Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida. Turbin pelton
merupakan suatu alat yang merubah energi kinetik air menjadi mekanik. Pada turbin pelton energi
potensial air berubah menjadi energi kinetik melalui nosel disemprotkan ke bucket untuk dirubah
menjadi energi mekanik yang digunakan untuk memutar poros pada generator. Dengan menggunakan
alat percobaan seperti turbin pelton, pompa, motor, pressure gauge, spear, indikator gaya rem, rem
prony, tachometer, flow meter. Maka dapat dilakukan praktikum yang tujuannya adalah untuk
mengetahui performansi atau efiseiensi turbin pelton. Pada praktikum ini terdapat lima variasi
putaran Rpm yaitu pada putaran 1000 rpm, 1100 rpm, 1200 rpm, 1300 rpm, 1400 rpm dan 1500 rpm.
Untuk bukaan gate valve yang digunakan ada empat variasi, yaitu bukaan penuh, bukaan tiga, bukaan
lima dan bukaan tujuh. Dalam satu kali perubahan bukaan, spear diputar sebanyak 1 x 360 derajat.
Pada praktikum ini terdapat 3 variabel, yaitu variabel kontrol (diameter pipa dan panjang lengan
pompa), variabel manipulasi (gate valve dan Rpm) dan variabel respon ( Q, P dan F rem). Variabel
manipulasi yang diberikan adalah RPM turbin, pada praktikum ini terdapat enam variasi putaran Rpm
yaitu pada putaran 1000 rpm, 1100 rpm, 1200 rpm, 1300 rpm, 1400 rpm dan 1500 rpm. Variabel
responnya terdiri dari kapasitas (Q), tekanan (P), aliran dan (F) gaya pembebanan. Misal, pada saat
bukaan 3x pada variasi putaran 1000 rpm, maka didapatkan data yaitu Q = 3,5 l/s, P = 1.4 kg/cm2, F =
1.05 kgf, dan head statis = 29 cm. Kesimpulan yang di dapat dari praktikum ini adalah semakin tinggi
rpmnya maka semakin besar gaya dan kapasitas yang bekerja. Besar efisiensi pada turbin tergantung
dari nilai perbandingan antara besar BHP (Brake Horse Power) dengan WHP(Water Horse Power).
Tekanan yang bekerja dipengaruhi oleh bukaan pada gate valve. Aplikasi yang dapat digunakan dalam
kehidupan sehari- hari yang menggunakan turbin pelton adalah dam air dan PLTA yang menggunakan
tenaga dari air yang mempunyai ketinggian.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mesin Fluida adalah salah satu mata kuliah yang mempelajari tentang mesin-mesin fluida dan
permsesinan kapal serta aliran fluida di dalam instalasi dan mesin fluida. Mata kuliah mesin fluida
ini dilaksanakan melalui pembelajaran di kelas dan juga kegiatan percobaan di laboratorium
Marine Machinery System. Materi pokok yang dipelajari dalam mata kuliah Mesin Fluida ini adalah
Pompa, Kompresor, Permesinan Hidrolis, Permesinan Pneumatis, dan Purifire, Separator, Sewage
Treatment.
Pada materi mengenai Permesinan Hidrolis, mahasiswa diperkenalkan dengan jenis-jenis
turbin, pengaplikasian turbin serta penerapannya pada kehidupan sehari-hari, khususnya dalam
penerapannya pada dunia perkapalan. Salah satu contoh dari penerapan permesinan hidrolis adalah
turbin pelton. Turbin Pelton merupakan turbin impuls yang memiliki prisip kerja yakni mengubah
energi potensial air menjadi energi kinetik dalam bentuk pancaran air.
Pengenalan dan penggalian ilmu terhadap turbin pelton lebih lanjutnya didapatkan dari
praktikum di labratorium Marine Machinery Sistem. Praktikum ini penting dilakukan untuk
mengetahui bagian-bagian dari turbin pelton, turbin pelton, dan permasalahan-permasalahan yang
sering terjadi di dalam turbin pelton.
Jadi, mata kuliah Mesin fluida mempelajari tentang mesin-mesin fluida. Salah satu materi yang
diberikan adalah mengenai Permesinan Hidrolis. Untuk mempelajari lebih jauhnya, dilakukan
praktikum menggunakan salah satu alat penerapan dari Permesinan Hidrolis, yakni Turbin Pelton.
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium marine machinery System.
1.3 Tujuan
Tujuan diadakannya praktikum turbin pelton adalah
1.3.1 Mengetahui performansi atau efisiensi dari turbin pelton
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian turbin
Turbin adalah suatu alat atau mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida. Cara
kerjanya secara rotari (gerak rotasi / berputar), di mana energi fluida kerjanya yang langsung
dipergunakan untuk memutar roda turbin melalui nosel di teruskan ke sudu-sudunya. Bagian turbin
yang berputar dinamakan rotor atau roda turbin, sedangkan bagian yang tidak berputar dinamakan
stator atau rumah turbin. Roda turbin terletak di dalam rumah turbin dan roda turbin memutar
poros daya yang menggerakan atau memutar bebnya (generator listrik, pompa, kompresor, baling-
baling dan mesin lainya). Didalam turbin fluida kerja mengalami proses ekspansi, yaitu proses
penurunan tekanan, dan mengalir secara kontinyu. Fluida kerjanya bisa berupa air, gas atau uap
air.
(Sumber : Turbin, Pompa dan Kompresor, Fritz Dietzel)
Gambar 2.2.2.1
Sumber : https://artikel-teknologi.com
Gambar 2.2.2.2
Sumber : https://artikel-teknologi.com
2.3 Karakteristik turbin pelton
Turbin Pelton merupakan turbin impuls yang memiliki prisip kerja yakni mengubah energi
potensial air menjadi energi kinetik dalam bentuk pancaran air. Pancaran air yang keluar dari
mulut nozzle diterima oleh sudu-sudu pada roda jalan sehingga roda jalan berputar. Dari putaran
inilah menghasilkan energi mekanik yang memutar poros generator sehingga menghasilkan energi
listrik.
Grafik 2.3.2 Karakteristik turbin pelton pada bukaan katup yang berbeda
Sumber: www.codecogs.com
Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi. Turbin pelton memiliki
karakteristik sebagai berikut:
BHP
𝜂 = X 100%
WHP
Dimana :
BHP adalah daya yang dihasilkan oleh mesin dalam hal ini turbin (watt)
WHP adalah daya yang berasal dari fluida yaitu dipengaruhi oleh besarnya kapasitas / debit
dan head dan juga berat jenis fluida.
(Sumber : modul praktikum mesin fluida, 2016, tim laboraturium mesin fluida dan sistem)
𝐵𝐻𝑃 = 2𝜋 𝑥 𝑀𝑡 𝑥 𝑁
Dimana :
N = Putaran Turbin (Rps)
Mt = Momen Puntir (N.m)
Sumber : (modul praktikum mesin fluida, 2016, tim laboraturium mesin fluida dan sistem)
2.4.3 WHP (Daya Air)
Yaitu daya yang berasal dari fluida yaitu dipengaruhi oleh besarnya kapasitas / debit dan
head dan juga berat jenis fluida atau dapat didefinisikan sebagai daya efektif yang diterima
oleh air dari pompa per satuan waktu
𝑊𝐻𝑃 = 𝛾. 𝑄. 𝐻𝑡
Dimana :
WPH = Daya air (𝑁. 𝑚⁄𝑠)
𝐾𝑔⁄
𝛾 = spesific gravity (10000 𝑚3 )
3
Q = Kapasitas turbin (𝑚 ⁄𝑠)
Ht = Head total (𝑚)
Sumber : (modul praktikum mesin fluida, 2016, tim laboraturium mesin fluida dan sistem)
efisiensi tidak memiliki satuan sehingga tidak berpengaruh pada persamaan berikut.
Dimana :
𝑄 𝑚3 ⁄𝑠 𝑚
𝑉= → = ⁄𝑠 (𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖)
𝐴 𝑚2
Dimana :
V = kecepatan aliran (m/s)
Q = kapasitas / debit air (m3/s)
A = luas penampang pipa (m2)
Sumber : (modul praktikum mesin fluida, 2016, tim laboraturium mesin fluida dan sistem)
2.5 Head
Head adalah energi yang terkandung dalam fluida yang terdiri dari head tekanan, head kecepatan
dan head ketinggian, yang dapat dirumuskan:
1. Head Turbin (Ht)
Dimana :
𝐻𝑡 = Head Turbin (m)
𝑃 = Tekanan (N/m2)
𝑉 = Kecepatan aliran (m/s)
𝜌 = Massa jenis (kg/m3)
𝑔 = Percepatan gravitasi (m/s2)
𝑧 = Tinggi aliran (m)
Sumber : (modul praktikum mesin fluida, 2016, tim laboraturium mesin fluida dan sistem)
Dimana :
Hs = head statis (m)
Z1 = tinggi aliran pada titik 1 (m)
Z2 = tinggi aliran pada titik 2 (m)
(sumber : Pompa dan Kompresor, Sularso)
Dimana :
HP = head tekanan (m)
P1 - P2 = beda tekanan antara dua titik yang diukur (N/m2)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
= massa jenis zat cair (kg/ m3)
Sumber : (modul praktikum mesin fluida, 2016, tim laboraturium mesin fluida dan sistem)
𝑣2 2 −𝑣1 2
𝐻𝑉 = 2𝑔
Dimana :
HV = head kecepatan (m)
V1 = kecepatan aliran pada titik 1 (m/s)
V2 = kecepatan aliran pada titik 2 fluida (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
(sumber : Pompa dan Kompresor, Sularso)
5. Head Losses (Hf)
Head loss major
𝐿𝑣 2
𝐻𝑓 = ƒ
2𝑔𝐷
Dimana :
f = koefisien gesekan
𝑣 = kecepatan aliran fluida (m/s)
D = diameter pipa (m)
L = panjang pipa (m)
𝑔 = percepatan gravitasi (m/s2)
(sumber : Mekanika Fluida dan Hidrolika, Ir. A soedrajat )
𝑣2
𝐻𝑚 = 𝛴𝑘 )
2𝑔
Dimana:
𝛴𝑘 = koefisien kerugian karena perlengkapan pipa
v = kecepatan aliran fluida (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
( sumber : Mekanika Fluida dan Hidrolika, Ir. A soedrajat )
2.6 Aplikasi turbin pelton
Marine
Salah satu penerapan turbin pelton adalah pembangkit listrik tenaga air laut.
Energi kinetik yang timbul dari gerakan air laut melalui sudu-sudu turbin dimanfaatkan
sebagai salah satu sumber tenaga.
4.1 Perhitungan
4.1.1 Perhitungan BHP
1. Mencari nilai momen torsi (Mt) digunakan rumus berikut:
Diketahui :
F : 9.807 N
L : 0.29 m
ηrem : 0.95
perhitungan
F×L
Mt =
ηrem
9,81 x 0.29
Mt =
0.95
Mt = 3,1434 Nm
(P1 − P2 ) (V1 2 − V2 2 )
Ht = [ + + (Z1 − Z2 )]
ρg 2g
1,4𝑥9806,38 2.792
Ht = [ + + 29]
1000x9.8 2x9.8
Ht =30.53 m
3. WHP
WHP sistem dapat dihiyung dengan menggunakan rumus:
Diketahui :
Q : 0.0035 N/m2
Ht : 1.82 m
Perhitungan
WHP = γ x Q x Ht
WHP = 9800 x 0.0035 x 13.57
WHP = 1047,34606 Watt
Hasil perhitungan
4.1.3 Perhitungan η
Diketahui
BHP : 183.71 watt
WHP : 465.46 watt
Perhitungan
BHP
η= x 100%
WHP
329,01
η= x 100%
1047,35
η = 31,41%
Hasil perhitungan
1. Bukaan gate valve 0
BHP (Watt) WHP (Watt) ηt (%)
1026,76 32,99%
338,73
338,73 1026,76 32,99%
50.00%
45.00%
40.00%
35.00%
30.00%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035 0.004
Pada grafik di atas, menunjukkan bahwa besarnya nilai Q selalu sama di η yang
𝐵𝐻𝑃
berbeda. Hal ini berbeda sekali dengan rumus 𝜂 = 𝑥100% yang mana WHP = γxQxHt.
𝑊𝐻𝑃
Berdasarkan rumus, nilai Q seharusnya berbanding terbalik dengan effisiensi. Hal ini bisa
terjadi karena beberapa faktor antara lain human error, kurang keakuratan alat percobaan,
atau sudah terlalu tua mesin percobaan dan kurangnya maintenance.
Q terhadap N
30.00
25.00
20.00
N RPS
15.00
10.00
5.00
0.00
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035 0.004
Q
Pada grafik di atas nilai Q selalu sama pada n yang berbeda. Hal ini tidak sesuai dengan
rumus, karena seharusnya Q berbanding lurus dengan n. Hal ini dapat terjadi karena
beberapa faktor, antara lain kesalahan praktikan dalam mengukur, ketidak akuratan alat
hitung dan mesin dan peralatan yang sudah tua.
4.2.3 grafik fungsi kapasitas terhadap H
Q terhadap H
31
30.5
30
Head loss
29.5
29
28.5
28
27.5
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035 0.004
Q
Pada grafik tersebut nilai head loss selalu sama pada Q yang sama. Hal ini berbeda
sekali dengan rumus Q, dimana Q dan H berbanding terbalik. Hal ini dapat terjadi oleh
beberapa faktor, yaitu human error ataupun alat praktikum yang sudah cukup berumur.
Q terhadap BHP
500.00
400.00
300.00
BHP
200.00
100.00
0.00
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035 0.004
Q
Pada grafik di atas semakin tinggi nilai Q selalu sama sedangkan daya motornya selalu
naik. Kecuali pada Bukaan penuh. Hal ini tidak sesuai karena Q seharusnya berbanding lurus
dengan BHP. Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam mengukur atau umur
alat yang sudah tua.
4.2.5 grafik fungsi η terhadap n
𝐵𝐻𝑃
Pada grafik diatas menunjukan grafik yang acak. Berdasarkan rumus 𝜂 = 𝑥100%,
𝑊𝐻𝑃
dimana BHP = 2π x Mt x N, sehingga nilai effisiensi berbanding lurus dengan N. Hal ini dapat
terjadi karena kesalahan praktikan (human error) atau karena umur alat yang sudah tua.
Pada grafik diatas menunjukan hubungan yang berbanding lurus antara effisiensi dan
𝐵𝐻𝑃
BHP. Sesuai dengan rumus 𝜂 = 𝑥100%, dimana sangat jelas apabila BHP semakin besar,
𝑊𝐻𝑃
1000.00
800.00
600.00
400.00
200.00
0.00
0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00%
Grafik diatas menunjukkan pada WHP yang sama effisiensi nya terlalu naik. Hal ini
𝐵𝐻𝑃
tidak sesuai dengan rumus 𝜂 = 𝑥100%, apabila effisiensi semakin besar, maka WHP nya
𝑊𝐻𝑃
akan semakin kecil. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan praktikan (human error) atau
karena umur alat yang sudah tua.
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00%
Pada grafik diatas menunjukan grafik yang acak. Hal ini tidak sesuai dengan rumus
BHP = 2π x Mt x N dimana perbandingan antara n dan F adalah perbandingan terbalik. Hal ini
dapat terjadi karena kesalahan praktikan (human error) atau karena umur alat yang sudah
tua.
4.2.9 grafik fungsi n terhadap WHP
N terhadap WHP
1200.00
1000.00
800.00
600.00
400.00
200.00
0.00
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00
Pada grafik di atas menunjukan bahwa pada n yang berbeda nilai WHP selalu sama. Hal
𝐵𝐻𝑃
ini tidak sesuai dengan rumus 𝜂 = 𝑥100%, dimana BHP = 2π x Mt x N. Seharusnya
𝑊𝐻𝑃
menunjukkan hubungan yang berbanding lurus. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan
praktikan (human error) atau karena umur alat yang sudah tua.
N terhadap BHP
500.00
450.00
400.00
350.00
300.00
250.00
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00
Grafik diatas menunjukkan grafik yang acak. Hal ini tidak sesuai dengan rumus BHP =
2π x Mt x N dimana nilai BHP akan semakin besar seiring bertambahnya nilai n. Hal ini dapat
terjadi karena kesalahan praktikan (human error) atau karena umur alat yang sudah tua.
BAB 5