Anda di halaman 1dari 14

MESIN KONVERSI ENERGI

Turbin Air

Kelompok 1

Muhammad Kahfi Sofyan


1822040009

Andis Saputra
1522042013

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kemajauan teknologi sekarang ini banyak dibuat peralatan


-peralatan inovatif dan tepat guna. Salah satu contoh dalam teknik mesin terutama
dalam bidang konversi energy dan pemanfaatan alam sebagai sumber energi.
Diantaranya adalah pemanfaatan air yang bisa digunakan untuk menghasilkan
tenaga listrik. Alat tersebut adalah berupa turbin yang digerakkan oleh air yang
disambungkan oleh generator. Dalam konvensionalnya pada zaman dahulu air
juga dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik yaitu untuk menggerakkan
generator pembangkit digunakan sebuah kincir air, tetapi sekarang ini kincir air
sudah ditinggalkan dan digunakanlah turbin air. Dalam suatu system PLTA ,
turbin air merupakan salah satu peralatan utama selain generator. Turbin air
adalah alat untuk mengubah air menjadi energy puntir. Energi puntir ini diubah
menjadi energy listrik oleh generator.
Ján Andrej Segner (1700) mengembangkan turbin air reaksi pada
pertengahan tahun 1700. turbin ini mempunyai sumbu horizontal dan merupakan
awal mula dari turbin air modern. Turbin ini merupakan mesin yang simpel yang
masih diproduksi saat ini untuk pembangkit tenaga listrik skala kecil. Segner
bekerja dengan Euler dalam membuat teori matematis awal untuk desain turbin.
Jean-Victor Poncelet (1820) mengembangkan turbin aliran kedalam.
Benoit Fourneyon (1826) mengembangkan turbin aliran keluar. Turbin ini sangan
efisien (~80%) yang mengalirkan air melalui saluran dengan sudu lengkung satu
dimensi. Saluran keluaran juga mempunyai lengkungan pengarah. 
Uriah A. Boyden (1844) mengembangkan turbin aliran keluar yang meningkatkan
performa dari turbin Fourneyon. Bentuk sudunya mirip dengan turbin Francis. 
James B. Francis (1849) meningkatkan efisiensi turbin reaksi aliran kedalam
hingga lebih dari 90%. Dia memberikan test yang memuaskan dan
mengembangkan metode engineering untuk desain turbin air. Turbin Francis

2
dinamakan sesuai dengan namanya, yang merupakan turbin air modern pertama.
Turbin ini masih digunakan secara luas di dunia saat ini.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan turbin air?

1.2.2 Apa fungsi turbin?

1.2.3 Bagaimana komponen turbin, macam-macam turbin?

1.3.Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan turbin air.
1.3.2 Untuk mengetahui fungsi turbin.
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja komponen turbin, macam-macam turbin.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Turbin Air

Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi
energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh
generator. Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas
untuk pembangkit tenaga listrik. Dalam pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
turbin air merupakan peralatan utama selain generator. Berdasarkan prinsip kerja
turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik, turbin air
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi.

2.2. Fungsi Turbin

Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik.


Gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar.
Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong
angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin.
Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator.

2.3. Komponen Turbin Air


a Rotor, yaitu bagian yang berputar pada sisitem yang terdiri dari :
 Sudu-sudu, berfungsi untuk menerima beban pancaran yang disemprotkan
oleh nozzle. - Poros, berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga yang
berupa gerak putar yang dihasilkan oleh sudu.
 Bantalan, berfungsi sebagai perapat-perapat komponen-komponen dengan
tujuan agar tidak mengalami kebocoran pada sistem.
b Stator, yaitu bagian yang diam pada sistem yang terdiri dari :
 Pipa pengarah / nozzle yang berfungi untuk meneruskan aliran fluida
sehingga tekanan dan kecepatan fluida yang digunakan didalam sistem
besar.

4
 Rumah turbin, berfungsi sebagai rumah kedudukan komponenkomponen
turbin.

2.4. Prinsip Kerja Turbin Air


Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis. Energi
mekanis diubah dengan generator listrik menjadi tenaga listrik. Berdasarkan
prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis.
Aliran air yang mempunyai energi potensial akan disemprotkan ke sudu-sudu
turbin oleh nozzle. Putaran dari sudu-sudu tersebut akan mengakibatkan poros
turbin ikut bergerak dan kemudian putaran poros turbin akan diteruskan ke
generator listrik untuk diubah menjadi energi listrik.

2.5. Klasifikasi Turbin Air


Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air
menjadi energi kinetik, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin
impluls dan turbin reaksi.
a. TurbinImpuls
Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi
air (yang terdiri dari energi potensial + tekanan + kecepatan) yang tersedia
menjadi energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan energi
kinetik. Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozle. Air keluar
nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah
membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan
momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah
turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nozle tekanannya adalah
sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan
ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Contoh
turbin impuls adalah turbin Pelton.

5
b. Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah turbin yang cara kerjanya merubah seluruh energi air
yang tersedia menjadi energi kinetik. Turbin jenis ini adalah turbin yang paling
banyak digunakan. Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang
menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan
tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang
berputar) dapat berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini
dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup
dalam air dan berada dalam rumah turbin.
Turbin reaksi disebut juga dengan turbin tekanan lebih karena tekanan air
sebelum masuk roda turbin lebih besar dari pada tekanan air saat keluar roda
turbin. Secara umum dapat dikatakan bahwa aliran air yang masuk keroda turbin
mempunyai energi penuh, kemudian energi ini dipakai sebagian untuk
menggerakkan roda turbin dan sebagian lagi dipergunakan untuk
mengeluarkan air kesaluran pembuangan. Jenis turbin reaksi yang sering
digunakan antara lain, turbin francis, turbin propeler atau kaplan. (Fritz Dietzel,
1988:17).
Berdasarkan arah alirannya, turbin dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu
turbin aliran radial dan turbin aliran aksial.
 Turbin aliran radial adalah turbin yang arah alirannya tegak lurus dengan
arah putaran poros turbin. Turbin dengan aliran radial digunakan untuk laju
alir ( aliran working fluid ) rendah dan dengan perbedaaan tekanan (difference
pressure ) tinggi.
 Turbin Aliran Aksial adalah Turbin yang sejajar dengan arah putaran poros
turbin. Turbin dengan aliran aksial digunakan untuk laju alir tinggi dan dengan
perbedaan tekanan rendah ( 1 – 40 bar ). Axial-flow turbines kebanyakan
digunakan dalam aplikasi yang melibatkan fluida kompresibel. Dalam banyak
penggunaan, efisiensi Axial-flow turbines lebih tinggi dibandingkan radial-
inflow turbines.

6
2.6. Macam-Macam Turbin Air
1. Turbin Pelton
Turbin Pelton yang bekerja dengan prinsip impuls, semua energi tinggi dan
tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.
Pancaran air tersebut yang akan menjadi gaya tangensial F yang bekerja pada
sudu roda jalan. Turbin pelton beroperasi pada tinggi jatuh yang besar . Tinggi air
jatuh dihitung mulai dari permukaan atas sampai tengah tengah pancaran air.
Bentuk sudu terbelah menjadi dua bagian yang simetris, dengan maksud adalah
agar dapat membalikan pancaran air dengan baik dan membebaslan sudu dari
gaya-gaya samping . Tidak semua sudu menerima pancaran air, hanya sebagaian –
jarum katup air tekanan tinggi bagaian saja scara bergantian bergantung posisi
sudut tersebut. Jumlah noselnya bergantung kepada besarnya kapasitas air, tiap
roda turbin dapat dilengkapi dengan nosel 1 sampai 6. Adapun penampang
konstruksi sudu jalan dari pelton beserta noselnya dapat dilihat pada Ukuran-
ukuran utama turbin pelton adalah diameter lingkar sudu yang kena pancaran air,
disingkat diameter lingkaran pancar dan diameter pancaran air. Pengaturan nosel
akan menentukan kecepatan dari turbin. Untuk turbin-turbin yang bekerja pada
kecepatan tinggi jumlah nosel diperbanyak hubungan antara jumlah nosel dengan
keceptan sepesifik.

2. Turbin Cross-Flow
Turbin Cross-Flow adalah salah satu turbin air dari jenis turbin aksi (impulse
turbine). Prinsip kerja turbin ini mula-mula ditemukan oleh seorang insinyur
Australia yang bernama A.G.M. Michell pada tahun 1903. Kemudian turbin ini
dikembangkan dan dipatenkan di Jerman Barat oleh Prof. Donat Banki sehingga
turbin ini diberi nama Turbin Banki kadang disebut juga Turbin Michell-
Ossberger (Haimerl, L.A., 1960).
Pemakaian jenis Turbin Cross-Flow lebih menguntungkan dibanding
dengan pengunaan kincir air maupun jenis turbin mikro hidro lainnya.
Penggunaan turbin ini untuk daya yang sama dapat menghemat biaya pembuatan
penggerak mula sampai 50 % dari penggunaan kincir air dengan bahan yang

7
sama. Penghematan ini dapat dicapai karena ukuran Turbin Cross-Flow lebih
kecil dan lebih kompak dibanding kincir air. Diameter kincir air yakni roda jalan
atau runnernya biasanya 2 meter ke atas, tetapi diameter Turbin Cross-Flow dapat
dibuat hanya 20 cm saja sehingga bahan-bahan yang dibutuhkan jauh lebih
sedikit, itulah sebabnya bisa lebih murah. Demikian juga daya guna atau effisiensi
rata-rata turbin ini lebih tinggi dari pada daya guna kincir air. Hasil pengujian
laboratorium yang dilakukan oleh pabrik turbin Ossberger Jerman Barat yang
menyimpulkan bahwa daya guna kincir air dari jenis yang paling unggul
sekalipun hanya mencapai 70 % sedang effisiensi turbin Cross-Flow mencapai 82
% ( Haimerl, L.A., 1960). Tingginya effisiensi Turbin Cross-Flow ini akibat
pemanfaatan energi air pada turbin ini dilakukan dua kali, yang pertama energi
tumbukan air pada sudu-sudu pada saat air mulai masuk, dan yang kedua adalah
daya dorong air pada sudu-sudu saat air akan meninggalkan runner. Adanya kerja
air yang bertingkat ini ternyata memberikan keuntungan dalam hal effektifitasnya
yang tinggi dan kesederhanaan pada sistim pengeluaran air dari runner.

3. Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton
turbin turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda.  Pancaran air dari
nozzle membentur sudu pada sudut 20o. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar
dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke
generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya
perawatan.

8
Gambar 1 : grafik perbandingan turbin

2.7. Kecepatan spresifik turbin


Kecepatan spesifik (ns), menunjukkan bentuk dari turbin itu dan tidak
berhubungan dengan ukurannya. Hal ini menyebabkan desain turbin baru yang
diubah skalanya dari desain yang sudah ada, dengan performa yang sudah
diketahui. Kecepatan spesifik merupakan kriteria utama yang menunjukkan
pemilihan jenis turbin yang tepat berdasarkan karakteristik sumber air. Kecepatan
spesifik dari sebuah turbin juga dapat di artikan sebagai kecepatan ideal,
persamaan geometris turbin, yang menghasilkan satu satuan daya tiap satu satuan
head. Kecepatan spesifik turbin dapat di artikan sebagai titik effisiensi maksimum.
Perhitungan tepat ini menghasilkan performa turbin dalam jangkauan head dan
debit tertentu. Kecepatan spesifik juga merupakan titik awal dari analisis desain
dari sebuah turbin baru. Setelah kecepatan spesifik yang diinginkan diketahui,
dimensi dasar dari bagian - bagian turbin dapat dihitung dengan mudah. Keluaran
turbin dapat diperkirakan berdasarkan dari test permodelan. Debit yang melalui
turbin dikendalikan dengan katub yang besar atau pintu gerbang yang disusun
diluar sekeliling pengarah turbin. Perubahan head dan debit dapat dilakukan
dengan variasi bukaan pintu, akan menujukkan efisiensi turbin dengan kondisi
yang berubah-ubah. Berdasarkan gambar dibawah semakin tinggi ns maka bentuk
sudu turbin akan semakin kecil dan tinggi head semakin rendah.

9
2.8. Turbin kaplan
Saat pengembangan pusat tenaga sungai, turbin air menggunakan roda
baling-baling dengan sudu-sudu tetap yang dituang. Untuk tempat listrik tenaga
sungai harus dihitung terlebih dahulu besarnya perubahan tinggi air jatuh
sepanjang tahun. Dan aliran sungai tersebut bisa diatur dengan memakai
bendungan. Makin besar kapasitas air yang mengalir pada saat air tinggi, akan
makin tinggi air jatuh yang bisa dimanfaatkan, karena tinggi permukaan air atas
adalah konstan sedangkan air kelebihan pada permukaan air bawah akan naik.
Turbin air yang bekerja pada kondisi tinggi air jatuh yang berubahubah
mempunyai kerugian, karena dalam perancangan sudu turbin telah
disesuaikan bahwa perpindahan energi yang baik hanya terjadi pada “titik
normal” yaitu pada kondisi perbandingan kecepatan dan tekanan yang tertentu.
Bila terjadi penyimpangan yang besar baik keatas maupun kebawah, seperti yang
terdapat pada pusat tenaga listrik sungai, maka efisiensi roda baling-baling turbin
akan turun.

Gambar 1.1 : penerapan turbin pada sungai

Keuntungan turbin air baling-baling bila dibandingkan dengan turbin


Francis adalah kecepatan putarnya bisa dipilih lebih tinggi, dengan demikian roda
turbin bisa dikopel langsung dengan generator dan ukurannya lebih kecil. oleh
Kaplan (Bruun, 1876 sampai 1934) turbin kaplan dikembangkan sedemikian rupa
sehingga sudu jalan turbin air tersebut dapat diputar di dalam leher poros. Jadi
dengan demikian sudut-sudut dapat diatur sesuai dengan kondisi operasi turbin air
saat ini.

10
Gambar 1.2 : turbin Kaplan (patty,1995)
Kontruksi turbin Kaplan dapat dibedakan, sampai alat pengarah pada
hakekatnnya sama dengan turbin Francis. Dan pada leher poros terdapat terdapat
kipas sudu (4 sampai 8 buah yang dapat diputar). Kipas sudu sama seperti baling-
baling atau sayap pesawat terbang yaitu membawa aliran dengan belokan yang
sedikit. Bila untuk pesawat terbang maksudnya adalah supaya dari gaya dorong
yang ada bisa didapatkan gaya ke atas, dengan tahanan yang sedikit mungkin. Jadi
bentuk profilnya memang harus demikian. Tapi dalam turbin Kaplan
dimaksudkan untuk mendapatkan gaya tangensial atau gaya putar yang dapat
menghasilkan torsi pada poros turbin air.

Turbin Kaplan dipakai di pusat listrik tenaga air dengan tinggi air jatuh
80m. Daya yang dihasilkan turbin bisa lebih dari 100.000 kW. Karena sudu
pengarah dan sudu jalan dapat diatur, maka turbin kaplan pada perubahan tinggi
jatuh dan kapasitas air besar efisiensi juga tinggi. Turbin kaplan mempunyai
keuntungan yang lebih murah, bila dipakai pada pusat tenaga listrik yang besar
yang terdiri dari beberapa buah turbin air dan secara sendiri-sendiri masing-
masing mesin dioperasikan untuk kapasitas air yang konstan.

Gambar 1.3 : roda baling baling turbin (patty, 1995)

Pada tinggi air jatuh sampai dengan kira-kira 20 m, rumah turbin air yang
berbetuk spiral (rumah keong) dibuat dari beton, lebih dari 20 m rumah keong
tersebut dibuat dari besi pelat. Turbin air terdiri dari roda jalan dan pada poros
yang sama dipasang generator listrik. Air dialirkan masuk dengan melewati rumah

11
keong yang dibuat dari beton, sudu penyangga (untuk kekuatan rumah keong) dan
sudu pengarah yang dapat diatur. Sesudah melewati sudu pengarah selanjutnya
masuk ke ruang tanpa sudu, dimana dalam ruang ini aliran air dibelokan 90o.

Sudu dari roda jalan dipasang pada leher porosnya sendiri di dihubungkan
dengan poros menggunakan flens. Pada poros bagian ujung, diatasnya generator,
terdapat roda jalan servomotor. Yang terdiri dari torak, rumah dan tuas yang
melalui lubang poros bisa sampai keleher poros. Sudut sudu jalan diatur dari
regulator dengan melalui minyak yang bertekanan dan sesuai dengan besarnya
langkah torak. Pengaturan sudu pengarah dihubungkan dengan pengaturan sudu
jalan, dengan demikian pada waktu bekerja posisi sudu pengarah dan posisi sudu
jalan dapat sebanding dan selaras, sehingga mendapatkan hasil yang seoptimal
mungkin. Fungsi bantalan tekan dalam turbin ini adalah untuk mendukung beban
dari generator, poros, roda jalan, dan gaya geser aksial. Selain itu generator dan
turbin masing-masing mempunyai sebuah bantalan radial (Dietzel, 1980)

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi
energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh
generator. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air
menjadi energi kinetik, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin
impuls dan turbin reaksi. Macam-macam turbin air yaitu Turbin Pelton, Turbin
Cross-Flow, Turbin Turgo.

3.2 Saran
Dalam kehidupan modern ini banyak teknologi khususnya dibidang teknik
yang bersumber dari alam, salah satunya yaitu pemanfaatan air untuk kebutuhan
sehari-hari. Jadi pemanfaatan sumber air dapat diolah dengan menggunakan turbin
dengan pemanfaatan tekanan dari air untuk menghasilkan energi listrik. Apabila
pemanfaatan air ini diperbanyak dengan menggunakan turbin maka akan sangat
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.untag-sby.ac.id/323/3/BAB%202.pdf . Di akses pada tanggal 26 Februari


2020. Pukul 20.04

http://rahmatblogspotsk7.blogspot.com/2016/06/turbin-air.html . Di akses pada tanggal


26 Februari 2020. Pukul 20.30

http://tulisanakhwat.blogspot.com/2014/02/makalah-turbin-air.html . Di akses pada


tanggal 26 Februari 2020. Pukul 20.44

14

Anda mungkin juga menyukai