Anda di halaman 1dari 90

KAJIAN TURBIN SECARA UMUM

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ketel dan Turbin dengan dosen
pengampu
Drs. Dedi Supriawan, S.T., M.MPd.
Tugas 3

Oleh
Agus Indro Priono
1407038

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURAN
UNIVERESITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016

Page 1 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]2

Soal : Jelaskan klasifikasi, prinsip kerja, komponen


utama dan pendukung dan konstruksi dari komponen
turbin: Air, Uap, Angin, Panas bumi, dan gas.

TURBIN AIR
(Klasifikasi, Prinsip Kerja, Komponen Utama, Konstruksi Komponen Turbin)

Turbin Air
http://ffden-2.phys.uaf.edu/

A.

Klasifikasi
Dengan kemajuan ilmu Mekanika fluida dan Hidrolika serta
memperhatikan sumber energi air yang cukup banyak tersedia di pedesaan
akhirnya timbullah perencanaan-perencanaan turbin yang divariasikan
terhadap tinggi jatuh ( head ) dan debit air yang tersedia. Dari itu maka
masalah turbin air menjadi masalah yang menarik dan menjadi objek
Page 2 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]3

penelitian untuk mencari sistim, bentuk dan ukuran yang tepat dalam
usaha mendapatkan effisiensi turbin yang maksimum.
Pada uraian berikut akan dijelaskan pengklasifikasian turbin air berdasarkan
beberapa kriteria.
1.1. Berdasarkan Model Aliran Air Masuk Runner.
Berdasaran model aliran air masuk runner, maka turbin air dapat dibagi
menjadi tiga tipe yaitu :
1. Turbin Aliran Tangensial
Pada kelompok turbin ini posisi air masuk runner dengan arah tangensial atau
tegak lurus dengan poros runner mengakibatkan runner berputar, contohnya
Turbin Pelton dan Turbin Cross-Flow.

Gambar 1. Turbin Aliran Tangensial (Sumber : Haimerl, L.A., 1960)


2. Turbin Aliran Aksial
Pada turbin ini air masuk runner dan keluar runner sejajar dengan poros runner,
Turbin Kaplan atau Propeller adalah salah satu contoh dari tipe turbin ini.

Page 3 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]4

Gambar 2. Model Turbin Aliran Aksial (Sumber : Haimerl, L.A., 1960)


3. Turbin Aliran Aksial - Radial
Pada turbin ini air masuk ke dalam runner secara radial dan keluar
runner
secara aksial sejajar dengan poros. Turbin Francis adalah termasuk dari jenis
turbin ini.

Gambar 3. Model Turbin Aliran Aksial- Radial (Sumber : Haimerl, L.A.,


1960)

1.2. Berdasarkan Perubahan Momentum Fluida Kerjanya.


Dalam hal ini turbin air dapat dibagi atas dua tipe yaitu :
1. Turbin Impuls.
Semua energi potensial air pada turbin ini dirubah menjadi menjadi energi kinetis
sebelum air masuk/ menyentuh sudu-sudu runner oleh alat pengubah yang
disebut nozel. Yang termasuk jenis turbin ini antara lain : Turbin Pelton dan
Turbin Cross-Flow.
2. Turbin Reaksi.
Page 4 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]5

Pada turbin reaksi, seluruh energi potensial dari air dirubah menjadi energi kinetis
pada saat air melewati lengkungan sudu-sudu pengarah, dengan demikian
putaran runner disebabkan oleh perubahan momentum oleh air. Yang termasuk
jenis turbin reaksi diantaranya : Turbin Francis, Turbin Kaplan dan Turbin
Propeller.
1.3. Berdasarkan Kecepatan Spesifik (ns)
Yang dimaksud dengan kecepatan spesifik dari suatu turbin ialah
kecepatan
putaran runner yang dapat dihasilkan daya effektif 1 BHP untuk setiap tinggi
jatuh 1 meter atau dengan rumus dapat ditulis ( Lal, Jagdish, 1975 ) :
ns = n . Ne 1/2 / Hefs5/4
diketahui : ns = kecepatan spesifik turbin
n = Kecepatan putaran turbin . rpm
Hefs = tinggi jatuh effektif m
Ne = daya turbin effektif HP
Setiap turbin air memiliki nilai kecepatan spesifik masing-masing, tabel 1.
menjelaskan batasan kecepatan spesifik untuk beberapa turbin kovensional
( Lal, Jagdish, 1975 )

Tabel 1. Kecepatan Spesifik Turbin Konvensional


No
1.

Jenis Turbin
Pelton dan kincir

Kecepatan Spesifik
10 - 35

2.
3.
4.

air
Francis
Cross-Flow
Kaplan dan

60 - 300
70 - 80
300 - 1000

Page 5 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]6

propeller
1.4. Berdasarkan Head dan Debit.
Dalam hal ini pengoperasian turbin air disesuaikan dengan potensi
head dan debit yang ada yaitu :
1. Head yang rendah yaitu dibawah 40 meter tetapi debit air yang besar, maka
Turbin Kaplan atau propeller cocok digunakan untuk kondisi seperti ini.
2. Head yang sedang antara 30 sampai 200 meter dan debit relatif cukup, maka
untuk kondisi seperti ini gunakanlah Turbin Francis atau Cross-Flow.
3. Head yang tinggi yakni di atas 200 meter dan debit sedang, maka gunakanlah
turbin impuls jenis Pelton.
Gambar 7. menjelaskan bentuk kontruksi empat macam runner turbin
konvensional.

Page 6 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]7

Gambar 4. Empat Macam Runner Turbin Konvensional


(Sumber : Haimerl, L.A., 1960)

II. KARAKTERISTIK TURBIN CROSS-FLOW

Page 7 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]8

Turbin Cross-Flow memiliki karakteristik yang spesifik dibanding jenis


penggerak turbin lainnya diantaranya ialah :
2.1. Keunggulan Turbin Cross-Flow
Gambar 5. Effisiensi Beberapa Turbin dengan Pengurangan Debit Sebagai
Variabel (Sumber : Haimerl, L.A., 1960)

Dari kurva tersebut ditunjukan hubungan antara effisiensi dengan


pengurangan debit akibat pengaturan pembukaan katup yang dinyatakan
dalam perbandingan debit terhadap debit maksimumnya.Untuk Turbin
Cross Flow dengan Q/Qmak = 1 menunjukan effisiensi yang cukup tinggi
sekitar 80%, disamping itu untuk perubahan debit sampai dengan Q/Qmak
= 0,2 menunjukan harga effisiensi yang relatif tetap ( Meier, Ueli,1981).
Dari kesederhanaannya jika dibandingkan dengan jenis turbin lain,
maka Turbin Cross-Flow yang paling sederhana. Sudu-sudu Turbin Pelton
misalnya, bentuknya sangat pelik sehigga pembuatannya harus dituang.
Demikian

juga

runner

Turbin

Francis,

Kaplan

dan

Propeller

pembuatannya harus melalui proses pengecoran/tuang.


Tetapi runner Turbin Cross Flow dapat dibuat dari material baja sedang (mild
steel) seperti ST.37, dibentuk dingin kemudian dirakit dengan konstruksi
las. Demikian juga komponen-komponen lainnya dari turbin ini semuanya
dapat dibuat di bengkel-bengkel umum dengan peralatan pokok mesin las
listrik, mesin bor, mesin gerinda meja, bubut dan peralatan kerja bangku,
itu sudah cukup.
Dari

kesederhanaannya

itulah

maka

Turbin

Cross-Flow

dapat

dikelompokan sebagai teknologi tepat guna yang pengembangannya di


masyarakat

pedesaan

memiliki

prospek

cerah

karena

pengaruh

keunggulannya sesuai dengan kemampuan dan harapan masyarakat.


Dari beberapa kelebihan Turbin Cross-Flow itulah, maka sampai saat
ini pemakaiannya di beberapa negara lain terutama di Jerman Barat sudah
tersebar luas, bahkan yang dibuat oleh pabrik Turbin Ossberger sudah
mencapai 5.000 unit lebih, sebagaimana diungkapkan oleh Prof. Haimerl
(1960) dalam suatu artikelnya sebagai berikut :

Page 8 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]9

Today, numerous turbines throughout the world are operating on the Crossflow principle, and most of these (more than 5.000 so far) have been built
by Ossberger
Selanjutnya Prof. Haimerl (1960) menyatakan pula bahwa setiap unit dari
turbin ini dapat dibuat sampai kekuatan kurang lebih 750 KW, dapat
dipasang pada ketinggian jatuh antara 01 sampai 200 meter dengan debit
air sampai 3.000 liter/detik. Cocok digunakan untuk PLTMH, penggerak
instalasi pompa, mesin pertanian, workshop, bengkel dan lain sebagainya.
Turbin Cross-Flow secara umum dapat dibagi dalam dua tipe ( Meier,
Ueli, 1981 ) yaitu :
1. Tipe T1, yaitu Turbin Cross-Flow kecepatan rendah .
2. Tipe T3, yaitu Turbin Cross-Flow kecepatan tinggi.
Kedua tipe turbin tersebut lebih dijelaskan oleh gambar 6.

Gambar 6. Dua Tipe Turbin Cross-Flow (Sumber : Haimerl, L.A., 1960)

Page 9 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]10

1. Elbow
2. Poros katup
3. Katup
4. Nozel
5. Runner

6. Rangka pondasi
7. Rumah turbin
8. Tuup turbin
9. Poros runner

Gambar 7. Model Rakitan Turbin Cross-Flow (Sumber : Haimerl, L.A.,


1960)
2.2. Cara Mengoperasikan Turbin Cross-Flow
Cara mengoperasikan Turbin Cross-Flow, pertama kali buka pintu
utama di sekitar bendungan agar air dapat mengalir melalui kanal ke bak
penenang. Setelah permukaan air di kolam penampung naik setinggi 1,5
meter di atas mulut pipa pesat hingga sebagian air ada yang terbuang
melimpah melalui saluran limpah, maka pada saat itu pula pintu di mulut
pipa pesat dibuka hingga pipa pesat penuh terisi namun pada saat itu air
tak dapat masuk turbin sebab katup di bawah di dalam posisi menutup
penuh. Selanjutnya sekarang kegiatan pengoperasian berlangsung di rumah
Page 10 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]11

pembangkit. Bukalah katup secara berkala dengan perantaraan regulator


tangan sampai air dapat keluar dari nozel dan akhirnya memutarkan
runner. Setelah runner berputar normal, lepaskan pasak penghubung katup
regulator, proses pengaturan katup ini selanjutnya dilakukan oleh
governor mekanis. Selama pengoperasian awal ini, generator jangan
dahulu dihubungkan dengan beban, namun setelah governor bekerja secara
normal baru generator dihubungkan dengan beban. Untuk selanjutnya,
penyesuaian pemakaian beban dengan pembukaan katup bekerja secara
otomatis yang dilakukan oleh governor.
2.3. Regulator
Komponen-komponen regulator antara lain : (1) roda tangan, (2) poros
berulir, (3) bantalan berulir, (4) engsel, (5) bantalan pengantar dan (6) tuas
perantara , untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 8.

Page 11 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]12

Gambar 8. Regulator dan Perlengkapannya (Sumber : Bachtiar, Asep Neris.


1988)
2.4. Governor.
Untuk mengatur jumlah debit air yang masuk ke runner seimbang
dengan jumlah pemakaian beban lisrik, maka digunakan sebuah alat yang
disebut governor. Governor yang digunakan untuk turbin ini adalah
governor mekanis sebagaimana yang dijelaskan gambar 9.
Pemilihan governor mekanis dengan

pertimbangan

dapat

dibuat di

bengkel- bengkel umum dengan biaya yang relatif terjangkau dibanding


dengan governor elektrik. Disamping itu, governor mekanis sangat cocok
dipasang pada sistim PLTMH yang sederhana. Sedangkan kepekaan dan
kesensitifan kerja governor ini dapat diandalkan dan bisa bersaing dengan
jenis governor lain. Komponen-komponen governor tersebut antara lain,
1. Puli pada poros runner
2. Puli pada poros perantara
3. Belt transmisi, ketiga elemen ini merupakan komponen sistim transmisi daya
dan putaran dari poros runner ke poros governor.
4. Roda gigi payung pada poros perantara.
5. Roda gigi payung poros governor, berfungsi meneruskan transmisi daya dan
putaran dari poros perantara.
6. Poros governor, berfungsi sebagai rel tempat naik turunnya bantalan jalan, pada
poros ini pula bantalan diam bertumpu.
7. Bantalan jalan, berfungsi sebagai pengait dan pembawa tuas-tuas yang
berhubungan dengan katup.
8. Tuas-tuas, berfungsi sebagai penghubung gerak langkah bantalan jalan ke
posisi katup.
9. Lengan-lengan governor, berfungsi sebagai penerus gerak langkah bantalan
jalan dan sebagai penentu posisi bandul.
10. Bandul, berfungsi untuk menstabilkan putaran dan untuk mendapat jarak
langkah yang diinginkan, hal ini sangat berhubungan dengan gaya sentripugal
yang terjadi.

Page 12 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]13

11. Pegas, berfungsi memberikan gaya reaksi terhadap bantalan jalan sehingga
timbul keseimbangan aksi reaksi yang menjadikan sistim beroperasi secara
otomatis mekanis.
12. Bantalan diam, berfungsi untuk menumpu ujung poros governor pada posisi
yang tetap sehingga governor dapat bekerja stabil.

Gambar 9. Governor dan Perlengkapannya (Sumber : Bachtiar, Asep Neris.


1988)
Page 13 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]14

Gambar 10. Tiga Model Posisi Katup (Sumber : Haimerl, L.A., 1960)

Page 14 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]15

III. MERAKIT TURBIN CROSS-FLOW


Yang termasuk komponen penggerak mula turbin ialah nozel, katup,
runner, poros runner, tutup turbin dan rangka pondasi. Berikut ini akan
dijelaskan proses

pembuatan dan perakitan komponen- komponen

penggerak mula tersebut.


3.1. Runner

Gambar 11. Runner (Sumber : Bachtiar, Asep Neris. 1988)

Page 15 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]16

Gambar 12. Proses Merakit Runner (Sumber : Bachtiar, Asep Neris. 1988)

3.2. Katup

Gambar 13. Katup (Sumber : Bachtiar, Asep Neris. 1988)

Page 16 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]17

Gambar 14. Komponen Rakitan Katup (Sumber : Bachtiar, Asep Neris.


1988)

3.3. Nozel

Page 17 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]18

Gambar 15. Nozel (Sumber : Bachtiar, Asep Neris. 1988)

Page 18 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]19

Gambar 16. Penampang Samping Nozel (Sumber : Bachtiar, Asep Neris.


1988)

Gambar 17. Elemen Rakitan Nozel (Sumber : Bachtiar, Asep Neris. 1988)

Page 19 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]20

3.4. Tutup Turbin

Gambar 18. Tutup Turbin (Sumber : Bachtiar, Asep Neris. 1988)

Gambar 19. Komponen Rakitan Tutup Turbin (Sumber : Bachtiar, Asep


Neris. 1988)
IV. MELUKIS BUSUR SUDU DENGAN ANALISA
Page 20 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]21

SEGITIGA KECEPATAN

4.1.Variabel Analisa Segi Tiga Kecepatan


Variabel - variabel awal yang dibutuhkan dalam analisa segi tiga kecepatan
antara lain,
1. Kecepatan air masuk runner (Vr )
Dalam hal ini kecepatan air masuk runner sama dengan kecepatan air keluar
dari nozel (Vn ) yaitu,
Vr = Vn
Vr = Kn . ( 2 . g . Hefs )1/2
Diketahui, Kn = koefisien tahanan nozel = 0,96 ( Sutarno, 1973 )
g = percepatan gravitasi bumi = 9,81 m/det2
Hefs = head efektif sebenarnya
2. Kecepatan keliling diameter luar runner ( Uo )
Dalam hal ini harga Uo dapat ditentukan dari persamaan berikut ( Sutarno,
1973 ),
Uo = 0,5 . Vr
Hasil percobaan para ahli Turbin Cross Flow, mereka menyimpulkan bahwa
dengan menentukan harga Uo = 0,5 . Vr ternyata didapatkan effisiensi turbin
yang paling besar, kebenaran tentang kesimpulan ini akan diuji pada uraian
nanti dengan memasukan macam-macam nilai perbandingan U o/ Vr ke dalam
analisa segitiga kecepatan seperti yang dimaksud, dengan demikian maka,
3. Kecepatan Keliling Diameter Dalam Runner ( Ui )
Dalam hal ini nilai Ui dapat ditentukan dari perbandingan diameter dalam dan
luar runner yaitu,
Ui = ( Di / Do ) . Uo
4. Diameter luar runner ( Do )
5. Diameter dalam runner ( Di )
6. Sudut air masuk sudu ( )

Page 21 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]22

Hasil pengujian Pabrik Turbin Ossberger Jerman Barat, untuk mendapatkan


effisiensi turbin yang tertinggi direkomendasikan besar sudut air masuk sudu
= 150. Hal ini disebabkan energi kecepatan air masuk sudu runner lebih banyak
termanfaatkan terbukti dari hasil perbandingan kecepatan air keluar dari runner
dengan kecepatan air masuk runner jauh lebih kecil dibanding dengan apabila
sudut air masuk sudu lebih besar atau lebih kecil dari 15 0 ( Haimerl, 1960 ).
Kebenaran tentang kesimpulan ini akan dibuktikan pada pembahasan nanti
dengan memvariabelkan sudut . Dalam perencanaan turbin seperti yang
diuraikan pada bab sebelumnya, penulis memilih harga sudut = 150
Selanjutnya dengan data-data di atas dapat ditentukan model busur sudu
sekaligus dapat diketahui berapa persen energi kecepatan air yang
dimanfaatkan oleh runner. Untuk memudahkan analisa, nilai-nilai dari
variabel di atas diskalakan .
Setelah semua data diskalakan, selanjutnya masukan ke dalam analisa segi
tiga kecepatan berikut melalui dua tahap penggambaran yaitu,
Tahap 1, Air masuk runner
Vr = kecepatan air masuk sudu rim luar
Uo = kecepatan keliling diameter luar runner
Ui = kecepatan keliling diameter dalam runner
Vf = kwecepatan relatif air masuk sudu rim luar
Vfi = kecepatan relatif air kelur sudu rim dalam
Vi = kecepatan air keluar sudu rim dalam
Tahap 2, Air keluar runner.
Vo = kecepatan air masuk sudu rim dalam
Vfo = kecvepatan relatif air masuk sudu rim dalam
Vr = kecepatan air keluar sudu rim luar
Vf = kecepatan relatif air keluar sudu rim luar

Page 22 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]23

4.2. Perbandingan Effisiensi Dengan Analisa Segi Tiga Kecepatan.

Gambar 20. Analisa Segi Tiga Kecepatan pada Sudut Masuk = 150
(Sumber : Bachtiar, Asep Neris. 1988)
Busur A-B inilah yang dijadikan mal untuk menentukan kelengkungan dan
posisi sudu-sudu yang dipasang diantara dua buah piringan. Hal ini tidak
begitu sulit dipraktekan di lapangan yang lebih diutamakan ialah ketelitian
dan keuletan dalam bekerja. Titik B seperti pada gambar di atas merupakan
titik ujung dari busur sudu A-B. Pada saat runner berputar ke kiri, titik B
akan mengalami perpindahan relatif sejauh B-B dan waktu yang
Page 23 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]24

diperlukan untuk perpindahan relatif dari B ke B sama dengan waktu yang


diperlukan oleh suatu titik air guna menempuh busur dari titik A ke titik B
dengan kecepatan relatif,

Gambar 21. Analisa Segitiga Kecepatan Pada Sudut Masuk 1 = 200


(Sumber : Bachtiar, Asep Neris. 1988)

Page 24 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]25

Gambar 22. Analisa Segitiga Kecepatan Pada Sudut Masuk 2 = 120


(Sumber : Bachtiar, Asep Neris. 1988)

Page 25 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]26

Gambar 23. Analisa Segi Tiga Kecepatan Pada Perbandingan Uo / Vr = 0,7


(Sumber : Bachtiar, Asep Neris. 1988)

Page 26 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]27

Gambar 24. Analisa Segi Tiga Kecepatan Pada Perbandingan Uo / Vr = 0,3


(Sumber : Bachtiar, Asep Neris. 1988)

Page 27 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]28

TURBIN UAP
(Klasifikasi, Prinsip Kerja, Komponen Utama, Konstruksi Komponen Turbin)

Gambar Turbin Uap

Turbin Uap
Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk
pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang
digunakan dalam instalasi pembangkit daya jauh lebih rumit dari pada siklus
renkine ideal asli yang sederhana. siklus ini merupakan siklus yang paling
banyak digunakan untuk pembangkit daya listrik sekarang ini. Oleh karena
siklus Rankine merupakan sikus uap cair maka paling baik siklus itu

Page 28 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]29

digambarkan dengan diagram P-v dan T-s dengan garis yang menunjukkan
uap jenuh dan cair jenuh. Fluida kerjanya adalah air (H2O).
Turbin Uap adalah salah satu komponen dasar dalam pembangkit listrik
tenaga uap. Dimana komponen utama dari sistem tersebut yaitu : Ketel,
kondensor, pompa air ketel, dan turbin itu sendiri. Uap yang berfungsi sebagai
fluida kerja dihasilkan oleh katel uap, yaitu suatu alat yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap.
Q
i
n

BOI
L
E
R

Wp

WT

kond
er
se
r

o
u
t

Gambar.1. Siklus rankine


Siklus ideal yang terjadi didalam turbin adalah siklus Renkine ; Air pada
siklus 1 dipompakan, kondisinya adalah isentropik s1 = s2 masuk ke boiler
dengan tekanan yang sama dengan tekanan di kondenser tetapi Boiler
menyerap panas sedangkan kondenser melepaskan panas, kemudian dari
boiler masuk ke turbin dengan kondisi super panas h3 = h4 dan keluaran
dari turbin berbentuk uap jenuh dimana laju aliran massa yang masuk ke
turbin sama dengan laju aliran massa keluar dari turbin, ini dapat digambarkan
dengan menggunakan diagram
Page 29 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]30

T-s berikut:

3
T

Cp

2
4
1

s
Gambar.2. Diagram Temperatur (T) Entropi
(S)

Menurut Hukum pertama Thermodinamika, kerja yang dihasilkan oleh


suatu proses siklus adalah sama dengan Jumlah Perpindahan Kalor pada fluida
kerja selama proses siklus tersebut berlangsung. Jadi untuk proses Siklus
1 2 2 3 3 4 1
Dengan rumus:
W = T dS
W = Kerja per satuan berat fluida kerja
Ds = Luas 1 2 - 2 2 3 4 - 1 pada diagaram ( T s )
Dalam kenyataan Siklus sistem Turbin Uap menyimpang dari Siklus
Ideal (Siklus Rankine ) antara lain karena faktor tersebut dibawah ini :
1. Kerugian dalam pipa atau saluran fluida kerja, misalnya kerugian
gesekan dan kerugian kalor ke atmosfer disekitarnya .
2. Kerugian tekanan dalam ketel uap
3. Kerugian energi didalam turbin karena adanya gesekan pada fluida kerja
dan bagian-bagian dari turbin.
Page 30 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]31

2.2 Prinsip Kerja Turbin Uap


Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :
Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari
uap dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.
Tekanan uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke
dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar
dari pada saat masuk ke dalam nosel.
Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang
berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang
mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah
mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini
menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros
turbin.
Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti
hanya sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu
turbin yang berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan
sudu turbin dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris
sudu gerak. Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris
pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide
blade ) yang berguna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat
masuk ke baris kedua sudu gerak dengan arah yang tepat.
Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat
dibuat sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat
dimanfaatkan sebanyak mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi
lebih tinggi karena kehilangan energi relatif kecil.

2.3 Klasifikasi turbin uap


Page 31 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]32

Turbin Uap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang


berbeda berdasarkan pada konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut peoses
penurunan tekanan uap sebagai berikut:
2.3.1 Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerjanya
1.

Turbin Impulse
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana berrotor
satu atau banyak (gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu pada rotor itu.
Sudu biasanya simetris dan mempunyai sudut masuk dan sudut keluar.

Turbin satu tahap.

Turbin impuls gabungan.

Turbin impuls gabungan kecepatan.

Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:


-

Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada


sudu diam / nosel.

1.

Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan Rata.
Turbin Reaksi
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari
baris sudu tetap dan dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi
dapat dibedakan dengan mudah dari sudu impuls karena tidak simetris,
karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan sudu tetap
walaupun arahnya lengkungnya berlawanan.
Ciri-ciri turbin ini adalah :

Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak

Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan


Bertingkat.

2.3.2

Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan


Dalam Turbin

Turbin Tunggal ( Single Stage )

Page 32 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]33

Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk
daya kecil, misalnya penggerak kompresor, blower, dll.
Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).
Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya
besar. Pada turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga
turbin tersebut terjadi distribusi kecepatan / tekanan.
2.3.3 Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap
Turbin Kondensasi.
Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam
kompresor.
Turbin Tekanan Lawan.
Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm

sehingga

masih dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain.


Turbin Ekstraksi.
Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses
pemanasan lain, misalnya proses industri.

2.4 Prinsip Kerja Turbin Uap Jenis Bertingkat 905 TG 1 / 2 / 3 / 4


Turbin pembangkit listrik tenaga uap UP II Dumai adalah turbin yang
mempunyai Condensing Axial Flow Type dan memiliki turbin jenis
bertingkat. Turbin uap yang diinjeksikan steam LP kedalam turbin dan
keluaran dalam bentuk condence (uap jenuh) dan disebut dengan turbin uap
kondensasi. Besarnya tekanan keluaran 0,04 bar sampai dengan 0,1 bar.
Turbin uap dibuat dengan daya yang telah ditentukan. Daya yang
dihasilkan turbin diperoleh dari selisih entalphi (panas jatuh) dan kapasitas
uap ( massa aliran uap persatuan waktu ) yang masuk kedalam turbin. Dan
pada saat transformasi energi didalam turbin terjadi kerugian, sehingga daya
yang dihasilkan turbin dapat dihitung dengan persamaan berikut:

Page 33 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]34

P = h . ms . i . m

dalam

KW

Dimana :
h : selisih entalpi dari ekspansi esentropik antara uap baru masuk kedalam
turbin dengan uap bekas yang keluar dari turbin , dalam KJ/Kg.
Ms : kapasitas uap (massa uap yang masuk kedalam turbin persatuan
waktu).
i : Rendemen dalam turbin.
m : Rendamen mekanis dari turbin.

Dan randemen dari kopling dari turbin


I

Besarnya harga randemen dari turbin tergantung dari kepada sistem


sudu-sudu turbin. Pada turbin bertingkat deretan sudu ada dua atau lebih
sehingga dalam turbin tersebut terjadi distribusi kecepatan / tekanan,
tegantung dari jenis turbin ( aksi dan reaksi ) serta hasil-hasil fabrikasi.
Berikut gambar grafik kecepatan bertingkat dan tekanan bertingkat pada turbin
bertingkat aksi dan reaksi. Turbin reaksi mengalami ekspansi pada sudu
pengarah maupun pada sudu gerak sehingga menggerakan dan mendorong
sudu dalam arah aksial. Untuk mengurangi dorongan aksial ini, adalah
biasanya dengan memasang sudu-sudu gerak pada pada drum yang juga
berfungsi sebagai rotor.
2.4.1

Proses Induction Steam Turbin.

Proses pemasukan uap di turbin uap 905 GT 1/2/3/4 secara sederhana :


Uap masuk kedalam emergency stop valve, dimana fungsinya menutup total
suplay uap dari boiler ke turbin dalam waktu yang singkat. Setelah dari stop
valve, uap melewati HP control valve. Control valve ( katup pengatur ) ini

Page 34 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]35

digerakkan oleh sebuah balok yang diatur naik atau turun oleh sebuah silinder
melalui serangkai tuas. Silinder ini menerima sinyal dari Governor.
Katup pengatur uap tekanan tinggi ( HP Control Valve ) mengatur jumlah
uap yang masuk ke nosel ( pipa semprot ), yang selanjutnya menggerakkan
turbin impuls satu tingkat. Energi uap yang masih tersisa kemudian
menggerakkan turbin reaksi yang terdiri atas 14 tingkat. Desain turbin ini
memungkinkan penggunaan uap tekanan rendah (LP steam) yang
diijeksikan/induction untuk membantu menggerakkan turbin reaksi tingkat ke
13 dan tingkat ke 14.
Pola operasi dengan uap tekanan rendah yang bertekanan konstan diatur
oleh LP control valve ( katup pengatur uap tekanan rendah ). Governor
mengatur aliran uap tekanan rendah dan daya keluaran turbin yang tidak saling
bergantung satu sama lainnya. Uap yang telah diekspansikan keluar melalui
pipa buangan berdiameter 70 inchi. Pipa buangan dari tiap turbin 905 - TG
1/2/3/4 bergabung pada satu pipa berdiameter 110 inchi yang selanjutnya
mengalirkan uap dan kondensat ke surface condensor (pendingin dengan
media udara). Sebelum air tersebut dikembalikan ke Boiler (ketel), air
kondensat digabungkan dengan air yang ada pada bak penampung dan
dipompakan ke Turbin 1 Tingkat yang berjumlah dua buah untuk menjaga
kekurangan kuantitas air ke Boiler. Air dikembalikan kembali ke boiler untuk
diubah menjadi uap kembali, jadi sistem yang digunakan adalah sistem
tertutup.
Rumah turbin terbagi dua dalam arah horizontal yang dipasangkan pada
dudukan Bantalan (Bearing Pendestal ).
Pipa keluaran uap dan kondensat dihubungkan dengan turbin memakai
sambungan Flens dan arah aliran kebawah. Poros turbin terbuat dari baja
tempa yang kemudian dikerjakan dengan proses permesinan. Sudu turbin
terdiri dari sudu impuls dan sudu reaksi. Bantalan Luncur ( Jounal Bearing )
penyangga poros terdiri dari dua bahagian. Dudukan bagian depan juga
merupakan Rumah Bantalan Aksial (Trust Bearing) yang meredam gaya

Page 35 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]36

aksial. Kelonggaran yang tepat antara sudu tetap dengan sudu gerak akan
menghasilkan pemanfaatan energi yang optimum.
Balancing Piston dipasang pada turbin untuk mengimbangi gaya aksial
yang ditimbulkan oleh sudu reaksi. Besarnya gaya aksial bergantung kepada
beban yang terjadi yang kelebihannya ditahan oleh bantalan aksial. Pada saat
bersamaan Balancing piston menyekat uap tekanan tinggi didaerah sudu
impuls. Diafragma memisahkan uap bertekanan tinggi dengan uap bertekanan
rendah. Turbin dikontrol oleh governor hidrolik.
Pompa pelumas utama dan Impeler dari governor diputar oleh turbin
melalui roda gigi. Governor adalah sebagai pengatur yang berfungsi untuk
mengurangi aliran uap ke turbin bila kecepatan putar melebihi yang
diinginkan (Over Speed).

2.4.2

Bagian bagian Turbin Uap 905 TG 1 / 2 / 3 / 4

Dari data yang didapatkan dari Blue Book dan menurut lampiran dari gambar
Turbin Part SR 434450 maka bagian bagian Turbin dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. CASSING
Adalah sebagai penutup bagian-bagian utama turbin.
2.

ROTOR
Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu turbin atau
deretan sudu yaitu Stasionary Blade dan Moving Blade. Untuk turbin
bertekanan tinggi atau ukuran besar, khususnya unuk turbin jenis reaksi
maka motor ini perlu di Balanceuntuk mengimbagi gaya reaksi yang timbul
secara aksial terhadap poros.
3.

BEARING PENDESTAL
Adalah merupakan kekdudukan dari poros rotor.

4.

JOURNAL BEARING

Page 36 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]37

Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan Gaya Radial atau Gaya
Tegak Lurus Rotor.
5. THRUST BEARING
adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan atau untuk menerima
gaya aksial atau gaya sejajar terhadap poros yang merupakan gerakan maju
mundurnya poros rotor.
6. MAIN OLI PUMP
Berfungsi untuk memompakan oli dari tangki untukdisalurkan pada bagian
bagian yang berputar pada turbin . Dimana fungsi dari Lube Oil adalah :
Sebagai Pelumas pada bagian bagian yang berputar.
Sebagai Pendingin ( Oil Cooler ) yang telah panas dan masuk ke
bagian turbin dan akan menekan / terdorong keluar secara sirkuler
Sebagai Pelapis ( Oil Film ) pada bagian turbin yang bergerak secara
rotasi.
Sebagai Pembersih ( Oil Cleaner ) dimana oli yang telah kotor
sebagai akibat dari benda-benda yang berputar dari turbin akan
terdorong ke luar secara sirkuler oleh oli yang masuk .
7.

GLAND PACKING

Sebagai Penyekat untuk menahan kebocoran baik kebocoran Uap maupun


kebocoran oli.
8. LABIRINTH RING
Mempunyai fungsi yang sam dengan gland packing.
9. IMPULS STAGE
Adalah sudu turbin tingkat pertama yang mempunyai sudu sebanyak 116
buah
10. STASIONARY BLADE
Adalah sudu-sudu yang berfingsi untuk menerima dan mengarahkan steam
yang masuk.
11. MOVING BLADE
Page 37 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]38

Adalah sejumlah sudu-sudu yang berfungsi menerima dan merubah Energi


Steam menjadi Energi Kinetik yang akan memutar generator.
12. CONTROL VALVE
Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk mengatur steam yang masuk
kedalam turbin sesuai dengan jumlah Steam yang diperlukan.
13. STOP VALVE
Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk menyalurkan atau
menghentikan aliran steam yang menuju turbin.
14. REDUCING GEAR
Adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya dipasang pada turbin-turbin
dengan kapasitas besar dan berfungsi untuk menurunkan putaran poros rotor
dari 5500rpm menjadi 1500 rpm.
Bagian-bagian dari Reducing Gear adalah :

Gear Cassing adalah merupakan penutup gear box dari bagianbagian dalam reducing gear.

Pinion ( high speed gear ) adalah roda gigi dengan type Helical yang
putarannya merupakan putaran dari shaft rotor turbin uap.

Gear Wheal ( low speed gear ) merupakan roda gigi type Helical
yang putarannya akan mengurangi jumlah putaran dari Shaft rotor
turbin yaitu dari 5500 rpm menjadi 1500 rpm.

Pinion Bearing yaitu bantalan yang berfungsi untuk menahan /


menerima gaya tegak lurus dari pinion gear.

Pinion Holding Ring yaitu ring berfungsi menahan Pinion Bearing


terhadap gaya radial shaft pinion gear.

Wheel Bearing yaitu bantalan yang berfungsi menerima atau


menahan gaya radial dari shaft gear wheel.

Wheel Holding Ring

adalah ring penahan dari wheel Bearing

terhadap gaya radial atau tegak lurus shaft gear wheel.

Page 38 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]39

Wheel Trust Bearing merupakn bantalan yang berfungsi menahan


atau menerima gaya sejajar dari poros gear wheel ( gaya aksial )
yang merupakan gerak maju mundurnya poros.

TURBIN ANGIN
(Klasifikasi, Prinsip Kerja, Komponen Utama, Konstruksi Komponen Turbin)

Gambar 6 Bagian-bagian Turbin Angin

Page 39 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]40

Turbin angin
Turbin Angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan
tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi
kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan
irigasi, dll. Turbin angin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda,
dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.
Perhitungan daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah turbin angin dengan
diameter kipas r adalah :

dimana adalah kerapatan angin pada waktu tertentu dan v adalah kecepatan
angin pada waktu tertentu.
Umumnya daya efektif yang dapat dipanen oleh sebuah turbin angin hanya
sebesar 20%-30%. Jadi rumus diatas dapat dikalikan dengan 0,2 atau 0,3
untuk mendapatkan hasil yang cukup eksak. Prinsip dasar kerja dari turbin
angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar
pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang
akhirnya akan menghasilkan listrik.
Sebenarnya prosesnya tidak semudah itu, karena terdapat berbagai macam
sub-sistem yang dapat meningkatkan safety dan efisiensi dari turbin angin,
yaitu :
1. Gearbox
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi
putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.
2. Brake System
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja
pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang
karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya.
Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja
pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar diguaan
akan menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator,
sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini dapat merusak generator. Rem
Page 40 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]41

cepat : biasanya berada di poros cepat dekat generator, dapat difungsikan


untuk membatasi laju putar yang kelewat tinggi yang dapat merusak sistem
generator. Rem lambat : biasanya berada di depan gearbox dan
dioperasikan secara manual, untuk menghentikan baling-baling pada saat
dilakukan maintenace.
3. Rotor turbin
Berupa baling-baling yang lazimnya terdiri atas 3 sirip, berfungsi untuk
menangkap

energi

angin

menjadi

energi

mekanik

putarannya.

Permasalahan di bagian ini adalah disain aerodinamis yang seefisien


mungkin, serta ketahanan dan berat bahan sirip baling-balingnya
4. Generator
Generator dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip
kerjanya

dapat

dipelajari

dengan

menggunakan

teori

medan

elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja


generator) poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik
permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat stator yang bentuk
fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika
poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada
stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan
tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya
digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh
generator ini berupa AC(alternating current) yang memiliki bentuk
gelombang kurang lebih sinusoidal.
5. Penyimpan energi
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari
angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu.
Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai
back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat
meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang menurun,
maka kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi.
6. Rectifier-Inverter
Page 41 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]42

Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan gelombang


sinusodal(AC) yang dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC.
Inverter berarti pembalik.

Gambar 6 Bagian-bagian Turbin Angin

7. Yaw system
Sistem yang mengatur posisi baling-baling agar tetap menghadap angin
secara frontal, sehingga baling-baling dapat menangkap energi angina
seefisien mungkin.
8. Tower penyangga
Menumpu seluruh berat komponen inti dan penunjang cukup jauh di atas
permukaan tanah.

Page 42 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]43

Gambar 7 Prinsip kerja turbin angin

Baling-baling menyongsong datangnya angin sehingga ia berputar


pada porosnya. Putarannya tidak terlalu cepat karena massanya yang besar,
diteruskan oleh poros laju rendah ke belakang melalui gearbox. Gearbox
mengubah laju putar menjadi lebih cepat, konsekuensinya dengan momen
gaya yang lebih kecil, sesuai dengan kebutuhan generator yang ada di
belakangnya. Generator kemudian mengubah energi kinetik putar menjadi
energi listrik. Ekstraksi energi angin oleh turbin ditentukan oleh koefisien
Cp (maksimum 59%, 35% untuk disain bagus), efisiensi transmisi gearbox
dan bearings (Nb, bisa mencapai 95%), dan efisiensi generator (Ng, ~
80%).

Gambar 8 Diagram Perbadingan

Terdapat sebuah kecepatan angin minimum, disebut cut-in speed,


agar turbin mulai menghasilkan listrik. Kecepatan angin yang terlalu besar
juga harus dibatasi agar tidak merusak turbin dan generator, kecepatan
maksimum yang diijinkan ini disebut cut-out speed. Pada grafik di atas
ditunjukkan hubungan antara laju angin dengan daya yang. Turbin yang
dipakai diharapkan bekerja pada laju angin 29 mil/jam (47 km/jam = 13
m/s) sehingga menghasilkan daya yang sesuai dengan disainnya (rated
power).
Ilmu-ilmu yang diperlukan adalah :

Page 43 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]44

1. Aerodinamika : untuk memahami perilaku udara bergerak, dan disain balingbaling yang efisien, serta sistem yaw yang diperlukan.
2. Bahan engineering : untuk membuat bahan sirip baling-baling yang kuat dan
ringan.
3.

Power electronics : untuk mendisain generator yang sesuai, serta teknik


penyimpanan energi listrik sebagai output sistem. Atau penyesuaian output
terhadap jaringan listrik PLN jika harus dilakukan transmisi keluar lokasi.

4. Teknik kontrol : untuk mendisain sistem kontrol terhadap kecepatan turbin,


atau kontrol terhadap daya generator.
5. Teknik manufaktur : untuk mencetak baling-baling, membuat rumah
(nacelle) seluruh komponen peralatannya.
6. Ilmu-ilmu MIPA : Fisika (aerodinamika, mekanika), Statistika (sifat random
angin), Matematika.
7. Komputer : untuk kontrol saat operasi, dan simulasi eksperimen disain baru.
8.

Meteorologi : untuk mempelajari watak angin.

9. Teknik sipil : untuk membangun tower yang tangguh dan mampu menyangga
sistem secara fisik.
10. Elektrokimia : untuk teknologi penyimpanan energi listrik dalam baterei.
Turbin Angin Sumbu Horizontal
Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros rotor utama dan
generator listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil diarahkan oleh
sebuah baling-baling angin (baling-baling cuaca) yang sederhana,
sedangkan turbin berukuran besar pada umumnya menggunakan sebuah
sensor angin yang digandengkan ke sebuah servo motor. Sebagian besar
memiliki sebuah gearbox yang mengubah perputaran kincir yang pelan
menjadi lebih cepat berputar.

Page 44 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]45

Gambar 9 Turbin Angin Sumbu Horisontal

Karena turbulensi menyebabkan kerusakan struktur menara, dan


realibilitas begitu penting, sebagian besar TASH merupakan mesin upwind
(melawan arah angin). Meski memiliki permasalahan turbulensi, mesin
downwind (menurut jurusan angin) dibuat karena tidak memerlukan
mekanisme tambahan agar mereka tetap sejalan dengan angin, dan karena
di saat angin berhembus sangat kencang, bilah-bilahnya bisa ditekuk
sehingga mengurangi wilayah tiupan mereka dan dengan demikian juga
mengurangi resintensi angin dari bilah-bilah itu.
Turbin Angin Sumbu Vertikal
Turbin angin sumbu vertikal/tegak (atau TASV) memiliki poros/sumbu
rotor utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah
turbin tidak harus diarahkan ke angin agar menjadi efektif. Kelebihan ini
sangat berguna di tempat-tempat yang arah anginnya sangat bervariasi.
VAWT mampu mendayagunakan angin dari berbagai arah.
Karena sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak sering dipasang
lebih dekat ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap
sebuah bangunan. Kecepatan angin lebih pelan pada ketinggian yang
rendah, sehingga yang tersedia adalah energi angin yang sedikit. Aliran
udara di dekat tanah dan obyek yang lain mampu menciptakan aliran yang
bergolak, yang bisa menyebabkan berbagai permasalahan yang berkaitan
Page 45 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]46

dengan getaran, diantaranya kebisingan dan bearing wear yang akan


meningkatkan biaya pemeliharaan atau mempersingkat umur turbin angin.
Jika tinggi puncak atap yang dipasangi menara turbin kira-kira 50% dari
tinggi bangunan, ini merupakan titik optimal bagi energi angin yang
maksimal dan turbulensi angin yang minimal.

Gambar 10 Turbin Angin Sumbu Vertikal

TURBIN PANAS BUMI


(Klasifikasi, Prinsip Kerja, Komponen Utama, Konstruksi Komponen Turbin)

Page 46 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]47

Dalam rangka memasuki era industrialisasi maka kebutuhan energi


terus meningkat dan untuk mengatasi hal ini perlu dipikirkan penambahan
energi melalui pemilihan energi alternatif yang ramah terhadap
lingkungan. Salah satu energi altematif tersebut adalah pemanfaatan energi
panas bumi yang cukup tersedia di Indonesia. Tulisan ini akan
menguraikan secara garis besar tentang kebutuhan energi dan peranan
energi panas bumi dalam rangka memenuhi kebutuhan energi serta
prospeknya di Indonesia.
Keberhasilan pembangunan pada PELITA V telah meletakkan
dasar-dasar pembangunan industri yang akan dilaksanakan pada PELITA
VI dan tahun-tahun berikutnya, ternyata mempunyai konsekwensi dalam
hal penyediaan energi listrik untuk dapat menggerakkan kegiatan industri
yang dimaksud. Untuk mengatasi kebutuhan energi listrik yang terus
meningkat ini, usaha diversifikasi energi mutlak harus dilaksanakan. Salah
satu usaha diversifikasi energi ini adalah dengan memikirkan pemanfaatan
energi panas bumi sebagai penyedia kebutuhan energi listrik tersebut.
Dasar pemikiran ini adalah mengingat cukup tersedianya cadangan energi
panas bumi di Indonesia, namun pemanfaatannya masih sangat sedikit.
Indonesia sebagai negara vulkanik mempunyai sekitar 217 tempat yang
dianggap potensial untuk eksplorasi energi panas bumi.
Bila energi panas bumi yang cukup tersedia di Indonesia dapat
dimanfaatkan secara optimal, kiranya kebutuhan energi listrik yang terus
meningkat akan dapat dipenuhi bersama-sama dengan sumber energi
lainnya. Pengalaman dalam memanfaatkan energi panas bumi sebagai
penyedia energi listrik seperti yang telah dilaksanakan di Jawa Tengah dan
Jawa Barat akan sangat membantu dalam pengembangan energi panas
bumi lebih lanjut.

Page 47 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]48

Dasar Teori
Panas bumi adalah anugerah alam yang merupakan sisa-sisa panas
dari hasil reaksi nuklir yang pernah terjadi pada awal mula terbentuknya
bumi dan alam semesta ini. Reaksi nuklir yang masih terjadi secara
alamiah di alam semesta pada saat ini adalah reaksi fusi nuklir yang terjadi
di matahari dan juga di bintang-bintang yang tersebar di jagat raya. Reaksi
fusi nuklir alami tersebut menghasilkan panas berorde jutaan derajat
Celcius. Permukaan bumi pada mulanya juga memiliki panas yang sangat
dahsyat, namun dengan berjalannya waktu (dalam orde milyard tahun)
suhu permukaan bumi mulai menurun dan akhirnya tinggal perut bumi saja
yang masih panas berupa magma dan inilah yang menjadi sumber energi
panas bumi.
Energi panas bumi digunakan manusia sejak sekitar 2000 tahun SM
berupa sumber air panas untuk pengobatan yang sampai saat ini juga
masih banyak dilakukan orang, terutama sumber air panas yang banyak
mengandung garam dan belerang. Sedangkan energi panas bumi
digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik baru dimulai di Italia pada
tahun 1904. Sejak itu energi panas bumi mulai dipikirkan secara komersial
untuk pembangkit tenaga Isitrik
Energi panas bumi adalah termasuk energi primer yaitu energi yang
diberikan oleh alam seperti minyak bumi, gas bumi, batubara dan tenaga
air. Energi primer ini di Indonesia tersedia dalam jumlah sedikit (terbatas)
dibandingkan dengan cadangan energi primer dunia. Sebagai gambaran
sedikitnya atau terbatasnya energi tersebut adalah berdasarkan data pada
Tabel I. ]
Tabel 1 Cadangan energi primer dunia.
cadangan Minyak Bumi
Cadangan Gas Bumi

Indonesia 1,1
%
Indonesia 1-2
Page 48 of 90

Timur Tengah 70 %
Rusia 25 %

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]49

%
Cadangan Batubara

Indonesia 3,1
%

Amaerika Utara 25
%

Sedangkan cadangan energi panas bumi di Indonesia relatif lebih


besar bila dibandingkan dengan cadangan energi primer lainnya, hanya
saja belum dimanfaatkan secara optimal. Selain dari pada itu panas bumi
adalah termasuk juga energi yang terbarukan, yaitu energi non fosil yang
bila dikelola dengan baik maka sumberdayanya relatif tidak akan habis,
jadi amat sangat menguntungkan.

Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan
menjadi:

1. Energi panas bumi "uap basah"


Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi
yang keluar dari perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan
langsung untuk menggerakkan turbin generator listrik. Namun uap kering
yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di Indonesia dan pada
umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah
air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelum digunakan untuk
menggerakkan turbin.

Page 49 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]50

Gambar 1. Pembangkitan tenaga listrik dari energi panas bumi "uap


basah".
Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas
bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi
kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan
jenis uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan antara uap dan air.
Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan
generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk
menjaga keseimbangan air dalam tanah. Skema pembangkitan tenaga listrik atas
dasar pemanfaatan energi panas bumi "uap basah" dapat dilihat pada Gambar 1.

2. Energi panas bumi "air panas"


Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air
asin panas yang disebut "brine" dan mengandung banyak mineral. Karena
banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan
langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim
pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi
jenis ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air
panas sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat
penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk
menggerakkan turbin.

Energi panas bumi "uap panas" bersifat korosif, sehingga biaya awal
pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis
lainnya. Skema pembangkitan tenaga listrik panas bumi "air panas" sistem biner
dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 50 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]51

Skema pembangkitan tenaga listrik energi panas bumi "air panas"

3. Energi panas bumi "batuan panas"


Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam
perut bumi akibat berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi
panas bumi ini harus diambil sendiri dengan cara menyuntikkan air ke
dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap panas, kemudian
diusahakan untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk
menggerakkan turbin. Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh
di dalam perut bumi, sehingga untuk memanfaatkannya perlu teknik
pengeboran khusus yang memerlukan biaya cukup tinggi. Skema
pembangkitan tenaga listrik energi panas bumi "batuan panas" dapat
dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Skema pembangkitan tenaga listrik energi panas bumi "batuan


panas"
Page 51 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]52

Kebutuhan Energi di Indonesia


Sudah dikemukakan bahwa keberhasilan pembangunan terlebih
lagi dalam rangka menggerakkan perindustrian di Indonesia, maka
kebutuhan energi akan terus meningkat dengan pesat. Masalah kebutuhan
energi dan usaha untuk mencukupinya merupakan masalah serius yang
harus dipikirkan, agar energi primer khususnya energi fosil yang ada tidak
terkuras habis hanya "sekedar dibakar "untuk menghasilkan tenaga listrik.
Padahal sumber daya alam energi fosil merupakan sumber kekayaan yang
sangat berharga bila digunakan sebagai bahan dasar industri petrokimia.
Dalam

bidang

industri

petrokimia

ini

Indonesia

sudah

cukup

berpengalaman mulai dari mendesain, membangunnya sampai dengan


mengoperasikannya, sehingga pemanfaatan bahan bakar fosil melalui
industri petrokimia jelas akan mendatangkan devisa yang sangat besar..
Atas dasar pemikiran ini maka sebaiknya sumber daya alam energi fosil
difokuskan untuk industri petrokimia, sedangkan kebutuhan energi
dipikirkan dari sumber energi primer lainnya misalnya energi panas bumi.

Sebagai gambaran kebutuhan atau konsumsi energi di Indonesia


berdasarkan sektor kebutuhan untuk industri, transportasi dan rumah tangga pada
Pelita Vl adalah seperti yang tampak pada grafik 1.

Page 52 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]53

Grafik 1.
Berdasarkan data yang telah diolah pada Grafik 1 tersebut di atas, tampak
bahwa kebutuhan energi meningkat dari 284,3 juta SBM pada akhir Pelita V
menjadi 504,5 SBM pada akhir Pelita VI. Dalam pengamatan tampak juga bahwa
konsumsi energi sektor industri meningkat lebih cepat dibandingkan sektor-sektor
lainnya. Hal ini terlihat dari pangsa konsumsi energi sektor industri meningkat
dari 38,0 % pada akhir Pelita V menjadi 48,6 % pada akhir Pelita Vl.

Penyediaan Energi di Indonesia


Mengingat akan banyaknya kebutuhan energi yang diperlukan untuk
menggerakkan pembangunan khususnya dalam bidang industri seperti telah
ditampilkan pada Grafik l di atas, maka persoalan berikutnya adalah bagaimana
mengenai penyediaan energi untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut.
Mengenai penyediaan energi tersebut usaha diversifikasi telah dilakukan agar
kebutuhan energi tidak semata-mata tergantung pada minyak bumi saja. Untuk itu
dapat dilihat penyediaan energi primer berdasarkan jenis energi yang ada di
Indonesia seperti tampak pada grafik 2.

Grafik 2.

Page 53 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]54

Bila dikaji dari data yang telah diolah melalui Grafik 2 tersebut di atas,
tampak bahwa usaha diversifikasi energi primer telah berhasil menurunkan pangsa
pemakaian minyak bumi dalam usaha memenuhi kebutuhan energi dari 63,7 %
pada akhir Pelita V menjadi 52,3 % pada akhir Pelita Vl. Sedangkan pangsa
pemakaian batubara mengalami kenaikan dari 8,2 % pada akhir Pelita V menjadi
17,5 % pada tahun 1998/99 ini.
Selain dari pada itu, bila dikaji lebih cermat ternyata pemakaian energi
panas bumi yang selama ini sering terabaikan, temyata sudah mulai diperhatikan
sebagai usaha mencukupi kebutuhan energi di Indonesia. Hal ini tampak dari
kenyataan bahwa pada tahun 1994/95 (akhir Pelita V) pangsa energi panas bumi
hampir tak berarti hanya sekitar 0,6 % saja dari seluruh pemenuhan kelzutuhan
energi, akan tetapi pada tahun 1998/99 pangsa energi panas bumi telah naik
hampir 3 kali lipat menjadi 1,7 %. Keadaan ini sudah barang tentu sangat
memberikan harapan bagi pengembangan energi panas bumi pada masa
mendatang.

Prospek Energi Panas Bumi di Indonesia


Sebelum membahas lebih lanjut mengenai prospek energi panas bumi di
Indonesia, ada baiknya kalau melihat pemanfaatan energi panas bumi di negara
lain sebagai upaya pemenuhan kebutuhan energinya. Berdasarkan beberapa acuan
dapat dilihat pemanfaatan energi panas bumi di beberapa negara seperti tampak
pada Tabel 2.
Tabel 2 Pemanfaatan dan perkembangan energi panas bumi di berbagai
negara

Page 54 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]55

1976
Negara

1980

(MW

(MW

1985
(MW)

2000
(MW)
30.000

3.500

Amerika
Serikat

522

908

Italia

421

455

Filipina

443

Jepang

68

218

Selandai

192

203

Baru

78,5

218

Meksiko

2,5

64

Islandia

5,7

Rusia

0,5

0,5

Turki

China

2,3

Indonesia

Argentina

Kanada

Spanyol

800

4.000

1.726
48.00
6.900

0
352

282

10.00

1.000

0
500

150

1.000

400
50

200

32,3

3.500

20
10

25

200

Jumlah

1.288,5

2.520,5

14.895,3

97.752

Apabila dilihat dari Tabel 2 tersebut di atas, tampak bahwa


pemenuhan kebutuhan energi listrik pada beberapa negara melalui
pemanfaatan energi panas bumi terus meningkat. Angka-angka untuk
berbagai negara pada tahun 2000 masih merupakan perkiraan yang masih
terus dikaji ulang.

Page 55 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]56

Indonesia sebagai negeri vulkanik memiliki 217 tempat yang diperkirakan


potensial sebagai sumber energi panas bumi. Berdasarkan perkiraan data tahun
1997 potensi energi panas bumi di Indonesia adalah sebagai yang tertera pada
Tabel 3.
Tabel 3 Potensi energi panas bumi di Indonesia

Daerah sumber energi panas bumi

Potensi energi panas bumi


(MW)

Sumatera

9.562

Jawa

5.331

Sulawesi

1.300

Nusa Tenggara

200

Maluku

100

Irian Jaya

165

Jumlah Kesuluruhannya

16.658

Apabila dilihat dari Tabel 2 tampak bahwa pemanfaatan energi panas bumi
di Indonesia pada tahun 1985 baru 32,3 MW, sedangkan menurut data terakhir
sampai dengan tahun 1997 energi panas bumi yang sudah dimanfaatkan mencapai
305 MW. Dalam waktu sekitar 10 tahun telah terjadi kenaikan kurang lebih 10
kali, suatu kenaikan yang cukup optimis dalam hal pemanfaatan energi panas
bumi. Padahal pemanfaatan yang mencapai 305 MW pada tahun 1997 tersebut
baru 1,83 % dari potensi energi panas bumi yang ada.
Pangsa pemanfaatan energi panas bumi 1,83 % dari total potensi yang
tersedia sudah barang tentu masih sangat kecil. Oleh karena itu kemungkinan
untuk menaikkan pangsa pemanfaatan energi panas bumi masih sangat terbuka
lebar, dengan kata lain bahwa prospek pemanfaatan energi panas bumi di
Indonesia masih sangat menguntungkan bagi para penanam modal yang akan
bergerak dalam bidang energi panas bumi. Hal ini terbukti dengan akan
dibangunnya lagi 4 unit berkekuatan 55 MW di Gunung Salak Jawa Barat, suatu
proyek patungan antara Pertamina dan PT Unocoal Geotherrnal Indonesia.

Page 56 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]57

Proyek-proyek berikutnya sudah barang akan segera disusul oleh penanam modal
lainnya, mengingat bahwa kebutuhan energi di Indonesia yang terus meningkat.

TURBIN GAS
(Klasifikasi, Prinsip Kerja, Komponen Utama, Konstruksi Komponen Turbin)

1. Komponen Turbin Gas


1. Komponen-komponenUtama padaTurbingas
Ada 3 komponen utama yang menunjang kerja Turbin Gas, yaitu:
Page 57 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]58

1. Kompresoraksial
Yang dimaksud aliran axial adalah bahwa jalan aliran udara arahnya
paralel atau memanjang searah dengan shaft dari rotor .Kompresor aksial
terdiri dari beberapa tingkat (dapatmencapai30tingkat), masing-masing
tingkat terdiri dari satu baris sudu gerak pada rotor, dan satu baris sudu
tetap pada stator untuk memperoleh efisiensi yang tinggi diperlukan rasio
kompresi yang tinggi. Namun, karena dalam satut ingkathanya dapat
memberikan kenaikan tekanan yang kecil, maka kenaikan tekanan yang
diperoleh dalam satubaris sudu tidak besar. Dengan demikian untuk
memperoleh effisiensi yang tinggi diperlukan beberapa tingkat kompresor
aksial dalam seri. Komponen utama sebuah kompresor aksial adalah rotor
dengan sudu sudu gerak dan stator dengan sudusudu tetap. Penampang
suduber bentuk airfoil. Biasanya sudu dipasangkan longgar pada rotor
untuk memberi ruang pemuaian saat sudah panas ketika beroperasi [2 &3].
2. Ruang bakar
Ruang bakar sangat menentukan mutu gas pembakaran,bukan hanya
dari segi energi yang disediakan tetapi juga emisi gas buangnya.Untuk
menjamin hal tersebut maka ruang bakar turbin gas harus memenuhi
syarat-syarat berikut ini:
1. Efisiensi pembakaran yang tinggi, bahan bakar harus terbakar sempurna
sehingga semua energi kimia dapat dikonversi menjadi energi panas.
2. Distribusi temperatur keluar ruang bakar yang sama.
3. Emisi polutan (CO, NoX, SoX) dan asap yang rendah
4. Harga yang murah dan mudah perawatannya. Maka konstruksi harus
sederhana serta dibuat dari material yang tidak mahal.
5. Tahan lama. Konstruksi dan material yang baik serta pendinginan yang
baik.

Page 58 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]59

Ada beberapa jenis ruang bakar :


1. Tubular
Konstruksi yang tegar dan kuat
Aliran bahan bakar dan aliran udara mudah dipadukan.
Berat total material ringan
Mudah pemeriksaan dan penggantian.
Volume dan penampang frontal besar

Gambar 6.melintang titik nyala pada ruang bakar tubular

Gambar 7. Potongan gambar ruang bakar tubular


2. Anular
Penampang frontal minimum
Penyalaan lebih mudah
Relatif tidak banyak membentuk asap
Page 59 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]60

Pendinginan dan pembersihannya lebih mudah

Gambar8. Gambar melintang pada ruang bakar anular[3]

Gambar9.Potongan gambar ruang bakar anular[1]


3. Tubo-anular atau kanular
Pola aliran bahan bakar dan aliran udara mudah disesuaikan

Page 60 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]61

Gambar10.Gambar melintang titik nyala pada ruang bakar tubo anular


atau kanular

Gambar11.Potongan gambar ruang bakar tuboanular atau kanular


Ruang bakar terdiri dari tabung luar dan tabung dalam, tabung luar
merupakan bungkus dan sekaligus struktur penyangga ruang bakar.
Sedangkan tabung dalam membentuk atau membatasi ruang dimana
proses pembakaran itu berlangsung.
Didalam tabung dalam terdapat penyemprot bahan bakar dan penyala, dan
pemegang nyala (flameholder) yang berfungsi memperlambat aliran,
membentuk vorteks atau turbulensi, sehingga api pembakaran terbakar
sempurna dantetap ditempat.Hanyasekitar2030%udarayang digunakan
untuk pembakaran pada beban penuh (fullload). Sedangkan sisanya akibat
panas dari api pembakaran akan mengembang atau berekspansi melalui
sudu-sudu turbin. Udara yang digunakan untuk pembakaran itulah yang
disebut PrimaryAir dan jumlahnya diatur oleh banyak dan besarnya
Page 61 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]62

lubang-lubang combustor, tempatur dara tersebut masuk kedaerah


pembakaran.
Sebelum digunakan untuk proses pembakaran, sebagian dari
primary air diarahkan melalui lubang-lubang disekeliling combuster untuk
membentuk selubung (layers) udara yang berfungsi untuk melindungi
dinding kombustor dari sentuhan api.
Disebelah bawah kombustor, dimasukkan aliran udara yang disebut
SecondaryAir. Aliran udara ini bercampur dengan gas panas hasil
pembakaran (primary air), untuk mencegah masuknya aliran yang sangat
panas ke dalam turbin. Udara sekunder (cooling air) tersebut juga
berfungsi mendinginkan ruang bakar, nozzle blade, dan turbine disc.
Tanpa adanya aliran udara tersebut maka ruang bakar akan
menjadi bola api yang besar yang bertemperatur kira-kira 3500 derajat
Fahrenheit (1927deg.C). Letak penyala pada kombuster ditetapkan
berdasarkan pengalaman dan pengujian, yaitu ditempat dimana campuran
bahan bakarudara paling mudah terbakar tetapi juga dilindungi dari api
yang panas. Hal tersebut disebabkan karena fungsi penyala adalah
menyalakan campuran bahan bakarudara sampai terjadi pembakaran
yang tetap atau stabil, setelah itu tidak bekerja atau dimatikan [2 &3].
3. TurbinAksial
Bagian turbin merubah panas dari pembakaran diruang bakar menjadi
tenaga putar mekanis. Sama seperti kompresor, bagian turbin juga terdiri
dari beberapa deret sudu-sudu yang berputar dan tidak berputar. Sudusudu yang berputar tersebut disebut rotorblade dan sudu-sudu yangtidak
berputar pada turbin disebut nozzle. Karena proses aliran gas didalam
turbin adalah ekspansi, sudu turbin dapat dibuat dengan sudut belok lebih
besar dari pada sudu kompresor. Hal tersebut memungkinkan konversi
energi pertingkat yang lebih besar pula. Maka tidak mengherankan jika
satu tingkat turbin dapat menghasilkan daya untuk menggerakkan 12 atau
lebih tingkat kompresor dengan effisiensi yang cukup tinggi.Perlukiranya
disebutkan disini bahwa pada unit daya tinggi, turbin dibuat dengan
Page 62 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]63

beberapa tingkat karena keterbatasan kemampuan satu tingkat turbin


untuk menyerap semua energi gas yang tersedia itu sekaligus secara
efisien [2 &3].
2. KomponenPendukungTurbingas
Variable Inlet GuideVane (VIGV)
Terletak pada 1atau 2 tingkat sudu stator pertama kompresor. Berfungsi
mengatur aliran massa udara supaya bisa menyesuaikan dengan keadaan
pada saat start, akselerasi , dan deselerasi kompresor[4 &5].

Gambar12 Potongan gambar VIGV[4]


Bleed Valve
Terletak dikompresor dan sebelum diatas rumah ruang pembakardan
mempunyai saluran untuk membuang aliran udara kompresor dengan tidak
melewati ruang bakar dan bagian turbin. Berfungsi untuk mengurangi
tekanan balik atau back pressure pada kompresor dan juga mengurangi
beban yang diterima turbin. Sekitar 10-15% dari jumlah aliran udara pada
saat itu dibuang [4 &5].

Page 63 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]64

Gambar13.Potongan gambar Bleed valve


Pada saat pembakaran, temperatur dalam ruang bakar akan
meningkat dengan cepat. Kenaikan temperatur ini menyebabkan volume
dan kecepatan aliran tersebut bertambah besar, tapi tekanannya tetap. Dari
proses pembakaran, gas mengalami proses ekspansi yang kemudian
diarahkan oleh nozzle untuk mendorong sudu-sudu rotor turbin sehingga
turbin akan berputar.
Turbin pada RRAVON adalah kombinasi dari cara impuls dan
reaksi. Pergerakan pertama dari rotor adalah dengan cara impuls, yaitu gas
membentur dan mendorong sudu rotor untuk mulai berputar, tetapi gas
yang berekspansi setelah melewati sudu akan bertambah kecepatannya
sehingga menghasilkan proses reaction yang menyebabkan perputaran
secara terus-menerus. Gas yang berekspansi tersebut kemudian memutar
rotor turbin, sehingga energinya berkurang menyebabkan turunnya
tekanan dan temperatur gas tersebut setelah berekspansi.
Pada RRAVON, terdapat 3 tingkat (stage) sudu pada turbin,
dimana terpasang dalam 2 bagian shaft yang berbeda pada RRAVON 2
stage GG dan1 stage power turbin terhubung secara split shaft. Dua
tingkat sudu pertama untuk gas producer generator dan satu tingkat
terakhir untuk power turbin. Sekitar 2/3 dari jumlah tenaga dihasilkan oleh
gas producer rotor. Gas producer generator adalah stage pada turbin yang
tenaganya digunakan untuk memutar engine kompresor dan
perlengkapannya. Misalnya compressor package, generator, pompa dan
lain-lain. Dan 1/3 jumlah tenaga sisanya pada turbin dihasilkan oleh
Page 64 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]65

power turbin rotor yang terletak pada turbin tingkat 3 digunakan untuk
menggerakkan peralatan yang diinginkan seperti gas kompresor, dll. Gas
sisa ekspansi tersebut dikeluarkan melalui exhaust ke atmosfir [4].
Difuser
Difuser adalah alat atau saluran yang berfungsi menaikkan tekanan
fluida dengan jalan menurunkan kecepatannya. Atau, difuser adalah alat
yang mengubah energi kinetik menjadi tekanan. Difuser tidak
menghasilkan atau memerlukan kerja mekanik.

VELOCITY= DEREASING PRESSURE= INCREASING


TEMPERATURE= INCREASING
Gambar 14. Skema aliran udara dari kompresor ke ruang bakar [2]
Fungsi diffuser disini adalah untuk memperlambat kecepatan (velocity)
udara. Sehingga udara bercampur dengan bahan bakar dengan sempurna.
Nozel
Nozel adalah alat atau saluran yang berfungsi menaikkan kecepatan fluida
dengan jalan menurunkan tekanannya. Atau, nozel adalah alat untuk
mengekspansikan fluida sehingga kecepatannya bertambah besar.
Sepertidifuser, nozzel tidak menghasilkan atau memerlukan kerja mekanik
; maka untuk nozzel W=0[3, 4,&5].

Page 65 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]66

Variabel-variabel Kinerja Turbin Gas [6, 7,&8]


Po : Barometric Pressure, yaitu tekanan udara luar atau tekanan atmosfer
diukur sebelum masuk intake.
P1 : GG bellmouth pressure,yaitu tekanan udara pada bell mouth atau
tekanan udara yang diukur pada intake kompresor.
Pi

: Gas generator intake depression,yaitu besarnya penurunan

tekanan yang masuk gas generator (turbin stage 1 &2) atau penurunan
tekanan setelah keluar ruangbakar.
T1:Intake temperature, yaitu temperature udara masuk kompresor.
T2: Compressor delivery temperatur, yaitu temprature udara keluar
kompresor, diukur pada kompresor stage ke 17.
T4: Exhaust gas temperature, yaitu temperature gasyang keluar dari gas
generator (turbin stage ke 2) atau temperatur gas sebelum masuk power
turbin.
T5: Exhaust conetemperature, yaitu temperature gas yang keluar dari
power turbin (turbin stage ke 3).
CDP

: Compressor discharge pressure (P2), yaitu tekanan udara yang

keluar dari kompresor atau tekanan udara sebelum masuk ruang bakar
(kompresor stage ke 17).
P4 : Exhaust gas generator pressure, yaitu tekanan gas yang keluar dari gas
generator (turbin stage ke 2) atau tekanan gas sebelum masuk power
turbin.
P5 : Exhaust conepressure, yaitu tekanan gas yang keluar dari power turbin
(turbin stage ke 3).
N1

: Compressor speed, yaitu besarnya putaran kompresor.

VIGV : Variable inletguide vane angle,yaitu besarnya sudut bukaan pada


kompresor stageke1,yang berfungsi untuk mengatur besarnya udara yang
masuk ke kompresor.
Effisiensi kompresor, yaitu besar keefektifan energi pada kompresor.
Effisiensi Thermal, yaitu besarnya keefektifan energi panas pada suatu
ruang bakar turbin gas.
Page 66 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]67

Gambar15. Potongan gambar rotor kompresor [4 &5]

Gambar16. Potongan gambar rotor turbin [4 &5]

Gambar17. Potongan gambar bell mouth kompresor [4 &5]


Page 67 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]68

2. Prinsip Kerja Sistem Turbin Gas


1. Prinsip Kerja Sistem Turbin Gas (Gas-Turbine Engine)
Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).
Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara
tersebut, sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara
bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar
dilakukan proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara
bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung
dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar
hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut
dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk
mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan
oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri
dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah melewati
turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang
(exhaust).

Gambar turbin gas pesawat terbang


Turbin gas yang dipakai industri dapat dilihat pada gambar 18, cara
kerjanya sama dengan turbin gas pesawat terbang. Motor starter
dinyalakan untuk memutar kompresor, udara segar terhisap masuk dan
dimampatkan. Kemudian, udara mampat dengan temperatur dan tekanan
yang cukup tinggi (2000C, 6bar) mengalir masuk ruang bakar, bercampur
dengan bahan bakar. Campuran udara mampat bahan-bakar kemudian
Page 68 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]69

dinyalakan dan terjadi proses pembakaran, temperatur gas pembakaran


naik drastis. Gas pembakaran dengan temperatur tinggi (6bar, 7500C)
berekspansi pada turbin, sehingga terjadi perubahan energi, dari energi
panas menjadi energi putaran poros turbin. Gas pembakaran setelah
berekspansi diturbin, lalu keluar sebagai gas bekas. Selanjutnya,
turbingas bekerja dengan putaran poros turbin, yaitu sebagai sumber
tenaga penggerak kompresor dan generator listrik.

Gambar 19. Turbin gas untuk industri (pembangkit listrik)


Persamaan turbin gasdengan motor bakar adalah pada proses
pembakarannya yang terjadi di dalam mesin itu sendiri, disamping itu
proses kerjanya adalah sama yaitu hisap, kompresi, pembakaran, ekspansi
dan buang. Perbedaannya adalah terlatak pada kontruksinya, motor bakar
kebanyakan bekerja gerak bolak balik (reciprocating) sedangkan turbin
Page 69 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]70

gas adalah mesin rotasi, proses kerja motor bakar bertahap (intermiten),
untuk turbin gas adalah kontinyu dan gas buang pada motor bakar tidak
pernah dipakai untuk gaya dorong.

Gambar 20. Mesin pembakaran dalam (turbin gas dan motor bakar)
Turbin gas bekerja secara kontinyu tidak betahap, semua proses
yaitu hisap kompresi, pembakaran dan buang adalah berlangsung
bersamaan. Pada motor bakar yang prosesnya bertahap yaitu yang
dinamakan langkah, langkah hisap,kompresi, pembakaran,ekspansidan
langkah buang, antara langkah satu dan lainnya saling bergantung dan
bekerja bergantian. Pada proses ekspansi turbin gas, terjadi perubahan
energi dari energi panas menjadi energi mekanik putaran poros turbin,
sedangkan pada motor bakar pada langkah ekspansi terjadi perubahan dari
energi panas menjadi energi mekanik gerak bolak-balik torak. Dengan
kondisi tersebut, turbin gas bekerja lebih halus tidak banyak getaran.

Page 70 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]71

Gambar 21. Perbandingan turbin gas dan mesin diesel


Turbin gas banyak digunakan untuk mesin propulsi atau jet, mesin
automotiv, tenaga pembangkit listrik [gambar20], atau penggerak
peralatan-peralatan industri seperti penggerak kompresor atau pompa.
Daya yang dihasil kan turbin gas mulai dari 250000 HP untuk pembangkit
listrik sampai 5HP pada turbo charger pada mesin motor.
Keunggulan dari turbin gas adalah mesinnya yang ringan dan
ukuran yang kecil bisa menghasilkan daya yang besar. Sebagai contoh
pada gambar 2 0 adalah turbin gas yang biasa dipakai untuk penggerak
generator listrik kecil. Generator ini banyak dipakai untuk mengantisipasi
beban puncak jaringan, sehingga fungsinya bisa menggantikan kalau
terjadi pemadaman listrik. Gedung-gedung perkantoran, rumah sakit,
universitas, perusahaan dan lainnya, banyak yang menggunakan generator
jenis ini. Dibandingkan dengan penggunaan generator penggerak diesel,
dengan penggerak turbin gas ukurannya menjadi lebih kecil, sehingga bisa
Page 71 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]72

menghemat tempat dan mudah dipindahkan. Pesawat terbang memerlukan


mesin dengan persyaratan yang spesifik yaitu mesin dengan daya besar
untuk daya dorong, tetapi ringan juga dari segi ukuran harus kecil. Dengan
alasan tersebut, penggunaan turbin gas pada pesawat terbang menjadi
pilihan yang tepat, dan tidak bisa digantikan jenis mesin lain. Pada industri
dan pembangkitan listrik turbin gas sangat menguntungkan karena mesin
mudah diinstal, operasinya tidak ruwet, dan tidak memerlukan ruangan
yang besar.

Proses Pembakaran
Padagambar20, dapatdilihatdarikotruksikomponenruangbakar,apabila
digambarkanulangdenganprosespembakaranadalahsebagaiberikut :

Gambar 22. Ruang baka dan proses pembakaran turbin gas


Proses pembakaran dari turbin gas adalah mirip dengan pembakaran
mesin diesel, yaitu proses pembakarannya pada tekanan konstan.
Prosesnya adalah sebagai berikut, udara mampat dari kompresor masuk
ruang bakar, udara terbagi menjadi dua, yaitu udara primer yang masuk
saluran primer, berada satu tempat dengan nosel, dan udara mampat
sekunder yang lewat selubung luar ruang bakar. Udara primer masuk
ruang bakar melewati swirler, sehingga alirannya berputar.
Bahan bakar kemudian disemprotkan dari nosel ke zona primer, setelah
keduanya bertemu, terjadi pencampuran. Aliran udara primer yang
berputar akan membantu proses pencampuran, hal ini menyebabkan
Page 72 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]73

campuran lebih homogen, pembakaran lebih sempurna.


Udara sekunder yang masuk melalui lubang-lubang pada selubung luar ruang
bakar akan membantu proses pembakaran pada zona sekunder. Jadi, zona
sekunder akan menyempurnakan pembakaran dari zona primer. Disamping
untuk membantu proses pembakaran pada zona sekunder, udara sekunder
juga membantu pendinginan ruang bakar. Ruang bakar harus didinginkan,
karena dari proses pembakaran dihasilkan temperatur yang tinggi yang
merusak material ruang bakar. Maka, dengan cara pendinginan udara
sekunder,temperatur ruang bakar menjadi terkontrol dan tidak melebihi
dari yang diijinkan.
Pada gambar 22 diatas, terlihat zona terakhir adalah zona pencampuran
(dillute zone), adalah zona pencampuran gas pembakaran bertemperatur
tinggi dengan sebagian udara sekunder. Fungsi udara pada sekunder pada
zona itu adalah mendinginkan gas pembakaran yang bertemperatur tinggi
menjadi temperatur yang aman apabila mengenai sudu-sudu turbin ketika
gas pembakaran berekspansi. Disamping itu, udara sekunder juga akan
menambah massa dari gas pembakaran sebelum masuk turbin, dengan
massa yang lebih besar energi potensial gas pembakaran juga bertambah.
Apabila Wkinetik adalah energi kinetik gas pembakaran dengan kecepatan
V, massa sebelum ditambah udara sekunder adalah m1 maka energi
kinetiknya adalah sebagai berikut:
Wkinetik,1= m1.V
2
Dengan penambahan massa dari udara sekunder m2, maka energi kinetik
menjadi
Wkinetik,1= (m1+m2).V
2
Jadi dapat dilihat Wkinetik,2 (dengan udara sekunder) lebih besar dari
Wkinetik,1 (tanpa udara sekunder).
Dari uraian diatas, terlihat proses pembakaran pada turbin gas
Page 73 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]74

memerlukan udara yang berlebih, biasanya sampai 30% dari kondisi


normal untuk proses pembakaran dengan jumlah bahan bakar tertentu.
Kondisi ini akan berkebalikan, apabila udara pembakaran terlalu
berlimpah (lebih 30%), udara justru akan mendinginkan proses
pembakaran dan mati, karena panas banyak terbuang keluar melalui gas
bekas yang bercampur udara dingin sekunder. Dengan pemikiran yang
sama, apabila udara jumlah udara kurang dari normal, yaitu terjadi over
heating, material ruang bakar dan sudu-sudu turbin bekerja melampaui
kekuatannya dan ruang bakar bisa pecah, hal ini berarti turbin gas berhenti
bekerja atau proses pembakaran terhenti.

Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai
berikut:
Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar
dengan udara kemudian di bakar.
Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar
melalui nozel (nozzle).
Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat
saluran pembuangan.
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi
kerugiankerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan
oleh turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu
sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen
sistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:
Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan
(pressure losses) di ruang bakar.
Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan
temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
Adanya mechanical loss, dsb.
Page 74 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]75

Klasifikasi Turbin Gas


Turbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklusnya, kontruksi poros dan
lainnya. Menurut siklusnya turbin gas terdiri dari:
Turbin gas siklus tertutup (Close cycle)
Turbin gas siklus terbuka (Open cycle)
Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada
turbin gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang
ke udara atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida
kerjanya didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal.
Dalam industri turbin gas umumnya diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu :
Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)
Turbin jenis ini digunakan untuk menggerakkan generator listrik yang
menghasilkan energi listrik untuk keperluan proses di industri.
Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)
Turbin jenis ini merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin bertekanan
tinggi dan turbin bertekanan rendah, dimana turbin gas ini digunakan
untuk menggerakkan beban yang berubah seperti kompresor pada unit
proses.
Siklus-Siklus Turbin Gas

Page 75 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]76

Siklus Turbin Gas


Tiga siklus turbin gas yang dikenal secara umum yaitu:
a. Siklus Ericson
Merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang terdiri dari
dua proses isotermis dapat balik (reversible isotermic) dan dua proses
isobarik dapat balik (reversible isobaric). Proses perpindahan panas pada
proses isobarik berlangsung di dalam komponen siklus internal
(regenerator), dimana effisiensi termalnya adalah : hth = 1 T1/Th,
dimana T1 = temperatur buang dan Th = temperatur panas.
b. Siklus Stirling
Merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua proses
isotermis dapat balik (isotermal reversible) dengan volume tetap
(isokhorik). Efisiensi termalnya sama dengan efisiensi termal pada siklus
Ericson.
c. Siklus Brayton
Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas,
sehingga saat ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat
mesin turbine atau manufacturer dalam analisa untuk performance
upgrading. Siklus Brayton ini terdiri dari proses kompresi isentropik yang
diakhiri dengan proses pelepasan panas pada tekanan konstan. Pada siklus

Page 76 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]77

Bryton tiap-tiap keadaan proses dapat dianalisa secara berikut.

Proses 1 ke 2 (kompresi isentropik). Kerja yang dibutuhkan oleh kompresor:


Wc = ma (h2 h1). Proses 2 ke 3, pemasukan bahan bakar pada tekanan
konstan. Jumlah kalor yang dihasilkan: Qa = (ma + mf) (h3 h2). Proses 3
ke 4, ekspansi isentropik didalam turbin. Daya yang dibutuhkan turbin:
WT = (ma + mf) (h3 h4). Proses 4 ke 1, pembuangan panas pada tekanan
konstan ke udara. Jumlah kalor yang dilepas: QR = (ma + mf) (h4 h1)
A. Siklus Termodinamika Turbin Gas

Turbingas merupakan suatu mesin yang bekerja mengikuti siklus


termodinamik Brayton. Adapun siklus termodinamikanya pada diagram
p-v dan t-s adalah sebagai berikut[gambar24]:

Gambar 24. Diagram p-v dan T-s


Page 77 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]78

Urutan proses kerja sistem turbin gas [gambar 24] adalah:


1-2

Proseskompresiadiabatisudarapadakompresor,tekanan udara naik [A]

2-3

Proses pembakaran campuran udara dan bahan-bakar pada tekanan

konstan, dihasilkan panas pada ruang bakar [B]


3-4

Proses ekspansi adiabatic gas pembakaran pada turbin dihasilkan

Kerja turbin berupa putaran poros dan gaya dorong, tekanan turun [C]
4-1

Proses pembuangan kalor pada tekanan konstan [D]


Dari diagram T-S dapat dilihat setelah proses kompresi pada

kompresor temperatur naik yaitu T2 dari tempertur atmosfer T1 dan


tekanan naik dari p1 menjadi p2, tempertur dan tekanan ini diperlukan
untuk proses pembakaran. Setelah bahan bakar disemprotkan dan
bercampur dengan udara mampat didalam ruang bakar dan dinyalakan,
terjadi proses pembakaran, temperatur naik lagi sampai T3. Temperatur
T3 adalah temperatur gas pembakaran yang akan masuk turbin, temperatur
ini dibatasi oleh ketahanan material turbin pada suhu tinggi. Setelah proses
ekspansi pada turbin, temperatur gas sisa menjadi turun sampai T4 dan
temperature gas sisa ini masih tinggi diatas temperature T1.

Ada banyak tipe turbin gas,tetapi dengan prinsip kerja yang sama, yaitu
mengikuti siklus Bryton. Siklus tersebut adalah siklus dasar yang
menjadi patokan dalam perancangan turbin gas. Secara teoritis kelihatan
tidak ada kesulitan, tetapi pada kenyataannya, pembuatan turbin gas
menemui banyak kesukaran, terutama yang berhubungan dengan efisiensi
pemakaian bahan bakar dan ketersedian material yang bekerja pada
temperatur tinggi. Dengan berbagai alasan dan tujuan, banyak tipe turbin
gas yang dikembangkan. Adapun beberapa alasan tersebut adalah
1. Pemakaian bahan bakar harus lebih bervariasi tidak hanya untuk bahan bakar
Page 78 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]79

cair dan gas saja atau untuk mencegah singgungan fluida kerja dengan
lingkungan, khususnya untuk bahan bakar nuklir. Untuk keperluan tersebut,
dibuat turbin gas terbuka dan tertutup atau turbin gas langsung dan tidak
langsung.

2. Pemakaian turbin gas yang semakin meluas, disamping sebagai


pembangkit daya
dorong dan pembangkit listrik, turbin gas sekarang banyak digunakan untuk
pengerak mula, contohnya penggerak pompa dan kompresor pada industriindustri atau pusat pembangkit tenaga (power plant). Untuk keperluan
tersebut, dibuat turbin gas dengan model satu poros dan dua poros.

A. Turbin gas sistem terbuka (langsung dan tidak langsung)

Page 79 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]80

Gambar 25. Bagan kerja turbin gas sistem terbuka langsung


Pada sistem turbin gas terbuka langsung [gambar 22], fluida kerja akan
keluar masuk sistem yaitu udara lingkungan masuk kompresor dan gas
bekas keluar turbin ke lingkungan. Ruang bakar menjadi satu dengan
sistem turbin gas dan bahan bakar yang digunakan terbatas yaitu hanya
bahan bakar cair dan gas. Bahan bakar tersebut sebelum digunakan sudah
dimurnikan, sehingga tidak mengandung unsur-unsur yang merugikan.
Permasalahan turbin gas sistem terbuka terfokus pada proses pendinginan
ruang bakar dan sudu-sudu turbin. Disamping itu, karena gas pembakaran
langsung bersinggungan dengan material turbin, permasalahan korosi dan
abarasi pada sudu turbin menjadi sangat penting, jika hal ini
diabaikanakan berakibat fatal dan sangat merugikan, yaitu sudu-sudu
turbin bisa bengkok atau patah. Kalau hal tersebut terjadi, daya turbin
menurun, dan secara keseluruah efisien kerja menjadi rendah.
Turbin gas sistem terbuka banyak dipakai untuk mesin pesawat
terbang, karena bentuknya lebih simpel, ringan dan tidak banyak
memakan tempat, hal ini cocok dengan pesyaratan turbin gas untuk
pesawat terbang. Bahan bakar padat tidak disarankan untuk digunakan
pada sistem turbin gas terbuka langsung, karena hasil pembakaran banyak
Page 80 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]81

mengandung partikel yang bersifat korosi terhadap material turbin, yang


dapat merusak sudu turbin. Kendala tersebut dapat diatasi dengan
memisahkan ruang bakar dengan saluran fluida kerja, dengan kata lain,
fluida kerja masuk turbin dikondisikan tidak mengandung gas hasil
pembakaran. Untuk keperluan tersebut, dibuat turbin gas sistem terbuka
tak langsung. Dengan sistem ini, proses pembakaran berlangsung sendiri
di dalam ruang bakar yang terpisah dengan saluran fluida kerja yang akan
masuk turbin. Energi panas dari porses pembakaran akan ditransfer ke
fluida kerja secara langsung atau menggunakan alat penukar kalor.
Model transfer energi panas dari ruang bakarke fluida kerja secara lansung
adalah sebagai berikut. Pipa-pipa yang berisi fluida kerja udara mampat
dari kompresor dilewatkan keruang bakar atau dapur. Panas dari proses
pembakaran ditransfer secara
langsung ke fluida kerja didalam pipa-pipa, temperatur fluida akan naik
sampai nilai tertentu sebelum masuk turbin.
Untuk model transfer panas dengan penukar kalor, banyak
diaplikasikan pada turbin gas berbahan bakar nuklir. Ruang bakar
berbahan bakar nuklir sering disebut dengan reaktor. Didalam reaktor
nuklir terjadi reaksi fusi yang menghasilkan panas yang tinggi, panas yang
tinggi tersebut ditransfer ke fluida yang sekaligus berfungsi sebagai
pendingin reaktor, fluida tersebut sering diistilahkan sebagai fluida primer.
Kemudian, fluida primer bersuhu tinggi dialirkan kealat penukar kalor.
Didalam alat penukar kalor terdapat pipa-pipa berisi fluida kerja bersuhu
rendah, untuk fluida ini sering disebut sebagai fluida sekunder. Dengan
kondisi tersebut, terjadi tranfer panas dari fluida primer bersuhu tinggi ke
fluida sekunder bersuhu rendah.
Pada gambar 25, adalah contoh skema untuk turbin gassistem terbuka. Dapat
dilihat fluida kerja yang dipakai adalah udara. Udara masuk kompresor,
dan keluar sebagai udara mampat pada titik 2. Udara bertekanan tinggi
tersebut masuk ruang bakar dan menyerap panas dari proses pembakaran,
lalu keluar ruang bakar dengan temperatur tinggi pada titik 3. Selanjutnya,
fluida kerja masuk turbin dan berekspansi untuk memberikan energinya ke
Page 81 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]82

sudu-sudu turbin. Terjadi perubahan energi, dari energi panas fluida kerja
menjadi putaran poros turbin. Sesudah berekspansi pada turbin, fluida
kerja lalu keluar turbin dengan temperatur relatif rendah ke lingkungan.

Gambar 26. Bagan kerja turbin gas sistem terbuka tak langsung
Pada gambar 26. adalah contoh sistem turbin gas tak langsung
dengan penukar kalor. Dapat dilihat, fluida kerja (fluida sekunder) yang
dipakai adalah udara. Udara masuk kompresor dan keluar sebagai udara
mampat pada titik 2. Udara bertekanan tinggi tersebut, masuk penukar
kalor dan menyerap panas dari sumber panas.Sumber panas tersebut
adalah fluida primer bertemperatur tinggi yang mengalir dari reaktor.
Fluida primer ini, sebagai pembawa energi panas dari proses pembakaran
bahan bakar nuklir, yang biasa digunakan adalah air atau gas helium.
Proses selanjutnya adalah sama dengan skema gambar 23.

Page 82 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]83

Gambar 27. Bagan kerja turbin gas sistem terbuka tak langsung
B. Turbin gas sistem tertutup (langsung dan tidak langsung)

Gambar 28. Bagan kerja turbin gas sistem tertutup langsung


Sistem turbin gas tertutup langsung banyak digunakan untuk
aplikasi tubin gas dengan bahan bakar nuklir [gambar25]. Fluida kerja
yang paling cocok adalah helium. Proses kerja dari sistem tersebut adalah
sebagai berikut. Helium tekanan tinggi dari kompresor dimasukan reaktor
untuk dipanasi dan sekaligus untuk pendinginan reaktor. Setelah itu,
helium berekspansi diturbin dengan melepaskan sebagian besar energinya.
Energi tersebut diubah pada sudu-sudu turbin menjadi putaran poros turbin
dan langsung menggerakan kompresor ataupun beban lainnya. Helium
keluar turbin, tekanannya sudah menurun, tetapi masih bertemperatur
Page 83 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]84

tinggi. Helium bertemperatur tinggi harus didinginkan sebelum masuk


kompresor, untuk keperluan tersebut, dipasang penukar kalor.
Selanjutnya, helium dingin masuk kompresor lagi untuk dikompresi lagi.
Pada gambar 26 adalah sistem turbin gas tertutup tak langsung, sistem ini
adalah sistem gabungan antara sistem tertutup dan sistem tak langsung. Fluida
kerja primer menyerap panas dari ruang bakar atau reaktor kemudian dialirkan ke
penukar kalor, kemudian diserap oleh fluida sekunder.

B. Efisiensi Turbin Gas


Pemakaian turbin gas banyak menguntungkan sebagai pengganti
sumber penggerak lain, seperti yang sudah diuraikan diatas,yaitu turbin
gas bentuknya lebih simple dan tidak banyak memakan tempat. Kalau
dibandingkan dengan turbin uap, turbin gas lebih mudah dioperasikan,
mudah dikendalikan dan instalasinya lebih sederhana. Akan tetapi,secara
actual efisiensi turbin gas masih rendah. Sudah banyak metode yang
digunakan untuk menaikan efisiensi tersebut.
Dari gambar 6.1diagram p-v dan t-s,dapat dilihat bahwa; Pemasukan
panas berlangsung pada tekanan tetap;
q masuk =mcp(T3T2)
Pengeluaran panas juga pada tekanan konstan;
q keluar =mcp(T4T1)
Sehingga,kerja berguna dapat dirumuskan sebagai berikut;
Wberguna=qmasuk-qkeluar.=mcp(T3-T2)-mcp(T4-T1)
Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan kerja berguna dengan
energi kalor yangmasuk,dirumuskansebagaiberikut;

bisaditulisdalambentuk;
Page 84 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]85

Dimana Cp kapasitasjenispadatekanankonstan

Dapat dilihat dari perumusan diatas, bahwa untuk menaikan efisiensi turbin
gas, kompresor yang di gunakan harus memiliki perbandingan tekanan

yang tinggi,
Sehingga pemakaian bahan bakar lebih sedikit. Kenaikan perbandingan tekan
tidak selamanya menaikan daya turbin, pada perbandingan tekanan
tertentu, daya turbin mencapai maksimum, selanjutnya daya yang berguna
akan kembali turun. Hal ini dikarenakan, pada perbandingan tekanan yang
tinggi diperlukan kerja kompresor yang besar, padahal kerja kompresor
mengambil dari daya turbin. Dengan alasan tersebut, bisa dipahami
kenaikan perbandingan tekanan tidak selalu menguntungan pada nilai
tertentu.
Bagian dari kerja turbin yang digunakan untuk menggerakan
kompresor dinamakan back work ratio [gambar29]. Perbandingan daya
pada turbin gas biasanya 3:2:1,3 untuk daya turbin, 2 untuk kompresor,
dan 1 untuk generator listrik. Sebagai contoh untuk menggerakan
generator listrik 100kW, turbin gas harus mempunyai daya 300kW, karena
harus menggerakkan kompresor sebesar 200 kW.

Gambar 29. Backwork turbin gas


Dengan alasan itu, banyak factor yang harus diperhatikan terutama untuk
Page 85 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]86

mengoptimalkan kerja kompresor. Sebagai contoh, suhu masuk kompresor


T1 tidak terlalu tinggi, dengan alasan pada suhu yang tinggi kerja
kompresor bekerja lebih berat. Dengan kerja kompresor lebih berat, daya
yang diambil dari daya turbin lebih banyak sehingga mengurangi bagian
yang lainnya.

Bahan Bakar, Pelumasan, Dan Pendinginan


1. Bahan Bakar
Fuel System. Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system
dengan tekanan sekitar 15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan
bakar harus bebas dari cairan kondensat dan partikel-partikel padat. Untuk
mendapatkan kondisi tersebut diatas maka sistem ini dilengkapi dengan
knock out drum yang berfungsi untuk memisahkan cairan-cairan yang
masih terdapat pada fuel gas.
2. Pelumasan
Lube Oil System. Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan
secara kontinu pada setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil
disirkulasikan pada bagian-bagian utama turbin gas dan trush bearing juga
untuk accessory gear dan yang lainnya. Lube oil system terdiri dari:

Oil Tank (Lube Oil Reservoir)


Oil Quantity
Pompa
Filter System
Valving System
Page 86 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]87

Piping System
Instrumen untuk oil
Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai
lube oil guna keperluan lubrikasi, yaitu:
a. Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP
shaft pada gear box yang mengatur tekanan discharge lube oil.
b. Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan oleh
tenaga listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pump turun.
c. Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua
pompa diatas tidak mampu menyediakan lube oil.
3. System Pendingin
Cooling System. Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air
dan udara. Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada
section dan bearing. Komponen-komponen utama dari cooling system
adalah:

Off base Water Cooling Unit


Lube Oil Cooler
Main Cooling Water Pump
Temperatur Regulation Valve
Auxilary Water Pump
Low Cooling Water Pressure Swich

3. Perawatan Mesin Turbin Gas


Maintenance adalah perawatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan
seperti kerusakan terlalu cepat terhadap semua peralatan di pabrik, baik yang
sedang beroperasi maupun yang berfungsi sebagai suku cadang. Kerusakan
yang timbul biasanya terjadi karena keausan dan ketuaan akibat pengoperasian
yang terus-menerus, dan juga akibat langkah pengoperasian yang salah.
Maintenance pada turbine gas selalu tergantung dari faktor-faktor operasional
dengan kondisi yang berbeda disetiap wilayah, karena operasional turbine gas
sangat tergantung dari kondisi daerah operasional. Semua pabrik pembuat
turbin gas telah menetapkan suatu ketetapan yang aman dalam pengoperasian

Page 87 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]88

sehingga turbine selalu dalambatas kondisi aman dan tepat waktu untuk
melakukan maintenance.
Secara umum maintenance dapat dibagi dalam beberapa bagian, diantaranya
adalah:
1. Preventive Maintenance. Suatu kegiatan perawatan yang direncanakan baik
itu secara rutin maupun periodik, karena apabila perawatan dilakukan tepat
pada waktunya akan mengurangi down time dari peralatan.

Preventive maintenance dibagi menjadi:


a. Running Maintenance. Suatu kegiatan perawatan yang dilakukan hanya
bertujuan untuk memperbaiki equipment yang rusak saja dalam satu unit.
Unit produksi tetap melakukan kegiatan.
b. Turning Around Maintenance. Perawatan terhadap peralatan yang sengaja
dihentikan pengoperasiannya.
c. Repair Maintenance. Perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang
tidak kritis, atau disebut juga peralatan-peralatan yang tidak mengganggu
jalannya operasi.
d. Predictive Maintenance. Kegiatan monitor, menguji, dan mengukur
peralatan-peralatan yang beroperasi dengan menentukan perubahan yang
terjadi pada bagian utama, apakah peralatan tersebut berjalan dengan
normal atau tidak.
e. Corrective Maintenance. Perawatan yang dilakukan dengan memperbaiki
perubahan kecil yang terjadi dalam disain, serta menambahkan komponenkomponen yang sesuai dan juga menambahkan material-material yang
cocok.
f. Break Down Maintenance. Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah
terjadi kerusakan atau kelainan pada peralatan sehingga tidak dapat
berfungsi seperti biasanya.
g. Modification Maintenance. Pekerjaan yang berhubungan dengan disain
suatu peralatan atau unit. Modifikasi bertujuan menambah kehandalan
peralatan atau menambah tingkat produksi dan kualitas pekerjaan.
h. Shut Down Maintenance. Kegiatan perawatan yang dilakukan terhadap
peralatan yang sengaja dihentikan pengoperasiannya.

Page 88 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]89

DAFTAR PUSTAKA
Energi Angin dan Potensinya oleh Kus Adi Nugroho
Lorenz, Edward N., The nature and theory of the general circulation of the
atmosphere., p110

WMO No. 218

TP.115. World Meteorological

Organization
Smil, Vaclav. Inherent limits of renewable energies. 2004
Smil, Vaclav. Energy at the crossroads. MIT 2003.
http://www.windpower.org
http://www.nrel.gov
http://www.windustry.com (link cara mengetahui kekuatan angin)
Djokosetyardjo, Ir. MJ. 1990. Buku Penjelasan Dasar Berbagai Jenis Ketel Uap.
Jakarta:Pradnya Paramita.
Djokosetyardjo,M.J. 1990. Penjelasan Lebih Lanjut Tentang Ketel Uap. P.T.
Pradya Paramitha. Jakarta
Anonim. 2006. Peralatan Energi Panas: Boiler &PemanasFluidaTermis. UNEP.

Page 89 of 90

Tugas Mata Kulia Ketel dan Turbin 2 | Agus Indro Priono [1407038]90

Anonim.2011. Bagian-Bagian Boiler. [terhubung berkala] http://scribd.com (24


Januari 2013)
Febriantara, Aris. 2008. Klasifikasi Mesin Boiler. Jakarta.
Payne, F. William dan Richard E. Thompson. 1999. Efficient Boiler Operations
Sourcebook. United State of America: The Fairmont Press, Inc
Serta berbagai link.
http://agroindustrialis.blogspot.com/2014/06/boiler-ketel-uap.html
http://aanhambaallah.blogspot.com/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://ismantoalpha.blogspot.com/2009/12/klasifikasi-boiler.html
http://wwwpermesinanbantuardiansyahabco.blogspot.com/2011/05/permesinanbantu-boiler-dan-pompa.html
www.scribd.com
http://tigreyholic.blogspot.com/2012/09/klasifikasi-boiler-berdasrkan-tutup.html
[online] diakses pada 19 September 2016
Prof. Ir. Abdul Kadir, "ENERGI" Penerbit UI, Jakarta.
Ir. Endro Utomo Notodisuryo, "VISI ENERGI DALAM PJP II", UGM,
Yogyakarta 1997. http://www.elektroindonesia.com

Page 90 of 90

Anda mungkin juga menyukai