PRESTASI MESIN
TA 2020-2021
MODUL 04
TURBIN PELTON
Disusun Oleh
CHRIST NICOLAS FEDERICO PARAPAT
1807113245
PENDAHULUAN
Sumber energi alternatif yang dimiliki Indonesia antara lain energi panas
bumi dengan total potensi sebesar 19.658 MW, tenaga mikrohidro memiliki
total potensi 75.000 MW, sedangkan yang saat ini termanfaatkan baru sekitar
34.000 MW. Untuk energi angin, memiliki potensi sebesar 9.286 MW
Sedangkan menurut data dari Pusdatin ESDM tahun 2009 sumber energi yang
digunakan di Indonesia yaitu Batubara 25.10%, Minyak 50.90%, Gas 20.0%,
Air 2.80% dan Panas Bumi 1.20%.
Turbin air dibedakan dalam dua golongan utama, yaitu dipandang dari segi
pengubahan momentum fluida kerjanya.
Turbin impuls disebut juga dengan turbin air tekanan sama karena tekanan
air yang keluar dari nosel tekanannya sama dengan tekanan atmosfir
sekitarnya. Sehingga energi potensial dan energi tekanan yang dimiliki oleh
aliran air dirubah semuanya menjadi energi kecepatan. Contoh dari Turbin
Impuls ini adalah Turbin Pelton, Turbin Crossflow dan lain–lain (Dietzel,
1988).
1. Turbin Pelton
Turbin pelton merupakan turbin impuls yang terdiri dari satu set sudu jalan
diputar oleh pancaran air dari satu atau lebih nozzle. Turbin pelton merupakan
salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien dan cocok digunakan untuk
head tinggi.
Gambar 2.2. Runner Turbin Pelton (Basyirun, 2008)
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk
sedemikian rupa sehingga pancaran air akan mengenai tengah–tengah sudu
dan pancaran air tersebut akan berbelok ke dua arah sehinga bisa
membalikkan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-
gaya samping. Untuk turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan
airnya dibagi lewat beberapa nozzle. Dengan demikian diameter pancaran air
bisa diperkecil dan sudu lebih kecil.
2. Turbin Turgo
Turbin turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 meter. Turbin turgo
merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari nozzle
membentur sudu pada sudut 20o. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar dari
turbin pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke
generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya
perawatan.
3. Turbin Crossflow
Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin
Michell-Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin
Osberger yang merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow.
Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 liter/sec hingga 10 m3/sec
dan head antara 1 s/d 200 m.
Gambar 2.4. Instalasi Turbin Crossflow (Basyirun, 2008)
n√ P
Ns = 5
(H ¿ ¿ ef ) ¿
4
Dimana :
P = Daya (Kw)
P V2
W=mgz+m +m
ρ 2
Dimana :
d2 = diameter orifice
a. Persamaan Bernoulli
P 1 V 21 P V2
+ + h 1 = 2 + 2 + h2
ρg 2g ρg 2g
P 1−P2 V 21−V 22
=
ρg 2g
b. Persamaan Kontinuitas
ṁ 1= ṁ 2
ρ 1 A1 V1 = ρ 2 A2 V2
Untuk fluida inkompressibel ρ 1 = ρ 2, Sehingga
A1 V1 = A2 V2
A1
V2 = x V1
A2
d1 2
V2 =( ) x V1
d2
PA = P1 + ρ udara x g x (h + y)
PB = P2 + ρ udara x g x y x ρ minyak x g x h
_________________________________ _
0 = P1 - P2 + ρ air x g x h – ρ hg x g x h
( ρ hg - ρ air ) x g x h = P1 - P2
V 21−V 22
( ρ hg - ρ air ) x g x h = x ρ air x g
2g
ρHg d1
( – 1 ) 2. g. h = (( )4 – 1) V 21
ρair d2
ρHg
√
2. g . h( – 1)
ρair
V1 = ¿
d
( 1 )4 –1¿
d2
Q th = A1 V1 ( m3/s )
Q act = Cd. Q th
Daya (Pact) = T x ω
Dimana :
T=Fxr
F=mxg
2 πn
ω=
60
2.5.2 Debit
Q th = A V
Dimana :
Ada dua macam tinggi jatuh air pada suatu instalasi pembangkit listrik
yaitu : tinggi jatuh air aktual dan tinggi jatuh air efektif. Untuk jenis turbin air
tekanan sama tinggi jatuh air aktualnya dihitung dari permukaan air di kolam
penampung sampai ke tengah–tengah pancaran air dari nozzle . Sedangkan
untuk jenis air tekanan lebih tinggi jatuh air aktual dihitung dari permukaan
air di kolam penampung sampai ke permukaan air bawah.
Gambar 2.8. Tinggi Jatuh Air Aktual Untuk Turbin Tekanan Sama
(Dietzel, 1988)
Yang dimaksud dengan tinggi jatuh air efektif adalah tinggi jatuh air
aktual dikurangi total kerugian energi (Head losses) disepanjang saluran.
Dalam bentuk persamaan head efektif (Lynkaran, 1992) dapat dirumuskan
sebagai :
p
H ef =
ρx g
Dimana :
H ef = Head efektif (m)
P = Tekanan Zat Cair (N/m2)
g = Gravitasi Bumi (m/s2)
P H, n, Kecepa
F, Daya Kecepa
Nozzl Vent Putar tan Daya Efisensi
N Beb meka tan
e uri an sembu hidrolik turbin
o. an nik Bucket
(Kg/c (mm (rpm ran Air (watt) (%)
(N) (watt) m/s
m²) Hg) ) m/s
Pada Tabel Grafik Putaran mesin (n) terhadp Beban (Nm) diberikan gaya
yaitu pada putaran 472 rpm sampai 1024 rpm gaya masih tetap konstan yaitu
menunjukkan angka 10 Newton.
Pada grafik Putaran Mesin (n) terhadap Daya mekanik (watt) pada 472
rpm menunjukkan daya mekanik 9,8 watt. Peningkatan yang sanggat pesat
terjadi di 1024 rpm deya mekanik mencapai 21,4 watt.
Grafik 2.2. Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Daya Mekanik (kW)
Pada grafik Putaran Mesin (n) terhadap Kecepatan Bucket m/s pada 472
rpm menunjukkan Kecepatan Bucket 385,3408m/s. Pada putaran mesin
tertinggi yaitu 1024 rpm menunjukkan Kecepatan Bucket 835,9936 m/s.
Grafik 2.3. Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Kecepatan Bucket (m/s)
3.5 3.07
3 2.69
2.5 2.3
1.92
2
1.5
1
0.5
0
472 603 602 823 1024
Putaran (rpm)
Grafik 2.4. Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Kecepatan Semburan Air (m/s)
Pada grafik putaran mesin (rpm) terhadap daya mesin (watt) pada 472 rpm
Menunjukan daya 111,58 watt pada 602 rpm terjadi penurunan daya yaitu
108,97 watt , Akan tetapi kenaikan daya yang paling besar terjadi di 1024
rpm yaitu 115,123 watt.
Grafik 2.5. Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Daya Hidrolik (kW)
2.6.2 Evaluasi Untuk Kerja Turbin Air Pelton Terbuat dari Kayu dan
Bambu Sebagai Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan untuk
Pedesaan
1. Metodologi Penelitian
Pengujian dilakukan menggunakan sarana fasilitas uji turbin air yang telah
ada di Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM . Fasilitas uji terdiri dari
bak penampung atau reservoir , pipa pesat, gate valve, dudukan turbin uji dan
rumah uji. Roda turbin dibuat dari papan kayu yang disusun dan dipola
berbentuk lingkaran. Di sisi luar dari roda turbin dibuat slot atau alur sebagai
dudukan untuk sudu-sudu. Sudu-sudu turbin atau runer dibuat dengan
menggunakan ruas bambu petung yang sudah dipilih berdasar pada kesamaan
diameter bambu dan ketebalannya.
Setiap sudu dibuat menggunakan satu ruas bambu yang dibelah setangkup
atau sama. Salah satu ujung belahan bambu tersebut yaitu bagian pangkal
dibiarkan dengan setengah buku atau nodia yang masih utuh untuk
ditempatkan sebagai bagian lingkaran terluar dari konstruksi roda turbin dan
sudu. Ini dimaksud agar pancaran air dari nosel yang mengenai sudu tidak
akan mengalir keluar keatas, namun akan tetap mengikuti lengkung atau
cekung ruas bambu tersebut. Selanjutnya bagian belahan yang lain yaitu
bagian ujung yang tidak bernodia dimasukan ke dalam dudukan sudu yang
sudah dibuat di sekeliling roda turbin dan dikunci menggunakan batang (pin)
pengunci. Dengan demikian sudu tersebut akan duduk secara tetap
disekeliling roda turbin. Tinggi sudu dibuat hingga % dari panjang ruas.
Poros dipasang tetap pada pusat roda turbin dan dengan sistem belt and pulley
disambung ke generator. Variasi percobaan dilakukan dengan berbagai
pembukaan katup (gate valve) pada pipa pasat untuk menvariasikan debit
aliran, Guna memperoleh variasi pancaran nosel agar dapat diperoleh variasi
daya yang dihasilkan, maka dibuat dua jenis nosel dengan bentuk penampang
geometri empat persegi panjang dan lingkaran dengan luasan yang sama.
Nosel dengan penampang lingkaran adalah geometri standar yang umum
dipakai pada turbin Pelton.
Untuk nosel berpenampang empat persegi panjang dibuat panjangnya
sama dengan tinggi sudu dan lebarnya dibuat cukup tipis untuk memperoleh
penampang pancaran air yang dapat mengikuti lengkung sudu. Unjuk kerja
turbin dengan menggunakan dua jenis penampang geometri nosel tersebut
kemudian dibandingkan. Posisi nosel terhadap sudusudu turbin saat kerja.
2. Hasil dan Pembahasan
Pengujian pertama dilakukan dengan kondisi turbin tanpa beban dengan
variasi tinggi jatuh, bentuk nosel dan debit aliran air, untuk melihat unjuk
kerjanya terhadap putaran. Hubungan debit air dengan kecepatan putar untuk
geometri nosel berpenampang empat persegi panjang disajikan pada Grafik
2.7. Hasil uji pada Grafik 2.7 menunjukkan bahwa hubungan antara debit air
dengan kecepatan putar menunjukkan kecenderungan yang normal, yaitu
semakin beşar debit air yang maşuk ke turbin mengakibatkan putaran turbin
semakin beşar untuk berbagai tinggi jatuh yang dibuat tetap.
Grafik 2.10. Grafik hubungan debit dengan daya luaran kedua jenis nosel
untuk beban yang sama.
Selanjutnya unjuk kerja turbin dianalisis terhadap efısiensi konversi
energi yang dihasilkan oleh kedua jenis penampang nosel yang diuji.
Efisiensi turbin Pelton dengan sudu yang terbuat dari bambu masih lebih
rendah dibanding dengan umumnya turbin Pelton yang menggunakan sudu
terbuat dari logam yang bentuk sudunya dapat dirancang dan dimanufaktur
namun banyak memberikan limbah pencemar dalam rantai proses
produksinya.
Grafik 2.11. Grafik perbandingan efisiensi dengan debit air kedua jenis
nosel untuk beban yang sama.