Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SISTEM PROTEKSI
PENGGUNAAN RELAY DIFFERENTIAL SEBAGAI PENGAMAN

DISUSUN OLEH :

NAMA :IKHSAN WAHYUDI


NIM :1820305003
JURUSAN : TEKNIK ELKETRO
KELAS :2.A (TRPE)
MATA KULIAH :SISTEM PROTEKSI

DOSEN PEMBIMBING
YAMAN.,S.T.,M.Eng

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA PEMBANGKIT ENERGI
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II DASAR TEORI...........................................................................................................2
2.1 Relay Differensial......................................................................................................2
Prinsip Kerja Relay Differensial....................................................................3
2.2 Relay Defferential pada Sistem Pengamanan...........................................................5
A. Relay Differential pada Transformator...................................................................5
B. Relay Diferential pada Generator...........................................................................7
C. Relay Differential pada Motor...........................................................................…12
D. Relay Differential pada Jaringan...........................................................................14
E. Relay Differensial pada Busbar.............................................................................16

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..18


ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sistem proteksi merupakan bagian penting dalam sebuah sistem kelistrikan yang
menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan bagian
dari sistem proteksi yang berfungsi sebagai pengaman alat maupun pengaman
sistem lainnya. Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya
berdasarkan keseimbangan (balance), yang membandingkan arus-arus sekunder
transformator arus (CT) terpasang pada terminal-terminal peralatan atau instalasi
listrik yang diamankan. Penggunaan relay differensial sebagai relay pengaman,
antara lain pada generator, transformator daya, busbar, dan saluran transmisi.
Prinsip kerja dari Relay Differensial. Sebagaimana disebutkan diatas, Relay
differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya dan sangat
selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus yang
mengalir pada kedua sisi saluran melalui suatu perantara yaitu trafo arus (CT).
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan
(generator, transformator dan lain-lainnya).

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana sistem kerja pengamanan relay defferential pada transformator?
 Bagaimana sistem kerja pengamanan relay defferential pada generator?
 Bagaimana sistem kerja pengamanan relay defferential pada motor?
 Bagaimana sistem kerja pengamanan relay defferential pada jaringan?
 Bagaimana sistem kerja pengamanan relay defferential pada busbar?

1.3Tujuan
 Dapat mengetahui sistem kerja pengamanan relay defferential pada
transformator
 Dapat mengetahui sistem kerja pengamanan relay defferential pada generator
 Dapat mengetahui sistem kerja pengamanan relay defferential pada motor
 Dapat mengetahui sistem kerja pengamanan relay defferential pada jaringan
 Dapat mengetahui sistem kerja pengamanan relay defferential pada busbar
1

BAB II

DASAR TEORI
2.1 Relay Differensial

Rele diferensial adalah rele proteksi utama pada trafo yang dibuat bekerja secepat
mungkin saat terjadi gangguan. Rele diferensial tidak dapat dijadikan sebagai rele
cadangan dikarenakan pemasangannya dibatasi oleh kedua trafo arus disisi incoming
dan outgoing. Proteksi rele diferensial bekerja dengan metode keseimbangan arus.
Prinsip kerja rele diferensial berdasarkan hukum kirchoff yaitu membandingkan arus
yang masuk dengan arus yang keluar pada trafo.

Relay Differential digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan baik itu


gangguan fasa ke fasa ataupun fasa ke tanah dan akan memberikan perintah trip
kepada circuit braker jika terdapat gangguan pada alat transmisi, terutama
Transformator dan Generator. Cara kerja Relay Differential adalah dengan cara
membandingkan arus pada sisi primer dan sisi sekunder. Dalam kondisi normal,
jumlah arus yang mengalir melalui peralatan listrik yang di proteksi bersirkulasi
melalui loop pada kedua sisi di daerah kerja Relay Differensial tersebut (Id = Ip-Is =
0). Jika terjadi gangguan didalam daerah kerja Relay Differensial, maka arus dari
kedua sisi akan saling menjumlah dan relay akan memberi perintah kepada circuit
breaker untuk memutuskan arus. Dengan adanya alat ini, diharapkan kita dapat
mewujudkan sistem tenaga listrik yang lebih terjamin dalam hal keamanan dan
kehandalan sehingga tidak membahayakan manusia dan lingkungannya, serta
memperkecil resiko kerusakan pada alat-alat transmisi listrik yang dianggap vital.
Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan
kesimbangan (balance), yang membandingkan arus-arus sekunder transformator arus
(CT) terpasang pada terminal-terminal peralatan atau instalasi listrik yang diamankan.
Penggunaan relay differensial sebagai relay pengaman, antara lain pada generator,
transformator daya, bus bar, dan saluran transmisi. Relay differensial digunakan
sebagai pengaman utama (main protection) pada transformator daya yang berguna
untuk mengamankan belitan transformator bila terjadi suatu gangguan. Relay ini
sangat selektif dan sistem kerjanya sangat cepat.
2
Prinsip Kerja Relai Differensial
Sebagaimana disebutkan diatas, Relay differensial adalah suatu alat proteksi yang
sangat cepat bekerjanya dan sangat selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu
perbandingan arus yang mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara
yaitu trafo arus (CT). Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik
yang diamankan (generator, transformator dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder
transformator arus, yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay pengaman
dipasang antara terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak akan ada arus yang
mengalir melaluinya. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 1 Pengawatan Dasar Relay Differensial


Jika terjadi gangguan diluar peralatan listrik peralatan listrik yang diamankan
(external fault), maka arus yang mengalir akan bertambah besar, akan tetapi
sirkulasinya akan tetap sama dengan pada kondisi normal, sehingga relay pengaman
tidak akan bekerja untuk gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi didalam
(internal fault), maka arah sirkulasi arus disalah satu sisi akan terbalik, menyebabkan
keseimbangan pada kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID akan mengalir
melalui relay pengaman dari terminal 1 menuju ke terminal 2. Selama arus-arus
sekunder transformator arus sama besar, maka tidak akan ada arus yang mengalir
melalui kumparan kerja (operating coil) relay pengaman.
3
tetapi setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah) yang mengakibatkan sistem
keseimbangan terganggu, akan menyebabkan arus mengalir melalui Operating
Coil relay pengaman, maka relaipengaman akan bekerja dan memberikan perintah
putus (tripping) kepada circuit breaker (CB) sehingga peralatan atau instalasi listrik
yang terganggu dapat diisolir dari sistem tenaga listrik. Seperti gambar dibawah ini :

Gambar 2 Sistem Pengaman Relay Differensial


4
2.2 Relay Defferential pada Sistem Pengamanan
Berikut beberapa fungsi relay defferential pada beberapa peralatan listrik:

A. Relay Differential pada Transformator


Transformator tenaga adalah alat untuk mengkonversi nilai tegangan
dan arus listrik yang berbeda secara magnetik. Seperti halnya peralatan
listrik yang lain pada Transformator diperlukan peralatan pengaman yang
dapat membebaskan gangguan pada Transformator dari gangguan
internal maupun eksternal.
1. Gangguan Internal
Penyebab gangguan internal biasanya akibat : Kebocoran minyak,
Gangguan pada tap changer, Ketidaktahanan terhadap arus gangguan,
Gangguan pada bushing, Gangguan pada sistem pendingin.

2. Gangguan Eksternal
Gangguan eksternal Transformator ada beberapa macam, yaitu :
a. Hubung Singkat Luar (External Short Circuit)
b. Beban Lebih (Overload)

Rele diferensial merupakan suatu rele yang prinsip kerjanya


berdasarkan kesimbangan (balance), yang membandingkan arus-arus
sekunder transformator arus terpasang pada terminal- terminal peralatan
atau instalasi listrik yang diamankan. Rele diferensial digunakan sebagai
pengaman utama (main protection) pada busbarbila terjadi suatu
gangguan. Rele ini sangat selektif dan sistem kerjanya sangat cepat
(Jiwantoro, 2012). Rele diferensial mempunyai prinsip dalam kondisi
normal, arus yang mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan
(Generator, Transformator).

Apabila terjadinya gangguan diluar daerah pengamannya maka rele


diferensial tidak bekerja seperti gambar 2. dibawah ini, pada saat sisi
primer kedua CT dialiri arus dan arus , dengan adanya rasuo CT1 dan
CT2 yang menuju rele besarnya sama ( = ) maka rele tidak bekerja,
karena sirkulasi arus gangguan diluar daerah kerja rele diferensial dan
tidak mempeengaruhi arus yang mengalir ke CT yang terpasang pada alat
proteksi.
5

Rele Diferensial Kondisi Gangguan diluar Gambar

Jika rele diferensial dipasang sebagai proteksi suatu peralatan dan


terjadi gangguan didaerah pengamanannya maka rele diferensial harus
bekerja, seperti terlihat pada gambar 2. pada saat CT1 mengalir arus I
maka pada CT2 tidak ada arus yangmengalir (I = 0), disebabkan karena
arus gangguan mengalir pada titik gangguan sehingga pada CT2 tidak ada
arus yang mengalir, maka disisi sekunder CT2 tidak ada arus yang
mengalir (I = 0) yang mengakibatkan I ≠I (1 ≠ 0) sehingga rele diferensial
bekerja.

Gambar 2 Rele Diferensial Kondisi


Gangguan didalam
6
B. Relay Differential pada Generator

Generator ialah mesin pembangkit tenaga listrik, pembangkitan


diperoleh dengan menerima tenaga mekanis dan diubah menjadi tenaga
listrik, tenaga mekanis untuk generator kecil misalnya untuk pemakaian di
bengkel kecil atau sekolah, umumnya digunakan mesin diesel, diesel dan
generator ini biasanya dipasang menjadi satu unit. Unit ini biasa disebut
dengan generator set. Generator set pada umumnya menghasilkan listrik arus
tukar satu atau tiga fasa.
Adapun jenis gangguan dan masalah-masalah yang terdapat pada
generator-generator antara lain sebagai berikut :
1. Gangguan Internal
a. Gangguan fasa atau gangguan tanah pada kumparan stator dan
komponen jaringan lain terkait.
b. Gangguan tanah pada kumparan rotor generator dan hilangnya sumber
penguatan.
2. Sistem gangguan dan kendala operasi
a. Kehilangan sumber penggerak primer (prime-mover), dimana generator
bisa berubah menjadi motor. Frekuensi merupakan parameter yang
menyebabkan terjadinya keadaan tersebut karena pada saat torsi yang
dihasilkan oleh penggerak awal lebih kecil dari torsi yang dibutuhkan
untuk menjaga agar kecepatan rotornya berada pada kecepatan
proporsional menyebabkan rendahnya input daya dari penggerak awal
sehingga generator yang fungsinya mensuplai daya aktif akan berubah
fungsi menjadi motor yaitu menyerap daya aktif. Keadaan inilah yang
disebut dengan motoring.

b. Penguatan berlebihan atau over eksitasi ditanggulangi dengan relai


proteksi tegangan (Volt) atau Hertz.
c. Kesalahan operasi seperti pemasukan generator ke jaringan secara tidak
sinkron.

7
d. Arus unbalance seperti mengalirnya arus urutan negatif, karena salah
satu kutup PMT mengalami flash-over. Prinsip kerja relai yang
digunakan untuk memantau kerusakan PMT generator sama seperti
pada transmisi.
e. Generator berbeban lebih sehingga mengalami panas berlebihan.
f. Gangguan yang tidak tertanggulangi ditangani dengan relai impedansi
dan relai arus lebih yang kerjanya dikendalikan oleh tegangan (voltage
controlled time over current).
g. Relai tegangan lebih.
h. Kehilangan sinkronisasi atau out of step.
i. Ayunan (osilasi) sub-sinkronisasi. Gangguan ini pada umumnya bisa
timbul akibat pengaruh luar seperti pengaruh impedansi reaktor yang
dihubung seri dengan transmisi yang dapat memengaruhi frekuensi
dasar sistem pembangkit. Bila terjadi secara signifikan maka torsi
mekanis yang timbul karena ayunan sub-sinkronisasi ini dapat merusak
poros generator.
j. Kehilangan output trafo tegangan atau regulator yang dapat
menyebabkan gangguan terhadap sistem kontrol dan yang bisa
diinterpretasikan salah oleh relai proteksi.
Gangguan pada sistem tenaga listrik tidak dapat dihindari secara sempurna,
akan tetapi yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengurangi gangguan
tersebut yaitu dengan jalan membatasi daerah gangguan sekecil mungkin,
oleh karena itu diperlukan suatu sistem proteksi.

Relay ini berfungsi untuk mendeteksi gangguan dalam kumparan


stator generator dan harus bekerja lebih cepat daripada relay arus lebih agar
terdapat selektifitas. Prinsip kerja relay ini adalah membandingkan arus yang
masuk dan keluar dari kumparan stator generator. Apabila terdapat selisih,
berarti terdapat gangguan dalam kumparan stator generator. CT pertama
dipasang pada bagian dekat pentanahan stator, sedangkan CT keduadipasang
pada bagian output stator. Selisih arus yang terdeteksi di antara kedua zona
inilah yang mengoperasikan relay diferensial. Adapun single line diagram
relay diferensial adalah sebagai berikut :

8
Gambar Single Line Diagram Relay Differensial

Dalam keadaan normal : Ir = I’2 - I’’2 =0 relay tidak


kerja Gangguan di K : Ir = I’2 relay kerja
Gangguan di bus B : Ir = I’2 - I”2 =0 relay tidak kerja

Relay ini berfungsi untuk mendeteksi gangguan dalam kumparan stator


generator dan harus bekerja lebih cepat daripada relay arus lebih agar
terdapat selektifitas. Prinsip kerja relay ini adalah membandingkan arus yang
masuk dan keluar dari kumparan stator generator. Apabila terdapat selisih,
berarti terdapat gangguan dalam kumparan stator generator. CT pertama
dipasang pada bagian dekat pentanahan stator, sedangkan CT kedua
dipasang pada bagian output stator. Selisih arus yang terdeteksi di antara
kedua zona inilah yang mengoperasikan relay diferensial. Adapun single
line diagram relay diferensial adalah sebagai berikut :

9
Gambar 2.10 Single Line Diagram Relay Differensial (Prast, 2011)

Dalam keadaan normal : Ir = I’2 - I’’2 =0 relay tidak kerja


Gangguan di K : Ir = I’2 relay kerja
Gangguan di bus B : Ir = I’2 - I”2 =0 relay tidak kerj

Fungsi dari relay differensial adalah melindungi lilitan stator generator terhadap
gangguan antar fasa kumparan stator. Walaupun relay differensial bekerja dan men-
trip PMT utama generator serta PMT sirkuit penguat, sesungguhnya terjadi kerusakan
pada kumparan stator generator. Namun dengan bekerjanya relay differensial
diharapkan dapat mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada kumparan
stator generator. Kumparan restraint pada relay differensial dimaksudkan untuk
menyetel kepekaan relay, karena pasti ada selisih antara arus yang diukur oleh trafo
arus di sisi masuk dan di sisi keluar kumparan stator generator sebagai akibat kesalahan
trafo arus.

10
Gambar Proteksi Differensial Gangguan Antar Fasa Generator Beserta Trafo Block
11

C. Relay Diferensial Pada Motor

Secara umum, gangguan pada motor induksi terjadi pada bearing, belitan stator,bar
rotor, dan poros. Selain karena ketidakseragaman celah udara antara permukaan stator-dalam
dan permukaan rotor-luar, gangguan juga terjadi. Berbagai studi telah dilakukan sejauh ini
untuk mempelajari keandalan motor, kinerja mereka, dan gangguan terjadi.

Perlindungan motor listrik harus sederhana dan dapat diandalkan, karena penggunaan
perlindungan yang kompleks mahal untuk biaya modal dan tidak dibenarkan. Untuk motor
dengan kekuatan lebih dari 2 MVA, perlindungan yang lebih kompleks dapat digunakan,
karena mesin ini biasanya mahal, atau mereka digunakan di tempat-tempat penting untuk
kebutuhan pembangkit listrik dan mekanisme perusahaan industri.Untuk melindungi dari
hubung singkat fase-ke-fase, pemutus arus dan perlindungan diferensial. Pemutus
arus direkomendasikan untuk perlindungan motor listrik dengan daya hingga 5000 kW jika
memiliki sensitivitas yang diperlukan untuk kerusakan di terminal. Jika sensitivitas pemutus
arus tidak mencukupi, perlindungan diferensial harus digunakan. Penggunaan perlindungan
diferensial disarankan mulai dari daya (3500 - 4000) kW.

Pada motor dengan daya 4000 kW atau lebih, perlindungan diferensial longitudinal
dipasang tanpa pengereman atau dengan pengereman. Untuk melakukan perlindungan
dengan pengereman, pengereman dilakukan dari transformator arus yang dipasang
di sisi terminal nol belitan stator. Arus operasi perlindungan dipilih dari kondisi
kegagalan yang andal dalam start-up, self-starting, korsleting eksternal atau switching
motor sinkron tidak sinkron
Proteksi diferensial lebih disukai, namun proteksi jenis ini tidak dapat diperguna kan untuk
semua motor. Untuk motor-motor yang tidak memiliki kedua ujung belitan, maka rele ini
tidak dapat digunakan. Bila kedua belitan tersedia, keunggulan diferensialalam sensitivitas,
kecepatan, dan sekuritas dilalukan melalui suatu konduktor belitan melalui suatu CT toroidal
seperti diperlihatkan dalam Gambar a. Tipikal maksimum bagian terbuka atau jendela pada
CT ini dengan ukuran diameter sebesar 8 inchi.
12

Dengan ratio tetap 50:5 \dan rele arus lebih instantaneous sensitif dapat dihasilkan arus angkat
primer sebesar 5A. Harga ini adalah sebuah diferensial keseimbangan fluk dari beban dan
magnitude arus pengasutan dan dengan hanya satu CT per fasa, maka unjuk kerja kecocokan
CT tidak muncul. Proteksi tanah dan fasa internal diperoleh antara Motor sampai kelokasi CT.
Proteksi lain dibutuhkan untuk menghubungkan ke Pemutus Tenaga, Starter, dan seterusnya.
Kelemahannya adalah keterbatasan yang disebabkan ukuran jendela CT.

Gambar Proteksi Diferensial pada Motor dimana lead netral tersedia


a). dengan ring toroidal dan rele arus lebih seketika;
b). dengan CT konvensional dan rele Diferensial

Rele Diferensial konvensional dengan CT pada netral dan lead keluaran harus
digunakan bilamanan tipe Toroidal tidak dapat dipergunakan. Biasanya, dua set CT dengan
tipe dan ratio sama, sehingga rele Diferensial dengan dua belitan penahan (87) digunakan,
seperti diperlihatkan dalam Gambar 9-3b. Dengan ratio CT sama, maka arus sekunder yang
melalui belitan penahan rele (R) secara esensi sama untuk semua gangguan eksternal dan
beban, dan arus operasi (OP) sangat kecil atau mendekati Nol. Untuk gangguan Motor antara
kedua set CT, seluruh arus-arus gangguan mengalir melalui belitan operasi (OP) untuk
mendapatkan sensitivitas tinggi untuk gangguan fasa maupun tanah, CT sisi jaringan harus
seperti pada gambar sehingga zona diferensial termasuk Pemutus dan lead terhubung
sebagaimana Motor.
13

D. Relay Differential pada Jaringan

Jaringan tenaga listrik yang terganggu harus dapat segera diketahui dan dipisahkan dari
bagian jaringan lainnya secepat mungkin dengan maksud agar kerugian yang lebih besar
dapat dihindarkan.Gangguan pada jaringan tenaga listrik dapat terjadi diantaranya pada
pembangkit, jaringan transmisi atau di jaringan distribusi. Penyebab gangguan tersebut
tersebut dapat diakibatkan oleh gangguan sistem dan non sistem.

1.Gangguan sistem

Gangguan sistem adalah gangguan yang terjadi di sistem tenaga listrik seperti pada generator,
trafo, SUTT, SKTT dan lain sebagainya. Gangguan sistem dapat dikelompokkan sebagai
gangguan permanen dan gangguan temporer.Gangguan temporer adalah gangguan yang
hilang dengan sendirinya bila PMT terbuka, misalnya sambaran petir yang menyebabkan
flash over pada isolator SUTT. Pada keadaan ini PMT dapat segera dimasukan kembali,
secara manual atau otomatis dengan AutoRecloser.Gangguan permanen adalah gangguan
yang tidak hilang dengan sendirinya, sedangkan untuk pemulihan diperlukan perbaikan,
misalnya kawat SUTT putus.

2.Gangguan non sistem

PMT terbuka tidak selalu disebabkan oleh terjadinya gangguan pada sistem, dapat saja PMT
terbuka oleh karena relay yang bekerja sendiri atau kabel kontrol yang terluka atau oleh sebab
interferensi dan lain sebagainya. Gangguan seperti ini disebut gangguan bukan pada sistem,
selanjutnya disebut gangguan non–sistem.

Jenis-jenis gangguan non-sistem antara lain :

1.kerusakan komponen relay.

2.kabel kontrol terhubung singkat.

3.interferensi / induksi pada kabel kontrol.


14
15
E. Relay Differensial pada Busbar
Sebagai proteksi utama busbar relay yang digunakan adalah relay differensial, yang berfungsi
mengamankan pada busbar tersebut terhadap gangguan yang terjadi di busbar itu sendiri.
Konfigurasi Busbar ada 3 macam :
1.Busbar tunggal ( Single Busbar ).
2.Busbar ganda ( Double Busbar ).
3.Busbar 1,5 PMT.
Gangguan pada busbar relatif jarang (kurang lebih 7 % ) dibandingkan dengan gangguan pada
penghantar (kurang lebih 60 %) dari keseluruhan gangguan tetapi dampaknya akan jauh lebih
besar dibandingkan pada gangguan penghantar, terutama jika pasokan yang terhubung ke
pembangkit tersebut cukup besar.Dampak yang dapat ditimbulkan oleh gangguan di bus jika
gangguan tidak segera diputuskan antara lain adalah kerusakan instalasi, timbulnya masalah
stabilitas transient, dimungkinkan OCR dan GFR di sistem bekerja sehingga pemutusan
menyebar.
Persyaratan yang diperlukan untuk proteksi busbar adalah :
1.Waktu pemutusan yang cepat (pada basic time)
2.Bekerja untuk gangguan di daerah proteksinya.
3.Tidak bekerja untuk gangguan di luar daerah proteksinya.
4.Selektfi, hanya mentripkan pmt-pmt yang terhubung ke seksi yang terganggu.
5.Imune terhadap malakerja, karena proteksi ini mentripkan banyak pmt.

Jenis/pola proteksi busbar banyak ragamnya, tetapi yang akan di bahas disini adalah proteksi
busbar diferensial dengan jenis low impedans dan high impedans.
1. Relay Diferensial High Impedance
Relay ini memiliki impedansi tinggi yang umumnya bersifat resistif pada rangkaiannya.
Resistansi tinggi ini berfungsi untuk menimbulkan tegangan ketika dilalui arus pada sisi
sekunder CT. Oleh sebab itu, relay diferensial ini di setting berdasarkan nilai tegangan yang
muncul pada relay tersebut. Hubungan nilai setting tegangan dan setting arus yang digunakan
di dasarkan pada hukum ohm dengan menggunakan resistor dengan nilai tertentu. Selainitu,
resistansi tersebut juga berfungsi untuk mengatasi dampak adanya saturasi pada salah satu CT
yang digunakan pada skema proteksi tersebut.
Setiap CT yang ada pada fasa yang sama seluruhnya dihubungkan secara parallel dan setiap
feeder yang terhubung pada busbar yang diproteksi harus terpasang CT dengan ratio yang
sama

16

Pada skema diferensial high impedance dibutuhkan adanya resistor dengan nilai resistasi
tinggi agar dapat terbangkit tegangan yang pada resistor.

Saat terjadi gangguan makaakan muncul arus yang mengalir pada relay. Arus tersebut
kemudian menghasilkan tegangan ketika melewati resitor. Apabila nilai tegangan tersebut
melebihi nilai setting yang ditentukan maka relay akan segera bekerja mengamankan. Resitor
non-liniear dipasang secara parallel dengan relay diferensial untuk membatasi nilai tegangan
yang muncul pada relay agar tegangan tersebut berada pada nilai yang aman bagi relay.
Ketika terjadi gangguan internal maka pada relay akan muncul tegangan dengan nilai yang
sangat tinggi. Resistor ini memiliki karakteristik yaitu nilai resistansinya akan semakin kecil
dengan semakin besarnya nilai tegangan.

2. Relay Diferensial Low Impedance


Relay busbar jenis low impedance menggunakan skema dimana masing-masing CT yang
tersambung ke busbar dihubungkan ke relay secara langsung. Hal ini memungkinkan
digunakannya CT dengan rasio yang berbeda. Namun kelemahan dari relay ini adalah harus
memiliki modul CT cadangan untuk keperluan pada busbar nantinya. Apabila modul
cadangan ini tidak tersedia, maka pada busbar juga membutuhkan penambahan relay busbar
baru.

Transformator arus CT berfungsi sebagai alat pengindera yang merasakan apakah keadaan
yang diproteksi dalam keadaan normal atau mendapat gangguan. Dan melakukan transformasi
dari besaran arus yang besar menjadi besaran arus yang akurat dan teliti untuk keperluan
pengukuran dan proteksi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. (2014, January 13). Dasar-Dasar Proteksi STL (Relai Differensial). Retrieved april 6,
2020, from http://www.sekedarposting.com/.

Ahmad Sutiyoso. (2013,juni 24). Penggunaan relay diferensial,Retrieved april 6,2020, from
docplayer.info

Fitriani,Nor Ria. (2017). Dasar Teori relay diferensial.Retrieved april 6,2020,from


repository.umy.ac.id

Stevano,Michawl. (2012, juni 04). Sistem proteksi pada motor. Retrieved april 6, 2020, from
http://www. michaelstevanosinurat.blogspot.com.

setiawan, A. (2015, september 9). Relay proteksi pada generator.Retrieved april 6,


2020,form eprints.polsri.ac.id

Khomaruddin, Riki. (2018, feb 8). Rele proteksi pada saluran Transmisi dan Gardu induk .
Retrieved april 6,2020, from http://rikikhomarudin.wordpress.com
18

Anda mungkin juga menyukai