Anda di halaman 1dari 68

Nama : Chris Conrad Marpaung

NIM : 1905012067
Kelas : ME-4H

BAB I
Turbin Air

A. Pengertian

Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi energi
mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator.
Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik,
turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi.

B. Fungsi
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Gaya jatuh
air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti
kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling
digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator
C. Komponen
a. Rotor, yaitu bagian yang berputar pada sisitem yang terdiri dari :
- Sudu-sudu, berfungsi untuk menerima beban pancaran yang disemprotkan oleh nozzle.
- Poros, berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga yang berupa gerak putar yang dihasilkan oleh
sudu.
- Bantalan, berfungsi sebagai perapat-perapat komponen-komponen dengan tujuan agar tidak
mengalami kebocoran pada sistem.
b. Stator, yaitu bagian yang diam pada sistem yang terdiri dari :
- Pipa pengarah / nozzle yang berfungi untuk meneruskan aliran fluida sehingga tekanan dan
kecepatan fluida yang digunakan didalam sistem besar.
- Rumah turbin, berfungsi sebagai rumah kedudukan komponenkomponen turbin.

D. Instalasi Turbin Air

Pada umumnya turbin air terdiri dari bendungan,pipa pesat,runer dan generator. Penggunaan
turbin air kebanyakan untuk pembangkit tenaga sebagai penggerak generator pada PLTA,karena
mempunyai karakteristik yang cukup memenuhi persyaratan sebagai embangkit tenaga modern.
Persyaratan yang dimaksud adalah:
1. Efisiensi yang baik dan tdak banyak berubah untuk beban dan yang bervariasi.
2. Putaran yang cukuptinggi sehingga dapat dikopel langsung dengan generator.
3. Dapat dikonstruksian dengan poros horizontal dan vertikal.
4. Dapat memanfaatkan beda ketinggian permukaan air yang sangat bervariasi dan kapasitas
aliran dari yang sangar kecil sampai dengan yang sangat besar.
Pada PLTA,tinggi rendahnya putaran sangan berpengaruh terhadap ukuran turbin maupun
generatornya dan secara tidak langung berpengaruh juga terhadap harga dan biaya instalasi.
E. Klasifikasi
Turbin air dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara,namun yang paling utama
adalah klasifikasi turbin air berdasarkan cara turbin air merubah energi potensian menjadi
energi mekanik. Berdasarkan klasifikasi ini,maka turbin air dibagi menjadi dua,yaitu:
1. Turbin impuls
Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang
terdiri dari energi potensial + tekanan + kecepatan) yang tersedia menjadi energi kinetik untuk
memutar turbin, sehingga menghasilkan energi kinetik. Energi potensial air diubah menjadi
energi kinetik pada nozle. Air keluar nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu
turbin. Setelah membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan
momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah turbin
tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nozle tekanannya adalah sama dengan tekanan
atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin
dirubah menjadi energi kecepatan. Contoh turbin impuls adalah turbin Pelton.
2. Turbin reaksi
Turbin reaksi adalah turbin yang cara kerjanya merubah seluruh energi air yang tersedia
menjadi energi kinetik. Turbin jenis ini adalah turbin yang paling banyak digunakan. Sudu pada
turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air
selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner
(bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini
dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam air dan
berada dalam rumah turbin. Turbin reaksi disebut juga dengan turbin tekanan lebih karena
tekanan air sebelum masuk roda turbin lebih besar dari pada tekanan air saat keluar roda turbin.
Secara umum dapat dikatakan bahwa aliran air yang masuk keroda turbin mempunyai energi
penuh, kemudian energi ini dipakai sebagian untuk menggerakkan roda turbin dan sebagian lagi
dipergunakan untuk mengeluarkan air kesaluran pembuangan. Jenis turbin reaksi yang sering
digunakan antara lain, turbin francis, turbin propeler atau kaplan. (Fritz Dietzel, 1988:17).
Berdasarkan arah alirannya, turbin dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu turbin aliran
radial dan turbin aliran aksial.

a. Turbin Aliran Radial Turbin aliran radial adalah turbin yang arah alirannya tegak lurus
dengan arah putaran poros turbin. Turbin dengan aliran radial digunakan untuk laju alir ( aliran
working fluid ) rendah dan dengan perbedaaan tekanan ( difference pressure ) tinggi. b.
Turbin Aliran Aksial Turbin yang sejajar dengan arah putaran poros turbin. Turbin dengan
aliran aksial digunakan untuk laju alir tinggi dan dengan perbedaan tekanan rendah ( 1 – 40
bar ). Axial-flow turbines kebanyakan digunakan dalam aplikasi yang melibatkan fluida
kompresibel. Dalam banyak penggunaan, efisiensi Axial-flow turbines lebih tinggi
dibandingkan radial-inflow turbines.

Adapun macam-macam turbin air antara lain :


a. Turbin Pelton
Turbin Pelton termasuk jenis turbin impuls yang merubah seluruh energi air menjadi
energi kecepatan sebelum memasuki runner turbin. Perubahan energi ini dilakukan didalam
nozzle dimana air yang semula mempunyai energi potensial yang tinggi diubah menjadi energi
kinetis. Pancaran air yang keluar dari nozzle akan menumbuk bucket yang dipasang tetap
sekeliling runner dan garis pusat pancaran air menyinggung lingkaran dari pusat bucket.
Kecepatan keliling dari bucket akibat tumbukan yang terjadi tergantung dari jumlah dan ukuran
pancaran serta kecepatannya. Kecepatan pancaran tergantung dari tinggi air di atas nozzlenya
serta effisiensinya.
Turbin pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang
disemprotkan oleh nozzle. Turbin pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling
efisien. Turbin pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi.
Bentuk sudu turbin terdiri dari 2 bagian yang simetris. Sudu dibentuk sedemikian
sehingga pancaran air akan mengenai tengah sudu dan pancaran air tersebut akan berbelok ke
kedua arah sehingga bisa membalikkan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari
gaya-gaya samping. Keuntungan turbin pelton :
1. Daya yang dihasilkan besar.
2. Konstruksi yang sederhana.
3. Mudah dalam perawatan.
4. Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang terisolir.

b. Turbin Turgo
Turbin tugro memiliki desain yang hampir sama dengan turbin pleton, perbedaannya
hanya terdapat pada sudut sudu-suduya. Turbin ini dapat dioperasikan pada head 30 – 300 m.
c. Turbin Crossflow

Turbin Cross-Flow adalah salah satu turbin air dari jeis turbin aksi  (impulse turbine).
Pemakaian jenis Turbin Cross-Flow lebih menguntungkan dibanding dengan pengunaan kincir air
maupun jenis turbin mikro hidro lainnya. Penggunaan turbin ini untuk daya yang sama dapat
menghemat biaya pembuatan penggerak mula sampai 50 % dari penggunaan kincir air dengan bahan
yang sama. Penghematan ini dapat dicapai karena ukuran Turbin Cross-Flow lebih kecil dan lebih
kompak dibanding kincir air.

d.  Turbin Francis
Turbin francis ini digunakan pada head 10-300 m, dimana baling-balingnya terbuat dari
baja. Turbin akan dipasang diantara sumber air bertekanan tinggi dibagian masuk dan air
bertekanan rendah dibagian keluarnya. Turbin ini menggunakan sudu pengarah yang akan
menggerakkan air masuk secara tangensial.
F. Kriteria Pemilihan Turbin

Pemilihan turbin air yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Tentu saja tipe turbin air
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut beberapa faktor yang memengaruhi:

1. Head (H) atau ketinggian permukaan air.


2. Debit (Q)) atau kapasitas air.
3. Kecepatan putar (n).
4. Kecepatan spesifik (nq)

Rumus-Rumus:

Persamaan untuk menghitung luas saluran masuk pada sudut pengarah aliran adalah:
𝐴 = 𝑝 . 𝑙 (1)

Untuk menghitung kecepatan aliran pada posisi sudut pengarah aliran digunakan persamaan: 𝑣1 = Q
A (2)

Dengan Q adalah debit aliran yang digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya dapat dihitung laju
massa air yang mengalir persatuan waktu adalah 𝑚̇ = 𝜌 . 𝑄 ∙ 𝑣 (3)
Dengan 𝜌 massa jenis air. Pada penelitian ini digunakan untuk turbin ini yakni saluran terbuka
sehingga tidak ada beda tekanan. Persamaan energi yang digunakan dalam turbin kinetik adalah
energi kinetik. Dalam hal ini energi yang tersedia merupakan energi kinetik. Besarnya energi yang
dihasilkan oleh suatu aliran ditentukan dengan (Zahir dan Bambang, 2010) Ek = 1 2 . 𝑚 . 𝑣2 (4)

Untuk turbin kinetik yang hanya memanfaatkan aliran air atau kecepatan arus sungai, energi air
yang tersedia merupakan energi kinetik. Sebagaimana ditunjukkan pada Ek t = 1 2 . 𝑚̇ . 𝑣2 (5)

Untuk daya air yang mengalir pada suatu penampang saluran tertentu maka dalam perhitunganya
dipergunakan (Kadir dan Bambang, 2010) Pa = 1 2 . 𝜌. 𝑄 . 𝑣2 (6)

atau dengan menggunakan persamaan kontinuitas Q = 𝐴 . 𝑣 maka: Pa = 1 2 . 𝜌. 𝐴 . 𝑣3 (7)

Untuk menghitung besar daya turbin yang dihasilkan akibat adanya energi kinetik dipergunakan
perumusan (Arismunandar,2004) Pt = 𝑇. 𝜔 (8)

Maka untuk mendapatkan torsi yang merupakan gaya dikali dengan lengan radius pully yang besar
lengan (0,13 m), besarnya torsi dapat dihitung dengan persamaan 𝑇 = 𝐹𝑡 . 𝑅 (9)

Kecepatan keliling turbin atau dikenal dengan kecepatan sudut dapat diperoleh dengan menghitung
𝜔 = 2.𝜋.𝑛 60 (10) Daya yang dihasilkan oleh turbin sebesar 𝑃𝑡 = 𝑇. 𝜔 (11)

Efesiensi turbin dapat dihitung dengan persamaan: ɳ𝑡 = 𝑃𝑡 𝑃𝑎 𝑥 100% (12)

Sumber:

http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/71/jbptppolban-gdl-aseparifnu-3506-3-bab2--8.pdf (05.27/17-03-
2021)
http://repository.untag-sby.ac.id/323/3/BAB%202.pdf (07.12/17-03-2021)
http://ridomanik.blogspot.com/2013/07/turbin-air.html (10.00/17-03-2021)
https://www.google.com/search?
q=instalasi+turbin+air&safe=strict&sxsrf=ALeKk03pbvn7gEwdk5FrJ4Stniy_7XHbdQ:1615946830426
&source=lnms&tbm=isch&biw=1164&bih=473 (12.20/17-03-2021)
https://media.neliti.com/media/publications/130615-ID-analisis-daya-dan-efisiensi-turbin-air-k.pdf
(13.16/17-03-2021)
BAB II
Pompa

1. Pengertian

Pompa adalah alat untuk memindahkan fluida dari tempat satu ketempat lainnya yang bekerja
atas dasar mengkonversikan energi mekanik menjadi energi kinetik. Energi mekanik yang diberikan
alat tersebut digunakan untuk meningkatkan kecepatan, tekanan atau elevasi (ketinggian).
Pada umumnya pompa digerakkan oleh motor, mesin atau sejenisnya. Banyak faktor yang
menyebabkan jenis dan ukuran pompa serta bahan pembuatnya berbeda, antara lain jenis dan jumlah
bahan cairan tinggi dan jarak pengangkutan serta tekanan yang diperlukan dan sebagainya.
Dalam suatu pabrik atau industri, selalu dijumpai keadaan dimana bahanbahanyang diolah
dipindahkan dari suatu tempat ketempat yang lain atau dari suatu tempat penyimpanan ketempat
pengolahan maupun sebaliknya.
Pemindahan ini dapat juga dimaksudkan unuk membawa bahan yang akan diolah dari sumber
dimana bahan itu diperoleh. Kita tahu bahwa cairan dari tempat yang lebih tinggi akan sendirinya
mengalir ketempat yang lebih rendah, tetapi jika sebaliknya maka perlu dilakukan usaha untuk
memindahkan atau menaikkan fluida, alat yang lazim digunakan adalah pompa.
Pemindahan fluida dengan menaikkan tekanan pada pompa adalah untuk mengatasi hambatan-
hambatan yang terjadi, antara lain:
1. Hambatan Kecepatan Hambatan ini terjadi karena aliran fluida didalam tabung atau pipa
mempunyai kecepatan tertentu, maka pompa harus memberikan tekanan yang diinginkan.
2. Hambatan Gesekan Hambatan ini terjadi pada gesekan sepanjang pipa-pipa yang dilaluinya.

2. Klasifikasi Pompa berdasarkan prinsip kerja


1. Pompa desak (Positif Displacement pump) Pompa jenis ini digunakan untuk suatu system
pemompaan yang mempunyai head statis dan kapasitas yang dihasilkan oleh pompa ini tidak
terus-menerus. Jadi, pompa ini memberikan hasil secara berkala. Jenis pompa ini antara lain:

a. Pompa torak (reciprocating)


Pompa ini bekerja berdasarkan gerakan bolak-balik dari torak.
b. Pompa Gear
Pompa ini terdiri dari sebuah rumah pompadengan sambungan isap dan sambungan kempa dan
didalamnya berputar dua buah roda gigi.

c. Pompa dinding
Pompa yang memiliki poros tumggal ini bekerja dengan sebuah rotor berbentuk silinder yang
diberi aluran-aluran lurus pada kelilingnya.

2. Pompa Dinamik
Prinsip kerja dari pompa ini berdasarkan prinsip sentrifugal yang menggunakan momen
putar untuk membaangkitkan momen rotasi. Ditinjau dari mekanika fluida fenomena yang
berlangsung pada pompa ini berlaku aliran mampat (compressible), dimana densitas fluidanya
besar dan konstan dan perbedaan tekanan yang dihasilkan biasanya cukup besar sehingga
konstruksi-konstruksi peralatannya harus lebih kuat. Pompa dinamik dibagi 2 jenis antara lain:
1) Pompa Sentrifugal
2) Pompa Aliran Aksial
Berikut macam-macam pompa dinamik :
a. Pompa Sentrifugal (Centrifugal Pump)
perpindahan fluida yang bersentuhan dengan impeler yang sedang berputar
menimbulkan gaya sentrifugal menyebabkan fluida terlempar keluar. Kapasitas yang di hasilkan
oleh pompa sentrifugal adalah sebanding dengan putaran, sedangkan total head (tekanan)
sebanding dengan kuadrat dari kecepatan putaran.

Jenis pompa ini dapat dikelompokkan berdasarkan :


(a). Kapasitas :
* Kapasitas rendah : < 20 m3 / jam Kapasitas menengah : 20 -:- 60 m3 / jam
* Kapasitas tinggi : > 60 m3 / jam

(b). Tekanan Discharge :


* Tekanan Rendah : < 5 Kg / cm2 Tekanan menengah : 5 -:- 50 Kg / cm2
* Tekanan tinggi : > 50 Kg / cm2

(c). Jumlah / Susunan Impeller dan Tingkat


* Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing
* Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu casing.
* Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel dalam satu casing.
* Multi Impeller & Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage. 9

(d). Posisi Poros :


* Poros tegak
* Poros mendatar

(e). Jumlah Suction :


* Single Suction
* Double Suction

(f). Arah Aliran Keluar Impeller :


* Radial flow
* Axial flow
* Mixed fllow

b. Air Lift Pumps (Mammoth Pumps)


Prinsip kerja pompa ini hampir sama dengan jet pump dan kapasitasnya sangat tergantung pada
aksi dari campuran antara cairan dan gas (two phase flow).

c. Hidraulic Rams Pump


Pompa ini menggunakan energi kinetik dari aliran fluida yang menekan bandul/pegas pada
suatu kolom dan energi tersebut disimpan dan kemudian melawan kembali sehingga terjadi
aliran fluida secara terus menerus tanpa bantuan tenaga dari luar.

d. Elevator Pump
Sifat dari pompa ini mengangkat cairan ke tempat yang lebih tinggi dengan menggunakan roda
timbah,archimedean screw dan peralatan sejenis. Ini dapat digunakan untuk zat cair yang
mengandung slurry seperti pasir, lumpur dan lainnya.

e. Electromagnetic Pumps
Cara kerja pompa ini adalah tergantung dari kerja langsung sebuah medan magnet
ferromagnetic yang dialirkan, oleh karena itu penggunaan dari pompa ini sangat terbatas
khususnya pada pemompaan cairan metal.
2. Kerugian Pada Pompa
a) Kerugian akibat adanya kebocoran
Yang dimaksud kebocoran ini adalah kebocoran yang terjadi dalam pompa, bagian discharge, dan
suction. Ada pula kebocoran diluar yaitu kebocoran zat cair yang melalui stuffing box.

b) Kerugian akibat adanya gesekan zat cair


Kerugian ini tergantung dari keadaan:
*Kecepatan aliran zat cair
* Permukaan dalam pipa yang sangat besar
*Terlalu banyak belokan pada pipa
*Viscositas zat cair terlalu berlebihan

c) Kerugian mekanis Kerugian mekanis ini terjadi pada:


* Cleareance terlalu kecil
*Kopling bergesek dengan udara
*Bearing dan packing
*Bagian shaft dan poros

Komponen:
 berikut adalah bagian-bagian utama dari pompa aksial :

1. Inlet Pompa. Bagian ini menjadi sisi inlet fluida untuk masuk ke pompa. Pada pompa aksial
vertikal, sisi inlet ini berbentuk corong (biasa disebut Suction Bell) dengan tujuan untuk
mengurangi kerugian hidrolik head.
2. Impeller. Impeller menjadi bagian utama dari pompa ini. Desainnya mirip dengan baling-baling
pada kapal laut. Impeller ini berfungsi untuk menimbulkan gaya aksial yang ditransferkan ke
fluida kerja.
3. Difuser. Casing pompa aksial juga seperti pompa sentrifugal yang berbentuk difuser. Fungsinya
adalah untuk menurunkan kecepatan pompa dan menaikkan tekanan kerjanya. Namun
desainnya tidak seekstrim volute casing pompa sentrifugal, karena peningkatan tekanan outlet
pompa aksial yang terlalu tinggi dapat menimbulkan vibrasi dan mengurangi umur kerja pompa
aksial.
4. Poros. Berfungsi untuk meneruskan putaran dari motor listrik ke impeller.
5. Guide Bearing. Berfungsi untuk menahan posisi poros agar tetap berada di garis sumbu
kerjanya. Bearing atau bantalan ini memerlukan sistem lubrikasi yang harus selalu dijaga agar
terhindar dari kenaikan temperatur.
6. Stuffing Box. Adalah sistem sealing yang berfungsi sebagai pembatas antara poros
dengan casing agar terhindar dari kebocoran.
Berikut adalah gambar detail bagian-bagian pompa aksial :
Bagian-bagian Sisi Inlet Pompa
Bagian-bagian Sisi Drive-End Pompa

Contoh Instalasi Pompa Aksial Vertikal

Sumber:
http://eprints.polsri.ac.id/1604/3/BAB%202.pdf (14.56/17-03-2021)
https://artikel-teknologi.com/bagian-bagian-pompa-aksial/ (15.40/17-03-2021)
BAB III
Fan
1. Pengertian

Hampir kebanyakan pabrik menggunakan fan untuk ventilasi dan untuk proses industri
yang memerlukan aliran udara. Fan secara luas digunakan di industri dan pengaplikasian
komersial seperti ventilasi, material handling, boiler, refrigerasi, dust collection, aplikasi
pendingin dan lainnya. Pada industri, fan pada umumnya digunakan untuk pasokan ventilasi
atau udara pembakaran, untuk mensirkulasi udara atau gas lainnya melewati alat dan untuk
mengeluarkan udara atau gas lainnya dari alat.
2. Klasifikasi

Secara umum, fan dibagi menjadi 2 jenis yaitu :


a. Fan sentrifugal menggunakan impeler berputar untuk menggerakan aliran udara.
b. Fan aksial menggerakan aliran udara sepanjang sumbu fan.

A. Fan Sentrifugal
Fan sentrifugal meningkatkan kecepatan aliran udara dengan impeler berputar.
Kecepatan meningkat sampai mencapai ujung blades dan kemudian diubah ke
tekanan. Fan ini mampu menghasilkan tekanan tinggi yang cocok untuk kondisi
operasi yang kasar, seperti sistim dengan suhu tinggi, aliran udara kotor atau lembab,
dan handling bahan.
Fan sentrifugal dikategorikan berdasarkan bentuk bladenya.

Jenis-jenis dari fan sentrifugal, yaitu :

1) Fan radial dengan blade datar

Gambar 24. Fan radial dengan blade datar

Sumber : www.energyefficiencyasia.org, 2006


Keuntungan :
 Cocok untuk tekanan statis tinggi (sampai1400 mmWC) dan suhu tinggi.
 Rancangannya sederhana sehingga dapat dipakai untuk unit
penggunaan khusus
 Dapat beroperasi pada aliran udara yang rendah tanpa masalah getaran
 Sangat tahan lama
 Efisiensinya mencapai 75%
 Memiliki jarak ruang kerja yang lebih besar yang berguna untuk handling
padatan yang terbang (debu, serpih kayu, dan skrap logam)

Kerugian :
 Hanya cocok untuk laju aliran udara rendah sampai medium

2) Fan yang melengkung ke depan dengan blade yang melengkung ke depan

Gambar 25. Fan dengan blade melengkung

Sumber : www.energyefficiencyasia.org, 2006


Keuntungan :
 Dapat menggerakan volum udara yang besar terhadap tekanan yang
relative rendah.
 Ukurannya relatif kecil
 Tingkat kebisingannya rendah (disebabkan rendahnya kecepatan) dan
sangat cocok untuk digunakan untuk pemanasan perumahan, ventilasi,
dan
 penyejuk udara (HVAC).

Kerugian :
 Hanya cocok untuk layanan penggunaan yang bersih, bukan untuk
layanan kasar dan bertekanan tinggi.
 Keluaran fan sulit untuk diatur secara tepat.
 Penggerak harus dipilih secara hati-hati untuk menghindarkan beban
motor berlebih sebab kurva daya meningkat sejalan dengan aliran udara.
 Efisiensi energinya relative rendah (55-65%)

3) Backward inclined fan, dengan blades yang miring jauh dari arah perputaran
(jenis blade : datar, lengkung dan airfoil)

Gambar 26. Backward inclined fan

Sumber : www.energyefficiencyasia.org, 2006


Keuntungan :
 Dapat beroperasi dengan perubahan tekanan statis (asalkan
bebannya tidak berlebih ke motor).
 Cocok untuk sistim yang tidak menentu pada aliran udara tinggi
 Fan dengan blade datar lebih kuat, dengan blades lengkung lebih efisien
(melebihi 85%), dengan blades air-foil yang tipis adalah yang paling
efisien

Kerugian :
 Tidak cocok untuk aliran udara yang kotor (karena bentuk fan mendukung
terjadinya penumpukan debu)
 Fan dengan blades air-foil yang tipis akan menjadi sasaran erosi dan
kurang stabil karena mengandalkan pada pengangkatan yang dihasilkan
oleh tiap blade.

A. Fan Axial

Fan aliran aksial dirancang untuk menangani laju alir yang sangat tinggi
dan tekanan rendah. Fan aksial menggerakan aliran udara sepanjang sumbu fan.
Cara kerja fan seperti impeler pesawat terbang: blades fan menghasilkan
pengangkatan aerodinamis yang menekan udara. Fan ini terkenal di industri
karena murah, bentuknya yang kompak dan ringan.
Gambar 27. Fan Axial

Sumber : www.energyefficiencyasia.org, 2006

Jenis-jenis dari fan axial, yaitu :

1) Fan propeller

Gambar 28. Fan Propeller

Sumber : www.energyefficiencyasia.org, 2006

Keuntungan :
 Menghasilkan laju aliran udara yang tinggi pada tekanan rendah
 Tidak membutuhkan saluran kerja yang luas (sebab tekanan yang
dihasilkannya kecil)
 Murah sebab konstruksinya yang sederhana
 Mencapai efisiensi maksimum, hampir seperti aliran yang
mengalir sendiri, dan sering digunakan pada ventilasi atap
 Dapat menghasilkan aliran dengan arah berlawanan, yang
membantu dalam penggunaan ventilasi

Kerugian :
 Efisiensi energinya relative rendah
 Agak berisik

2) Fan pipa aksial, pada dasarnya merupakan fan propeller yang ditempatkan
di bagian dalam silinder

Gambar 29. Fan Pipa Aksial

Sumber : www.energyefficiencyasia.org, 2006


Keuntungan :
 Tekanan lebih tinggi dan efisiensi operasinya lebih baik daripada fan
propeller
 Cocok untuk tekanan menengah, penggunaan laju aliran udara yang
tinggi, misalnya pemasangan saluran HVAC
 Dapat dengan cepat dipercepat sampai ke nilai kecepatan tertentu
(karena putaran massanya rendah) dan menghasilkan aliran pada arah
berlawanan, yang berguna dalam berbagai penggunaan ventilasi
 Menciptakan tekanan yang cukup untuk mengatasi kehilangan di saluran
dengan ruang yang relatif efisien, yang berguna untuk pembuangan

Kerugian :
 Relatif mahal
 Kebisingan aliran udara sedang
 Efisiensi energinya relative rendah (65%)

3) Fan dengan baling-baling aksial

Gambar 30. Vane Axial Fan

Sumber : www.energyefficiencyasia.org, 2006


Keuntungan :
 Cocok untuk penggunaan tekanan sedang sampai tinggi (sampai
500 mmWC), seperti induced draft untuk pembuangan boiler
 Dapat dengan cepat dipercepat sampai ke nilai kecepatan tertentu
(disebabkan putaran massanya yang rendah) dan menghasilkan
aliran pada arah berlawanan, yang berguna dalam berbagai
penggunaan ventilasi
 Kebanyakan energinya efisien (mencapai 85% jika dilengkapi
dengan fan airfoil dan jarak ruang yang kecil)

Kerugian :
Relatif mahal dibanding fan impeller

Sumber: http://eprints.undip.ac.id/47388/3/BAB_II.pdf (15.43/17-03-2021)


BAB IV
Blower
Pengertian Blower

Pengertian Blower adalah mesin atau alat yang digunakan untuk menaikkan atau

memperbesar tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu

juga sebagai pengisapan atau pemvakuman udara atau gas tertentu. Bila untuk keperluan

khusus, blower kadang – kadang diberi nama lain misalnya untuk keperluan gas dari

dalam oven kokas disebut dengan nama exhouter. Di industri – industri kimia alat ini

biasanya digunakan untuk mensirkulasikan gas – gas tertentu didalam tahap proses –

proses secara kimiawi dikenal dengan nama booster atau circulator.

Kompresor juga sebagai alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan

tekanan fluida mampu mampat, yaitu gas atau udara. Adapun pengertian kompressor

adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Secara umum biasanya menghisap

udara dari atmosfer, yang secara fisika merupakan campuran beberapa gas dengan

susunan Nitrogen, Oksigen, dan campuran argon, Karbon dioksida, Uap air, minyak dan

lainnya.

Kompresor juga banyak digunakan di industri bangunan mesin,terutama untuk

menggerakkan pesawat – pesawat pneumatic, antara lain boor, hammer, pesawat angkat,

pembersih pasir, alat control, penyemprotan dan pompa. Tekana kerja untuk alat

pneumatic berkisar 1 – 15 psig, mesin pneumatic 70 : 90 psig,

untuk udara 40 : 100 psig ( udara berekvansi ) dan untuk pencairan gas tekanan kerjanya

200 : 3500 psig.

Kompresor dapat diklasifikasikan berdasarkan tekanan kerjanya.bila untuk

tekanan kerja rendah ( lebih kecil dari 15 in kolom air ) digunakan ventilasi udara dan

kipas angin. Seddangkan bila lebih besar dari 15 in digunakan istilah blower dan
kompresor dengan klasifikasi :

1. Kompresor kerja positif ( positive displacement compressor )

a. Kompresor kerja bolak – balik ( reciprocating compressor )

b. Blower bertekanan

c. Blower non – compression

2. Kompresor kerja dynamic ( non – positive displacement compressor )

a. Radial flow centrifugal blower

b. Axial flow compressor

c. Mixed flow compressor

Secara lebih khusus berdasarkan tekanan, kompresor sentrifugal ini dibedakan atas

 Ventilator

a. Tinggi tekanan 100 : 400 mm.ka, kadang sampai dengan 2000 mm.ka

b. Nama lain : penukar udara, pembuang udara, penghembus udara.

c. Kegunaan : sistem ventilasi, AC, pemberi udara bersih ke ruangan,

transportasi debu, penyemprot cat, peralatan pengering udara.


 Blower

a. Tinggi tekanan : lebih tinggi daripada ventilator

b. Kegunaan : penghembus udara tanur tinggi atau prose.

 Kompresor

a. Tingi tekanan : lebih besar daripada blower

b. Kegunaan : peralatan pneumatic, industri kimia ( pemampat gas N2 , asam

dan nitrat ), industri petrokimia ( pemampat dan sirkulasi gas ), industri soda

( kompresor gas sintesa amoniak dan methanol ) kompresor CO2 pada pupuk

urea, pemadat gas.

Namun ada juga kompresor yang menghisap gas atau udara dengan tekanan lebih

tinggi dari tekanan atmosfer dan biasa disebut penguat ( booster ). Sebaliknya ada pula

kompresor yang menghisap udara atau gas bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfer

dan biasanya disebut pompa vakum.

Dalam kehidupan modern seperti sekarang ini kompresor mempunyai kegunaan yang

sangat luas dihampir segala bidang baik dibidang industri, pertanian, rumah tangga, dan

sebagainya. Jenis dan ukurannya pun beraneka ragam sesuai dengan pemakainya.

Klasifikasi kompresor dapat digolong - golongkan atas beberapa, yaitu :

A. Kompresor yang digolongkan atas dasar tekanannya. Kompresor jenis ini dibagi

menjadi tiga, yaitu :

1. Kompresor ( pemampat ) dipakai untuk jenis bertekanan tinggi

2. Blower ( peniup ) dipakai untuk jenis bertekanan rendah

3. Fan ( kipas ) dipakai untuk jenis bertekanan sangat rendah.


B. Atas dasar pemampatannya kompresor dapat dibagi atas dua, yaitu :

1. Jenis turbo

Jenis turbo menaikkan tekanan dan kecepatan gas – gas dengan kecepatan

gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh impeller atau dengan gaya angkat

( lift ) yang ditimbulkan oleh sudu.

2. Jenis perpindahan

Jenis perpindahan menaikkan tekanan dan kecepatan gas – gas dengan

memperkecil dan memanfaatkan volume gas yang dihisap kedalam silinder

atau stator oleh torak atau sudu.

C. Kompresor yang dibagi atas dasar konstruksinya :

1. Berdasarkan jumlah tingkat kompresi, yaitu : satu tingkat, dua tingkat, dan

banyak tingkat

2. Berdasarkan langkah kerja, yaitu : kerja tunggal ( single acting ), kerja ganda

( double acting )

3. Berdasarkan susunan silinder, yaitu : mendatar, tegak, bentuk L, bentuk V,

bentuk W, bentuk bintang, lawan berimbang ( balanced opposed )

4. Berdasarkan cara pendingin, yaitu : pendingin air, pendingin udara

5. Berdasarkan transmisi penggerak, yaitu : lansung, sabuk V, roda gigi

6. Berdasarkan penempatannya, yaitu : permanen, dapat dipindahkan

7. Berdasarkan pelumasannya, yaitu : pelumas minyak, tanpa minyak.

Blower ini tidak didinginkan dengan air karena penambahan biaya yang

dibutuhkan untuk system pendinginan.


Untuk keperluan gas, blower dipakai untuk mengeluarkan gas dari oven kokas,

ini disebut dengan exhauster. Bila tekanan pada sisi hisap adalah diatas tekanan atmosfer

( seperti yang kadang – kadang dipakai industri kimia dimana tinggi tekan yang cukup

besar harus tersedia untuk dapat mensirkulasikan gas – gas melalui berbagai proses )

blower ini dikenal dengan nama booster atau circulator.

Untuk blower – blower yang tidak diinginkan tinggi tekan ini didasarkan pada

pemanfaatan adibatis, sedangkan bila dilakukan pendinginan sering digunakan

pemanfaatan dengan proses isoterma.

Klasifikasi Blower

Secara umum blower dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu :

Positive Diplacement Blower

Pada jenis ini udara atau gas dipindahkan volume per volume dalam ruangan

yang disebabkan adanya pergerakan elemen impeler yang berputar karena adanya

pertambahan massa udara atau gas yang dipindahkan. Jenis positive displacement

blower yang sering digunakan adalah rotary blower ( blower rotary ) yaitu :

 Vane Blower

Pada umumnya digunakan untuk kapasitas yang kecil dengan fluida yang

bersih. Ditinjau dari bentuk dan cara kerja elemen impeler vane blower dibagi

menjadi dua type yaitu : Slanding vane dan Fleksibel vane.


- Slanding vane adalah : impeller yang berputar terdapat suatu mekanisme yang

dapat bergerak slading ( keluar masuk ) didalamnya dan lazim disebut vane.

Karena gerakan impeller eksentrik terhadap casing maka terjadilah perubahan

ruang dimana udara atau gas dialirkan oleh vane tersebut. Jumlah vane untuk

satu blower bervariasi tergantung besarnya kapasitas dan tekanan discharger

yang diharapkan. Bagan konstruksi alat ini diperlihatkan pada gambar 2.1

dibawah ini :

Keterangan Gambar:

1. Sirip / Sudu-sudu

2. Impeler / Lempengan

Gambar 2.1. Slading Vane Blower

- Flexible vane adalah : pada bagian luar impeller terdapat sirip – sirip yang

flexible dan karena gerakan impeller eksentrik terhadap casing


maka vane akan diperoleh tekanan udara yang ada diruang casing lalu tekanan

udara atau gas itu dipindahkan keluar.

Bagan konstruksi alat ini diperlihatkan pada gambar 2.2. flexible vane blower

dibawah ini :

Keterangan gambar:

1. Sirip / Sudu-sudu

2. Impeler / Lempengan

Gambar 2.2. Flexible Vane Blower

Sentrifugal Blower

Blower sentrifugal pada dasarnya terdiri dari satu impeller atau lebih yang

dilengkapi dengan sudu – sudu yang dipasang pada poros yang berputar yang diselubungi

oleh sebuah rumah ( casing ). Udara memasuki ruang casing secara horizontal akibat

perputaran poros maka ruang pipa masuk menjadi vakum lalu uadara dihembuskan

keluar.

Dari bentuk sudut ( blade ) impeller ada 2 jenis yaitu :


orward Curved Blade

Forward Curved adalah bentuk blade yang arah lengkungan bagian ujung

terpasang diatas searah dengan putaran roda. Pada forward curved terdapat susunan blade

secara paralel ( multi blade ) keliling shroud. Karena bentuknya, maka pada jenis ini

udara atau gas meninggalkan blade dengan kecepatan yang tinggi sehingga mempunyai

discharge velocity yang tinggi dan setelah melalui housing scroll sehingga diperoleh

energi potensial yang besar. Bagan konstruksi alat ini diperlihatkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Forward Curved Blade

Keterangan gambar 2.3 :

1. Shroud

2. Hub ( pusat )

3. Blade ( bilah / pisau )


b.Backward Curved Blade.

Type ini mempunyai susunan blade yang sama dengan forward curved blade,

hanya arah dan sudu blade akan mempunyai sudut yang optimum dan merubah energi

kinetik ke energi potensial ( tekanan secara langsung ).

Blower ini didasarkan pada kecepatan sedang, akan tetapi memiliki range tekanan

dan volume yang lebar sehingga membuat jenis ini sangat efisien untuk ventilator. Untuk

jelasnya dapat diperlihatkan pada gambar 2.4.

Gambar 2.4. Backward Curved Blade

Keterangan gambar 2.4 :

1. Shroud

2. Hub ( pusat )

3. Blade ( bilah / pisau )


c. Radial Blade

Didalam pemakaiannya dirancang untuk tekanan statis yang tinggi pada kapasitas

yang kecil. Namun demikian perkembangan saat ini jenis bentuk radial blade dibuat

pelayanan tekanan dan kecepatan putaran tinggi.

Operasi Blower

II.3.1. Operasi

Operasi blower adalah hampir sama dengan operasi pompa, waktu menstart atau

menstop haruslah dicek – in terlebih dahulu untuk mengurangi beban penggeraknya.

Tetapi hanya satu hal saja yang perlu diperhatikan selama pengoperasian, yakni

pengecekkan yang dilakukan sesekali terhadap temperatur dan jumlah oil atau dapat

dilihat dari batas kerja / jam kerjanya.

Operasi pompa yang dimaksud diatas, waktu menstart atau menjalankan adalah:

1. Tutup discharge valve

2. Buka suction valve

3. Lakukan drain dan vent

4. Nol – kan Indukator PG

5. Switch on (beban nol) tunggu keadaan normal, amati getaran, bunyi, suhu,

pressure head, pemakaian daya, tetesan cairan pada sel pompa atau sambungan

pompa.

6. Keadaan normal tercapai

- Buka discharge valve


- Amati pemakaian daya pada pompa

- Batas maksimum pembebanan

Dan saat menstop atau menghentikan pompa adalah :

1. Tutup penuh discharge valve

2. Lakukan pencatatan : getaran, suhu, pemakaian daya, pressure head- maksimum

3. Keadaan normal tercapai switch off

4. Tutupkan suction valve

5. Lakukan drain

6. Periksa keadaan pompa

7. Pulihkan rangkaian pipa saluran

Gambar 2.5 Pompa sentrifugal saat pertama dibuat


Gambar 2.6 Komponen Utama Pompa Sentrifugal
Sumber:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/33133/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=FF4F807DBEA8E3A481119B9DDDDC5F97?sequence=4 (16.40/17-
03-2021)
BAB V
Kompressor
BAB II DASAR

TEORI

Pengertian Kompresor

Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara dengan kata

lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses pemampatan, udara

mempunyai tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan udara

lingkungan (1atm). Dalam keseharian, kita sering memanfaatkan udara mampat

baik secara langsung atau tidak langsung. Sebagai contoh, udara manpat yang

digunakan untuk mengisi ban mobil atau sepeda montor, udara mampat untuk

membersihkan bagian-bagian mesin yang kotor di bengkel-bengkel dan manfaat

lain yang sering dijumpai sehari-hari.

Pada industri, penggunaan kompresor sangat penting, baik sebagai

penghasil udara mampat atau sebagai satu kesatuan dari mesin-mesin. Kompresor

banyak dipakai untuk mesin pneumatik, sedangkan yang menjadi satu dengan

mesin yaitu turbin gas, mesin pendingin dan lainnya.

Dengan mengambil contoh kompresor sederhana, yaitu pompa ban

sepeda atau mobil, prinsip kerja kompresor dapat dijelaskan sebagai berikut. Jika

torak pompa ditarik keatas, tekanan di bawah silinder akan turun sampai di bawah

tekanan atmosfer sehingga udara akan masuk melalui celah katup hisap yang

kendur. Katup terbuat dari kulit lentur, dapat


7

mengencang dan mengendur dan dipasang pada torak. Setelah udara masuk pompa

kemudian torak turun kebawah dan menekan udara, sehingga volumenya menjadi

kecil.

Klasifikasi Kompresor

Prinsipkerjakompresordanpompaadalahsama,

keduamesintersebutmenggunakanenergiluarkemudiandiubahmenjadienergifl uida.

Padapompa, di

noselkeluarnyaenergikecepatandiubahmenjadienergitekanan,

begitujugakompresorpadakatupkeluarudaramampatmempunyaienergitekana n

yang besar. Hukum-hukum

yangberlakupadapompadapatdiaplikasikanpadakompresor.

Berbedadenganpompa yang klasifikasinyaberdasarkanpolaaliran,

klasifikasikompresorbiasanyaberdasarkantekanannyaataucarapemampatanny

a. Padagambar

2.1adalahklasifikasidarikompresor.Secaraumumpenjelasannyasebagaiberikut

. Kompresorberdasarkancarapemampatannyadibedakanmenjadidua,

yaitujenisturbodanjenisperpindahan.

Jenisturbomenggunakangayasentrifugal yang

diakibatkanolehputaranimpelersehinggaudaramengalamikenaikanenergi yang

akandiubahmenjadienergitekanan. Sedangkanjenisperpindahan,

denganmemperkecil volume udara yang

dihisapkedalamsilinderataustatordengantorakatausudu. Kompresor

yangdiklasifikasikanberdasarkantekanannyaadalahkompresoruntukpemampa
t (tekanantinggi), bloweruntukpeniup (tekanansedang) danfan untukkipas

(tekananrendah.

Padagambar di bawahterlihat, kompresorjenisturbo (dynamic)

berdasarkanpolaalirannyadibagimenjaditiga, yaituejector, radial, danaksial.

Kompresorjenisinihampirsemuanyadapatberoperasipadatekanandari yang

rendahsampaitinggi.Kompresor turbo

dapatdibuatbanyaktingkatuntukmenaikkantekanandengankapasitasbesar.

Gambar2.1.KlasifikasiKompresor
Kompresorterdapatdalam berbagaijenisdanmodel,

tergantungpadavolumedantekananyang

dihasilkan.Istilahkompresorbanyakdipakaipadatekananyangtinggi,blowerunt

uktekananmenengah dan fan untuktekananrendah.

Ditinjaudaricarapemampatan

(kompresi)udara,kompresordibagimenjadi2jenis,yaitu jenis perpindahan dan jenis

turbo. Jenis perpindahan adalah kompresor yang menaikkan tekanan

denganmemperkecil atau memampatkan volume gas yang dihisap ke dalam silinder

atau stator oleh torak, sedangkan jenis turbo menaikkan tekanan dan kecepatan

gasdengangaya sentrifugalyangditimbulkan olehimpelleratau

dengan gayaangkat (lift)yangditimbulkan oleh sudu.Sepertitabel

2.1.yangmenjelaskanklasifikasikompresoruntukmenentukankompresor yang

akandigunakan.

Tabel 2.1.KlasifikasiKompresor

KompresorPiston
KompresorPistonBalas
KompresorDiaphragma

KompresorGeser
Tipe Kompresor KompresorGerakPutarPist
Kompresor Poros Sekrup
on
KompresorRoots

KompresorAlirRadial
KompresorAlir
KompresorAlirAksial
Sularso Haran Tahara, 2004

KlasifikasiKompresorsecara umumadalah :

1. Klasifikasiberdasarjumlahtingkatkompresi,kompresorterdiriatas:kompr

esorsatutingkat,duatingkat,.........., banyaktingkat.
2. Klasifikasiberdasarkanlangkahkerja,kompresorterdiriatas

:kompresorkerjatunggal/single actingdankerjaganda.

3. Klasifikasiberdasarkansusunansilinder“khususkompresortorak”,

kompresorterdiriatas: mendatar,tegak, bentukL, bentukV,bentukW,

bentukbintangdanlawanimbang/balansopposed.

4. Klasifikasiberdasarkancarapendinginan,kompresorterdiriatas:kompres

orpendinginanairdanpendinginanudara).

5. Klasifikasiberdasarkanpenempatannya,kompresorterdiriatas:kompreso

rpermanen/stationardankompresoryangdapatdipindah– pindah/portable.

Gambar 2.2. Klasifikasi kompresor udara


Cara Kerja Kompresor Torak

Seperti diperlihatkan pada gambar dibawah ini, kompresor torak atau

kompresor bolak- balik pada dasarnya dibuat sedemikian rupa hingga gerakan putar

dari penggerak mula menjadi gerak bolak- balik. Gerakan ini diperoleh dengan

menggunakan poros engkol dan batang penggerak yang menghasilkan gerak bolak-

balik pada torak.

1. Hisap

Bila proses engkol berputar dalam arah panah, torak bergerak ke bawah

oleh tarikan engkol. Maka terjadilah tekanan negative ( di bawah tekanan

atmosfer ) di dalam silinder, dan katup isap terbuka oleh perbedaan tekanan,

sehingga udara terhisap.

a. Piston bergerak dari TDC ke BDC

b. Intake valve membuka & exhaust valve menutup

c. Udara luar terisap ( karena didalam ruang bakar kevakumannya lebih

tinggi ), seperti gambar 2.3. yang menjelaskan tentang langkah isap pada

kompresor torak satu tingkat.

Gambar 2.3. Kompresor Langkah Isap


2. Efisiensi Volumetrik

Efisiensi volumetrik adalah persentase pemasukan udara yang diisap

terhadap volume ruang bakar yang tersedia.

a. Kompresi

Bila torak bergerak dari titik mati bawah ketitik mati atas, katup isap

tertutup dan udara di dalam silinder dimampatkan.

b. Piston bergerak dari BDC ke TDC

c. Kedua valve menutup

d. Udara dikompresikan dan menyebabkan suhu dan tekanan naik(akibat

dari ruangnya dipersempit), seperti gambar 2.4. yang menjelaskan

tentang langkah kompresi pada kompresor torak satu tingkat.

Gambar 2.4. Kompresor Langkah Kompresi


3. Power Stroke

a. Gas sisa pembakaran mengembang ( ekspansi karena panas, yang

menyebabkan gaya dorong )

b. Kedua valve menutup

c. Piston terdorong turun ke BDC

4. Keluar atau Buang

Bila torak bergerak keatas, tekanan didalam silinder akan naik, maka

katup keluar akan terbuka oleh tekanan udara atau gas, dan udara atau gas

akan keluar.

a. Piston bergerak dari BDC ke TDC

b. Exhaust valve membuka

c. Sisa pembakaran terbuang ( melalui exhaust valve & exhaust manifold ),

seperti gambar 2.5. yang menjelaskan tentang langkah isap pada

kompresor torak satu tingkat.

Gambar 2.5. Kompresor Langkah Keluar


Konstruksi Kompresor Torak

Silinder dan Kepala Silinder

Gambar berikut memberikan potongan kompresor torak kerja

tunggal dengan pendinginan udara. Silinder mempunyai bentuk silinder

dan merupakan bejana kedap udara dimana torak bergerak bolak- balik

untuk menghisap dan memampatkan udara.Silinder harus cukup kuat

untuk menahan tekanan yang ada. Untuk tekanan yang kurang dari 50

kgf/ cm2 ( 4.9 Mpa ) umumnya dipakai besi cor sebagai bahan silinder.

Permukaan dalam silinder harus disuperfinis sebab licin torak akan

meluncur pada permukaan ini. Untuk memancarkan panas yang timbul

dari proses kompresi, dinding luar silinder diberi sirip- sirip. Gunanya

adalah untuk memperluas permukaan yang memancarkan panas pada

kompresor dengan pendinginan udara.

Gambar 2.6. Silinder dan Kepala Silinder


Tutup silinder terbagi atas 2 ruangan, satu sebagai sisip isap dan

sebagai sisip keluar. Pada kompresor kerja ganda terdapat tutup atas

silinder dan tutup bawah silinder, seperti gambar 2.6. Sebagai mana pada

silinder, tutup silinder harus kuat, maka terbuat dari besi cor dan dinding

luarnya diberi sirip- sirip pemancar panas/ selubung air pendingin.

Torak dan Cincin Torak


Torak harus cukup tebal untuk menahan tekanan dan terbuat dari

bahan yang cukup kuat. Untuk mengurangi gaya inersia dan getaran yang

mungkin ditimbulkan oleh getaran bolak- balik, harus dirancang seringan

mungkin.

Gambar 2.7. Torak dari Kompresor Bebas Minyak

Seperti pada gambar 2.7. Cincin torak dipasang pada alur- alur

dikeliling torak dan berfungsi mencegah kebocoran antara permukaan

torak dan silinder. Jumlah cincin torak bervariasi tergantung pada

perbedaan tekanan antara sisi atas dan sisi bawah torak. Tetapi biasanya

pemakaian 2 sampai 4 buah cincin dapat


dipandang cukup untuk kompesor dengan tekanan kurang dari 10 kgf/

cm2. dalam hal kompresor kerja tunggal dengan silinder tegak, juga

diperlukan cincin penyapu minyak yang dipasang pada alur paling bawah

dari alur cincin yang lain. Cincin ini tidak dimaksud untuk mencegah

kebocoran udara dan melulu untuk menyeka minyak yang terpercik pada

dinding dalam silinder.

Alat Pengatur Kapasitas

Kompresor harus dilengkapi dengan alat yang dapat mengatur

laju volume udara yang diisap sesuai denga laju aliran keluar yang

dibutuhkan yang disebut pembebas beban (unloader). Pembebas beban

dapat digolongkan menurut azas kerjanya yaitu pembebas beban katup

isap, pembebas beban celah katup, pembebas beban trolel isap dan

pembebas beban dengan pemutus otomatik.

Untuk mengurangi beban pada waktu kompresor distart agar

penggerak mula dapat berjalan lancar, maka pembebas beban dapat

dioperasikan secara otomatik atau manual. Pembebas beban jenis ini

disebut pembebas beban awal.Adapun ciri- ciri, cara kerja dan pemakaian

berbagai jenis pembebas beban adalah sebagai berikut :

1. Pembebas Beban Katup Isap

Jenis ini sering dipakai pada kompresor berukuran

kecil/sedang. Jika kompresor bekerja maka udara akan


mengisi tanki udara sehingga tekanannya akan naik sedikit demi

sedikit. Tekanan ini disalurkan kebagian bawah katup pilot dari

pembebas beban. Namun jika tekanan didalam tanki udara naik

maka katup isap akan dodorong sampai terbuka. Jika tekanan turun

melebihi batas maka gaya pegas dari katup pilot akan mengalahkan

gaya dari tekanan tanki udara. Maka katup pilot akan jatuh, laluan

udara tertutup dan tekanan dalam pipa pembebas beban akan sama

dengan tekanan atmosfer.

2. Pembebas Beban dengan Pemutus Otomatik

Jenis ini dipakai untuk kompresor yang relative kecil,

kurang dari 7.5 KW. Disini dipakai tombol tekanan ( pressure

switch) yang dipasang ditanki udara. Motor penggerak akan

dihentikan oleh tombol ini secara otomatis bila tekanan udara dalam

tanki udara melebihi batas tertentu. Pembebas beban jenis ini

banyak dipakai pada kompresor kecil sebab katup isap pembebas

beban yang berukuran kecil agak sukar dibuat.

Pelumasan

Bagian- bagian kompresor yang memerlukan pelumas adalah

bagian- bagian yang saling meluncur seperti silinder, torak, kepala silang,

metal- metal bantalan batang penggerak.


Gambar 2.8. Pelumasan Percik

Tujuannya dari gambar 2.8. adalah untuk mengecek keausan,

merapatkan cincin torak dan paking, mendinginkan bagian- bagian yang

saling bergeser dan mencegah pengkaratan. Untuk kompresor kerja

tunggal yang berukuran kecil, pelumasan dalam maupun pelumasan luar

dilakukan secara bersama dengan cara pelumasan percik atau dengan

pompa pelumas jenis roda gigi. Pelumasan percik menggunakan tuas

percikan minyak yang dipasang pada ujung besar batang penggerak.

Metode pelumasan paksa menggunakan pompa roda gigi yang dipasang

pada ujung poros engkol. Kompresor berukuran sedang dan besar

menggunakan pelumas dalam yang dilakukan dengan pompa minyak

jenis plunyer secara terpisah.


Peralatan Pembantu

Saringan Udara

Jika udara yang diisap kompresor mengandung banyak

debu maka silinder dan cincin torak akan cepat aus.

Gambar 2.9. Saringan Udara

Saringan yang banyak dipakai biasanya terdiri dari

tabung- tabung penyaring yang berdiameter 10 mm dan panjang

10 mm. Dengan demikian jika ada debu yang terbawa akan

melekat pada saringan sehingga udara yang masuk kompresor

menjadi bersih, seperti pada gambar 2.9. yang menjelaskan

tentang air filter.

Katup Pengaman dan Receiver

Katup pengaman harus dipasang pada pipa keluar dari

setiap tingkat kompresor. Katup ini harus membuka dan

membuang udara keluar jika tekanan melebihi 1.2 kali tekanan

normal maksimum kompresor, seperti gambar dibawah ini

yang menjelaskan tentang penampang katup pengaman.

Receiver digunakan untuk


mengurangi getaran yang terjai pada kompresor, agar saat

pembacaan di gauge lebih valid.

Gambar 2.10. Receiver driyer

Tangki Udara

Alat ini dipakai untuk menyimpan udara tekan agar

apabila ada kebutuhan udara tekan yang berubah- ubah

jumlahnya dapat dilayani dengan baik dan juga udara yang

disimpan dalam tangki udara akan mengalami pendinginan

secara pelan- pelan dan uap air yang mengembun dapat

terkumpul didasar tanki.

Gambar 2.11. tangki kompresor


Teori Kompresi

Hubungan antara tekanan dan volume

Jika selama gas, temperatur gas dijaga tetap (tidak bertambah

panas) maka pengecilan volume menjadi ½ kali akan menaikkan tekanan

menjadi dua kali lipat. Jadi secara umum dapat dikatakan sebagai berikut ”

jika gas dikompresikan ( atau diekspansikan ) pada temperature tetap, maka

tekanannya akan berbanding terbalik dengan volumenya ”. Peryataan ini

disebut Hukum Boyle dan dapat dirumuskan pula sebagai berikut : jika

suatu gas mempunyai volume V1 dan tekanan P1 dan dimampatkan ( atau

diekspansikan ) pada temperature tetap hingga volumenya menjadi V 2, maka

tekanan akan menjadi P2 dimana :

1
P1V1 = P2V2 = tetap............................................................... 1

Hubungan antara temperature dan volume

Seperti halnya pada zat cair. Gas akan mengembang jika dipanaskan

pada tekanan tetap. Dibandingkan dengan zat padat dan zat cair, gas

memiliki koefisien muai jauh lebih besar. Dari pengukuran koefisien muai

berbagai gas diperoleh kesimpulan sebagai berikut : ” semua macam gas

apabila dinaikkan temperaturnya sebesar 1oC pada tekanan tetap, akan

mengalami pertambahan volume

1
Sularso, Haruo Tahara, Pompda dan Kompresor, Pemilihan, Pemakaian dan
Pemeliharaan, PT Pradya Paramita, Jakarta, Cetakan ke 9, 2006, hal. 181
sebesar 1/273 dari volumenya pada 0oC. Sebaliknya apabila

diturunkan temperaturnya sebesar 1oC akan mengalami jumlah sama.

Persamaan Keadaan

Hukum Boyle dan hukum Charles dapat digabungksn menjadi hukum

Boyle-Charles yang dapat dinyatakan sebagai berikut :

2
PV= GRT................................................................................ 2

Di mana P : Tekanan Mutlak (kgf/m2) atau Pa

V : Volume (m3)

G : Berat gas (1,2 Kg) untuk udara.

T : Temperatur mutlak (oK)

R : Konstanta gas (287 J/ Kg oK) untuk udara

Proses Kompresi Gas

Cara Kompresi

2
Ibid, hal. 183
Gambar 2.12.DiagramT-S(aktual)SiklusBrayton

Analisatermodinamikapadakompresordimaksudkanuntukmenen

tukankondisiudaramasukdankeluarkompresor.Pengambilanasumsiuntu

kperhitungantermodinamikakompresoradalahdidasarkanpadaeffisiensi

politropis,yaitueffisiensiisentropisdarisebuahtingkatkompresordanturbi

nyangdibuatkonstanuntuksetiaptingkatberikutnya. (Gambar 2.12.).

1. Kompresi Isotermal

Bila suatu gas dikompresikan, maka ini ada energi mekanik yang

diberikan dari luar pada gas. Energi ini diubah menjadi energi panas

sehingga temperature gas akan naik jika tekanan semakin tinggi. Namun

jika proses kompresi ini juga dengan pendinginan untuk mengeluarkan

panas yang terjadi, temperature dapat dijaga tetap. Kompresor secara ini

disebut kompresor Isotermal ( temperatur tetap ). Hubungan antara P dan

V untuk T tetap dapat diperoleh dari persamaan :


3
P1v1 = P2v2 = tetap........................................................................ 4

3
Sularso, Haruo Tahara, Pompda dan Kompresor, Pemilihan, Pemakaian dan
Pemeliharaan, PT Pradya Paramita, Jakarta, Cetakan ke 9, 2006, hal. 184
2. Kompresi Adiabatik

Kompresi yang berlangsung tanpa ada panas yang keluar/ masuk

dari gas. Dalam praktek proses adiabatik tidak pernah terjadi secara

sempurna karena isolasi didalam silinder tidak pernah dapat sempurna

pula, dimana k = 1,4 untuk udara


4
P . vk = tetap..................................................................................... 5

3. Kompresi Politropik

Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan

proses Isotermal, namun juga bukan proses adiabatik, namun proses yang

sesungguhnya ada diantara keduannya dan disebut Kompresi

Politropik.Hubungan antara P dan V pada politropik ini dapat

dirumuskan sebagai :

5
P . vn = tetap...................................................................................... 6

Untuk n disebut indek politropik dan harganya terletak antara 1

(proses isotermal) dan k (proses adiabatik). Jadi 1<n<k. Untuk kompresor

basanya, n = 1,25 – 1,4. yaitu kompresor yang terjadi karena adanya

panas yang dipancarkan keluar.

Perubahan Temperatur

Pada waktu kompresi, temperatur gas dapat berubah tergantung pada

jenis proses yang dialami. Untuk masing-masing proses, hubungan antara

temperatur dan tekanan hanya terjadi perubahan pada

4
Sularso, Haruo Tahara, loc. cit
5
Sularso, Haruo Tahara, Pompda dan Kompresor, Pemilihan, Pemakaian dan
Pemeliharaan, PT Pradya Paramita, Jakarta, Cetakan ke 9, 2006, hal. 184
proses adiabatik. Dalam ompresi adiabatik tidak ada panas yang dibuang

keluar sendiri (atau dimasukkan) sehingga seluruh kerja mekanis yang

diberikan dalam proses ini akan dipakai untuk menaikkan temperatur gas.

Temperatur yang dicapai oleh gas yang keluar dari kompresor dalam

proses adiabatik dapat diperoleh secara teoritik rumus sebagai berikut :

6 ..................................................................7
Td = Ts (𝑷𝑷𝒅𝒅 )( k – 1 ) / m k
𝑷𝑷𝒔𝒔

Di mana,

Td : Temperatur mutlak gas keluar kompresor (oK)

Ts : Temperatur isap mutlak gas masuk kompresor (oK)

m : Jumlah tingkat kompresi ; m = 1, 2, 3,..........dst

𝑃𝑃𝑑𝑑 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑘𝑘𝑇𝑇𝑘𝑘𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑘𝑘𝑇𝑇𝑘𝑘


: Perbandingan tekanan =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑖𝑖𝑠𝑠𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑘𝑘𝑇𝑇𝑘𝑘
𝑃𝑃𝑠𝑠

k : Perbandingan panas jenis gas = 1,4 untuk udara

Efisiensi Volumetrik

6
Sularso, Haruo Tahara, Pompda dan Kompresor, Pemilihan, Pemakaian dan
Pemeliharaan, PT Pradya Paramita, Jakarta, Cetakan ke 9, 2006, hal. 185
Gambar 2.13. Langkah Torak Kerja Tunggal

Pada gambar 2.13, sebuah kompresor dengan silinder D ( m ), langkah

tolak S ( m),dan putaran N ( rpm )dengan ukuran seperti ini kompresor akan

memampatkan volume gas sebesar Vs= ( π/4 ) D2 x S ( m3 ). Untuk setiap langkah

kompresor yang dikerjakan dalam setiap putaran poros engkol. Jumlah volume gas

yang dimampatkan per menit disebut perpindahan tolak. Jadi jika poros kompresor

mempunyai putaran N ( rpm ) maka

Perpindahan torak :

7
Qth = Vs x N = ( π/4 ) D2 x S x N (m3/min)........................................ 8

Seperti pada gambar 2.14, torak memuai langkah kompresinya padatitik

(1dalam diagram P-V). Torak bergerak ke kiri dan gas dimampatkan hingga tekanan

naik ketitik (2).Pada titik ini tekanan di dalam silinder mencapai harga tekanan P d

yang lebih tinggi dari pada tekanan di dalam pipa keluar (atau tanki tekan), sehingga

katup keluar pada kepala silinder akan terbuka. Jika torak terus bergerak ke kiri

maka gas akan didorong keluar silinder pada tekanan tetap sebesar P d di titik (3)

torak mencapai titik mati

7
Sularso, Haruo Tahara, Pompda dan Kompresor, Pemilihan, Pemakaian dan
Pemeliharaan, PT Pradya Paramita, Jakarta, Cetakan ke 9, 2006, hal. 187
atas, yaitu titik mati akhir gerakan torak pada langkah kompresi dan pengeluaran,

seperti gambar dibawah ini.

Pada waktu torak mencapai titik mati atas, ada volume sisa sebesar V c yaitu

clearance di atas torak agar torak tidak membentur kepala silinder, sehingga pada

akhir langkah kompresi masih ada sisa gas yang tidak terdorong keluar sebesar V c

dan tekanan sebesar Pd. Saat memulai langkah hisap (ke kanan) katup isap tidak

dapat terbuka langsung sampai sisa gas terekspansi samapi tekanannya turun dari P d

turun ke Ps. Dan gas baru mulai masuk saat torak mencapai titik (4) ketika tekanan

sudah mencapai Ps pengisian berlangsung samapi titik ke mati bawah torak (1).

Gambar 2.14. Diagram P-V dari Kompresor

Berdasarkan siklus kerja kompresor di atas dimana gas yang diisap tidak

sebesar volume langkah torak sebesar Vs, dapat dihitung efisiensi volumetris (ηv)

dengan rumus senbagai berikut :

8
ηv = 𝑸𝑸𝒔𝒔
...................9
𝑸𝑸𝒕𝒕𝒕𝒕
Qs : Volume gas yang dihasilkan, pada kondisi tekanan dan temperatur isap

(m3/min)

Qth : Perpindahan torak (m3/min)

Besar efisiensi volumetris juga dapat dihitung secara teoritis berdasarkan volume

gas yang dapat diisap secara efektif oleh kompresor dengan rumus sebagai berikut :

9
ηv ≈ 1 - ԑ {(𝑷𝑷𝒅𝒅 )1/n – 1 } ............................................................................. 10
𝑷𝑷𝒔𝒔

di mana ԑ = Vc/Vs, volume sisa (clearance) relatif,

n = koefisien ekspansi gas yang tertinggal di dalam volume sisa untuk

udara n = 1,2.

Tanda ≈ berarti “kira-kira sama dengan “, karena rumus 10 diperoleh dari

perhitungan teoritis. Adapun harga ηv yang sesungguhnya adalh sedikit lebih kecil

dari harga yang diperoleh dari rumus di atas karena adnya kebocoran melalui cincin

torak dan katup-katup serta tahanan pada katup-katup.

Efisiensi Adiabatik

Efisiensi kompresor ditentukan oleh berbagai faktor seperti tahan

aerodinamik di dalam katu-katup, saluran-saluran, pipa-pipa, kerugian

8
Sularso, Haruo Tahara, Pompda dan Kompresor, Pemilihan, Pemakaian dan
Pemeliharaan, PT Pradya Paramita, Jakarta, Cetakan ke 9, 2006, hal. 189
9
Sularso, Haruo Tahara, Pompa dan Kompresor, Pemilihan, Pemakaian dan
Pemeliharaan, PT Pradya Paramita, Jakarta, Cetakan ke 9, 2006, hal. 189
mekanis, serta faktor lainnya. Faktor-faktor ini digabungkan dalam efisiensi

adiabatik keseluruhan.

Efisiensi adiabatik keseluruhan didefinisikan sebagai daya yang diperlukan

untuk memampatkan gas dengan siklus adiabatik (perhitungan teoritis), dibagi

dengan daya sesungguhnya yang diperlukan kompresor pada porosnya. Rumus dari

efisiensi adiabatis adalah sebagai berikut :

10 𝑳𝑳𝒂𝒂𝒅𝒅 .....................11
ɳad =
𝑳𝑳𝒔𝒔

di mana ɳad : Efisiensi adiabatis keseluruhan (%)

𝑊𝑊𝑇𝑇𝑑𝑑 : Daya adiabatis teoritis (kW)

𝑊𝑊𝑠𝑠 : Daya yang masuk pada poros kompresor (kW) Besarnya

daya adiabatis teoritis dapat dihitung dengan rumus:

11 {(𝑷𝑷𝒅𝒅 )k – 1 / mk – 1 } (kW) ..........................12


𝑾𝑾 𝑷𝑷𝒎𝒎𝒎 𝒎
= 𝒔 𝒔 𝑸𝑸
𝒂𝒂𝒅𝒅 𝒔𝒔
𝒎𝒎−𝟏𝟏 𝑷𝑷𝒔𝒔
𝟔𝟔𝟏𝟏𝟔𝟔𝟔𝟔

di mana 𝑃𝑃𝑠𝑠 : Tekanan isap tingkat pertama (kgf / m2 abs)

𝑃𝑃𝑑𝑑 : Tekanan keluar dari tingkat terakhir (kgf / m2 abs)

𝑄𝑄𝑠𝑠 : Jumlah volume gas yang keluar dari tingkat terakhir (m 3/min).

Jika dipakai tekanan dalam satuan Pa maka dipakai rumus :

𝐤𝐤−𝟏𝟏
12𝑾𝑾 𝐦𝐦 .𝐤𝐤 𝐏𝐏𝐬𝐬 . 𝐐𝐐𝐬𝐬 𝑷𝑷𝒅𝒅 𝐦𝐦 .𝐤𝐤
= . �� � − 𝟏𝟏� (kW) ..........................13

𝒂𝒂𝒅𝒅
𝐤𝐤−𝟏𝟏 𝟔𝟔𝟔𝟔𝟔𝟔𝟔𝟔𝟔𝟔 𝑷𝑷𝒔𝒔

Atau dapat dipakai rumus sebagai berikut jika tekanan dalam Pa dan 𝑄𝑄𝑠𝑠 dalam

satuan (m3/detik) :

10
Sularso, Haruo Tahara, Pompda dan Kompresor, Pemilihan, Pemakaian dan
Pemeliharaan, PT Pradya Paramita, Jakarta, Cetakan ke 9, 2006, hal. 190
11
Ibid, hal. 190
12
Ibid, hal. 190
𝑾𝑾 𝐦𝐦 .𝐤𝐤 𝐤𝐤−𝟏𝟏
=
𝐏𝐏 . 𝐐𝐐
𝑷𝑷𝒅𝒅 𝐦𝐦 .𝐤𝐤
𝒂𝒂𝒅𝒅 𝐬𝐬 . 𝐬�
𝐤𝐤− � 𝑷𝑷𝒔𝒔
𝟏𝟏
�� � − 𝟏𝟏
(Watt)�

Untuk efisiensi volumetrik dan efisiensi adiabatik keseluruhan sebenarnya

tidak tetap harganya berubah- ubah menurut konstruksi dan tekanan keluar

kompresor. Karena itu perhitungan daya tidak dapat dilakukan semudah cara diatas.

Namun untuk perhitungan efisiensi adiabatik dapat diambil kira- kira 80 – 85% untuk

kompresor besar, 75% sampai 80% untuk kompresor sedang dan 65 – 70% untuk

kompresor kecil.

Dengan diketahuinya daya yang diperlukan untuk menggerakkan

kompresor (Wc), kita dapat menghitung daya motor yang diperlukan untuk

menggerakkan kompresor.

Volume Tangki Penerima

Kapasitas kompresor adalah debit penuh aliran gas yang ditekan dan

dialirkan pada kondisi suhu total, tekanan total, dan diatur pada saluran masuk

kompresor. Debit aliran yang sebenarnya, bukan merupakan nilai volum aliran yang

tercantum pada data alat, yang disebut juga pengiriman udara bebas/ free air

delivery (FAD) yaitu udara pada kondisi atmosfir di lokasi tertentu. FAD tidak sama

untuk setiap lokasi sebab ketinggian, barometer, dan suhu dapat berbeda untuk

lokasi dan waktu yang berbeda. Kapasitas Kompresor biasanya dinyatakan dengan

volume gas yang diisap per satuan waktu (m³/jam).

Perhitungan Volume Penerimaan Tangki (Qs) :

𝑃𝑃 𝑑𝑑 −
Qs
𝑃𝑃𝑠𝑠 = 𝑉𝑉
.
𝑃𝑃0 𝑇𝑇
Dimana Qs = Volume penerimaan tangki (m3/menit)

𝑃𝑜 = Tekanan Atmosfer (bar)

t = Lamanya pengisian kompresor (menit) V

= Volume tangki (m3)

Persamaan diatas relevan untuk suhu udara tekan sama dengan suhu udara

ambien, yaitu kompresi isotermal sempurna. Jika suhu udara tekan aktual pada

pengeluaran, t2 º C lebih tinggi dari suhu ambien t1 º C, FAD dikoreksi oleh faktor

(273 + t1) / (273 + t2).

2.10 PerformansiKompresor

Apabilakapasitasdantekananudaraatau gas yang

diperlukansudahditetapkan,makakompresor yang

sesuaiharusdipilih.Apabilaterdapatbeberapakompresor yang

dapatmemenuhipesyaratan yang ditetapkan, makauntukmenentukanmana yang

akandipilihperludilakukanpertimbanganekonomis. Performansi kompresor dapat

digambarkan dalam bentuk kurva kapasitas(volume), daya poros, efisiensi

volumetris, dan efisiensi adiabatik keseluruhan, terhadap tekanan keluar, seperti

dalam gambar 2.15 kurva performansi kompresor 1 tingkat. Kurva seperti ini

sangat berguna untuk membandingkan performansi satu kompresor terhadap yang

lain.
Gambar 2.15 Kurva perfomansi kompresor 1 tingkat

Pemasangan dan Operasional

Penempatan

Dalam memilih tempat yang sesuai untuk instalasi kompresor yang

akan dipasang perlu diperhatikan hal- hal sebagai berikut:

1. Instalasi kompresor harus dipasang sedekat mungkin dengan tempat

yang memerlukan udara. Jika tempat- tempat ini terpencar letaknya

maka kompresor sedapat mungkin dipasang di tengah- tengah. Dengan

maksud agar mengurangi tahanan gesek dan kebocoran pada pipa

penyalur disamping untuk menghemat ongkos- ongkos.


2. Di daerah sekitar kompresor tidak boleh ada gas yang mudah terbakar/

meledak. Pengamanan harus dilakukan sebab gas- gas yang berbahaya

yang terisap oleh kompresor dapat menimbulkan reaksi kimia akan

meledak dan kebakaran. Selain itu bahan yang mudah terbakar harus

diajuhkan dari kompresor.

3. Pemeliharaan dan pemeriksaan harus dapat dilakukan dengan mudah.

Meskipun kompresor merupakan salah satu dari sumber tenaga yang

besar tetapi sering ditempatkan di sudut ruangan/ tempat yang

menyulitkan untuk pemeriksaan. Karena itu pelumasan harian/

pengurasan air sering terlupakan sehingga kompresor rusak.

Berhubungan dengan hal tersebut harus disediakan ruangan yang cukup

untuk memudahkan pengawasan pemeliharaan dan perbaikan.

4. Ruangan kompresor harus terang, cukup luas dan berventilasi baik.

Bila sebuah kompresor besar dipasang disebuah ruang kompresor,

maka kondisi lingkungan yang menyangkut cahaya, luar dan ventilasi

harus memenuhi persyaratan. Dengan cahaya yang cukup apabila

terjadi kelainan ( kebocoran ) akan segera diketahui. Luas ruangan

yang cukup akan memudahkan pemeriksaan, pemeliharaan dan

mempertinggi keamanan kerja. Ventilasi yang baik berguna untuk

menghindari akibat buruk dari kebocoran gas apabila kompresor

bekerja dengan jenis gas khusus. Untuk kompresor udarapun ventilasi

sangat penting
untuk mencegah kenaikan temperature yang tinggi di dalam ruangan.

5. Temperature ruangan harus lebih rendah 40oC. Kompresor

mengeluarkan panas pada waktu bekerja. Jika temperature ruangan

naik. Hal ini mengakibatkan kompresor bekerja pada temperature

diatas normal yang dapat memperpendek umur kompresor. Sebaliknya

jika temperature ruangan sangat rendah sampai dibawah 40 oC, seperti

keadaan pada musim dingin, maka sebelum dijalankan kompresor perlu

dipanaskan dahulu. Hal ini perlu supaya kompresor tidak mengalami

kerusakan pada saat start atau jalan karena pembekuan air pendingin

atau air kurasan.

6. kompresor harus ditempatkan didalam kerangka yang sesuai.

Dan hindari dari panas matahari dan air hujan, supaya badan

kompresor atau motor dapat cepat rusak atau kecelakaan.

Pemasangan

Sebelum kompresor dipasang pondasi beton harus dipastikan sudah

mengerah seluruhnya dan letak dan ukuran lubang baut diperiksa apakah

sesuai dengan gambar kerja. Baut jangkar pondasi dapat ditanam pada posisi

yang tepat jika penetapannya dilakukan pada waktu pemasangan kompresor.

Namun jika baut- baut ini harus ditanam mendahului pemasangan

kompresor, penempatan baut harus dilakukan sesuai gambar kerja pondasi

dengan menggunakan plat pola bila perlu. Setiap baut harus muncul

dengan panjang tertentu


diatas permukaan pondasi. Dalam hal ini sepertiga bagian atas baut dibiarkan

tidak dicor dengan beton untuk memungkinkan sedikit penyesuaian pada waktu

pemasangan kompresor. Kompresor dan motor yang akan dihubungkan dengan

sabuk V harus sejajar dan rata, dengan tegangan sabuk tepat. Kompresor dan

motor yang akan dihubungkan dengan kopling secara langsung memerlukan

pelurusan.

Pemasangan kabel- kabel listrik harus menggunakan bahan kabel yang

memenuhi standart yang berlaku, yaitu:Ukuran dan kapasitas kabel, sekering

dan tombol- tombol harus ditentukan dengan hati- hati, jika kabel terlalu

panjang atau ukuran yang terlalu kecil dapat terjadi penurunan tegangan yang

terlalu besar. Hal ini dapat menimbulkan kesulitan atau kerusakan pada waktu

start dimana motor dapat terbakar. Tegangan listrik pada terminal motor tidak

boleh kurang dari 90% harga normalnya.

Anda mungkin juga menyukai