Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Air


Perancangan Turbin Propeller

Kelomok : 3
Nama Anggota Kelomok : M. Adam Amsary 141724017
M. Alinur Suandaru 141724018
M. Baihaqi 141724019
M. Ilham Alqodri 141724020
M. Rizal Dwi Ilman 141724021
Nur Hasyyati Luqiyana 141724022
Nurlatipah 141724023
Program Studi : Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik
Kelas : 3C

Nama Instruktur / Dosen : Drs. Maridjo, MT

TEKNIK KONVERSI ENERGI


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017
1. Tujuan
Berdasarkan tugas kali ini mahasiswa di harapkan dapat merancang turbin
dalam skala kecil yaitu pada perancangan miniatur Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro dengan Turbin Propeller.

2. Pendahuluan
Energi listrik merupakan energi yang tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat. Di
Indonesia banyak sekali sumber energi terbarukan yang hingga kini belum dimanfaatkan
secara optimal. Potensi energi terbarukan yang sudah dimanfaatkan sebagian besar berupa
sungai yang airnya cenderung terbuang ke laut. Dan setiap kilometer kilometer sungai dapat
dimanfaatkan sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan pembangkit listrik tenaga
mikrohidro. Salah satu alternatif energi listrik nasional adalah Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMH). PLTMH ini merupakan pembangkit listrik dalam skala kecil, yaitu
memiliki kapasitas antara 1 kW 100 kW.
Penggunaan energi meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan
pertambahan penduduk. Sedangkan akses ke energi yang andal dan terjangkau merupakan
prasyarat utama untuk meningkatkan standar hidup masyarakat. Berbagai cara terus
dilakukan dalam upaya memperoleh energi. Pribadyo et. al. dalam penelitiannya telah
berhasil menguji coba turbin reaksi aliran aksial jenis propeller yang dapat digunakan
sebagai sumber pembangkit energi listrik alternative dengan memanfaatkan potensi sumber
daya alam berupa aliran sungai dengan ketinggian rendah (2-4m).
Kita ketahui bahwa pemanfaatan potensi sumber daya alam untuk berbagai
kebutuhan energi telah dikenal sejak lama salah satunya adalah yang bersumber dari air
seperti aliran sungai ataupun air terjun dengan menggunakan teknologi sederhana seperti
kincir air sampai pada teknologi canggih dari turbin air dengan jenis yang berbeda-beda
seperti turbin Pelton, turbin Turgo, Turbin Cross flow, turbin Francis, turbin Kaplan dan
turbin Propeller, dimana masing-masing turbin tersebut digunakan tergantung dari jenis
sumber air yang tersedia.
Penerapan potensi tenaga air menjadi energi listrik berdampak manfaat selain untuk
pengembangan potensi sosial-ekonomi pedesaan sesuai kebutuhannya, juga perlu terus
dilaksanakan untuk memberi kontribusi pada pemenuhan target pemakaian energi baru dan
terbarukan sebesar 15% pada tahun 2025 (Agenda Riset Nasional 2006-2009, 2006).
Kemudian kami bertujuan untuk mengembangkan dan menerapkan turbin air jenis
Propeller sebagai pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) head rendah dengan tinggi
head 2-4 meter. Turbin hasil perancangan ini merupakan data yang diperoleh dari laporan
tugas akhir yang disusun oleh Reza Zulfiqor Muhammad.
3. Dasar Teori
a. Pengertian Turbin Air
Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi
energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik
oleh generator. Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara
luas untuk pembangkit tenaga listrik. Dalam pembangkit listrik tenaga air
(PLTA) turbin air merupakan peralatan utama selain generator. Berdasarkan
prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik,
turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin
reaksi.
Turbin air berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi
mekanik. Gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin
berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan
fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar
turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator.
PLTMH ini dibangun untuk memanfaatkan sumber energi terbarukan
berasal dari air dan mempunyai beda ketinggian yang rendah. Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebagai solusi konservasi energi dan
konservasi lingkungan. Salah satu keunggulan mikrohidro, yakni tidak
menimbulkan kerusakan lingkungan.

b. Komponen Turbin Air


1) Rotor, yaitu bagian yang berputar pada sisitem yang terdiri dari :
Sudu-sudu, berfungsi untuk menerima beban pancaran yang
disemprotkan oleh nozzle.
Poros, berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga yang berupa gerak
putar yang dihasilkan oleh sudu.
Bantalan, berfungsi sebagai perapat-perapat komponen-komponen
dengan tujuan agar tidak mengalami kebocoran pada sistem.
2) Stator, yaitu bagian yang diam pada sistem yang terdiri dari :
Pipa pengarah / nozzle yang berfungi untuk meneruskan aliran fluida
sehingga tekanan dan kecepatan fluida yang digunakan didalam sistem
besar.
Rumah turbin, berfungsi sebagai rumah kedudukan komponen-
komponen turbin.

c. Prinsip Kerja
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro pada prinsipnya memanfaatkan
beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada aliran air saluran
irigasi, sungai atau air terjun. Aliran air ini akan memutar poros turbin sehingga
menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya menggerakkan generator
dan menghasilkan listrik.

d. Cara Pemilihan Turbin Air


Jenis turbin yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga air dikategorikan
menjadi dua yaitu: turbin impulse, seperti turbin Pelton, Crossflow, Turgo-Impulse,
dan turbin reaction, seperti turbin Francis, Propeller, Kaplan, Tubular. Pemilihan jenis
turbin tergantung pada tinggi jatuh dan debit air sungai. Jenis turbin yang sudah
dikembangkan di Indonesia adalah tubin crossflow dan propeller. Kedua jenis turbin
ini dikenal lebih ekonomis dan mudah dikuasai teknologinya secara lokal.
Sebelum menentukan jenis turbin yang akan digunakan, maka kita harus
mengetahui nilai kecepatan spesifik. Yang dimaksud dengan kecepatan spesifik
dari suatu turbin ialah kecepatan putaran runner yang dapat dihasilkan daya
effektif 1 BHP untuk setiap tinggi jatuh 1 meter atau dengan rumus dapat ditulis:

Keteragan:
Ns = Kecepatan spesifik turbin
n = Kecepatan putaran turbin ( rpm)
Hefs = Tinggi jatuh effektif (m)
Ne = daya turbin effektif (HP).
Head yang rendah yaitu dibawah 46 meter tetapi debit air yang besar,maka
turbin kaplan atau propeller cocok digunakan untuk kondisi seperti ini. Di
cimahi jawa barat Cihanjuang juga telah mengebangkan turbin jenis turbo propeler
produksi turbin tipe propeller tubular biasanya digunakan untuk membangkitkan
listrik dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian (head) sekitar 14 meter
dan mampu membangkitkan listrik sebesar 70 kW.

e. Turbin Propeller
Pada dasarnya turbin propeller terdiri dari sebuah propeller (baling-
baling), yang sama bentuknya dengan baling-baling kapal laut, yang dipasang
pada tabung setelah pipa pesat. Turbin Propeller biasanya mempunyai 3 6
sudu, biasanya tiga sudu untuk turbin yang mempunyai head sangat rendah dan
aliran air diatur oleh sudu statis atau wicket gate yang dipasang tepat di hulu
propeller. Turbin propeller ini dikenal sebagai fixed blade axial flow turbine
karena sudut rotornya tidak dapat dirubah. Efisiensi operasi turbin pada beban
sebagian (part-flow) untuk turbin jenis ini sangat rendah. Untuk hydropower
yang berskala lebih besar maka dipakai turbin propeller yang lebih canggih.
Pada turbin ini sudu propeller dan wicket gate dapat diatur sehingga
efisiensinya pada saat beroperasi pada beban rendah (part-flow) tetap baik.
Turbin dengan variable pitch ini dikenal sebagai turbin kaplan. Turbin kaplan
biasa juga disebut sebagai Turbin Propeller. Turbin kaplan lebih disarankan
untuk implementasi pembangkit listrik yang memiliki tinggi jatuh atau terjunan
air yang lebih rendah daripada turbin francis. Turbin turbo propeller ini
memiliki sifat khas, seperti; debit besar, kecepatan alir tinggi, effisiensi tinggi
dan hemat penggalian, dll.

f. Jenis-Jenis Turbin Propeller untuk PLTMH


1) Turbin propeller open flume
Turbin tipe open flume biasanya digunakan untuk aliran air yang
memiliki perbedaan ketiggian kurang dari 8 meter dengan kemampuan
membangkitkan listrik sampai dengan 100 kW bahkan lebih.
Turbin celup propeller merupakan turbin relatif kecil untuk aliran air
yang memiliki perbedaan ketinggian sekitar 3 meter. Tipe turbin celup
propeller ini mudah dipindah-pindahkan dan memiliki kapasitas
pembagkitan sebesar 100 watt.

Propeller open flume


Propeller open flume: TC - 60
Propeller open flume: Of.125
2) Turbin turbo propeller
Turbin tipe propeller tubular biasanya digunakan untuk membangkitkan
listrik dari aliran air yang memiliki (head) sekitar 14 meter dan mampu
membangkitkan listrik sebesar 70 kW.

g. Prinsip kerja turbin propeller


air dari ujung atas mengalir masuk ke ruang di antara kisar sudu ulir (bucket)
dan keluar dari ujung bawah;
gaya berat air dan beda tekanan hidrostatik dalam bucket di sepanjang rotor
mendorong sudu ulir dan memutar rotor pada sumbunya dan
rotor turbin memutar generator listrik yang disambungkan dengan ujung
atas poros turbin ulir.

Gambar 1. Skematik turbin ulir


Oleh karena itu volume air dalam bucket harus dimaksimumkan agar
menghasilkan efisiensi pembangkitan daya tertinggi. Adapun keuntungan turbin
ulir dibandingkan dengan jenis turbin lain adalah :

Dapat dioperasikan pada head sangat rendah, hingga 1 meter;


Dapat dioperasikan tanpa saringan dan tidak menganggu ekosistem sungai;
Umur turbin lebih tahan lama terutama jika dioperasikan pada putaran rendah;
Mudah dalam pengoperasian dan murah dalam perawatan;
Memiliki efisiensi dan kehandalan yang tinggi (lihat Tabel 1);
Mampu bekerja pada rentang variasi debit yang lebar (lihat Tabel 1 ) .

Pada tabel 1 ditunjukkan perbandingan efisiensi turbin air jenis ulir Archimedes,
turbin Kaplan (aksial), turbin Francis (sentrifugal) dan turbin Banki (cross flow)
terhadap tingkat rendaman sudu dalam air. Tabel tersebut menunjukkan bahwa
turbin ulir Archimedes mengungguli jenis turbin lain untuk seluruh kondisi
rendaman. Efisiensi 25% dicapai pada tingkat rendaman 10%dan 87% pada tingkat
rendaman 100%.

Tabel 1. Perbandingan efisiensi berbagai jenis turbin air terhadap tingkat


rendaman

Daya Bangkitan Sumber Energi Air

Daya yang bisa dibangkitkan dari sumber energi air dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (1) berikut :

P=gHQ (1)

Lambang huruf P mewakili potensi daya dalam satuan Watt (W),


menunjukkan efisiensi konversi energi ditentukan oleh jenis turbin yang digunakan
untuk memanfaatkan sumber energi air (0 < < 1), melambangkan massa jenis
air (1000 kg/m3), g adalah percepatan gravitasi (9,81 m/s2) dan Q adalah debit air
(m3/s) serta H adalah head air (m).

Dimensi Turbin Ulir

Geometri sebuah turbin maupun pompa ulir Archimedes ditentukan oleh


dimensi luar dan dimensi dalam turbin (lihat Gambar 2).

Gambar 2. Profil turbin ulir 2 sudu.


Keterangan :
Ri : jari-jari dalam sudu ulir (0<Ri<Ro)
Ro : jari-jari luar sudu turbin
: kisar ulir sudu turbin (0 2Ro/K)
K : tan
: sudut kemiringan poros turbin
: sudut ulir (pada posisi Ri)
: Sudut ulir (pada posisi Ro)
N : Jumlah sudu (1,2,)
Dimensi luar turbin terdiri jari-jari terluar sudu ulir Ro, kisar ulir , dan sudut
kemiringan poros . Dimensi luar ditentukan oleh lokasi penempatan ulir, material
ulir yang akan digunakan dan debit air. Sudut kemiringan poros turbin umumnya
antara 30 sampai 60 .
Sedangkan dimensi bagian dalam turbin meliputi jari-jari dalam Ri, jumlah
sudu N , dan jarak antar sudu bila N > 1. Dimensi dalam turbin bebas dipilih,
sehingga pengoptimuman turbin ulir dapat dilakukan dengan mengubah dan
memvariasikannya.

Panjang poros ulir L dapat dihitung mengingat hubungan berikut :


Rorres menawarkan formulasi untuk menentukan dimensi-dimensi ulir
Archimedes berdasarkan perhitungan pemaksimuman volume air di antara kisar
sudu, volume maksimum tersebut dinyatakan dalam persamaan (3).

Pada volume maksimum tersebut, diameter dalam dapat diperoleh dari persamaan
(4)

Kisar ulir pada volume maksimum dinyatakan oleh persamaan (5)

Nisbah volume optimum, jari-jari optimum dan Nisbah volume, nisbah jari-jari
dan nisbah kisar didefinisikan pada persamaan (6), (7), (8) berikut ini :

Jumlah kisar m yang diperlukan pada panjang poros turbin ulir L untuk panjang
kisar optimum dapat dihitung dengan persamaan (9).

Persamaan (2) s.d (9) bersama Tabel 2 digunakan untuk menentukan dimensi
rancangan turbin ulir Archimedes dalam kegiatan penelitian ini.
Putaran turbin ulir maksimum (rpm) dan hubungan antara dimensi kisar
dan jari-jari luar sudu untuk berbagai sudut kemiringan turbin dapat dinyatakan
dalam persamaan (10) dan (11)
Tabel 2. Parameter Ulir Archimedes Optimum menurut Chriss Rorres.

Perancangan Pembuatan Sudu Ulir

Perhitungan panjang lintasan bentangan sudu ulir dapat dilakukan melalui 2


cara yaitu dengan perhitungan persamaan helix , persamaan (12), atau didapat dari
hasil simulasi perangkat lunak gambar teknik tiga dimensi (SolidworkTM).

Jumlah helix dinyatakan dalam lambang pada persamaan (12).


Diameter bakalan sudu D dapat dihitung berdasarkan pada panjang lintasan
bentangan

Sesuai dengan prinsip kerja turbin ulir Archimedes bahwa berputarnya rotor
turbin ulir adalah disebabkan oleh gaya berat dan gaya hidrostatis dari volume air
yang berada di antara dua sudu sepanjang rotor turbin ulir. Oleh karena itu
pendekatan perhitungan torsi yang dihasilkan poros turbin ulir dikaji dari gaya
berat dan gaya hidrostatis fluida yang berada di antara dua sudu
Perhitungan Gaya Berat

Gambar 3. Skema perhitungan torsi akibat gaya berat.


Perhitungan gaya berat air dengan volume air pada bucket dapat dihitung
menggunakan persamaan (14):

Dan gaya berat arah aksial (sejajar sumbu rotor) dapat dihitung menggunakan
persamaan (15) :

Sehingga gaya pada poros dihitung dari gaya yang terjadi pada sudut ulir
dengan sudut .

Torsi dari gaya berat (seperti diperlihatkan pada gambar 3) merupakan perkalian
gaya tangensial pada sudu akibat gaya berat dari volume air di bucket dengan jarak
titik berat volume bucket tersebut terhadap sumbu putar.

Perhitungan Gaya Hidrostatis


Perbedaan gaya hidrostatis pada sudu turbin ulir (seperti ditunjukkan pada
gambar 4) terjadi karena adanya perbedaan head air antara head air di atas sudu
(head upper) dengan head air di bawah sudu (head down). Pengurangan besar gaya
hidrostatis di atas kisar dengan gaya hidrostatis di bawah kisar merupakan gaya
dan menjadi torsi yang menyebabkan rotor berputar.
Gambar 4. Skema pendekatan gaya hidrostatis pada turbin ulir
(a)Pandangan samping (b)Pandangan atas, (c) Gaya hidrostatik pada sudu
Perhitungan gaya hidrostatis pada turbin ulir dapat menggunakan persamaan
(18) dan (19);

Sehingga gaya hidrostatis fluida adalah:

Gaya tangensial hidrostatis fluida (F hyd t ) :


4. Perancangan
Perancangan Turbin Ulir
1. Langkah - langkah yang harus di lakukan
Penentuan dimensi sudu turbin ulir Archimedes dan sudut kemiringan
poros turbin dilakukan dengan urutan langkah-langkah kegiatan:
survei potensi sumber energi air yang cocok untuk dimanfaatkan
menggunakan turbin ulir;
mengukur head dan debit sumber energi air yang ditemukan;
menghitung daya yang bisa dihasilkan dari sumber energi air
bersangkutan;
menentukan dimensi sudu ulir berdasarkan pada formulasi Rorres (5) ;
perhitungan bentangan helix untuk sudu turbin ulir dan simulasi
bentangan menggunakan perangkat lunak gambar teknik Solidwork;
Penentuan sudut kemiringan poros turbin ulir yang optimum
menggunakan perhitungan torsi akibat gaya berat dan gaya hidrostatis
fluida yang ada di antara 2 sudu.
2. Perancangan Turbin Ulir
Misalkan
Head Efektif = 2 meter
Debit Air = 20-40 Liter/detik

Dengan demikian, mengacu pada persamaan (1),

P=gHQ (1)

Daya terbesar yang bisa dibangkitkan mencapai 392 W P


784W. Pada kenyataannya, daya yang dibangkitkan akan lebih rendah
dari pada daya di atas karena efisiensi turbin ulir dan efisiensi generator
listrik .

Sudut kemiringan turbin ulir yang akan dibuat ditetapkan sebesar 30,
maka pada head 2 m, panjang poros turbin ulir L yang dibutuhkan adalah
3,46 m, yaitu dihitung dari persamaan (2).
Diameter dalam turbin ulir pada perancangan dipilih sebesar 0,01095 m,
yaitu diameter luar pipa 8 inci yang digunakan sebagai poros turbin.

Dalam penentuan dimensi sudu turbin ulir ini dipilih jumlah sudu ulir N
sebanyak 2. Mengacu pada tabel 2 untuk N=2 dipilih

= 0,5369;
= 0,1863
= 0,2747

Maka didapatkan:
Jari-jari luar = 0,204 m
Panjang kisar = 0,413m
VT = 0,014857m3
Jumlah kisar m = 8,37 ; dan
VT pada seluruh sudu = 0,124 m3.

Panjang lintasan bentangan sudu ulir dihitung menggunakan persamaan


(12) untuk helix (Nhelix = 1 ), Yaitu Lhelix = 0,802 m ( Lihat Gambar
7 ) kemudian perangkat lunak gambar teknik (lihat Gambar 8)
menghasilkan perhitungan panjang lintasan bentangan sudu sebesar
0,802 m, sama dengan angka yang diperoleh dari persamaan (12).
Dari hasil perhitungan panjang lintasan bentangan sudu di atas, maka
diameter bakalan sudu dapat dihitung melalui persamaan (13). Hasilnya
= 0,255 m (lihat Gambar 9).

Hasil perhitungan torsi akibat gaya berat dan gaya hidrostatis dengan
volume bucket maksimum ditunjukkan pada gambar 10 dimana sudut
optimum kemiringan poros () adalah pada sudut 32 yang dapat
menghasilkan torsi terbesar.
Besar sudut kemiringan poros berpengaruh terhadap banyaknya volume
air pada ruang di antara dua sudu (bucket). Pada sudut di atas 32,
banyaknya air pada bucket akan semakin berkurang karena sebagian
volume air akan mengalir pada bagian atas sudu ulir dan tidak
mnghasilkan gaya pada poros.

Pada gambar 11,12 dan 13 diperlihatkan bentuk air pada volume bucket
pada saat sudut kemiringan poros 32 dan 68, dimana volume air pada
bucket dengan sudut =68 lebih sedikit dari pada volume air pada
bucket dengan sudut =32.
5. Kesimpulan
Dari perancangan penentuan dimensi sudu turbin dan sudut kemiringan poros turbin
ulir Archimedes ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Penentuan dimensi turbin ulir menggunakan formulasi Rorres dilakukan
untuk mengoptimumkan volume bucket pada sudu turbin.
Penentuan bakalan bentangan sudu turbin dapat menggunakan persamaan
helix atau informasi perangkat lunak gambar teknik.
Kinerja turbin ulir telah diperoleh dari perancangan ini, dimana hasil
perhitungan gaya berat dan gaya hidrostatis pada volume bucket maksimum
diperoleh sudut optimum pada sudut =32.
Daftar Pustaka
Havendri, A. dan Arnif, I., 2010. Kaji Eksperimental Penentuan Sudut Ulir Optimum
pada Turbin Ulir untuk Data Perancangan Turbin Ulir pada PLTMH dengan Head
Rendah, Prosiding SNTM IX, Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin ke-19, 13-15
Oktobar 2010, Palembang, Indonesia.
Hellmann, H., 2003. Gutachten zur Wirkungsgradbestimmung einer
Wasserkraftschnecke Fabrikat Ritz-Atro [Report on determination of hydraulic screw
efficiency manufactured by Ritz-Atro Ltd.],
Fachbereich Maschinenbau und Verfahrenstechnik, Technical University,
Kaiserslautern, Germany.
The British hydropower association, 2005. A guide to UK mini-hydro developments,
The British hydropower association.
5. Rorres, C., 2000. The Turn of the Screw :Optimal design of an archimedes,
Journal of Hydraulic Engineering, 126(1), pp.72-80.
Nagel, G., 1968. Archimedean Screw Pump Handbook, Prepared for Ritz-Atro
Pumpwerksbau GMBH Roding, Nurnberg, Germany.
Nagel, G., Radlik, K., 1988.
Wasserfrderschnecken [Water lifting screws] Bauverlag, Wiesbaden/Berlin, German.
Muller, G., 2009. Simplified Theori of Archimedean Screw, Journal of Hydraulic
Engineering, Vol.47, No.5.

Anda mungkin juga menyukai