, turbin crossflow adalah turbin aliran bebas. Namun,
dalam kasus dengan Ketinggian (head) dengan ukuran sedang atau rendah,
diperlukan Draft Tube. Hal ini untuk memastikan bahwa ruang mesin bebas dari
banjir dan sekaligus ketinggian seluruh ukuran Ketinggian terjunan dapat
diterapkan. Jika aliran bebas turbin dengan skala luas digunakan, maka kolom air
dalam Draft tube harus dikontrol. Hal ini dipastikan dengan menyeimbangkan
katup udara, yang mempengaruhi tekanan bawah dalam rumah turbin. Dengan
cara tersebut, turbin dengan tinggi hisap dari 1 sampai 3m dapat digunakan secara
optimal tanpa ada bahaya kavitasi. Selain itu, apabila Ketinggian dengan ukuran
yang rendah digunakan, pembuatan draft tube sebagai pipa baja pengumpul akan
mengurangi biaya konstruksi yang jauh lebih rendah.
2.5. Gejala Turbin Air
a. Kavitasi
Salah satu masalah yang sering timbul dalam perawatan turbin yaitu kavitasi.
Kavitasi merupakan peristiwa terjadinya gelembung-gelembung uap yang kecil
(minute microscopic bubbles) di dalam cairan (air) yang mengalir, dimana tekanan
yang terjadi ditempat tersebut sama atau lebih rendah dari tekanan uap jenuhnya.
Pada saat gelembung-gelembung tersebut sampai pada daerah yang tekanannya
lebih tinggi maka gelembung tersebut akan pecah dan mengakibatkan lubang-
lubang kikisan pada permukaan dinding saluran hisap bagian atas (draft tube),
sudu-sudu, dan rumah turbin. Selain itu juga akan menimbulkan getaran dan
bunyi yang berisik. Kavitasi yang sangat besar akan menurunkan daya dan
efisiensi turbin. Kavitasi dapat diantisipasi atau dikurangi dengan cara antara lain :
Memasang turbin pada tempat yang cocok, yaitu dengan memperkecil tinggi hisap
agar tekanan air lebih rendah dari tekanan uap jenuhnya. Memperbaiki konstruksi
dan diusahakan agar tidak terdapat belokan-belokan yang tajam. Menggunakan
material yang mampu menahan erosi akibat pengikisan yang ditimbulkan oleh
pecahnya gelembung-gelembung uap yang dibawa oleh air, dan material yang
tahan terhadap korosi.
b. Kecepatan Liar
Kecepatan liar yaitu suatu kecepatan yang terjadi akibat pada waktu turbin
bekerja dimana tiba-tiba bebannya dihentikan dengan tiba-tiba. Dalam hal tersebut
timbul gejala bahwa roda turbin akan berputar dengan sangat cepat. Kekuatan
turbin harus diperhitungkan terhadap kecepatan liarnya untuk mencegah
terjadinya kerusakan turbin atau generatornya. Kecepatan liar dapat diantisipasi
atau dikurangi dengan cara, yaitu: pada bagian poros turbin dibuat suatu pengatur
kecepatan (governor) yang dapat meredam putaran liar.
c. Water Hammer
Suatu peristiwa di mana timbulnya gelombang bertekanan akibat dari
fluida yang mengalir tiba-tiba berhenti atau arah alirannya berubah (perubahan
momentum). Water hammer juga terjadi akibat katup pada air keluar turbin di
tutup secara tiba-tiba sehingga tekanan di dalam turbin meningkat. Selain tekanan
tinggi juga terjadi gelombang kejut sehingga menimbulkan suara keras seperti
suara menempa / pukulan. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada turbin. Water
hammer dapat diantisipasi atau dikurangi dengan cara, yaitu: dengan
membuat surge tank pada bagian atas dekat sumber air. Surge tank ini akan
menampung air yang membalik pada saat katup ditutup, sehingga water
hammer dapat dihindari.
2.6. Parameter Turbin Air
a. Perhitungan Daya dan Energi Turbin Air
Daya yang dihasilkan turbin air bergantung pada kapasitas air (m3/detik),
kerapatan air atau Rho, head atau tinggi jatuh air efektif dalam satuan meter.
Dengan rumus sebagai berikut :

Diamana:

= kerapatan air (Kg/m3)


Q = kapasitas air (m3/detik)
G = gaya gravitasi, 9,81 (m/detik2)
H = tinggi jatuh efektif (m)
efisiensi total
Sedangkan energi yang dibangkitkan turbin air adalah

Dimana:
P = daya turbin air (Watt)
T = waktu
Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi jatuh air dengan
kapasitas aliran akan mempunyai energi potensial yang ebih besar dibandingkan
dengan tinggi jatuh air yang lebih rendah. Logika tersebut juga berlaku
sebaliknya, yaitu untuk tinggi jatuh air yang sama, tetapi energi potensial yang
dimiliki akan lebih besar apabila kapasitas aliran air juga besar.
Komponen energi potensial

Dimana :
W = Berat fluida (N)
z = Jarak tegak / Head diatassuatu elevasi acuan (m)

Komponen energi tekanan

Dimana:
P = tekanan air (N/m2)
W= berat jenis fluida (N/m3)

Komponen energi kecepatan

c = kecepatan fluida

Dari persamaan diatas maka Energi totalnya adalah :

b. Putaran Spesifik
Putaran spesifik yaitu putaran turbin dimana dibangkitkan daya sebesar
satu satuan daya per tinggi jatuh (head) satu satuan tinggi jatuh (head efektif).
Kecepatan spesifik turbin dapat diartikan sebagai titik efisiensi maksimum.
Perhitungan tepat ini menghasilkan performa turbin dalam jangkauan head dan
debit tertentu. Dengan rumus sebagai berikut.

Diamana:
Ns = Putaran spesifik
N = Putaran turbin
P = daya turbin
H efektif = Hgross - Hlosses
Adapun performa dan karakteristiknya dapat dilihat pada tabel berikut
Jenis turbin Kecepatan Efisiensi dalam Tinggi air jatuh
spesifik ns dalam % (H)
rpm
Pelton 2-4 85 – 90 6000 – 2000
Francis 4–7 90 – 82 2000 – 400
30 - 82 90 – 94 500
82 – 90 94 – 93 500 – 15
Propeler 100 – 140 94 100 – 15
140 – 250 94 – 85 15 – 10
c. Kecepatan Spesifik Turbin Air
Dalam hal ini akan diperkenalkan parameter kecepatan spesifik yaitu
kecepatan turbin dimana dapat menghasilkan 1 hp untuk setiap tinggi air jatuh. 1
Hp = 1 ft. Untuk kondisi air tertentu, berdasarkan spesifiknya dapat dipilih jenis
turbin yang sebaiknya digunakan agar mendapat efisiensi yang maksimum.
Adapun pedomannya adalah sebagi berikut:
No Kecepatan spesifik Type / Jenis turbin
(rpm)
1 10 sampai 35 Turbin Pelton dengan Nozzel tunggal
2 35 sampai 60 Turbin Pelton dengan dua Nozzel atau
3 60 samapi 300 lebih
4 300 sampai 1000 Turbin Francis
Turbin Kaplan
d. Penentuan Luas Penampang Saluran H
Diameter pipa dan luas penampang lintang saluran dalam turbin dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan kontinuitas. Yang dimaksud dengan
luas penampang lintang saluran adalah suatu luasan permukaan irisan saluran
yang dibuat tegak lurus dengan arah aliran cairan. Kecepatan aliran air akan besar
pada penampang yang semakin kecil, pada kapasitas aliran air yang sama.

Dimana:
Q = kapasitas air yang mengalir (m3/detik)
A = luas penampang pipa yang dipakai (m2)
Cn = kecepatan aliran air (m/detik)
e. Tinggi Jatuh Air
Pemilihan dengan berdasarkan tinggi jatuh air diperoleh, maka dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3 : Pemilihan jenis turbin berdasarkan tinggi jatuh air
No Tinggi jatuh air / Type / Jenis Turbin
head (m)
1 0 sampai 25 Kaplan atau Francis (lebih cocok Kaplan)
2 25 sampai 50 Kaplan atau Francis (lebih cocok francis)
3 50 sampai 150 Francis
4 150 sampai 250 Francis atau pelton (lebih cocok francis)
5 250 sampai 300 Francis atau pelton(lebih cocok pelton)
6 Di atas 300 Pelton
f. Diameter Dan Lebar Runner
Diameter luar runner dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut.
Dimana :
D1 = diameter luar runner ( m )
n = putaran turbin (rpm)
U1 = kecepatan runner (m/s)
Luas pemasukan aliran adalah hasil kali lebar runner (b0) dengan panjang
busur pemasukan (L).

dimana :
A = Luas penampang pipa pancar (m2)
b0 = Lebar pipa pancar (m)
L = Panjang busur pemasukan (m)

2.7. Implementasi Turbin Air


a. Kincir Air
Ribuan tahun yang lalu, manusia telah menemukan manfaat dari air yang
mengalir. Dari pemanfaatan air yang sangat sederhana seperti penggunaan arus
sungai untuk trasportasi, manusia terus mengembangkan cara- cara untuk
menagkap energi air yang mengalir. Energi tersebut dapat dikonversikan menjadi
energi mekanik. Hal ini dapat dilakukan dengan kincir atau turbin air dengan
generator listrik. Dalam skala besar prinsip ini diterapkan pada sungai besar
dengan membuat bendungan untuk pembangkit listrik tenaga air.
Pemanfaatan energi air dalam skala kecil dapat berupa penerapan kincir air
dan turbin. Dikenal ada tiga jenis kincir air berdasarkan sistem aliran airnya,
yaitu overshot, breast-shot, dan under-shot.
Pada kincir overshot, air melalui atas kincir dan kincir berada di bawah
aliran air. Air memutar kincir dan air jatuh ke permukaan lebih rendah. Kincir
bergerak searah jarum jam. Pada kincir breast-shot, kincir diletakkan sejajar
dengan aliran air sehingga air mengalir melalui tengah-tengah kincir. Air memutar
kincir berlawanan dengan arah jarum jam. Pada kincir under-shot, posisi kincir air
diletakkan agak ke atas dan sedikit menyentuh air. Aliran air yang menyentuh
kincir menggerakkan kincir sehingga berlawanan arah dengan jarum jam.
b. Pompa Air
Jarang yang tahu bahwa beberapa tipe pompa air dapat diaplikasikan
sebagai turbin air. Biasanya pompa digerakkan oleh motor listrik untuk
menaikkan sejumlah air sampai ketinggian tertentu. Pada aplikasi sebagai turbin
prinsip kerja pompa di balik, yaitu diberi jatuhan air dari ketinggian tertentu
untuk memutar impeler pompa. Putaran impeler ini akan diteruskan untuk
memutar generator sehingga dihasilkan tenaga listrik. Beberapa kelebihan aplikasi
pompa sebagai turbin air adalah : sebagai produk industri yang massal pompa
mudah diperoleh dengan berbagai vasiasi head – flow, tersedia dalam berbagai
tipe dan ukuran, mudah dalam instalasinya, harga relatif murah, dan suku cadang
mudah diperoleh. Aplikasi pompa dapat dikoneksi secara langsung dengan
generator (direct drive) atau menggunakan transmisi mekanik pulley-belt (indirect
drive) apabila putaran pompa sebagai turbin tidak sama dengan putaran generator
(umumnya 1500 rpm).
Jenis pompa yang umum dipakai sebagai turbin adalah end-suction
centrifugal pump untuk jatuhan 7 m – 100 m dengan debit kecil ( 50 liter/detik sd
150 liter/detik) dan mixed-flow pump untuk jatuhan rendah 4 – 15 m dengan
debit cukup besar (100 – 400 liter/detik). Kapasitas daya aplikasi pompa sebagai
turbin beragam 1 kW – 100 kW, dengan biaya peralatan yang lebih murah ( sd
50%) dibandingkan dengan menggunakan turbin air (costume product). Efisiensi
pompa sebagai turbin relatif cukup baik berkisar 65% – 75%, umumnya selisih
3% dibandingkan efisiensi terbaik (bep, best efficiency point) sebagai pompa.
c. PLTA
Pengertian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara
merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik
(dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik
(dengan bantuan generator) Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja
dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Pada saat
beban puncak air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir
sehingga cadangan air pada waduk utama tetap stabil. Pembangkit listrik tenaga
air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau air
terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi
mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). PLTA dapat
beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila mempunyai Daerah
Aliran Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk memenuh
kebutuhan dalam pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA tersebut,
perhitungan keadaan air yang masuk pada waduk / dam tempat penampungan air,
beserta besar air yang tersedia dalam waduk / dam dan perhitungan besar air yang
akan dialirkan melalui pintu saluran air untuk menggerakkan turbin sebagai
penggerak sumber listrik tersebut, merupakan suatu keharusan untuk dimiliki,
dengan demikian kontrol terhadap air yang masuk maupun yang didistribusikan
ke pintu saluran air untuk menggerakkan turbin harus dilakukan dengan baik,
sehingga dalam operasi PLTA tersebut, dapat dijadikan sebagai dasar tindakan
pengaturan efisiensi penggunaan air maupun pengamanan seluruh sistem,
sehingga PLTA tersebut, dapat beroperasi sepanjang tahun, walaupun pada musim
kemarau panjang. Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW
,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik
dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. Dalam penentuan pemanfaatan
suatu potensi sumber tenaga air bagi.
i. Jenis-Jenis PLTA
Potensi tenaga air didapat pada sungai yang mengalir di daerah
pegunungan. Untuk dapat memanfaatkan potensi dari sungai ini, maka kita perlu
membendung sungai tersebut dan airnya disalurkan ke bangunan air PLTA.
Ditinjau dari cara membendung air, PLTA dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
PLTA run off river
Pada PLTA run off river, air sungai dialihkan dengan menggunankan dam
yang dibangun memotong aliran sungai. Air sungai ini kemudian disalurkan ke
bangunan air PLTA. Pada PLTA run off river, daya yang dapat dibangkitkan
tergantung pada debit air sungai, tetapi PLTA run off river biaya
pembangunannya lebih murah
PLTA dengan kolam tando (reservoir)
Pada PLTA dengan kolam tando (reservoir), air sungai dibendung dengan
bendungan besar agar terjadi penimbunan air sehingga terjadi kolam tando.
Selanjutnya air di kolam tando disalurkan ke bangunan air PLTA. Dengan adanya
penimbunan air terlebih dahulu dalam kolam tando, maka pada musim hujan di
mana debit air sungai besarnya melebihi kapasitas penyaluran air bangunan air
PLTA, air dapat ditampung dalam kolam tando. Pada musim kemarau di mana
debit air sungai lebih kecil daripada kapasitas penyaluran air bangunan air PLTA,
selisih kekurangan air ini dapat diatasi dengan mengambil air dari timbunan air
yang ada dalam kolam tando. Inilah keuntungan penggunaan kolam tando pada
PLTA. PLTA dengan kolam tando (reservoir) memiliki biaya instalasi lebih
mahal, karena kolam tando memerlukan bendungan yang besar dan juga
memerlukan daerah genangan yang luas.
ii. Prinsip Plta Dan Konversi Energi
Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi
energi kinetis dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi
mekanis dengan adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis
ini berubah menjadi energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah
energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua
hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir
(debit).
iii. Cara Kerja PLTA
Aliran sungai dengan sejumlah anak sungainya dibendung dengan sebuah
Dam. Airnya ditampung dalam waduk yang kemudian dialirkan melaui Pintu
Pengambilan Air (Intake Gate) yang selanjutnya masuk ke dalam Terowongan
Tekan (Headrace Tunnel). Sebelum memasuki Pipa Pesat (Penstock), air harus
melewati Tangki Pendatar (Surge Tank) yang berfungsi untuk mengamankan pipa
pesat apabila terjadi tekanan kejut atau tekanan mendadak yang biasa disebut
sebagai pukulan air (water hammer) saat Katup Utama (Inlet Valve) ditutup
seketika. Setelah Katup Utama dibuka, aliran air memasuki Rumah Keong (Spiral
Case). Aliran air yang bergerak memutar Turbin dan dari turbin, air mengalir
keluar melalui Pipa Lepas (Draft Tube) dan selanjutnya dibuang ke Saluran
Pembuangan (Tail Race). Poros turbin yang berputar tersebut dikopel dengan
poros Generator sehingga menghasilkan energi listrik. Melalui Trafo Utama
(Main Transformer), energi listrik disalurkan melewati Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) 70 kV ke konsumen melalui Gardu Induk. Komponen – kompnen
dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi. Dam berfungsi untuk
menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan air yang
cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir. Contoh
waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif
sebesar 2,6 miliar kubik.
iv. Komponen-Komponen PLTA
1. Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju
air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk
mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga
memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan
secara bertahap atau berkelanjutan. Jenis bendungan antara lain:
a). Bendungan Beton (Bendungan Gravitasi, Bendungan Busur, Bendungan
Rongga)
b). Bendungan Urugan (Bendungan Urugan Batu, Bendungan Tanah)
c). Bendungan Kerangka Baja
d). Bendungan Kayu
2. Turbin
Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa
peralatan suplai air masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat
(penstock), rumah turbin (spiral chasing), katup utama (inlet valve), pipa lepas
(draft tube), alat pengaman, poros, bantalan (bearing), dan distributor listrik.
Menurut momentum air turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin
reaksi dan turbin impuls. Turbin reaksi bekerja karena adanya tekanan air,
sedangkan turbin impuls bekerja karena kecepatan air yang menghantam sudu.
Prinsip Kerja Turbin Reaksi yaitu Sudu-sudu (runner) pada turbin francis
dan propeller berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya tetap (tidak bisa
digerakkan). Sedangkan sudu-sudu pada turbin kaplan berfungsi sebagai sudu-
sudu jalan, posisi sudunya bisa digerakkan (pada sumbunya) yang diatur oleh
servomotor dengan cara manual atau otomatis sesuai dengan pembukaan sudu
atur. Proses penurunan tekanan air terjadi baik pada sudu-sudu atur maupun pada
sudu-sudu jalan (runner blade). Prinsip Terja Turbin Pelton berbeda dengan turbin
rekasi Sudu-sudu yang berbentuk mangkok berfungsi sebagai sudu-sudu jalan,
posisinya tetap (tidak bisa digerakkan). Air yang digunakan untuk
membangkitkan listrik bisa berasal dari bendungan yang dibangun diatas gunung
yang tinggi, atau dari aliran sungai bawah tanah. Karena sumber air yang
bervariasi, maka turbin air didesain sesuai dengan karakteristik dan jumlah aliran
airnya.
3. Generator
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan
stator. Rotor terdiri dari 18 buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara
melingkar sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini
dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul
magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin berputar
maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di
kawat setiap kali sebuah kutub melewati ―coil‖ yang terletak di stator. Lalu
tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik. Agar generator bisa menghasilkan
listrik, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu: Putaran, Kumparan, Magnet.
2.8. Pengaruh Turbin Air Pada Lingkungan
Turbin air mempunyai pengaruh positif dan negatif bagi lingkungan. Turbin
adalah salah satu penghasil tenaga terbersih, menggantikan pembakaran bahan
bakar fosil dan menghapuskan limbah nuklir. Turbin memproduksi sumber energi
listrik dunia dengan jumlah yang besar. Dalam sejarah turbin juga mempunyai
konsekuensi negatif. Putaran sudu atau gerbang pengarah dari turbin air dapat
mengganggu ekologi natural sungai, membunuh ikan, menghentikan migrasi dan
menggangu mata pencaharian manusia. Contohnya, suku Indian Amerika di
Pasific Northwest mempunyai mata pencaharian memancing ikan salmon, tapi
pembangunan dam secara agresif menghancurkan jalan hidupnya. Hingga akhir
abad 20, dapat dimungkinkan untuk membangun sistem pembangkit tenaga air
yang mengalihkan ikan dan organisme lainnya dari saluran masuk turbin tanpa
kerusakan atau kehilangan tenaga yang berarti. Sistem akan memerlukan sedikit
pembersihan tetapi secara pada dasarnya lebih mahal untuk dibangun. Di Amerika
Serikat sekarang menahan migrasi ikan adalah ilegal, sehingga tangga ikan harus
disediakan oleh pembangun bendungan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai