Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang
Menurut Rivai (2003), sumber daya manusia adalah salah satu elemen masukan
atau input yang sama halnya dengan unsur lainnya seperti bahan, modal, mesin,
teknologi dan metode. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang
sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, institusi,
maupun perusahaan. Dalam memajukan sumber daya manusia diperlukan
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berfiikir untuk memecahkan suatu
masalah. Perkuliahan adalah salah satu contoh dalam meningkatkan sumber daya
manusia. Di dalam perkuliahan terdapat praktikum yang dapat meningkatkan
pengalaman mahasiswa dalam mempraktekan teori yang sudah didapatkan pada
perkuliahan di kelas.
Menurut Djamarah (2002), praktikum adalah proses pembelajaran dimana
peserta didik melakukan dan mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati
obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan suatu obyek, keadaan
dan proses dari materi yang dipelajari tentang gejala alam dan interaksinya.
Praktikum merupakan wadah yang diberikan oleh setiap universitas untuk membantu
mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar. Praktikum bertujuan untuk memberikan
pemahaman yang lebih mendalam kepada mahasiswa terhadap teori atau
pembelajaran yang telah diberikan dalam proses perkuliahan di kelas. Praktikum
biasanya dilakukan di laboratorium dimana mahasiswa menerapkan dan
mempraktekan apa yang telah dipelajari dalam perkuliahan tersebut. Praktikum
mempunyai peranan penting dalam membantu memahami teori, proses atau
karakteristik dari berbagai fenomena dan hasil rekayasa dalam bentuk rekayasa yang
kompleks sehingga akan sulit dipahami jika hanya mengandalkan perkuliahan di
kelas.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 1
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

Turbin air mengubah energi potensial menjadi energi mekanis dengan


memanfaatkan ketinggian air yang dinamakan head (Himran, 2017). Supaya dapat
memanfaatkan energi potensial dari air tersebut diperlukan suatu bangunan air
khusus. Bangunan tersebut adalah dam, dimana digunakan untuk mendapatkan
perbedaan permukan air. Perbedaan ketinggian permukaan air tersebut nantinya akan
digunakan untuk memutar turbin air.
Menurut Himran (2017), turbin air dibagi menjadi dua kelas yakni turbin
impuls dan turbin reaksi. Contoh dari turbin impuls antara lain turbin pleton, turbin
turgo, dan turbin crossflow. Contoh dari turbin reaksi antara lain turbin Francis aliran
radial, turbin Francis aliran campuran, turbin propeler, dan turbin Kaplan.
Sebagai mahasiswa teknik mesin sangatlah penting untuk mengetahui prinsip
kerja serta parameter-parameter dalam turbin air. Sehingga perlu dilakukan
praktikum turbin air dengan menggunakan turbin Pleton sebagai objek penelitian.

1.2 Tujuan Praktikum


Berdasarkan laterbelakang tersebut maka tujuan dari praktikum turbin Pleton
ini adalah sebagai berikut.
a. Mengetahui hubungan antara debit air yang berbeda terhadap putaran poros torsi.
b. Mengetahui hubungan antara debit air yang berbeda terhadap torsi.
c. Mengetahui hubungan antara debit air yang berbeda terhadap daya turbin.
d. Mengetahui hubungan antara debit air yang berbeda terhadap daya aliran air
turbin.
e. Menganalisa segitiga kecepatan pada turbin air Pleton.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori Turbin Air


2.1.1 Pengertian Turbin Air
Turbin air merupakan mesin yang berputar diakibatkan oleh energi kinetik dan
potensial dari aliran fluida. Fluida yang bergerak menjadikan blade pada turbin
berputar dan menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor. Turbin asal katanya
adalah Turbo (artinya berputar, dari bahasa latin), bahasa indonesianya kincir. Muin
(1993). Menurut Joshepha Sherman (2004), turbin air merupakan alat untuk
mengubah energi air menjadi energi puntir (energi potensial dari air menjadi energi
mekanis). Komponen-komponen utama pada turbin air terdiri dari rotor dan stator.
Rotor merupakan bagian yang berputar pada sistem turbin sedangkan stator
merupakan bagian yang diam pada turbin air.
a. Bagian Rotor
1. Sudu pengarah berfungsi untuk mengontol kapasitas aliran masuk turbin.
2. Poros berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga yang berupa gerak putar yang
dihasilkan oleh sudu.
3. Bantalan berfungsi sebagai perapat-perapat komponen dengan tujuan agar
tidak mengalami kebocoran.
4. Runner berfungsi untuk merubah energi potensial menjadi energi mekanik.
b. Bagian Stator
1. Pipa pengarah/nozzle berfungsi meneruskan aliran fluida.
2. Rumah turbin berfungsi sebagai rumah dudukan komponenkomponen dari
turbin.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 3
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

2.1.2 Klasifikasi dan Prinsip Kerja Turbin Air


Turbin adalah penggerak mula yang merubah energi potensial menjadi energi
mekanis pada poros turbin. Berdasarkan prinsip kerjanya, turbin air dibedakan
menjadi dua yaitu:
a. Turbin Impuls
Turbin air yang cara bekerjanya dengan merubah seluruh energi air yang terdiri
dari energi potensial, tekanan, kecepatan yang tersedia menjadi energi kinetik untuk
memutar turbin, sehingga menghasilkan energi puntir. Energi potensial air diubah
menjadi energi kinetik dengan nozzle. Air yang keluar dari nozzle mempunyai
kecepatan tinggi membentur sudu turbin, setelah membentur sudu turbin kecepatan
aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impuls) mengakibatkan roda
turbin akan berputar. Turbin impuls disebut juga turbin tekanan sama karena aliran
air yang keluar dari nozzle tekanannya sama dengan atmosfir sekitarnya. Semua
energi tinggi tempat dan tekanan ketika air masuk kesudu turbin dirubah menjadi
energi kecepatan. Berikut merupakan macam-macam turbin impuls.
1. Turbin Pelton
Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set
sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih
alat yang disebut nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang
paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi.

Gambar 2.1 Turbin Pelton


Sumber: Irwansyah, 2017

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 4
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk
sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan pancaran
air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan pancaran air
dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk turbin dengan
daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa nozzle. Dengan
demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu lebih kecil. Turbin
Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang 150 m tetapi
untuk skala mikro head 20 m sudah mencukupi (Irwansyah, 2017).
2. Turbin Turgo

Gambar 2.2 Sudut Nozzle pada Turbin Turgo


Sumber: Irwansyah, 2017
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin Pelton
turbin Turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari
nozzle membentur sudu pada sudut 20°. Kecepatan putar turbin Turgo lebih besar
dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke
generator sehingga menaikan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya perawatan
(Irwansyah, 2017).
3. Turbin Crossflow
Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-
Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger yang
merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow. Turbin crossflow dapat

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 5
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

dioperasikan pada debit 20 liter/detik hingga 10 m 3/detik dan dengan head antara
1-200 m (Irwansyah, 2017).

Gambar 2.3 Skema Kerja Turbin Crossflow


Sumber: Irwansyah, 2017

Turbin crossflow menggunakan nozzle persegi panjang yang lebarnya sesuai


dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga terjadi
konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar membentur
sudu dan memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat masuk) kemudian
meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada
sepasang piringan parallel (Irwansyah, 2017).

b. Turbin Reaksi
Turbin air yang cara bekerjanya dengan merubah seluruh energi air yang
tersedia menjadi energi kinetik. Turbin jenis ini adalah turbin yang paling banyak
digunakan karena sudu pada turbin reaksi memiliki profil kusus dimana tekanan air
mengalami penurunan selama melalui sudu. Turbin reaksi disebut juga dengan turbin
tekanan lebih karena tekanan air yang masuk kesudu turbin lebih besar dari pada
tekanan air saat keluar sudu turbin. Dikatakan bahwa aliran air yang masuk kesudu
turbin mempunyai energi penuh, kemudian energi ini dipakai sebagian untuk

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 6
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

menggerakan sudu turbin dan sebagian dipakai untuk mengeluarkan air kesaluran
pembuangan. Berikut merupakan macam-macam turbin reaksi.
1. Turbin Francis
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara
sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian
keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan
air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pad turbin Francis dapat merupakan
suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya.
Untuk penggunaan pada berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu pengarah
yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat.

Gambar 2.4 Turbin Francis


Sumber: Irwansyah, 2017

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 7
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

2. Turbin Kaplan

Gambar 2.5 Turbin Kaplan


Sumber: Irwansyah, 2017
Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin ini
tersusun dari propeller seperti pada perahu. Propeller tersebut biasanya mempunyai
tiga hingga enam sudu (Irwansyah, 2017).

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 8
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

c. Perbedaan Turbin Impuls dan Turbin Reaksi


Pada turbin impuls semua tekanan pada nozzel tetap diubah menjadi energi
kinetik sebelum pancarannya sudu-sudu turbin. Turbin impuls disebut juga turbin
pancaran bebas, sedangkan pada turbin reaksi tidak semua energi tekanan fluida
diubah menjadi energi kinetik. Fluida masih memiliki energi tekanan maupun
kinetik ketika keluar dari turbin (Irwansyah, 2017).
Perbedaan dari turbin impuls dan turbin reaksi, turbin impuls memiliki tekanan
aliran sama karena aliran air yang keluar dari nozzle tekanannya sama dengan
atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika air masuk kesudu
turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Sedangkan turbin reaksi aliaran yang
masuk kesudu turbin mempunyai energi penuh, kemudian energi ini dipakai sebagian
untuk menggerakan sudu turbin dan sebagian dipakai untuk mengeluarkan air
kesaluran pembuangan. Umumnya turbin impuls digunakan pada tempat dengan
head tinggi dan turbin reaksi digunakan pada tempat dengan head rendah. Secara
bentuk turbin air terbagi atas beberapa jenis turbin yaitu turbin Pelton, Francis, Banki
dan Kaplan.
Tabel 2.1 Perbedaan Turbin Impuls dan Turbin Reaksi
Jenis Turbin High Head Medium Head Low Head
Turbin Impuls Turbin Pelton Turbin Cross-Flow Turbin CrossFlow
Turbin Turgo Turbin Pelton
Turbin Turgo
Turbin Reaksi Turbin Francis Turbin Kaplan/Propeller

Sumber: Irwansyah, 2017


2.2 Turbin Pelton dan Prinsip Kerjanya
2.2.1 Bagian-bagian Turbin Pelton
Turbin pelton terdiri dari dua bagian utama yaitu nozzle dan roda jalan (runner).
Nozzle mempunyai beberapa fungsi, yaitu mengarahkan pancaran air ke sudu turbin,
mengubah tekanan menjadi energi kinetik, dan mengatur kapasitas kecepatan air

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 9
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

yang masuk turbin. Jarum yang terdapat pada nozzle berguna untuk mengatur
kapasitas air dan mengarahkan konsentrasi air yang terpancar dari mulut nozzle.
Panjang jarum sangat berpengaruh terhadap tingkat konsentrasi dari air, semakin
panjang jarum nozzle air akan semakin terkosentrasi untuk memancarkan ke sudu
jalan turbin.
Roda jalan pada turbin berbentuk septi velg (rim) dengan sejumlah sudu
disekelilingnya, pelek ini berhubungan dengan porors dan seterusnya akan
menggurakan generator. Sudu turbin pelton berbentuk seperti mangkok atau
elipsoida bisa juga disebut dengan bucket dan ditengahnya mempunyai pemisah air
atau yang biasa kita sebut splitter.

2.2.2 Prinsip Kerja Turbin Pelton


Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7 A, semburan air berkecepatan
tinggi menerpa sudu roda Pelton dan dibelokkan. Air masuk dan membiarkan
volume atur yang mengelilingi roda dalam kondisi sebagai jet bebas (tekanan
atmosfer). Sebagai tambahan, seseorang yang berdiri diatas sudu akan merasakan
bahwa kecepatan air tidak berubah ketika air melewati sudu (anggap efek
kekentalannya diabaikan).
Sehingga besarnya kecepatan relatif tidak berubah, hanya arahnya saja yang
berubah. Perubahan arah kecepatan semburan fluida menyebabkan torsi pada rotor,
dan menghasilkan daya keluaran dari turbin (Munson, 2003).

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 10
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

Gambar 2.6 Gambar Detail Sebuah Sudu Turbin Roda Pelton


Sumber : Munson (2003)
Perancangan bentuk sudu yang rumit dan optimum untuk mendapatkan daya
keluaran maksimum merupakan suatu hal yang sangat sulit. Secara ideal fluida yang
masuk dan meninggalkan volume atur seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7
A seolah kecepatannya tidak mempunyai komponen radial. (Dalam kenyataannya
seringkali ada komponen radial yang kecil, namun karena begitu kecilnya dapat
diabaikan). Secara ideal sudu akan membelokkan vektor kecepatan relatif sebesar
180° , namun karena batasan secara fisik mengharuskan β, sudut pinggir sisi keluar
sudu, kurang dari 180° , fluida meniggalkan sudu dengan kecepatan komponen
aksial seperti ditunjukkan pada Gambar 2.7 B.

A B
Gambar 2.7 A) Gambar Fluida Menabrak Sudu Turbin, B) Gambar Reaksi
Fluida Saat Manabrak Sudu Turbin
Sumber: Munson, 2003

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 11
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

2.3 Teori dan Persamaan yang Mendukung Percobaan


2.3.1 Persamaan Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang ditemukan oleh Daniel Bernoulli di awal
abad kedelapan belas. Giancoli (2001) menyatakan bahwa inti dari hukum Bernoulli
ini adalah ketika kecepatan fluida tinggi, tekanan rendah, dan keika kecepatan
rendah, tekanan tinggi.
Halliday (1985) menyatakan bahwa persamaan Bernoulli merupakan sebuah
hubungan fundamental di dalam mekanika fluida. Persamaan Bernoulli bukanlah
sebuah prinsip yang baru melainkan dapat diturunkan dari hukum-hukum dasar
mekanika Newton. Hal ini akan mudah diturunkan dari teorema kerja-tenaga, karena
persamaan Bernoulli tersebut merupakan sebuah pernyataan teorema kerja-tenaga
untuk aliran fluida.

Gambar 2.8 Fluida Ideal Melewati Pipa


Sumber: Serway, 2010

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 12
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

Gambar 2.8 menunjukkan suatu segmen fluida ideal yang melewati sebuah
pipa dalam selang waktu ∆𝑡. Segmen awal fluida merupakan bagian yang tidak
berwarna di sebelah kiri (titik 1) dan bagian yang berwarna biru. Selama selang
waktu itu, ujung sebelah kirinya bergerak ke kanan sejauh jarak 𝑑𝑠1, yang merupakan
panjang dari bagian yang berwarna biru di sebelah kiri. Sementara itu, ujung sebelah
kanannya bergerak ke arah kanan sejauh jarak 𝑑𝑠2, yang merupakan daerah arisran
di sebelah kanan atas (titik 2). Segmen akhir fluida terdiri dari bagian yang tidak
berwarna dan bagian biru di sebelah kanan atas (Serway, 2010: 657).

Ketika diperlihatkan gaya-gaya yang bekerja dalam segmen fluida ini, maka
gaya yang dikerjakan oleh fluida di ujung kiri adalah 𝐹1 = 𝑝1 × 𝐴1. Usaha yang
dilakukan oleh gaya ini dalam selang waktu ∆𝑡 adalah 𝑊1 = 𝐹1 × ∆𝑥1 = 𝑝1𝑉 dengan
𝑉 adalah volume bagian 1. Melalui analisis yang sama, maka usaha yang dilakukan
oleh segmen fluida di ujung kanan selama selang waktu yang sama, ∆𝑡 dapat
ditentukan, yaitu : 𝑊2 = −𝐹2 × ∆𝑥2 = 𝑝2𝑉. (Volume bagian 1 sama dengan volume
bagian 2). Usaha ini bernilai negatif karena gaya pada segmen fluida arahnya ke kiri
sementara perpindahannya ke kanan. Oleh karena itu, total usaha yang diberikan pada
segmen fluida oleh gaya-gaya ini selama selang waktu Δ𝑡 adalah:
𝑊 = (𝑝1 – 𝑝2) 𝑉 (2.1)
Sebagian dari usaha ini mengubah energi kinetik dari segmen fluida, sedangkan
sebagian lainnya mengubah energi potensial gravitasinya. Perubahan energi kinetik
pada segmen fluidanya adalah:
1 1
∆𝐾 = 𝑚𝑣22 − 𝑚𝑣12 (2.2)
2 2

Perbedaan ketinggian benda ditunjukkan dengan ℎ1 dan ℎ2, maka perubahan


energi potensial gravitasinya adalah:
∆𝑈 = 𝑚𝑔ℎ2 − 𝑚𝑔ℎ1 (2.3)
Usaha total yang dilakukan pada sistem adalah sama dengan perubahan energi
mekanik dari sistem tersebut.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 13
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

𝑊 = ∆𝐾 + ∆𝑈
1 1
(𝜌1 − 𝜌2 )𝑉 = 𝑚𝑣22 − 𝑚𝑣12 + 𝑚𝑔ℎ2 − 𝑚𝑔ℎ1 (2.4)
2 2

Diketahui 𝜌 = 𝑚⁄𝑉, jika persamaan di atas dibagi dengan 𝑉, maka akan menjadi:
1 1
(𝜌1 − 𝜌2 ) = 𝜌𝑣22 − 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔ℎ2 − 𝜌𝑔ℎ1 (2.5)
2 2

Didapatkan Persamaan Bernoulli ketika kita menyusun lagi persamaan diatas:


1 1
𝜌1 + 2 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝜌2 + 2 𝜌𝑣22 + 𝜌𝑔ℎ2 (2.6)

Atau sering juga ditulis:


1
𝜌1 + 2 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 (2.7)

(Serway dan Jewett, 2010 : 657-658)

2.3.2 Persamaan Kontinuitas


Suatu fluida ideal bergerak atau mengalir di dalam suatu pipa, maka massa
fluida yang masuk ke dalam pipa akan sama dengan yang keluar dari pipa selama
selang waktu tertentu (Supiyanto, 2004: 188).
Gambar 2.9 menunjukkan suatu fluida ideal bermassa jenis 𝜌 memasuki pipa
berluas penampang A1 dengan kecepatan v1 dan keluar pada pipa berluas penampang
A2 dengan kecepatan.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 14
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

Gambar 2.9 Debit fluida Masuk dan Keluar


Sumber: Serway, 2010

Berdasarkan Gambar 2.9 maka dapat dituliskan persamaannya sebagai berikut:

∆𝑚1 = ∆𝑚2
𝜌∆𝑣1 𝜌∆𝑣2
=
∆𝑡1 ∆𝑡2

∆𝑣1 ∆𝑣2
∆𝑡1
= ∆𝑡2
(2.8)

Dari persamaan 2.8, volume fluida per satuan waktu dikenal dengan debit
𝑉
atau laju aliran, sehingga persamaan debit (𝑄) dapat ditulis menjadi: 𝑄 = 𝑡 .

Artinya, debit fluida yang masuk ke dalam pipa sama dengan debit fluida yang
keluar dari pipa.
𝑄1 = 𝑄2
𝑉1 𝑉2
=
𝑡1 𝑡2

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 15
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

𝐴1 𝑠1 𝐴2 𝑠2
=
𝑡1 𝑡2
𝐴1𝑣1 = 𝐴1𝑣1 (2.9)
Sehingga dapat ditulis 𝐴1𝑣1 = 𝐴1𝑣1 adalah persamaan kontinuitas.

2.3.3 Segitiga Kecepatan

Gambar 2.10 Segitiga Kecepatan


Sumber: Yunus Asyari D., 2010

Dari Gambar 2.10, bahwa titik tengah mangkok, dimana semburan menabrak
pemecah dan terbagi dua, terdiri dari satu sisi masuk dan dua sisi keluar sehingga
semburan terbagi menjadi dua, dimana:
V = kecepatan mutlak air masuk
Vr = kecepatan relatif air dan mangkok pada sisi masuk
Vf = Kecepatan aliran pada sisi masuk
Vw = kecepatan pusar pada sisi masuk
v = kecepatan tangensial sudu
V1, Vr1, Vf1 = notasi yang sama untuk sisi keluar
D = diameter roda

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 16
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

d = diameter nozzle
N = putaran roda, rpm
F = sudut ujung sudu pada sisi keluar
H = head total air
Karena segitiga kecepatan pada sisi masuk berupa garis lurus, sehingga
kecepatan pusar pada sisi masuk:
𝑉𝑤 = 𝑉 dan 𝑉𝛾 = 𝑉 − 𝑣 (2.10)
Roda pelton mempunyai aliran aksial, sehingga:
𝑣 = 𝑣1 dan 𝑣𝑟1 = 𝑣𝑟 = 𝑉 − 𝑣 (2.11)
Dari segitiga sisi keluar, kita dapatkan kecepatan pusar:
𝑉𝑤1 = 𝑉𝑟1 cos 𝜑 𝑣 = (𝑉 − 𝑣) cos 𝜑 𝑣 (2.12)
Gaya per kg air:
1
= (𝑉𝑤 − 𝑉𝑤1 ) (2.13)
𝑔

Pada kondisi ini 𝑉𝑤1 adalah negatif karena arahnya berlawanan dengan 𝑉𝑤 .
Karena itu gaya per kg air menjadi:
1
= 𝑔 (𝑉𝑤 + 𝑉𝑤1 ) (2.14)

Dan kerja yang dilakukan per kg air:


1
= (𝑉𝑤 𝑣 + 𝑉𝑤1 𝑣1)
𝑔
𝑉𝑤 𝑣 𝑉𝑤1 𝑣1
= +
𝑔 𝑔
𝑉𝑤 𝑣 (𝑉𝑟1 cos 𝜑 𝑣 − 𝑣)𝑣
= +
𝑔 𝑔

𝑣
= {𝑉 + [(𝑉 − 𝑣 ) cos 𝜑 − 𝑣 ]}
𝑔 𝑤

𝑣
= (𝑉 + 𝑉 cos 𝜑 − 𝑣 cos 𝜑 − 𝑣 )
𝑔

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 17
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

𝑣
= [𝑉 (1 + cos 𝜑) − 𝑣(1 + cos 𝜑)]
𝑔

𝑣(𝑉−𝑣)(1 cos 𝜑)
= (2.15)
𝑔

Efisiensi hidrolik:
𝑣 (𝑉 − 𝑣 )(1 cos 𝜑)
𝑔
𝜂ℎ =
𝑉2
2𝑔

2𝑣(𝑉−𝑣)((1+cos 𝜑)
= 𝑉2
(2.16)

Untuk efisiensi maksimum bisa dicari dengan mendiferensialkan persamaan diatas


terhadap v dan menyamakannya dengan nol, maka didapatkan efisiensi
maksimum didapatkan pada kondisi:

𝑉
𝑣= (2.17)
2

Kerja maksimum/kg air menjadi:


𝑉2
= 4𝑔 (1 + cos 𝜑) (2.18)

Efisiensi hidrolik maksimum:


𝑉2
(1+cos 𝜑) (1+cos 𝜑)
4𝑔
𝜂ℎ 𝑚𝑎𝑥 = 𝑉2
= (2.19)
2
2𝑔

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 18
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

2.3.4 V-Notch

Gambar 2.11 V-Notch


Sumber: Cengel. 2006: 721
Sekat ukur ini berbentuk segitiga sama kaki dengan sudut 90º, disebut sesuai
dengan nama orang yang menggunakan pertama kali yaitu orang Inggris bernama Y.
Thomson. Sekat ukur ini digunakan untuk mengukur debit yang relative kecil dan
sering dipakai untuk mengukur air saluran tersier dan kwarter atau di kebun tebu.
Alat ini dapat dibuat dalam bentuk yang dapat dipindah-pindahkan (portable).
Berikut persamaan untuk V-Notch (Cengel, 2006):
5
8 𝜃
𝑉̇ = 15 tan (2 ) √2𝑔𝐻 2 (2.20)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 19
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

2.3.5 Persamaan Perhitungan


Praktikum turbin pelton memiliki beberapa persamaan yang dapat digunakan
untuk menghitung parameter yang dibutuhkan. Beberapa parameter yang dihitung
diantaranya sebagai berikut.

a. Torsi (T)
T=F×r (2.21)
Persamaan 2.21 tersebut memiliki arti dimana
T = torsi [Nm]
F = gaya [N]
r = jari-jari poros turbin [m]

b. Daya Turbin (Pt)


Pt =T×ω (2.22)
Persamaan 2.22 tersebut memiliki arti dimana
Pt = daya turbin [Watt]
T = torsi [Nm]
ω = kecepatan sudut [rad/s]
n = kecepatan poros [rpm]

c. Daya Aliran Air pada Suatu Penampang (Pi)


Pi =ρ×g×H×Q (2.23)
Persamaan 2.23 tersebut memiliki arti dimana
Pi = Daya aliran air pada suatu penampang [Watt]
ρ = massa jenis air [kg/m3]
g = gaya gravitasi [9,81 m/s2]
H = head efektif [m]
Q = Kapasitas air [m3/s]

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 20
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

Nilai head efektif saat penelitian didapatkan dari hasil konversi tekanan karena
turbin pelton pada praktikum ini menggunakan aliran air yang dipompa oleh motor
listrik yang dikombinasikan dengan bejana bertekanan bergerak. Data tekanan yang
didapatkan dalam satuan atm, kemudian dikonversikan kedalam satuan meter (meter
of head), di mana 1 atm setara dengan 10,335 meter (meter of head).

d. Efisiensi Turbin (ηt)


𝑃𝑡
𝜂𝑡 = × 100% (2.24)
𝑃𝑖

Persamaan 2.24 tersebut memiliki arti dimana


ηt = efisiensi turbin
Pt = daya turbin [Watt]
Pi = Daya aliran air pada suatu penampang [Watt]

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 21
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Hari, Tanggal : 6 Maret 2019
Tempat : Laboratorium Mesin Konversi Energi Teknik Mesin Universitas
Negeri Malang

3.2 Pelaksanaan Praktikum


3.2.1 Instalasi Percobaan Turbin Pelton
Peralatan praktikum turbin pelton yang tersedia di laboratorium mesin
konversi energi terdiri dari beberapa macam diantaranya sebagai berikut.
a. Unit turbin pelton sebagai obyek penelitian, serta
b. Instrumen pengukur berbagai variabel yang diperlukan.
Unit turbin pelton menggunakan pompa air sentrifugal dengan motor listrik
AC sebagai penggerak yang memiliki spesifikasi sebagai berikut.
a. Brand : NOCCHI
b. Tipe : DHR 44 M
c. Daya : 980 Watt pada 50 Hz
d. Voltage : 230 Volt
e. Debit : 4 m3/jam
f. Putaran : 2850 rpm
g. Tekanan Maksimal : 6 bar
h. Negara pembuat : Italia

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 22
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

Gambar 3.1 Instalasi Turbin Pelton


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2019)

Gambar 3.2 Skema Instalasi Pengujian Turbin Pelton


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2019)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 23
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

Gambar 3.2 memiliki keterangan sebagai berikut.


1. Bak Penampung, berfungsi untuk menampung air yang akan dialirkan menuju
turbin maupun keluar turbin.

Gambar 3.3 Bak Penampung


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2019)

2. Pipa Air, berfungsi untuk menyalurkan air pada sistem turbin pelton.

Gambar 3.4 Pipa Air


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2019)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 24
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

3. Valve, berfungsi untuk mengatur debit air yang akan digunakan pada sistem
turbin pelton.

Gambar 3.5 Valve


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2019)

4. Pompa Air Sentrifugal, berfungsi untuk memindahkan atau mengalirkan air


dari bak penampung menuju turbin serta memberikan tekanan pada air.

Gambar 3.6 Pompa Air Sentrifugal


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2019)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 25
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

5. Flow Divider, berfungsi untuk membagi aliran air bertekanan dari pompa
menuju ke nozzle.

Gambar 3.7 Flow Divider


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2019)

6. Pressure Tank, berfungsi untuk menjaga kestabilan tekanan air pada sistem
turbin pelton.

Gambar 3.8 Pressure Tank


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2019)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 26
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

7. Nozzle Atas, berfungsi untuk mengarahkan aliran air ke sudu turbin.

Gambar 3.9 Nozzle Atas


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2019)

8. Nozzle Bawah, berfungsi untuk mengarahkan aliran air ke sudu turbin.

Gambar 3.10 Nozzle Bawah


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2019)

9. Turbin Pelton, berfungsi untuk mengkonversi energi kinetik dari air yang
bertekanan menjadi energi mekanik berupa rotasi poros.

Gambar 3.11 Turbin Pelton


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2019)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 27
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

10. Pipa By Pass, digunakan untuk mengalirkan air menuju ke bak penampungan
tanpa melalui turbin.

Gambar 3.12 Pipa By Pass


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2019)

3.2.2 Alat Ukur dan Fungsinya


Praktikum turbin pelton menggunakan beberapa alat untuk mengukur
parameter yang diinginkan. Berikut beberapa alat yang digunakan pada praktikum
motor bakar beserta fungsinya.
a. Hygrometer
Hygrometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur temperatur dan
kelembaman udara. Berikut gambar hygrometer digital.

Gambar 3.13 Hygrometer Digital


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2019)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 28
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

b. Tachometer
Tachometer digunakan untuk mengukur kecepatar putaran. Kecepatan
putaran pada praktikum turbin Pleton diambil pada poros turbin. Berikut gambar
tachometer yang digunakan praktikum turbin Pleton.

Gambar 3.14 Tachometer


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2019)

c. Jangka Sorong
Jangka sorong digunakan untuk menentukan dimensi dari poros turbin.
Berikut gambar jangka sorong yang digunakan praktikum turbin Pleton.

Gambar 3.15 Jangka Sorong


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2019)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 29
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

d. Mistar
Mistar digunakan untuk menentukan tinggi head pada turbin Pleton. Berikut
gambar mistar yang digunakan praktikum turbin Pleton.

Gambar 3.16 Mistar


Sumber: Laboratorium MKE Teknik Mesin UM (2019)

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 30
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

3.3 Prosedur Pengambilan Data Praktikum

Mulai Praktikum

Persiapan

Mesin Dihidupkan

Memvariasikan
Debit Air

Pengambilan Data

Shaft Speed
Pressure
Load

Mematikan Mesin

Analisis

· Torsi
· Daya Turbin
· Daya Aliran Air
pada suatu
penampang
· Efisiensi Turbin

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.17 Flow Chart Praktikum Turbin Pelton


Sumber: Olah data dari Microsoft Visio

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 31
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

3.3.1 Langkah Prapengoperasian Turbin


a. Pastikan air pada bak pemampung dalam kondisi penuh dan bersih, tidak ada
sampah/kotoran yang berpotensi menyumbat saluran sistem turbin pelton.
b. Pastikan semua valve dalam kondisi terbuka pada saat hendak mengoperasikan
instrumen turbin pelton.
c. Pastikan seluruh istrumen kelistrikan pada kondisi aman tidak ada yang
berpotensi terjadi hubungan arus pendek (konsleting).

3.3.2 Langkah Pengoperasian Turbin


a. Hubungkan sistem kelistrikan turbin ke sumber arus listrik AC.
b. Operasikan pompa air dengan menekan saklar ke posisi on pada panel
kelistrikan.

c. Atur debit air sesuai kebutuhan dengan cara memutar valve

d. Ambil data sesuai dengan parameter yang diperlukan.

3.3.3 Langkah Pasca Pengoperasian Turbin


a. Pastikan semua data yang diperlukan sudah terambil

b. Hentikan putaran pompa air dengan menekan saklar ke posisi off pada panel
kelistrikan.
c. Putuskan hubungan sistem kelistrikan turbin dari sumber arus listrik AC.

d. Buka semua valve pada sistem turbin pelton.

e. Pastikan seluruh instrumen turbin pelton dalam kondisi aman dan bersih
sebelum meninggalkan tempat praktikum.

3.4 Keamanan dan Keselamatan Kerja

a. Gunakan pakaian kerja (wear pack) dan alat pelindung diri (APD) sesuai
ketentuan saat praktikum.
b. Lakukan praktikum sesuai prosedur yang telah dituliskan.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 32
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

c. Ikuti arahan asisten laboratorium saat praktikum.

d. Pastikan posisi aman dari instrumen yang bergerak/berputar.

e. Pastikan posisi aman dari sistem kelistrikan yang berpotensi terjadi hubungan
arus pendek (konsleting).
f. Rambut/hijab yang panjang harus diikat rapi.

g. Dilarang bergurau pada saat praktikum berlangsung.

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 33
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

BAB IV
HASIL PENGUJIAN
4.1 Data Pengujian
Data hasil pengujian diperoleh dengan memvariasikan debit air yang dialirkan
pada temperatur 25,3 °C dengan jari-jari shaft 15 mm. Adapun data-data yang
diambil adalah shaft speed, load, dan pressure yang dihasilkan dari kedua variasi
tersebut. Berikut tabel hasil pengujian yang telah dilakukan.

Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian


Debit Shaft Speed Load Pressure

Code [l/min] [rpm] [kg] [atm]


Nozzle 1: 21 700 2,5
A Nozzle 2: 0 600 3,01 1,38
500 4,02
Nozzle 1: 16 700 1,25
B Nozzle 2: 0 600 1,77 1,17
500 2,64
Nozzle 1: 11 700 0,39
C Nozzle 2: 0 600 1,01 1,01
500 1,62

4.2 Pengelolahan Data


4.2.1 Torsi
Nilai torsi diperoleh dengan mengalikan gaya dengan jari-jari shaft. Adapun
gaya diperoleh dari perkalian beban yang diperoleh dengan percepatan graviasi (9,81
𝑚/𝑠 2). Maka diperoleh perhitungan sebagai berikut.
T=Fxr
A. Debit Kode A
N: 700 rpm
T = F x r = 2,5 x 9,81 x 0,015 = 0,368 Nm

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 34
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

N: 600 rpm
T = F x r = 3,01 x 9,81 x 0,015 = 0,443 Nm
N: 500 rpm
T = F x r = 4,02 x 9,81 x 0,015 = 0,592 Nm
B. Debit Kode B
N: 700 rpm
T = F x r = 1,25 x 9,81 x 0,015 = 0,184 Nm
N: 600 rpm
T = F x r = 1,77 x 9,81 x 0,015 = 0,26 Nm
N: 500 rpm
T = F x r = 2,64 x 9,81 x 0,015 = 0,39 Nm
C. Debit Kode C
N: 700 rpm
T = F x r = 0,39 x 9,81 x 0,015 = 0,057 Nm
N: 600 rpm
T = F x r = 1,01 x 9,81 x 0,015 = 0,15 Nm
N: 500 rpm
T = F x r = 1,62 x 9,81 x 0,015 = 0,238 Nm

4.2.2 Daya Turbin


Daya turbin diperoleh dengan cara mengalikan torsi dan kecepatan sudutnya.
Untuk memperoleh kecepatan sudut, shaft speed akan dikalikan 0,105 (rad/s). Maka
diperoleh perhitungan sebagai berikut.
Pt = T x ω = T x Shaft Speed x 0,105
A. Debit A
N: 700 rpm
Pt = T x ω = 0,368 x 700 x 0,105 = 26,98 Watt
N: 600 rpm
Pt = T x ω = 0,443 x 600 x 0,105 =27,83 Watt

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 35
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

N: 500 rpm
Pt = T x ω = 0,592 x 500 x 0,105 = 30,98 Watt
B. Debit B
N: 700 rpm
Pt = T x ω = 0,184 x 700 x 0,105 = 13,49 Watt
N: 600 rpm
Pt = T x ω = 0,26 x 600 x 0,105 = 16,34 Watt
N: 500 rpm
Pt = T x ω = 0,39 x 500 x 0,105 = 20,42 Watt
C. Debit C
N: 700 rpm
Pt = T x ω = 0,057 x 700 x 0,105 = 4,18 Watt
N: 600 rpm
Pt = T x ω = 0,15 x 600 x 0,105 = 9,43 Watt
N: 500 rpm
Pt = T x ω = 0,238 x 500 x 0,105 = 12,46 Watt
4.2.3 Daya Aliran Air pada Suatu Penampang (Pi)
Daya ini diperoleh dari pengalian densitas air, percepatan gravitasi, head
efektif, serta debit air. Untuk nilai densitas air pada suhu 25,8 ℃, diperoleh dengan
interpolasi dan didapati nilai 996,85 𝑘𝑔/𝑚3 . Head efektif diperoleh dari nilai
pressure dikalikan 10,335 (meter of head). Maka diperoleh perhitungan sebagai
berikut.
Pi = ρ x g x H x Q = 996,85 x 9,81 x Pressure x 10,335 x Debit
A. Debit A
Pi = ρ x g x H x Q = 996,85 x 9,81 x 1,38 x 10,335 x 0,00035 = 48,82 Watt
B. Debit B
Pi = ρ x g x H x Q = 996,85 x 9,81 x 1,17 x 10,335 x 0,00027 = 31,95 Watt

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 36
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

C. Debit C
Pi = ρ x g x H x Q = 996,85 x 9,81 x 1,01 x 10,335 x 0,000183 = 18,69 Watt
Tiap tiap debit memiliki nilai daya aliran pada suatu penampang yang berbeda
dan tidak terpengaruh oleh putaran poros turbin.
4.2.4 Efisiensi Turbin (ηt)
Nilai efisiensi turbin dihitung dengan cara membagi daya turbin dengan daya
aliran air kemudian dikali 100%. Maka diperoleh perhitungan sebagai berikut.
ηt = (Pt/Pi) x 100%
A. Debit A
N: 700 rpm
ηt = (26,98/48,82) x 100% = 55,26 %
N: 600 rpm
ηt = (27,83/48,82) x 100% = 57 %
N: 500 rpm
ηt = (30,98/48,82) x 100% = 63,46 %
B. Debit B
N: 700 rpm
ηt = (13,49/31,95) x 100% = 42,22 %
N: 600 rpm
ηt = (16,39/31,95) x 100% = 51,14 %
N: 500 rpm
ηt = (20,42/31,95) x 100% = 63,91 %

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 37
LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN PELTON

C. Debit C
N: 700 rpm
ηt = (4,18/18,69) x 100% = 22,37 %
N: 600 rpm
ηt = (9,43/18,69) x 100% = 50,45 %
N: 500 rpm
ηt = (12,46/18,69) x 100% = 66,67 %
Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan

Debit Shaft Speed Torsi Daya Turbin Daya Aliran Efisiensi


Air Turbin
Kode [rpm] [kg] [Watt] [Watt] [%]
700 2,5 26,98 48,82 55,26
A 600 3,01 27,83 48,82 57
500 4,02 30,98 48,82 63,46
700 1,25 13,49 31,95 42,22
B 600 1,77 16,34 31,95 51,14
500 2,64 20,42 31,95 63,91
700 0,39 4,18 18,69 22,37
C` 600 1,01 9,43 18,69 50,45
500 1,62 13,46 18,69 66,67

LABORATORIUM MESIN KONVERSI ENERGI


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 38

Anda mungkin juga menyukai