Anda di halaman 1dari 10

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah pembangkit listrik


skala kecil yang menggunakan air sebagai media yang digunakan untuk
menggerakkan turbin. Turbin berfungsi untuk menghasilkan energi mekanik.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) memanfaatkan sumber daya alam
yang dapat diperbarui, yaitu air. Ukuran yang kecil penerapan PLTMH relatif mudah
dan ramah lingkungan. PLTMH menggunakan prinsip kerja PLTA bahkan dapat
disebut dengan PLTA berkapasitas kecil. [3]

PLTMH adalah pembangkit listrik jenis run of river (memanfaatkan aliran


sungai) dimana head (tinggi jatuh air) diperoleh dengan cara mengalihkan aliran
sungai ke satu sisi dari sungai tersebut selanjutnya mengalirkan lagi ke sungai pada
suatu tempat dimana beda tinggi yang diperlukan sudah diperoleh. Air dialirkan ke
power house (rumah pembangkit) yang biasanya dibangun di sisi sungai. Air akan
memutar sudu turbin, kemudia air tersebut akan dikembalikan ke sungai kembali.
Energi mekanik dari putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh
generator seperti yang ditunjukan oleh Gambar 2.1[3]

4 Universitas Trisakti
5

Gambar 2.1 Komponen PLTMH

2.2 Kelebihan PLTMH


Kelebihan dari PLTMH sebagai berikut : [3]
a. Biaya pembuatan relatif murah dan sumber energi yang dibutuhkan tersedia di
alam karena berasal dari energi terbarukan.
b. Turbin-turbin pada PLTMH dapat dioperasikan atau dihentikan dengan
mudah pada saat tersedia atau tidaknya sumber energi.
c. Dengan perawatan yang baik, turbin dapat beropasi dalam waktu yang cukup
lama.
d. Sumber energi yang digunakan adalah energi air sehingga ramah lingkungan.
2.3 Turbin
Turbin adalah komponen terpenting dalam sistem pembangkit listrik tenaga
mikrohidro (PLTMH). Turbin adalah komponen yang mengubah energi potensial
menjadi energi mekanik, air yang mengalir menggerakkan turbin menghasilkan
energi mekanik berupa putaran yang dapat dikonversikan menjadi energi listrik oleh
generator [4]. Pemilihan turbin didasarkan pada kebutuhan dan juga kondisi alam.
Ada beberapa jenis turbin yakni :

Universitas Trisakti
6

1. Berdasarkan arah masuk dan keluar aliran :


a. Turbin aliran aksial
Turbin aliran aksial merupakan turbin dengan arah aliran air yang masuk
runner dan keluar runner sejajar dengan poros runner. Contoh turbin dengan
aliran aksial adalah turbin kaplan.

b. Turbin aliran radial


Turbin aliran radial merupakan turbin dengan arah aliran air yang masuk
runner dan keluar runner tegak lurus terhadap poros turbin sehingga
menyebabkan runner bergerak secara memutar.

c. Turbin aliran aksial radial


Turbin aliran aksial radial merupakan turbin dengan aliran air masuk ke
dalam runner secara radial dan keluar dari runner secara aksial.

d. Turbin aliran conical


Turbin aliran mengerucut merupakan turbin dengan aliran air melalui sudu
pengarah dan runner dalam arah menyudut terhadap poros.

e. Turbin aliran tangensial


Turbin aliran aksial radial merupakan turbin dengan aliran air menyempit
sudu runner sebagai semprotan bebas dalam arah tangensial terhadap jalan roda.

2. Berdasarkan prinsip kerja turbin :


a. Turbin impuls
Turbin impuls merupakan turbin yang mengubah semua energi potensial
aliran air pada turbin dirubah menjadi energi kinetis pada saat air melalui nozzle.
Air yang memiliki kecepatan ini menghasilkan momentum sehingga mampu
menghasilkan energi mekanis pada sudu-sudu turbin berupa putaran. Pada turbin
impuls, tekanan air ketika keluar nozzle sama dengan tekanan atmosfer
disekitarnya.

Universitas Trisakti
7

b. Turbin reaksi
Turbin reaksi adalah turbin yang memanfaatkan energi potensial untuk
menghasilkan energi mekanis. Profil khusus pada sudu turbin reaksi
menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan
tekanan ini memberikan gaya pada sudu untuk memutar runner.

2.4 Turbin Darrieus


Pada tahun 1931, seorang ilmuan aeronautical engineer berkebangsaan Prancis
yang bernama Georges Jean Marie Darrieus mengembangkan sebuah turbin lalu
kemudian diberi nama Turbin Darrieus. advantages dari turbin darrieus ini adalah
arah aliran tidaklah terlalu diperhitungkan yang disebabkan oleh kesimetrian pada
bentuk turbin darrieus, turbin darrieus dapat beroprasi secara maksimal walaupun
berada pada kondisi kecepatan aliran yang rendah maupun head yang rendah.
Tentunya turbin darrius juga memiliki disadvantages beberapa yakni vibrasi yang
timbul pada turbin biasanya cukup tinggi, dan turbin darrieus tidak mampu untuk
melakukan self-starting [5] . Cara kerja dari turbin darrieus ini adalah munculnya
dorongan yang dihasilkan dari kecepatan aliran air, lalu menghantam sudu turbin
sehingga turbin menjadi berputar.

2.4.1 Perhitungan Daya Turbin Darrieus (2.5.1)


Daya yang dihasilkan oleh turbin darrieus dapat dicari dengan cara
mengalikan perkalian torsi ( τ ) dengan kecepatan angular ( ω ). Dimana torsi
dalam Nm dan kecepatan angular dalam rad/s. seperti ditunjukkan dalam
persamaan 2.1 [6] .

Dimana :

Pout = Daya output


τ = Torsi
ω = Omega

Universitas Trisakti
8

Pout =τ . ω

Pout =τ ( 2. π .n
60 )
( Christine Power, 2016 ) ( 2.1 )

2.6 Aliran Saluran Terbuka


Aliran saluran terbuka merupakan air yang mengalir dengan permukaan
bebas dan tekanan pada permukaan air sama dengan tekanan atmosfer. Kondisi
fisik aliran pada saluran terbuka lebih bervariasi jika dibandingkan dengan aliran
pada pipa. Terdapat beberapa jenis aliran saluran terbuka seperti Aliran Laminar
dan Turbulen, Aliran Kritis, Subkritis, dan Superkritis, Aliran Tetap dan Tidak
Tetap, Aliran Seragam dan Tidak Seragam[8].

Aliran laminar dan turbulen merupakan jenis aliran berdasarkan sifat aliran.
Pada aliran laminar, partikel – partikel zat cair bergerak secara teratur mengikuti
lintasan yang saling sejajar. Aliran laminar terjadi pada kecepatan kecil dan
viskositas besar. Viskositas atau kekentalan memiliki pengaruh yang besar untuk
meredam gangguan yang dapat menimbulkan aliran turbulen. Apabila viskositas
berkurang dan kecepatan bertambah, maka aliran laminar akan berubah menjadi
aliran turbulen pada suatu batas tertentu[8].

Pada aliran turbulen, partikel – partikel air bergerak secara tidak beraturan.
Berdasarkan percobaan aliran pada pipa yang dilakukan oleh Osborne Reynolds
pada tahun 1884, Reynolds menetapkan apabila bilangan Reynolds bernilai
dibawah 500, maka aliran tersebut merupakan aliran laminar. Apabila bilangan
Reynolds bernilai diatas 1000, maka aliran tersebutu merupakan aliran turbulen.
Pada umumnya, aliran pada saluran terbuka merupakan aliran turbulen[8].

Perhitungan Bilangan Reynolds: [X]

Universitas Trisakti
9

VR
Re =
v Er. R.K. Rajput Hal 884 ( 2.4 )

Dimana :
Re : Bilangan Reynolds
V : Kecepatan Aliran (m/s)
R : Hidraulic Radius (m2)
v : Viskositas (m2/s)
Besaran R sesuai dengan bentuk saluran yang dilalui oleh fluida, dapat dilihat
pada gambar 2.3 dan persamaan 2.5

Gambar 2.3 Bentuk Saluran Fluida ( Sumber : Er. R.K. Rajput Hal 884 )

A by
R= = Er. R.K. Rajput Hal 884
P b+ 2 y
( 2.5 )

Dimana :
A = Luas Penampang Aliran
P = Keliling Basah
Kecepatan aliran dihitung dengan cara menghitung beda ketinggian air sebelum
dan sesudah fluida mengalir. Perhitungan ini didasarkan dengan Hukum Kekekalan
Energi yang menunjukkan energi mekanik adalah konstan.

= √2𝑔(ℎ𝑠 − ℎ0) 𝑎𝑡𝑎𝑢 √2𝑔∆ℎ Er. R.K. Rajput Hal 949 ( 2.6 )

Universitas Trisakti
10

Dimana :
V = Kecepatan aliran bebas (m/s)

g = Percepatan gravitasi (m/s2)


∆h = Perbedaan ketinggian fluida pada tabung pitot ( m )

2.7 Airfoil National Advisory Committee for Aeronautics ( NACA )

National Advisory Committee For Aeronautics atau yang biasa disingkat NACA.
Airfoil NACA adalah suatu benda dengan desain bentuk yang aerodinamis sederhana
yang mana desain tersebut dapat menghasilkan gaya angkat bagi benda tersebut, dan
juga gaya angkat ( lift force ) yang dihasilkan oleh airfoil pun dapat dihitung
besarannya dengan menggunakan cara matematis. Karateristik dari airfoil
dipengharuhi oleh geometri dari airfoil tersebut, dimana tiap tipe airfoil memiliki
karateristik yang berbeda dan berkaitan dengan gaya angkat ( lift force ) yang
ditimbulkan [9] . Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3

Gambar 2.3 Airfoil [X]

Tipe airfoil NACA yang digunakan :


NACA Seri 4 Digit
Airfoil yang digunakan adalah NACA seri 4 digit, dan berikut adalah penjelasan dari
NACA 4 digit :
1. Digit pertama menunujukkan jumlah persentase maksimum chamber terhadap
chord
2. Digit kedua adalah persepuluh dari posisi maksimal chamber pada chord dari
leading edge

Universitas Trisakti
11

3. Dua digit yang terakhir menyatakan persentase ketebalan airfoil terhadap chord.
Maka NACA 0018 berarti memiliki chamber maksimum 0 dan meiliki ketebalan
maksimum 18% chord atau 0,18 c.

2.8 Sudut Serang ( Angle of Attack )


Angle of attack adalah sudut yang dihasilkan oleh hidrofoil dan dari arah
aliran fluida yang menghantam sudu hidrofoil. Untuk hidrofoil simetris, maka gaya
angkat pun akan bernilai nol apabila sudut serang nya bernilai 0˚, sedangkan pada
hidrofoil asimetris walaupun sudut serang 0˚ tetapi akan menghasilkan gaya angkat.
Gaya angkat tidak akan dihasilkan apabila hidrofoil asimetris membentuk sudut
negatif terhada aliran fluida, ditunjukkan oleh gambar 2.4.

Gambar 2.4 Angle of Attack Pada Airfoil [9]

2.9 Hydrofoil

Universitas Trisakti
12

Hydrofoil dan airfoil adalah sama, yang menjadi pembeda antara airfoil dan
Hydrofoil adalah lokasi penggunaanya yakni, akan disebut airfoil apabila fluida yang
bekerja pada sistem adalah udara, sedangkan akan disebut Hydrofoil apabila sistem
yang bekerja menggunakan fluida air. Hydrofoil adalah suatu benda yang memiliki
bentuk dengan geometri spesifik yang akan menghasilkan gaya mekanik yang
disebabkan dari gerakan fluida yang bekerja pada sistem dan Hydrofoil itu sendiri
[11].

2.10 Kajian Literatur


Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada beberapa referensi karya ilmiah
dibawah ini:

1. Luqman Fajar Hidayat melakukan penelitian yang berjudul “Pembuatan


Model Pembangkit Listrik Tenaga Arus Air Dan Pengujian Variasi Jumlah
Sudu Turbin Darrieus”. Pemodelan ini dilakukan dengan membuat turbin
darrieus vertical, yang mana pada sudunya digunakan airfoil NACA 0018
yang dibuat dengan metode 3d print dengan bahan PLA. Komponen model
pada penelitian ini terdapat motor sebagai pembuat aliran, lalu ada bak
sebagai lintasan air dan turbin darrieus. Penelitian ini menggunakan kecepatan
sebagai variabel pembeda yakni ; 0.77 m / s, 0.89 m / s, 0.99 m / s, 1.17 m / s,
and 1.25 m / s. dan juga jumlah sudu pada turbin nya yakni 2 sudu, 3
sudu,dan 4 sudu
2. Cintyla Melinda Joni melakukan penelitian dengan judul “ Pembuatan Model
Pembangkit Listrik Tenaga Arus Air Dan Pengujian Variasi Tipe Naca 0018
Dan 0015 Untuk Sudu Turbin Darrieus ”. Pemodelan yang dilakukan
menggunakan Turbin Darrieus vertical. Pemodelan ini menggunakan airfoil
NACA 0018 dan 0015 sebagai sudu turbin. Sudu turbin dibuat dengan cara 3d
printing dengan bahan PLA. Variasi turbin pada penelitian ini menggunakan 3
sudu. Pemodelan ini menggunakan bejana sebagai lintasan air dengan ukuran
0,6 m x 0,295 m x 0,355 m.

Universitas Trisakti
13

Universitas Trisakti

Anda mungkin juga menyukai