Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Pada
Jurusan Teknik Elektro Program Studi D3 Teknik Listrik
OLEH :
LATAR BELAKANG
Dewasa ini perkembangan energi sangat pesat, terutama di negara maju dan
berkembang. Dapat kita ketahui bahwa energi sangatlah fital kebutuhannya bagi
kelangsungan ekonomi sosial dan kemakmuran di negara tersebut. Energi listrik adalah
energi yang digunakan manusia dan tidak banyak menimbulkan polusi serta dapat
dikonversikan ke dalam bentuk energi yang lainnya. Listrik merupakan kebutuhan
manusia, listrik yang digunakan saat ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (
PLTU ) dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel ( PLTD ) yang bahan bakarnya berasal
dari bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi. Permasalahan yang dihadapi
saat ini adalah menipisnya ketersediaan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui,
seperti bahan bakar fosil yaitu batu bara dan minyak bumi, serta polusi yang dihasilkan
oleh pembakaran batu bara dan minyak bumi tersebut. Karena dapat merusak lapisan
ozon dan mengakibatkan pemanasan global. Untuk mengatasi hal itu alangkah lebih
baik jika digunakan dan dikembangkan sumber energi yang dapat diperbaharui.
Sudu turbin pelton dibuat berbentuk dua buah mangkok sehingga pancaran air
dari nosel terbagi oleh sudu menjadi dua bagian dan meninggalkan sudu dengan cara
dibelokkan melalui sudut yang hampir 180 derajat. Reaksi impuls menghasilkan suatu
momen puntir pada poros sudu yang menyebabkan runner berputar dan terus berputar
selama ada pancaran yang menerjang sudu. Untuk pembangkit listrik dengan daya yang
kecil, ukuran runner dapat disesuaikan dengan debit dan tinggi jatuh air.
RUMUSAN MASALAH
Pada penelitian ini sudu turbin dibuat dari resin. Turbin tersebut akan diteliti bagaimana
daya dan efisiensi yang dihasilkan jika divariasikan jumlah sudu dan diameter nosel.
Tujuan
a. Melakukan percobaan pembuatan turbin pelton dengan sudu yang terbuat dari
bahan resin.
b. Mengetahui daya dan efisiensi dari turbin pelton.
c. Membandingkan daya serta efisiensi turbin terbaik dari variasi jumlah sudu dan
variasi diameter nosel.
Manfaat
a. Dapat diterapkan pada daerah yang memiliki potensi air sebagai pembangkit
listrik.
TINJAUAN PUSTAKA
diameter runner, untuk 3 jenis generator, lebih jelas dapat dilihat pada
table 2.1.
kecepatan putaran 1150 rpm, debit 270.6 m3/h, daya 83 kW, dengan
bernama Claude Bourdin pada awal abad 19, yang diambil dari
(pusaran air). Turbin air adalah suatu turbin dengan menggunakan air
sebagai fluida yang dapat mengubah energi potensial dan kinetik dari air
kincir air yang telah dipergunakan orang sejak beberapa abad yang lalu.
karena menentukan tinggi air jatuh dan kapasitas air. Selain itu
pemilihan turbin juga tergantung dari kecepatan putar yang diminta oleh
penggunaan beberapa jenis mesin pembangkit yang lain, maka turbin air
murah.
dapat diubah menjadi bentuk energi yang lain. Air yang mengalir
golongan, yaitu pusat tenaga air tekanan tinggi dan pusat tenaga air
tersebut terpasang satu atau dua buah nosel dan turbin. Lewat nosel air
a. Turbin Reaksi
tekanan. Pada turbin jenis ini alir mengalir melalui sudu – sudu
tekanan atmosfir, dan keluar dari rotor melalui pipa buang. Air
Pada waktu air masuk ke roda jalan, sebagian dari energi tinggi
- Turbin Kaplan
tinggi air jatuh. Turbin ini cocok untuk pusat tenaga air yang
100000 kW. Karena sudu pengarah dan sudu jalan bisa diatur
maka turbin Kaplan pada perubahan tinggi jatuh dan kapasitas air
b. Turbin Impuls
rotor bekerja karena aliran, disini beda tinggi diubah menjadi kecepatan,
pada turbin jenis ini tekanan air pada waktu masuk dan keluar rotor
adalah sama dengan tekanan atmosfir. Contoh dari turbin impuls adalah
turbin pelton.
2.3. TURBIN PELTON
turbin pelton terjadi akibat pembelokan pancaran air pada mangkok ganda
runner. Oleh karena itu turbin pelton disebut juga turbin pancaran bebas.
Aliran air yang keluar dari nosel tekanannya sama dengan tekanan
dan energi potensial dari air menjadi energi gerak rotasi pada poros
turbin ( energi mekanis ). Turbin pelton dipakai untuk tinggi air jatuh
posisi sudu tersebut. Jumlah nosel pada turbin pelton tergantung pada
kapasitas air. Air yang keluar melalui nosel dirubah menjadi energi
kinetik, dan pancaran air yang tinggi akan diterima sudu. Maka energi
Untuk turbin pelton dengan daya yang kecil bisa diatur dengan
air jatuh menghasilkan tekanan dinamis yang bekerja dialiran air berupa
energi kecepatan. Bila aliran air ini dihentikan secara tiba – tiba maka
jarum nosel lebih dulu, sehingga arah pancaran air dari nosel ke sudu
Pada dasarnya turbin pelton terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:
runner, nosel, rumah turbin. Turbin ini juga dilengkapi oleh transmisi,
1. Runner
PCD
Bucket pelton atau biasa disebut sudu yang berbentuk dua buah
- Poros
ke poros generator.
- Piringan
Bahan disk yang baik digunakan adalah bahan yang kuat, dan
2. Nosel
nosel.
kecepatan tinggi akan membentur sudu turbin. Setelah membentur sudu arah
2.5.
3. Rumah Turbin
4. Puli
5. Bantalan
6. Kelistrikan
pada stator.
- Rotor
stator.
- Stator
- Dioda
spesifik nq
Dari kapasitas air dan tinggi air jatuh dapat diperoleh daya
Dengan :
c. Nosel
putar turbin.
rumus :
Dengan :
berikut:
c. Perbandingan D/d
ditentukan.
d. Dimensi sudu :
dengan diameter.
e. Poros
)
Diameter poros dihitung dengan persamaan (Sularso ,
2004sebagai berikut :
Dengan :
Pd = fc × P (kW)
Dengan :
= Debit (m3/s)
dengan :
= Arus (Ampere)
dengan :
METODE PENELITIAN
dari beberapa sudu jalan, yang diputar oleh pancaran air yang keluar dari
suatu alat yang disebut nosel. Pada perancangan ini yang pertama dilakukan
adalah memilih ukuran turbin. Turbin dirancang berdasarkan debit dan tinggi
piringan runner terlebih dahulu yang terbuat dari bahan alumunium sesuai
dengan ukuran yang sudah ditentukan. Kedua adalah membuat cetakan sudu
menggunakan silicon kaca. Ketiga membuat sudu yang terbuat dari bahan
resin. Setelah pembuatan piringan dan sudu selesai, sudu tersebut dipasang di
baut, kemudian dipasang pada poros dan pada poros dikancing dengan
sebuah stopper agar tidak terjadi slip. Selanjutnya adalah membuat rumah
turbin dan rangka alat yang terbuat dari besi siku. Rumah turbin dibuat
sedemikian rupa sehingga mampu untuk menahan beban putaran dari turbin.
25
3.2. PERHITUNGAN TURBIN
Randemen turbin ( ηT ) = 70 %
Kecepatan spesifik ( nq )
Tabel 3.1 Tabel Kecepatan Spesifik
Kecepatan putar turbin (rpm) 75 150 300 500 750 1000 1500
1 nosel nq (rpm) 0,76 1,53 3,06 5,1 7,65 10,2 15,3
putar dan kecepatan spesifik. Berdasarkan Tabel 3.1 maka putaran (n)
yang dipilih dalam perhitungan ini adalah 1000 rpm, sehingga nq = 10,2
rpm.
Dimensi sudu
gambar2.8.
= 19,7 mm
Perencanaan Poros
Daya rencana :
Torsi :
atautumbukan.
perancangan.
Langkah – langkah pembuatan sudu adalah :
- Pengecoran resin
dibiarkan mengering.
- Finishing
Resin yang sudah mengeras atau sudah berbentuk sudu diambil dari
Disc atau juga biasa disebut dengan cakra, dalam penelitian ini dibuat
dari bahan alumunium. Keuntungan dari bahan ini adalah ringan dan
digunakan untuk
d) Pembuatan Nosel
runner dan nosel berada. Pada rumah turbin ini disambungkan dengan
dari
besi plat dan akrilit. Rumah turbin dapat dilihat pada gambar 3.6.
a. Hydrant
c. Selang
f. Generator listrik
turbin.
Turbin Pelton akan bekerja pada tempat yang memiliki energi potensial
air, seperti pada air terjun atau aliran sungai. Pada penelitian ini energi air
diambil dari pompa hydrant. Air dari hydrant ditampung pada bak yang
membuka dan menutup aliran air. Pada gambar 3.7 dapat dilihat urutan
kerja turbin.
Bak
Hydrant Penampung air
Nosel Kran
Putaran generator
diukur.
k. Kran ditutup
a. berikut:
Menghitung potensial daya air
c. Menghitung efisiensi
%
Tabel 4.6 Daya dan Efisiensi pada Sudu 18 Diameter Nosel ¾”
Contoh Perhitungan
90
80 2
P = -0.001n + 0.924n - 64.04
70 R² = 0.930
60
nosel 3/4
Daya (Watt)
50
nosel 1/2
40
Poly. (nosel 3/4)
30
Poly. (nosel 1/2)
20
2
P = -0.000n + 0.282n - 13.47
10
R² = 0.763
30
25
2
η= -0.000n + 0.309n - 21.44
20 R² = 0.930
efisiensi (%)
nosel 3/4
15
nosel 1/2
Putaran (rpm)
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Efisiensi dengan Putaran pada Jumlah Sudu 18
Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa daya terbaik yang dihasilkan turbin
menggunakan nosel ¾” pada runner jumlah sudu 18 yaitu 29,50 Watt dicapai pada
putaran 301,90 rpm. Sedangkan pada nosel ½” daya terbaik yang dihasilkan
turbin yaitu 76,15 Watt, pada putaran generator 300,80 rpm. Pada perubahan
Watt atau sebesar 158,14 %. Pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa efisiensi
terbaik pada diameter nosel ¾” yaitu 10,83 % pada putaran generator 301,90 rpm.
Sedangan pada nosel diameter ½” efisiensi terbaik yaitu 25,55 % dicapai pada
putaran 300,80 rpm. Pada perubahan ukuran diameter nosel dari ¾” menjadi ½”
90
80 2
P = -0.001n + 0.992n - 75.23
70 R² = 0.933
60
nosel 3/4
Daya (Watt)
50
nosel 1/2
40
Poly. (nosel 3/4)
30 Poly. (nosel 1/2)
20
10 2
P = -0.001n + 0.836n - 49.27
R² = 0.828
0
Putaran (rpm)
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Daya dengan Putaran pada Jumlah Sudu 16
30
2
η = -0.000n + 0.332n - 25.18
25 R² = 0.933
20
Nosel 3/4
Effisiensi (%)
15 nosel 1/2
10 Poly. (Nosel
3/4)
5 Poly. (nosel
2
1/2)
η = -0.000n + 0.227n - 13.39
0 R² = 0.828
Putaran (rpm)
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Efisiensi dengan Putaran pada Jumlah Sudu 16
Pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa daya terbaik yang dihasilkan turbin
pada jumlah sudu 16 menggunakan diameter nosel ¾” yaitu 41,8 Watt yang
dicapai pada putaran 220,33 rpm. Sedangkan pada diameter nosel ½” daya
terbaik yang dihasilkan turbin yaitu 74,95 Watt, dicapai pada putaran generator
kenaikan daya sebesar 33,15 Watt atau sebesar 79,31 %. Pada gambar 4.4
menunjukkan bahwa efisiensi terbaik pada turbin jumlah sudu 16 diameter nosel
¾” yaitu 11,3 % dicapai pada putaran generator 205,8 rpm. Sedangkan pada nosel
½” efisiensi terbaik yaitu 25,1 % dicapai pada putaran 308,60 rpm. Pada
60
2
P = -0.000n + 0.282n - 13.51 Sudu 18 nosel
50
R² = 0.763 3/4
Daya (watt)
sudu 16 nosel
40 3/4
Poly. (Sudu 18
nosel 3/4)
30
2 Poly. (sudu 16
P = -0.001n + 0.836n - 49.27
R² = 0.828
100 200 300 400 500 600
Putaran (rpm)
15
2
η = -0.000n + 0.105n - 5.031
R² = 0.762
Sudu 18 nosel
10
3/4
Sudu 16 nosel
Efisiensi (%)
3/4
Poly. (Sudu 18
nosel 3/4)
2
η = -0.000n + 0.227n - 13.39 Poly. (Sudu 16
R² = 0.828 nosel 3/4)
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Efisiensi pada Sudu 18 dan 16 Diameter Nosel ¾”
Dari gambar 4.5 dapat dilihat bagaimana perbandingan daya yang
dihasilkan turbin menggunakan diameter nosel ¾” pada runner jumlah sudu 18
dan 16. Pada runner jumlah sudu 16 menghasilkan daya terbaik sebesar 41.93
Watt. Sedangkan pada runner jumlah sudu 18 menghasilkan daya terbaik sebesar
29,30 Watt. Jadi penambahan jumlah sudu pada diameter nosel ¾” mengakibatkan
penurunan daya sebesar 12,63 Watt atau sebesar 43,11 %. Pada gambar 4.6 dapat
dilihat bagaimana perbandingan efisiensi yang dihasilkan turbin menggunakan
diameter nosel ¾”. Pada runner jumlah sudu 16 menghasilkan efisiensi terbaik
sebesar 11,46 %. Sedangkan pada runner jumlah sudu 18 menghasilkan efisiensi
terbaik sebesar 10,8%. Jadi penambahan jumlah sudu pada nosel ¾”
mengakibatkan penurunan efisiensi sebesar 6,1 %. Jadi penambahan jumlah sudu
dari 16 menjadi 18 pada nosel ¾” mengakibatkan penurunan daya dan efisiensi.
4.3.4 Daya dan Efisiensi pada Jumlah Sudu 18 dan 16 Diameter Nosel ½”
80 2
P= -0.001n + 0.924n - 64.04
70 R² = 0.930
60
Sudu 18 nosel
50 1/2
Daya ( Watt )
40 Sudu 16 nosel
1/2
30
2
P= -0.001n + 0.992n - 75.23 Poly. (Sudu 18
20 nosel 1/2)
R² = 0.933
10 Poly. (Sudu 16
nosel 1/2)
Putaran ( rpm )
Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Daya pada Sudu 18 dan 16 Diameter Nosel ½”
30
2
η= -0.000n + 0.309n- 21.44
25 R² = 0.930
10 Poly. (Sudu 18
2 nosel 1/2)
η= -0.000n + 0.332n - 25.18
R² = 0.933 Poly. (Sudu 16
nosel 1/2)
5
Putaran ( rpm )
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Efisiensi pada Sudu 18 dan 16 Diameter Nosel ½”
http://home.carolina.rr.com/microhydro
Dietzel, Fritz, 1996, Turbin Pompa dan Kompresor, cetakan ke-5, Penerbit
Erlangga,Jakarta.