Anda di halaman 1dari 36

BAB II

PENGUJIAN TURBIN FRANCIS

2.1 PENDAHULUAN
Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida.
Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, assembly rotor-blade. Fluida
yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan energi untuk
menggerakkan rotor. Turbin berfungsi mengubah energi potensial menjadi energi
mekanik, gaya jatuh air yang mendorong baling baling menyebabkan turbin berputar.
Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin
untuk memutar baling baling digantikan air untuk memutarkan turbin. Perputaran
turbin ini dihubungkan dengan generator terdapat beberapa jenis turbin, yaitu turbin air,
turbin uap, turbin gas, dan lainnya.
Turbin air diklasifikasikan berdasarkan model aliran fluida masuk runner dan
berdasarkan perubahan momentum fluida kerjanya. Berdasarkan model aliran fluida
masuk runner, turbin air dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: turbin aliran tangensial, turbin
aliran aksial, dan turbin aliran aksialradial. Sedangkan berdasarkan perubahan
momentum fluida kerjanya, turbin air dibagi menjadi dua tipe, yaitu: turbin impuls dan
turbin reaksi.
Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai Turbin Francis, Turbin Francis
termasuk turbin air dan berdasarkan perubahan momentum termasuk turbin reaksi.
Turbin diantara sumber tekanana tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di
bagian keluar. Turbin Francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih. Pada
waktu air masuk ke roda jalan sebagian dari energi jatuh telah bekerja di dalam sudu
pengarah diubah sebagai kecepatan air masuk. Sisa energi tinggi jatuh dimanfaatkan
dalam sudu jalan dengan adanya pipa isap memungkinkan energi tinggi jatuh bekerja di
sudu jalan dengan semaksimal mungkin [1].
2.2 TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengetahui cara kerja turbin Francis.
2. Mengetahui besarnya efisiensi tertinggi turbin.
3. Mengetahui daya efektif maksimum turbin.

2.3. DASAR TEORI


Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian turbin air, contoh-contoh turbin
air, aplikasi turbin air, klasifikasi turbin air.

2.3.1 TURBIN AIR


Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi energi
mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator.
Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit
tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerja turbin, turbin air dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi [3].

2.3.2 KLASIFIKASI TURBIN AIR


Berdasarkan prinsip kerja dari turbin air, maka turbin dapat dibedakan
berdasarkan dua kriteria yaitu:
1. Berdasarkan Model Aliran Air Masuk Runner
Berdasarkan model aliran air masuk runner, turbin dapat dibagi menjadi tiga tipe,
yaitu:
a. Turbin Aliran Tangensial
Pada kelompok turbin ini, posisi air masuk runner dengan arah tangensial atau
tegak lurus dengan poros runner mengakibatkan runner berputar, contohnya turbin
Pelton dan turbin cross-flow.

Gambar 2.1 Model turbin aliran tangensial [4].


b. Turbin Aliran Aksial
Pada turbin ini air masuk runner dan keluar runner sejajar dengan poros runner,
turbin Kaplan atau propeller adalah salah satu contoh dari tipe turbin ini.

Gambar 2.2 Model turbin aliran aksial [4].

c. Turbin` Aliran AksialRadial


Pada turbin ini air masuk ke dalam runner secara radial dan keluar runner secara
aksial sejajar dengan poros. Turbin Francis adalah termasuk dari jenis turbin ini.

Gambar 2.3 Model turbin aliran aksial-radial [4].

2. Berdasarkan Perubahan Momentum Fluida Kerjanya


Berdasarkan perubahan momentum fluida kerjanya, turbin air dibagi menjadi dua
tipe yaitu:
a. Turbin reaksi
Turbin yang perubahan tekanan fluida yang bekerja di sudu pengarah dan sudu
geraknya [1]. Turbin ini menggunakan sudu pengarah. Sudu pada turbin reaksi
mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air
selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga
runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Kebanyakan turbin air
menggunakan turbin reaksi dengan head medium dan rendah.
b. Turbin Impuls
Turbin Impuls adalah turbin yang memanfaatkan energi potensial air diubah menjadi
energi kinetik dengan nosel. Air keluar nosel yang mempunyai kecepatan tinggi
membentur sudu turbin. Setelah membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga
terjadi perubahan momentum (impuls). Akibatnya roda turbin akan berputar. Energi
potensial yang masuk ke nosel akan dirubah menjadi energi kecepatan (kinetik).

2.3.1 CONTOH-CONTOH TURBIN AIR


Berikut ini adalah beberapa contoh dari turbin air, baik turbin impuls maupun
turbin reaksi yang dapat kita temui,
1. Turbin impuls
a) Turbin pelton
Turbin pelton merupakan bagian dari turbin impuls, dimana turbin ini dapat
memutar rotor turbin dari hasil gaya impact air yang disemburkan melalui nozzle,
turbin ini bekerja pada ketinggian air jatuh yaitu antara 2000-6000 ft.

Gambar 2.4 Turbin pelton [5].

b) Turbin Michael Banki


Turbin jenis ini sering disebut dengan turbin arus lintang (cross flow), karena
fluida yaitu air menggerakkan sudu runner melewati pengarah sehingga seolah-olah
terdapat fluida yang datang dari aliran yang berbeda.

Gambar 2.5 Turbin Michael Banki [6].


2. Turbin reaksi
a) Turbin kaplan
Turbin kaplan merupakan jenis dari turbin reaksi, Turbin bekerja pada head yang
kecil dengan bentuk sudu yang mirip baling baling yaitu membawa aliran dengan
belokan hanya sedikit.

Gambar 2.6 Turbin kaplan [7].

b) Turbin Francis
Turbin Francis juga merupakan bagian dari turbin reaksi, Turbin ini bekerja pada
head yang sedang yaitu antara 10 100 ft.

Gambar 2.7 Turbin Francis [8].

2.3.4 TURBIN FRANCIS


Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida.
Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak yaitu poros yang menggerakkan
turbin. Fluida yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan
energi untuk menggerakkan rotor. Contoh turbin awal adalah kincir angin dan roda air.
Sebuah turbin yang bekerja terbalik disebut kompresor atau pompa turbo.
Turbin Francis pertama kali dikembangkan oleh James B. Francis pada tahun
1848 yang mampu menghasilkan efisiensi sampai dengan 90%. Turbin francis
merupakan salah satu turbin air (hidrolik) yang paling sering digunakan sampai
sekarang. Turbin dipasang diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air
bertekanan rendah di bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu
pengarah mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pada turbin Francis
dapat merupakan suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat
diatur sudutnya. Untuk penggunaan pada berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu
pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat.

2.3.5 PRINSIP KERJA TURBIN FRANCIS


Turbin Francis termasuk salah satu turbin reaksi, artinya fluida yang bekerja
mengubah tekanan bersamaan dengan gerak dari turbin tersebut, yang menghasilkan
energi. Inlet-nya berbentuk spiral. Guide Vane membawa air secara tangensial menuju
runner. Aliran radial ini bekerja pada runner vanes, menyebabkan runner berputar.
Guide vane dapat disesuaikan untuk memberikan operasi turbin yang efisien untuk
berbagai kondisi aliran air.
Air pertama kali memasuki volute, dimana sebuah celah yang berbentuk gelang
mengelilingi runner, dan aliran diantara guide vanes, yang memberikan air pada arah
aliran yang optimum. Kemudian memasuki runner, yang secara total bergabung,
merubah momentum dari air, yang menghasilkan reaksi pada turbin. Air mengalir
secara radial menuju pusat. Runner dilengkapi dengan vane berbentuk kurva yang akan
ditabrak oleh air. Guide vane dibuat sedemikian rupa sehingga sebagian energi dari air
diubah menjadi gerakan berputar yang tidak akan timbul fenomena aliran eddies dan
aliran-aliran lain yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan energi yang hilang.
Guide vane dapat disesuaikan untuk memberikan derajat adaptabilitas untuk bermacam-
macam variasi pada kecepatan aliran air dan beban dari turbin [2].
2.3.6 BAGIAN-BAGIAN TURBIN FRANCIS

a c
Gambar 2.8 Bagian-bagian turbin Francis [2].

Setiap bagian dari turbin Francis mempunyai fungsi diantaranya sebagai berikut:
a. Runner blade : bagian yang berbentuk baling-baling atau sudu yang dapat bergerak
akibat adanya tumbukan air pada dinding sudu. Bagian ini terhubung dengan poros yang
kemudian akan menghasilkan energi mekanik.
b. Volute : Cairan masuk dari fluid inlet ke guide vane yang mengelilingi runner,
melewati volute terlebih dahulu. Luas penampang casing ini menurun merata sepanjang
keliling untuk menjaga kecepatan fluida konstan dalam besar di sepanjang jalan yang
menuju guide vane.
c. Guide vanes : fungsi guide vanes atau baling-baling tetap adalah untuk mengkonversi
bagian dari energi tekanan fluida di pintu masuk ke energi kinetik dan kemudian untuk
mengarahkan cairan pada blade runner.
d. Fluid outlet : bagian dimana fluida yang telah melalui sudu gerak dan mengalami
penurunan tekanan dikeluarkan dari turbin menuju lingkungan.
e. Fluid inlet : berfungsi untuk masuknya fluida menuju turbin.

2.3.7 APLIKASI TURBIN FRANCIS


Turbin Francis untuk pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTM) sungai putih
2 x 815 kW, Head 41 m dan kapasitas aliran 4,5 m3/s.
Indonesia memiliki sumber daya air yang banyak berupa sungai, air terjun,
danau dan laut yang dapat dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit listrik. Dilatar
belakangi oleh krisis energi listrik dan kebutuhan energi yang terus meningkat, maka
sumber daya yang ada dimanfaatkan semaksimal mungkin. Maka Pembangkit Listrik
Tenaga Mini Hidro (PLTM) adalah salah satu pembangkit listrik tenaga air yang
menjadi pilihan dimana PLTM memanfaatkan energi air yang memiliki kapasitas aliran
yang tidak terlalu besar. Perancangan ini bertujuan untuk menentukan jenis turbin yang
sesuai dengan head dan kapasitas aliran yang tersedia berupa tinggi jatuh air, H = 41 m
dan kapasitas aliran, Q = 4,5 m3/s yang diperoleh pada Sungai Putih, Pesisir Selatan dan
menentukan spesifikasi bagian-bagian utama turbin berupa roda jalan, sudu pengarah,
rumah turbin, saluran isap dan bagian pendukungnya. Berdasarkan hasil perancangan
maka turbin yang digunakan adalah turbin Francis berukuran kecil dengan diameter
terbesar rumah turbin 1,0023 m, putaran tinggi yaitu 1000 rpm dan daya yang
dihasilkan 803,814 kW. Sehingga turbin Francis hasil rancangan sesuai untuk
digunakan pada pembangkit mini hidro [10].

Gambar 2.9 Aplikasi turbin Francis pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTM) [10].

2.3.8 KARAKTERISTIK DAN PERFORMANSI TURBIN FRANCIS


a) Daya Air
Daya yang masuk kedalam turbin Francis adalah daya potensial air
WHP = .g.Q.H
Dimana WHP adalah daya hidrolis air (watt) adalah massa jenis air (kg/m3) g
adalah percepatan gravitasi (m/dt2) Q adalah laju aliran masa (m3/dt) dan H adalah
head dari tinggi jatuh air (mH2O).
b) Daya keluar turbin
Daya yang dikeluarkan oleh turbin adalah daya poros karena tujuan turbin
adalah mengubah energi hidrolis menjadi energi mekanis.
2nT
BHP
60
Dimana BHP adalah daya mekanis (watt), n adalah kecepatan putar (rpm) dan T
adalah Torsi (Nm).

c) Daya Listrik
Daya poros yang dihasilkan turbin diubah oleh generator DC menjadi daya
listrik.
Pel = Vj.Ij
Dimana Pel adalah daya listrik efektif, Vj adalah tegangan jangkar (Volt), dan Ij
adalah Arus Jangkar (Ampere).

d) Efisiensi Turbin
T = daya mekanik / daya air .100%
BHP
x 100 %
T = WHP

e) Efisiensi total
Pe l
x 100 %
e = WHP

f) Efisiensi Generator
P el
X 100 %
G = BHP

2.3.9 SEGITIGA KECEPATAN TURBIN FRANCIS


Segitiga kecepatan adalah dasar kinematika dari aliran fluida yang menumbuk
sudu turbin. Dengan pemahaman segitiga kecepatan akan membantu dalam pemahaman
proses konversi energi pada turbin air.
Gambar 2.10 Segitiga kecepatan turbin Francis [9].

Pada turbin Francis, guide vane mengarahkan aliran air masuk ke sudu dengan
sudut 2, dengan kecepatan absolut V2. Setelah menjumlahkan vektor dengan kecepatan
tangensial di ujung sudu u2, u2 = r, maka sudut luar sudu harus diatur sebesar 2 untuk
mengakomodasi kecepatan relatif air menyinggung permukaan sudu w2. Profil sudu
tersebut menyebabkan arah dan kecepatan air menyinggung sudu pada sisi outlet
berubah w1, dankarena kecepatan tangensial sudu pada sisi outlet lebih kecil dari sisi
inlet u2 > u1 akibat r2 > r1. Maka jika dijumlahkan vektor w1 dan u1 maka akan
didapatkan nilai kecepatan absolut air di sisi outlet v1 yang lebih kecil dari sisi inlet.
Artinya sebagian energi kinetik dari air dirubah menjadi energi kinetik sudu saat air
menyinggung permukaan sudu [9].
2.4 PERALATAN DAN BAHAN PENGUJIAN
Adapun peralatan yang digunakan antara lain tertera pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.11 Mesin uji turbin Francis secara keseluruhan.

1
3

Gambar 2.12 Bagian Operasi Turbin Francis


5

Gambar 2.13 Sigh Glass

Gambar 2.14 Katup Discharge Pompa

Gambar 2.15 Pompa


8
9

10

Gambar 2.16 Turbin Francis

12
11

13

Gambar 2.17 Bagian tambahan alat uji turbin Francis

14

Gambar 2.18 V-Notch


15

Gambar 2.19 Neraca Beban.

16

Gambar 2.20 Tachometer.

Nama bagian-bagian mesin percobaan:


1. Saklar Pembebanan
Berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan lampu pembebanan untuk
mengatur besarnya pembebanan yang diberikan.
2. Voltmeter
Berfungsi untuk mengukur besarnya tegangan yang dihasilkan oleh generator
dengan adanya variasi hambatan berupa lampu listrik.
3. Amperemeter
Berfungsi untuk mengukur besarnya arus yang dihasilkan oleh generator dengan
adanya variasi hambatan berupa lampu listrik.
4. Lampu (Beban)
Berfungsi sebagai hambatan listrik.
5. Sight Glass
Berfungsi untuk mengukur ketinggian air terhadap weir.
6. Katup Discharge Pompa
Berfungsi untuk mengatur laju aliran yang akan masuk ke turbin.
7. Pompa
Berfungsi untuk merubah tekanan pada air menjadi kecepatan sehingga
menghasilkan aliran air untuk dipindahkan ke atas sehingga menimbulkan energi
potensial.
8. Turbin
Berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanis.
9. Generator
Berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
10. Pengatur Bukaan Sudu
Berfungsi untuk mengatur besar sudut bukaan pada sudu pengarah.
11. Saklar Motor
Berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan arus dan tegangan.
12. Pengatur Kecepatan Motor
Berfungsi untuk mengatur head masukan turbin.
13. Manometer Inlet Turbin
Berfungsi untuk menunjukkan besarnya head masukan turbin.
14. V-notch
V-notch atau Weir digunakan untuk mengontrol laju aliran air, sehingga debit air
yang melaluinya dapat diatur.
15. Neraca Beban (Pocket scale)
Berfungsi untuk mengukur massa yang diakibatkan oleh pembebanan pada turbin.
16. Tachometer dan Sensor
Berfungsi untuk mengukur putaran poros menggunakan sensor.

2.5 PARAMETER PENGUKURAN


Parameter yang diukur untuk menganalisa Turbin Francis ini adalah Head, Debit
dan Kecepatan Poros.
2.5.1 PENGUKURAN TORSI
Untuk memberi beban sekaligus mengukur besarnya beban tersebut pada poros
turbin digunakan Torsimeter (dynamometer).

Pocket scale

Gambar 2.21 Instalasi Pocket scale

a. Menyalakan turbin tanpa beban, lalu melakukan setting nol pada pocket scale,
dengan meletakkan pocket scale dibawah lengan beban.
b. Menghidupkan saklar beban pertama, kemudian menyeimbangkan pocket
scale di lengan beban, mencatat besarnya masa di lengan beban.
c. Nilai yang ditunjukan pocket scale dalam satuan gram, nilai itu diubah ke kg
dengan dibagi 1000. Kemudian mengalikan masa (kg) dengan gravitasi (9,81)
didapat gaya pada lengan beban.
d. Dengan mengalikan gaya dengan jarak L maka akan didapatkan torsi.

2.5.2 PENGUKURAN TINGGI TEKANAN (HEAD)


Pengukuran tinggi tekan untuk peralatan ini terdapat tiga manometer, yaitu untuk
mengukur suction head pompa, discharges head pompa dan turbin inlet head.
Manometer ini menggunakan tabung bourdon sebagai peralatan utama. Untuk penelitian
kali ini hanya pengukuran head Turbin Inlet yang digunakan.

Gambar 2.22 Pengukuran tinggi tekan menggunakan manometer


2.5.3 PENGUKURAN DEBIT
Pembacaan untuk mengukur besarnya debit yang mengalir pada sistem ini
menggunakan V notch atau gerbang V. Dengan membaca ketinggian air yang
mengalir melalui gerbang dapat dibaca melalui sight glass. Kemudian dengan
menggunakan gambar dapat kita ketahui besarnya debit dalam m3/menit.

Gambar 2.23 Pengukuran debit menggunakan sight glass

2.5.4 PENGUKURAN KECEPATAN


Untuk mengukur besarnya kecepatan tinggal menghubungkan tachometer, dengan
memasang sensor tachometer dikabel keluaran pada poros turbin.

Gambar 2.24 Pengukuran kecepatan menggunakan tachometer


2.6 PROSEDUR PENGUJIAN
Prosedur pengujian dalam praktikum Turbin Francis adalah sebagai berikut :
1. Menghidupkan saklar utama.
2. Menghidupkan saklar motor, lalu mengatur sudu pengarah di bukaan 100%.
3. Melakukan setting nol pocket scale dan meletakkannya dibawah lengan beban.
4. Mengatur head masukan turbin sebesar 5 m H20, lalu memberikan variasi
pembebanan untuk variasi jumlah lampu (0, 1, 2, 3, 4, dan 5).
5. Menyetabilkan head masukan turbin, lalu mencatat besarnya tegangan listrik,
gaya atau pembebanan, tinggi arus reservoir, kuat arus dan putaran mesin.
6. Menurunkan beban dengan mematikan lampu dari 5, 4, 3, 2, 1 dan 0.
7. Mengulangi prosedur 4, dengan variasi head masukan 6 m H2O dan 7 m H2O pada
bukaan sudu 100 % tersebut.
8. Mematikan saklar pembebanan dan kurangi kecepatan putaran pompa, kemudian
atur bukaan sudu pengarah. Ulangi prosedur 1 s/d 7 di atas untuk variasi bukaan
sudu pengarah 100%, 75% dan 50%.
9. Mematikan peralatan setelah selesai.
10. Membuat laporan sementara.
2.7 PERHITUNGAN DAN ANALISA
2.7.1 DATA HASIL PRAKTIKUM
Tabel 2.1 Data bukaan sudu pengarah 100%
No Bukaan H Jumlah H V I F n
mH2O lampu mm volt Amp N rpm
1 5 65 2,29 4,44 0,6867 1873
2 4 65 2,89 4,05 0,6377 1883
3 5 3 65 3,70 3,44 0,8829 1901
4 2 63 4,83 2,65 0,7848 1927
5 1 63 6,46 1,58 0,6377 1974
6 0 60 10,89 0 0,5101 1953
7 100% 5 66 2,45 4,65 0,6573 2060
8 4 66 3,67 4,17 0,5984 2074
9 6 3 66 4,61 3,60 0,5396 2095
10 2 66 5,20 2,76 0,4905 2140
11 1 65 7,12 1,65 0,3826 2173
12 0 63 10,89 0 0,2256 2223
13 5 68 2,75 4,89 0,6573 2307
14 4 67 3,55 4,44 0,6475 2347
15 7 3 67 4,40 3,75 0,5984 2300
16 2 66 5,90 2,90 0,5396 2345
17 1 65 7,67 1,72 0,4415 2350
18 0 64 11,44 0 0,2453 2390

Tabel 2.2 Data bukaan sudu pengarah 75%


No Bukaan H Jumlah H V I F n
mH2O lampu mm volt Amp N rpm
1 5 61 1,84 4,05 0.6671 1696
2 4 61 2,44 3,75 0.6573 1676
3 5 3 60 3,08 3,15 0.5886 1624
4 2 60 4,06 2,45 0.5592 1786
5 1 59 5,57 1,46 0.4905 1738
6 0 59 8,56 0 0.3434 1178
7 75% 5 63 2,21 4,43 0.7848 1996
8 4 63 2,73 3,95 0.7358 1912
9 6 3 62 3,50 3,35 0.6867 1868
10 2 61 4,58 2,59 0.6377 1935
11 1 60 6,25 1,56 0.6082 1967
12 0 59 9.80 0 0.5101 2058
13 5 61 2,38 4,56 0.8535 2053
14 4 61 3,09 4,15 0.8240 2078
15 7 3 60 3,83 3,53 0.7358 2096
16 2 60 4,90 2,69 0.7063 2087
17 1 60 6,93 1,63 0.6377 2168
18 0 59 10,58 0 0.4218 2258

Tabel 2.3 Data bukaan sudu pengarah 50%


No Bukaan H Jumlah H V I F n
mH2O lampu mm volt Amp N rpm
1 5 55 1,04 3,25 0.5788 1190
2 4 56 1,40 2,97 0.4905 1189
3 5 3 56 1,96 2,57 0.4611 1220
4 2 55 2,78 2,98 0.3924 1240
5 1 55 3,38 1,18 0.1766 1345
6 50% 0 54 6,94 0 0.6573 1454
7 5 56 1,32 3,44 0.6082 1389
8 4 56 1,72 3,09 0.5690 1414
9 6 3 55 2,23 2,54 0.5101 1430
10 2 56 3,08 2,07 0.3041 1502
11 1 56 4,45 1,27 0.2649 1507
12 0 55 7,49 0 0.6867 1600
13 5 57 1,58 3,62 0.6671 1590
14 4 57 2,05 3,51 0.5199 1630
15 7 3 58 2,87 3,02 0.4513 1692
16 2 58 3,97 2,41 0.4316 1730
17 1 58 5,31 1,42 0.3924 1787
18 0 54 8,37 0 0.3924 1840

2.7.2 Analisa Perhitungan


Data diambil dari datum no 8, dimana datum no. 8, percobaan pada bukaan 50%,
H = 6 mH2O, jumlah lampu = 5.
Datum no. 7 (bukaan 100%, H = 6 mH2O, jumlah lampu = 5)
A. DEBIT ALIRAN (Q)

Gambar 2.21 Grafik Kalibrasi Weirs


6 2,2702
y 7.10 x
Dari grafik kalibrasi weirs didapat ;

Dimana y = Q (m3/menit)
x = h (mm)
Maka untuk h = 56 mm
6 2, 2702 1
Q 7.10 .56 .
60

Q = 0,00109 m3/s

B. DAYA AIR (WHP)


WHP = .g.Q.H
Dimana :
= 1000 kg/m3
g = 9,81 m/s2
Q = 0,00109 m3/s
H = 6 mH2O
Sehingga WHP 1000 kg3 .9,81 m2 .0,00109 m .6m
3

m s s
WHP = 64,1574 watt

C. TORSI (T)
T F.r
Dimana F = 0,6082 N
r = 32 cm = 0,32 m
maka T = 0,6082 x 0,32 = 0,1946 Nm

D. DAYA MEKANIS (BHP)


2..n.T
BHP = 60
2.3,14.1389.0,1946
= 60

BHP = 28,2913 watt

E. DAYA LISTRIK (PEL)


Pel = Vj.Ij
= 1,32 volt . 3,44 A
= 4,5408 watt

F. EFISIENSI TURBIN
T = daya mekanik / daya air .100%
BHP
= x 100 %
WHP
28,291 3
= x 100%
64,1574
= 44,1 %

G. EFISIENSI GENERATOR
P el
X 100 %
G = BHP
4,5408
= x 100 %
28,2913
= 16,05 %
H. EFISIENSI TOTAL
Pel
e = x 100 %
WHP
4,5408
= x 100 %
64,1574
= 7,08 %
2.7.4 PERHITUNGAN RALAT
Contoh perhitungan ralat:
Datum no. 1 (bukaan 100%, H = 5 mH2O, jumlah lampu = 5)
A. PUTARAN
n = 760 rpm
n = 0,5
Ralat Nisbi = n/n . 100 % = 0,5/760 . 100% = 0,066 %
Keseksamaan = 100% - Ralat Nisbi = 100% - 0,066 % = 99,93 %

B. GAYA
F = 0.262 N
F = 0,0005 N
Ralat Nisbi = F/F . 100 % = 0,0005/0.0262 .100% = 0.19%
Keseksamaan = 100% - Ralat Nisbi = 100% - 0.19% = 99.81%

C. HEAD
H = 66
1
H .1 0,5
2
H 0,5
RalatNisbi .100% .100% 0,76%
H 66
Keseksamaan = 100% - Ralat Nisbi = 100% - 0.76% = 99.24%
2.7.5 TABEL PERHITUNGAN RALAT
Tabel 2.4 Tabel perhitungan ralat 100%
H Jumlah n F h Ralat Nisbi Keseksamaan
No. n F h
mH2O Lampu rpm N mm n F h n F h
1 5 475 0,041 64 0,11 1,22 0,78 99,89 98,78 99,22
2 4 538 0,016 65 0,09 3,13 0,77 99,91 96,88 99,23
3 3 700 0,158 64 0,07 0,32 0,78 99,93 99,68 99,22
3 0,5 0,0005 0,5
4 2 730 0,194 63 0,07 0,26 0,79 99,93 99,74 99,21
5 1 900 0,037 63 0,06 1,35 0,79 99,94 98,65 99,21
6 0 1270 0,21 60 0,04 0,24 0,83 99,96 99,76 99,17
7 5 760 0,262 66 0,07 0,19 0,76 99,93 99,81 99,24
8 4 865 1,24 67 0,06 0,04 0,75 99,94 99,96 99,25
9 3 975 1,18 66 0,05 0,04 0,76 99,95 99,96 99,24
4 0,5 0,0005 0,5
10 2 1135 1,067 65 0,04 0,05 0,77 99,96 99,95 99,23
11 1 1428 0,198 63 0,04 0,25 0,79 99,96 99,75 99,21
12 0 1635 0,335 62 0,03 0,15 0,81 99,97 99,85 99,19
13 5 1090 1,038 70 0,05 0,05 0,71 99,95 99,95 99,29
14 4 1210 0,99 71 0,04 0,05 0,70 99,96 99,95 99,30
15 3 1260 0,67 70 0,04 0,07 0,71 99,96 99,93 99,29
5 0,5 0,0005 0,5
16 2 1500 0,19 70 0,03 0,26 0,71 99,97 99,74 99,29
17 1 1734 0,06 67 0,03 0,83 0,75 99,97 99,17 99,25
18 0 1900 0,019 64 0,03 2,63 0,78 99,97 97,37 99,22
Tabel 2.5 Tabel perhitungan ralat bukaan 75 %
H Jumlah n F h Ralat Nisbi Keseksamaan
No. n F h
mH2O Lampu rpm N mm n F h n F h
1 5 344 0,112 60 0,15 0,45 0,78 99,89 99,55 99,22
2 4 320 0,314 63 0,16 0,16 0,77 99,91 99,84 99,23
3 3 360 0,31 64 0,14 0,16 0,78 99,93 99,84 99,22
3 0,5 0,0005 0,5
4 2 447 0,29 63 0,11 0,17 0,79 99,93 99,83 99,21
5 1 690 0,196 68 0,07 0,26 0,79 99,94 99,74 99,21
6 0 1178 0,02 68 0,04 2,50 0,83 99,96 97,50 99,17
7 5 555 0,884 64 0,09 0,06 0,76 99,93 99,94 99,91
8 4 620 0,872 64 0,08 0,06 0,75 99,94 99,94 99,92
9 3 730 0,82 62 0,07 0,06 0,76 99,95 99,91 99,93
4 0,5 0,0005 0,5
10 2 710 0,586 62 0,07 0,09 0,77 99,96 99,89 99,93
11 1 999 0,46 61 0,05 0,11 0,79 99,96 99,60 99,95
12 0 1430 0,126 60 0,03 0,40 0,81 99,97 99,94 99,97
13 5 850 0,99 66 0,06 0,05 0,71 99,94 99,95 99,95
14 4 940 1,08 66 0,05 0,05 0,70 99,95 99,95 99,95
15 3 1078 0,948 65 0,05 0,05 0,71 99,95 99,93 99,95
5 0,5 0,0005 0,5
16 2 1220 0,73 64 0,04 0,07 0,71 99,96 99,74 99,93
17 1 1464 0,5 64 0,03 0,10 0,75 99,97 99,17 99,90
18 0 1680 0,032 64 0,03 1,56 0,78 99,97 97,37 98,44
Tabel 2.6 Tabel perhitungan ralat 50 %
H Jumlah n F h Ralat Nisbi Keseksamaan
No. n F h
mH2O Lampu rpm N mm n F h n F h
1 5 324 0,516 60 0,15 0,10 0,78 99,89 99,90 99,85
2 4 258 0,3 56 0,19 0,17 0,77 99,91 99,83 99,81
3 3 266 0,319 58 0,19 0,16 0,78 99,93 99,84 99,81
3 0,5 0,0005 0,5
4 2 312 0,338 58 0,16 0,15 0,79 99,93 99,85 99,84
5 1 510 0,309 58 0,10 0,16 0,79 99,94 99,84 99,90
6 0 980 0,516 55 0,05 0,53 0,83 99,96 99,47 99,95
7 5 617 0,841 62 0,10 0,06 0,76 99,93 99,94 99,90
8 4 620 0,831 62 0,09 0,06 0,75 99,94 99,94 99,91
9 3 653 0,763 62 0,07 0,07 0,76 99,95 99,91 99,93
4 0,5 0,0005 0,5
10 2 748 0,639 60 0,07 0,08 0,77 99,96 99,89 99,93
11 1 930 0,58 60 0,05 0,09 0,79 99,96 99,60 99,95
12 0 1405 0,034 58 0,04 1,47 0,81 99,97 99,94 99,96
13 5 750 1,019 64 0,07 0,05 0,71 99,94 99,95 99,93
14 4 820 0,851 63 0,06 0,06 0,70 99,95 99,94 99,94
15 3 940 0,909 62 0,05 0,06 0,71 99,95 99,94 99,95
5 0,5 0,0005 0,5
16 2 1140 0,787 62 0,04 0,06 0,71 99,96 99,94 99,96
17 1 1125 0,542 60 0,04 0,09 0,75 99,97 99,91 99,96
18 0 1530 0,074 58 0,03 0,68 0,78 99,97 99,32 99,97
i. Tabel Analisa perhitungan
Tabel 2.7 Tabel analisa perhitungan 100%
No Bukaan H h V Arus Jumlah F Rpm Torsi Q PEL BHP WHP T e G
mH2O mm volt A lampu N Nm
1 3 64 1 2,5 5 0,041 475 0,0131 0,00147 2,500 0,6523 43,2640 1,51 5,78 383,27
2 3 65 1,74 2,4 4 0,016 538 0,0051 0,00152 4,176 0,2883 44,8139 0,64 9,32 1448,44
3 3 64 3,28 2,35 3 0,158 700 0,0506 0,00147 7,708 3,7044 43,2640 8,56 17,82 208,08
4 3 63 3,56 2,18 2 0,194 730 0,0621 0,00142 7,761 4,7433 41,7446 11,36 18,59 163,62
100%
5 3 63 5,7 1,36 1 0,037 900 0,0118 0,00142 7,752 1,1153 41,7446 2,67 18,57 695,04
6 3 60 11,5 0 0 0,21 1270 0,0672 0,00127 0 8,9327 37,3677 23,90 0,00 0,00
7 4 66 2,02 4,1 5 0,262 760 0,0838 0,00158 8,282 6,6692 61,8592 10,78 13,39 124,18
8 4 67 2,88 3,95 4 1,24 865 0,3968 0,00163 11,376 35,9249 64,0075 56,13 17,77 31,67
9 4 66 4,23 3,62 3 1,18 975 0,3776 0,00158 15,313 38,5341 61,8592 62,29 24,75 39,74
10 4 65 6,1 2,94 2 1,067 1135 0,3414 0,00152 17,934 40,5619 59,7519 67,88 30,01 44,21
11 4 63 9,85 1,89 1 0,198 1428 0,0634 0,00142 18,617 9,4700 55,6594 17,01 33,45 196,58
12 4 66 2,02 4,1 5 0,335 1635 0,1072 0,00137 0,000 18,3451 53,6739 34,18 0,00 0,00
13 5 70 3,43 5,53 5 1,038 1090 0,3322 0,00180 18,968 37,8950 88,3746 42,88 21,46 50,05
14 5 71 4,5 4,12 4 0,99 1210 0,3168 0,00186 18,540 40,1217 91,2667 43,96 20,31 46,21
15 5 70 5,86 4,36 3 0,67 1260 0,2144 0,00180 25,550 28,2751 88,3746 31,99 28,91 90,36
16 5 70 8,3 3,47 2 0,19 1500 0,0608 0,00180 28,801 9,5456 88,3746 10,80 32,59 301,72
17 5 67 11,92 2,1 1 0,06 1734 0,0192 0,00163 25,032 3,4846 80,0094 4,36 31,29 718,35
18 5 64 16,6 0 0 0,019 1900 0,0061 0,00147 0,000 1,2091 72,1067 1,68 0,00 0,00
Tabel 2.8 Tabel analisa perhitungan 75 %
No Bukaan H h V Arus Jumlah F Rpm Torsi Q PEL BHP WHP T e G
mH2O mm volt A lampu N Nm
1 3 60 0,36 1,95 5 0,112 344 0,0358 0,00127 0,702 1,2904 37,3677 3,45 1,88 54,40
2 3 63 0,4 1,7 4 0,314 320 0,1005 0,00142 0,680 3,3654 41,7446 8,06 1,63 20,21
3 3 64 0,65 1,65 3 0,31 360 0,0992 0,00147 1,073 3,7379 43,2640 8,64 2,48 28,69
75%
4 3 63 1,64 1,55 2 0,29 447 0,0928 0,00142 2,542 4,3417 41,7446 10,40 6,09 58,55
5 3 68 3,98 1,1 1 0,196 690 0,0627 0,00169 4,378 4,5296 49,6477 9,12 8,82 96,65
6 3 68 10,26 0 0 0,02 1178 0,0064 0,00169 0 0,7891 49,6477 1,59 0,00 0,00
7 4 64 1,1 3,3 5 0,884 555 0,2829 0,00147 3,630 16,4325 57,6854 28,49 6,29 22,09
8 4 64 1,65 3,2 4 0,872 620 0,2790 0,00147 5,280 18,1078 57,6854 31,39 9,15 29,16
9 4 62 2,77 3 3 0,82 730 0,2624 0,00137 8,310 20,0491 53,6739 37,35 15,48 41,45
10 4 62 3,3 2,18 2 0,586 710 0,1875 0,00137 7,194 13,9352 53,6739 25,96 13,40 51,62
11 4 61 6,36 1,55 1 0,46 999 0,1472 0,00132 9,858 15,3915 51,7287 29,75 19,06 64,05
12 4 60 12,5 0 0 0,126 1430 0,0403 0,00127 0,000 6,0348 49,8236 12,11 0,00 0,00
13 5 66 2,4 4,58 5 0,99 850 0,3168 0,00158 10,992 28,1846 77,3240 36,45 14,22 39,00
14 5 66 3,2 4,26 4 1,08 940 0,3456 0,00158 13,632 34,0024 77,3240 43,97 17,63 40,09
15 5 65 4,28 3,7 3 0,948 1078 0,3034 0,00152 15,836 34,2283 74,6899 45,83 21,20 46,27
16 5 64 6,34 3,03 2 0,73 1220 0,2336 0,00147 19,210 29,8292 72,1067 41,37 26,64 64,40
17 5 64 8,85 1,74 1 0,5 1464 0,1600 0,00147 15,399 24,5171 72,1067 34,00 21,36 62,81
18 5 64 13,9 0 0 0,032 1680 0,0102 0,00147 0,000 1,8006 72,1067 2,50 0,00 0,00
Tabel 2.9 Tabel analisa perhitungan 50 %
No Bukaan H h V Arus Jumlah F Rpm Torsi Q PEL BHP WHP T e G
mH2O mm volt A lampu N Nm
1 50% 3 60 0,31 1,8 5 0,516 324 0,1651 0,00127 0,558 5,5995 37,3677 14,99 1,49 9,97
2 3 56 0,23 1,12 4 0,3 258 0,0960 0,00109 0,258 2,5924 31,9502 8,11 0,81 9,94
3 3 58 0,32 1,1 3 0,319 266 0,1021 0,00118 0,352 2,8420 34,5996 8,21 1,02 12,39
4 3 58 0,7 1,13 2 0,338 312 0,1082 0,00118 0,791 3,5321 34,5996 10,21 2,29 22,39
5 3 58 2,5 0,95 1 0,309 510 0,0989 0,00118 2,375 5,2782 34,5996 15,26 6,86 45,00
6 3 55 8,36 0 0 0,094 980 0,0301 0,00104 0 3,0854 30,6696 10,06 0,00 0,00
7 50% 4 62 1,1 3,01 5 0,841 520 0,2691 0,00137 3,311 14,6473 53,6739 27,29 6,17 22,60
8 4 62 1,54 2,9 4 0,831 575 0,2659 0,00137 4,466 16,0040 53,6739 29,82 8,32 27,91
9 4 62 2,46 2,75 3 0,763 675 0,2442 0,00137 6,765 17,2499 53,6739 32,14 12,60 39,22
10 4 60 3,48 2,21 2 0,639 739 0,2045 0,00127 7,691 15,8163 49,8236 31,74 15,44 48,63
11 4 60 6,2 1,3 1 0,58 987 0,1856 0,00127 8,060 19,1736 49,8236 38,48 16,18 42,04
12 4 58 11,2 0 0 0,034 1300 0,0109 0,00118 0,000 1,4804 46,1328 3,21 0,00 0,00
13 50% 5 64 2,04 4,12 5 1,019 750 0,3261 0,00147 8,405 25,5973 72,1067 35,50 11,66 32,83
14 5 63 2,72 3,94 4 0,851 820 0,2723 0,00142 10,717 23,3723 69,5743 33,59 15,40 45,85
15 5 62 3,88 3,45 3 0,909 940 0,2909 0,00137 13,386 28,6187 67,0924 42,66 19,95 46,77
16 5 62 6,2 2,69 2 0,787 1140 0,2518 0,00137 16,678 30,0495 67,0924 44,79 24,86 55,50
17 5 60 7,2 1,63 1 0,542 1125 0,1734 0,00127 11,736 20,4226 62,2795 32,79 18,84 57,47
18 5 58 13,08 0 0 0,074 1530 0,0237 0,00118 0,000 3,7921 57,6660 6,58 0,00 0,00
ii. GRAFIK DAN ANALISA GRAFIK
a. GRAFIK HUBUNGAN n-Q

Pada grafik diatas terlihat semakin tinggi putaran turbin, debit yang mengalir
semakin berkurang. Debit paling tinggi ditunjukan oleh head 100 %. Dengan
bertambah besarnya putaran poros motor, maka tinggi air dalam reservoir
berkurang ketinggiannya (h) sehingga debit yang dihasilkan akan menurun.

b. GRAFIK HUBUNGAN n-T

Pada grafik diatas terlihat bahwa torsi didapat diputaran rendah, dan menurun
di putaran tinggi. Torsi mengalami penurunan karena semakin tinggi putaran,
gaya yang dihasilkan menurun. Terlihat bahwa bukaan 100% memiliki torsi
akhir yang lebin tinggi senilai 0,397 Nm.
c. GRAFIK HUBUNGAN n-WHP

Pada grafik diatas terlihat dengan bertambahnya WHP maka putaran turbin
menurun. Ini karena debit yang mengalir pada putaran tinggi nlebih kecil
daripada putaran rendah, debit yang mengalir semakin sedikit menyebabkan
WHP turun. WHP paling tinggi ditunjukan oleh bukaan 100 % senilai 91,27
watt.
d. GRAFIK HUBUNGAN H-T

Pada grafik diatas terlihat semakin besar headnya, maka efisiensi turbin
meningkat pula. Ini disebebkan karena semakin besar head, WHP semakin
tinggi dan efisiensi semakin besar. Efisiensi tertinggi ditunjukan oleh bukaan
100% head 5 mH2O.
e. GRAFIK ISOEFISIENSI

Pada grafik diatas terlihat bahwa efisiensi paling tinggi oleh head 100%.

b. KESIMPULAN DAN SARAN


2.8.1 KESIMPULAN
1. Persentase vane bukaan 100% akan menghasilkan daya yang lebih besar
dibandingkan dengan persentase vane bukaan 75% dan 50 %.
2. Daya yang lebih besar akan menghasilkan torsi yang lebih besar.
3. Effisiensi turbin tertinggi terjadi pada
H = 5 mH2O dengan efisiensi: 67,88% pada bukaan: 100%
Q = 0,00152 m3/s
T = 0,341 N.m
BHP = 40,56 watt
WHP = 59,75 watt
Nilai gaya bertambah sebanding dengan bertambahnya lampu dikarnakan daya
keluaran turbin yang dibutuhkan tergantung besarnya nilai arus (I) dan hambatan (R).
P=I2R
2.8.2 SARAN
1. Kurangnya kalibrasi pada alat ukur dan mesinnya, karena pada suatu pengukuran
kesalahan dengan selisih 0,01 akan berpengaruh besar pada pengukuran torsi dan
effisiensi.
2. Kopling pada poros turbin menuju generator sebaiknya diganti, karena getaran
akibat kopling mempengaruhi pembacaan gaya yang diukur.
DAFTAR PUSTAKA

[1] https://academia.edu/9446447/turbin_alat_operasi_teknik_kimia diakses pada


tanggal 1 Desember 2015 pukul 18.29 WIB
[2] 2014. Jobsheet Praktikum Prestasi Mesin. Teknik Mesin Universitas
Diponegoro. Semarang
[3] https://academia.edu/7246445/makalah-turbin-air diakses pada tanggal 1
Desember 2015 pukul 19.34 WIB
[4] http://www.agussuwasono.com/images/stories/turbin_air diakses pada tanggal 1
Desember 2015 pukul 20.27 WIB
[5] https://www.hydrohrom.cz/cz/horizontalni-kompaktni-turbiny-pelton.html diakses
pada tanggal 1 Desember 2015 pukul 20.34 WIB
[6] https://commons.m.wikimedia.org/wiki/file:Sprengzeichnung-Beschr-eng.jpg
diakses pada tanggal 1 Desember 2015 pukul 20.45 WIB
[7] https://waterturbines.wikidot.com/main:types-of-water-turbine diakses pada
tanggal 1 Desember 2015 pukul 20.54 WIB
[8] https://cink-hydro-energy.com/id/turbin-francis diakses pada tanggal 1 Desember
2015 pukul 20.56 WIB
[9] Dietzel, Frits & Dakso Sriyono. 1992. Turbin Pompa dan Kompresor. Erlanga:
Jakarta
[10] https://dokumen.tips/documents/bab-iii-turbin-francis.html diakses pada tanggal 1
Desember 2015 pukul 21.07 WIB

Anda mungkin juga menyukai