diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ketel dan Turbin dengan dosen
pengampu
Drs. Dedi Supriawan, S.T., M.MPd.
Tugas 3
Oleh
Agus Indro Priono
1407038
Page 1 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]2
TURBIN AIR
(Klasifikasi, Prinsip Kerja, Komponen Utama, Konstruksi Komponen Turbin)
Turbin Air
http://ffden-2.phys.uaf.edu/
A.
Klasifikasi
Dengan kemajuan ilmu Mekanika fluida dan Hidrolika serta
memperhatikan sumber energi air yang cukup banyak tersedia di pedesaan
akhirnya timbullah perencanaan-perencanaan turbin yang divariasikan
terhadap tinggi jatuh ( head ) dan debit air yang tersedia. Dari itu maka
masalah turbin air menjadi masalah yang menarik dan menjadi objek
Page 2 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]3
penelitian untuk mencari sistim, bentuk dan ukuran yang tepat dalam
usaha mendapatkan effisiensi turbin yang maksimum.
Pada uraian berikut akan dijelaskan pengklasifikasian turbin air berdasarkan
beberapa kriteria.
1.1. Berdasarkan Model Aliran Air Masuk Runner.
Berdasaran model aliran air masuk runner, maka turbin air dapat dibagi
menjadi tiga tipe yaitu :
1. Turbin Aliran Tangensial
Pada kelompok turbin ini posisi air masuk runner dengan arah tangensial atau
tegak lurus dengan poros runner mengakibatkan runner berputar, contohnya
Turbin Pelton dan Turbin Cross-Flow.
Page 3 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]4
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]5
Pada turbin reaksi, seluruh energi potensial dari air dirubah menjadi energi kinetis
pada saat air melewati lengkungan sudu-sudu pengarah, dengan demikian
putaran runner disebabkan oleh perubahan momentum oleh air. Yang termasuk
jenis turbin reaksi diantaranya : Turbin Francis, Turbin Kaplan dan Turbin
Propeller.
1.3. Berdasarkan Kecepatan Spesifik (ns)
Yang dimaksud dengan kecepatan spesifik dari suatu turbin ialah
kecepatan
putaran runner yang dapat dihasilkan daya effektif 1 BHP untuk setiap tinggi
jatuh 1 meter atau dengan rumus dapat ditulis ( Lal, Jagdish, 1975 ) :
ns = n . Ne 1/2 / Hefs5/4
diketahui : ns = kecepatan spesifik turbin
n = Kecepatan putaran turbin . rpm
Hefs = tinggi jatuh effektif m
Ne = daya turbin effektif HP
Setiap turbin air memiliki nilai kecepatan spesifik masing-masing, tabel 1.
menjelaskan batasan kecepatan spesifik untuk beberapa turbin kovensional
( Lal, Jagdish, 1975 )
Jenis Turbin
Pelton dan kincir
Kecepatan Spesifik
10 - 35
2.
3.
4.
air
Francis
Cross-Flow
Kaplan dan
60 - 300
70 - 80
300 - 1000
Page 5 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]6
propeller
1.4. Berdasarkan Head dan Debit.
Dalam hal ini pengoperasian turbin air disesuaikan dengan potensi
head dan debit yang ada yaitu :
1. Head yang rendah yaitu dibawah 40 meter tetapi debit air yang besar, maka
Turbin Kaplan atau propeller cocok digunakan untuk kondisi seperti ini.
2. Head yang sedang antara 30 sampai 200 meter dan debit relatif cukup, maka
untuk kondisi seperti ini gunakanlah Turbin Francis atau Cross-Flow.
3. Head yang tinggi yakni di atas 200 meter dan debit sedang, maka gunakanlah
turbin impuls jenis Pelton.
Gambar 7. menjelaskan bentuk kontruksi empat macam runner turbin
konvensional.
Page 6 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]7
Page 7 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]8
juga
runner
Turbin
Francis,
Kaplan
dan
Propeller
kesederhanaannya
itulah
maka
Turbin
Cross-Flow
dapat
pedesaan
memiliki
prospek
cerah
karena
pengaruh
Page 8 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]9
Today, numerous turbines throughout the world are operating on the Crossflow principle, and most of these (more than 5.000 so far) have been built
by Ossberger
Selanjutnya Prof. Haimerl (1960) menyatakan pula bahwa setiap unit dari
turbin ini dapat dibuat sampai kekuatan kurang lebih 750 KW, dapat
dipasang pada ketinggian jatuh antara 01 sampai 200 meter dengan debit
air sampai 3.000 liter/detik. Cocok digunakan untuk PLTMH, penggerak
instalasi pompa, mesin pertanian, workshop, bengkel dan lain sebagainya.
Turbin Cross-Flow secara umum dapat dibagi dalam dua tipe ( Meier,
Ueli, 1981 ) yaitu :
1. Tipe T1, yaitu Turbin Cross-Flow kecepatan rendah .
2. Tipe T3, yaitu Turbin Cross-Flow kecepatan tinggi.
Kedua tipe turbin tersebut lebih dijelaskan oleh gambar 6.
Page 9 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]10
1. Elbow
2. Poros katup
3. Katup
4. Nozel
5. Runner
6. Rangka pondasi
7. Rumah turbin
8. Tuup turbin
9. Poros runner
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]11
Page 11 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]12
pertimbangan
dapat
dibuat di
Page 12 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]13
11. Pegas, berfungsi memberikan gaya reaksi terhadap bantalan jalan sehingga
timbul keseimbangan aksi reaksi yang menjadikan sistim beroperasi secara
otomatis mekanis.
12. Bantalan diam, berfungsi untuk menumpu ujung poros governor pada posisi
yang tetap sehingga governor dapat bekerja stabil.
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]14
Gambar 10. Tiga Model Posisi Katup (Sumber : Haimerl, L.A., 1960)
Page 14 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]15
Page 15 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]16
Gambar 12. Proses Merakit Runner (Sumber : Bachtiar, Asep Neris. 1988)
3.2. Katup
Page 16 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]17
3.3. Nozel
Page 17 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]18
Page 18 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]19
Gambar 17. Elemen Rakitan Nozel (Sumber : Bachtiar, Asep Neris. 1988)
Page 19 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]20
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]21
SEGITIGA KECEPATAN
Page 21 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]22
Page 22 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]23
Gambar 20. Analisa Segi Tiga Kecepatan pada Sudut Masuk = 150
(Sumber : Bachtiar, Asep Neris. 1988)
Busur A-B inilah yang dijadikan mal untuk menentukan kelengkungan dan
posisi sudu-sudu yang dipasang diantara dua buah piringan. Hal ini tidak
begitu sulit dipraktekan di lapangan yang lebih diutamakan ialah ketelitian
dan keuletan dalam bekerja. Titik B seperti pada gambar di atas merupakan
titik ujung dari busur sudu A-B. Pada saat runner berputar ke kiri, titik B
akan mengalami perpindahan relatif sejauh B-B dan waktu yang
Page 23 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]24
Page 24 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]25
Page 25 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]26
Page 26 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]27
Page 27 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]28
TURBIN UAP
(Klasifikasi, Prinsip Kerja, Komponen Utama, Konstruksi Komponen Turbin)
Turbin Uap
Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk
pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang
digunakan dalam instalasi pembangkit daya jauh lebih rumit dari pada siklus
renkine ideal asli yang sederhana. siklus ini merupakan siklus yang paling
banyak digunakan untuk pembangkit daya listrik sekarang ini. Oleh karena
siklus Rankine merupakan sikus uap cair maka paling baik siklus itu
Page 28 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]29
digambarkan dengan diagram P-v dan T-s dengan garis yang menunjukkan
uap jenuh dan cair jenuh. Fluida kerjanya adalah air (H2O).
Turbin Uap adalah salah satu komponen dasar dalam pembangkit listrik
tenaga uap. Dimana komponen utama dari sistem tersebut yaitu : Ketel,
kondensor, pompa air ketel, dan turbin itu sendiri. Uap yang berfungsi sebagai
fluida kerja dihasilkan oleh katel uap, yaitu suatu alat yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap.
Q
i
n
BOI
L
E
R
Wp
WT
kond
er
se
r
o
u
t
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]30
T-s berikut:
3
T
Cp
2
4
1
s
Gambar.2. Diagram Temperatur (T) Entropi
(S)
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]31
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]32
Turbin Impulse
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana berrotor
satu atau banyak (gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu pada rotor itu.
Sudu biasanya simetris dan mempunyai sudut masuk dan sudut keluar.
1.
Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan Rata.
Turbin Reaksi
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari
baris sudu tetap dan dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi
dapat dibedakan dengan mudah dari sudu impuls karena tidak simetris,
karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan sudu tetap
walaupun arahnya lengkungnya berlawanan.
Ciri-ciri turbin ini adalah :
2.3.2
Page 32 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]33
Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk
daya kecil, misalnya penggerak kompresor, blower, dll.
Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).
Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya
besar. Pada turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga
turbin tersebut terjadi distribusi kecepatan / tekanan.
2.3.3 Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap
Turbin Kondensasi.
Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam
kompresor.
Turbin Tekanan Lawan.
Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm
sehingga
Page 33 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]34
P = h . ms . i . m
dalam
KW
Dimana :
h : selisih entalpi dari ekspansi esentropik antara uap baru masuk kedalam
turbin dengan uap bekas yang keluar dari turbin , dalam KJ/Kg.
Ms : kapasitas uap (massa uap yang masuk kedalam turbin persatuan
waktu).
i : Rendemen dalam turbin.
m : Rendamen mekanis dari turbin.
Page 34 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]35
digerakkan oleh sebuah balok yang diatur naik atau turun oleh sebuah silinder
melalui serangkai tuas. Silinder ini menerima sinyal dari Governor.
Katup pengatur uap tekanan tinggi ( HP Control Valve ) mengatur jumlah
uap yang masuk ke nosel ( pipa semprot ), yang selanjutnya menggerakkan
turbin impuls satu tingkat. Energi uap yang masih tersisa kemudian
menggerakkan turbin reaksi yang terdiri atas 14 tingkat. Desain turbin ini
memungkinkan penggunaan uap tekanan rendah (LP steam) yang
diijeksikan/induction untuk membantu menggerakkan turbin reaksi tingkat ke
13 dan tingkat ke 14.
Pola operasi dengan uap tekanan rendah yang bertekanan konstan diatur
oleh LP control valve ( katup pengatur uap tekanan rendah ). Governor
mengatur aliran uap tekanan rendah dan daya keluaran turbin yang tidak saling
bergantung satu sama lainnya. Uap yang telah diekspansikan keluar melalui
pipa buangan berdiameter 70 inchi. Pipa buangan dari tiap turbin 905 - TG
1/2/3/4 bergabung pada satu pipa berdiameter 110 inchi yang selanjutnya
mengalirkan uap dan kondensat ke surface condensor (pendingin dengan
media udara). Sebelum air tersebut dikembalikan ke Boiler (ketel), air
kondensat digabungkan dengan air yang ada pada bak penampung dan
dipompakan ke Turbin 1 Tingkat yang berjumlah dua buah untuk menjaga
kekurangan kuantitas air ke Boiler. Air dikembalikan kembali ke boiler untuk
diubah menjadi uap kembali, jadi sistem yang digunakan adalah sistem
tertutup.
Rumah turbin terbagi dua dalam arah horizontal yang dipasangkan pada
dudukan Bantalan (Bearing Pendestal ).
Pipa keluaran uap dan kondensat dihubungkan dengan turbin memakai
sambungan Flens dan arah aliran kebawah. Poros turbin terbuat dari baja
tempa yang kemudian dikerjakan dengan proses permesinan. Sudu turbin
terdiri dari sudu impuls dan sudu reaksi. Bantalan Luncur ( Jounal Bearing )
penyangga poros terdiri dari dua bahagian. Dudukan bagian depan juga
merupakan Rumah Bantalan Aksial (Trust Bearing) yang meredam gaya
Page 35 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]36
aksial. Kelonggaran yang tepat antara sudu tetap dengan sudu gerak akan
menghasilkan pemanfaatan energi yang optimum.
Balancing Piston dipasang pada turbin untuk mengimbangi gaya aksial
yang ditimbulkan oleh sudu reaksi. Besarnya gaya aksial bergantung kepada
beban yang terjadi yang kelebihannya ditahan oleh bantalan aksial. Pada saat
bersamaan Balancing piston menyekat uap tekanan tinggi didaerah sudu
impuls. Diafragma memisahkan uap bertekanan tinggi dengan uap bertekanan
rendah. Turbin dikontrol oleh governor hidrolik.
Pompa pelumas utama dan Impeler dari governor diputar oleh turbin
melalui roda gigi. Governor adalah sebagai pengatur yang berfungsi untuk
mengurangi aliran uap ke turbin bila kecepatan putar melebihi yang
diinginkan (Over Speed).
2.4.2
Dari data yang didapatkan dari Blue Book dan menurut lampiran dari gambar
Turbin Part SR 434450 maka bagian bagian Turbin dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. CASSING
Adalah sebagai penutup bagian-bagian utama turbin.
2.
ROTOR
Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu turbin atau
deretan sudu yaitu Stasionary Blade dan Moving Blade. Untuk turbin
bertekanan tinggi atau ukuran besar, khususnya unuk turbin jenis reaksi
maka motor ini perlu di Balanceuntuk mengimbagi gaya reaksi yang timbul
secara aksial terhadap poros.
3.
BEARING PENDESTAL
Adalah merupakan kekdudukan dari poros rotor.
4.
JOURNAL BEARING
Page 36 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]37
Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan Gaya Radial atau Gaya
Tegak Lurus Rotor.
5. THRUST BEARING
adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan atau untuk menerima
gaya aksial atau gaya sejajar terhadap poros yang merupakan gerakan maju
mundurnya poros rotor.
6. MAIN OLI PUMP
Berfungsi untuk memompakan oli dari tangki untukdisalurkan pada bagian
bagian yang berputar pada turbin . Dimana fungsi dari Lube Oil adalah :
Sebagai Pelumas pada bagian bagian yang berputar.
Sebagai Pendingin ( Oil Cooler ) yang telah panas dan masuk ke
bagian turbin dan akan menekan / terdorong keluar secara sirkuler
Sebagai Pelapis ( Oil Film ) pada bagian turbin yang bergerak secara
rotasi.
Sebagai Pembersih ( Oil Cleaner ) dimana oli yang telah kotor
sebagai akibat dari benda-benda yang berputar dari turbin akan
terdorong ke luar secara sirkuler oleh oli yang masuk .
7.
GLAND PACKING
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]38
Gear Cassing adalah merupakan penutup gear box dari bagianbagian dalam reducing gear.
Pinion ( high speed gear ) adalah roda gigi dengan type Helical yang
putarannya merupakan putaran dari shaft rotor turbin uap.
Gear Wheal ( low speed gear ) merupakan roda gigi type Helical
yang putarannya akan mengurangi jumlah putaran dari Shaft rotor
turbin yaitu dari 5500 rpm menjadi 1500 rpm.
Page 38 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]39
TURBIN ANGIN
(Klasifikasi, Prinsip Kerja, Komponen Utama, Konstruksi Komponen Turbin)
Page 39 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]40
Turbin angin
Turbin Angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan
tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi
kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan
irigasi, dll. Turbin angin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda,
dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.
Perhitungan daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah turbin angin dengan
diameter kipas r adalah :
dimana adalah kerapatan angin pada waktu tertentu dan v adalah kecepatan
angin pada waktu tertentu.
Umumnya daya efektif yang dapat dipanen oleh sebuah turbin angin hanya
sebesar 20%-30%. Jadi rumus diatas dapat dikalikan dengan 0,2 atau 0,3
untuk mendapatkan hasil yang cukup eksak. Prinsip dasar kerja dari turbin
angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar
pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang
akhirnya akan menghasilkan listrik.
Sebenarnya prosesnya tidak semudah itu, karena terdapat berbagai macam
sub-sistem yang dapat meningkatkan safety dan efisiensi dari turbin angin,
yaitu :
1. Gearbox
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi
putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.
2. Brake System
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja
pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang
karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya.
Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja
pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar diguaan
akan menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator,
sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini dapat merusak generator. Rem
Page 40 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]41
energi
angin
menjadi
energi
mekanik
putarannya.
dapat
dipelajari
dengan
menggunakan
teori
medan
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]42
7. Yaw system
Sistem yang mengatur posisi baling-baling agar tetap menghadap angin
secara frontal, sehingga baling-baling dapat menangkap energi angina
seefisien mungkin.
8. Tower penyangga
Menumpu seluruh berat komponen inti dan penunjang cukup jauh di atas
permukaan tanah.
Page 42 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]43
Page 43 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]44
1. Aerodinamika : untuk memahami perilaku udara bergerak, dan disain balingbaling yang efisien, serta sistem yaw yang diperlukan.
2. Bahan engineering : untuk membuat bahan sirip baling-baling yang kuat dan
ringan.
3.
9. Teknik sipil : untuk membangun tower yang tangguh dan mampu menyangga
sistem secara fisik.
10. Elektrokimia : untuk teknologi penyimpanan energi listrik dalam baterei.
Turbin Angin Sumbu Horizontal
Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros rotor utama dan
generator listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil diarahkan oleh
sebuah baling-baling angin (baling-baling cuaca) yang sederhana,
sedangkan turbin berukuran besar pada umumnya menggunakan sebuah
sensor angin yang digandengkan ke sebuah servo motor. Sebagian besar
memiliki sebuah gearbox yang mengubah perputaran kincir yang pelan
menjadi lebih cepat berputar.
Page 44 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]45
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]46
Page 46 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]47
Page 47 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]48
Dasar Teori
Panas bumi adalah anugerah alam yang merupakan sisa-sisa panas
dari hasil reaksi nuklir yang pernah terjadi pada awal mula terbentuknya
bumi dan alam semesta ini. Reaksi nuklir yang masih terjadi secara
alamiah di alam semesta pada saat ini adalah reaksi fusi nuklir yang terjadi
di matahari dan juga di bintang-bintang yang tersebar di jagat raya. Reaksi
fusi nuklir alami tersebut menghasilkan panas berorde jutaan derajat
Celcius. Permukaan bumi pada mulanya juga memiliki panas yang sangat
dahsyat, namun dengan berjalannya waktu (dalam orde milyard tahun)
suhu permukaan bumi mulai menurun dan akhirnya tinggal perut bumi saja
yang masih panas berupa magma dan inilah yang menjadi sumber energi
panas bumi.
Energi panas bumi digunakan manusia sejak sekitar 2000 tahun SM
berupa sumber air panas untuk pengobatan yang sampai saat ini juga
masih banyak dilakukan orang, terutama sumber air panas yang banyak
mengandung garam dan belerang. Sedangkan energi panas bumi
digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik baru dimulai di Italia pada
tahun 1904. Sejak itu energi panas bumi mulai dipikirkan secara komersial
untuk pembangkit tenaga Isitrik
Energi panas bumi adalah termasuk energi primer yaitu energi yang
diberikan oleh alam seperti minyak bumi, gas bumi, batubara dan tenaga
air. Energi primer ini di Indonesia tersedia dalam jumlah sedikit (terbatas)
dibandingkan dengan cadangan energi primer dunia. Sebagai gambaran
sedikitnya atau terbatasnya energi tersebut adalah berdasarkan data pada
Tabel I. ]
Tabel 1 Cadangan energi primer dunia.
cadangan Minyak Bumi
Cadangan Gas Bumi
Indonesia 1,1
%
Indonesia 1-2
Page 48 of 90
Timur Tengah 70 %
Rusia 25 %
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]49
%
Cadangan Batubara
Indonesia 3,1
%
Amaerika Utara 25
%
Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan
menjadi:
Page 49 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]50
Energi panas bumi "uap panas" bersifat korosif, sehingga biaya awal
pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis
lainnya. Skema pembangkitan tenaga listrik panas bumi "air panas" sistem biner
dapat dilihat pada Gambar 2.
Page 50 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]51
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]52
bidang
industri
petrokimia
ini
Indonesia
sudah
cukup
Page 52 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]53
Grafik 1.
Berdasarkan data yang telah diolah pada Grafik 1 tersebut di atas, tampak
bahwa kebutuhan energi meningkat dari 284,3 juta SBM pada akhir Pelita V
menjadi 504,5 SBM pada akhir Pelita VI. Dalam pengamatan tampak juga bahwa
konsumsi energi sektor industri meningkat lebih cepat dibandingkan sektor-sektor
lainnya. Hal ini terlihat dari pangsa konsumsi energi sektor industri meningkat
dari 38,0 % pada akhir Pelita V menjadi 48,6 % pada akhir Pelita Vl.
Grafik 2.
Page 53 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]54
Bila dikaji dari data yang telah diolah melalui Grafik 2 tersebut di atas,
tampak bahwa usaha diversifikasi energi primer telah berhasil menurunkan pangsa
pemakaian minyak bumi dalam usaha memenuhi kebutuhan energi dari 63,7 %
pada akhir Pelita V menjadi 52,3 % pada akhir Pelita Vl. Sedangkan pangsa
pemakaian batubara mengalami kenaikan dari 8,2 % pada akhir Pelita V menjadi
17,5 % pada tahun 1998/99 ini.
Selain dari pada itu, bila dikaji lebih cermat ternyata pemakaian energi
panas bumi yang selama ini sering terabaikan, temyata sudah mulai diperhatikan
sebagai usaha mencukupi kebutuhan energi di Indonesia. Hal ini tampak dari
kenyataan bahwa pada tahun 1994/95 (akhir Pelita V) pangsa energi panas bumi
hampir tak berarti hanya sekitar 0,6 % saja dari seluruh pemenuhan kelzutuhan
energi, akan tetapi pada tahun 1998/99 pangsa energi panas bumi telah naik
hampir 3 kali lipat menjadi 1,7 %. Keadaan ini sudah barang tentu sangat
memberikan harapan bagi pengembangan energi panas bumi pada masa
mendatang.
Page 54 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]55
1976
Negara
1980
(MW
(MW
1985
(MW)
2000
(MW)
30.000
3.500
Amerika
Serikat
522
908
Italia
421
455
Filipina
443
Jepang
68
218
Selandai
192
203
Baru
78,5
218
Meksiko
2,5
64
Islandia
5,7
Rusia
0,5
0,5
Turki
China
2,3
Indonesia
Argentina
Kanada
Spanyol
800
4.000
1.726
48.00
6.900
0
352
282
10.00
1.000
0
500
150
1.000
400
50
200
32,3
3.500
20
10
25
200
Jumlah
1.288,5
2.520,5
14.895,3
97.752
Page 55 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]56
Sumatera
9.562
Jawa
5.331
Sulawesi
1.300
Nusa Tenggara
200
Maluku
100
Irian Jaya
165
Jumlah Kesuluruhannya
16.658
Apabila dilihat dari Tabel 2 tampak bahwa pemanfaatan energi panas bumi
di Indonesia pada tahun 1985 baru 32,3 MW, sedangkan menurut data terakhir
sampai dengan tahun 1997 energi panas bumi yang sudah dimanfaatkan mencapai
305 MW. Dalam waktu sekitar 10 tahun telah terjadi kenaikan kurang lebih 10
kali, suatu kenaikan yang cukup optimis dalam hal pemanfaatan energi panas
bumi. Padahal pemanfaatan yang mencapai 305 MW pada tahun 1997 tersebut
baru 1,83 % dari potensi energi panas bumi yang ada.
Pangsa pemanfaatan energi panas bumi 1,83 % dari total potensi yang
tersedia sudah barang tentu masih sangat kecil. Oleh karena itu kemungkinan
untuk menaikkan pangsa pemanfaatan energi panas bumi masih sangat terbuka
lebar, dengan kata lain bahwa prospek pemanfaatan energi panas bumi di
Indonesia masih sangat menguntungkan bagi para penanam modal yang akan
bergerak dalam bidang energi panas bumi. Hal ini terbukti dengan akan
dibangunnya lagi 4 unit berkekuatan 55 MW di Gunung Salak Jawa Barat, suatu
proyek patungan antara Pertamina dan PT Unocoal Geotherrnal Indonesia.
Page 56 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]57
Proyek-proyek berikutnya sudah barang akan segera disusul oleh penanam modal
lainnya, mengingat bahwa kebutuhan energi di Indonesia yang terus meningkat.
TURBIN GAS
(Klasifikasi, Prinsip Kerja, Komponen Utama, Konstruksi Komponen Turbin)
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]58
1. Kompresoraksial
Yang dimaksud aliran axial adalah bahwa jalan aliran udara arahnya
paralel atau memanjang searah dengan shaft dari rotor .Kompresor aksial
terdiri dari beberapa tingkat (dapatmencapai30tingkat), masing-masing
tingkat terdiri dari satu baris sudu gerak pada rotor, dan satu baris sudu
tetap pada stator untuk memperoleh efisiensi yang tinggi diperlukan rasio
kompresi yang tinggi. Namun, karena dalam satut ingkathanya dapat
memberikan kenaikan tekanan yang kecil, maka kenaikan tekanan yang
diperoleh dalam satubaris sudu tidak besar. Dengan demikian untuk
memperoleh effisiensi yang tinggi diperlukan beberapa tingkat kompresor
aksial dalam seri. Komponen utama sebuah kompresor aksial adalah rotor
dengan sudu sudu gerak dan stator dengan sudusudu tetap. Penampang
suduber bentuk airfoil. Biasanya sudu dipasangkan longgar pada rotor
untuk memberi ruang pemuaian saat sudah panas ketika beroperasi [2 &3].
2. Ruang bakar
Ruang bakar sangat menentukan mutu gas pembakaran,bukan hanya
dari segi energi yang disediakan tetapi juga emisi gas buangnya.Untuk
menjamin hal tersebut maka ruang bakar turbin gas harus memenuhi
syarat-syarat berikut ini:
1. Efisiensi pembakaran yang tinggi, bahan bakar harus terbakar sempurna
sehingga semua energi kimia dapat dikonversi menjadi energi panas.
2. Distribusi temperatur keluar ruang bakar yang sama.
3. Emisi polutan (CO, NoX, SoX) dan asap yang rendah
4. Harga yang murah dan mudah perawatannya. Maka konstruksi harus
sederhana serta dibuat dari material yang tidak mahal.
5. Tahan lama. Konstruksi dan material yang baik serta pendinginan yang
baik.
Page 58 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]59
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]60
Page 60 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]61
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]62
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]63
Page 63 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]64
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]65
power turbin rotor yang terletak pada turbin tingkat 3 digunakan untuk
menggerakkan peralatan yang diinginkan seperti gas kompresor, dll. Gas
sisa ekspansi tersebut dikeluarkan melalui exhaust ke atmosfir [4].
Difuser
Difuser adalah alat atau saluran yang berfungsi menaikkan tekanan
fluida dengan jalan menurunkan kecepatannya. Atau, difuser adalah alat
yang mengubah energi kinetik menjadi tekanan. Difuser tidak
menghasilkan atau memerlukan kerja mekanik.
Page 65 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]66
tekanan yang masuk gas generator (turbin stage 1 &2) atau penurunan
tekanan setelah keluar ruangbakar.
T1:Intake temperature, yaitu temperature udara masuk kompresor.
T2: Compressor delivery temperatur, yaitu temprature udara keluar
kompresor, diukur pada kompresor stage ke 17.
T4: Exhaust gas temperature, yaitu temperature gasyang keluar dari gas
generator (turbin stage ke 2) atau temperatur gas sebelum masuk power
turbin.
T5: Exhaust conetemperature, yaitu temperature gas yang keluar dari
power turbin (turbin stage ke 3).
CDP
keluar dari kompresor atau tekanan udara sebelum masuk ruang bakar
(kompresor stage ke 17).
P4 : Exhaust gas generator pressure, yaitu tekanan gas yang keluar dari gas
generator (turbin stage ke 2) atau tekanan gas sebelum masuk power
turbin.
P5 : Exhaust conepressure, yaitu tekanan gas yang keluar dari power turbin
(turbin stage ke 3).
N1
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]67
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]68
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]69
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]70
gas adalah mesin rotasi, proses kerja motor bakar bertahap (intermiten),
untuk turbin gas adalah kontinyu dan gas buang pada motor bakar tidak
pernah dipakai untuk gaya dorong.
Gambar 20. Mesin pembakaran dalam (turbin gas dan motor bakar)
Turbin gas bekerja secara kontinyu tidak betahap, semua proses
yaitu hisap kompresi, pembakaran dan buang adalah berlangsung
bersamaan. Pada motor bakar yang prosesnya bertahap yaitu yang
dinamakan langkah, langkah hisap,kompresi, pembakaran,ekspansidan
langkah buang, antara langkah satu dan lainnya saling bergantung dan
bekerja bergantian. Pada proses ekspansi turbin gas, terjadi perubahan
energi dari energi panas menjadi energi mekanik putaran poros turbin,
sedangkan pada motor bakar pada langkah ekspansi terjadi perubahan dari
energi panas menjadi energi mekanik gerak bolak-balik torak. Dengan
kondisi tersebut, turbin gas bekerja lebih halus tidak banyak getaran.
Page 70 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]71
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]72
Proses Pembakaran
Padagambar20, dapatdilihatdarikotruksikomponenruangbakar,apabila
digambarkanulangdenganprosespembakaranadalahsebagaiberikut :
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]73
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]74
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai
berikut:
Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar
dengan udara kemudian di bakar.
Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar
melalui nozel (nozzle).
Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat
saluran pembuangan.
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi
kerugiankerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan
oleh turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu
sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen
sistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:
Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan
(pressure losses) di ruang bakar.
Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan
temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
Adanya mechanical loss, dsb.
Page 74 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]75
Page 75 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]76
Page 76 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]77
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]78
2-3
Kerja turbin berupa putaran poros dan gaya dorong, tekanan turun [C]
4-1
Ada banyak tipe turbin gas,tetapi dengan prinsip kerja yang sama, yaitu
mengikuti siklus Bryton. Siklus tersebut adalah siklus dasar yang
menjadi patokan dalam perancangan turbin gas. Secara teoritis kelihatan
tidak ada kesulitan, tetapi pada kenyataannya, pembuatan turbin gas
menemui banyak kesukaran, terutama yang berhubungan dengan efisiensi
pemakaian bahan bakar dan ketersedian material yang bekerja pada
temperatur tinggi. Dengan berbagai alasan dan tujuan, banyak tipe turbin
gas yang dikembangkan. Adapun beberapa alasan tersebut adalah
1. Pemakaian bahan bakar harus lebih bervariasi tidak hanya untuk bahan bakar
Page 78 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]79
cair dan gas saja atau untuk mencegah singgungan fluida kerja dengan
lingkungan, khususnya untuk bahan bakar nuklir. Untuk keperluan tersebut,
dibuat turbin gas terbuka dan tertutup atau turbin gas langsung dan tidak
langsung.
Page 79 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]80
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]81
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]82
sudu-sudu turbin. Terjadi perubahan energi, dari energi panas fluida kerja
menjadi putaran poros turbin. Sesudah berekspansi pada turbin, fluida
kerja lalu keluar turbin dengan temperatur relatif rendah ke lingkungan.
Gambar 26. Bagan kerja turbin gas sistem terbuka tak langsung
Pada gambar 26. adalah contoh sistem turbin gas tak langsung
dengan penukar kalor. Dapat dilihat, fluida kerja (fluida sekunder) yang
dipakai adalah udara. Udara masuk kompresor dan keluar sebagai udara
mampat pada titik 2. Udara bertekanan tinggi tersebut, masuk penukar
kalor dan menyerap panas dari sumber panas.Sumber panas tersebut
adalah fluida primer bertemperatur tinggi yang mengalir dari reaktor.
Fluida primer ini, sebagai pembawa energi panas dari proses pembakaran
bahan bakar nuklir, yang biasa digunakan adalah air atau gas helium.
Proses selanjutnya adalah sama dengan skema gambar 23.
Page 82 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]83
Gambar 27. Bagan kerja turbin gas sistem terbuka tak langsung
B. Turbin gas sistem tertutup (langsung dan tidak langsung)
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]84
bisaditulisdalambentuk;
Page 84 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]85
Dimana Cp kapasitasjenispadatekanankonstan
Dapat dilihat dari perumusan diatas, bahwa untuk menaikan efisiensi turbin
gas, kompresor yang di gunakan harus memiliki perbandingan tekanan
yang tinggi,
Sehingga pemakaian bahan bakar lebih sedikit. Kenaikan perbandingan tekan
tidak selamanya menaikan daya turbin, pada perbandingan tekanan
tertentu, daya turbin mencapai maksimum, selanjutnya daya yang berguna
akan kembali turun. Hal ini dikarenakan, pada perbandingan tekanan yang
tinggi diperlukan kerja kompresor yang besar, padahal kerja kompresor
mengambil dari daya turbin. Dengan alasan tersebut, bisa dipahami
kenaikan perbandingan tekanan tidak selalu menguntungan pada nilai
tertentu.
Bagian dari kerja turbin yang digunakan untuk menggerakan
kompresor dinamakan back work ratio [gambar29]. Perbandingan daya
pada turbin gas biasanya 3:2:1,3 untuk daya turbin, 2 untuk kompresor,
dan 1 untuk generator listrik. Sebagai contoh untuk menggerakan
generator listrik 100kW, turbin gas harus mempunyai daya 300kW, karena
harus menggerakkan kompresor sebesar 200 kW.
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]86
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]87
Piping System
Instrumen untuk oil
Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai
lube oil guna keperluan lubrikasi, yaitu:
a. Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP
shaft pada gear box yang mengatur tekanan discharge lube oil.
b. Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan oleh
tenaga listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pump turun.
c. Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua
pompa diatas tidak mampu menyediakan lube oil.
3. System Pendingin
Cooling System. Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air
dan udara. Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada
section dan bearing. Komponen-komponen utama dari cooling system
adalah:
Page 87 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]88
sehingga turbine selalu dalambatas kondisi aman dan tepat waktu untuk
melakukan maintenance.
Secara umum maintenance dapat dibagi dalam beberapa bagian, diantaranya
adalah:
1. Preventive Maintenance. Suatu kegiatan perawatan yang direncanakan baik
itu secara rutin maupun periodik, karena apabila perawatan dilakukan tepat
pada waktunya akan mengurangi down time dari peralatan.
Page 88 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]89
DAFTAR PUSTAKA
Energi Angin dan Potensinya oleh Kus Adi Nugroho
Lorenz, Edward N., The nature and theory of the general circulation of the
atmosphere., p110
Organization
Smil, Vaclav. Inherent limits of renewable energies. 2004
Smil, Vaclav. Energy at the crossroads. MIT 2003.
http://www.windpower.org
http://www.nrel.gov
http://www.windustry.com (link cara mengetahui kekuatan angin)
Djokosetyardjo, Ir. MJ. 1990. Buku Penjelasan Dasar Berbagai Jenis Ketel Uap.
Jakarta:Pradnya Paramita.
Djokosetyardjo,M.J. 1990. Penjelasan Lebih Lanjut Tentang Ketel Uap. P.T.
Pradya Paramitha. Jakarta
Anonim. 2006. Peralatan Energi Panas: Boiler &PemanasFluidaTermis. UNEP.
Page 89 of 90
Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]90
Page 90 of 90