SISTEM PROTEKSI
PENGGUNAAN RELAY DIFFERENTIAL SEBAGAI PENGAMAN
DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING
YAMAN.,S.T.,M.Eng
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II DASAR TEORI...........................................................................................................2
2.1 Relay Differensial......................................................................................................2
Prinsip Kerja Relay Differensial....................................................................3
2.2 Relay Defferential pada Sistem Pengamanan...........................................................5
A. Relay Differential pada Transformator...................................................................5
B. Relay Diferential pada Generator...........................................................................7
C. Relay Differential pada Motor...........................................................................…12
D. Relay Differential pada Jaringan...........................................................................14
E. Relay Differensial pada Busbar.............................................................................16
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem proteksi merupakan bagian penting dalam sebuah sistem kelistrikan yang
menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan bagian
dari sistem proteksi yang berfungsi sebagai pengaman alat maupun pengaman
sistem lainnya. Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya
berdasarkan keseimbangan (balance), yang membandingkan arus-arus sekunder
transformator arus (CT) terpasang pada terminal-terminal peralatan atau instalasi
listrik yang diamankan. Penggunaan relay differensial sebagai relay pengaman,
antara lain pada generator, transformator daya, busbar, dan saluran transmisi.
Prinsip kerja dari Relay Differensial. Sebagaimana disebutkan diatas, Relay
differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya dan sangat
selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus yang
mengalir pada kedua sisi saluran melalui suatu perantara yaitu trafo arus (CT).
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan
(generator, transformator dan lain-lainnya).
1.3Tujuan
Dapat mengetahui sistem kerja pengamanan relay defferential pada
transformator
Dapat mengetahui sistem kerja pengamanan relay defferential pada generator
Dapat mengetahui sistem kerja pengamanan relay defferential pada motor
Dapat mengetahui sistem kerja pengamanan relay defferential pada jaringan
Dapat mengetahui sistem kerja pengamanan relay defferential pada busbar
1
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Relay Differensial
Rele diferensial adalah rele proteksi utama pada trafo yang dibuat bekerja secepat
mungkin saat terjadi gangguan. Rele diferensial tidak dapat dijadikan sebagai rele
cadangan dikarenakan pemasangannya dibatasi oleh kedua trafo arus disisi incoming
dan outgoing. Proteksi rele diferensial bekerja dengan metode keseimbangan arus.
Prinsip kerja rele diferensial berdasarkan hukum kirchoff yaitu membandingkan arus
yang masuk dengan arus yang keluar pada trafo.
2. Gangguan Eksternal
Gangguan eksternal Transformator ada beberapa macam, yaitu :
a. Hubung Singkat Luar (External Short Circuit)
b. Beban Lebih (Overload)
7
d. Arus unbalance seperti mengalirnya arus urutan negatif, karena salah
satu kutup PMT mengalami flash-over. Prinsip kerja relai yang
digunakan untuk memantau kerusakan PMT generator sama seperti
pada transmisi.
e. Generator berbeban lebih sehingga mengalami panas berlebihan.
f. Gangguan yang tidak tertanggulangi ditangani dengan relai impedansi
dan relai arus lebih yang kerjanya dikendalikan oleh tegangan (voltage
controlled time over current).
g. Relai tegangan lebih.
h. Kehilangan sinkronisasi atau out of step.
i. Ayunan (osilasi) sub-sinkronisasi. Gangguan ini pada umumnya bisa
timbul akibat pengaruh luar seperti pengaruh impedansi reaktor yang
dihubung seri dengan transmisi yang dapat memengaruhi frekuensi
dasar sistem pembangkit. Bila terjadi secara signifikan maka torsi
mekanis yang timbul karena ayunan sub-sinkronisasi ini dapat merusak
poros generator.
j. Kehilangan output trafo tegangan atau regulator yang dapat
menyebabkan gangguan terhadap sistem kontrol dan yang bisa
diinterpretasikan salah oleh relai proteksi.
Gangguan pada sistem tenaga listrik tidak dapat dihindari secara sempurna,
akan tetapi yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengurangi gangguan
tersebut yaitu dengan jalan membatasi daerah gangguan sekecil mungkin,
oleh karena itu diperlukan suatu sistem proteksi.
8
Gambar Single Line Diagram Relay Differensial
9
Gambar 2.10 Single Line Diagram Relay Differensial (Prast, 2011)
Fungsi dari relay differensial adalah melindungi lilitan stator generator terhadap
gangguan antar fasa kumparan stator. Walaupun relay differensial bekerja dan men-
trip PMT utama generator serta PMT sirkuit penguat, sesungguhnya terjadi kerusakan
pada kumparan stator generator. Namun dengan bekerjanya relay differensial
diharapkan dapat mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada kumparan
stator generator. Kumparan restraint pada relay differensial dimaksudkan untuk
menyetel kepekaan relay, karena pasti ada selisih antara arus yang diukur oleh trafo
arus di sisi masuk dan di sisi keluar kumparan stator generator sebagai akibat kesalahan
trafo arus.
10
Gambar Proteksi Differensial Gangguan Antar Fasa Generator Beserta Trafo Block
11
Secara umum, gangguan pada motor induksi terjadi pada bearing, belitan stator,bar
rotor, dan poros. Selain karena ketidakseragaman celah udara antara permukaan stator-dalam
dan permukaan rotor-luar, gangguan juga terjadi. Berbagai studi telah dilakukan sejauh ini
untuk mempelajari keandalan motor, kinerja mereka, dan gangguan terjadi.
Perlindungan motor listrik harus sederhana dan dapat diandalkan, karena penggunaan
perlindungan yang kompleks mahal untuk biaya modal dan tidak dibenarkan. Untuk motor
dengan kekuatan lebih dari 2 MVA, perlindungan yang lebih kompleks dapat digunakan,
karena mesin ini biasanya mahal, atau mereka digunakan di tempat-tempat penting untuk
kebutuhan pembangkit listrik dan mekanisme perusahaan industri.Untuk melindungi dari
hubung singkat fase-ke-fase, pemutus arus dan perlindungan diferensial. Pemutus
arus direkomendasikan untuk perlindungan motor listrik dengan daya hingga 5000 kW jika
memiliki sensitivitas yang diperlukan untuk kerusakan di terminal. Jika sensitivitas pemutus
arus tidak mencukupi, perlindungan diferensial harus digunakan. Penggunaan perlindungan
diferensial disarankan mulai dari daya (3500 - 4000) kW.
Pada motor dengan daya 4000 kW atau lebih, perlindungan diferensial longitudinal
dipasang tanpa pengereman atau dengan pengereman. Untuk melakukan perlindungan
dengan pengereman, pengereman dilakukan dari transformator arus yang dipasang
di sisi terminal nol belitan stator. Arus operasi perlindungan dipilih dari kondisi
kegagalan yang andal dalam start-up, self-starting, korsleting eksternal atau switching
motor sinkron tidak sinkron
Proteksi diferensial lebih disukai, namun proteksi jenis ini tidak dapat diperguna kan untuk
semua motor. Untuk motor-motor yang tidak memiliki kedua ujung belitan, maka rele ini
tidak dapat digunakan. Bila kedua belitan tersedia, keunggulan diferensialalam sensitivitas,
kecepatan, dan sekuritas dilalukan melalui suatu konduktor belitan melalui suatu CT toroidal
seperti diperlihatkan dalam Gambar a. Tipikal maksimum bagian terbuka atau jendela pada
CT ini dengan ukuran diameter sebesar 8 inchi.
12
Dengan ratio tetap 50:5 \dan rele arus lebih instantaneous sensitif dapat dihasilkan arus angkat
primer sebesar 5A. Harga ini adalah sebuah diferensial keseimbangan fluk dari beban dan
magnitude arus pengasutan dan dengan hanya satu CT per fasa, maka unjuk kerja kecocokan
CT tidak muncul. Proteksi tanah dan fasa internal diperoleh antara Motor sampai kelokasi CT.
Proteksi lain dibutuhkan untuk menghubungkan ke Pemutus Tenaga, Starter, dan seterusnya.
Kelemahannya adalah keterbatasan yang disebabkan ukuran jendela CT.
Rele Diferensial konvensional dengan CT pada netral dan lead keluaran harus
digunakan bilamanan tipe Toroidal tidak dapat dipergunakan. Biasanya, dua set CT dengan
tipe dan ratio sama, sehingga rele Diferensial dengan dua belitan penahan (87) digunakan,
seperti diperlihatkan dalam Gambar 9-3b. Dengan ratio CT sama, maka arus sekunder yang
melalui belitan penahan rele (R) secara esensi sama untuk semua gangguan eksternal dan
beban, dan arus operasi (OP) sangat kecil atau mendekati Nol. Untuk gangguan Motor antara
kedua set CT, seluruh arus-arus gangguan mengalir melalui belitan operasi (OP) untuk
mendapatkan sensitivitas tinggi untuk gangguan fasa maupun tanah, CT sisi jaringan harus
seperti pada gambar sehingga zona diferensial termasuk Pemutus dan lead terhubung
sebagaimana Motor.
13
Jaringan tenaga listrik yang terganggu harus dapat segera diketahui dan dipisahkan dari
bagian jaringan lainnya secepat mungkin dengan maksud agar kerugian yang lebih besar
dapat dihindarkan.Gangguan pada jaringan tenaga listrik dapat terjadi diantaranya pada
pembangkit, jaringan transmisi atau di jaringan distribusi. Penyebab gangguan tersebut
tersebut dapat diakibatkan oleh gangguan sistem dan non sistem.
1.Gangguan sistem
Gangguan sistem adalah gangguan yang terjadi di sistem tenaga listrik seperti pada generator,
trafo, SUTT, SKTT dan lain sebagainya. Gangguan sistem dapat dikelompokkan sebagai
gangguan permanen dan gangguan temporer.Gangguan temporer adalah gangguan yang
hilang dengan sendirinya bila PMT terbuka, misalnya sambaran petir yang menyebabkan
flash over pada isolator SUTT. Pada keadaan ini PMT dapat segera dimasukan kembali,
secara manual atau otomatis dengan AutoRecloser.Gangguan permanen adalah gangguan
yang tidak hilang dengan sendirinya, sedangkan untuk pemulihan diperlukan perbaikan,
misalnya kawat SUTT putus.
PMT terbuka tidak selalu disebabkan oleh terjadinya gangguan pada sistem, dapat saja PMT
terbuka oleh karena relay yang bekerja sendiri atau kabel kontrol yang terluka atau oleh sebab
interferensi dan lain sebagainya. Gangguan seperti ini disebut gangguan bukan pada sistem,
selanjutnya disebut gangguan non–sistem.
Jenis/pola proteksi busbar banyak ragamnya, tetapi yang akan di bahas disini adalah proteksi
busbar diferensial dengan jenis low impedans dan high impedans.
1. Relay Diferensial High Impedance
Relay ini memiliki impedansi tinggi yang umumnya bersifat resistif pada rangkaiannya.
Resistansi tinggi ini berfungsi untuk menimbulkan tegangan ketika dilalui arus pada sisi
sekunder CT. Oleh sebab itu, relay diferensial ini di setting berdasarkan nilai tegangan yang
muncul pada relay tersebut. Hubungan nilai setting tegangan dan setting arus yang digunakan
di dasarkan pada hukum ohm dengan menggunakan resistor dengan nilai tertentu. Selainitu,
resistansi tersebut juga berfungsi untuk mengatasi dampak adanya saturasi pada salah satu CT
yang digunakan pada skema proteksi tersebut.
Setiap CT yang ada pada fasa yang sama seluruhnya dihubungkan secara parallel dan setiap
feeder yang terhubung pada busbar yang diproteksi harus terpasang CT dengan ratio yang
sama
16
Pada skema diferensial high impedance dibutuhkan adanya resistor dengan nilai resistasi
tinggi agar dapat terbangkit tegangan yang pada resistor.
Saat terjadi gangguan makaakan muncul arus yang mengalir pada relay. Arus tersebut
kemudian menghasilkan tegangan ketika melewati resitor. Apabila nilai tegangan tersebut
melebihi nilai setting yang ditentukan maka relay akan segera bekerja mengamankan. Resitor
non-liniear dipasang secara parallel dengan relay diferensial untuk membatasi nilai tegangan
yang muncul pada relay agar tegangan tersebut berada pada nilai yang aman bagi relay.
Ketika terjadi gangguan internal maka pada relay akan muncul tegangan dengan nilai yang
sangat tinggi. Resistor ini memiliki karakteristik yaitu nilai resistansinya akan semakin kecil
dengan semakin besarnya nilai tegangan.
Transformator arus CT berfungsi sebagai alat pengindera yang merasakan apakah keadaan
yang diproteksi dalam keadaan normal atau mendapat gangguan. Dan melakukan transformasi
dari besaran arus yang besar menjadi besaran arus yang akurat dan teliti untuk keperluan
pengukuran dan proteksi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. (2014, January 13). Dasar-Dasar Proteksi STL (Relai Differensial). Retrieved april 6,
2020, from http://www.sekedarposting.com/.
Ahmad Sutiyoso. (2013,juni 24). Penggunaan relay diferensial,Retrieved april 6,2020, from
docplayer.info
Stevano,Michawl. (2012, juni 04). Sistem proteksi pada motor. Retrieved april 6, 2020, from
http://www. michaelstevanosinurat.blogspot.com.
Khomaruddin, Riki. (2018, feb 8). Rele proteksi pada saluran Transmisi dan Gardu induk .
Retrieved april 6,2020, from http://rikikhomarudin.wordpress.com
18