Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

MATA KULIAH PERAWATAN DAN PERBAIKAN

“TURBIN CROSSFLOW”

Disusun Oleh :

Nama : 1. Satya Gina Pratiwi (3.22.17.1.22)


2. Topan Adhestira (3.22.17.1.23)
3. Vela Agesti (3.22.17.1.24)
Kelas : KE – 3B

PROGRAM STUDI D3 – TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketersediaan energi fosil belakangan ini semakin menurun, sehingga harganya
cenderung naik. Kenaikan harga energi fosil mempengaruhi harga energi listrik, karena
sebagian besar pembangkit listrik yang ada di Indonesia menggunakan energi fosil. Agar
energi listrik tidak semakin mahal, maka perlu dilakukan upaya lain untuk mengatasinya.
Salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah pemakaian energi air sebagai penggerak
turbin. Di dalam turbin energi kinetik air dirubah menjadi energi mekanik, di mana
air memutar roda turbin (Arismunandar. 1982). Energi puntir yang dihasilkan
selanjutnya diubah menjadi energi listrik melalui generator (Luknanto. 2008). Namun
demikian selama ini energi air yang digunakan adalah air dengan tinggi jatuh dan debit besar.
Sementara itu energi air dengan tinggi jatuh dan debit kecil belum banyak
dimanfaatkan, padahal di beberapa wilayah Indonesia punya potensi yang cukup besar
untuk dikembangkan pembangkit listrik tenaga air dengan tinggi jatuh dan debit kecil
(microhydro). Energi microhydro umumnya mengalir pada tinggi jatuh yang cukup kecil.
Padahal tinggi jatuh air (head) sangat berperan dalam meningkatkan efisiensi turbin
(Syukri. ∗ Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang 113 Jurnal
Neutrino Vol.4, No. 2 April 2012 2006). Kondisi ini membuat bentuk turbin yang
dipakai pada tenaga air dengan tinggi jatuh dan debit besar kurang sesuai apabila
diaplikasikan pada tinggi jatuh dan debit kecil. Oleh karena itu perlu dilakukan
penyesuaian bentuk turbin agar dapat mengahsilkan efisiensi yang besar. Kriteria
pemilihan jenis turbin diperhitungkan dengan mempertimbangkan parameter-parameter
khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin. Faktor-faktor tersebut diantaranya
adalah tinggi jatuh air (Head) dan debit yang akan dimanfaatkan untuk operasi turbin.
Selain itu juga diperlukan kajian khusus untuk turbin khususnya pada komponen
penggerak yaitu runner, yang terdiri dari sudu-sudu yang mengelilinginya. Sudu putar
(Rotary Blade) mengubah arah dan kecepatan aliran fluida sehingga menimbulkan gaya
yang memutar poros (Paryatmo. 2007). Sudu pada turbin diperlukan untuk menangkap
jatuhnya air, sehingga membuat runner berputar. Pada posisi ketinggian air jatuh yang
rendah, maka panjang sudu harus dikurangi. Hal ini dilakukan agar transfer energi
potensial air menuju turbin menjadi optimum. Selain panjang sudu perlu diperhitungkan
lagi adalah jumlah sudu, dimana dengan jumlah sudu yang banyak akan membuat
penangkapan air jatuh kurang optimum dan sebaliknya jika kurang, maka banyak air yang
tidak tertangkap. Oleh karena itu agar mendapatkan hasil output yang maksimal seperti
yang diinginkan, namun biaya yang dikeluarkan dapat ditekan, maka terlebih dahulu
dilakukan dengan simulasi. Bentuk turbin yang dipilih pada simulasi ini adalah turbin
cross-flow. Daya guna kincir air dari jenis yang paling unggul sekalipun hanya
mencapai 70% sedang efisiensi turbin Cross-Flow mencapai 82% ( Haimerl, L.A., 1960 ).
Sementara itu bentuk saluran air dipilih saluran terbuka dengan bentuk penampang persegi,
setengah lingkaran, dan trapesium. Simulasi diarahkan pada pemilihan jumlah sudu dan
pengaruhnya terhadap putaran, daya, dan efisiensi turbin. Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah mencari jumlah sudu yang sesuai agar memperoleh jumlah putaran, daya listrik,
dan efisiensi turbin yang optimum.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktik yang telah dilakukan ialah:
a. Memahami bagian-bagian dari Turbin Crossflow
b. Mengetahui Cara kerja Turbin Crossflow
c. Dapat menguraikan dan merangkai kembali unit Turbin Crossflow
d. Mengetahui metoda secara umum perawatan dan perbaikan yang diterapkan pada
Turbin Crossflow
BAB II
DASAR TEORI

Turbin crossflow merupakan turbin impuls dengan tipe aliran radial. Awal
pengembangan turbin crossflow (banki turbine) didasarkan pada teori Banki yang
mempatenkan konsepnya sekitar tahun 1920. Turbin crossflow sekarang ini sudah
jarang dipakai dan digantikan oleh turbin-turbin yang lebih modern seperti turbin
Pelton, Francis atau pun Kaplan. Tetapi bagaimanapun juga, turbin crossflow
mempunyai keunggulan - keunggulan tersendiri yang tidak dimiliki turbin jenis lain
(Anjar, 2003).

Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit air sebesar 20 liter/dt hingga 10.000
liter/dt dan head antara 1 m sampai 200 m. Turbin crossflow menggunakan nosel
persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin
dan mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanik.
Air mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah
dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari
beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel (Mafrudin, 2016).

Turbin crossflow adalah radial, turbin bertekanan kecil dengan injeksi tangensial
dari putaran kipas dengan poros horisontal. Aliran air mengalir melalui pintu masuk
pipa, dan diatur oleh baling-baling pemacu dan masuk ke putaran kipas turbin.
Setelah air melewati putaran kipas turbin, air berada pada putaran kipas yang
berlawanan, sehingga memberikan efisiensi tambahan. Energi mekanik fluida yang
akan diberikan ke turbin setelah dikurangi gesekan dan rugi-rugi lainnya yang
dikenal dengan Water House Power (WHP).

Konstruksi Turbin Jenis Cross-flow

Turbin air cross-flow yang selama ini dibuat termasuk jenis turbin air impuls. Pada
turbin ini aliran air masuk ke turbin melalui sebuah pipa pesat (penstock). Aliran
melewati sudu gerak turbin sebanyak dua kali dengan arah relatif tegak lurus poros
turbin. Dalam hal ini tidak ada aliran arah aksial, sehingga tidak terdapat gaya– gaya
yang bekerja dalam arah poros turbin.
Air masuk roda gerak turbin ke sudu gerak tingkat pertama dari arah luar roda menuju
kearah tegak lurus poros, kemudian aliran air melalui bagian tengah roda gerak yang
kosong dan airnya akan mengenai sudu gerak untuk kedua kalinya dan kemudian
keluar turbin. Diantara tingkat pertama dan tingkat kedua aliran membentuk jet pada
daerah terbuka dengan tekanan yang sama dengan tekanan atmosfer. Aliran yang
terjadi secara fisik harus memenuhi prinsip kekekalan massa.
Turbin impuls pelton beroperasi pada head relatif tinggi, sehingga pada head yang
rendah operasinya kurang efektif atau efisiensinya rendah. Karena alasan tersebut,
turbin pelton jarang dipakai secara luas untuk pembangkit listrik skala kecil. Sebagai
alternatif turbin jenis impuls yang dapat beroperasi pada head rendah adalah turbin
cross-flow atau turbin impuls aliran Ossberger.
Turbin cross-flow dapat dioperasikan pada debit 10 liter/detik hingga 10000 liter/detik
dan head antara 1 s/d 200 m . Komponen–komponen utama konstruksi turbin cross-
flow adalah sebagai berikut :
1. Rumah Turbin
2. Alat Pengarah (distributor)
3. Roda Jalan
4. Penutup
5. Katup Udara
6. Pipa Hisap
7. Bagian Peralihan
Aliran air dilewatkan melalui sudu sudu jalan yang berbentuk silinder, kemudian
aliran air dari dalam silinder ke luar melalui sudu-sudu. Jadi perubahan energi aliran
air menjadi energi mekanik putar terjadi dua kali yaitu pada waktu air masuk silinder
dan air keluar silinder. Energi yang diperoleh dari tahap kedua adalah 20 %nya dari
tahap pertama.

Gambar Konstruksi turbin cross-flow


Air yang masuk sudu diarahkan oleh alat pengarah yang sekaligus berfungsi sebagai
nozle seperti pada turbin pelton. Prinsip perubahan energi adalah sama dengan turbin
impuls pelton yaitu energi kinetik dari pengarah dikenakan pada sudu-sudu pada
tekanan yang sama. Turbin cross-flow menggunakan nozle persegi panjang yang
lebarnya sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu
sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis.

Gambar Aliran masuk turbin cross-flow

Air mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah
dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin.
BAB III
METODOLOGI

I. ALAT DAN BAHAN


1. Tubin Crossflow 8. Obeng
2. Tang Kombinasi 9. Majun
3. Kunci Ring 10. Palu
4. Kunci Pass 11. Balok Kayu
5. Kunci Inggris 12. Pelumas Oli
6. Kunci L 13. Lap pembersih
7. Tracker 3 rahang

II. LANGKAH KERJA

Lepaskan baut-baut pada turbin crossflow

Amati bagian-bagian turbin crossflow

Pelajari prinsip kerja dari turbin crossflow

Gambar/ foto bagian-bagian turbin crossflow

Tulis spesifikasi alat yang tertera di alat

Tulis komponen yang ada pada turbin


crossflow

Pasang kembali baut sehingga turbin dalam


keadaan terpasang kembali
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Komponen Turbin Crossflow


1. Runner (roda jalan)

Runner adalah bagian paling penting dari turbin, dilengkapi dengan lempengan
yang terbuat dari profil baja dengan metode yang sudah terbukti. Kedua ujungnya
dipasang dan di las pada bagian dalam ujung cakram dari runner tersebut. Runner
dapat mempunyai lempengan sampai 37 buah tergantung dari ukuran turbin.
Lempengan miring menciptakan sedikit kekuatan aksial, untuk itu pelumasan
tidak diperlukan karena telah diperkuat oleh bantalan aksial. Lempengan pada
runner yang lebar ditunjang oleh beberapa cakram. Sebelum instalasi akhir dari
turbin, runner benar-benar diukur secara seimbang dan diuji untuk deteksi
keretakan.

2. Bearing (bantalan)

Turbin crossflow dilengkapi dengan bantalan rol serta dengan beberapa


keunggulan seperti putaran dengan daya aus rendah dan pemeliharaan yang
sederhana. Desain dari rumah bantalan mencegah kebocoran air ke dalam
bantalan dan kontak dengan pelumas. Ini adalah kualitas terpenting dari desain
paten dari rumah bantalan turbin crossflow kami. Selain itu, bantalan ini juga
dipergunakan pada kipas yang berpusat pada turbin. Pada setiap penemuan solusi
teknis selalu dilengkapi elemen penyegelan yang bebas perawatan. Selain
penggantian pelumas setiap tahun, bantalan tidak memerlukan perawatan apapun.
Selain itu, solusi teknis yang digunakan memungkinkan penggantian sederhana
dari kipas tanpa mengeluarkan seluruh turbin keluar dari posisinya.

3. Rumah Turbin

Rumah turbin crossflow terbuat dari struktur baja, sehingga kuat dan tahan
terhadap benturan dan beku.

4. Draft Tube

Pada prinsipnya, turbin crossflow adalah turbin aliran bebas. Namun, dalam kasus
dengan Ketinggian (head) dengan ukuran sedang atau rendah, diperlukan Draft
Tube. Hal ini untuk memastikan bahwa ruang mesin bebas dari banjir dan
sekaligus ketinggian seluruh ukuran Ketinggian terjunan dapat diterapkan. Jika
aliran bebas turbin dengan skala luas digunakan, maka kolom air dalam Draft tube
harus dikontrol. Hal ini dipastikan dengan menyeimbangkan katup udara, yang
mempengaruhi tekanan bawah dalam rumah turbin. Dengan cara tersebut, turbin
dengan tinggi hisap dari 1 sampai 3m dapat digunakan secara optimal tanpa ada
bahaya kavitasi. Selain itu, apabila Ketinggian dengan ukuran yang rendah
digunakan, pembuatan draft tube sebagai pipa baja pengumpul akan mengurangi
biaya konstruksi yang jauh lebih rendah. Dengan demikian, biaya dapat ditekan
pada kebanyakan proyek yang bermasalah.
5. Poros turbin

Poros Turbin berfungsi sebagai penggerak runner yang sudah terhubung dengan
generator.

6. Inlet pipe

Berfungsi tempat masuknya air dari sumber air

b. Prinsip Kerja Turbin Crossflow


Turbin Crossflow adalah radial, turbin bertekanan kecil dengan injeksi tangensial dari
putaran kipas dengan poros horisontal. Turbin ini digolongkan sebagai turbin
berkecepatan rendah. Aliran air mengalir melalui pintu masuk pipa, dan diatur oleh
baling-baling pemacu dan masuk ke putaran kipas turbin. Setelah air melewati putaran
kipas turbin, air berada pada putaran kipas yang berlawanan, sehingga memberikan
efisiensi tambahan. Akhirnya, air mengalir dari casing baik secara bebas atau melalui
tabung dibawah turbin
Gambar 1: inlet Horisontal Gambar 2: inlet Vertikal

Pada prakteknya, aliran air pada putaran kipas memberikan efek pembersihan sendiri.
Setiap kotoran yang terdorong diantara putaran kipas akan masuk bersama air yang
juga ditarik keluar oleh gaya sentrifugal. Setelah setengah putaran dari kipas, air
mengambil kotoran yang keluar dan menyembur keluar kedalam kolam penenang.

Jika aliran air berubah – ubah, maka turbin Crossflow dirancang dengan dua sel.
Pembagian standar dari sel masuk adalah 1:2. Sel sempit memproses aliran air kecil
dan sel lebar memproses aliran deras. Kedua sel bersama-sama memproses aliran
penuh. Dengan pembagian ini, aliran air yang digunakan adalah 100 sampai 17% pada
efisiensi optimal. Dengan demikian turbin Crossflow dapat digunakan pada aliran
sungai yang sangat bervariasi, bahkan mencapai efisiensi 80%.
c. Kerusakan Dan Solusi
Kerusakan : terjadi kebisingan yang berlebih pada putaran turbin dan generator
Solusi : dilakukan pemeriksaan bantalan turbin dan generator, bisa saja terjadi
keausan yang berlebih pada bantalan sehingga perlu dilakukan penggantian. Setelah
dilakukan penggantian bantalan turbin dan generator kemudian dilakukan dan
dilakukan pengukuran ulang putaran turbin dengan generator tanpa beban, jika hasil
pengukuran ulang ternyata mengalami penurunan putaran turbin dibandingkan pada
saat komisioning, hal tersebut masih dianggap wajar mengingat kondisi sumber air
yang berkurang.
Kerusakan : generator tidak mampu menghasilkan tegangan
Solusi : dilakukan perbaikan/penormalan debit aliran air dan dilakukan pengukuran
ulang tegangan output generator tanpa beban sampai menghasilkan tegangan. Tetapi
sama saja saat keadaan sumber air juga tidak mendukung unruk perbaikan debit. Dari
hal tersebut dapat dilakukan juga dengan cara menambah debit aliran air.
d. Perawatan
Perawatan mesin merupakan hal yang harus selalu diperhatikan agar
terkendalinya performa mesin. Perawatan mesin biasa dikenal dengan
sebutan maintenance. Perawatan pada turbin dilakukan untuk menguji tingkat vibrasi
pada turbin. Pengawasan dan perawatan serta pengujian lainnya untuk menjaga
kesinambungan mesin agar terjaganya performa mesin dan komponen-komponen
pendukungnya. Pada umumnya pada turbin dilakukan perawatan secara periodik atau
berkala untuk pemeliharaan berdasarkan waktu pengoprasian turbin.
Setelah turbin yang bersangkutan menjalani jangka waktu operasi tertentu
harus dilakukan perbaikan bahkan sampai adanya pergantian pada komponen-
komponen turbin. Maintenance ini juga memiliki kelebihan untuk meningkatkan
kehandalan dan keamanan. Time based maintenance akan ditunjang oleh condition
base maintenance (berdasarkan pemeliharaan kondisi) atau condition
monitoring dengan cara memonitor kondisi turbin secara terus menerus dan
melakukan pengamatan pada turbin. Serta perbaikan apabila semua itu dibutuhkan.
Tiga jenis pemeliharaan periodik yang diberlakukan pada turbin, khususnya pada
turbin air antara lain:
a. Simple Inspection (SI) Periodik pengecekan Vibrasi Turbin (Turbine Vibration)
yang dilakukan setiap satu tahun operasi (±8000 jam operasi).
b. Mean Inspection (ME) Periodik pengecekan Vibrasi Turbin (Turbine Vibration)
dilakukan setiap dua tahun operasi (±16000 jam operasi).
c. Serious Inspection (SE) Periodik pengecekan Vibrasi Turbin (Turbine Vibration)
atau overhoul dilakukan setiap empat tahun operasi (±32000 jam operasi).
Beberapa kegiatan yang dilakukan saat keadaan maintenance sebagai berikut:
a. Pemantauan serta pemulihan blade turbine (korosi, retak, erosi dll).
b. Pemantauan serta pemulihan suhu tekanan pada turbin.
c. Pemantauan serta pemulihan pada nozzle (evaluasi data).
d. Pemantauan serta pemulihan minyak pelumas serta bantalan (bearing).
e. Pemantauan serta pemulihan rotor dan komponen-komponennya.
Kegiatan-kegiatan maintenance di atas merupakan kegiatan yang rutin
dilakukan untuk meminimalisir kerusakan pada turbin. Turbin bermacam-macam
fungsinya, ada turbin uap penghasil energi listrik, turbin air penghasil energi listrik,
turbin angin penghasil energi listrik, turbin gas dan banyak lagi penghasil energi
berdasarkan bermacam energi dengan menimbulkan proses gerak. Masing-masing
turbin memiliki kapasitas kendali yang sesuai dengan ukuran serta teknologi yang
digunakan. Pada dasarnya, kekuatan sebuah turbin didasarkan dari ukuran serta
teknologi yang digunakan. Tetapi dibalik itu semua, maintenance adalah hal yang
menjadi peranan bagi kekuatan dan ketahanan turbin. Oleh karena itu,
maintenance menjadi sesuatu yang harus diprioritaskan untuk kebaikan dan
kelancaran industri.
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktik yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Komponen Turbin Crossflow :
 Runner (roda jalan)
 Bearing (bantalan)
 Rumah Turbin
 Draft Tube
 Poros turbin
 Inlet pipe
2. Cara Kerja Turbin Crossflow
Turbin Crossflow adalah radial, turbin bertekanan kecil dengan injeksi tangensial dari
putaran kipas dengan poros horisontal. Turbin ini digolongkan sebagai turbin
berkecepatan rendah. Aliran air mengalir melalui pintu masuk pipa, dan diatur oleh
baling-baling pemacu dan masuk ke putaran kipas turbin. Setelah air melewati putaran
kipas turbin, air berada pada putaran kipas yang berlawanan, sehingga memberikan
efisiensi tambahan. Akhirnya, air mengalir dari casing baik secara bebas atau melalui
tabung dibawah turbin.
3. Kerusakan yang umum terjadi pada Turbin Crossflow sebagai berikut :
 Terjadi kebisingan yang berlebih pada putaran turbin dan generator, solusinya
yaitu dilakukan penggantian bantalan turbin dan generator.
 Generator tidak mampu menghasilkan tegangan, solusinya yaitu dilakukan
pengukuran ulang tegangan output generator tanpa beban sampai menghasilkan
tegangan.

4. Pemeliharaan yang dilakukan pada Turbin Crossflow :

a. Simple Inspection (SI) Periodik pengecekan Vibrasi Turbin (Turbine Vibration)


yang dilakukan setiap satu tahun operasi (±8000 jam operasi).
b. Mean Inspection (ME) Periodik pengecekan Vibrasi Turbin (Turbine Vibration)
dilakukan setiap dua tahun operasi (±16000 jam operasi).
c. Serious Inspection (SE) Periodik pengecekan Vibrasi Turbin (Turbine Vibration)
atau overhoul dilakukan setiap empat tahun operasi (±32000 jam operasi).

Anda mungkin juga menyukai