Anda di halaman 1dari 43

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap

KOMPRESOR TORAK 2020/2021

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kompresor adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Kompresor udara
biasanya mengisap udara dari atmosfir. Namun ada pula yang mengisap udara atau gas
yang bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini kompresor bekerja
sebagai penguat (booster). Udara tekan dapat digunakan sebagai sumber tenaga.
Karena banyaknya penggunaan kompresor di dunia industri maka mahasiswa
diharapkan memiliki pemahaman yang baik tentang kompresor. Diharapkan dengan
dilakukannya praktikum kompresor tujuan diatas dapat tercapai dengan baik. Terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi kinerja kompresor karena terdapat beberapa
variabel yang mempengaruhi proses kompresi udara dalam kompresor, diantaranya
yaitu: laju aliran masukan fluida, tekanan dan temperatur. Semua variabel tersebut
saling berhubungan satu dengan yang lain dalam proses kompresi udara, dan perlu
dikondisikan sedemikian rupa agar mendapatkan hasil kompresi yang sempurna.
Diantara sekian banyak kompresor, kompresor yang banyak digunakan adalah
kompresor torak karena kompresor jenis ini merupakan kompresor yang sering
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, perawatan dan penggunaan kompresor
torak lebih sederhana diantara kompresor yang lainnya.

1.2 Tujuan Pengujian


a) Praktikan mengetahui hubungan antara tekanan buang kompresor (discharge
pressure) terhadap kapasitas aliran massa udara lewat orifice
b) Praktikan mengetahui hubungan antara tekanan buang kompresor (discharge
pressure) terhadap kapasitas aliran udara pada sisi isap.
c) Praktikan mengetahui hubungan antara tekanan buang kompresor (discharge
pressure) terhadap daya udara adiabatik teoritis.
d) Praktikan mengetahui hubungan antara tekanan buang kompresor (discharge
pressure) terhadap efisiensi adiabatik keseluruhan.
e) Praktikan mengetahui hubungan antara tekanan buang kompresor (discharge
pressure) terhadap efisiensi volumetrik.

45
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 45
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori Kompresor


2.1.1 Pengertian Kompresor
Kompresor adalah mesin konversi energi yang berfungsi untuk memampatkan
udara atau gas. Prinsip kerjanya adalah merubah energi mekanik menjadi energi
tekanan pada fluida yang dikompresi.

2.1.2 Sifat-sifat fisik udara


a. Massa jenis udara
Massa jenis udara adalah massa udara tiap satu satuan volume dengan satuan
kg/m3. Massa jenis udara dipengaruhi oleh tekanan dan temperaturnya.
b. Panas jenis udara
Panas jenis udara didefinisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk
menaikkan temperatur 1 gram udara sebesar 1oC. Panas jenis udara atau gas terdiri
atas panas jenis pada tekanan tetap (Cp) dan panas jenis pada volume tetap (Cv).
c. Kelembaban udara
Derajat kekeringan/kebasahan udara dalam atmosfer disebut kelembapan.
Kelembapan dapat dinyatakan menurut 2 cara yaitu :
- Kelembaban mutlak/kelembapan absolute : massa uap air tiap satu satuan
volume udara lembap.
- Kelembaban relatif : perbandingan antara jumlah uap air di udara terhadap
jumlah uap air yang ada pada udara jenuh pada temperatur yang sama dan
dinyatakan dalam %.
d. Tekanan Udara
1. Tekanan gas
Jika suatu gas/udara menempati suatu bejana tertutup, maka pada dinding
bejana tersebut bekerja suatu gaya. Gaya normal persatuan luas dinding ini
dinamakan tekanan.

46
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 46
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

2. Tekanan atmosfer
Tekanan atmosfer yang bekerja di permukaan bumi dapat dipandang
sebagai berat kolom udara mulai dari permukaan bumi sampai batas atmosfer
yang paling atas. Untuk kondisi standar, gaya berat udara kolom ini pada setiap
1cm2 luas permukaan bumi adalah 1,033 kgf. Tekanan atmosfer juga bisa
dinyatakan dengan tinggi kolom air raksa (mmHg) dimana 1 atm = 760 mmHg.
e. Kekentalan/viskositas
Kekentalan atau viskositas merupakan ketahanan fluida terhadap gaya geser.
Kekentalan juga dapat didefinisikan sebagai kelengketan suatu fluida yang
mempengaruhi pergerakan fluida di dalam atau di luar saluran.
f. Kompresibilitas
Kompresibilitas adalah tingkat kemampuan perubahan volume dari suatu
massa fluida yang terjadi dikarenakan perubahan tekanan.

2.1.3 Klasifikasi Kompresor


Secara umum kompresor dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Positive Displacement Compressor
Positive displacement compressor adalah kompresor yang mengkonversi
energi mekanik berupa gerakan piston/torak menjadi energi tekanan pada fluida
(udara) bertekanan. Kompresor jenis ini menghisap sejumlah udara dalam
chambernya, kemudian ukuran chamber berkurang menjadi lebih kecil sehingga
udara menjadi bertekanan. Contohnya adalah reciprocating compressor dan rotary
compressor.
 Reciprocating compressor

Gambar 2.1 Reciprocating Compressor


Sumber: Giampaolo (2010, p.38)

47
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 47
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

Kompresor ini menggunakan piston yang dikendalikan oleh crankshaft


untuk menghasilkan tekanan udara. Piston ini bergerak di dalam tabung untuk
mendorong dan memberi tekanan pada udara sehingga udara tersebut
mempunyai tekanan yang lebih tinggi.
Single act compressor menggunakan piston yang biasa digunakan pada
otomotif yang dihubungkan pada crankshaft. Pada model ini kompresi udara
terjadi pada bagian atas piston. Pendinginan yang digunakan pada kompresor ini
dapat berupa pendingin udara maupun pendingin air. Pelumasan pada kompresor
jenis ini diatur oleh pompa oli.
Untuk double act reciprocating, piston yang digunakan berjumlah 2 buah.
Kompresi udara pada kompresor ini terjadi pada kedua bagian piston. Proses
kompresi ini terdiri dari 2 buah piston, batang piston, crosshead, batang
penghubung dan crankshaft.
Pada diaphragm compressor, kompresi udara dilakukan dengan
menggunakan membran yang bergerak berputar untuk menarik udara masuk ke
daerah kompresi dan memberinya tekanan untuk selanjutnya disimpan pada
bagian tabung penyimpanan.
 Rotary Compressor (Rotary Screw Compressor)

Gambar 2.2 Rotary Screw Compressor


Sumber: Giampaolo (2010, p.2))

Kompresor jenis ini memampatkan udara dengan cara mengkonversikan


energi mekanik dari penggerak awal (contoh : motor listrik) menjadi energi
tekan pada udara. Terdiri atas 2 (dua) buah helical rotor yang saling
48
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 48
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

berhubungan satu dengan yang lainnya. Ketika rotor yang satu berputar searah
jarum jam maka rotor yang lain berputar dengan arah berlawanan jarum jam.
Akibatnya udara terperangkap diantara kedua helical rotor dimana volumenya
udara menjadi lebih rendah sehingga tekanannya bertambah.
b. Dynamic Compressor
Dynamic compressor adalah kompresor yang merubah energi mekanik menjadi
energi kinetik (kecepatan) fluida, kemudian kecepatan fluida dikurangi sehingga
tekanannya menjadi lebih besar. Contoh dari kompresor dynamic adalah centrifugal
compressor dan axial compressor.
 Centrifugal Compressor
Kompresor sentrifugal adalah suatu mesin, yang kerjanya didapat dari kerja
poros (energi mekanik) yang dihubungkan oleh motor listrik. Prinsip kerja
kompresor sentrifugal adalah dimulai dengan memberikan daya dari luar kepada
poros kompresor untuk memutar impeler di dalam konstruksi kompresor. Maka
udara yang ada di dalam impeler, oleh dorongan sudu-sudu ikut berputar. Karena
timbul gaya sentrifugal maka udara mengalir dari tengah impeler ke luar melalui
saluran di antara sudu-sudu. Pada tahap ini tekanan udara bertambah besar begitu
pula dengan kecepatan alirannya (energi kinetik) bertambah besar karena udara
mengalami percepatan. Udara yang keluar dari impeler ditampung oleh saluran
berbentuk volut (spiral) di keliling impeler dan disalurkan ke luar kompresor
melalui nozzle. Di dalam nozzle ini sebagian energi kinetik diubah menjadi
energi tekanan.

Gambar 2.3 Centrifugal compressor


Sumber: Hanlon (2001, p.120)
49
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 49
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

 Axial Compressor

Gambar 2.4 Axial compressor


Sumber: Hanlon (2001, p.115)

Pada kompresor aksial, udara masuk dan keluar sejajar dengan poros (shaft)
kompresor. Dimana kompresor jenis ini terdiri atas rotor yang berputar dan stator
yang tidak berputar. Mekanisme kerja dari kompresor aksial dimulai saat rotor
berputar, blade pada masing-masing piringan pada rotor menekan udara ke
dalam daerah diantara kumpulan blade dari stator.
Udara menumbuk blade yang diam sampai dapat diambil oleh blade pada
piringan rotor berikutnya. Bersamaan dengan rotor menekan lebih banyak udara
ke dalam blade yang diam, tekanan udara naik dan udara mengambil ruang yang
lebih kecil. Tekanan dari masing-masing kumpulan blade yang diam lebih tinggi
daripada tekanan pada kumpulan blade sebelumnya. Kompresor mengambil
energi mekanik dari penggerak seperti motor listrik. Energi mekanik ini lalu
dikonversikan menjadi putaran dari rotor kompresor. Energi kinetik kemudian
ditambahkan ke udara oleh kompresor.
Kesimpulannya, di dalam kompresor aksial blade yang berputar (rotor)
menambah energi kinetik pada udara sedangkan blade yang diam (stator)
merubah energi kinetik pada udara menjadi energi tekan.

2.2 Kompresor Torak dan Prinsip Kerjanya


2.2.1 Bagian-bagian Kompresor Torak
a. Silinder dan Kepala Silinder
Silinder mempunyai bentuk silindris dan merupakan bejana kedap udara
dimana torak bergerak bolak-balik untuk menghisap dan memampatkan udara.

50
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 50
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

Silinder harus cukup kuat untuk menahan tekanan yang ada. Tutup silinder (atau
kepala silinder) terbagi menjadi dua ruangan, satu sebagai sisi isap dan yang lain
sebagai sisi keluar. Sisi isap dilengkapi dengan katup isap dan pada sisi keluar
terdapat katup keluar.

Gambar 2.5 Silinder dan Kepala Silinder Dengan Pendingin Udara


Sumber: Sularso (2000, p.209)

b. Torak dan Cincin Torak


Torak sebagai elemen yang menghisap gas/udara pada saat suction
(pemasukan) dan mendorong fluida pada proses pengeluaran. Cincin torak dipasang
pada disekeliling torak dengan fungsi mencegah kebocoran.

Gambar 2.6 Torak dan Cincin Torak


Sumber: Sularso (2000, p.210)

c. Katup Isap dan Katup Keluar


Katup isap dan katup keluar dapat membuka dan menutup sendiri sebagai
akibat dari perbedaan tekanan yang terjadi antara bagian dalam dan bagian luar
silinder.

51
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 51
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

Gambar 2.7 Katup Cincin


Sumber: Sularso (2000, p.211)

d. Poros Engkol (Crank Shaft)


Berfungsi sebagai menggubah gerakan putar menjadi gerakan bolak balik.

Gambar 2.8 Poros Engkol


Sumber: Sularso (2000, p.217)

52
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 52
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

e. Kepala/Pen Silang (cross head)


Berfungsi meneruskan gaya dari batang penghubung ke batang torak. Kepala
silang dapat meluncur pada bantal luncurnya.

Gambar 2.9 Pen Silang


Sumber: Sularso (2000, p.208)

f. Batang Penghubung
Berfungsi meneruskan gaya dari poros engkol ke batang torak melalui
kepala silang, batang penghubung harus kuat sehingga mampu menahan beban pada
saat kompresi.

Gambar 2.10 Batang Penghubung


Sumber: Giampaolo (2010, p.47)

53
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 53
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

2.2.2 Prinsip Kerja Kompresor Torak


Prinsip kerja dari kompresor torak adalah merubah kerja pada poros torak menjadi
energi tekanan pada fluida yang keluar dari kompresor. Kompresor torak atau
kompresor bolak-balik pada dasarnya dibuat sedemikian rupa sehingga gerakan putar
pada poros motor dengan menggunakan poros engkol dan batang penggerak menjadi
gerakan bolak-balik pada torak. Gerakan torak ini menghisap udara ke dalam silinder,
kemudian volume silinder (dan udara yang terdapat di dalamnya) dimampatkan,
sehingga tekanan udara meningkat. Adapun proses pengkompresian udara pada
kompresor torak adalah sebagai berikut:
1. Proses Isap
Bila poros engkol bekerja dalam arah panah torak bergerak ke bawah oleh
tarikan engkol maka terjadilah tekanan negatif (di bawah tekanan atmosfer) di
dalam silinder. Maka katup isap terbuka oleh perbedaan tekanan sehingga udara
terhisap dan mengalir masuk memenuhi silinder. Pada saat proses isap, katup keluar
tertutup.

Gambar 2.11 Proses isap


Sumber: Sularso (2000, p.207)

2. Proses Kompresi
Setelah torak mencapai titik mati bawah, katup isap dan keluar tertutup. Torak
bergerak ke atas, volume udara dalam silinder berkurang (termampatkan) sehingga
tekanannya naik.

54
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 54
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

Gambar 2.12 Proses kompresi


Sumber: Sularso (2000, p.207)

3. Proses Keluar
Bila torak bergerak ke atas, tekanan di dalam silinder akan naik. Maka katup
buang/keluar akan terbuka oleh tekanan udara/gas, dan udara/gas akan keluar.

Gambar 2.13 Proses keluar


Sumber: Sularso (2000, p.207)

4. Proses Ekspansi
Sesaat setelah udara terkompresi keluar, torak bergerak ke bawah sebelum
proses isap

2.3 Teori dan Persamaan yang Mendukung Percobaan


2.3.1 Persamaan Kontinuitas
Hukum kontinuitas mengatakan bahwa untuk aliran fluida incompressible tanpa
gesekan, steady yang bergerak sepanjang stream line berlaku jumlah massa alir yang
masuk kontrol volum (titik 1) sama dengan massa alir fluida yang keluar kontrol volum
(titik 2) adalah sama, dirumuskan :
𝑚̇ = 𝑚̇ = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 .................................................................................... (2-1)

55
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 55
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

𝜌. 𝑄 = 𝜌. 𝑄 .................................................................................................. (2-2)
𝜌 . 𝐴 . 𝑉 = 𝜌 . 𝐴 . 𝑉 .................................................................................... (2-3)
Keterangan:
ρ = massa jenis fluida (kg/m³)
Q = debit fluida (m3/detik)
A = luas penampang (m²)
V = Kecepatan aliran fluida(m/s)

2.3.2 Hukum Termodinamika (I, II dan III)


A. Hukum Termodinamika I
Bila kita berikan sejumlah panas sebesar dQ pada suatu sistem, maka sistem
tersebut akan berekspansi melakukan suatu kerja luar yang sebesar dW. Di samping
itu, pemanasan terhadap sistem juga akan menimbulkan hal-hal:
1. Pertambahan kecepatan molekul dari sistem.
2. Pertambahan jarak antar molekul karena sistem berekspansi sehingga panas dQ
yang diberikan akan menyebabkan terjadi :
a. Pertambahan energi dalam sistem
b. Pertambahan energi kinematik molekul
c. Pertambahan energi potensial
d. Pertambahan energi fluida
Persamaan energi hukum termodinamika I
dQ = dU + dEK + dEP + dEF + dW ..................................................... (2-4)
Bila pada sistem nilai EK, EP dan EF konstan (dEK = 0, dEP = 0, dEF = 0)
maka disebut sistem diisolasi sehingga hukum termodinamika I :
dQ = dU + dW .............................................................................................. (2-5)
B. Hukum Termodinamika II
Hukum termodinamika II merupakan batasan-batasan tentang arah yang
dijalani suatu proses dan memberikan kriteria apakah proses itu reversibel atau
irreversibel. Salah satu akibat dari hukum termodinamika II adalah konsep entropi.
Perubahan entropi menentukan arah yang dijalani suatu proses untuk melakukan
perpindahan kerja W dari suatu sistem pada kalor. Maka kalor yang harus diberikan
kepada suatu sistem selalu lebih besar.
56
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 56
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

Q (Energi) diserap > W (kerja) yang dihasilkan


η siklus< 100%
C. Hukum Termodinamika III
Hukum termodinamika III terikat dengan temperatur nol absolut. Semua proses
akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga
merupakan bukti bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur
nol absolut bernilai nol.
D. Proses-proses pada hukum termodinamika
a. Hukum Termodinamika I
- Proses Isobarik
Bila batas sistem bisa bergerak, tekanan gas akan tetap konstan bila
dipanaskan. Pada proses ini berlaku persamaan:
= .............................................................................................. (2-6)

Perubahan entalpi pada proses ini sama dengan kalor yang dimasukkan
ke sistem yaitu:
ℎ − ℎ = 𝑞 = 𝑐 (𝑇 − 𝑇 ) .......................................................... (2-7)
Perubahan energi dalam pada proses ini adalah:
𝑢 − 𝑢 = 𝑐 (𝑇 − 𝑇 ) ................................................................. (2-8)
Kerja yang dilakukan sistem ini adalah:
𝑊 = 𝑃(𝑉 − 𝑉 ) ............................................................................. (2-9)
𝛥𝑊 = 𝛥𝑄 − 𝛥𝑈 = 𝑚. (𝑐 – 𝑐 ). (𝑇 − 𝑇 ) ............................. (2-10)
- Proses Isokhorik/isovolumetrik
Pada proses ini volume pada sistem konstan.
Dengan demikian pada proses ini berlaku persamaan
= ............................................................................................ (2-11)

Tidak ada kerja yang dilakukan selama proses ini, ΔV = 0 » W = 0. Besar


panas yang keluar atau masuk sistem dinyatakan dengan:
𝛥𝑄 = 𝑈 − 𝑈 » 𝛥𝑄 = 𝛥𝑈 » 𝛥𝑈 = 𝑚. 𝑐 (𝑇 − 𝑇 ) ............... (2-12)
- Proses Isotermik
Selama proses temperatur sistem konstan, pada sistem ini berlaku
persamaan:
57
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 57
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

𝑃 . 𝑉 = 𝑃 . 𝑉 ............................................................................... (2-13)
Dalam proses ini tidak terjadi perubahan energi dalam ataupun
perubahan entalpi.
Kerja yang dilakukan oleh sistem ini sebesar:

𝑊 = 𝑃 . 𝑉 . 𝑙𝑛 = 𝑃 . 𝑉 . (𝑙𝑛 ) ............................................... (2-14)

- Proses Adiabatik
Selama proses tidak ada panas yang keluar/masuk sistem jadi △Q = 0.
Pada sistem ini berlaku persamaan:
𝑃 . 𝑉 = 𝑃 . 𝑉 ............................................................................... (2-15)

b. Hukum Termodinamika II

𝜂= = = =1− ................................. (2-16)

Menurut Carnot, untuk efisiensi mesin Carnot berlaku:

𝜂 = 1− 𝑥100% ........................................................................ (2-17)

Keterangan:
T = suhu
η = efisiensi
P = tekanan
V = volume
W = usaha

58
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 58
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

2.4 Kurva Performansi Kompresor Teoritis


Performansi kompresor dapat digambarkan dalam bentuk kurva kapasitas
(volume), daya poros, efisiensi volumetris, dan efisiensi adiabatis keseluruhan
terhadap tekanan keluar kompresor (discharge pressure) seperti pada gambar 2.14.
Kurva seperti ini sangat berguna untuk membandingkan performansi satu kompresor
terhadap yang lain.

Gambar 2.14 Kurva Performansi Kompresor Teoritis


Sumber : Sularso (2000, p.196)

Pada kurva ditunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan buang kompresor maka
volume udara dan efisiensi volumetris akan semakin menurun. Sedangkan efisiensi
adiabatis keseluruhan akan mengalami kenaikan sampai pada titik maksimumnya
kemudian akan mengalami penurunan.

2.5 Proses Kompresi Gas


Kompresi gas dapat dilakukan menurut tiga cara yaitu dengan proses isotermal,
adiabatik, dan politropik. Adapun perilaku masing – masing proses ini dapat
diuraikan sebagai berikut.

59
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 59
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

1. Kompresi isotermal
Bila suatu gas dikompresikan, maka berarti ada energi mekanik yang
diberikan dari luar kepada gas. Energi ini diubah menjadi energi panas sehingga
temperatur gas akan naik jika tekanan semakin tinggi. Namun, jika proses
kompresi ini diikuti dengan pendinginan untuk mengeluarkan panas yang terjadi,
temperatur dapat dijaga tetap. Kompresi isotermal merupakan suatu proses yang
sangat berguna dalam analisis teoritis, namun untuk perhitungan kompresor tidak
banyak kegunaannya. Hubungan antara P dan v pada proses isotermik ini dapat
dirumuskan sebagai
𝑃 . 𝑉 = 𝑃 . 𝑉 ......................................................................................... (2-18)
2. Kompresi adiabatik
Jika silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi akan
berlangsung tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk ke dalam gas. Proses
semacam ini disebut adiabatik.
Dalam praktek, proses adiabatik tidak pernah terjadi secara sempurna karena
isolasi terhadap silinder tidak pernah dapat sempurna pula. Namun proses
adiabatik sering dipakai dalam pengkajian teoritis proses kompresi.
𝑃 .𝑉 = 𝑃 . 𝑉 .................................................................................... (2-19)
Jika rumus ini dibandingkan dengan kompresi isotermal dapat dilihat bahwa
untuk pengecilan volume yang sama, kompresi adiabatik akan menghasilkan
tekenan yang lebih tinggi dari pada proses isotermal.
3. Kompresi politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses
isotermal maupun adiabatik. Jadi kompresi sesungguhnya, ada di antara keduanya
dan disebut kompresi politropik. Hubungan antara P dan v pada proses politropik
ini dapat dirumuskan sebagai
𝑃 .𝑉 = 𝑃 .𝑉 ................................................................................... (2-20)
Disini n disebut indeks dan harganya terleak antara 1 (proses isotermal) dan k
(proses adiabatik). Jadi : 1 < n < k. Untuk kompresor biasa, n = 1,25 – 1,35.

60
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 60
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

2.6 Efisiensi Volumetrik dan Efisiensi Adiabatik Keseluruhan


2.6.1 Efisiensi Volumetrik
Perhatikan sebuah kompresor torak dengan diameter silinder D (m)., langkah
torak S (m) dan putaran N (rpm). Dengan ukuran seperti ini kompresor akan
memampatkan volume gas sebesar Vs = (π/4)D2 x S (m3) untuk setiap langkah
kompresi yang dikerjakan dalam setiap putaran poros engkol. Jumlah volume gas yang
dimampatkan per menit disebut perpindahan torak. Jadi jika poros kompresor
mempunyai putaran N (rpm) maka perpindahan torak
 2
Vs  .Dc .S.N .............................................................................................. (2-21)
4

Gambar 2.15 Langkah torak untuk kerja tunggal


Sumber : Sularso (2000, p.187)

Dapat dilihat bahwa volume gas yang diisap tidak sebesar volume langkah torak
sebesar Vs melainkan lebih kecil, yaitu hanya sebesar volume isap antara titik mati atas
dan titik mati bawah karena terdapat sisa volume antara sisi atas torak dengan kepala
silinder sebesar Vc.

Gambar 2.16 Diagram P-V dari kompresor


Sumber : Sularso (2000, p.188)
61
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 61
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

Besarnya efisiensi volumetris ini dapat dihitung secara teoritis berdasarkan


volume gas yang dapat diisap secara efektif oleh kompresi pada langkah isapnya
berdasarkan rumus berikut
Qs
v  ................................................................................................... (2-22)
Qth

Dimana :
Qs = debit aliran udara pada sisi isap
Qth = kapasitas teoritis kompresor [m3/min]

2.6.2 Efisiensi Adiabatik Keseluruhan


Efisiensi adiabatik keseluruhan didefinisikan sebagai daya yang diperlukan untuk
memampatkan gas dengan siklus adiabatik (menurut perhitungan teoritis), dibagi
dengan daya yang sesungguhnya diperlukan oleh kompresor pada porosnya.
Lad
 ad  ................................................................................................. (2-23)
Ls

Dimana :
Lad = daya udara adiabatik teoritis [kW]
Ls = daya input kompresor [kW]
Dari tabel terlihat bahwa daya yang diperlukan untuk kompresi 2 tingkat harganya
lebih kecil dari pada kompresi 1 tingkat. Harga yang lebih rendah ini diperoleh pada
kompresor 2 tingkat harganya lebih kecil dari pada kompresi 1 tingkat. Harga yang
lebih rendah ini diperoleh pada kompresor 2 tingkat yang menggunakan pendingin
antara (inter-cooler) di antara tingkat pertama dan tingkat kedua. Penggunaan
pendingin antara akan memperkecil kerja kompresi.

62
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 62
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

Tabel 2.1
Perbandingan daya kompresi 1 tingkat dengan 2 tingkat
Tekanan Kompresi Kompresi Tekanan Kompresi
(kgf/cm2 (G)) 1-tingkat (kW) 2-tingkat (kW) (kgf/cm2(G)) 2-tingkat
(kW)
0,5 0,7053 11 4,9634
1 1,2608 12 5,1563
1,5 1,7256 13 5,3365
2 2,1288 14 5,5060
2,5 2,4869 15 5,6661
3 2,8105 16 5,8178
3,5 3,1065 17 5,9621
4 3,3801 2,9994 18 6,0997
4,5 3,6348 3,2012 19 6,2313
5 3,8736 3,3879 20 6,3573
5,5 4,0987 3,5618 21 6,4783
6 4,3118 3,7247 22 6,5947
6,5 4,5143 3,8779 23 6,7068
7 4,7074 4,0227 24 6,8150
7,5 4,8922 4,1599 25 6,9195
8 5,0693 4,2904 26 7,0215
8,5 5,2396 4,4148 27 7,1195
9 5,4036 4,5338 28 7,1246
9,5 5,5619 4,6477 29 7,3069
10 5,7149 4,7572 30 7,3965
Sumber : Sularso (2000, p.191)

Semakin tinggi efiesiensi adiabatik keseluruhan sebuah kompresor, berarti


semakin kecil daya poros yang diperlukan untuk perbandingan kompresi dan kapasitas
yang sama. Namun setinggi – tingginya efisiensi ini tidak akan mencapai 100%.
Efisiensi adiabatik keseluruhan merupakan petunjuk bagi baik buruknya performansi
dan ekonomi sebuah kompresor.

63
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 63
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

2.7 Rumus Perhitungan


𝑇 = 273 + 𝑡 (𝐾)................................................................................. (2-24)
. ( , )
𝑅= .
( .
)=( , , )
(kgm)/(kg. K) ...................................(2-25)

𝑃 𝑃 . 13,6. (𝑚𝐻 𝑂) ....................................................................... (2-26)


𝑃=𝜌 . 𝑔. 𝑃 (𝑘𝑔. 𝑚 ) .................................................................... (2-27)

𝜌 = .
( ) ............................................................................... (2-28)

 
P  SG.g.h  k
air
1
. (kg.m 3 )
saluran 
1 k 

udara ............................................(2-29)
P
Keterangan :
T = temperatur ruangan (K)
ts = temperatur ruangan(oC)
R = konstanta gas universal
ρudara = rapat massa udara pada sisi isap (kg.m-3)
ρsaluran = rapat massa udara pada saluran (kg.m-3)
SG = spesifik gravity
𝑆𝐺 = .............................................................................................. (2-30)

X = kelembaban relatif (%)


Pbar = tekanan barometer (mmHg)
Ps = tekanan atmosfer pada sisi isap (mH2O)
P = tekanan atmosfer (kg.m-2)
g = percepatan gravitasi (m.s-2)
hair = beda tekanan antara sebelum dan sesudah orifice (mH2O)
k = konstanta adiabatik = 1,4
1. Kapasitas aliran massa udara lewat orifice
W      A{(2  g   saluran (  air  hair )}1 / 2  60( kg  menit 1 ) .......................... (2-31)

Keterangan:
W = kapasitas aliran massa udara [kg/menit]
 = koefisien kerugian pada sisi buang (coeffisient ofdischarge)=0,613852
 = faktor koreksi adanya ekspansi udara=0,999

64
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 64
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

A = luas penampang saluran pipa [ m2 ];d=0,0175 m


g = percepatan gravitasi bumi=9,81 [m/ s 2 ]
hair = beda tekanan antara sebelum dan sesudah orifice [ mH 2 O ]

 air = rapat massa air [kg  m 3 ]

saluran = rapat massa udara pada sisi isap [kg  m 3 ]


2. Debit aliran udara pada sisi isap
W
Qs  [m 3 / menit ] ............................................................................. (2-32)
 udara
Keterangan:
Qs = debitaliran udara pada sisi isap
W = kapasitas aliran massa udara [kg/menit]
 udara = massa jenis udara [kg/ m 3 ]
3. Daya udara adiabatik teoritis

k P  Qs  Pd  k 1 / k 
Lad      1 ............................................................ (2-33)
k  1 6120  P  
Pd = Pdgage x 104 + 1,033 x 104 [kg m-2] .................................................... (2-34)
Keterangan:
Lad = daya udara adiabatik teoritis [kW]
Pd = tekanan absolut udara pada sisi buang kompresor [kg m-2abs]
Pdgage= tekanan udara pada sisi buang kompresor [kg cm-2]
4. Efisiensi adiabatik keseluruhan
Lad
 ad  ................................................................................................... (2-35)
Ls

Ls = Nm x m [kW] ................................................................................... (2-36)


Keterangan:
Ls = daya input kompresor [kW]
Nm = daya input motor penggerak [kW]
m = efisiensi motor penggerak

65
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 65
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

5. Efisiensi volumetrik
Qs
v  ...................................................................................................... (2-37)
Qth

Qth = Vc x Nc [m3/min] ............................................................................... (2-38)


 2
Vc  .Dc .Lc .nc [m3] ................................................................................ (2-39)
4
Keterangan:
Qth = kapasitas teoritis kompresor [m3/min]
Vc = volume langkah piston [m3]
Dc = diameter silinder = 0,065 [m]
Lc = langkah piston = 0,065 [m]
nc = jumlah silinder = 2
Nc = putaran kompresor [rpm]

66
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 66
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

BAB III
METODOLOGI PENGUJIAN

3.1 Variabel yang Diamati


3.1.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel atau faktor yang dibuat bebas dan bervariasi.
Dalam praktikum kali ini variabel bebas adalah tekanan buang kompressor.

3.1.2 Variabel Terikat


Variabel terikat adalah variabel atau faktor yang muncul akibat adanya variabel
bebas. Dalam pengujian ini variabel terikatnya adalah:
a. Kapasitas aliran massa udara lewat orifice (W)
besar kapasitas aliran massa udara lewar orifice pada data adalah W1= 0,29
kg/menit , W2= 0,28 kg/menit, W3= 0,23 kg/menit, W4= 0,19 kg/menit, dan W5=
0,13 kg/menit.
b. Debit aliran udara pada pipa isap (Qs)
Debit aliran udara pada pipa isap di dapat dari kapasitas aliran massa udara dibagi
dengan massa jenis fluidanya, nampak pada data sebagai berikut Qs1= 0,25 m3/
menit , Qs2= 0,24 m3/ menit , Qs3= 0,20 m3/ menit , Qs4= 0,16 m3/ menit , dan Qs5=
0,11 m3/ menit
c. Daya adiabatik (Lad)
Besarnya daya adiabatik yang didapat pada data adalah Lad1= 0,31 kW , Lad2= 0,50
kW , Lad3= 0,54 kW , Lad4= 0,53 kW , Lad5= 0,43 kW
d. Efisiensi adiabatik (ηv)
Efisiensi adiabatik didapat dari perbandingan dari daya yang masuk dan daya yang
keluar dan besarnya dari data adalah ηv1= 22,89 , ηv2= 34,79 , ηv3= 33,91 , ηv4=
31,61 ,dan ηv5= 24,38 .

3.1.3 Variabel Terkontrol


Variabel terkontrol adalah variabel atau faktor lain yang ikut berpengaruh dibuat
sama pada setiap media percobaan terkendali seperti katup tabung

67
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 67
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

3.2 Spesifikasi Peralatan yang digunakan


3.2.1 Kompresor Torak
AIR COMPRESSOR SET
MODEL : CPT-286A
WORK : NO. 36EC-0799
DATE : MAY,1987
POWER SUPPLY : AC 380V, 50Hz. 3-PHASE
TOKYO METER CO..LTD
TOKYO JAPAN

3.2.2 Motor Listrik Penggerak Kompresor


Merek : Fuji electric
Output : 2,2 Kw ; Poros 4
Hz : 50
Volt : 380
Amp : 4,7
Rpm : 1420
RATING CONT.
SER NO (N) 5482703Y234
Type : MRH 3107 M
Frame : 100L
Rule : JEC 37
INSUL E JPZZ
BRG D-END 6206ZZ
BRG N-END 6206ZZ

3.2.3 Tangki Udara


AIR TANK
DATE : JANUARY 1987
MAX. WORKING PRESS : 11 Kg/cm2
HYDRAULIC TEST PRESS : 17,3 Kg/cm2
CAPACITY : 200 LITERS
68
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 68
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

3.2.4 Instalasi Alat dan Bagian-bagiannya

Gambar 3.1 : Instalasi Alat dan Bagian-bagiannya


Sumber: Buku Pedoman Praktikum Mesin-Mesin Fluida FT-UB (2021)

Peralatan yang digunakan:


1.Motor Listrik
2.Kompresor
3.Tangki Udara
4.Orifice
5. Alat-alat Ukur:
-Tegangan (Voltmeter)
-Daya Input (Wattmeter)
-Putaran (Tachometer)
-Suhu (Thermometer)
-Tekanan (PressureGauge)
-Kelembaban (Hygrometer)

69
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 69
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

3.3 Langkah Percobaan


a. Periksa air pada manometer (Differential Pressure gage) apakah permukaan di
kedua sisi manometer berada dipertengahan daerah pengukuran pipa U.
b. Hubungkan unit dengan jaringan listrik, sementara saklar wattmeter, tenaga
kompresor masih pada kondisi “OFF”.
c. Hidupkan unit dengan menekan saklar “ON” kemudian tekan tombol start
kompresor.
d. Atur kapasitas aliran dengan discharge valve control”
e. Tunggu untuk selang waktu tertentu sehingga dipastikan kondisi sudah steady,
kemudian lakukan pencatatan data kompresor pada kondisi tersebut, dimana data
yang dicatat meliputi :
 Tekanan = ditunjukkan oleh Pressure Gauge
 Suhu = ditunjukkan oleh termometer
 Putaran = ditunjukkan oleh tachometer
f. Catat data yang berhubungan dengan motor listrik
 Tegangan = ditunjukkan oleh voltmeter
 Daya input = ditunjukkan oleh wattmeter
 Putaran motor = diukur dengan tachometer
g. Catat kondisi udara dalam tangki dan yang melewati saluran buang setelah tangki
udara. Data meliputi :
 Tekanan = ditunjukkan oleh Pressure Gauge.
 Temperatur bola basah dan bola kering yang ditunjukkan oleh “wetbulb dan
drybulb thermometer”. Untuk mendapatkan harga kelembaban udara.
 Tekanan (beda tekanan) udara sebelum dan sesudah orifice yang ditunjukkan
oleh manometer cairan “Deflection Manometer”.
h. Ubah kapasitas aliran udara hingga tekanan dalam tangki naik, selanjutnya lakukan
e, f, dan g.
i. Percobaan selesai.

70
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 70
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengujian


(Terlampir)
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Contoh Perhitungan
Dari 5 data yang di ambil saat pengujian, data yang di pakai pada contoh
perhitungan ini adalah data ke-1.
T = 273 + ts (K)
= 273 + 27
= 300 K
.
R = ( )
. .
(8314,34)
 (kgm) /(kg.K )
(28,97  9,8.)
= 29,285 .

Ps = Pbar x 13.6 (mH2O)


= (760. 10 ) x 13,6
= 0,76 x 13,6
= 10,336 (mH O)
P = 𝜌air.Ps (kg. m )
= 1000.10,336
= 10336 (kg.m-2)
𝜌udara = (kg. m ) = , .

= 1,176 (kg. m )
SG =
,
=

= 0,00117

71
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 71
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

. . ( / )
𝜌saluran = . 𝜌udara (kg. m )

[ , . , . , )]( / , )
= . 1,176 (kg.m-3)

= 1,176g. m )
Dimana :
T = temperatur ruangan (K)
ts = temperatur ruangan(oC)
R = konstanta gas universal
SG = specific gravity
X = kelembaban relatif (%)
Pbar = tekanan barometer (mmHg)
Ps = tekanan atmosfer pada sisi isap (mH2O)
P = tekanan atmosfer (kg.m-2)
g = percepatan gravitasi (m.s-2)
k = konstanta adiabatik = 1,4
1. Kapasitas aliran massa udara lewat orifice (W)
/
W = α.ε.A [2. g. 𝜌saluran (𝜌air. ℎair)] .60 (kg/menit )
W = 0.613852 .0,999.0,24.10 [2.9,81.1,176.(1000. 0,048)]1/2.60
= 0,29 (kg/menit)
Dimana :
W = Kapasitas aliran massa udara [kg.menit-1]
 = Koefisien kerugian pada sisi buang (coefficient of discharge)
= 0,613852
 = Faktor koreksi adanya ekspansi udara = 0,999
A = Luas penampang saluran pipa [m2]
d = 0,0175 m
g = Percepatan gravitasi bumi = 9,81 [m.s-2]
hair = Beda tekanan antara sebelum dan sesudah orifice [mH2O]
ρudara = Rapat massa udara pada sisi isap [kg m-3]
ρair = Rapat massa air [kg.m-3]

72
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 72
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

2. Kapasitas aliran udara pada sisi isap


Qs = (m3/menit)
0,29
= 1,176

= 0,25 (m3/ menit )


Dimana :
Qs = debit aliran udara pada sisi isap
W = kapasitas aliran massa udara [kg/menit]
 udara = massa jenis udara [kg/ m 3 ]
3. Daya udara adiabatik teoritis
Pd = Pdgage x 10 + 1,033 x 10 (kg/𝑚 )
= 1 x 10 + 1,033 x 10
= 20330 (kg/𝑚 )
( . ) /
Lad = x . − 1 (kW)
,
, ( . , ) ,
= ,
x . −1

= 0,31 (kW)
Dimana :
Lad = daya udara adiabatik teoritis [kW]
Pd = tekanan absolut udara pada sisi buang kompresor [kg m-2abs]
Pdgage = tekanan udara pada sisi buang kompresor [kg cm-2]
4. Efisiensi adiabatik
Ls = Nm x ηm (kW)
= 1,6 x 0,8426
= 1,34816 (kW)

𝜂ad = (%)
,
= ,

= 22,89 %

73
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 73
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

Dimana :
Ls = daya input kompresor [kW]
Nm = daya input motor penggerak [kW]
m = efisiensi motor penggerak
5. Efisiensi volumetrik
𝜂𝑣 = (%)
,
= ,

= 0,6262
= 62,62%
Qth = Vc x Nc
= 0,0004315 x 927,15
= 0,400065 𝑚 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Vc = x Dc² x Lc x nc
,
= x (0,065 ) x 0,065 x 2

= 0,0004315 𝑚
Dimana :
Qth = kapasitas teoritis kompresor [m3/min]
Vc = volume langkah piston [m3]
Dc = diameter silinder = 0,065 [m]
Lc = langkah piston = 0,065 [m]
nc = jumlah silinder = 2
Nc = putaran kompresor [rpm]

74
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 74
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

4.2.2 Grafik dan Pembahasan


4.2.2.1 Hubungan Tekanan Buang Kompresor (Discharge Pressure) terhadap
Kapasitas Aliran Massa Udara lewat Orifice

Gambar 4.1 Hubungan Tekanan Buang Kompresor (discharge pressure) terhadap Kapasitas Aliran Massa Udara Lewat Orifice

75
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 75
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

Pada grafik di atas menunjukkan hubungan tekanan buang kompresor (discharge


pressure) terhadap kapasitas aliran massa udara lewat orifice. Dimana, pada sumbu x
menunjukkan kenaikan tekanan buang dari 1 (kg.cm-2) hingga 5 (kg.cm-2) dan pada
sumbu y menunjukkan nilai kepastian aliran massa udara lewat orifice. Dari grafik
hubungan tekanan buang kompresor terhadap aliran massa udara lewat orifice dapat
diketahui bahwa semakin tinggi nilai tekanan buang kompresor maka kapasitas aliran
massa udara lewat orifice semakin rendah.
Kapasitas aliran massa udara lewat orifice merupakan besarnya debit aliran pada
saluran orifice setelah melalui sisi buang kompresor. Dimana nilainya dipengaruhi
oleh tekanan buang kompresor. Nilai tekanan dapat dilihat pada manometer. Kapasitas
aliran massa udara lewat orifice dapat diperoleh dengan rumus berikut:
W = α.ε.A ((2.g.ρsaluran (ρair.hair))½.60(kg.menit )
Dimana :
W = kapasitas aliran massa udara [kg/menit]
α = koefisien kerugian pada sisi buang
ε = faktor koreksi adanya ekspansi udara
A =luas penampang saluran
Meningkatnya tangki maka putaran katup lewat orifice lebih kecil karena udara
yang masuk juga akan semakin sedikit. Maka variabel yang berpengaruh adalah beda
tekanan sebelum dan sesudah orifice (hair). Dapat diketahui pada rumus di atas bahwa
semakin besar tekanan gas buang maka beda tekanan sebelum dan sesudah orifice (hair)
semakin rendah. Hal ini diakibatkan karena diperkecilnya luas penampang pada
discharge valve control.
Hal ini dikarenakan tekanan dalam tangki meningkat maka kerja kompresor
semakin meningkat yang mengakibatkan kapasitas aliran massa udara yang memasuki
tangki semakin rendah. Kapasitas aliran massa yang memasuki tangki sama dengan
massa udara lewat orifice sesuai hukum kontinuitas.

76
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 76
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

4.2.2.2 Hubungan Tekanan Buang Kompresor (Discharge Pressure) terhadap


Kapasitas Saluran Udara pada sisi Isap

Gambar 4.2 Hubungan Tekanan Buang Kompresor (discharge pressure) terhadap Kapasitas Aliran Udara pada Sisi Isap

77
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 77
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

Pada grafik di atas menunjukkan hubungan tekanan buang kompresor (discharge


pressure) terhadap kapasitas aliran udara pada sisi isap. Dimana, pada sumbu x
menunjukkan kenaikan tekanan buang dari 1 (kg.cm-2) hingga 5 (kg.cm-2) dan pada
sumbu y menunjukkan nilai kapasitas aliran udara pada sisi isap. Dari grafik hubungan
tekanan buang kompresor terhadap kapasitas aliran udara pada sisi isap dapat diketahui
bahwa setiap kenaikan nilai tekanan buang kompresor maka kapasitas aliran udara
pada sisi isap semakin menurun.
Kapasitas aliran udara pada sisi isap merupakan besarnya debit aliran pada saluran
isap sebelum memasuki kompesor. Nilainya dipengaruhi oleh besarnya kapasitas
aliran massa udara melalui orifice dan massa jenis udara. Nilai kapasitas aliran udara
pada sisi isap dapat diperoleh dengan rumus berikut:
Qs = (m3/menit)

Dimana :
Qs = debit aliran udara pada sisi isap [m3/menit]
W = kapasitas aliran massa udara [kg/menit]
𝜌udara = massa jenis udara [kg/m3]
Dari rumus di atas diketahui bahwa nilai Qs dipengaruhi oleh nilai beda tekanan
sebelum dan sesudah orifice (hair). Nilai beda tekanan sebelum dan sesudah orifice
(hair) dipengaruhi oleh tekanan buang kompresor.
Nilai kapasitas aliran udara pada sisi isap semakin menurun dikarenakan udara
pada sisi isap semakin sedikit. Hal ini dikarenakan tekanan buang yang semakin besar
menyebabkan torak perlu untuk langkah yang lebih jauh agar tekanan udara di silinder
lebih rendah dari tekanan atmosfer sehingga udara bisa terisap. Akibatnya, volume
udara yang terisap akan semakin kecil.

78
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 78
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

4.2.2.3 Hubungan Tekanan Buang Kompresor (Discharge Pressure) terhadap


Daya Adiabatik Teoritis

Gambar 4.3 Hubungan Tekanan Buang Kompresor (discharge pressure) terhadap Daya Udara Adiabatik Teoritis

79
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 79
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

Grafik di atas menunjukkan tekanan buang kompresor (discharge pressure)


terhadap daya adiabatik teoritis. Dimana, pada sumbu x menunjukkan kenaikan
tekanan buang dari 1 (kg.cm-2) hingga 5 (kg.cm-2) dan pada sumbu y menunjukkan
nilai udara daya adiabatik teoritis. Dari grafik hubungan tekanan buang kompresor
terhadap daya adiabatik dapat diketahui bahwa setiap kenaikan tekanan buang
kompresor terjadi penambahan daya udara adiabatiknya lalu pada titik tertentu grafik
menunjukan penurunan.
Daya udara adiabatik teoritis merupakan daya yang diperlukan untuk
memampatkan gas dengan siklus adiabatik menurut perhitungan teoritisnya.
Diperlukan daya adibatik teoritis yang semakin besar untuk menghasilkan tekanan
yang lebih besar pada kompresor. Hubungan antara daya udara adiabatik teoritis
dengan tekanan buang kompresor dapat dicari dengan rumus berikut:

Dimana :
Lad = daya udara adiabtik teoritis [kW]
P = tekanan atmosfer [kg.m-2]
Pdgage = tekanan udara pada sisi buang kompresor [kg.cm-2]
Tekanan buang absolut dipengaruhi oleh tekanan buang kompresor sehingga
seharusnya setiap kenaikan tekanan buang kompresor akan menambahkan nilai daya
adiabatik teoritis (Lad). Begitu pula pada variabel (Qs) dipengaruhi oleh tekanan buang
kompresor, semakin besar nilai tekanan buang kompresor semakin kecil nilai (Qs)
sedangkan nilai (Pd) terus bertambah dengan gradien yang konstan sehingga nilai Lad
akan terus bertambah hingga mencapai titik tertentu selanjutnya akan menurun karena
kenaikan Pd yang konstan yang tidak sebanding dibanding nilai (Pd).
Selama proses kompresi dan ekspansi terdapat volume sisa pada silinder. Dengan
semakin besarnya volume sisa, maka jumlah udara yang diisap lebih sedikit dan
mengakibatkan daya turun pada titik tertentu. Kerja kompresi pada kompresor ini
berupa daya adiabatik. Ketika tekanan pada tangki semakin besar, maka dibutuhkan
daya udara adiabatik yang besar juga. Tekanan akan lebih sulit terkompresi bila ada
tekanan yang lebih tinggi didalamnya sehingga daya udara adiabatiknya seharusnya
akan semakin tinggi.
80
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 80
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

4.2.2.4 Hubungan Tekanan Buang Kompresor (Discharge Pressure) terhadap


Efisiensi Adiabatis Keseluruhan

Gambar 4.4 Hubungan Tekanan Buang Kompresor (discharge pressure) terhadap Efisiensi Adiabatik Keseluruhan

81
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 81
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

Pada grafik di atas menunjukkan hubungan tekanan buang kompresor (discharge


pressure) terhadap efisiensi adiabatik. Dimana, pada sumbu x menunjukkan kenaikan
tekanan buang dari 1 (kg.cm-2) hingga 5 (kg.cm-2) dan pada sumbu y menunjukkan
nilai efisiensi adiabatik. Dari grafik hubungan tekanan buang kompresor dengan daya
efisiensi adiabatik dapat diketahui bahwa efisiensi adiabatik meningkat seiring dengan
pertambahan tekanan buang kompresor lalu grafik menunjukan penurunan di titik
tertentu.
Efisiensi adiabatik merupakan daya yang diperlukan untuk memampatkan gas
dengan siklus adiabatik (menurut perhitungan teoritis) dibandingkan dengan daya
yang sesungguhkan diperlukan oleh kompresor pada porosnya. Efisiensi adiabatik
sesuai dengan rumus berikut:
Lad
ad = Ls

Ls = Nm x m [kW]
Dimana :
Ls = daya input kompresor [kW]
Nm = daya input motor penggerak [kW]
m = efisiensi motor penggerak
Seharusnya peningkatan Lad menyebabkan pertambahan besarnya efisiensi
adiabatik (ad). Pada m juga terjadi kenaikannya, Ls dipengaruhi oleh daya input
motor penggerak di mana semakin besar nilainya maka seharusnya semakin besar pula
kerja yang dikeluarkan oleh motor penggerak persatuan waktu (Ls) yang terjadi di
dalam kompresor. Tetapi pada grafik terlihat penyimpangan karena grafik meningkat
lalu menurun, hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada.
Hal ini disebabkan karena pada proses kompresi akan menghasilkan daya
adiabatik yang nilainya berbanding lurus dengan tekanan pada tangki. Pada data
diperoleh efisiensi adiabatik mengalami kenaikan, namun pada titik tertentu kenaikan
nilai daya udara adiabatik teoritis tidak sebanding dengan meningkatnya nilai daya
input kompresi secara konstan sehingga efisiensi adiabatik mengalami penurunan.

82
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 82
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

4.2.2.5 Hubungan Tekanan Buang Kompresor (Discharge Pressure) terhadap


Efisiensi Volumetrik

Gambar 4.5 Hubungan Tekanan Buang Kompresor (discharge pressure) terhadap Efisiensi Volumetrik

83
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 83
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

Pada grafik di atas menunjukkan hubungan tekanan buang kompresor (discharge


pressure) terhadap efisiensi volumetrik. Dimana, pada sumbu x menunjukkan
kenaikan tekanan buang dari 1 (kg.cm-2) hingga 5 (kg.cm-2) dan pada sumbu y
menunjukkan nilai efisiensi volumetrik. Dari grafik dapat dilihat bahwa semakin tinggi
tekana buang kompresor maka efisiensi volumetrik akan semakin kecil.
Efisiensi volumetrik dapat dihitung secara teoritis berdasarkan volume gas yang
dapar diisap secara efektif oleh proses kompresi pada langkah isapnya dibandingkan
dengan kapasitas teoritis kompresor. Kapasitas teoritis kompresor ini dipengaruhi oleh
besarnya volume langkah torak dan nilai putarannya. Efisiensi volumetrik sesuai
dengan rumus berikut:
Qs
v 
Qth

Dimana :
Qs = kapasitas aliran udara lewat sisi isap [m3/menit]
Qth = kapasitas teoritis kompresor [m3/menit]
Dari rumus di atas diketahui bahwa nilai efisiensi volumetrik semakin menurun
sebanding dengan (Qs). Semakin besar tekanan buang kompresor maka semakin kecil
kapasitas aliran udara pada sisi isap.
Dalam kompresor, volume gas yang diisap kompresor lebih kecil daripada
perpindahan torak karena ketika torak mencapai titik mati atas, antara sisi atas torak
dann kepala silinder masih terdapat volume sisa. Pada volume sisa (clearance) tersebut
terdapat tekanan sisa yang apabila tekanan buang kompresor meningkat maka tekanan
sisa juga ikut meningkat. Akibatnya, saat torak bergerak menuju titik mati bawah
langkah ekspansi menjadi semakin jauh sehingga ruang untuk menyimpan gas
mengecil.

84
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 84
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
KOMPRESOR TORAK 2020/2021

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1. Semakin tinggi nilai tekanan buang kompresor (discharge pressure) maka nilai
kapasitas aliran massa udara lewat orifice akan semakin rendah.
2. Setiap kenaikan nilai tekanan buang kompresor (discharge pressure) maka nilai
kapasitas aliran udara pada sisi isap semakin berkurang.
3. Setiap kenaikan tekanan buang kompresor terjadi penambahan nilai daya udara
adiabatik teoritis hingga mencapai nilai maksimum kemudian menurun karena
adannya volume sisa yang semakin besar sehingga jumlah udara yang diisap lebih
sedikit dan mengakibatkan daya turun pada titik tertentu.
4. Setiap kenaikan tekanan buang kompresor efisiensi adiabatik keseluruhan
semakin meningkat hingga mencapai nilai maksimum kemudian menurun pada
titik tertentu karena daya adiabatik teoritis yang menurun sehingga berpengaruh
terhadapt nilai efisiensi adiabatik keseluruhan.
5. Semakin tinggi nilai tekanan buang kompresor maka nilai efektivitas volumetrik
semakin menurun.

5.2 Saran
1. Saran untuk laboratorium, untuk mengecilkan volume background di video
praktikum dan membesarkan volume asisten saat bicara karena praktikan sulit
untuk mendengarkan penjelasan.
2. Asisten sudah sangat baik dalam menjalankan tugasnya
3. Praktikan sebaiknya memperhatikan timeline praktikum agar tidak mepet dalam
mengerjakan tugas
4. Untuk sistem praktikum harus didahulukan jadwal asistensi ketimbang jadwal
praktikum agar praktikum lebih berjalan lancar.

85
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 02 85
DAFTAR PUSTAKA

Giampaolo, T. (2010). Compressor handbook: principles and practice. The


Fairmont Press, Inc
San Juan, M. M. N. D. (2001). Paul C. Hanlon Editor.
Arismunandar, Wiranto. (1998). Penggerak Mula Motor Bakar Edisi Keempat. ITB:
Bandung.
Sularso,Tahara. 2000. Pompa dan Kompresor. Jakarta : Pradya Paramitha.
Laboratorium Mesin-Mesin Fluida. 2020. Buku Panduan Praktikum Mesin-Mesin
Fluida FT-UB : Malang
Cengel, Y A. 2006. Fluid Mechanics Fundamentals and Applications. McGraw-Hill,
New York
Munson. 2009. Fundamentals of Fluid Mechanics. Don Fowley United State of America
Bruce Roy Munson, 2009, Fundamentals of Fluid Mechanics
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai