Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRATIKUM 01

IDENTIFIKASI PLTMH

Oleh :

Nama : Mubarak Hammudah

NIM : 2020203050019

Kelas : TRPE 3A

DosenPembimbing :TEUKU HASANNUDDIN S.T., E.Mng

PROGRAM STUDI

TEKNOLOGI REKAYASA PEMBANGKIT ENERGI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


TAHUN 2023

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : IDENTIFIKASI PLTMH

Nama : Mubarak Hammudah


Jurusan : Teknik Elektro
Program studi : Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi
Tanggal pratikum : 13 Februari 2023
Tanggal penyerahan : 20 Februari 2023
Nilai :

Mengetahui Buket Rata, 20 Februari 2023


Dosen Pembimbing Nama Praktikum

Teuku Hasannuddin, S.T., M.T Mubarak Hammudah


NIP : NIM : 2020203050019
I. TUJUAN
1. Mampu mengidentifikasi PLTMH
2. Mampu mengidentifikasi Jenis PLTMH
3. Mampu mengidentifikasi Perbedaan setiap kompen PLTMH
4. Mampu mengidentifikasi Komponen PLTMH
5. Mampu melalukan pengawatan PLTMH

II. DASAR TEORI


A. Pengertian PLTMH

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah pembangkit listrik


berskala kecil dengan output di bawah 100 KW yang memanfaatkan potensi aliran
air yang terdapat di pedesaan sebagai sumber tenaga misalnya saluran irigasi, sungai
atau air terjun alam. PLTMH memiliki konstruksi yang sederhana, mudah
dioperasikan, mudah dalam perawatan serta dengan biaya investasi yang terjangkau
sehingga cocok diterapkan untuk menerangi wilayah pedesaan yang tidak
terjangkau aliran listrik PLN.

Secara teknis, pembangkit listrik tenaga mikro hidro memiliki tiga komponen
utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan generator. Pembangkit listrik
tenaga mikro hidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan
ketinggian tertentu. Pada dasarnya, pembangkit listrik tenaga mikro hidro
memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air maka
semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik.

Pembangkit listrik tenaga mikro hidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang
tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2,5 m dapat dihasilkan listrik 400
W. Prinsip kerja PLTMH adalah memanfaatkan beda tinggi dan jumlah debit air per
detik yang ada pada aliran atau sungai. Air yang mengalir melalui intake dan
diteruskan oleh saluran pembawa hingga penstock, akan memutar poros turbin
sehingga menghasilkan energi mekanik. Turbin air akan memutar generator dan
menghasilkan listrik.
Kelebihan PLTMH 

Dibanding pembangkit listrik yang lain, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH) memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:

1. PLTMH cukup murah karena menggunakan energi alam. 


2. Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah
terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit
latihan. 
3. Tidak menimbulkan pencemaran.
4. Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan.
5. Mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga
ketersediaan air terjamin.

Kekurangan PLTMH

1. Pembangunan PLTMH membutuhkan biaya yang cukup banyak


2. Pada musim kemarau kemampuan PLTMH akan menurut dikarenakan jumlah
debit air yang berkurang.
3. Sumber daya alam yang akan dimafaatkan biasanya terletak jauh dari
pemukiman sehingga memerlukan jarak yang panjang untuk mendistribusikan
listrik ke pemukiman masyarakat

B. Jenis – jenis Turbin PLTMH

1. Klasifikasi Turbin Air Berdasarkan Perubahan Momentum Fluida Kerja

1.1 Turbin Impuls


Turbin Impuls merupakan turbin air yang memiliki tekanan sama pada setiap
sudu geraknya (runner). Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik
pada nozel. Air keluar nozel yang mempunyai kecepatan tinggi membentur
sudu turbin. Setelah membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga
terjadi perubahan momentum (impuls). Akibatnya roda turbin akan berputar.
Contoh turbin impuls adalah turbin pelton, turbin turgo dan turbin crossflow.
1.2 Turbin Reaksi
Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan
terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini
memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar)
dapat berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan
sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam air dan
berada dalam rumah turbin.Turbin reaksi bekerja dengan cara penggerak
turbin air secara langsung mengubah energi kinetik juga energi tekanan secara
bersamaan menjadi energi mekanik, contohnya adalah turbin francis dan
turbin kaplan.

2. Klasifikasi Turbin Air Berdasarkan Sistem Aliran Air Pendorong

2.1 Overshot
Tipe overshot adalah tipe turbin air yang aliran air pendorongnya menabrak
sudu pada bagian atas turbin. Tipe ini cocok dipasang pada perairan dangkal
pada daerah yang rata. Tipe ini disebut juga dengan “vitruvian”. Disini aliran
air berlawanan dengan arah sudu yang memutar turbin.

2.2 Undershot
Tipe undershot adalah turbin air yang aliran air pendorongnya menabrak sudu
pada bagian bawah turbin.
 Keuntungan dari penggunaan tipe undershot ialah:
a. Membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penempatan.
b. Konstruksi lebih sederhana
c. Lebih ekonomis
d. Mudah untuk dipindahkan

 Sedangkan kerugian dari tipe undershot yaitu:


a. Efisiensi kecil (25%-70%)
b. Daya yang dihasilkan relatif kecil.

2.3 Breastshot
Tipe breastshot adalah tipe turbin air yang aliran air pendorongnya menabrak
sudu pada bagian tengah turbin.
 Adapun keuntungan dari tipe Breastshot yaitu:
a. Tipe ini lebih efisiensi dari tipe udershot.
b. Dibandingkan tipe overshot tinggi jatuhnya lebih pendek.
c. Dapat diaplikasikan pada sumber air aliran rata.
 Sedangkan kerugian dari tipe Breastshot yaitu:
a. Sudu-sudu dari tipe ini tidak rata seperti tipe undershot (lebih rumit).
b. Diperlukan pada arus aliran rata.
c. Efisiensi lebih kecil daripada tipe overshot (20% - 75%).

3. Klasifikasi Turbin Air Berdasarkan Head Yang Digunakan

3.1. Turbin Pelton


Turbin Pelton merupakan pengembangan dari turbin impuls yang ditemukan
oleh S.N. Knight (1872) dan N.J. Colena (1873) dengan pasang
mangkokmangkok pada roda turbin. Setelah itu turbin impuls dikembangkan
oleh orang Amerika Lester G. Pelton (1880) yang melakukan perbaikan
dengan penerapan mangkok ganda simetris, punggung membelah membagi jet
menjadi dua paruh yang sama yang dibalikan menyamping. Pada turbin pelton
putaran terjadi akibat pembelokan pada mangkok ganda runner. Oleh sebab
itu, turbin Pelton disebut juga sebagai turbin pancaran bebas.

3.2. Turbin Turgo


Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti halnya dengan
turbin pelton, turbin turgo juga merupakan turbin impuls, tetapi sudunya
berbeda yakni memiliki konstruksi sudu yang disusun secara sinusoidal.

3.3. Turbin Crossflow


Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell
Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger
yang merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow. Turbin
crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 L/sekon hingga 10000 L/sekon
dan head antara 1 s/d 200 m.

3.4. Turbin Francis


Turbin Francis paling banyak digunakan di Indonesia. Turbin ini digunakan
pada PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) dengan tinggi terjun sedang,
yaitu antara 20-400 meter. Turbin Francis digunakan untuk memanfaatkan
energi potensial pada ketinggian menengah (dari beberapa puluh meter sampai
100 m).
3.5. Turbin Kaplan/Propeller
Disebut turbin Propeller apabila mangkok-mangkok turbinnya tetap,
sedangkan turbin Kaplan memiliki mangkok-mangkok turbin yang dapat
diatur. Turbin Kaplan/Propeller baik digunakan pada PLTA dengan tinggi
terjun yang rendah, yaitu dibawah 20 meter. Teknik mengkonversikan energi
potensial air menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui
pemanfaatan kecepatan air.

C. Komponen

1. Bendungan (Weir) 
Bendungan (weir) atau waduk dapat adalah bangunan yang berada melintang
sungai yang berfungsi untuk membelokkan arah aliran air. Konstruksi bendungan
(weir) bertujuan untuk menaikkan dan mengontrol tinggi air dalam sungai secara
signifikan sehingga elevasi muka air cukup untuk dialihkan ke dalam intake
pembangkit listrik tenaga mikrohidro.

2. Saluran Penyadap (Intake) 


Saluran penyadap adalah bagian dari konstruksi sipil yang digunakan untuk
masuknya air dari sungai menuju saluran pembawa dengan dilengkapi penghalang
sampah.

3. Saluran Pembawa (Headrace) 


Saluran pembawa berfungsi untuk mengalirkan air dari intake sampai ke kolam
penenang. Selain itu, saluran ini juga berfungsi untuk mempertahankan kestabilan
debit air. Saluran air untuk sebuah pembangkit skala kecil cenderung untuk
memiliki bangunan yang terbuka.

4. Saluran Pelimpah (Spillway) 


Saluran pelimpah berfungsi untuk mengurangi kelebihan air pada saluran
pembawa.

5. Kolam Penenang (Forebay) 


Kolam penenang berfungsi untuk mengendapkan dan menyaring kembali air
agar kotoran tidak masuk dan merusak turbin. Selain itu, kolam penenang ini juga
berfungsi untuk menenangkan aliran air yang akan masuk ke dalam pipa pesat.

6. Pipa Pesat (Penstock) 


Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang yang berfungsi untuk mengalirkan air dari
kolam penenang (forebay) menuju turbin air.
7. Rumah Pembangkit (Power House) 
Pada rumah pembangkit ini terdapat turbin, generator dan peralatan lainnya.
Bangunan ini menyerupai rumah dan diberi atap untuk melindungi peralatan dari
hujan dan gangguan-gangguan lainnya.

8. Saluran Pembuang (Tailrace) 


Saluran pembuang berfungsi untuk mengalirkan air keluar setelah memutar turbin.

9. Turbin 
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air
akan memukul sudu-sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin ini
dihubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis,
Kaplan, Pelton, dan lain-lain.

10. Generator 
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox,
memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet di dalam
generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron.
Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yang digunakan
untuk mengubah daya mekanik menjadi daya listrik. Generator sinkron dapat berupa
generator sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC satu fasa tergantung dari
kebutuhan.

11. Sistem Kontrol 


Sistem kontrol berfungsi untuk menyeimbangkan energi input dan energi output
dengan cara mengatur input (flow) atau mengatur output (listrik) sehingga sistem
akan seimbang. Perubahan beban terhadap waktu peran sistem kontrol sangat
penting untuk menjaga stabilitas sistem terutama kualitas listrik yang dihasilkan
pembangkit (tegangan dan frekuensi). Tujuan pengontrolan pada PLTMH adalah
untuk menjaga sistem elektrik dan mesin agar selalu berada pada daerah kerja yang
diperbolehkan. Flow control dapat diartikan sebagai pengaturan besarnya daya
hidrolik berupa debit air yang masuk ke turbin dengan mengatur katup turbin (guide
vane).

12. Panel Hubung dan Lemari Hubung 


Jenis dan pengaturan suatu panel hubung (switch board) ditentukan dengan
memperhatikan jumlah unit peralatan, jumlah rangkaian saluran transmisi, sistem
kontrol, jumlah petugas kerja (operating personel) serta skala dan pentingnya pusat
listrik yang bersangkutan.

13. Jaringan Distribusi 


Jaringan distribusi terdiri dari kawat penghantar, tiang, isolator, dan
transformator. Jaringan tersebut dapat menggunakan kawat penghantar berbahan
aluminium atau bahan campuran lain. Pada jaringan distribusi tegangan rendah
biasanya digunakan kawat penghantar berisolasi. Tiang pada saluran distribusi dapat
berupa tiang baja, beton atau kayu. Isolator digunakan untuk memisahkan bagian-
bagian yang aktif atau bertegangan jika penghantar yang digunakan merupakan
konduktor tanpa isolasi.

D. Pengawatan rangkaian

Prinsip dasar dari pembangkit listrik tenaga mikrohidro adalah transformasi


energi dari energi potensial yang ada pada aliran dan ketinggian menjadi energi
mekanik dan energi listrik. Pembangkit listrik tenaga mikrohidro memanfaatkan
beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang dimiliki oleh aliran air. Aliran
air yang memiliki beda ketinggian dapat diperoleh dari saluran irigasi, sungai
ataupun dari air terjun. Energi mekanik dihasilkan melalui perputaran poros turbin
oleh aliran air.
Dalam skema pembangkit listrik tenaga mikrohidro, ketinggian jatuh air dan
debit air merupakan dua hal penting dalam menghasilkan energi yang dapat
dimanfaatkan. Hal ini adalah sebuah sistem konversi energi dari bentuk ketinggian
dan aliran (energi potensial) ke dalam bentuk energi mekanik dan energi listrik.
Daya yang masuk (Pgross) merupakan penjumlahan dari daya yang dihasilkan
(Pnet) ditambah dengan faktor kehilangan energi (loss) dalam bentuk suara atau
panas. Daya yang dihasilkan merupakan perkalian dari daya yang masuk dikalikan
dengan efisiensi konversi 

III. Gambar Komponen

GENERATOR POMPA AIR


POMPA AIR METERAN AIR

PRESSURE GAUGE VALVE WATER


TURBIN CROSSFLOW TALI KIPAS
BEBAN RESISTIF UTAMA BEBAN RESISTIF CADANGAN
IV. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Mengamati dan mencatat Komponen apa saja dan spek yang ada di PLTMH

V. Hasil Pengamatan
 Generator
Merek / Spek : Pro quip (230V, 13A, 50Hz)
 Pompa 1
Merek / Spek : Grundfus (3x230V, 50Hz, 1,9Kw)
 Pompa 2
Merek / Spek : Pedrollo (220-230V, 50Hz, 1300W)
 Water Meter
Merek / Spek : Onda ( M 3)
 Pressure Gauge
Merek / Spek : Wika (Bar)
 Valve Air
Merek / Spek : ( ukuran 15 cm, Tinggi tuas 25 cm)
 Turbin
Merek / Spek : Cross Flow
 Tali Kipas
Merek / Spek : Bando V Belt
 Pipa Pompa 1
Merek / Spek : 2 inch
 Pipa Pompa 2
Merek / Spek : 1,5 inch
 Beban Resistif Utama
Merek / Spek : Lampu Pijar (25 W- 100 W)
 Beban Resistif Cadangan
Merek / Spek : Lampu Pijar (25 W- 100 W)
VI. ANALISA
Dari data yang sudah di amati, bahwa setiap komponen pada
PLTMH memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda sesuai dengan
kempuan masing – masing komponen tersebut

VII. KESIMPULAN
Dari data yang sudah di amati selama pratikum berlangsung,
bahwa setiap Komponen Memiliki spek atau merek yang berbeda
sesua dengan jenis – jenis PLTM tersebut

Anda mungkin juga menyukai