Anda di halaman 1dari 8

Pembuatan Senyawa Alkana

1. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan senyawa hidrokarbon alifatis jenuh
(alkana).

2. Dasar Teori
Hidrokarbon jenuh yang paling sederhana merupakan suatu deret senyawa yang
memenuhi rumus umum CnH2n+2 yang dinamakan alkana. Sebagai hidrokarbon jenuh,
alkana memiliki jumlah atom H yang maksimum. Alkana juga dinamakan parafin (dari
parum affinis), karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa lainnya. Kadang-kadang
alkana juga disebut sebagai hidrokarbon batas, karena batas kejenuhan atom-atom H telah
tercapai.
Setiap senyawa yang merupakan anggota alkana dinamakan suku. Suku alkana ditentukan
oleh jumlah atom C dalam senyawa tersebut. Suku pertama sampai dengan 10 senyawa
alkana dapat anda peroleh dengan mensubstitusikan harga n.
Alkana mengandung ikatan tunggal C-C yang kuat dan ikatan C-H yang juga kuat.
Ikatan C-H memiliki polaritas yang sangat rendah sehingga tidak ada molekulnya yang
membawa jumlah ion positif atau negatif yang signifikan untuk menarik molekul lainnya.
Oleh karena itu alkana-alkana memiliki reaksi yang cukup terbatas.
Beberapa hal yang bisa dilakukan pada alkana:
 alkana bisa dibakar, yakni memusnahkan seluruh molekulnya;
 alkana bisa direaksikan dengan beberapa halogen yakni memutus ikatan C-H;
 alkana bisa dipecah, yakni dengan memutus ikatan C-C.

Sifat-Sifat Senyawa Alkana


Sifat Fisik Alkana

1. Titik didih semakin tinggi jika massa molekul relatifnya makin besar. Hal ini berarti
wujudnya akan berubah pada suhu kamar dari gas ke cair kemudian padat. Alkana dengan
atom karbon kurang dari 17 sulit diamati dalam wujud padat karena masing-masing isomer
memiliki titik lebur dan titik didih yang berbeda. Jika ada 17 atom karbon dalam alkana,
maka sangat banyak isomer yang bisa terbentuk
2. Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut yang baik
untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana bercampur dengan air,
lapisan alkana berada di atas, sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1.
3. Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke 5 hingga suku ke 16
berwujud cair, dan suku diatasnya berwujud padat.
4. Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang berisomer (jumlah
atom C sama banyak), semakin banyak cabang, titik didih semakin kecil.

Beberapa sifat fisik alkana


Nama alkana Rumus Mr Titik leleh Titik didih Kerapatan Fase pada
3
molekul ˚C ˚C (g/cm ) 25˚C
Metana CH4 16 -182 -162 0,423 Gas
Etana C2H6 30 -183 -89 0,545 Gas
Propana C3H8 44 -188 -42 0,501 Gas
Butana C4H10 58 -138 -0,5 0,573 Gas
Pentana C5H12 72 -130 36 0,526 Cair
Heksana C6H14 86 -95 69 0,655 Cair
Heptana C7H16 100 -91 99 0,684 Cair
….. …… … … …. ….. …..
…. …….. …. …. ….. ….. …..
Heptadekana C17H38 240 22 302 0,778 Cair
Oktadekana C18H38 254 28 316 0,789 Padat
Nonadekana C19H40 268 32 330 0,789 Padat
Iikosana C20H42 282 37 343 0,789 Padat

Sifat Kimia Alkana

1. Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.


2. Dalam oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon dioksida dan
uap air.
3. Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, I2), atom –atom H pada
alkana akan digantikan oleh atom-atom halogen.

Sumber dan Kegunaan Alkana


Sumber alkana yang terbanyak adalah miyak bumi dan gas alam. Alkana diperoleh dari
minyak bumi dengan cara destilasi bertingkat. Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh
disebut paraffin yang mempunyai arti daya gabung kecil. Rantai karbon pada alkana dapat
lurus, bercabang, dan alisiklik.
Kegunaan alakana dalam kehidupan sehari-hari antara lain
1. Bahan bakar, misalnya elpiji atau liquefied petroleum gas (LPG), kerosin, bensin, dan
solar.
2. Pelarut, berbagai jenis hidrokarbon, seperti petroleum eter atau nafta, digunakan sebagai
pelarut dalam industry dan pencucian kering (dry cleaning)
3. Pelumas, adalah alkana suhu tingggi (jumlah atom karbon tiap molekulnya cukup besar,
misalnya C18H38)
4. Bahan baku untuk senyawa organik lain. Minyak bumi dan gas alam merupakan bahan
baku utama untuk sintesis berbagai senyawa organik seperti alcohol, asam cuka, dan lain-lain
5. Bahan baku indutri. Berbagai produk industry seperti plastic, detergen, karet sintesis,
minyak rambut, dan obat gosok dibuat dari minyak bumi atau gas alam.

3. Alat dan Bahan yang digunakan


Alat yang digunakan :
- Tabung reaksi 1 buah
- Bunsen 1 buah
- Penjepit kayu 1 buah
- Mortar 1 buah
- Spatula 1 buah
- Kapas secukupnya
- Tisu secukupnya

Bahan yang digunakan :


- NaOH 1 sendok makan
- C6H5COONa 1 sendok makan
- CH3COOH 5 mL

4. Prosedur Kerja
Langkah 1
- Menggerus 1 sendok makan natrium benzoate dan 1 sendok makan NaOH dalam
mortar.
- Mengambil satu sendok makan campuran tadi dan memasukkannya dalam tabung
reaksi dan menutup tabung reaksi dengan kapas. Kemudian memanaskan tabung
reaksi pada nyala Bunsen hingga keluar gelembung.
- Mengamati apakah ada cairan yang terbentuk dan bagaimana baunya.
- Melakukan hal yang sama untuk campuran antara NaOH dan asam asetat.
- Dalam penambahan asam asetat, volume yang akan diambil dihitung terlebih dahulu.

Langkah 2
- Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
- Menggerus 1 spatula NaOH dalam mortar.
- Kemudian mengambil CH3COOH 5 mL, kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi.
- Mengambil 1 sendok campuran NaOH yang telah halus kedalam tabung reaksi yang
diberi CH3COOH.
- Menutup tabung reaksi dengan kapas.
- Memanaskan tabung reaksi hingga keluar gelembung.
- Mengamati cairan yang terbentuk.

5. Data Pengamatan
a. Percobaan Pertama
NaOH + C6H5COONa
Pengamatan
No Perlakuan Sebelum
Saat pemanasan Setelah pemanasan
pemanasan
1 1 sendok makan Natrium benzoat
NaOH + 1 sendok berbentuk serbuk
makan C6H5COONa berwarna putih.
digerus. NaOH berbentuk
pellet berwarna
bening dan agak
sulit digerus.
2 Campuran NaOH + Campuran Campuran Cairan kembali
C6H5COONa berwarna putih mencair berwarna membentuk
sebanyak 1 sendok halus. putih susu padatan dan
makan dimasukkan bergelembung berbau wangi.
kedalam tabung dan berbau agak
raksi , dan wangi.
dipanaskan pada
nyala Bunsen.

b. Percobaan 2
NaOH + CH3COOH
Pengamatan
No Perlakuan Sebelum
Saat pemanasan Setelah pemanasan
pemanasan
1 NaOH digerus, Campuran zat Campuran Campuran
dicampurkan 5 mL berwarna bening berwarna bening, mengkristal
asam asetat dalam dan berbau asam bergelembung berwarna bening
tabung reaksi. dan mengeluarkan dan berbau asam.
asap berbau asam.

6. Analisa Percobaan
Praktikum kali ini pembuatan senyawa alkana. Alkana merupakan suatu golongan
hidrokarbon alifatik jenuh dengan penyusunannya adalah karbon dalam rantai terbuka. Bahan
baku yang digunakan dalam praktikum ini adalah NaOH, Natrium benzoat, dan Asam asetat.
Percobaan dilakukan sebanyak 2 kali. Yang pertama, yaitu dengan memanaskan
campuran NaOH dan Natrium benzoat yang telahdihaluskan terlebih dahulu di mortar. Dan
yang kedua dengan memanaskan campuran antara NaOH dan Asam asetat.
Dari campuran NaOH dengan Natrium Benzoat (Percobaan 1) dihasilkan alkana dengan
reaksi :
NaOH + C6H5COONa C7H16 + 13/2O2 + 11Na+
Alkana yang dihasilkan berupa heptana yang berbentuk cairan putih susu yang bergelembung
saat dipanaskan, dan memiliki aroma yang agak wangi.
Lalu dari campuran antara NaOH dan asam asetat (Percobaan 2) dihasilkan alkana
dengan reaksi :
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
` CH3COONa + NaOH CH4 + Na2CO3
Alkana yang dihasilkan berupa metana. Campuran saat dipanaskan berwarna bening
bergelembung, lalu berasap yang menandakan bahwa gas metana yang dihasilkan berupa gas.
Dari literatur dijelaskan bahwa gas metana tidak berbau, tapi dalam percobaan ini kami dapati
bau yang menyengat, mungkin ini disebabkan oleh bau asam asetat yang menempel pada
tabung reaksi sehingga kami salah mengidentifikasi bau.

7. Kesimpulan

 Alkana merupakan suatu golongan hidrokarbon alifatik jenuh dengan penyusunanya


berupa karbon dalam rantai terbuka.
 Alkana dapat dibuat secara komersil dengan proses cracking, dan dengan secara
laboratorium.
 Reaksi yang terjadi pada percobaan :
1. NaOH + C6H5COONa C7H16 + 13/2O2 + 11Na+
2. CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
CH3COONa + NaOH CH4 + Na2CO3

DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet. 2014. Penuntun Praktikum Satuan Proses 2. Politeknik Negeri Sriwijaya :


Palembang

LAPORAN TETAP
SATUAN PROSES 2
PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
AYU KHOIRIYAH (0612 3040 0290)
FITRIA WULANSARI (0612 3040 0296)
LEONELLA VINDIARTI (0612 3040 0299)
MUHAMMAD LUTHFI N. B. D (0612 3040 0300)
RAHMAT AKBAR MUZATA (0612 3040 0304)
TRI RAHMA AGUSTIANI (0612 3040 0398)

TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2014-2015

GAMBAR ALAT
Spatula Penjepit kayu

Kaca arloji Mortar Bunsen

Pipet ukur Bola Karet Tabung reaksi

Anda mungkin juga menyukai