2.1 PENDAHULUAN
Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida.
Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, assembly rotor-blade. Fluida
yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan energi untuk
menggerakkan rotor. Turbin berfungsi mengubah energi potensial menjadi energi
mekanik, gaya jatuh air yang mendorong baling baling menyebabkan turbin berputar.
Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin
untuk memutar baling baling digantikan air untuk memutarkan turbin. Perputaran
turbin ini dihubungkan dengan generator terdapat beberapa jenis turbin, yaitu turbin air,
turbin uap, turbin gas, dan lainnya.
Turbin air diklasifikasikan berdasarkan model aliran fluida masuk runner dan
berdasarkan perubahan momentum fluida kerjanya. Berdasarkan model aliran fluida
masuk runner, turbin air dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: turbin aliran tangensial, turbin
aliran aksial, dan turbin aliran aksialradial. Sedangkan berdasarkan perubahan
momentum fluida kerjanya, turbin air dibagi menjadi dua tipe, yaitu: turbin impuls dan
turbin reaksi.
Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai Turbin Francis, Turbin Francis
termasuk turbin air dan berdasarkan perubahan momentum termasuk turbin reaksi.
Turbin diantara sumber tekanana tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di
bagian keluar. Turbin Francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih. Pada
waktu air masuk ke roda jalan sebagian dari energi jatuh telah bekerja di dalam sudu
pengarah diubah sebagai kecepatan air masuk. Sisa energi tinggi jatuh dimanfaatkan
dalam sudu jalan dengan adanya pipa isap memungkinkan energi tinggi jatuh bekerja di
sudu jalan dengan semaksimal mungkin [1].
2.2 TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengetahui cara kerja turbin Francis.
2. Mengetahui besarnya efisiensi tertinggi turbin.
3. Mengetahui daya efektif maksimum turbin.
b) Turbin Francis
Turbin Francis juga merupakan bagian dari turbin reaksi, Turbin ini bekerja pada
head yang sedang yaitu antara 10 100 ft.
a c
Gambar 2.8 Bagian-bagian turbin Francis [2].
Setiap bagian dari turbin Francis mempunyai fungsi diantaranya sebagai berikut:
a. Runner blade : bagian yang berbentuk baling-baling atau sudu yang dapat bergerak
akibat adanya tumbukan air pada dinding sudu. Bagian ini terhubung dengan poros yang
kemudian akan menghasilkan energi mekanik.
b. Volute : Cairan masuk dari fluid inlet ke guide vane yang mengelilingi runner,
melewati volute terlebih dahulu. Luas penampang casing ini menurun merata sepanjang
keliling untuk menjaga kecepatan fluida konstan dalam besar di sepanjang jalan yang
menuju guide vane.
c. Guide vanes : fungsi guide vanes atau baling-baling tetap adalah untuk mengkonversi
bagian dari energi tekanan fluida di pintu masuk ke energi kinetik dan kemudian untuk
mengarahkan cairan pada blade runner.
d. Fluid outlet : bagian dimana fluida yang telah melalui sudu gerak dan mengalami
penurunan tekanan dikeluarkan dari turbin menuju lingkungan.
e. Fluid inlet : berfungsi untuk masuknya fluida menuju turbin.
Gambar 2.9 Aplikasi turbin Francis pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTM) [10].
c) Daya Listrik
Daya poros yang dihasilkan turbin diubah oleh generator DC menjadi daya
listrik.
Pel = Vj.Ij
Dimana Pel adalah daya listrik efektif, Vj adalah tegangan jangkar (Volt), dan Ij
adalah Arus Jangkar (Ampere).
d) Efisiensi Turbin
T = daya mekanik / daya air .100%
BHP
x 100 %
T = WHP
e) Efisiensi total
Pe l
x 100 %
e = WHP
f) Efisiensi Generator
P el
X 100 %
G = BHP
Pada turbin Francis, guide vane mengarahkan aliran air masuk ke sudu dengan
sudut 2, dengan kecepatan absolut V2. Setelah menjumlahkan vektor dengan kecepatan
tangensial di ujung sudu u2, u2 = r, maka sudut luar sudu harus diatur sebesar 2 untuk
mengakomodasi kecepatan relatif air menyinggung permukaan sudu w2. Profil sudu
tersebut menyebabkan arah dan kecepatan air menyinggung sudu pada sisi outlet
berubah w1, dankarena kecepatan tangensial sudu pada sisi outlet lebih kecil dari sisi
inlet u2 > u1 akibat r2 > r1. Maka jika dijumlahkan vektor w1 dan u1 maka akan
didapatkan nilai kecepatan absolut air di sisi outlet v1 yang lebih kecil dari sisi inlet.
Artinya sebagian energi kinetik dari air dirubah menjadi energi kinetik sudu saat air
menyinggung permukaan sudu [9].
2.4 PERALATAN DAN BAHAN PENGUJIAN
Adapun peralatan yang digunakan antara lain tertera pada gambar di bawah ini:
1
3
10
12
11
13
14
16
Pocket scale
a. Menyalakan turbin tanpa beban, lalu melakukan setting nol pada pocket scale,
dengan meletakkan pocket scale dibawah lengan beban.
b. Menghidupkan saklar beban pertama, kemudian menyeimbangkan pocket
scale di lengan beban, mencatat besarnya masa di lengan beban.
c. Nilai yang ditunjukan pocket scale dalam satuan gram, nilai itu diubah ke kg
dengan dibagi 1000. Kemudian mengalikan masa (kg) dengan gravitasi (9,81)
didapat gaya pada lengan beban.
d. Dengan mengalikan gaya dengan jarak L maka akan didapatkan torsi.
Dimana y = Q (m3/menit)
x = h (mm)
Maka untuk h = 56 mm
6 2, 2702 1
Q 7.10 .56 .
60
Q = 0,00109 m3/s
m s s
WHP = 64,1574 watt
C. TORSI (T)
T F.r
Dimana F = 0,6082 N
r = 32 cm = 0,32 m
maka T = 0,6082 x 0,32 = 0,1946 Nm
F. EFISIENSI TURBIN
T = daya mekanik / daya air .100%
BHP
= x 100 %
WHP
28,291 3
= x 100%
64,1574
= 44,1 %
G. EFISIENSI GENERATOR
P el
X 100 %
G = BHP
4,5408
= x 100 %
28,2913
= 16,05 %
H. EFISIENSI TOTAL
Pel
e = x 100 %
WHP
4,5408
= x 100 %
64,1574
= 7,08 %
2.7.4 PERHITUNGAN RALAT
Contoh perhitungan ralat:
Datum no. 1 (bukaan 100%, H = 5 mH2O, jumlah lampu = 5)
A. PUTARAN
n = 760 rpm
n = 0,5
Ralat Nisbi = n/n . 100 % = 0,5/760 . 100% = 0,066 %
Keseksamaan = 100% - Ralat Nisbi = 100% - 0,066 % = 99,93 %
B. GAYA
F = 0.262 N
F = 0,0005 N
Ralat Nisbi = F/F . 100 % = 0,0005/0.0262 .100% = 0.19%
Keseksamaan = 100% - Ralat Nisbi = 100% - 0.19% = 99.81%
C. HEAD
H = 66
1
H .1 0,5
2
H 0,5
RalatNisbi .100% .100% 0,76%
H 66
Keseksamaan = 100% - Ralat Nisbi = 100% - 0.76% = 99.24%
2.7.5 TABEL PERHITUNGAN RALAT
Tabel 2.4 Tabel perhitungan ralat 100%
H Jumlah n F h Ralat Nisbi Keseksamaan
No. n F h
mH2O Lampu rpm N mm n F h n F h
1 5 475 0,041 64 0,11 1,22 0,78 99,89 98,78 99,22
2 4 538 0,016 65 0,09 3,13 0,77 99,91 96,88 99,23
3 3 700 0,158 64 0,07 0,32 0,78 99,93 99,68 99,22
3 0,5 0,0005 0,5
4 2 730 0,194 63 0,07 0,26 0,79 99,93 99,74 99,21
5 1 900 0,037 63 0,06 1,35 0,79 99,94 98,65 99,21
6 0 1270 0,21 60 0,04 0,24 0,83 99,96 99,76 99,17
7 5 760 0,262 66 0,07 0,19 0,76 99,93 99,81 99,24
8 4 865 1,24 67 0,06 0,04 0,75 99,94 99,96 99,25
9 3 975 1,18 66 0,05 0,04 0,76 99,95 99,96 99,24
4 0,5 0,0005 0,5
10 2 1135 1,067 65 0,04 0,05 0,77 99,96 99,95 99,23
11 1 1428 0,198 63 0,04 0,25 0,79 99,96 99,75 99,21
12 0 1635 0,335 62 0,03 0,15 0,81 99,97 99,85 99,19
13 5 1090 1,038 70 0,05 0,05 0,71 99,95 99,95 99,29
14 4 1210 0,99 71 0,04 0,05 0,70 99,96 99,95 99,30
15 3 1260 0,67 70 0,04 0,07 0,71 99,96 99,93 99,29
5 0,5 0,0005 0,5
16 2 1500 0,19 70 0,03 0,26 0,71 99,97 99,74 99,29
17 1 1734 0,06 67 0,03 0,83 0,75 99,97 99,17 99,25
18 0 1900 0,019 64 0,03 2,63 0,78 99,97 97,37 99,22
Tabel 2.5 Tabel perhitungan ralat bukaan 75 %
H Jumlah n F h Ralat Nisbi Keseksamaan
No. n F h
mH2O Lampu rpm N mm n F h n F h
1 5 344 0,112 60 0,15 0,45 0,78 99,89 99,55 99,22
2 4 320 0,314 63 0,16 0,16 0,77 99,91 99,84 99,23
3 3 360 0,31 64 0,14 0,16 0,78 99,93 99,84 99,22
3 0,5 0,0005 0,5
4 2 447 0,29 63 0,11 0,17 0,79 99,93 99,83 99,21
5 1 690 0,196 68 0,07 0,26 0,79 99,94 99,74 99,21
6 0 1178 0,02 68 0,04 2,50 0,83 99,96 97,50 99,17
7 5 555 0,884 64 0,09 0,06 0,76 99,93 99,94 99,91
8 4 620 0,872 64 0,08 0,06 0,75 99,94 99,94 99,92
9 3 730 0,82 62 0,07 0,06 0,76 99,95 99,91 99,93
4 0,5 0,0005 0,5
10 2 710 0,586 62 0,07 0,09 0,77 99,96 99,89 99,93
11 1 999 0,46 61 0,05 0,11 0,79 99,96 99,60 99,95
12 0 1430 0,126 60 0,03 0,40 0,81 99,97 99,94 99,97
13 5 850 0,99 66 0,06 0,05 0,71 99,94 99,95 99,95
14 4 940 1,08 66 0,05 0,05 0,70 99,95 99,95 99,95
15 3 1078 0,948 65 0,05 0,05 0,71 99,95 99,93 99,95
5 0,5 0,0005 0,5
16 2 1220 0,73 64 0,04 0,07 0,71 99,96 99,74 99,93
17 1 1464 0,5 64 0,03 0,10 0,75 99,97 99,17 99,90
18 0 1680 0,032 64 0,03 1,56 0,78 99,97 97,37 98,44
Tabel 2.6 Tabel perhitungan ralat 50 %
H Jumlah n F h Ralat Nisbi Keseksamaan
No. n F h
mH2O Lampu rpm N mm n F h n F h
1 5 324 0,516 60 0,15 0,10 0,78 99,89 99,90 99,85
2 4 258 0,3 56 0,19 0,17 0,77 99,91 99,83 99,81
3 3 266 0,319 58 0,19 0,16 0,78 99,93 99,84 99,81
3 0,5 0,0005 0,5
4 2 312 0,338 58 0,16 0,15 0,79 99,93 99,85 99,84
5 1 510 0,309 58 0,10 0,16 0,79 99,94 99,84 99,90
6 0 980 0,516 55 0,05 0,53 0,83 99,96 99,47 99,95
7 5 617 0,841 62 0,10 0,06 0,76 99,93 99,94 99,90
8 4 620 0,831 62 0,09 0,06 0,75 99,94 99,94 99,91
9 3 653 0,763 62 0,07 0,07 0,76 99,95 99,91 99,93
4 0,5 0,0005 0,5
10 2 748 0,639 60 0,07 0,08 0,77 99,96 99,89 99,93
11 1 930 0,58 60 0,05 0,09 0,79 99,96 99,60 99,95
12 0 1405 0,034 58 0,04 1,47 0,81 99,97 99,94 99,96
13 5 750 1,019 64 0,07 0,05 0,71 99,94 99,95 99,93
14 4 820 0,851 63 0,06 0,06 0,70 99,95 99,94 99,94
15 3 940 0,909 62 0,05 0,06 0,71 99,95 99,94 99,95
5 0,5 0,0005 0,5
16 2 1140 0,787 62 0,04 0,06 0,71 99,96 99,94 99,96
17 1 1125 0,542 60 0,04 0,09 0,75 99,97 99,91 99,96
18 0 1530 0,074 58 0,03 0,68 0,78 99,97 99,32 99,97
i. Tabel Analisa perhitungan
Tabel 2.7 Tabel analisa perhitungan 100%
No Bukaan H h V Arus Jumlah F Rpm Torsi Q PEL BHP WHP T e G
mH2O mm volt A lampu N Nm
1 3 64 1 2,5 5 0,041 475 0,0131 0,00147 2,500 0,6523 43,2640 1,51 5,78 383,27
2 3 65 1,74 2,4 4 0,016 538 0,0051 0,00152 4,176 0,2883 44,8139 0,64 9,32 1448,44
3 3 64 3,28 2,35 3 0,158 700 0,0506 0,00147 7,708 3,7044 43,2640 8,56 17,82 208,08
4 3 63 3,56 2,18 2 0,194 730 0,0621 0,00142 7,761 4,7433 41,7446 11,36 18,59 163,62
100%
5 3 63 5,7 1,36 1 0,037 900 0,0118 0,00142 7,752 1,1153 41,7446 2,67 18,57 695,04
6 3 60 11,5 0 0 0,21 1270 0,0672 0,00127 0 8,9327 37,3677 23,90 0,00 0,00
7 4 66 2,02 4,1 5 0,262 760 0,0838 0,00158 8,282 6,6692 61,8592 10,78 13,39 124,18
8 4 67 2,88 3,95 4 1,24 865 0,3968 0,00163 11,376 35,9249 64,0075 56,13 17,77 31,67
9 4 66 4,23 3,62 3 1,18 975 0,3776 0,00158 15,313 38,5341 61,8592 62,29 24,75 39,74
10 4 65 6,1 2,94 2 1,067 1135 0,3414 0,00152 17,934 40,5619 59,7519 67,88 30,01 44,21
11 4 63 9,85 1,89 1 0,198 1428 0,0634 0,00142 18,617 9,4700 55,6594 17,01 33,45 196,58
12 4 66 2,02 4,1 5 0,335 1635 0,1072 0,00137 0,000 18,3451 53,6739 34,18 0,00 0,00
13 5 70 3,43 5,53 5 1,038 1090 0,3322 0,00180 18,968 37,8950 88,3746 42,88 21,46 50,05
14 5 71 4,5 4,12 4 0,99 1210 0,3168 0,00186 18,540 40,1217 91,2667 43,96 20,31 46,21
15 5 70 5,86 4,36 3 0,67 1260 0,2144 0,00180 25,550 28,2751 88,3746 31,99 28,91 90,36
16 5 70 8,3 3,47 2 0,19 1500 0,0608 0,00180 28,801 9,5456 88,3746 10,80 32,59 301,72
17 5 67 11,92 2,1 1 0,06 1734 0,0192 0,00163 25,032 3,4846 80,0094 4,36 31,29 718,35
18 5 64 16,6 0 0 0,019 1900 0,0061 0,00147 0,000 1,2091 72,1067 1,68 0,00 0,00
Tabel 2.8 Tabel analisa perhitungan 75 %
No Bukaan H h V Arus Jumlah F Rpm Torsi Q PEL BHP WHP T e G
mH2O mm volt A lampu N Nm
1 3 60 0,36 1,95 5 0,112 344 0,0358 0,00127 0,702 1,2904 37,3677 3,45 1,88 54,40
2 3 63 0,4 1,7 4 0,314 320 0,1005 0,00142 0,680 3,3654 41,7446 8,06 1,63 20,21
3 3 64 0,65 1,65 3 0,31 360 0,0992 0,00147 1,073 3,7379 43,2640 8,64 2,48 28,69
75%
4 3 63 1,64 1,55 2 0,29 447 0,0928 0,00142 2,542 4,3417 41,7446 10,40 6,09 58,55
5 3 68 3,98 1,1 1 0,196 690 0,0627 0,00169 4,378 4,5296 49,6477 9,12 8,82 96,65
6 3 68 10,26 0 0 0,02 1178 0,0064 0,00169 0 0,7891 49,6477 1,59 0,00 0,00
7 4 64 1,1 3,3 5 0,884 555 0,2829 0,00147 3,630 16,4325 57,6854 28,49 6,29 22,09
8 4 64 1,65 3,2 4 0,872 620 0,2790 0,00147 5,280 18,1078 57,6854 31,39 9,15 29,16
9 4 62 2,77 3 3 0,82 730 0,2624 0,00137 8,310 20,0491 53,6739 37,35 15,48 41,45
10 4 62 3,3 2,18 2 0,586 710 0,1875 0,00137 7,194 13,9352 53,6739 25,96 13,40 51,62
11 4 61 6,36 1,55 1 0,46 999 0,1472 0,00132 9,858 15,3915 51,7287 29,75 19,06 64,05
12 4 60 12,5 0 0 0,126 1430 0,0403 0,00127 0,000 6,0348 49,8236 12,11 0,00 0,00
13 5 66 2,4 4,58 5 0,99 850 0,3168 0,00158 10,992 28,1846 77,3240 36,45 14,22 39,00
14 5 66 3,2 4,26 4 1,08 940 0,3456 0,00158 13,632 34,0024 77,3240 43,97 17,63 40,09
15 5 65 4,28 3,7 3 0,948 1078 0,3034 0,00152 15,836 34,2283 74,6899 45,83 21,20 46,27
16 5 64 6,34 3,03 2 0,73 1220 0,2336 0,00147 19,210 29,8292 72,1067 41,37 26,64 64,40
17 5 64 8,85 1,74 1 0,5 1464 0,1600 0,00147 15,399 24,5171 72,1067 34,00 21,36 62,81
18 5 64 13,9 0 0 0,032 1680 0,0102 0,00147 0,000 1,8006 72,1067 2,50 0,00 0,00
Tabel 2.9 Tabel analisa perhitungan 50 %
No Bukaan H h V Arus Jumlah F Rpm Torsi Q PEL BHP WHP T e G
mH2O mm volt A lampu N Nm
1 50% 3 60 0,31 1,8 5 0,516 324 0,1651 0,00127 0,558 5,5995 37,3677 14,99 1,49 9,97
2 3 56 0,23 1,12 4 0,3 258 0,0960 0,00109 0,258 2,5924 31,9502 8,11 0,81 9,94
3 3 58 0,32 1,1 3 0,319 266 0,1021 0,00118 0,352 2,8420 34,5996 8,21 1,02 12,39
4 3 58 0,7 1,13 2 0,338 312 0,1082 0,00118 0,791 3,5321 34,5996 10,21 2,29 22,39
5 3 58 2,5 0,95 1 0,309 510 0,0989 0,00118 2,375 5,2782 34,5996 15,26 6,86 45,00
6 3 55 8,36 0 0 0,094 980 0,0301 0,00104 0 3,0854 30,6696 10,06 0,00 0,00
7 50% 4 62 1,1 3,01 5 0,841 520 0,2691 0,00137 3,311 14,6473 53,6739 27,29 6,17 22,60
8 4 62 1,54 2,9 4 0,831 575 0,2659 0,00137 4,466 16,0040 53,6739 29,82 8,32 27,91
9 4 62 2,46 2,75 3 0,763 675 0,2442 0,00137 6,765 17,2499 53,6739 32,14 12,60 39,22
10 4 60 3,48 2,21 2 0,639 739 0,2045 0,00127 7,691 15,8163 49,8236 31,74 15,44 48,63
11 4 60 6,2 1,3 1 0,58 987 0,1856 0,00127 8,060 19,1736 49,8236 38,48 16,18 42,04
12 4 58 11,2 0 0 0,034 1300 0,0109 0,00118 0,000 1,4804 46,1328 3,21 0,00 0,00
13 50% 5 64 2,04 4,12 5 1,019 750 0,3261 0,00147 8,405 25,5973 72,1067 35,50 11,66 32,83
14 5 63 2,72 3,94 4 0,851 820 0,2723 0,00142 10,717 23,3723 69,5743 33,59 15,40 45,85
15 5 62 3,88 3,45 3 0,909 940 0,2909 0,00137 13,386 28,6187 67,0924 42,66 19,95 46,77
16 5 62 6,2 2,69 2 0,787 1140 0,2518 0,00137 16,678 30,0495 67,0924 44,79 24,86 55,50
17 5 60 7,2 1,63 1 0,542 1125 0,1734 0,00127 11,736 20,4226 62,2795 32,79 18,84 57,47
18 5 58 13,08 0 0 0,074 1530 0,0237 0,00118 0,000 3,7921 57,6660 6,58 0,00 0,00
ii. GRAFIK DAN ANALISA GRAFIK
a. GRAFIK HUBUNGAN n-Q
Pada grafik diatas terlihat semakin tinggi putaran turbin, debit yang mengalir
semakin berkurang. Debit paling tinggi ditunjukan oleh head 100 %. Dengan
bertambah besarnya putaran poros motor, maka tinggi air dalam reservoir
berkurang ketinggiannya (h) sehingga debit yang dihasilkan akan menurun.
Pada grafik diatas terlihat bahwa torsi didapat diputaran rendah, dan menurun
di putaran tinggi. Torsi mengalami penurunan karena semakin tinggi putaran,
gaya yang dihasilkan menurun. Terlihat bahwa bukaan 100% memiliki torsi
akhir yang lebin tinggi senilai 0,397 Nm.
c. GRAFIK HUBUNGAN n-WHP
Pada grafik diatas terlihat dengan bertambahnya WHP maka putaran turbin
menurun. Ini karena debit yang mengalir pada putaran tinggi nlebih kecil
daripada putaran rendah, debit yang mengalir semakin sedikit menyebabkan
WHP turun. WHP paling tinggi ditunjukan oleh bukaan 100 % senilai 91,27
watt.
d. GRAFIK HUBUNGAN H-T
Pada grafik diatas terlihat semakin besar headnya, maka efisiensi turbin
meningkat pula. Ini disebebkan karena semakin besar head, WHP semakin
tinggi dan efisiensi semakin besar. Efisiensi tertinggi ditunjukan oleh bukaan
100% head 5 mH2O.
e. GRAFIK ISOEFISIENSI
Pada grafik diatas terlihat bahwa efisiensi paling tinggi oleh head 100%.