Anda di halaman 1dari 38

 PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)

Komponen utam sistem Penggerak mula (prime mover) pada PLTD adalah motor
bakar. PLTD mempunyai ukuran mulai dari 40 kW sampai puluhan MW. Untuk
menyalakan listrik di daerah baru umumnya digunakan PLTD. Untuk melayani
beban PLTD dengan kapasitas di atas 100 MW akan tidak ekonomis karena
unitnya menjadi banyak, mengingat Unit PLTD yang terbesar di pasaran sekitar
12,5 MW. Gambar 1 menggambarkan prinsip kerja mesin diesel. Secara
teoretis, mesin diesel 2-langkah dengan dimensi dan jumlah putaran per detik
yang sama dibandingkan dengan mesin diesel 4-langkah, dapat menghasilkan
daya 2 kali lebih besar. Hal ini disebabkan karena pada mesin diesel 2-langkah
terdapat 1 kali langkah tenaga untuk setiap 2 langkah atau setiap 1 putaran,
sedangkan pada mesin diesel 4-langkah, langkah tenaga terjadi langkah setiap
4 langkah atau setiap 2 putaran. Namun dalam praktik, angka 2 kali lebih besar
untuk daya yang di dapat pada mesin diesel 2 Langkah tidak tercapai (hanya
sekitar 1,8 kali). Hal ini disebabkan karena proses pembilasan ruang bakar
silinder mesin diesel 2-langkah tidak sebersih pada mesin diesel 4-langkah
sehingga proses pembakarannya tidak sesempurna seperti pada mesin diesel
4-langkah. Karena proses pembakaran ini, maka efisiensi mesin diesel 2
langkah tidak bisa sebaik efisiensi mesin diesel 4-langkah. Pemakaian bahan
bakarnya lebih boros. Mesin diesel 2-langkah lebih cocok digunakan pada
keperluan yang memerlukan penghematan ruangan, seperti pada lokomotif
kereta api atau pada kapal laut. Mesin ini disebut sebagai mesin diesel 2-
langkah karena dalam setiap langkahnya terjadi satu kali langkah bertenaga
dengan dorongan gas hasil ledakan/pembakaran.

Gambar 1. Prinsip Kerja Mesin Diesel


 PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Komponen utama sistem Penggerak mula (prime mover) pada PLTA adalah turbin
air.
 Pengertian Turbin Air
Dalam pembangkit listrik tenaga air (PLTA) turbin air merupakan peralatan
utama selain generator. Turbin air adalah alat untuk mengubah energi
potensial air menjadi menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian
diubah menjadi energi listrik oleh generator.Turbin air dikembangkan pada
abad 19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik.
Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi
energi kinetik, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls
dan turbin reaksi. Pengelompokkan turbin air ditunjukkan oleh Tabel 1 berikut:

a) Turbin Impuls
Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi
air(yang terdiri dari energi potensial+tekanan+ kecepatan) yang tersedia
menjadi energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan
energi kinetik. Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada
nozle. Air keluar nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu
turbin. Setelah membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga
terjadi perubahan momentum (impulse). Akibatnyaroda turbin akan
berputar. Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran airyang
keluar dari nozle tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir
sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu
jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Contoh turbin impuls
adalah turbin Pelton.
b) Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah turbin yang cara kerjanya merubah seluruh energi air
yang tersedia menjadi energi kinetik. Sudu pada turbin reaksi mempunyai
profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama
melalui sudu. Runner turbin reaksisepenuhnya tercelup dalam air dan
berada dalam rumah turbin.
 Fungsi Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik.
gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar.
Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi
dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin.
Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator.
 Prinsip Kerja Turbin Air
Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis. Energi
mekanis diubah dengan generator listrik menjadi tenaga listrik.
Bagian-Bagian Secara Umum Turbin

Gambar. 2. Bagian-bagian Turbin


a) Rotor yaitu bagian yang berputar pada sistem yang terdiri dari:
- Sudu-sudu berfungsi untuk menerima beban pancaran yang
disemprotkan oleh nozzle.
- Poros berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga yang berupa gerak
putar\ yang dihasilkan oleh sudu.
- Bantalan berfungsi sebagai perapat-perapat komponen-komponen
dengan tujuan agar tidak mengalami kebocoran pada sistem.
b) stator yaitu bagian yang diam pada sistem yang terdiri dari :
- Pipa pengarah/nozzle berfungsi untuk meneruskan alira fluida
sehinggatekanan dan kecepatan alir fluida yang digunakan di dalam
system besar.
- Rumah turbin berfungsi sebagai rumah kedudukan komponen
komponen dari turbin.
 Jenis-Jenis Turbin Air
1. Turbin Pelton

Gambar 3. Turbin Pelton

Keuntungan turbin pelton...


 Daya yang dihasilkan besar.
 Konstruksi yang sederhana.
 Mudah dalam perawatan.
 Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang terisolir.

Kekurangan
Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau
bendungan air, sehingga memerlukan investasi yang lebih banyak. Turbin
pelton digolongkan ke dalam jenis turbin impuls atau tekanan sama.
Karena selama mengalir di sepanjang sudu-sudu turbin tidak terjadi
penurunan tekanan, sedangkan perubahan seluruhnya terjadi pada
bagian pengarah pancaran atau nosel.
2. Turbin Turgo

Gambar 4. Turbin Turgo

Turbin turgo Dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin
pelton turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya
berbeda keuntungan kerugian juga sama
3. Turbin Crossflow

Gambar 5. Turbin Crossflow

Turbin Cross-Flow adalah salah satu turbin air dari jeis turbin aksi (impulse
turbine). Pemakaian jenis Turbin Cross-Flow lebih menguntungkan
dibanding dengan pengunaan kincir air maupun jenis turbin mikro hidro
lainnya. Penggunaan turbin ini untuk daya yang sama dapat menghemat
biaya pembuatan penggerak mula sampai 50 % dari penggunaan kincir air
dengan bahan yang sama. Penghematan ini dapat dicapai karena ukuran
Turbin Cross-Flow lebih kecil dan lebih kompak dibanding kincir air.

4. Turbin Francis

Gambar 6. Turbin Francis

Gambar 7. Bagian-bagian Turbin Francis


Turbin francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih. Pada waktu
air masuk ke roda jalan, sebagian dari enrgi tinggi jatuh telah bekerja di
dalam sudu pengarah diubah sebagai kecepatan air masuk. Sisa energi
tinggi jatuh dimanfaatkan dalam sudu jalan, dengan adanya pipa isap
memungkinkan energi tinggi jatuh bekerja di sudu jalan dengan
semaksimum mungkin. Turbin yang dikelilingi dengan sudu pengarah
semuanya terbenam dalam air. Air yang masuk kedalam turbin dialirkan
melalui pengisian air dari atas turbin (schact) atau melalui sebuah rumah
yang berbentuk spiral (rumah keong). Semua roda jalan selalu bekerja.
Pembukaan sudu pengarah dapat dilakuakan dengan tangan atau dengan
pengatur dari oli tekan(gobernor tekanan oli), dengan demikian kapasitas
air yang masuk ke dalam roda turbin bisa diperbesar atau diperkecil. Pada
sisi sebelah luar roda jalan terdapat tekanan kerendahan (kurang dari 1
atmosfir) dan kecepatan aliran yang tinggi. Di dalam pipa isap kecepatan
alirannya akan berkurang dan tekanannya akan kembali naik sehingga air
bisa dialirkan keluar lewat saluran air di bawah dengan tekanan seperti
keadaan sekitarnya.

5. Turbin kaplan propeller

Gambar 8. Turbin Kaplan

 PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)

Komponen utam sistem Penggerak mula (prime mover) pada PLTU adalah turbin
uap.
a. Turbin Uap
Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk
pembangkit daya yang menggunakan uap (steam). Siklus Renkine nyata yang
digunakan dalam instalasi pembangkit daya jauh lebih rumit dari pada siklus
renkine ideal asli yang sederhana. Oleh karena siklus Rankine merupakan
sikus uap cair maka paling baik digambarkan dengan diagram P-v dan T-s
dengan garis yang menunjukkan uap dan cair jenuh. Fluida kerjanya adalah air
(H2O).
Turbin Uap adalah salah satu komponen dasar dalam pembangkit listrik tenaga
uap. Dimana komponen utama dari sistem tersebut yaitu : Ketel, kondensor,
pompa air ketel, dan turbin itu sendiri. Uap yang berfungsi sebagai fluida kerja
dihasilkan oleh katel uap, yaitu suatu alat yang berfungsi untuk mengubah air
menjadi uap.
Q in

2 3

BOILER

Wp WT

1 4

konderser

Q out

Gambar 9. Siklus Renkine


Siklus ideal yang terjadi didalam turbin adalah siklus Renkine ; Air pada siklus
1 dipompakan, kondisinya adalah isentropik s 1 = s2 masuk ke boiler dengan
tekanan yang sama dengan tekanan di kondenser tetapi Boiler menyerap
panas sedangkan kondenser melepaskan panas, kemudian dari boiler masuk
ke turbin dengan kondisi super panas h3 =h4 dan keluaran dari turbin
berbentuk uap jenuh dimana laju aliran massa yang masuk ke turbin sama
dengan laju aliran massa keluar dari turbin, ini dapat digambarkan dengan
menggunakan diagram T-s berikut:
3
T Cp

2
4
1

s
Gambar 10. DiagramTemperatur (T) – Entropi (S)

Menurut Hukum pertama Thermodinamika, kerja yang dihasilkan oleh suatu


proses siklus adalah sama dengan Jumlah Perpindahan Kalor pada fluida kerja
selama proses siklus tersebut berlangsung. Jadi untuk proses Siklus
1 – 2 – 2’ – 3 – 3’ – 4 – 1
Dengan rumus:
W =  T dS
W = Kerja per satuan berat fluida kerja
Ds = Luas 1 – 2 - 2 – 2’ – 3 – 4 - 1 pada diagaram ( T – s )

Dalam kenyataan Siklus sistem Turbin Uap menyimpang dari Siklus Ideal
(Siklus Rankine ) antara lain karena faktor tersebut dibawah ini :
a) Kerugian dalam pipa atau saluran fluida kerja, misalnya kerugian gesekan
dan kerugian kalor ke atmosfer disekitarnya
b) Kerugian tekanan dalam ketel uap
c) Kerugian energi didalam turbin karena adanya gesekan pada fluida kerja
dan bagian-bagian dari turbin.
b. Prinsip Kerja Turbin Uap
Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :
Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari
uap dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.
Tekanan uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk
ke dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih
besar dari pada saat masuk ke dalam nosel. Uap yang memancar keluar
dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan
dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah
antara sudu turbin itu dibelokkan kearah mengikuti lengkungan dari sudu
turbin. Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong
dan kemudian memutar roda dan poros turbin.
Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti
hanya sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu
turbin yang berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan
sudu turbin dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris
sudu gerak. Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris
pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide
blade ) yang berguna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap
dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan arah yang tepat.
Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat
dibuat sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat
dimanfaatkan sebanyak mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin
menjadi lebih tinggi karena kehilangan energi relatif kecil.
c. Klasifikasi turbin uap
Turbin Uap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang berbeda
berdasarkan pada konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut peoses
penurunan tekanan uap sebagai berikut:
Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerjanya
 Turbin Impulse
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana berrotor
satu atau banyak (gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu pada rotor itu.
Sudu biasanya simetris dan mempunyai sudut masuk dan sudut keluar.
- Turbin satu tahap.
- Turbin impuls gabungan.
- Turbin impuls gabungan kecepatan.
Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:
- Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya
terjadi pada sudu diam / nosel.
- Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan
Tekanan Rata.
 Turbin Reaksi
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari
baris sudu tetap dan dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi
dapat dibedakan dengan mudah dari sudu impuls karena tidak simetris,
karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan sudu tetap
walaupun arahnya lengkungnya berlawanan. Ciri-ciri turbin ini adalah :
- Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak
- Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan
Bertingkat.
Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan
Dalam Turbin
 Turbin Tunggal ( Single Stage )
Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk daya
kecil, misalnya penggerak kompresor, blower, dll.
 Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).
Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya
besar. Pada turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga
turbin tersebut terjadi distribusi kecepatan / tekanan.
Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap
a) Turbin Kondensasi.
Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam
kompresor.
b) Turbin Tekanan Lawan.
Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm sehingga masih
dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain.
c) Turbin Ekstraksi.
Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses
pemanasan lain, misalnya proses industri.

Prinsip Kerja Turbin Uap Jenis Bertingkat 905 TG – 1 / 2 / 3 / 4


Turbin pembangkit listrik tenaga uap UP II Dumai adalah turbin yang
mempunyai Condensing Axial Flow Type dan memiliki turbin jenis bertingkat.
Turbin uap yang diinjeksikan steam LP kedalam turbin dan keluaran dalam
bentuk condence (uap jenuh) dan disebut dengan turbin uap kondensasi.
Besarnya tekanan keluaran 0,04 bar sampai dengan 0,1 bar. Turbin uap dibuat
dengan daya yang telah ditentukan. Daya yang dihasilkan turbin diperoleh dari
selisih entalphi (panas jatuh) dan kapasitas uap ( massa aliran uap persatuan
waktu ) yang masuk kedalam turbin. Dan pada saat transformasi energi
didalam turbin terjadi kerugian, sehingga daya yang dihasilkan turbin dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
P = h . ms . i . m dalam KW
Dimana :
h : selisih entalpi dari ekspansi esentropik antara uap baru masuk kedalam
turbin dengan uap bekas yang keluar dari turbin, dalam KJ/Kg.
Ms : kapasitas uap (massa uap yang masuk kedalam turbin persatuan
waktu).
i : Rendemen dalam turbin.
m : Rendamen mekanis dari turbin.

Dan randemen dari kopling dari turbin


I . m = c

Besarnya harga randemen dari turbin tergantung dari kepada sistem sudu-
sudu turbin. Pada turbin bertingkat deretan sudu ada dua atau lebih sehingga
dalam turbin tersebut terjadi distribusi kecepatan / tekanan, tegantung dari jenis
turbin ( aksi dan reaksi ) serta hasil-hasil fabrikasi.

Proses Induction Steam Turbin.


Proses pemasukan uap di turbin uap 905–GT 1/2/3/4 secara sederhana :
Uap masuk kedalam emergency stop valve, dimana fungsinya menutup total
suplay uap dari boiler ke turbin dalam waktu yang singkat. Setelah dari stop
valve, uap melewati HP control valve. Control valve ( katup pengatur ) ini
digerakkan oleh sebuah balok yang diatur naik atau turun oleh sebuah silinder
melalui serangkai tuas. Silinder ini menerima sinyal dari Governor.

Katup pengatur uap tekanan tinggi (HP Control Valve) mengatur jumlah uap
yang masuk ke nosel (pipa semprot), yang selanjutnya menggerakkan turbin
impuls satu tingkat. Energi uap yang masih tersisa kemudian menggerakkan
turbin reaksi yang terdiri atas 14 tingkat. Desain turbin ini memungkinkan
penggunaan uap tekanan rendah (LP steam) yang diijeksikan/induction untuk
membantu menggerakkan turbin reaksi tingkat ke 13 dan tingkat ke 14.

Pola operasi dengan uap tekanan rendah yang bertekanan konstan diatur oleh
LP control valve ( katup pengatur uap tekanan rendah ). Governor mengatur
aliran uap tekanan rendah dan daya keluaran turbin yang tidak saling
bergantung satu sama lainnya. Uap yang telah diekspansikan keluar melalui
pipa buangan berdiameter 70 inchi. Pipa buangan dari tiap turbin 905 - TG
1/2/3/4 bergabung pada satu pipa berdiameter 110 inchi yang selanjutnya
mengalirkan uap dan kondensat ke surface condensor (pendingin dengan
media udara). Sebelum air tersebut dikembalikan ke Boiler (ketel), air
kondensat digabungkan dengan air yang ada pada bak penampung dan
dipompakan ke Turbin 1 Tingkat yang berjumlah dua buah untuk menjaga
kekurangan kuantitas air ke Boiler. Air dikembalikan kembali ke boiler untuk
diubah menjadi uap kembali, jadi sistem yang digunakan adalah sistem
tertutup.

Rumah turbin terbagi dua dalam arah horizontal yang dipasangkan pada
dudukan Bantalan (Bearing Pendestal ). Pipa keluaran uap dan kondensat
dihubungkan dengan turbin memakai sambungan Flens dan arah aliran
kebawah. Poros turbin terbuat dari baja tempa yang kemudian dikerjakan
dengan proses permesinan. Sudu turbin terdiri dari sudu impuls dan sudu
reaksi. Bantalan Luncur ( Jounal Bearing ) penyangga poros terdiri dari dua
bahagian. Dudukan bagian depan juga merupakan Rumah Bantalan Aksial
(Trust Bearing) yang meredam gaya aksial. Kelonggaran yang tepat antara
sudu tetap dengan sudu gerak akan menghasilkan pemanfaatan energi yang
optimum.

Balancing Piston dipasang pada turbin untuk mengimbangi gaya aksial yang
ditimbulkan oleh sudu reaksi. Besarnya gaya aksial bergantung kepada beban
yang terjadi yang kelebihannya ditahan oleh bantalan aksial. Pada saat
bersamaan Balancing piston menyekat uap tekanan tinggi didaerah sudu
impuls. Diafragma memisahkan uap bertekanan tinggi dengan uap bertekanan
rendah. Turbin dikontrol oleh governor hidrolik.

Pompa pelumas utama dan Impeler dari governor diputar oleh turbin melalui
roda gigi. Governor adalah sebagai pengatur yang berfungsi untuk mengurangi
aliran uap ke turbin bila kecepatan putar melebihi yang diinginkan (Over
Speed).

 PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)


Komponen utam sistem Penggerak mula (prime mover) pada PLTG adalah turbin
gas
a. Pengertian Turbin Gas
Turbin adalah salah satu mesin termal, di mana energi panas (heat energy)
yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar (umumnya cair atau gas)
ditransformasikan ke roda turbin (rotor) yang menghasilkan putaran dan kerja
(mekanikal). Terminologi lain bahwa Turbin Gas adalah peralatan yang
mengkonversi termal menjadi energi mekanis dalam bentuk kerja putaran
poros. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu
kompresor, ruang bakar dan turbin gas.

Gambar 11. Skema Kerja Heat Engine


Penggunaan Turbin Gas dibagi menjadi dua, yaitu :
 Pada bidang Aviasi (penerbangan). Digunakan sebagai mesin yang
menghasilkan daya dorong pada pesawat terbang ( Aeroderivatif). Turbin
gas dinilai sangat cocok sebagai motor propulsi pesawat terbang karena
memiliki bobot yang ringan dimensi yang ringkas,sehingga tidak
memerlukan banyak ruangan, serta mampu menghasilkan daya yang
besar. hal ini menjadi penting karena adanya kecenderungan terbang pada
kecepatan tinggi serta jarak jelajah yang panjang dan muatan yang
bertambah berat.

Gambar 12. Aplikasi Turbin Gas Pada Pesawat Terbang


 Pada bidang Industri. Turbin gas digunakan untuk menggerakkan
bermacam-macam peralatan, seperti pompa, generator listrik, dan
kompresor.

Gambar 13. Turbin gas Untuk Industri (Pembangkit Listrik)

Sejarah Turbin Gas


Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai
fluida kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi
mekanik berupa putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga
menghasilkan daya. Bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin
dan bagian turbin yang diam disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar
poros daya yang menggerakkan beban (generator listrik, pompa, kompresor
atau yang lainnya). Turbin gas merupakan salah satu komponen dari suatu
sistem turbin gas. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga
komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas. Menurut Dr. J. T.
Retaliatta, sistim turbin gas ternyata sudah diken al pada jaman “Hero of
Alexanderia”. Disain pertama turbin gas dibuat oleh John Barber seorang
Inggris pada tahun 1791. Sistem tersebut bekerja dengan gas hasil
pembakaran batu bara, kayu atau minyak, kompresorn ya digerakkan oleh
turbin dengan perantaraan rantai roda gigi. Pada tahun 1872, Dr. F. Stolze
merancang sistem turbin gas yang menggunakan kompresor aksial bertingkat
ganda yang digerakkan langsung oleh turbin reaksi tingkat ganda. Tahun 1908,
sesuai dengan konsepsi H. Holzworth, dibuat suatu sistem turbin gas yang
mencoba menggunakan proses pembakaran pada volume konstan. Tetapi
usah a tersebut dihentikan karena terbentur pada masalah konstruksi ruan g
bakar dan tekanan gas pembakaran yang berubah sesuai beban. Tahun 1904,
“Societe des Turbomoteurs” di Paris membuat suatu sistem turbin gas yang
instruksinya berdasarkan disain Armen gaud dan Lemate yang menggunakan
bahan bakar cair. Temperatur gas pembakaran yang masuk sekitar 450 C
dengan tekanan 45 atm dan kompresornya langsung digerakkan oleh turbin.
Selanjutnya, perkemban gan sistem turbin gas berjalan lambat hingga pada
tahun 1935 sistem turbin gas mengalami perkembangan yang pesat dimana
diperoleh efisiensi sebesar lebih kurang 15 %. Pesawat pancar gas yang
pertama diselesaikan oleh “British.

Thomson Houston Co” pada tahun 1937 sesuai dengan konsepsi Frank Whittle
(tahun 1930). Saat ini sistem turbin gas telah banyak diterapkan untuk berbagai
keperluan seperti mesin penggerak generator listrik, mesin industri, pesawat
terbang dan lainnya. Sistem turbin gas dapat dipasang dengan cepat dan biaya
investasi yang relatif rendah jika dibandingkan dengan instalasi turbin uap dan
motor diesel untuk pusat tenaga listrik.
Kelebihan turbin gas
Efisien
Rasio kompresi tinggi ( 20:1 )
Simple
Relatif ringan bobotnya.
Kekurangan Turbin Gas
Desain kompleks
Mahal
Komponen-komponenUtama padaTurbin gas
- Kompresor Aksial
Yang dimaksud aliran axial adalah bahwa jalan aliran udara arahnya
paralel atau memanjang searah dengan shaft dari rotor .Kompresor aksial
terdiri dari beberapa tingkat (dapatmencapai30tingkat), masing-masing
tingkat terdiri dari satu baris sudu gerak pada rotor, dan satu baris sudu
tetap pada stator untuk memperoleh efisiensi yang tinggi diperlukan rasio
kompresi yang tinggi. Namun, karena dalam satut ingkathanya dapat
memberikan kenaikan tekanan yang kecil, maka kenaikan tekanan yang
diperoleh dalam satubaris sudu tidak besar. Dengan demikian untuk
memperoleh effisiensi yang tinggi diperlukan beberapa tingkat kompresor
aksial dalam seri. Komponen utama sebuah kompresor aksial adalah rotor
dengan sudu– sudu gerak dan stator dengan sudu–sudu tetap.
Penampang suduber bentuk airfoil. Biasanya sudu dipasangkan longgar
pada rotor untuk memberi ruang pemuaian saat sudah panas ketika
beroperasi [2 &3].
- Ruang Bakar
Ruang bakar sangat menentukan mutu gas pembakaran,bukan hanya dari
segi energi yang disediakan tetapi juga emisi gas buangnya.Untuk
menjamin hal tersebut maka ruang bakar turbin gas harus memenuhi
syarat-syarat berikut ini:
1) Efisiensi pembakaran yang tinggi, bahan bakar harus terbakar
sempurna sehingga semua energi kimia dapat dikonversi menjadi
energi panas.
2) Distribusi temperatur keluar ruang bakar yang sama.
3) Emisi polutan (CO, NoX, SoX) dan asap yang rendah
4) Harga yang murah dan mudah perawatannya. Maka konstruksi harus
sederhana serta dibuat dari material yang tidak mahal.
5) Tahan lama. Konstruksi dan material yang baik serta pendinginan yang
baik.
Ada beberapa jenis ruang bakar :
1. Tubular
Konstruksi yang tegar dan kuat
Aliran bahan bakar dan aliran udara mudah dipadukan.
Berat total material ringan
Mudah pemeriksaan dan penggantian.
Volume dan penampang frontal besar

Gambar 14 .melintang titik nyala pada ruang bakar tubular


Gambar 15. Potongan gambar ruang bakar tubular

2. Anular
Penampang frontal minimum
Penyalaan lebih mudah
Relatif tidak banyak membentuk asap
Pendinginan dan pembersihannya lebih mudah

Gambar 16. Gambar melintang pada ruang bakar anular[3]


Gambar 17. Potongan gambar ruang bakar anular[1]

3. Turbo-anular atau kanular


Pola aliran bahan bakar dan aliran udara mudah disesuaikan

Gambar 18. Gambar melintang titik nyala pada ruang bakar turbo anular

Gambar 19 Potongan gambar ruang bakar turboanular atau kanular


Ruang bakar terdiri dari tabung luar dan tabung dalam, tabung luar
merupakan bungkus dan sekaligus struktur penyangga ruang bakar.
Sedangkan tabung dalam membentuk atau membatasi ruang dimana
proses pembakaran itu berlangsung. Didalam tabung dalam terdapat
penyemprot bahan bakar dan penyala, dan pemegang nyala (flame holder)
yang berfungsi memperlambat aliran, membentuk vorteks atau turbulensi,
sehingga api pembakaran terbakar sempurna dan tetap ditempat. Hanya
sekitar 20–30% udara yang digunakan untuk pembakaran pada beban
penuh (full load). Sedangkan sisanya akibat panas dari api pembakaran
akan mengembang atau berekspansi melalui sudu-sudu turbin. Udara
yang digunakan untuk pembakaran itulah yang disebut Primary Air dan
jumlahnya diatur oleh banyak dan besarnya lubang-lubang combustor,
tempatur dara tersebut masuk kedaerah pembakaran. Sebelum digunakan
untuk proses pembakaran, sebagian dari primary air diarahkan melalui
lubang-lubang disekeliling combuster untuk membentuk selubung (layers)
udara yang berfungsi untuk melindungi dinding kombustor dari sentuhan
api. Disebelah bawah kombustor, dimasukkan aliran udara yang disebut
Secondary Air. Aliran udara ini bercampur dengan gas panas hasil
pembakaran (primary air), untuk mencegah masuknya aliran yang sangat
panas ke dalam turbin. Udara sekunder (cooling air) tersebut juga
berfungsi mendinginkan ruang bakar, nozzle blade, dan turbin disc.

Tanpa adanya aliran udara tersebut maka ruang bakar akan menjadi bola
api yang besar yang bertemperatur kira-kira 3500 derajat Fahrenheit
(1927deg.C). Letak penyala pada kombuster ditetapkan berdasarkan
pengalaman dan pengujian, yaitu ditempat dimana campuran bahan
bakar–udara paling mudah terbakar tetapi juga dilindungi dari api yang
panas. Hal tersebut disebabkan karena fungsi penyala adalah menyalakan
campuran bahan bakar–udara sampai terjadi pembakaran yang tetap atau
stabil, setelah itu tidak bekerja atau dimatikan [2 &3].

- Turbin Aksial
Bagian turbin merubah panas dari pembakaran diruang bakar menjadi
tenaga putar mekanis. Sama seperti kompresor, bagian turbin juga terdiri
dari beberapa deret sudu-sudu yang berputar dan tidak berputar. Sudu-
sudu yang berputar tersebut disebut rotorblade dan sudu-sudu yangtidak
berputar pada turbin disebut nozzle. Karena proses aliran gas didalam
turbin adalah ekspansi, sudu turbin dapat dibuat dengan sudut belok lebih
besar dari pada sudu kompresor. Hal tersebut memungkinkan konversi
energi pertingkat yang lebih besar pula. Maka tidak mengherankan jika satu
tingkat turbin dapat menghasilkan daya untuk menggerakkan 12 atau lebih
tingkat kompresor dengan effisiensi yang cukup tinggi.Perlukiranya
disebutkan disini bahwa pada unit daya tinggi, turbin dibuat dengan
beberapa tingkat karena keterbatasan kemampuan satu tingkat turbin
untuk menyerap semua energi gas yang tersedia itu sekaligus secara
efisien [2 &3].

Komponen Pendukung Turbin gas


Variable Inlet GuideVane (VIGV)
Terletak pada 1atau 2 tingkat sudu stator pertama kompresor. Berfungsi
mengatur aliran massa udara supaya bisa menyesuaikan dengan keadaan
pada saat start, akselerasi , dan deselerasi kompresor[4 &5].

Gambar 20. Potongan gambar VIGV[4]

Bleed Valve
Terletak dikompresor dan sebelum diatas rumah ruang pembakardan
mempunyai saluran untuk membuang aliran udara kompresor dengan tidak
melewati ruang bakar dan bagian turbin. Berfungsi untuk mengurangi
tekanan balik atau back pressure pada kompresor dan juga mengurangi
beban yang diterima turbin. Sekitar 10-15% dari jumlah aliran udara pada
saat itu dibuang [4 &5].
Gambar 21. Potongan gambar Bleed valve

Pada saat pembakaran, temperatur dalam ruang bakar akan meningkat


dengan cepat. Kenaikan temperatur ini menyebabkan volume dan
kecepatan aliran tersebut bertambah besar, tapi tekanannya tetap. Dari
proses pembakaran, gas mengalami proses ekspansi yang kemudian
diarahkan oleh nozzle untuk mendorong sudu-sudu rotor turbin sehingga
turbin akan berputar.

Turbin pada RRAVON adalah kombinasi dari cara impuls dan reaksi.
Pergerakan pertama dari rotor adalah dengan cara impuls, yaitu gas
membentur dan mendorong sudu rotor untuk mulai berputar, tetapi gas
yang berekspansi setelah melewati sudu akan bertambah kecepatannya
sehingga menghasilkan proses reaction yang menyebabkan perputaran
secara terus-menerus. Gas yang berekspansi tersebut kemudian memutar
rotor turbin, sehingga energinya berkurang menyebabkan turunnya
tekanan dan temperatur gas tersebut setelah berekspansi.

Pada RRAVON, terdapat 3 tingkat (stage) sudu pada turbin, dimana


terpasang dalam 2 bagian shaft yang berbeda pada RRAVON 2 stage GG
dan1 stage power turbin terhubung secara split shaft. Dua tingkat sudu
pertama untuk gas producer generator dan satu tingkat terakhir untuk
power turbin. Sekitar 2/3 dari jumlah tenaga dihasilkan oleh gas producer
rotor. Gas producer generator adalah stage pada turbin yang tenaganya
digunakan untuk memutar engine kompresor dan perlengkapannya.
Misalnya compressor package, generator, pompa dan lain-lain. Dan 1/3
jumlah tenaga sisanya pada turbin dihasilkan oleh power turbin rotor yang
terletak pada turbin tingkat 3 digunakan untuk menggerakkan peralatan
yang diinginkan seperti gas kompresor, dll. Gas sisa ekspansi tersebut
dikeluarkan melalui exhaust ke atmosfir [4].

Difuser
Difuser adalah alat atau saluran yang berfungsi menaikkan tekanan fluida
dengan jalan menurunkan kecepatannya. Atau, difuser adalah alat yang
mengubah energi kinetik menjadi tekanan. Difuser tidak menghasilkan
atau memerlukan kerja mekanik.

VELOCITY= DEREASING PRESSURE= INCREASING TEMPERATURE= INCREASING


Gambar 22. Skema aliran udara dari kompresor ke ruang bakar [2]
Fungsi diffuser disini adalah untuk memperlambat kecepatan (velocity)
udara. Sehingga udara bercampur dengan bahan bakar dengan
sempurna.

Nozel
Nozel adalah alat atau saluran yang berfungsi menaikkan kecepatan fluida
dengan jalan menurunkan tekanannya. Atau, nozel adalah alat untuk
mengekspansikan fluida sehingga kecepatannya bertambah besar.
Sepertidifuser, nozzel tidak menghasilkan atau memerlukan kerja mekanik
; maka untuk nozzel W=0[3, 4,&5].

Prinsip Kerja Sistem Turbin Gas


Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).
Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara
tersebut, sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara
bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan
proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan
bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan
konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan
temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui
suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu
turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar
kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll.
Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran
buang (exhaust).

Gambar 23. turbin gas pesawat terbang

Turbin gas yang dipakai industri dapat dilihat pada gambar 34, cara kerjanya
sama dengan turbin gas pesawat terbang. Motor starter dinyalakan untuk
memutar kompresor, udara segar terhisap masuk dan dimampatkan.
Kemudian, udara mampat dengan temperatur dan tekanan yang cukup tinggi

(200oC, 6bar) mengalir masuk ruang bakar, bercampur dengan bahan bakar.
Campuran udara mampat bahan-bakar kemudian dinyalakan dan terjadi
proses pembakaran, temperatur gas pembakaran naik drastis. Gas

pembakaran dengan temperatur tinggi (6bar, 750oC) berekspansi pada turbin,


sehingga terjadi perubahan energi, dari energi panas menjadi energi putaran
poros turbin. Gas pembakaran setelah berekspansi diturbin, lalu keluar
sebagai gas bekas. Selanjutnya, turbingas bekerja dengan putaran poros
turbin, yaitu sebagai sumber tenaga penggerak kompresor dan generator
listrik.
Gambar 24. Turbin gas untuk industri (pembangkit listrik)

Persamaan turbin gas dengan motor bakar adalah pada proses


pembakarannya yang terjadi di dalam mesin itu sendiri, disamping itu proses
kerjanya adalah sama yaitu hisap, kompresi, pembakaran, ekspansi dan
buang. Perbedaannya adalah terlatak pada kontruksinya, motor bakar
kebanyakan bekerja gerak bolak balik (reciprocating) sedangkan turbin gas
adalah mesin rotasi, proses kerja motor bakar bertahap (intermiten), untuk
turbin gas adalah kontinyu dan gas buang pada motor bakar tidak pernah
dipakai untuk gaya dorong.
Gambar 25. Mesin pembakaran dalam (turbin gas dan motor bakar)

Turbin gas bekerja secara kontinyu tidak betahap, semua proses yaitu hisap
kompresi, pembakaran dan buang adalah berlangsung bersamaan. Pada
motor bakar yang prosesnya bertahap yaitu yang dinamakan langkah, langkah
hisap,kompresi, pembakaran,ekspansidan langkah buang, antara langkah
satu dan lainnya saling bergantung dan bekerja bergantian. Pada proses
ekspansi turbin gas, terjadi perubahan energi dari energi panas menjadi energi
mekanik putaran poros turbin, sedangkan pada motor bakar pada langkah
ekspansi terjadi perubahan dari energi panas menjadi energi mekanik gerak
bolak-balik torak. Dengan kondisi tersebut, turbin gas bekerja lebih halus tidak
banyak getaran.
Gambar 26. Perbandingan turbin gas dan mesin diesel

Turbin gas banyak digunakan untuk mesin propulsi atau jet, mesin automotiv,
tenaga pembangkit listrik [gambar 37], atau penggerak peralatan-peralatan
industri seperti penggerak kompresor atau pompa. Daya yang dihasil kan turbin
gas mulai dari 250000 HP untuk pembangkit listrik sampai 5HP pada turbo
charger pada mesin motor.

Keunggulan dari turbin gas adalah mesinnya yang ringan dan ukuran yang
kecil bisa menghasilkan daya yang besar. Sebagai contoh pada gambar 37
adalah turbin gas yang biasa dipakai untuk penggerak generator listrik kecil.
Generator ini banyak dipakai untuk mengantisipasi beban puncak jaringan,
sehingga fungsinya bisa menggantikan kalau terjadi pemadaman listrik.
Gedung-gedung perkantoran, rumah sakit, universitas, perusahaan dan
lainnya, banyak yang menggunakan generator jenis ini. Dibandingkan dengan
penggunaan generator penggerak diesel, dengan penggerak turbin gas
ukurannya menjadi lebih kecil, sehingga bisa menghemat tempat dan mudah
dipindahkan. Pesawat terbang memerlukan mesin dengan persyaratan yang
spesifik yaitu mesin dengan daya besar untuk daya dorong, tetapi ringan juga
dari segi ukuran harus kecil. Dengan alasan tersebut, penggunaan turbin gas
pada pesawat terbang menjadi pilihan yang tepat, dan tidak bisa digantikan
jenis mesin lain. Pada industri dan pembangkitan listrik turbin gas sangat
menguntungkan karena mesin mudah diinstal, operasinya tidak ruwet, dan
tidak memerlukan ruangan yang besar.

Klasifikasi Turbin Gas


Turbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklusnya, kontruksi poros dan
lainnya. Menurut siklusnya turbin gas terdiri dari:
 Turbin gas siklus tertutup (Close cycle)
 Turbin gas siklus terbuka (Open cycle)
Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada
turbin gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang ke
udara atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida kerjanya
didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal. Dalam industri turbin gas
umumnya diklasifikasikan dalam dua jenis :
 Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)
Turbin jenis ini digunakan untuk menggerakkan generator listrik yang
menghasilkan energi listrik untuk keperluan proses di industri.
 Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)
Turbin jenis ini merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin bertekanan
tinggi dan turbin bertekanan rendah, dimana turbin gas ini digunakan untuk
menggerakkan beban yang berubah seperti kompresor pada unit proses.
Siklus Turbin Gas
Tiga siklus turbin gas yang dikenal secara umum yaitu:
a. Siklus Ericson
Merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang terdiri dari
dua proses isotermis dapat balik (reversible isotermic) dan dua proses
isobarik dapat balik (reversible isobaric). Proses perpindahan panas pada
proses isobarik berlangsung di dalam komponen siklus internal
(regenerator), dimana effisiensi termalnya adalah : hth = 1 – T1/Th, dimana
T1 = temperatur buang dan Th = temperatur panas.
b. Siklus Stirling
Merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua proses
isotermis dapat balik (isotermal reversible) dengan volume tetap
(isokhorik). Efisiensi termalnya sama dengan efisiensi termal pada siklus
Ericson.
c. Siklus Brayton
Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas,
sehingga saat ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat
mesin turbine atau manufacturer dalam analisa untuk performance
upgrading. Siklus Brayton ini terdiri dari proses kompresi isentropik yang
diakhiri dengan proses pelepasan panas pada tekanan konstan. Pada
siklus Bryton tiap-tiap keadaan proses dapat dianalisa secara berikut.

Gambar 27. Siklus Brayton

Proses 1 ke 2 (kompresi isentropik). Kerja yang dibutuhkan oleh kompresor:


Wc = ma (h2 – h1). Proses 2 ke 3, pemasukan bahan bakar pada tekanan
konstan. Jumlah kalor yang dihasilkan: Qa = (ma + mf) (h3 – h2). Proses 3 ke
4, ekspansi isentropik didalam turbin. Daya yang dibutuhkan turbin: WT = (ma
+ mf) (h3 – h4). Proses 4 ke 1, pembuangan panas pada tekanan konstan ke
udara. Jumlah kalor yang dilepas: QR = (ma + mf) (h4 – h1)

Efisiensi Turbin Gas


Pemakaian turbin gas banyak menguntungkan sebagai pengganti sumber
penggerak lain, seperti yang sudah diuraikan diatas,yaitu turbin gas bentuknya
lebih simple dan tidak banyak memakan tempat. Kalau dibandingkan dengan
turbin uap, turbin gas lebih mudah dioperasikan, mudah dikendalikan dan
instalasinya lebih sederhana. Akan tetapi,secara actual efisiensi turbin gas
masih rendah. Sudah banyak metode yang digunakan untuk menaikan
efisiensi tersebut.
Dari gambar 38 diagram p-v dan t-s,dapat dilihat bahwa; Pemasukan panas
berlangsung pada tekanan tetap;
q masuk =mcp(T3− T2)
Pengeluaran panas juga pada tekanan konstan
q keluar =mcp(T4− T1)

Sehingga,kerja berguna dapat dirumuskan sebagai berikut;


Wberguna=qmasuk-qkeluar.=mcp(T3-T2)-mcp(T4-T1)

Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan kerja berguna dengan energi


kalor yang masuk, dirumuskan sebagai berikut;

Bisa ditulis dalam bentuk;

Dimana Cp kapasitasjenispadatekanankonstan

Dapat dilihat dari perumusan diatas, bahwa untuk menaikan efisiensi turbin gas,

kompresor yang di gunakan harus memiliki perbandingan tekanan yang

tinggi, sehingga pemakaian bahan bakar lebih sedikit. Kenaikan perbandingan


tekan tidak selamanya menaikan daya turbin, pada perbandingan tekanan
tertentu, daya turbin mencapai maksimum, selanjutnya daya yang berguna akan
kembali turun. Hal ini dikarenakan, pada perbandingan tekanan yang tinggi
diperlukan kerja kompresor yang besar, padahal kerja kompresor mengambil
dari daya turbin. Dengan alasan tersebut, bisa dipahami kenaikan perbandingan
tekanan tidak selalu menguntungan pada nilai tertentu.

Bagian dari kerja turbin yang digunakan untuk menggerakan kompresor


dinamakan back work ratio [gambar 2.29]. Perbandingan daya pada turbin gas
biasanya 3:2:1,3 untuk daya turbin, 2 untuk kompresor, dan 1 untuk generator
listrik. Sebagai contoh untuk menggerakan generator listrik 100kW, turbin gas
harus mempunyai daya 300kW, karena harus menggerakkan kompresor
sebesar 200 kW.

Gambar 28. Backwork turbin gas

Dengan alasan itu, banyak factor yang harus diperhatikan terutama untuk
mengoptimalkan kerja kompresor. Sebagai contoh, suhu masuk kompresor T1
tidak terlalu tinggi, dengan alasan pada suhu yang tinggi kerja kompresor
bekerja lebih berat. Dengan kerja kompresor lebih berat, daya yang diambil
dari daya turbin lebih banyak sehingga mengurangi bagian yang lainnya.

Bahan Bakar, Pelumasan, Dan Pendinginan


Bahan Bakar
Fuel System. Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system
dengan tekanan sekitar 15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan
bakar harus bebas dari cairan kondensat dan partikel-partikel padat. Untuk
mendapatkan kondisi tersebut diatas maka sistem ini dilengkapi dengan knock
out drum yang berfungsi untuk memisahkan cairan-cairan yang masih terdapat
pada fuel gas.
Pelumasan
Lube Oil System. Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan
secara kontinu pada setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil disirkulasikan
pada bagian-bagian utama turbin gas dan trush bearing juga untuk accessory
gear dan yang lainnya. Lube oil system terdiri dari:
 Oil Tank (Lube Oil Reservoir)
 Oil Quantity
 Pompa
 Filter System
 Valving System
 Piping System
 Instrumen untuk oil
Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai
lube oil guna keperluan lubrikasi, yaitu:
1) Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP
shaft pada gear box yang mengatur tekanan discharge lube oil.
2) Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan oleh
tenaga listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pump turun.
3) Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua
pompa diatas tidak mampu menyediakan lube oil.

Sistem Pendingin
Cooling System. Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air
dan udara. Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada
section dan bearing. Komponen-komponen utama dari cooling system adalah:
 Off base Water Cooling Unit
 Lube Oil Cooler
 Main Cooling Water Pump
 Temperatur Regulation Valve
 Auxilary Water Pump
 Low Cooling Water Pressure Swich

 PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap)


Komponen utama sistem Penggerak mula (prime mover) pada PLTGU adalah
turbin gas dan turbin uap.

Proses Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)


Pada proses pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) ini mempunyai ciri
yang khas dari pembangkit-pembangkit pada lain yaitu dapat menjadi proses
gas saja (PLTG) atau dapat juga di combine sehingga menjadi pembangkit
listrik tenaga uap (PLTGU), dengan cara combine ini proses dari pembangkitan
listrik ini menjadi efisien. Pembangkit listrik ini biasanya menjadi penombang
tambahan pada saat beban listrik mengalami beban puncak. Pada PLTGU ini
dapat langsung online ke sistem trasmisi dengan cepat selama 15 menit, ini
merupakan salah satu kelebihan dari PLTGU. Secara garis besar dalam
proses pembangkitan ini adalah :
Gambar 29. PLTGU Tambak Lorok Semarang

Sering juga disebut sebagai pembangkitan listrik tenaga gas uap dengan
sistem open cycle. Hal ini dikarenakan pada prosesnya gas buangan yang
dihasilkan gas turbin setelah terjadi proses produksi listrik langsung dibuang
ke cerobong atau langsung di bypass melalui cerobong exhaust. Gas buangan
yang dibuang oleh gas turbin tersebut bersuhu 500oC.

Gambar 30. Bagan proses di PLTG

Proses pembangkitan secara awal yaitu mempersatukan bahan-bahan yang


akan digunakan sebagai bahan pembakaran, terdapat 3 elemen yang
dibutuhkan untuk menjadikan pembakaran yang dihasilkan sempurna yaitu
terdapat udara, bahan bakar dan kemudian api. Maka pada bagan diatas
bahan bakar dipompa dan disemprotkan secara bersama-sama beserta udara
yang terlebih dahulu dihisap dari udara sekitar menggunkan tenaga starting
motor crangking disaring melalui air filter dan dihembuskan melalui kompresor
akan bertemu diruang pembakaran, dan elemen api dihasilkan dari percikan
busi yang terdapat dalam ruang pembakaran. Ruang pembakaran
disebut combustion system.
Gambar 31. Proses terjadinya pembakaran

Kemudian uap yang dihasilkan akan memutar turbin yang telah dikopel
terhadap generator singkron, pada PLTG itu sendiri disebut GTG (gas turbine
generator). Pada PLTGU tambak lorok Semarang mempunyai 3 GTG dari 6
unit yang dimiliki. Setelah itu generator akan membangkitkan listrik 11 kV dan
akan dinaikan teganganya oleh trafo menjadi 150 kV dan ditrasmisikan ke
jaringan.

Gambar 34. Proses PLTGU

Uap yang dihasilkan ketika terjadi open cycle adalah 500oC hal ini
mengindikasikan dari energi tersebut masih bisa dimanfaatkan, maka uap yang
dihasilkan turbin uap pada proses open cycle tersebut tidak langsung dibuang
melalui cerobong exhaust melainkan digunakan kembali dialirkan ke HRSG
(heat recovery steam generator) yang pada nantinya uap tersebut akan
memasak air sehingga uap yang dihasilkan melalui pemasakan air tersebut
akan memutar turbine yang telah dikopel dengan generator. Pada PLTGU itu
sendiri disebut STG (steam turbine generator). Pada PLTGU tambak lorok
mempunya 1 STG dari 6 unit yang dimiliki, sama seperti pada saat digunakan
open cycle energi listrik yang dihasilkan pada nantinya akan ditrasmisikan ke
jaringan. Namun dalam menambah keefisiensianya uap yang dihasilkan turbin
pada proses PLTGU akan diarahkan ke kondensator untuk diembunkan dan
nantinya akan menghasilkan air dengan kadar elektrolit yang rendah, lalu air
tersebut akan dialirkan ke daerator, di daerator air tersebut akan dihilangkan
kadar oksigenya atau gas-gas terlarut lainnya, karena oksigen dan gas-gas
terlarut lainya akan menimbulkan korosi pada pipa-pipa. Kemudian dari
daerator air kan di tampung feed water pump dan kemudian air tersebut akan
dialirkan ke pipa-pipa air HRSG kembali. Ini yang dinamakan proses close
cycle. Daya keluaran PLTGU tambak lorok Semarang pada tiap GTG dan STG
ialah 100 MW.

Komponen-komponen pada PLTGU


Secara garis besar komponen yang terdapat pada PLTGU adalah sebagai
berikut :
1) Alat Bantu pada Boiler
Boiler atau ketel uap adalah suatu alat yang digunakan untuk memproduksi
uap dengan tekanan dan temperature tertentu.Uap yang dihasilkan
digunakan untuk menggerakkan turbin uap sehingga dari turbin uap
tersebut akan didapatkan energi mekanis. Selanjutnya, energi mekanis ini
akan diubah menjadi energi listrik didalam generator .Adapun boiler sendiri
mempunyai alat-alat bantu seperti berikut :
a) Economizer
Economizer adalah alat yang digunakan untuk memanaskan air pengisi
ketel dengan media pemanas energi kalor yang terkandung didalam
gas bekas. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan air pengisi ketel
yang suhunya tidak jauh berbeda dengan air yang terdapat pada boiler
drum, serta untuk menaikkan efisiensi boiler.
b) Drum Uap / Steam Drum
Steam drum adalah alat yang digunakan untuk memisahkan bagian air,
uap basah dan uap kering karena didalam boiler terjadi pemanasan
bertingkat. Setiap unit boiler dilengkapi oleh sebuah steam drum dan
dipasang pada bagian atas dari boiler.
c) Super Heater.
Uap yang dihasilkan boiler drum ada yang masih berupa uap basah ,
dan untuk mendapatkan uap yang betul-betul kering. Uap basah yang
berasal dari boiler drum perlu dipanaskan lagi pada super heater
sehingga uap kering yang dihasilkkan naik ke steam drum dan memutar
sudu – sudu turbin uap. Setiap boiler biasanya dilengkapi dengan dua
buah super heater yaitu primary dan secondary super heater yang
dipasang pada bagian atas dari ruang pembakarn (furnace).
d) Desuper Heater
Desuper Heater merupakan spray water yang digunakan untuk
mengatur temperatur uap yang dialirkan ke turbin. Alat sudah dibuat
sedemikian rupa sehingga bila temperatur uap melebihi ketentuan,
maka desuper heater ini akan menyemprotkan air yang berasal dari
discharge boiler feed pump sampai temperaturnya normal kembali.
e) Soot Blower
Soot Blower merupakan alat pembersih pipa di dalam boiler yang
diakibatkan menempelnya sisa-sisa pembakaran, dengan media
pembersih auxiliary steam.
f) Boiler Feed Pump ( BFP )
Boiler Feed Pump merupakan pompa pengisi air boiler. Pompa tersebut
memompakan deaerator storage tank ke boiler.

2) Alat-alat bantu pada Turbin


a) Condensor
Condensor dibuat dari sejumlah pipa-pipa kecil yang mana air laut
sebagai media pendingin dapat mengalir melalui pipa-pipa tersebut.
Sedangkan uap bekas yang keluar dari turbin akan memasuki sela-
sela pipa kondensor sehingga terjadilah perpindahan panas dari uap
ke air laut yang selanjutnya akan terjadi pengembunan dan kondensasi
uap. Uap yang sudah berubah menjadi air didalam kondensor
ditampung didalam hot well. Fungsi dari condensor adalah sebagai
berikut :
 Menaikkan efisiensi turbin, karena dengan mengusahakan vacuum
didalam kondensor uap bekas dari turbin akan segera dapat keluar
dan tidak memberikan reaksi tekanan terhadap putaran turbin.
 Untuk mengembunkan uap bekas dari turbin dengan media
pendingin air laut yang mengalir melalui pipa-pipa kecil didalam
kondensor sehingga air kondensasi tersebut dapat dijadikan
sebagai air pengisi ketel.
b) Condensate Pump
Setelah air kondensasi terkumpul pada hot well, maka air tersebut
dipompakan oleh condensate pump ke daerator tank dengan melalui
heater.
c) Low Pressure Heater
Alat ini berguna untuk memanaskan air condensate yang berasal dari hot
well, sebelum dimasukkan ke daerator tank. Konstruksi pemanasan ini
terdiri dari pipa-pipa air yang dilalui oleh air condensat dan pada bagian
luarnya dipanasi dengan uap yang diambilkan dari extraction steam dari
turbin.
a) Auxiliary Cooling Water Pump
Pompa ini berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin yang dibutuhkan
untuk mendinginkan minyak pelumas dan gas hydrogen. Air pendingin
yang disirkulasikan pleh pompa ini didinginkan lagi oleh air laut didalam
auxillary cooling water heat exchanger.
b) High Pressure Heater
Alat ini berguna untuk memanaskan air pengisi ketel yang berasal dari
deaerator storage tank, yang selanjutnya akan dikirim ke ketel lewat
economizer. Konstruksi alat ini terdiri dari pipa-pipa air yang dilalui oleh air
boiler feed dan bagian luarnya dipanasi dengan uap.
c) Daerator
Daerator adalah alat yang berfungsi untuk membuang O2 dan gas-gas lain
yang terkandung dalam air kondensat, disamping itu juga berfungsi
sebagai pemanas air kondensat. Alat ini dikonstruksikan dari tray-tray
yang berlapis-lapis sehingga memungkinkan untuk membuat partikel-
partikel air condensate yang dimasukkannya. Dengan adanya air
kondensat yang sudah menjadi partikel-partikel tersebut serta adanya uap
ekstraksi yang disemprotkan, maka akan memungkinkan O2 dan gas-gas
lainnya yang terkandung didalamnya akan terlepas dan dibuang ke
atmosfir.
d) Air Ejector
Air Ejector adalah suatu alat yang dikonstruksikan dari sebuah nozzle
sehingga bilamana dialiri uap akan dapat menarik udara dan gas-gas yang
tidak dapat mengembun didalam kondensor sehingga condensor akan
menjadi vacuum. Dengan adanya kevakuman pada kondensor maka akan
dapat menaikkan efisiensi dari turbin. Alat ini ada dua macam yaitu :
Primming Ejector
Primming Ejector digunakan pada saat start up, kemudian bila
kemampuannya sudah mencapai batas maka penarikan vacuum
dilakukan oleh alat lain.
Air Ejector
Air Ejector digunakan untuk menarik kevakuman setelah melalui
alat primming ejector.

Secara garis besar komponen yang terdapat pada PLTGU adalah sebagai
berikut :
Cranking Motor
Crangking Motor adalah motor yang digunakkan sebagai penggerak awal
saat turbin belum menghasilkan tenaga penggerak generator ataupun
compressor. Motor Crangking mendapatkan suplai listrik yang berasal dari
jaringan tegangan tinggi 150 KV / 500 KV Jawa – Bali.
Air Filter
Air Filter merupakan filter yang berfungsi untuk menyaring udara bebas
agar udara yang mengalir menuju ke compressor merupakan udara yang
bersih.
Compressor
Compressor sebagai penghisap udara luar, dengan terlebih dahulu melalui
air filter. Compressor menghisap udara atmosfer dan menaikkan
tekanannya menjadi beberapa kali lipat ( sampai 8 kali ) tekanan semula.
Udara luar ini akan diubah menjadi udara atomizing untuk sebagian kecil
pembakaran dan sebagian besar sebagai pendingin turbin.
Combustion Chamber
Combustion chamber ( ruang bakar ) adalah ruang yang dipakai sebagai
tempat pembakaran bahan bakar ( solar ) dan udara atomizing. Gas panas
yang dihasilkan dari proses pembakaran di combustion chamber
digunakan sebagai penggerak turbin gas.
Gas Turbine
Gas Turbine adalah turbin yang berputar dengan menggunakan energi Gas
panas yang dihasilkan dari combustion chamber. Hasil putaran dari turbin
inilah yang akan diubah oleh generator untuk menghasilkan listrik.
Selector Valve
Selector Valve merupakan valve yang berfungsi untuk mengatur gas
buangan dari turbin gas, apakah akan dibuang langsung ke udara ataukah
akan dialirkan menuju ke HRSG.
GTG
GTG (Gas Turbine Generator) berfungsi sebagai alat pembangkit listrik
dengan menggunakan tenaga putaran yang dihasilkan dari turbin gas.
Pada PLTGU, satu buah generator ini menghasilkan daya 100 MW. PT.
Indonesia Power Unit Bisnis pembangkitan Semarang memiliki 3 Gas
Turbine generator dengan kapasitas masing-masing adalah 100 MW.
Steam Turbine
Steam Turbine ( Turbin Uap ) adalah turbin yang berputar dengan
menggunakan energi uap. Uap ini diperoleh dari penguapan air yang
berasal dari HRSG ( Heat Recovery Steam Generator ).
STG
STG (Steam Turbine Generator) merupakan generator berfungsi sebagai
alat pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga putaran yang
diperoleh dari turbin uap. Tenaga penggeraknya berasal dari uap kering
yang dihasilkan oleh HRSG dengan putaran 3000 RPM, berpendingin
hidrogen dan tegangan keluar 11,5 KV. Pada PLTGU, satu buah generator
ini menghasilkan daya kurang lebihnya sekitar 200 MW. PT. Indonesia
Power Unit Bisnis pembangkitan Semarang memiliki 1 buah steam turbine
generator untuk bagian PLTGU-nya.
HRSG
HRSG ( Heat Recovery Steam Generator ) UBP Semarang memiliki 2 blok
Combine Cycle Power Plant dengan kapasitas masing-masing 1x 500 MW.
Per bloknya terdiri dari 3 x 100 MW turbin gas dan 1 x 200 MW turbin uap
yang merupakan combine cycle dari sisa gas buang dari GTG.100 oC
tergantung dari load gas turbin dan ambien temperatur. HRSG ini didesain
untuk beroperasi pada turbin gas dengan pembakaran natural gas dan
destilate oil.± 514 oC (HSD) pada outlet flow gas ±Untuk masing-masing
HRSG akan membangkitkan uap sebesar 194,29 ton/jam total flow, pada
inlet flow gas.

Anda mungkin juga menyukai