Anda di halaman 1dari 44

SEMESTER GANJIL

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

PENGUJIAN KOMPRESOR TORAK

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


42
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kompresor adalah suatu peralatan teknik yang penting untuk dipelajari karena
kompresor merupakan salah satu peralatan yang banyak digunakan di perindustrian.
Sehingga mampu mengoperasikan dan memahami prinsip kerja kompresor merupakan
hal yang penting bagi mahasiswa sebagai bekal terjun ke dunia kerja. Diharapkan
dengan dilakuannya praktikum kompresor, mahasiswa nantinya mendapatkan
pemahaman yang cukup mengenai kompresor karena pentingnya kompresor di bidang
industri. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja kompresor karena
terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi proses kompresi udara dalam
kompresor, diantaranya yaitu: laju aliran masukan fluida, tekanan, dan temperatur.
Semua variabel tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dalam proses
kompresi udara, dan perlu dikondisikan sedemikian rupa agar mendapatkan hasil
kompresi yang sempurna.
Diantara sekian banyak kompresor, kompresor yang banyak digunakan adalah
kompresor torak karena kompresor jenis ini merupakan kompresor yang
mempunyai daerah operasi dengan tekanan yang paling tinggi. Selain itu, perawatan dan
penggunaan kompresor torak lebih sederhana diantara kompresor yang lainnya.

1.2 Tujuan Percobaan


a) Mahasiswa mengetahui hubungan antara kapasitas aliran massa udara lewat orifice
dan tekanan buang kompresor.
b) Mahasiswa mengetahui hubungan antara kapasitas aliran udara pada sisi isap dan
tekanan buang kompresor.
c) Mahasiswa mengetahui hubungan antara daya udara adiabatik teoritis dan tekanan
buang kompresor.
d) Mahasiswa mengetahui hubungan antara efisiensi adiabatik dan tekanan buang
kompresor.
e) Mahasiswa mengetahui hubungan antara efisiensi volumetrik dan tekanan buang
kompresor.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


43
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori Kompresor


2.1.1 Pengertian Kompresor
Kompresor adalah mesin fluida yang berfungsi untuk memampatkan udara atau
gas. Prinsip kerjanya adalah merubah energi mekanik menjadi energi tekanan pada
fluida yang dikompresi.

2.1.2 Sifat-sifat fisik udara


a. Massa jenis udara
Massa jenis udara adalah massa udara tiap satu satuan volume dengan satuan
kg/m3. Massa jenis udara dipengaruhi oleh tekanan dan temperaturnya.
b. Panas jenis udara
Panas jenis udara di definisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk
menaikkan temperatur 1 gram udara sebesar 1oC.
c. Kelembapan udara

Sejumlah uap air selalu terdapat di dalam atmosfer. Derajat kekeringan /


kebasahan udara dalam atmosfer disebut kelembapan. Kelembapan dapat dinyatakan
menurut 2 cara yaitu :
- Kelembapan mutlak/kelembapan absolut : massa uap air tiap satu satuan volume
udara lembap.
- Kelembapan relatif : perbandingan antara jumlah uap air diudara terhadap jumlah
uap air yang ada pada udara jenuh pada temperatur yang sama dan dinyatakan
dalam %
d. Tekanan Udara
1. Tekanan gas
Jika suatu gas/udara menempati suatu bejana tertutup, maka pada dinding
bejana tersebut bekerja suatu gaya. Gaya persatuan luas dinding ini dinamakan
tekanan.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


44
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

2. Tekanan atmosfer
Tekanan atmosfer yang bekerja di permukaan bumi dapat dipandang
sebagai berat kolom udara mulai dari permukaan bumi sampai batas atmosfer
yang paling atas. Untuk kondisi standar, gaya berat udara kolom ini pada setiap
1cm2 luas permukaan bumi adalah 1,033 kgf. Tekanan atmosfer juga bisa
dinyatakan dengan tinggi kolom air raksa (mmHg) dimana 1 atm = 760 mmHg.
e. Kekentalan/viskositas
Kekentalan atau viskositas merupakan ketahanan fluida terhadap gaya geser.
Kekentalan juga dapat didefinisikan sebagai kelengketan suatu fluida yang
mempengaruhi pergerakan fluida di dalam atau di luar saluran.
f. Kompresibilitas
Kompresibilitas adalah perubahan fluida yang terjadi dikarenakan perubahan
tekanan yang nantinya akan mengubah densitas, volume dan suhu fluida tersebut.

2.1.3 Klasifikasi Kompresor


Secara umum kompresor dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Positive Displacement Compressor
Positive displacement compressor adalah kompresor yang mengkonversi
energi mekanik berupa gerakan piston/torak menjadi energi tekanan pada fluida
(udara) bertekanan. Kompresor jenis ini menghisap sejumlah udara dalam
chambernya, kemudian ukuran chamber berkurang menjadi lebih kecil sehingga
udara menjadi bertekanan. Contohnya adalah reciprocating compressor dan rotary
compressor.
 Reciprocating compressor

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


45
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Gambar 2.1 Reciprocating compressor


Sumber: Pomala (2017)
Kompresor ini menggunakan piston yang dikendalikan oleh crankshaft
untuk menghasilkan tekanan udara. Piston ini bergerak di dalam tabung untuk
mendorong dan memberi tekanan pada udara sehingga udara tersebut mempunyai
tekanan yang lebih tinggi.
Single act compresor menggunakan piston yang biasa digunakan pada
otomotif yang dihubungkan pada crankshaft. Pada model ini kompresi udara
terjadi pada bagian atas piston. Pendinginan yang digunakan pada kompresor ini
dapat berupa pendingin udara maupun pendingin air. Pelumasan pada kompresor
jenis ini diatur oleh pompa oli.
Untuk double act reciprocating, piston yang digunakan berjumlah 2 buah.
Kompresi udara pada kompresor ini terjadi pada kedua bagian piston. Proses
kompresi ini terdiri dari 2 buah piston, batang piston, crosshead, batang
penghubung dan crankshaft.
Pada diaphragm compresor, kompresi udara dilakukan dengan
menggunakan membran yang bergerak berputar untuk menarik udara masuk ke
daerah kompresi dan memberinya tekanan untuk selanjutnya disimpan pada
bagian tabung penyimpanan.
 Rotary Compresor (Rotary Screw Compressor)

Gambar 2.2 Rotary Screw Compressor


Sumber: Pomala (2017)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


46
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Pada kompresor jenis ini sistem kompresi udaranya menggunakan


mekanisme putaran mesin. Mekanisme ini menggunakan single screw element
maupun two counter rotaring screw element yang terdapat dalam sebuah ruangan
khusus. Rotari pada bagian ini mengakibatkan terjadinya penurunan volume pada
saluran angin. Penurunan volum ini menghasilkan kenaikan tekanan udara,
selanjutnya udara bertekanan terdorong ke tabung penyimpan udara bertekanan.
b. Dynamic Compressor
Dynamic compressor adalah kompresor merubah energi mekanik menjadi
energi kinetik (kecepatan) fluida, kemudian kecepatan fluida dikurangi sehingga
tekanannya menjadi lebih besar. Contoh dari kompresor dynamic adalah centrifugal
compressor dan axial compressor.
 Centrifugal Compressor
Pada centrifugal compressor, kompresi udara dilakukan dengan
menggunakan putaran lempengan logam dalam sebuah tempat khusus untuk
mendorong udara ke dalam saluran dalam kompresor, kerja kompresor digunakan
untuk meningkatkan kecepatan udara pada impeler, pada bagian berikutnya
kecepatan udara diturunkan untuk meningkatkan tekanan pada udara tersebut.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


47
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Gambar 2.3 Centrifugal compressor


Sumber: Pomala (2017)
 Axial Compressor

Gambar 2.4 Axial compressor


Sumber: Pomala (2017)

Mekanisme kerja dari kompresor jenis ini adalah dengan memanfaatkan


lempengan rotor yang terbentuk kipas dimana lempengan rotor ini berputar untuk

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


48
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

memberikan tenaganya sehingga udara dapat masuk intake dengan cepat.


Tekanan yang diberikan pada udara ini mengakibatkan tekanan yang terdapat
pada tabung kompresor juga meningkat.

2.2 Kompresor Torak dan Prinsip Kerjanya


2.2.1 Bagian-bagian Kompresor Torak
a. Silinder dan kepala silinder
Silinder mempunyai bentuk silindris dan merupakan bejana kedap udara
dimana torak bergerak bolak-balik untuk menghisap dan memampatkan udara.
Silinder harus cukup kuat untuk menahan tekanan yang ada. Tutup silinder (atau
kepala silinder) terbagi menjadi dua ruangan, satu sebagai sisi isap dan yang lain
sebagai sisi keluar. Sisi isap dilengkapi dengan katup isap dan pada sisi keluar
terdapat katup keluar.

Gambar 2.5 Silinder dan Kepala Silinder Dengan Pendingin Udara


Sumber: Pomala (2017)

b. Torak dan cincin torak

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


49
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Torak sebagai elemen yang menghisap gas/udara pada saat suction


(pemasukan) dan mendorong fluida pada proses pengeluaran. Cincin torak dipasang
pada disekeliling torak dengan fungsi mencegah kebocoran.

Gambar 2.6 Torak dan Cincin Torak


Sumber: Pomala (2017)

c. Katup isap dan katup keluar


Katup isap dan katup keluar dapat membuka dan menutup sendiri sebagai
akibat dari perbedaan tekanan yang terjadi antara bagian dalam dan bagian luar
silinder. Merupakan katup pada saluran isap dan saluran keluar fluida pada
kompresor.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


50
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Gambar 2.7 Katup Cincin


Sumber: Pomala (2017)

d. Poros Engkol
Berfungsi sebagai menggubah gerakan putar menjadi gerakan bolak balik.

Gambar 2.8 Poros Engkol


Sumber: Pomala (2017)

e. Kepala silang (cross head )


Berfungsi meneruskan gaya dari batang penghubung ke batang torak. Kepala
silang dapat meluncur pada bantal luncurnya.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


51
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Gambar 2.9 Kepala Silang


Sumber: Pomala (2017)

f. Batang Penghubung
Berfungsi meneruskan gaya dari poros engkol ke batang torak melalui kepala
silang, batang penghubung harus kuat dan tahan bengkok sehingga mampu menahan
beban pada saat kompresi.

2.2.2 Prinsip Kerja Kompresor Torak


Prinsip kerja dari kompresor torak adalah merubah kerja pada poros torak
menjadi energi tekanan pada fluida yang keluar dari kompresor. Kompresor torak atau
kompresor bolak-balik pada dasarnya dibuat sedemikian rupa sehingga gerakan putar
pada poros motor dengan menggunakan poros engkol dan batang penggerak menjadi
gerakan bolak-balik pada torak. Gerakan torak ini menghisap udara ke dalam silinder,
kemudian volume silinder (dan udara yang terdapat di dalamnya) dimampatkan,
sehingga tekanan udara meningkat. Adapun tahapan pengkompresian udara pada
kompresor torak adalah sebagai berikut:
1. Langkah Isap
Bila poros engkol bekerja dalam arah panah torak bergerak ke bawah oleh
tarikan engkol maka terjadilah tekanan negatif (di bawah tekanan atmosfer) di dalam
silinder. Maka katup isap terbuka oleh perbedaan tekanan sehingga udara terhisap
dan mengalir masuk memenuhi silinder. Pada saat langkah isap, katup keluar
tertutup.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


52
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Gambar 2.10 Langkah isap


Sumber: Pomala (2017)

2. Langkah Kompresi
Setelah torak mencapai titik mati bawah, katup isap dan keluar tertutup.
Torak bergerak ke atas, volume udara dalam silinder berkurang (termampatkan)
sehingga tekanannya naik.

Gambar 2.11 Langkah kompresi


Sumber: Pomala (2017)

3. Langkah Keluar
Setelah torak mencapai posisi tertentu, demikian juga tekanan udara telah
mencapai nilai tertentu maka katup keluar akan terbuka. Udara bertekanan dalam
silinder didorong mengalir ke tangki penyimpan udara bertekanan. Ujung silinder
yang ditembus batang torak harus diberi packing untuk mencegah kebocoran udara.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


53
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Gambar 2.12 Langkah keluar


Sumber: Pomala (2017)

4. Langkah Ekspansi
Sesaat setelah udara terkompresi keluar, torak bergerak ke bawah sebelum
langkah isap.

Gambar 2.13 Langkah ekspansi


Sumber: Pomala (2017)

2.3 Teori dan Persamaan yang Mendukung Percobaan


2.3.1 Persamaan Kontinuitas
Hukum kontinuitas mengatakan bahwa untuk aliran fluida incompressible tanpa
gesekan, steady yang bergerak sepanjang stream line berlaku jumlah massa alir yang

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


54
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

masuk kontrol volum (titik 1) sama dengan massa alir fluida yang keluar kontrol
volume (titik 2) adalah sama, dirumuskan :

.....................................................................................(2-1)

Dimana : - ρ = massa jenis fluida (kg/m³)


- Q = debit fluida (m3/detik)
- A = luas penampang (m²)
- V = Kecepatan aliran fluida (m/s)

2.3.2 Hukum Termodinamika (I, II dan III)


A. Hukum Termodinamika I
Bila kita berikan sejumlah panas sebesar dQ pada suatu sistem, maka sistem
tersebut akan berekspansi melakukan suatu kerja luar yang sebesar dW. Di samping
itu, pemanasan terhadap sistem juga akan menimbulkan hal-hal:
1. Pertambahan kecepatan molekul dari sistem
2. Pertambahan jarak antar molekul karena sistem berekspansi sehingga panas dQ
yang diberikan akan menyebabkan terjadi :
a. Pertambahan energi dalam sistem
b. Pertambahan energi kinematik molekul
c. Pertambahan energi potensial
d. Pertambahan energi fluida
Persamaan energi hukum termodinamika I
dQ = dU + dEK + dEP + dEF + dW..........................................................(2-2)
Bila pada sistem nilai EK, EP dan EF konstan (dEK = 0, dEP = 0, dEF = 0)
maka disebut sistem diisolasi sehingga hukum termodinamika I :
dQ = dU + dW...........................................................................................(2-3)

B. Hukum Termodinamika II

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


55
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Hukum termodinamika II merupakan batasan-batasan tentang arah yang


dijalani suatu proses dan memberikan kriteria apakah proses itu reversibel atau
irreversibel. Salah satu akibat dari hukum termodinamika II adalah konsep entropi.
Perubahan entropi menentukan arah yang dijalani suatu proses untuk melakukan
perpindahan kerja W dari suatu sistem pada kalor. Maka kalor yang harus diberikan
kepada suatu sistem selalu lebih besar.

Qdiserap > W yang dihasilkan


ηsiklus< 100%

C. Hukum Termodinamika III


Hukum termodinamika III terikat dengan temperatur nol absolut. Semua
proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini
juga merupakan bukti bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada
temperatur nol absolut bernilai nol.
D. Proses-proses pada hukum termodinamika

a. Hukum Termodinamika I
- Proses Isobarik
Bila batas sistem bisa bergerak, tekanan gas akan tetap konstan bila
dipanaskan. Pada proses ini berlaku persamaan:

...............................................................................................(2-4)

Perubahan entalpi pada proses ini sama dengan kalor yang dimasukkan ke
sistem yaitu:

.............................................................(2-5)

Perubahan energi dalam pada proses ini adalah:

....................................................................(2-6)

Kerja yang dilakukan sistem ini adalah:

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


56
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

.................................(2-7)

Proses Isokhorik/isovolumetrik
Pada proses ini volume pada sistem konstan.
Dengan demikian pada proses ini berlaku persamaan:

.................................................................................................(2-8)

Tidak ada kerja yang dilakukan selama proses ini, ΔV = 0 » W = 0. Besar


panas yang keluar atau masuk sistem dinyatakan dengan:

...................(2-9)

- Proses Isotermik
Selama proses temperatur sistem konstan, pada sistem ini berlaku persamaan:

.................................................................................(2-10)

Dalam proses ini tidak terjadi perubahan energi dalam ataupun perubahan
entalpi.
Kerja yang dilakukan oleh sistem ini sebesar:

.................................................(2-11)

- Proses Adiabatik
Selama proses tidak ada panas yang keluar/masuk sistem jadi △Q = 0. Pada
sistem ini berlaku persamaan:

................................................................................(2-12)

b. Hukum Termodinamika II

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


57
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

.................................(2-13)

Menurut Carnot, untuk efisiensi mesin Carnot berlaku:

........................................................................(2-14)

Dimana : T = suhu
η = efisiensi
P = tekanan
V = volume
W = usaha

2.4 Kurva Performansi Kompresor Teoritis


Performansi kompresor dapat digambarkan dalam bentuk kurva kapasitas
(volume), daya poros, efisiensi volumetris, dan efisiensi adiabatis keseluruhan terhadap
tekanan keluar kompresor (discharge pressure) seperti pada gambar 2.14. Kurva seperti
ini sangat berguna untuk membandingkan performansi satu kompresor terhadap yang
lain.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


58
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Gambar 2.14 Kurva Performansi Kompresor Teoritis


Sumber : Sularso (2000)

Pada kurva ditunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan buang kompresor maka
volume udara dan efisiensi volumetris akan semakin menurun. Sedangkan efisiensi
adiabatis keseluruhan akan mengalami kenaikan sampai pada titik maksimumnya
kemudian akan mengalami penurunan.

2.5 Proses Kompresi Gas


Kompresi gas dapat dilakukan menurut tiga cara yaitu dengan proses isotermal,
adiabatik, dan politropik. Adapun perilaku masing – masing proses ini dapat diuraikan
sebagai berikut.

1. Kompresi isotermal
Bila suatu gas dikompresikan, maka berarti ada energi mekanik yang diberikan
dari luar kepada gas. Energi ini diubah menjadi energi panas sehingga temperatur
gas akan naik jika tekanan semakin tinggi. Namun, jika proses kompresi ini diikuti
dengan pendinginan untuk mengeluarkan panas yang terjadi, temperatur dapat
dijaga tetap. Kompresi isotermal merupakan suatu proses yang sangat berguna
dalam analisis teoritis, namun untuk perhitungan kompresor tidak banyak

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


59
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

kegunaannya. Hubungan antara P dan v pada proses isotermik ini dapat dirumuskan
sebagai

..............................................................................................(2-15)

2. Kompresi adiabatik
Jika silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi akan
berlangsung tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk ke dalam gas. Proses
semacam ini disebut adiabatik.
Dalam praktek, proses adiabatik tidak pernah terjadi secara sempurna karena
isolasi terhadap silinder tidak pernah dapat sempurna pula. Namun proses adiabatik
sering dipakai dalam pengkajian teoritis proses kompresi.

.........................................................................................(2-16)

Jika rumus ini dibandingkan dengan kompresi isotermal dapat dilihat bahwa
untuk pengecilan volume yang sama, kompresi adiabatik akan menghasilkan
tekenan yang lebih tinggi dari pada proses isotermal.
3. Kompresi politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses
isotermal maupun adiabatik. Jadi kompresi sesungguhnya, ada di antara keduanya
dan disebut kompresi politropik. Hubungan antara P dan v pada proses politropik
ini dapat dirumuskan sebagai

........................................................................................(2-17)

Disini n disebut indeks dan harganya terleak antara 1 (proses isotermal) dan k
(proses adiabatik). Jadi : 1 < n < k. Untuk kompresor biasa, n = 1,25 – 1,35.

2.6 Efisiensi Volumetrik dan Efisiensi Adiabatik Keseluruhan


2.6.1 Efisiensi Volumetrik
Perhatikan sebuah kompresor torak dengan diameter silinder D (m)., langkah
tokrak S (m) dan putaran N (rpm). Dengan ukuran seperti ini kompresor akan
memampatkan volume gas sebesar Vs = (π/4)D2 x S (m3) untuk setiap langkah

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


60
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

kompresi yang dikerjakan dalam setiap putaran poros engkol. Jumlah volume gas yang
dimampatkan per menit disebut perpindahan torak. Jadi jika poros kompresor
mempunyai putaran N (rpm) maka perpindahan torak
 2
Vs  .Dc .S .N ................................................................................................(2-18)
4

Gambar 2.15 Langkah torak untuk kerja tunggal


Sumber : Sularso (2000)

Dapat dilihat bahwa volume gas yang diisap tidak sebesar volume langkah torak
sebesar Vs melainkan lebih kecil, yaitu hanya sebesar volume isap antara titik mati atas
dan titik mati bawah karena terdapat sisa volume antara sisi atas torak dengan kepala
silinder sebesar Vc.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


61
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Gambar 2.16 Diagram P-V dari kompresor


Sumber : Sularso (2000:)

Besarnya efisiensi volumetris ini dapat dihitung secara teoritis berdasarkan


volume gas yang dapat diisap secara efektif oleh kompresi pada langkah isapnya
berdasarkan rumus berikut
Qs
v  ......................................................................................................(2-19)
Qth
Dimana :
Qs = debit aliran udara pada sisi isap
Qth = kapasitas teoritis kompresor [m3/min]

2.6.2 Efisiensi Adiabatik Keseluruhan


Efisiensi adiabatik keseluruhan didefinisikan sebagai daya yang diperlukan
untuk memampatkan gas dengan siklus adiabatik (menurut perhitungan teoritis), dibagi
dengan daya yang sesungguhnya diperlukan oleh kompresor pada porosnya.
Lad
 ad  ......................................................................................................(2-20)
Ls
Dimana :
Lad = daya input kompresor [kW]
Ls = daya input kompresor [kW]

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


62
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Dari tabel terlihat bahwa daya yang diperlukan untuk kompresi 2 tingkat
harganya lebih kecil dari pada kompresi 1 tingkat. Harga yang lebih rendah ini
diperoleh pada kompresor 2 tingkat harganya lebih kecil dari pada kompresi 1 tingkat.
Harga yang lebih rendah ini diperoleh pada kompresor 2 tingkat yang menggunakan
pendingin antara (inter-cooler) di antara tingkat pertama dan tingkat kedua.
Penggunaan pendingin antara akan memperkecil kerja kompresi.

Tabel 2.1
Perbandingan daya kompresi 1 tingkat dengan 2 tingkat

Sumber : Sularso (1987)

Semakin tinggi efiesiensi adiabatik keseluruhan sebuah kompresor, berarti


semakin kecil daya poros yang diperlukan untuk perbandingan kompresi dan kapasitas
yang sama. Namun setinggi – tingginya efisiensi ini tidak akan mencapai 100%.
Efisiensi adiabatik keseluruhan merupakan petunjuk bagi baik buruknya performansi
dan ekonomi sebuah kompresor.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


63
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

2.7 Rumus Perhitungan

.........................................................................................(2-21)

(8314,34)
 (kgm) /( kg.K )
(28,97  9,8)
....................................................................(2-22)

.................................................................................(2-23)

..............................................................................(2-24)

.........................................................................................(2-25)

 
 P  SG.g .h  k
air
1
. (kg.m  3 )
saluran 
1 k 

udara
P ......................................................(2-26)

Dimana :
T = temperatur ruangan (K)
ts = temperatur ruangan (oC)
R = konstanta gas universal
ρudara = rapat massa udara pada sisi isap (kg.m-3)
ρsaluran = rapat massa udara pada saluran (kg.m-3)
SG = spesific gravity

..................................................................................................(2-27)

X = kelembaban relatif (%)


Pbar = tekanan barometer (mmHg)
Ps = tekanan atmosfer pada sisi isap (mH2O)
P = tekanan atmosfer (kg.m-2)
g = percepatan gravitasi (m.s-2)
hair = beda tekanan antara sebelum dan sesudah orifice (mH2O)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


64
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

k = konstanta adiabatik = 1,4

1. Kapasitas aliran massa udara lewat orifice


W      A{(2  g   saluran (  air  hair )}1 / 2  60(kg  menit 1 ) .............................(2-28)

Dimana :
W = kapasitas aliran massa udara [kg/menit]
 = koefisien kerugian pada sisi buang (coeffisient of discharge) = 0,613852
 = faktor koreksi adanya ekspansi udara=0,999
A = luas penampang saluran pipa [m2]; d=0,0175 m
g = percepatan gravitasi bumi=9,81 [m/ s 2 ]
hair = beda tekanan antara sebelum dan sesudah orifice [ mH 2 O ]
 air = rapat massa air [kg  m 3 ]
 saluran = rapat massa udara pada sisi isap [kg  m 3 ]

2. Debit aliran udara pada sisi isap


W
Qs  [ m 3 / menit ] ...............................................................................(2-29)
 udara

Dimana :
Qs = debit aliran udara pada sisi isap
W = kapasitas aliran massa udara [kg/menit]
 udara = massa jenis udara [kg/ m 3 ]
3. Daya udara adiabatik teoritis

Pd = Pdgage x 104 + 1,033 x 104 [kg m-2].........................................................(2-30)

k P  Qs  Pd  k 1 / k 
Lad      1 [kW]........................................................(2-31)
k  1 6120  P  

Dimana :
Lad = daya udara adiabatik teoritis [kW]
Pd = tekanan absolut udara pada sisi buang kompresor [kg m-2abs]

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


65
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Pdgage = tekanan udara pada sisi buang kompresor [kg cm-2]


4. Efisiensi adiabatik

Ls = Nm x m [kW]......................................................................................(2-32)
Lad
 ad  .....................................................................................................(2-33)
Ls

Dimana :
Ls = daya input kompresor [kW]
Nm = daya input motor penggerak [kW]
m = efisiensi motor penggerak
5. Efisiensi volumetrik
Qth = Vc x Nc [m3/min].................................................................................(2-34)
 2
Vc  .Dc .Lc .nc [m3]...............................................................................(2-35)
4
Qs
v  ......................................................................................................(2-36)
Qth

Dimana :
Qth = kapasitas teoritis kompresor [m3/min]
Vc = volume langkah piston [m3]
Dc = diameter silinder = 0,065 [m]
Lc = langkah piston = 0,065 [m]
nc = jumlah silinder = 2
Nc = putaran kompresor [rpm]

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


66
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

BAB III
METODOLOGI PENGUJIAN

3.1 Variabel yang Diamati


3.1.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel atau faktor yang dibuat bebas dan bervariasi.
Dalam praktikum kali ini variabel bebas adalah tekanan buang kompressor.

3.1.2 Variabel Terikat


Variabel terikat adalah variabel atau faktor yang muncul akibat adanya variabel
bebas. Dalam pengujian ini variable terikatnya adalah:
a. Kapasitas aliran massa udara lewat orifice (W)
b. Debit aliran udara pada pipa isap (Qs)
c. Daya adiabatik (Lad)
d. Efisiensi adiabatik (ηv)

3.1.3 Variabel Terkontrol


Variabel terkontrol adalah variabel atau faktor lain yang ikut berpengaruh dibuat
sama pada setiap media percobaan terkendali seperti katup tabung.

3.2 Spesifikasi Peralatan yang digunakan


3.2.1 Kompresor Torak
AIR COMPRESSOR SET
MODEL : CPT-286A
WORK : NO. 36EC-0799
DATE : MAY,1987
POWER SUPPLY : AC 380V, 50Hz. 3-PHASE

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


67
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

TOKYO METER CO..LTD


TOKYO JAPAN

3.2.2 Motor Listrik Penggerak Kompresor


Merk = Fuji electric
Output = 2,2 Kw ; Poros 4
Hz = 50
Volt = 380
Amp = 4,7
Rpm = 1420
RATING CONT.
SER NO (N) 5482703Y234
Type = MRH 3107 M
Frame = 100L
Rule = JEC 37
INSUL E JPZZ
BRG D-END 6206ZZ
BRG N-END 6206ZZ

3.2.3 Tangki Udara


AIR TANK
DATE : JANUARY 1987
MAX. WORKING PRESS : 11 Kg/cm2
HYDRAULIC TEST PRESS : 17,3 Kg/cm2
CAPACITY : 200 LITERS

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


68
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

3.2.4 Instalasi Alat dan Bagian-bagiannya

Gambar 3.1 Instalasi Alat dan Bagian-bagiannya


Sumber: Buku Pedoman Praktikum Mesin-Mesin Fluida FT-UB (2017)

Peralatan yang digunakan:


1. Motor Listrik
2. Kompresor
3. Tangki Udara
4. Orifice
5. Alat-alat Ukur:
- Tegangan (Voltmeter)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


69
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

- Daya Input (Wattmeter)


- Putaran (Tachometer)
- Suhu (Thermometer)
- Tekanan (Pressure Gauge)
- Kelembaban (Hygrometer)
3.3 Langkah Percobaan
a. Periksa air pada manometer (Differential Pressure gage) apakah permukaan di
kedua sisi manometer berada dipertengahan daerah pengukuran pipa U.
b. Hubungkan unit dengan jaringan listrik, sementara saklar wattmeter, tenaga
kompresor masih pada kondisi “OFF”.
c. Hidupkan unit dengan menekan saklar “ON” kemudian tekan tombol start
kompresor.
d. Atur kapasitas aliran dengan “discharge valve control”
e. Tunggu untuk selang waktu tertentu sehingga dipastikan kondisi sudah steady,
kemudian lakukan pencatatan data kompresor pada kondisi tersebut, dimana data
yang dicatat meliputi :
 Tekanan = ditunjukkan oleh Pressure Gauge Manometer
 Suhu = ditunjukkan oleh terrmometer
 Putaran = ditunjukkan oleh tachometer
f. Catat data yang berhubungan dengan motor listrik
 Tegangan = ditunjukkan oleh voltmeter
 Daya input = ditunjukkan oleh wattmeter
 Putaran motor = diukur dengan tachometer
g. Catat kondisi udara dalam tangki dan yang melewati saluran buang setelah tangki
udara. Data meliputi :
 Tekanan = ditunjukkan oleh “Pressure Gauge Manometer”.
 Temperatur bola basah dan bola kering yang ditunjukkan oleh “wetbulb dan
drybulb thermometer”. Untuk mendapatkan harga kelembaban udara.
 Tekanan( beda tekanan) udara sebelum dan sesudah orifice yang ditunjukkan oleh
manometer cairan “Deflection Manometer”.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


70
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

h. Ubah kapasitas aliran udara hingga tekanan dalam tangki naik, selanjutnya lakukan
e, f, dan g.
i. Percobaan selesai.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan


(Terlampir)

4.2 Pengolahan Data


4.2.1 Contoh Perhitungan
T = 273 + ts (K)
= 273 + 29
= 302 K

Ps = Pbar x 13.6 (mH2O)

= (760 x 13,6

= 0,76 x 13,6

= 10,336 (m O)

P = air.Ps (

= 1000.10,336

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


71
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

= 10336 (

ρudara (

= 1,16986 (

saluran udara (

= 1,16986 (

1. Kapasitas aliran massa udara lewat orifice (W)


W      A{(2  g   saluran (  air  hair )}1 / 2  60(kg  menit 1 )

W = 0.613852.0,999.0,240406. {2.9,81. 1,16986.(1000.48.10-3)}1/2.60

W = 0,2939 (kg/menit)
Dimana :
α = koefisien kerugian pada sisi buang = 0.61385
W = kapasitas aliran massa udara lewat orifice
ε = faktor koreksi adanya ekspansi udara = 0.999
A = luas penampang saluran pipa (m²)
g = percepatan gravitasi bumi = 9.81 (m.s²)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


72
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

air = beda tekanan antara sebelum dan sesudah orifice (mH20)

air = rapat massa air (kg/mᶟ)

2. Kapasitas aliran udara pada sisi isap


W
Qs  [m 3 / menit ]
 udara

= 0.2512 (m3/ menit )

3. Daya udara adiabatik teoritis

Pd = Pdgage x + 1,033 x (kg/ )

=1x + 1.033 x

Pd = 2,033 x (kg/ )

Lad = x . (kW)

= x .

= 0.317 (kW)
4. Efisiensi adiabatik
Ls = Nm x ηm (kW)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


73
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

= 1,6 x 0.85
= 1.870 (kW)
Lad
 ad 
Ls

=
= 0.169
= 16.9 %
5. Efisiensi volumetrik

Vc = x Dc² x Lc x nc

= x x 0,065 x 2

= 0.43116x

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Tekanan Buang Kompresor terhadap Kapasitas Aliran Massa
Qth = Vc x Nc

= 0,43116 x x 929,1

= 0.4010

Qs
v  %
Qth

= 0.626
= 62,6 %
4.2.2 Grafik dan Pembahasan
4.2.2.1 Hubungan Tekanan Buang Kompresor (discharge pressure) terhadap
Kapasitas Aliran Massa Udara lewat Orifice
lewat Orifice

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


74
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Udara
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Kapasitas aliran massa udara lewat orifice merupakan besarnya debit aliran pada
saluran orifice setelah melalui sisi buang kompresor. Dimana nilainya dipengaruhi oleh
tekanan buang kompresor. Nilai tekanan dapat dilihat pada manometer.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


75
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Dari grafik hubungan tekanan buang kompresor terhadap kapasitas aliran massa
udara lewat orifice dapat diketahui bahwa semakin tinggi nilai tekanan buang
kompresor maka kapasitas aliran massa udara lewat orifice semakin rendah. Hal ini
terjadi karena dengan meningkatnya tangki maka putaran katup lewat orifce lebih krcil
karena udara yang masuk juga akan semakin sedikit. Hasil ini sesuai dengan persamaan
(2-22) sebagai berikut:
W = α.ε.A ((2.g.ρsaluran (ρair.hair))½.60(kg.menit )
Dengan : α = koefisien kerugian pada sisi buang
ε = faktor koreksi adanya ekspansi udara
A = luas penampang saluran

Maka variabel yang berpengaruh adalah beda tekanan sebelumf dan sesudah
orifice (hair). Dapat diketahui pada persamaan (2-22) bahwa semakin besar tekanan gas
buang maka beda tekanan sebelum dan sesudah orifice (hair) semakin rendah. Hal ini
diakibatkan karena diperkecilnya luas penampang pada discharge valve control .

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Tekanan Buang Kompresor terhadap Kapasitas Saluran Udara

4.2.2.2 Hubungan Tekanan Buang Kompresor (discharge pressure) terhadap


Kapasitas Saluran Udara pada sisi Isap
Isap

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


76
pada sisi

TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Kapasitas aliran udara pada sisi isap merupakan besarnya debit aliran pada
saluran isap sebelum memasuki kompresor. Nilainya dipengaruhi oleh besarnya
kapasitas aliran massa udara melalui orifice dan massa jenis udara.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


77
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Dari grafik hubungan tekanan buang kompresor terhadap kapasitas aliran udara
pada sisi isap dapat diketahui bahwa setiap kenaikan nilai tekanan buang kompresor
maka kapasitas aliran udara pada sisi isap semakin menurun. Hal ini sesuai dengan
persamaan (2-23) sebagai berikut:
W
Qs  [ m 3 / menit ]
 udara

Dimana :
W = α.ε.A (2.g.ρsaluran (ρair.hair))½.60 (kg.menit )

Dari rumus di atas diketahui bahwa nilai Qs dipengaruhi oleh nilai beda tekanan
sebelum dan sesudah orifice (hair). Nilai beda tekanan sebelum dan sesudah orifice
(hair) dipengaruhi oleh tekanan buang kompresor. Nilai kapasitas aliran udara pada sisi
isap semakin menurun dikarenakan terjadinya tekanan balik akibat dari tingginya
tekanan pada tangki sehingga sebagian udara kembali ke kompresor. Sehingga udara
yang masuk ke dalam kompresor semakin kecil, karena udara pada ruang silinder tidak

Gambar 4.3 Gafik Hubungan Tekanan Buang Kompresor terhadap Daya Adiabatik Teoritis
bisa terbuang sepenuhnya akibat adanya tekanan balik.

4.2.2.3 Hubungan Tekanan Buang Kompresor (discharge pressure) terhadap Daya


Adiabatik Teoritis

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


78
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Daya udara adiabatik teoritis merupakan daya yang diperlukan untuk


memampatkan gas dengan siklus adiabatik menurut perhitungan teoritisnya. Diperlukan

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


79
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

daya udara adiabatik teoritis yang semakin besar untuk menghasilkan tekanan yang
besar pada kompresor.
Dari grafik hubungan tekanan buang kompresor terhadap daya adiabatik dapat
diketahui bahwa setiap kenaikan tekanan buang kompresor terjadi penambahan daya
udara adiabatiknya. Hubungan antara daya udara adiabatik teoritis dengan tekanan
buang kompresor dapat dicari dengan persamaan (2-25) sebagai berikut :

k P  Qs  Pdgage x 10 4 + 1,033 x 10 4 
k 1 / k

Lad      1 [KW]
k  1 6120  P  

Pd dipengaruhi oleh tekanan buang kompresor sehingga setiap kenaikan tekanan

buang kompresor akan menambahkan nilai daya adiabatik teoritis (L ad). Begitu pula

pada variabel Qs dipengaruhi oleh tekanan buang kompresor, semakin besar nilai

tekanan buang kompresor semakin kecil nilai Qs sedangkan nilai Pd terus bertambah

dengan gradien yang konstan sehingga nilai Lad akan terus bertambah hingga mencapai

titik tertentu selanjutnya akan menurun karena penurunan nilai Qs yang lebih besar

dibanding nilai Pd.

Selama proses kompresi dan ekspansi terdapat volume sisa pada silinder.

Dengan semakin besarnya volume sisa, maka kerja yang dibutuhkan kompresor akan

meningkat. Kerja kompresi pada kompresor ini berupa daya adiabatik. Ketika tekanan

pada tangki semakin besar, maka dibutuhkan daya udara adiabatik yang besar juga.

4.2.2.4 Hubungan Tekanan Buang Kompresor (discharge pressure) terhadap


Efisiensi Adiabatik Keseluruhan

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


80
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Gamba r 4.4 Grafik Hubungan Tekanan Buang Kompressor terhadap Efisiensi Adiabatik Kesluruhan

Efisiensi adiabatik merupakan daya yang diperlukan untuk memampatkan gas

dengan siklus adiabatik (menurut perhitungan teoritis) dibandingkan dengan daya yang

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


81
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

sesungguhnya diperlukan oleh kompresor pada porosnya. Efisiensi adiabatik sesuai

dengan persamaan (2-27) sebagai berikut:


L
 ad  ad
Ls

Ls = Nm x m [kW]

Dari grafik hubungan tekanan buang kompresor dengan daya efisiensi


adiabatik dapat diketahui bahwa efisiensi adiabatik meningkat seiring dengan
pertambahan tekanan buang kompresor. Hal ini diakibatkan karena pada proses
kompresi akan menghasilkan daya adiabatik yang nilainya berbanding lurus dengan
besarnya tekanan pada tangki. Pada persamaan diatas nilai Lad dipengaruhi nilai Pdgage
dimana semakin besar tekanan buang kompresor semakin tinggi juga nilai nilai L ad.
Maka dapat kita lihat bahwa peningkatan Lad menyebabkan pertambahan besarnya
efisiensi adiabatik (ηad).
Pada ηm kenaikannya relatif konstan, Ls dipengaruhi oleh daya input motor
penggerak di mana semakin besar nilainya maka semakin besar pula kerja yang
dikeluarkan oleh motor penggerak persatuan waktu (Ls) yang terjadi di dalam
kompresor. Tetapi pada rumus diatas kenaikan Pdgage lebih signifikan sehingga
efisiensi adiabatik cenderung meningkat.

4.2.2.5 Hubungan Tekanan Buang Kompresor (discharge pressure) terhadap


Efisiensi Volumetrik

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


82
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

Gambar 4.5 Grafik Hubungan Tekanan Buang Kompresor terhadap Efiensi Volumetrik

Efisiensi volumetrik dapat dihitung secara teoritis berdasarkan volume gas


yang dapat diisap secara efektif oleh proses kompresi pada langkah isapnya
dibandingkan dengan kapasitas teoritis kompresor. Kapasitas teoritis kompresor ini

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


83
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

dipengaruhi oleh besarnya volume langkah torak dan nilai putarannya. Efisiensi
volumetric sesuai dengan persamaan (2-30) sebagai berikut :
Qs
v 
Qth

di mana :

Qth = Vc x Nc [m3/min]
 2
Vc  .Dc .Lc .nc [m3]
4

Dari grafik dapat dilihat bahwa semakin tinggi tekanan buang kompresor maka
efisiensi volumetrik semakin kecil. Hal ini diakibatkan meningkatnya tekanan pada
kompresor, maka volume gas yang isap secara efektif akan semakin rendah.
Perpindahan torak menyatakan kemampuan teoritis torak untuk menghasilkan
volume gas tiap menit. Namun dalam kompresor volume gas yang diisap kompresor
lebih kecil dari pada perpindahan torak karena ketika torak mencapai titik mati atas,
antara sisi atas torak dan kepala silinder masih terdapat volume sisa. Semakin tinggi
tekanan buang kompresor maka kerja kompresor semakin besar yaitu berupa
peningkatan kecepatan naik turun torak. Hal ini akan menyebabkan kapasitas aliran
udara pada sisi isap akan semakin rendah.

BAB V
KESIMPULAN

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


84
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GANJIL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK 2017/2018

5.1 Kesimpulan
1. Semakin tinggi nilai tekanan buang kompresor maka nilai kapasitas aliran massa
udara lewat orifice akan semakin rendah.
2. Setiap kenaikan nilai tekanan buang kompresor maka nilai kapasitas aliran udara
pada sisi isap semakin berkurang.
3. Setiap kenaikan tekanan buang kompresor terjadi penambahan nilai daya udara
adiabatik teoritis.
4. Efisiensi adiabatik meningkat seiring dengan pertambahan tekanan buang
kompresor.
5. Semakin tinggi nilai tekanan buang kompresor maka nilai efisiensi volumetrik
semakin kecil.

5.2 Saran
1. Sebagai bahan pertimbangan hendaknya ada penambahan alat atau setidaknya
pembaruan alat.
2. Untuk asisten sebaiknya asistensi bisa dilakukan tanpa atau dengan janjian terlebih
dahulu (kondisional).
3. Praktikan harus sangat teliti dalam memasukkan angka-angka pada proses
praktikum.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


85
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Anda mungkin juga menyukai