Anda di halaman 1dari 52

TUGAS MATERI KULIAH MANDIRI 12

(TMKM 12)
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Pemeliharaan & Perbaikan
Dosen Pengampu : Bapak M. Nuh Hudawi P.,ST.,MT.,Dipl.IWP.

Oleh :
Nama : M. Anggasyah Putra Makmur
Kelas : ME-3D
NIM : 2005011033

Jurusan Teknik Mesin


Politeknik Negeri
Medan 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas taufik dan
hidayah-Nya maka usaha–usaha dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Teknik
Pemeliharaan & Perbaikan, penulis dapat terselesaikan sesuai harapan. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. Nuh selaku dosen mata kuliah Teknik
Pemeliharaan & Perbaikan.

Saran dan kritik yang konstruktif tetap diharapkan serta akan dijadikan sebagai bahan
perbaikan dan penyempurnaan Tugas Materi Kuliah Mandiri 12 . Penulis mohon maaf
apabila ada kekurangan dalam penyusunannya. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………....i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I TURBIN AIR
A. Turbin Air.....................................................................................................................1
B. Prinsip Kerja Turbin Air...............................................................................................3
C. Jenis-Jenis Turbin Air...................................................................................................3
1. Komponen-Komponen Turbin Air.............................................................................12
2. Kerusakan Yang Terjadi Pada Turbin Air..................................................................20
3. Perawatan Yang Dilakukan Pada Turbin Air............................................................22
4. Jurnal Penelitian Tentang Turbin Air (Analisis Unjuk Kerja Turbin Air Pada Pusat
Listrik Tenaga Air (Plta) Dengan Kapasitas 70 Mw)................................................29

I. PENDAHULUAN.........................................................................................30

II. METODE.......................................................................................................31

III. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................33

IV. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................35

BAB II STRUKTUR ORGANISASI


A. Definisi Struktur Organisasi.......................................................................................36
B. Faktor Penentu Organisasi..........................................................................................37
C. Ragam struktur organisasi...........................................................................................38
D. Contoh Susunan Struktur Organisais Perusahaan.......................................................39
1. Fungsi Organisasi Di Departemen Engineering..........................................................41

PENUTUP

Kesimpulan..........................................................................................................................44

Saran…................................................................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................45

ii
BAB I
TURBIN
AIR

A. Turbin Air

Turbin air merupakan mesin yang berputar diakibatkan oleh energi kinetik dan
potensial dari aliran fluida. Fluida yang bergerak menjadikan blade pada turbin berputar dan
menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor. Perbedaan dasar antara turbin air awal
dengan kincir air terletak pada komponen. Komponen pada turbin lebih optimal dan dapat
memanfaatkan air dengan putaran lebih cepat serta dapat memanfaatkan head yang lebih
tinggi. Komponen kincir lebih sederhana dengan biaya peralatan dan perawatan yang lebih
murah. Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial dan kinetik menjadi energi
mekanik. gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar.
Komponen-komponen utama pada turbin air terdiri dari rotor dan stator. Rotor merupakan
bagian yang berputar pada sistem turbin air. Stator merupakan bagian yang diam pada turbin
air.

A) Bagian Rotor :

 Sudu pengarah berfungsi untuk mengontrol kapasitas aliran masuk turbin.


 Poros berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga yang berupa gerak putar yang
dihasilkan oleh sudu.
 Bantalan berfungsi sebagai perapat-perapat komponen-komponen dengan tujuan agar
tidak mengalami kebocoran pada sistem.
 Runner berfungsi untuk merubah energi potensial fluida menjadi energi mekanik.
1
B) Bagian Stator:
 Pipa pengarah/nozzle berfungsi untuk meneruskan alira fluida sehingga tekanan dan
kecepatan alir fluida yang digunakan di dalam sistem besar.
 Rumah turbin berfungsi sebagai rumah kedudukan komponen komponen dari turbin.

Berdasarka bentuk, turbin air dibagi atas turbin implus dan turbin reaksi. Turbin impuls
adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air (yang terdiri dari energi
potensial, tekanan, kecepatan) yang tersedia menjadi energi kinetik untuk memutar turbin,
sehingga menghasilkan energi kinetik. Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik
pada nozle. Air keluar nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin.
Setelah membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan
momentum (impulse). Contoh dari turbin impuls adalah turbin pelton, cross-flow dan turgo.
Turbin Reaksi adalah turbin yang cara kerjanya merubah seluruh energi air yang tersedia
menjadi energi kinetik. Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan
terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan
gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Turbin reaksi
terdiri dari turbin Francis dan Kaplan.

Adapun perbandingan karakteristik jenis turbin dapat kita lihat pada grafik net head (m)
dan flow (m3/s) di bawah ini:

2
Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa turbin kaplan adalah turbin yang beroperasi
pada head yang rendah dengan kapasitas aliran yang tinggi atau bahkan beroperasi pada
kapasitas yang sangat rendah. Hal ini karena sudu-sudu turbin kaplan dapat diatur secara
manual atau otomatis untuk merespon perubahan kapasitas. Turbin pelton adalah turbin yang
beroperasi pada head tinggi dengan kapasitas yang rendah. Untuk turbin francis mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan yang lainnya yaitu turbin francis dapat beroperasi pada
head yang rendah atau beroperasi pada head yang tinggi. Pemilihan turbin kebanyakan
didasarkan pada head air yang didapatkan dan kurang lebih pada rata-rata alirannya.Turbin
Kaplan baik digunakan untuk semua jenis debit dan head, efisiensinya baik dalam segala
kondisi aliran. Aplikasi penggunaan turbin berdasarkan tinggi head yang didapatkan adalah
sebagai berikut ini :

1) Turbin Kaplan : 2 < H < 100 meter


2) Turbin Francis: 5 < H < 500 meter
3) Turbin Pelton : H < 30 meter
4) Turbin Banki : 2 < H < 200 meter
B. Prinsip Kerja Turbin Air

Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis. Energi mekanis diubah
dengan generator listrik menjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam
mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis. Aliran air yang mempunyai energi
potensial akan disemprotkan ke sudu-sudu turbin oleh nozzle. Putaran dari sudu-sudu tersebut
akan mengakibatkan porosturbin ikut bergerak dan kemudian putaran poros turbin akan
diteruskan ke generator listrik untuk diubah menjadi energi listrik.

C. Jenis -Jenis Turbin Air

Turbin air dapat digolongkan menjadi dua yaitu turbin air berdasarkan model aliran air
masuk runner dan berdasarkan bentuknya. Berikut ini akan diuraikan klasifikasi jnis turbin
air.

1. Berdasarkan Arah Aliran


Berdasaran model aliran air masuk runner, maka turbin air dapat dibagi menjadi tiga tipe
yaitu :
a. Aliran Aksial

Pada turbin ini air masuk runner dan keluar runner sejajar dengan poros runner,
Turbin Kaplan atau Propeller adalah salah satu contoh dari tipe turbin ini. Turbin aliran aksial
3
adalah turbin yang paling banyak digunakan dengan menggunakan fluida kompresibel.

4
b. Aliran Radial

Pola aliran radial terbagi atas sentripetasl dan sentrifugal. Pola aliran sentrifugal
adalah pola aliran yang menyebar dari suatu puncak. Pola seperti ini terdapat pada daerah
yang berbentuk kerucut atau gunung api. Pola aliran radial sentripetal merupakan pola aliran
yang arahnya mengumpul menuju suatu pusat. Pola seperti ini terdapat pada suatu daerah
yang berbentuk cekung atau basin.

c. Aliran Berubah

Aliran berubah beraturan (gradually varied flow), terjadi jika parameter hidrolis
(kecepatan, tampang basah) berubah secara progresif dari satu tampang ke tampang yang
lain. Apabila di ujung hilir saluran terdapat bendung maka akan terjadi profil muka air
pembendungan dimana kecepatan aliran akan berkurang (diperlambat), sedangkan apabila
terdapat terjunan maka profil aliran akan menurun dan kecepatan akan bertambah
(dipercepat) contoh aliran pada sungai. Aliran berubah cepat (rapidly varied flow), terjadi jika
parameter hidraulis berubah secara mendadak (saluran transisi), loncat air, terjunan, aliran
melalui bangunan pelimpah dan pintu air.

d. Aliran Tangensial

Pada kelompok turbin ini posisi air masuk runner dengan arah tangensial atau tegak
lurus dengan poros runner mengakibatkan runner berputar, contohnya Turbin Pelton dan
Turbin Cross-Flow.

2. Berdasarkan Daya
a. Mini Mikrohidro

Mini Mikorohidro merupakan turbin yang mengalirkan daya atau energi yang kecil.
Turbin ini tergolong teknologi tepat guna. Contoh nyata dari mini mikrohidro adalah kincir
air. Sebelum adanya mesin generator, kincir air digunakan untuk membuat sistem irigrasi
perairan di persawahan.

Gambar Kincir air di mesir

5
b. Mikrohidro

Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang
mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources)
penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu dari instalasi.
Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi
yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Istilah mikrohidro terdiri dari
mikro artinya kecil sedangkan hidro artinya air. Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah,
sekitar 100 W. Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber
energi), turbin dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dari
ketinggian tertentu menuju rumah turbin. Di rumah turbin tersebut air akan menumbuk turbin
sehingga menimbulkan energi mekanik berupa berputarnya poros turbin. Poros yang berputar
tersebut kemudian ditransmisikan ke generator dengan mengunakan kopling. Dari generator
akan dihaslikan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum
dialirkan ke rumah- rumah atau keperluan lainnya (beban). Begitulah secara ringkas proses
Mikrohidro merubah energi aliran dan ketinggian air menjadi energi listrik.

Gambar PLTMH

c. Minihidro

Sedangkan untuk minihidro daya keluarannya berkisar antara 100 sampai 5000 W.
Prinsip kerja dari minihidro hampir sama seperti mikrohidro, akan tetaapi daya yang
dihasilkan berbeda, sehingga disebut minihidro.

Gambar Animasi Minihidro 100-5000 W

6
d. Turbin Hydropower

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) tergolong dari turbin hydropower. Dikarenakan
tenaga yang dihasilkan diatas 20 MW setiap unit. PLTA adalah pembangkit yang
mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Energi
listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik. Bentuk utama dari
pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan
oleh tenaga kinetik dari air.

Gambar Hydropower, tenaga yang dihasilkan diatas 20MW. Tempat bendungan contra Swiss

3. Berdasarkan Bentuk
a. Turbin Implus

Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air (yang
terdiri dari energi potensial, tekanan, kecepatan) yang tersedia menjadi energi kinetik untuk
memutar turbin, sehingga menghasilkan energi kinetik. Energi potensial air diubah menjadi
energi kinetik pada nozle. Air keluar nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur
sudu turbin. Setelah membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi
perubahan momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah
turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nozle tekanannya adalah sama dengan
tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu
jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Turbin impuls merubah aliran semburan air,
semburan air membentuk sudut yang membentur turbin. Sebelum mengenai sudu turbin,
tekanan air (energi potensial) dikonversi menjadi energi kinetik oleh sebuah nosel dan
difokuskan pada turbin. Tidak ada tekanan yang dirubah pada sudu turbin, dan turbin tidak
memerlukan rumahan untuk operasinya.

7
Hukum kedua Newton menggambarkan transfer energi untuk turbin impuls. Turbin
impuls paling sering digunakan pada aplikasi turbin tekanan sangat tinggi. Contoh turbin
impuls adalah turbin Pelton, turbin Cross Flow, dan turbin Turgo. Berikut adalah macam-
macam turbin impuls (Turbin Pelton, Cross- flow, Turgo)

Gambar Jarum katup dan tekanan tinggi pada nozel

b. Turbin Pelton

Turbin Pelton ditemukan pada tahun 1870an oleh Lester Allan Pelton. Jenis Turbin ini
memiliki satu atau beberapa jet penyemprot air untuk memutar piringan.Tak seperti turbin
jenis reaksi, turbin ini tidak memerlukan tabung diffuser. Ketinggian air (head) = 200 s.d
2000 meter. Debit air = 4 s.d 15 m3/s. Turbin pelton digolongkan ke dalam jenis turbin
impuls atau tekanan sama. Karena selama mengalir di sepanjang sudu-sudu turbin tidak
terjadi penurunan tekanan, sedangkan perubahan seluruhnya terjadi pada bagian pengarah
pancaran atau nosel. Energi yang masuk ke roda jalan dalam bentuk energi kinetik. Turbin
Pelton yang bekerja dengan prinsip impuls, semua energi tinggi dan tekanan ketika masuk ke
sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Pancaran air tersebut yang akan menjadi
gaya tangensial F yang bekerja pada sudu roda jalan. Turbin pelton beroperasi pada tinggi
jatuh yang besar . Tinggi air jatuh dihitung mulai dari permukaan atas sampai tengah tengah
pancaran air. Bentuk sudu terbelah menjadi dua bagian yang simetris, dengan maksud adalah
agar dapat membalikan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya
samping.

Tidak semua sudu menerima pancaran air, hanya sebagaian – jarum katup air tekanan
tinggi bagaian saja scara bergantian bergantung posisi sudut tersebut. Jumlah noselnya
bergantung kepada besarnya kapasitas air, tiap roda turbin dapat dilengkapi dengan nosel 1
sampai 6. Ukuran-ukuran utama turbin pelton adalah diameter lingkar sudu yang kena
pancaran air, disingkat diameter lingkaran pancar dan diameter pancaran air.

8
Pengaturan nosel akan menentukan kecepatan dari turbin. Untuk turbin-turbin yang
bekerja pada kecepatan tinggi jumlah nosel diperbanyak. Keuntungan turbin pelton: (1) Daya
yang dihasilkan besar (2) Konstruksi yang sederhana, (3) Mudah dalam perawatan dan (4)
Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang terisolir. Kekurangan : Karena
aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau bendungan air, sehingga
memerlukan investasi yang lebih banyak.

Gambar Turbin Pelton

Gambar Intalasi Turbin Pelton dalam bentuk gambar 2d.

c. Turbin Reaksi

Turbin Reaksi adalah turbin yang cara kerjanya merubah seluruh energi air yang
tersedia menjadi energi kinetik. Turbin jenis ini adalah turbin yang paling banyak digunakan.
Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan
tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada sudu
sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Runner turbin
reaksisepenuhnya tercelup dalam air dan berada dalam rumah turbin. Turbin reaksi terdiri
dari turbin Francis dan Kaplan, berikut ini adalah macam-macam turbin reaksi.

9
d. Turbin Francis

Turbin francis memiliki runner dengan baling-baling tetap, biasanya jumlahnya 9 atau
lebih. Air dimasukkan tepat diatas runner dan mengelilinginya dan jatuh melalui runner dan
memutarnya. Selain runner komponen lainnya adalah scroll case, wicket gate dan draft tube.
Turbin Francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara sumber air
tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar. Turbin Francis
menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara tangensial.

Gambar Kontruksi Turbin francis

Turbin francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih. Pada waktu air masuk
ke roda jalan, sebagian dari enrgi tinggi jatuh telah bekerja di dalam sudu pengarah diubah
sebagai kecepatan air masuk. Sisa energi tinggi jatuh dimanfaatkan dalam sudu jalan, dengan
adanya pipa isap memungkinkan energi tinggi jatuh bekerja di sudu jalan dengan
semaksimum mungkin. Turbin yang dikelilingi dengan sudu pengarah semuanya terbenam
dalam air. Air yang masuk kedalam turbin dialirkan melalui pengisian air dari atas turbin atau
melalui sebuah rumah yang berbentuk spiral (rumah keong). Semua roda jalan selalu bekerja.

Daya yang dihasilkan turbin diatur dengan cara mengubah posisi pembukaan sudu
pengarah. Pembukaan sudu pengarah dapat dilakuakan dengan tangan atau dengan pengatur
dari oli tekan (gobernor tekanan oli), dengan demikian kapasitas air yang masuk ke dalam
roda turbin bisa diperbesar atau diperkecil. Pada sisi sebelah luar roda jalan terdapat tekanan
kerendahan (kurang dari 1 atmosfir) dan kecepatan aliran yang tinggi. Di dalam pipa isap
kecepatan alirannya akan berkurang dan tekanannya akan kembali naik sehingga air bisa
dialirkan keluar lewat saluran air di bawah dengan tekanan seperti keadaan sekitarnya.

10
Gambar Sistem Kerja T

Gambar Runner Turbin francis

Turbin francis mempunyai poros tegak dengan ukuran yang besar, sedangakan dengan
ukuran yang kecil dengan ukuran mendatar. Turbin francis memakai roda propeller atau
runner yang dapat berputar secara bebas. Konstruksi turbin terdiri dari dari sudu pengarah
dan sudu jalan, dan kedua sudu tersebut, semuanya terendam di dalam aliran air. Air pertama
masuk pada terusan berbentuk rumah keong. Perubahan energi seluruhnya terjadi pada sudu
pengarah dan sudu gerak. Aliran air masuk ke sudu pengarah dengan kecepatan semakin naik
degan tekanan yang semakin turun sampai roda jalan, pada roda jalan kecapatan akan naik
lagi dan tekanan turun sampai di bawah 1 atm. Untuk menghindari kavitasi, tekanan harus
dinaikan sampai 1 atm dengan cara pemasangan pipa hisap. Pengaturan daya yang dihasilkan
yaitu dengan mengatur posisi pembukaan sudu pengarah, sehingga kapasitas air yang masuk
ke roda turbin dapat diperbesar atau diperkecil. Turbin francis dapat dipasang dengan poros
vertikal dan horizontal.

e. Turbin Kaplan/Propeller

Turbin propeller pada umumnya memiliki runner dengan 3 sampai dengan 6 blade
dimana air mengenai semua blade secara konstan. Pitch dari blade dapat fix atau diadjust.
Ada beberapa macam turbin propeller yaitu : turbin bulb, turbin Straflo, turbin tube dan
turbin Kaplan.

11
Gambar Istalasi Turbin Kaplan/Propeller

Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin ini tersusun
dari propeller seperti pada perahu. Propeller tersebut biasanya mempunyai tiga hingga enam
sudu. Tidak berbeda dengan turbin francis, turbin kaplan cara kerjanya menggunakan prinsip
reaksi. Turbin ini mempunyai roda jalan yang mirip dengan baling-baling pesawat terbang.
Bila baling-baling pesawat terbang berfungsi untuk menghasilkan gaya dorong, roda jalan
pada kaplan berfungsi untuk mendapatkan gaya F yaitu gaya putar yang dapat menghasilkan
torsi pada poros turbin. Berbeda dengan roda jalan pada francis, sudu-sudu pada roda jalan
kaplan dapat diputar posisinya untuk menyesuaikan kondisi beban turbin.

Gambar Turbin Kaplan/Propeller

Turbin kaplan banyak dipakai pada instalasi pembangkit listrk tenaga air sungai,
karena turbin ini mempunyai kelebihan dapat menyesuaikan head yang berubah-ubah
sepanjang tahun. Turbin kaplan dapat beroperasi pada kecepatan tinggi sehingga ukuran roda
turbin lebih kecil dan dapat dikopel langsung dengan generator. Pada kondisi pada beban
tidak penuh turbin kaplan mempunyai efisiensi paling tinggi, hal ini dikarenakan sudu-sudu
turbin kaplan dapat diatur menyesuaikan dengan beban yang ada.Turbin kaplan adalah turbin
yang beroperasi pada head yang rendah dengan kapasitas aliran air yang tinggi atau bahkan
beroperasi pada kapasitas yang sangat rendah. Hal ini karena sudu-sudu trubin kaplan dapat
diatur secara manual atau otomatis untuk merespon perubahan kapasitas

12
1. Komponen-Komponen Turbin Air

Untuk melihat komponen-komponen utama pada turbin dapat dilihat pada


gambar berikut ini :

Miniatur Turbin Air (Tipe Vertikal/Francis)

Sistem turbin air dibagi atas 5 bagian yaitu :

1) Water turbine
2) Governor dan turbin control
3) Water supply dan drainage system
4) Cooling system
5) Oil pressure system
1) Water Turbin

Adapun komponen-kompenen utama turbin air adalah sebagai berikut :

a. Runner

Runner merupakan bagian utama dari turbin yang berputar akibat tekanan air yang
jatuh dari penstock kemudian menuju inlet valve dan akhirnya mengalir kearah sudu-sudu
runner melalui pengaturan (pembukaan) guide vane, dimana guide vane ini digerakan oleh
servo motor dengan sistim minyak bertekanan yang diperintahkan oleh governor sesuai
dengan daya yang dibutuhkan. perputarannya searah dengan jarum jam. Runner inilah yang
dihubungkan lagi keporos turbin, sehingga turbin dapat berputar dan diteruskan untuk
memutar generator.
13
Gambar Runner

Gambar Sudu-sudu runner (blade)

b. Poros Turbin ( Turbine Shaft )

Turbin shaft merupakan poros yang di-packing dikopling dengan poros generator,
untuk meneruskan daya dan putaran dari turbin ke rotor pada generator.

Gambar Poros Turbin (Turbine Shaft)

14
Putaran poros ini merupakan hasil dari perubahan energi poternsial menjadi energi
kinetik yang diberikan air yang bertekanan tinggi menuju sudu- sudu runner, sehingga secara
otomatis dengan bentuk sudu-sudu runner yang aerodinamis maka menjadikan runner dapat
berputar dan putaran ini diteruskan keporos turbin dan kemudian keporos rotor pada
generator.

Gambar Kopling Poros Turbin dengan Poros Generator

c. Spiral Case

Spiral Case merupakan rumah turbin yang bentuknya seperti spiral. Spiral Case ini
terbuat dari plat baja kualitas tinggi dengan sambungan radial. Spiral Case ini dibagi dalam
empat bagian pada saat konstruksi, pembagian ini dilakukan agar diperoleh ukuran fisik dan
berat yang memudahkan untuk pengangkutan melalui darat dan perkapalan. Spiral Case
dirancang tahan terhadap tekanan maksimum internal 32,7 kg/cm2, yang diperhitungkan dari
tinggi maksimum dan tekanan rata-rata dan ke surge dan akibat water hammer.

15
GambarRumah Keong (Spiral Case)

16
d. Guide Vane

Guide vane merupakan rangkaian mekanisme bilah-bilah baja yang dapat berotasi
90 o di sekitar runner, yang berfungsi mengatur sudut masuk air ke runner sesuai dengan
kontrol dari Governor. Misalkan terjadi perubahan frekuensi akibat adanya perubahan beban
maka Governor akan memberikan perintah kepada servomotor untuk membuka ataupun
menutup guide vane sesuai dengan kebutuhan agar beban tetap dapat diimbangi sehingga
frekuensi akan tetap konstan.

Gambar Arm Guide Vane yang digerakkan Servo motor

Guide vane dibuat dari cetakan baja tahan karat dan dirancang agar cenderung
bersifat menutup dan menghindar dari tinggi tekanan yang berlebih dalam spiral case bila
terjadi kegagalan dari Governor. Tiap gagang guide vane disambungkan oleh sambungan
cincin kerja, ditambah sebuah gunting penjepit yang terbuat dari elemen lunak dan dilindungi
roda gigi jika terjadi kegagalan guide vane.

Gambar 3.10 Guide Vane

17
e. Servo Motor

Servo Motor berfungsi untuk membuka dan menutup guide vane sesuai dengan daya
yang dibutuhkan, artinya semakin besar daya yang akan dibutuhkan maka servo motor akan
membuka guide vane secara otomatis melalui perantaraan arm guide vane, dan begitu juga
sebaliknya, jika daya yang dibutuhkan semakin kecil maka servo motor akan semakin
menutup guide vane hingga sesuai dengan seberapa yang dikehendaki oleh governor, sebab
yang memberikan instruksi terhadap servo motor adalah governor.

Gambar Servo Motor

f. Draft tube

Draft tube adalah ruangan (bagian) bawah runner sebagai tempat penampung dan
penyaluran air setelah memutar runner yang berupa bengkokan (siku) yang pada bagian
tengahnya terdapat pir, dan dilapisi dengan plat baja dengan ketebalan lebih dari 12 mm, draft
tube di letakkan secara lurus pada titik 8400 mm disebelah hilir dari pusat vertikal Turbin.
Bagian yang lain dari draft tube dibentuk dari beton yang dirancang kontraktor. Bagian dalam
dari draft tube adalah halus dan bagian luarnya dipasang bingkai pengaman. Draft tube
dilengkapi dengan sebuah pengering pada bagian bawahnya, dan juga dilengkapi dengan
hubungan-hubungan yang dibutuhkan untuk cooling water supply dan pipa pengering.

Gambar 3.13 Draft tube

18
g. Turbine Bearing

Bearing mempunyai fungsi untuk menjaga supaya tidak terjadi gesekan secara
langsung antara metal yang bergerak dengan bagian yang statis agar tidak terjadi vibrasi,
panas yang berlebihan dan kerusakan pada shaft. Run away memaksimumkan kekeadaan
diam tanpa menggunakan rem. Turbin guide bearing berupa tipe segmental dengan
pelumasan minyak sendiri yang dilengkapi dengan oil reservoir dan kumparan air pendingin.
Thrust Bearing berfungsi untuk memikul berat dari bagian-bagian turbin dan generator yang

berputar.

Gambar Turbine Bearing

2) Governor dan Turbin Control

Governor merupakan alat bantu dalam pengoperasian turbin. Dalam keadaan normal
turbin beroperasi pada kecepatan konstan dengan mengabaikan perubahan beban.

Gambar 3.15 Governor Gambar 3.16 Bagian Dalam Governor

19
Fungsi dari Governor adalah :

 Untuk mengatur kecepatan turbin.


 Memberikan informasi tentang perubahan frekuensi dan kecepatan melalui PMG
(Permanent Magnet Generator).
 Mengontrol keluaran daya turbin pada saat operasi paralel.
 Mengatur waktu membuka dan menutup guide vane dari keadaan diam sampai
keadaan berbeban.
3) Water supply dan drainage System

Sistem Pembuangan Air (Drainage System) pada tiap power house terdiri dari dua sistem,
satu sistem untuk unit sump pit (terowongan limbah) No. 1 dan 2, satu unit lagi untuk sump
pit No.3 dan 4 yang befungsi sebagai tempat pengumpulan air dan untuk pembuangan ke tail
race.

Gambar Drainage Pump

4) Cooling System

Sistem Air Pedingin (Cooling Water Supply System) dirancang untuk menggunakan air
sebagai medium pendingin bagi bantalan-bantalan turbin dan generator, governor oil sump
tank dan pendinginan Main transformer di Siguragura. Pendinginan ini disempurnakan
dengan memakai oil to water heat exchanger (pemindahan panas minyak ke air atau dengan
kata lain air yang mendinginkan oli/minyak) untuk bantalan turbin dan generator dan juga oil
sump tank. Sementara Pendinginan utama dari generator dilakukan melalui pertukaran panas
udara ke air. Pendinginan utama dari tabung packing poros turbin dilakukan melalui
penggunaan air langsung.

20
Gambar Pipa Cooling Water Supply System

Air pendinginan untuk tiap unit turbin dan generator diambil dari draft tube dan
disuplai secara langsung oleh sebuah main water supply pump. Air ini melewati strainer
(penyaring) agar terpisah dari kotoran-kotoran maupun puing- puing sebelum digunakan
sebagai air pendingin. Air dari setiap sistem pendinginan ini dibuang melalui pipa ke tail
race.

Gambar 3.19 Main Water Supply Pump

Setiap Cooling Water Supply System terdiri dari sebuah motor-driven pump, sebuah
motor putar dan penyaring otomatis (motor-operated automatic rotary strainer) dan pipa-pipa.
Pompa yang lain dengan sebuah automatic rotary strainer dan dua motor operated valves
dipasang untuk tiap dua unit Cooling Water Supply System dan sebagai cadangan.1)

5) Oil Pressure System

Sistem Minyak Bertekanan ( Pressure Oil Supply System ) berfungsi untuk


menggerakkan katup-katup, servomotor dan governor. Kerja dari pressure oil supply system
adalah dibantu udara yang disuplai dari Pressure Air Sistem, termasuk dua pompa minyak,
satu pressure oil tank dan sump tank untuk tiap unit. pressure oil supply system selalu
dilengkapi dengan sebuah unloader dengan peralatan suplai udara diantara pompa-pompa

21
minyak dan pressure oil tank agar volume udara dan minyak selalu konstan dalam pressure
oil tank dan sekaligus

22
memelihara tekanan dalam range yang spesifik. Beberapa pengukuran dan treatment
dilakukan untuk mencegah karbonisasi dari minyak pada pressure oil supply system. Tekanan
operasi adalah 25 kg/cm2 dan ini sesuai dengan standard plant dan ukurannya.

Gambar Pressure Oil Supply System

2. Kerusakan Yang Terjadi Pada Turbin Air


A. Kavitasi

Gambar Kavitasi

Salah satu masalah yang sering timbul dalam perawatan turbin yaitu kavitasi. Kavitasi
merupakan peristiwa terjadinya gelembung-gelembung uap yang kecil (minute microscopic
bubbles) di dalam cairan (air) yang mengalir, dimana tekanan yang terjadi ditempat tersebut
sama atau lebih rendah dari tekanan uap jenuhnya. Pada saat gelembung-gelembung tersebut
sampai pada daerah yang tekanannya lebih tinggi maka gelembung tersebut akan pecah dan
mengakibatkan lubang- lubang kikisan pada permukaan dinding saluran hisap bagian atas
(draft tube), sudu-sudu, dan rumah turbin. Selain itu juga akan menimbulkan getaran dan
bunyi yang berisik. Kavitasi yang sangat besar akan menurunkan daya dan efisiensi turbin.

23
Kavitasi dapat diantisipasi atau dikurangi dengan cara antara lain : Memasang turbin
pada tempat yang cocok, yaitu dengan memperkecil tinggi hisap agar tekanan air lebih rendah
dari tekanan uap jenuhnya. Memperbaiki konstruksi dan diusahakan agar tidak terdapat
belokan-belokan yang tajam. Menggunakan material yang mampu menahan erosi akibat
pengikisan yang ditimbulkan oleh pecahnya gelembung-gelembung uap yang dibawa oleh
air, dan material yang tahan terhadap korosi.

B. Fatigue

Fatigue merupakan suatu mode kegagalan pada suatu material/benda, dalam hal ini
adalah sudu turbin, yang disebabkan oleh pembebanan yang tidak konstan dan terus menerus
(con: pembebanan siklikal) dalam suatu periode tertentu (dalam rentang tahunan).
Pembebanan dengan besar yang berubah-ubah tersebut dapat menyebabkan kekuatan material
sudu melemah secara bertahap dan progresif yang berujung pada terjadinya fraktur (patah)
pada sudu turbin. Kerusakan akibat fatigue dapat terjadi meskipun besar beban yang
ditanggung sudu turbin masih jauh di bawah batas kekuatan tarik (yield stress) dari material
tersebut. Fatigue awalnya akan menyebabkan retakan kecil pada suatu daerah dari sudu yang
terkena pembebanan paling besar atau di daerah yang memiliki metallurgical atau structural
discontinuity. Retakan kecil tersebut, seiring dengan berjalannya waktu dan pembebanan,
akan merambat semakin luas sampai waktu tertentu retakan tersebut menyebabkan sudu
turbin patah.Fatigue menjadi salah satu mode kegagalan yang paling umum pada semua jenis
turbin. Hal ini disebabkan karena sudu turbin beroperasi pada kecepatan putar yang tinggi
sehingga menimbulkan gaya sentrifugal yang tinggi pula. Selain itu, debit aliran air terkadang
tidak konstan saat mengalir melalui sudu turbin, sehingga aliran air tersebut memberikan
pembebanan yang berubah-ubah pada sudu turbin. Contoh kerusakan sudu turbin air akibat
fatigue ditunjukan pada Gambar dibawah.

Gambar Fatigue

24
C. Kecepatan Liar

Kecepatan liar yaitu suatu kecepatan yang terjadi akibat pada waktu turbin bekerja
dimana tiba-tiba bebannya dihentikan dengan tiba-tiba. Dalam hal tersebut timbul gejala
bahwa roda turbin akan berputar dengan sangat cepat. Kekuatan turbin harus diperhitungkan
terhadap kecepatan liarnya untuk mencegah terjadinya kerusakan turbin atau generatornya.
Kecepatan liar dapat diantisipasi atau dikurangi dengan cara, yaitu: pada bagian poros turbin
dibuat suatu pengatur kecepatan (governor) yang dapat meredam putaran liar.

D. Water Hammer

Suatu peristiwa di mana timbulnya gelombang bertekanan akibat dari fluida yang
mengalir tiba-tiba berhenti atau arah alirannya berubah (perubahan momentum). Water
hammer juga terjadi akibat katup pada air keluar turbin di tutup secara tiba-tiba sehingga
tekanan di dalam turbin meningkat. Selain tekanan tinggi juga terjadi gelombang kejut
sehingga menimbulkan suara keras seperti suara menempa / pukulan. Ini dapat menyebabkan
kerusakan pada turbin. Water hammer dapat diantisipasi atau dikurangi dengan cara, yaitu:
dengan membuat surge tank pada bagian atas dekat sumber air. Surge tank ini akan
menampung air yang membalik pada saat katup ditutup, sehingga water hammer dapat
dihindari.

3. Perawatan Yang Dilakukan Pada Turbin Air

Pada contoh perawatan turbin air kali ini saya mengambil contoh kasus yang dilakukan
oleh PT. Inalum Power Plant Paritohan, berikut uraiannya :

Pada PT. Inalum Power Plant Paritohan, pekerjaan pemeliharaan dapat dibedakan
berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan yaitu sebagai berikut :

a. Renewal (RW)

Renewal (RW) adalah merupakan kegiatan (proses) pembaruan secara umum atau
menyeluruh dari sebuah sistem operasi (peralatan/mesin) sebelum peralatan/mesin tersebut
mengalami kerusakan. Pentingnya pengerjaan ini adalah untuk menjaga agar tidak terjadi
pemeliharaan diluar perencanaan (Unplanned Maintenance) atau pemeliharaan darurat yang
tidak diinginkan (Emergency Maintenance).

25
b. Replacement with new one (RN)

Replacement with new one (RN) adalah merupakan kegiatan mengganti sebuah
peralatan/mesin dengan yang baru dengan tujuan dapat memaksimalkan kinerja
peralatan/mesin tersebut.

c. Replacement with the repair one (RR)

Replacement with the repair one (RR) adalah merupakan kegiatan pemeliharaan untuk
mengganti sebuah komponen peralatan/mesin yang sudah mengalami kerusakan.

d. Repair (RP)

Repair (RP) adalah merupakan kegiatan perbaikan dari komponen- komponen


peralatan/mesin tanpa menggantinya dengan yang baru.

e. Semi Precise Inspection (SPI)

Semi Precise Inspection (SPI) adalah merupakan kegiatan inspeksi khusus terhadap
sebuah sistem operasi (peralatan/mesin) sebelum melakukan Precise Inspection (PI).

f. Repair, Revarnish, Measurement (RM)

Repair, Revarnish, Measurement (RM) adalah merupakan kegiatan perbaikan yang


disertai dengan pengecatan dan pengukuran dari sebuah peralatan/mesin.

g. Modification (M)

Modification (M) adalah kegiatan yang dilakukan untuk memodifikasi/merombak bentuk


fisik dari komponen-komponen peralatan/mesin dengan cara menggerinda atau mengelas
bagian yang diinginkan.

h. General Inspection (GI)

General Inspection (GI) adalah merupakan kegiatan inspeksi yang dilakukan secara
umum terhadap komponen-komponen peralatan/mesin.

i. Precise Inspection (PI)

Precise Inspection (PI) adalah kegiatan yang dilakukan setelah dilakukannya Semi Precise
Inspection (SPI), inspeksi ini dilakukan secara khusus terhadap komponen-komponen
peralatan/mesin tertentu.

26
j. Visual Check (VC)

Visual Check (VC) adalah kegiatan patrol yang dilakukan untuk melihat atau mencatat
informasi-informasi penting tentang kondisi suatu sistem operasi peralatan/mesin (apakah
dalam kondisi normal atau tidak).

k. Repainting (RT)

Repainting (RT) adalah merupakan kegiatan yang sering disebut sebagai kegiatan
peremajaan peralatan/mesin yaitu pengecatan kembali komponen-komponen peralatan/mesin.

l. Cleaning (C)

Cleaning (C) adalah merupakan kegiatan pembersihan pada komponen-komponen


peralatan/mesin yang bersifat mudah kotor, ataupun tersumbat.

m. Measurement and Adjustment (MA)

Measurement and Adjustment (MA) adalah merupakan kegiatan pengukuran terhadap


tekanan maupun suhu pada komponen-komponen peralatan/mesin, dan untuk melakukan
penyesuaian terhadap spesifikasi peralatan/mesin tersebut.

n. Ordinary Inspection (OI)

Ordinary Inspection (OI) adalah merupakan kegiatan inspeksi biasa tanpa adanya
kerusakan atau gangguan pada komponen peralatan/mesin.

o. Chemical Flushing (FC)

Chemical Flushing (FC) adalah kegiatan pembilasan dengan menggunakan zat kimia
yang bertujuan untuk dapat melihat kerusakan- kerusakan halus seperti pengikisan atau
kavitasi oleh air yang terjadi pada komponen peralatan/mesin.

Dari semua jenis kegiatan pemeliharaan yang dilakukan diatas adalah merupakan
kegiatan yang mencakup pada seluruh komponen turbin air, baik komponen utama turbin
(Main Equipment) ataupun komponen pendukung turbin (Auxiliary Equipment). Untuk
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan tersebut perlu adanya perencanaan (Planing) kemudian
jadual kerja (Scheduling) sehingga semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat
pada waktunya.

27
 Inspeksi (Preventive Maintenance) pada sistem turbin

Untuk menjaga kinerja (performance) sistem turbin air yang ada di PT. Inalum Power
Plant Paritohan (Siguragura Power Station), maka perlu adanya inspeksi pada sistem turbin.
Pentingnya pekerjaan Inspeksi ini adalah untuk dapat melihat secara langsung
perubahan/kerusakan yang terjadi pada bagian dalam maupun luar komponen turbin air
tersebut, sehingga dengan melihat perubahan/kerusakan tersebut maka dapat diambil tindakan
pemeliharaan selanjutnya guna memperpanjang umur dan mempertahankan performance
sistem turbin air tersebut. Pada umumnya pekerjaan Inspeksi meliputi kegiatan: membongkar
dan melihat/mencatat perubahan yang terjadi (Visual Check) kemudian pembersihan
(Cleaning), dilanjutkan lagi dengan pengukuran (Measurement and Adjustment) sehingga
dengan melihat hasil pengukuran tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan untuk
memperbaiki (Repair) jika perlu, baik dengan cara memodifikasi (Modification) atau dengan
dengan mengganti komponen-komponen yang sudah aus (tidak berfungsi lagi sesuai dengan
yang diharapkan) dan yang terakhir pemasangan kembali.

Melihat pentingnya kegiatan inspeksi diatas maka perlu adanya schedule/jadual inspeksi
yang tepat sehingga pemeliharaan harus sudah dilakukan sebelum terjadinya kerusakan
(trouble and accident). Untuk menentukan jadual inspeksi tersebut dapat kita cari berdasarkan
probabilitas kerusakan yang terjadi. Untuk mencari probabilitas kerusakan yang terjadi maka
kita harus mengambil satu contoh kasus yang sering mengalami trouble and accident pada
sistem turbin tersebut, maka dari data trouble and accident (pada lampiran 6) dapat kita lihat
bahwa trouble and accident yang sering terjadi adalah pada bagian cooling system (sistem
pendingin). Dengan demikian kita mencari pokok permasalahan tersebut dan kemudian
mencari solusinya berdasarkan tahap-tahap sebagai berikut :

1) Contoh Kasus : Cooling System Trouble/Accident.


2) Permasalahan : Temperatur abnormal (temperature naik hingga 62,91oC)
 Temperatur yang diizinkan  60 oC
 Temperatur normal 55 – 58 oC
3) Posisi : Thrust Bearing

28
Gambar Inspeksi pada thrust bearing

4) Diagnosa/kemungkinan penyebab temperatur naik :


 Load/beban generator naik (diatas beban normal)
 Flow capacity air pendingin dari MWSP berkurang.
 Pipa (cooling tube) yang semakin sempit akibat korosi/plak (scale)

Gambar 4.2 Mengankat poros dengan crane

Gambar Bagian dalam thrusbearing

29
Dengan melihat ketiga kemungkinan diatas dan berdasarkan hasil pengecekan yang
dilakukan ternyata penyebab utama kenaikan suhu pada thrust bearing (yang sering terjadi)
adalah pada cooling tube yaitu terjadinya penyempitan yang diakibatkan oleh plak atau scale
sehingga memperkecil dan memperlambat laju aliran air pendingin.

Gambar Cooling tube didalam thrust bearing

Gambar Cooling tube

Solusi : Flushing yaitu merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk menghilangkan

plak atau scale pada pipa (cooling tube).

30
Gambar saluran masuk (inlet) dan saluran buang (outlet) air pendingin.

Cara kerja flushing :

 Membongkar/membuka bagian yang akan diflushing


 Menutup bagian/saluran outlet pada pipa yang akan diflushing
 Memasukkan angin bertekanan tinggi yang berasal dari Airman Compressor melalui
saluran inlet pada pipa yang akan diflushing.
 Setelah angin bertekanan tinggi masuk kedalam pipa (cooling tube) maka tekanan
didalam pipa tersebut juga akan semakin tinggi, sehingga dengan membuka sedikit
demi sedikit penutup outlet maka Plak/kotoran yang menempel pada pipa akan
terdorong dan terbuang keluar. Sehingga pipa (cooling tube) bersih kembali.

31
4. Jurnal Penelitian Tentang Turbin Air

Nama Jurnal : Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur

Judul Jurnal : Analisis Unjuk Kerja Turbin Air Pada Pusat Listrik Tenaga Air (Plta)
Dengan Kapasitas 70 Mw
Nama Penulis : Ir. Basori, M.T, Ir. Wismanto Setyadi, M.T. , Reza Ferdiana
Volume Jurnal : Vol.3 No.1 Oktober 2016

ABSTRAK

Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan air
sebagai sumber energi. Energi potensial dan energi kinetik dari air dirubah menjadi energi
mekanik oleh turbin dan kemudian energi mekanik dirubah menjadi energi listrik oleh
generator. Seiring berjalannya waktu, unjuk kerja turbin akan mengalami penurunan jika
tidak dilakukan pemeliharaan. Penelitian tugas akhir ini menganalisis unjuk kerja turbin air
pada PLTA Musi Unit 2 yang telah melakukan major overhaul, karena telah beroperasi
selama
40.000 jam. Analisis unjuk kerja turbin air ini mengacu pada standar ASME PTC 18 : 2002.
Pengambilan data dilakukan pada lima kondisi yaitu pada saat komisioning, setelah
beroperasi
36.000 jam, setelah annual inspection, setelah beroperasi 40.000 jam dan setelah major
overhaul. Selanjutnya dilakukan perhitungan dan perbandingan pada lima kondisi untuk
mengetahui adanya perbedaan dan penyebab terjadinya penurunan unjuk kerja turbin air.
Berdasarkan hasil analisis, setelah dilakukan major overhaul pada turbin air efisiensi
mengalami kenaikan sebesar 2,14% yaitu menjadi 85,155% jika dibandingkan dengan
efisiensi setelah 40.000 jam. Jika dibandingkan dengan efisiensi setelah 36.000 jam, efisiensi
mengalami kenaikan sebesar 1,474% dan jika dibandingkan dengan efisiensi saat
komisioning, efisiensi mengalami penurunan sebesar 5,876%. Dengan debit air 19,4 m3/s dan
tinggi jatuh air 426,2 m dapat menghasilkan daya masuk sebesar 81,029 MW, maka daya
keluar yang dihasilkan oleh turbin air sebesar 69 MW.

Kata Kunci : francis, pemeliharaan, turbin air, unjuk kerja.

32
ABSTRACT

Hydropower plant is a power plant that utilizes water as a source of energy. Potential energy
and kinetic energy of water is converted into mechanical energy by a turbine and mechanical
energy is converted into electrical energy by a generator. As time goes by, the performance of
the turbine will be decline if there are no maintenece. This thesis research will be conducted
performance analysis of the hydro turbine at PLTA Musi Unit 2 which have done major
overhaul, because it has been operating for 40.000 hours. Performance analysis of the hydro
turbine is based on standard of ASME PTC 18 : 2002. Data were collected on five conditions
that are at time commissioning, after operates 36.000 hours, after annual inspection, after
operates 40.000 hours and after major overhaul. Then conducted calculation and
comparisons on five condition to know differences and the cause of a decrease in
performance the hydro turbine. Based on the analysis result, after the major overhaul the
hydro turbine efficiency increased amounted 2,14 % that is became 85,155 % when
compared to after 40.000 hours. When compared with the efficiency 36.000 hours, the
efficiency increased amounted 1,474% and when compared with the efficiency at time
commissioning, the efficiency decreased amounted 5,876 %. With water flow 19,4 m3/s and
head 426,2 m can generated input power amounted 81,029 MW, then output power generated
by the hydro turbine amounted 69 MW.

Keyword: francis, maintenance, performance, water turbine.

I. PENDAHULUAN

PLTA memanfaatkan energi potensial dan energi kinetik dari air baik dari bendungan,
air terjun maupun aliran sungai. Energi potensial dan energi kinetik dari air dirubah menjadi
energi mekanik oleh turbin air dan kemudian energi mekanik dirubah menjadi energi listrik
oleh generator.Pada umumnya unjuk kerja turbin air saat komisioning akan berbeda dengan
unjuk kerja saat dioperasikan secara normal. Seiring berjalannya waktu, unjuk kerja turbin air
akan mengalami penurunan secara signifikan jika tidak dilakukan pemeliharaan dengan baik.

Pada kesempatan ini, penulis melakukan analisis unjuk kerja turbin air terhadap
pemeliharaan besar yang telah dilakukan oleh PLTA Musi di Bengkulu, dimana mesin
pembangkit tersebut telah beroperasi selama 40.000 jam. Analisis yang dilakukan yaitu
dengan membandingkan unjuk kerja turbin air saat komisioning, setelah beroperasi 36.000
jam, setelah dilakukannya annual inspection, setelah beroperasi 40.000 jam dan setelah
dilakukan major overhaul.

33
Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk mengetahui perbedaan unjuk kerja
turbin air pada saat komisioning, setelah beroperasi 36.000 jam, setelah annual inspection,
setelah beroperasi 40.000 jam dan setelah dilakukannya major overhaul. Selain itu untuk
mengetahui penyebab dari penurunan unjuk kerja turbin air dan mengetahui tercapai atau
tidaknya sasaran pemeliharaan yang dilakukan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
mengetahui perbedaan unjuk kerja turbin air pada setiap kondisi dan dapat melakukan
evaluasi jika sasaran dari pemeliharaan tidak tercapai. Selain itu dapat melakukan
pengembangan ataupun inovasi untuk mengurangi penyebab penurunan unjuk kerja turbin
air.

II. METODE

Gambar 1. Flow Chart Diagram 1

34
Gambar 2. Flow Chart Diagram 2

Metode yang digunakan yaitu dengan membandingkan unjuk kerja turbin air pada saat
komisioning, operasi 36.000 jam, dilakukannya annual inspection, operasi 40.000 jam sampai
dengan dilakukannya major overhaul. Dengan menggunakan standar ASME PTC 18 : 2002
dilakukan perhitungan efisiensi turbin air bertipe francis dengan rumus :

𝜂 = Turbin 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 (Po) /Turbin 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 (Pw)=1000 Po/ρ .H .Q.g

35
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Perbandingan Seluruh Unjuk Kerja Turbin


Nilai Nilai Nilai Nilai
Nilai setelah setelah setelah setelah
Parameter
Komisioning 36.000 Annual 40.000 Major Satuan
jam Inspection jam Overhaul
Tinggi Jatuh air 426,2 426,2 426,2 426,2 426,2 m
Debit Air 19,2 20,6 20 19,9 19,4 m3/s
Bukaan Guide
Vane 82 88 86 85 83 %
Guide Vane
Limit 100 100 100 97 94,7 %
Putaran Turbin 500 500 500 500 500 rpm
Frekuensi 50 ± 0,2 50,16 49,9 50,3 49,9 Hz
Daya Generator 73 72 71 69 69 MW
Efisiensi 91,031 83,681 84,994 83,015 85,155 %

Dari tabel di atas dapat diperlihatkan grafik perbandingan daya pembangkit pada
gambar 3.1 dan Grafik perbandingan efisiensi seluruh unjuk kerja turbin air pada gambar 3.2

Daya Pembangkit
73
74

73

72

71

70

69

68

67

Waktu

Gambar 3. Grafik perbandingan daya pembangkit

36
Gambar 4. Grafik perbandingan efisiensi seluruh unjuk kerja turbin air

Dilihat dari perbandingan tabel dan grafik di atas, efisiensi saat komisioning memiliki
nilai sebesar 91,031 %. Setelah beroperasi 36.000 jam, efisiensi mengalami penurunan
sebesar 7,35 % yaitu menjadi 83,681 %. Penurunan efisiensi ini disebabkan oleh Umur
peralatan yang telah lama beroperasi yaitu 36.000 jam dan selain itu terdapat gejala kavitasi
di dalam turbin air yang mengakibatkan terjadinya getaran dan suara bising.

Efisiensi mengalami kenaikan sebesar 1,313 % yaitu menjadi 84,994 % setelah


dilakukan pemeliharaan annual inspection. Pekerjaan yang dilakukan diantaranya
pemeriksaan, pengukuran, penyetelan, perbaikan kecil dan dilakukan pengujian. Setelah
beroperasi 40.000 jam, efisiensi mengalami penurunan sebesar 1,979 % yaitu menjadi 83,015
%. Jika dibandingkan dengan efisiensi saat komisioning, efisiensi mengalami penurunan
sebesar 8,016 %.

Penyebab penurunan efisiensi ini diantaranya umur peralatan yang telah lama
beroperasi yaitu 40.000 jam. Selain itu terjadi kavitasi pada turbin air dan terbawanya pasir
ke dalam saluran air ke turbin sehingga terdapat pengikisan terhadap sudu-sudu turbin air.
Efek- efek dari kavitasi diantaranya timbulnya dan pecahnya gelembung- gelembung uap air,
terjadinya erosi terhadap sudu-sudu turbin air, terjadinya getaran, dan timbulnya suara bising.

37
Setelah dilakukan pemeliharaan besar, daya pembangkit masih sama dengan daya
setelah beroperasi 40.000 jam yaitu 69 MW, akan tetapi efisiensi mengalami kenaikan
sebesar 2,14 % yaitu menjadi 85,155 %. Jika dibandingkan dengan efisiensi saat komisioning,
efisiensi mengalami penurunan sebesar 5,876 %. Pekerjaan yang dilakukan diantaranya
pemeriksaan, pengukuran, pembongkaran total peralatan utama, penggantian peralatan,
perbaikan, dan dilakukan pengujian.

Dengan daya sebesar 69 MW, maka pembangkit ini masih memiliki daya mendekati
kapasitas terpasangnya yaitu 70 MW. Dari hasil uji keandalan sesuai lampiran 7, PLTA Musi
Unit 2 ini dapat beroperasi dengan aman, baik dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan
beban yang ada.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Terdapat penurunan efisiensi turbin air setelah beroperasi 36.000 jam menjadi 83,681
% atau sebesar 7,35 % dari hasil saat komisioning yang memiliki fisiensi sebesar 91,031 %.
Penurunan ini disebabkan oleh umur peralatan yang telah lama beroperasi yaitu selama
36.000 jam, dan disamping itu terdapat gejala kavitasi di dalam turbin yang mengakibatkan
terjadinya getaran serta timbulnya suara bising.

Setelah dilakukan annual inspection, efisiensi turbin air mengalami kenaikan sebesar
1,313 % yaitu menjadi 84,994 %. Setelah beroperasi 40.000 jam efisiensi turbin air
mengalami penurunan sebesar 1,979 % yaitu menjadi 83,015 %. Penurunan ini disebabkan
oleh umur peralatan yang telah lama beroperasi yaitu selama 40.000 jam, terjadinya kavitasi
pada turbin dan juga adanya pengikisan terhadap sudu-sudu turbin dikarenakan pasir yang
terbawa.

Setelah dilakukan pemeliharaan besar pada PLTA Musi Unit 2, daya masih sama
dengan daya setelah 40.000 jam yaitu 69 MW, akan tetapi efisiensi mengalami kenaikan
sebesar 2,14 % yaitu menjadi 85,155 %.

38
BAB II
STRUKTUR
ORGANISASI
A. Definisi Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen atau unit-unit kerja


dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi menunjukan bahwa adanya pembagian kerja dan
bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang dikoordinasikan. Dan selain itu
struktur organisasi juga menunjukkan mengenai spesialisasi-spesialisasi dari pekerjaan,
saluran perintah maupun penyampaian laporan.

Struktur organisasi adalah suatu susunan atau hubungan antara komponen bagian-
bagian dan posisi dalam sebuah organisasi, komponen-komponen yang ada dalam organisasi
mempunyai ketergantungan. Sehingga jika terdapat suatu komponen baik maka akan
berpengaruh kepada komponen yang lainnya dan tentunya akan berpengaruh juga kepada
organisasi tersebut.

Gambar Ilustrasi Struktur Organisasi


Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antara setiap bagian maupun
posisi yang terdapat pada sebuah organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan-
kegiatan operasionalnya dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Struktur organisasi dapat menggambarkan secara jelas pemisahan kegiatan dari
pekerjaan antara yang satu dengan kegiatan yang lainnya dan juga bagaimana hubungan
antara aktivitas dan fungsi dibatasi. Di dalam struktur organisasi yang baik harus dapat
menjelaskan hubungan antara wewenang siapa melapor atau bertanggung jawab kepada
siapa, jadi terdapat suatu pertanggungjawaban apa yang akan di kerjakan. Itulah beberapa
definisi struktur organisasi.

39
B. Faktor Penentu Organisasi

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi. Ernie (2006),


menyatakan ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktur organisasi antara lain:

1) Strategi Organisasi

Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena
itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan maka struktur
organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Maka, jika terjadi perubahan
pada strategi organisasi akan berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.

2) Skala Organisasi

Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya adalah dari
jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala besar
artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang diberbagai daerah
dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga
tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan berskala besar jika
tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-
produk konveksi. Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas
maka memerlukan pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain
struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan
aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah
tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan
atau produksi yang juga sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur
organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan
pekerjaan.

3) Teknologi

Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana suatu
pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan penggunaan alat-alat
bantu dalam sebuah organisasi. Dengan adanya teknologi, tingkat efektivitas dan efesiensi
suatu organisasi pasti berbeda. Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi
mengubah input menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk
mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisiknya. Contohnya, dengan
adanya web cam, suatu organisasi dapat mengadakan net meeting meski jarak memisahkan

40
peserta rapat organisasi tersebut

41
4) Lingkungan

Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara
dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam penentuan
struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu
menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah.
Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur
organisasi.

C. Ragam struktur organisasi


1. Struktur Sederhana

Adalah struktur minimal yang menggambarkan hubungan langsung antara para


karyawan dengan manajer atau pemilik perusahaan. Jaringan komunikasi yang terlihat dalam
struktur ini tidak rumit, karena mengandalkan komunikasi antar personal (komunikasi tatap
muka).

2. Struktur Organisasi Fungsional (Winslow Taylor)

Pada struktur organisasi fungsional awalanya diciptakan oleh F. W. Taylor. Konsep


struktur ini berasal dari adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan secara jelas dan
setiap atasan mempunyai wewenang dalam memberikan perintah kepada setiap bawahan,
sepanjang masih ada hubungan terhadap fungsinya. Jadi, setiap pegawai bisa mempunyai
atasan lebih dari satu dan berbeda.

3. Struktur Organisasi Divisi (divisional structure)

Karakteristik struktur oragnisasi ini, menggambarkan aktivitas kerja dapat dikelompokkan


berdasarkan proses ataua jenis produk yang sama, pelanggan yang sama. Lokasi atau wilayah
geografis yang sama; dapat bekerja sama dalam suatu organisasi yang kompleks; dan
menghindari masalah yang berkaitan dengan struktur fungsional.

4. Struktur Matriks

Adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan


menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Robbins, Stephen P. Judge.,
Timothy A menyatakan struktur matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan,
perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan
konstruksi, rumah sakit, lembaga- lembaga pemerintah, universitas dan perusahaan konsultan
manajemen.
42
D. Contoh Susunan Struktur Organisais Perusahaan

Pada struktur organisasi terkandung alur perintah yang mengidentifikasi jabatan


pekerjaan yang harus di pertanggung jawabkan oleh masing-masing karyawan atas berbagai
kegiatan serta komunikasinya dengan unit yang lainnya, berikut contoh struktur organisasi
perusahaan

Gambar Struktur Organisasi

a. Direksi

Merupakan orang yang bertanggung jawab dan memiliki wewenang dalam mengurus
perseroan terbatas. Biasanya dalam perseroan memiliki satu orang direktur utama, 3 wakil
direktur utama, serta 6 direktur, sesuai dengan yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan.

b. Direktur Utama

Direktur utama merupakan orang yang mempunyai wewenang dalam merumusakan


dan menetapkan suatu kebijakan. Direktur utama juga berperan untuk memajukan serta
mengembangkan perusahaan, peran direktur utama ini juga harus memiliki ide – ide yang
bermanfaat bagi perusahaan untuk bekerja sama dengan perusahaan lain.

43
c. Direktur

Tugas direktur yaitu menetapkan tujuan dari setiap manager yang ada, mengawasi dan
mengkoordinir semua kegiatan dari manager secara priodik. Direktur bertanggung jawab atas
kerugian perusahaan apabila tidak menjalankan tugas dengan baik, kebijakan ini sudah
ditetapkan pada UU No.40 Tahun 2007 Tetang perseroan terbatas.

d. Direktur Keuangan

Direktur keuangan bertugas untuk mengawasi operasional keuangan perusahaan,


menetapkan prosedur pelakasanaan secara rinci tentang keuangan dan menetapkan standar
pekerjaan lapangan untuk menjamin tidak adanya kebocoran dalam bagian keuangan.

e. Direktur Personalia

Direktur personalia bertanggung jawab untuk mengembangkan system perencanaan


personalia dan pengendalian kebijakan pegawai, serta melaksanakan Kebutuhan administrasi
dan kepagawaian dan membina pengembangan staff administrasi

f. Manager

Tugas dari seorang manager yaitu membuat pengarahan dan keputusan, kebijakan,
supervise dan mengembangkan potensi karyawan agar dapat memajukan perusahaan.

g. ADM & Gudang

Jabatan ini terdiri dari accounting, CMT, dan kasir yang bertugas untuk mengatur
keuangan perusahaan dan mencatat setiap pengeluran dan pemasukan serta mengurus hal –
hal yang berkaitan dengan outsourcing.

h. Devisi Regional

Devisi regional bertugas untuk mengelola sebuah aset perusahaan serta menjalankan
bisnis sesuai dengan arahan perusahaan. Tugas lain dari devisi regional ini yaitu
melaksanakan prosedur dan menyepakati target yang sudah ditetapkan oleh direksi
perusahaan.

44
1. Fungsi Organisasi Di Departemen Engineering

Secara garis besar pengertian manajemen pemeliharaan yaitu pengorganisasian operasi


pemeliharaan untuk memberikan performansi mengenai peralatan produksi dan fasilitas
industri. Dasar pemikiran yang sehat dan logis adalah suatu persyaratan terbaik dalam
mengorganisasikan pemeliharaan. Pengorganisasian ini mencakup penerapan dari metode
manajemen dan memerlukan perhatian yang sistematis.

Hal ini merupakan pekerjaan yang harus dipertimbangkan secara sungguhsungguh dalam
mengatur perlengkapan. Dimana perlengkapan itu merupakan peralatan, material, tenaga
kerja, biaya, teknik atau tata cara yang diterapkan serta waktu pelaksanaannya. Dengan
mengetahui tujuan dan sistem manajemen yang diterapkan, maka akan dapat mengatasi
masalah, megambil tindakan serta mengerti dengan jelas permasalahan yang sedang dihadapi.

 Konsep Dasar Organisasi Departemen Perawatan


 Beberapa konsep dasar organisasi perawatan adalah :
 Adanya pembatasan wewenang yang jelas dan layak untuk menghindari terjadinya
tumpang tindih dalam kekuasaan.
 Hubungan vertikal antara atasan dan bawahan yang menyangkut masalah wewenang
dan tanggung jawab dibuat sedekat mungkin.
 Menentukan jumlah optimum pekerja yang ditangani oleh seorang pengawas.
 Susunan personil yang tepat dalam organisasi.
 Prinsip-prinsip Organisasi Departemen Perawatan
a) Perencanaan organisasi yang logis

Bertujuan untuk mencapai tujuan produksi :

 Ongkos perawatan untuk setiap unit produksi diusahakan serendah mungkin


 Meminimumkan bahan sisa atau yang tidak standar
 Meminimumkan kerusakan peralatan yang kritis
 Menekan ongkos perawatan peralatan yang non-kritis serendah mungkin
 Memisahkan fungsi administratuf dan penunjang teknik.
b) Fasilitas yang memadai:
 Kantor : lokasi yang cocok, ruangan dan kondisi ntempat kerja yang baik.
 Bengkel : tempat pekerjaan, lokasi bangunan, ruangan dan peralatan.
 Sarana komunikasi : telepon, pesuruh dll.

45
c) Supervisi yang efektif

Diperlukan dalam mengelola pekerjaan, dimana :

 Fungsi dan tanggung jawab jelas


 Waktu yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan
 Latihan khusus untuk memenuhi kecakapan
 Cara untuk menilai hasil kerja
d) Sistem dan kontrol yang efektif :
 Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
 Kualitas hasil pekerjaan perawatan
 Ketelitian pekerjaan perawatan (tidak terjadi over maintenance)
 Penampilan kerja tenaga perawatan
 Biaya perawatan.

Berikut diberikan sebuah bentuk struktur organisasi departemen perawatan di industri.

Gambar bentuk struktur organisasi departemen perawatan di industri.

46
Adapun Fungsi struktur organisasi dalam suatu perusahaan khususnya di bidang
engineering ,antara lain:

1) Membantu mencapai target perusahaan.


2) Membantu dalam membuat job description karyawan.
3) Membantu dalam pembagian tugas atau tanggung jawab menjadi lebih mudah dan jelas.
4) Membantu untuk mengurangi konflik internal yang terjadi di dalam perusahaan.
5) Membantu meningkatkan moral dan motivasi kerja karyawan dalam jenjang karir
ynag jelas.
6) Membantu dalam perhitungan sistem remunerasi karyawan perusahaan.
7) Memudahkan Penjelasan pembagian tugas yang jelas dalam bidang perawatan mesin-
mesin yang terdapat dalam industri tersebut.

47
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida. Turbin
sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli rotor- blade". Fluida yang
bergerak menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan energi untuk
menggerakkan rotor.
2. Berdasaran model aliran air masuk runner, maka turbin air dapat dibagi menjadi tiga
tipe yaitu :Turbin Aliran Tangensial, Turbin Aliran Aksial, Turbin Aliran Aksial -
Radial. Berdasarkan Perubahan Momentum Fluida Kerjanya turbin dibagi menjadi
menjadi dua yaitu: Turbin Implus dan Turbin Reaksi. Jenis – Jenis Turbin Impuls
adalah Turbin Pelton, Turbin Cross-Flow dan Turbin Turgo. Jenis – Jenis Turbin
Reaksi adalah Turbin Francis dan Turbin Kaplan & Propeller.
3. Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen atau unit-unit kerja
dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi menunjukan bahwa adanya pembagian
kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang dikoordinasikan. Dan
selain itu struktur organisasi juga menunjukkan mengenai spesialisasi-spesialisasi dari
pekerjaan, saluran perintah maupun penyampaian laporan.
4. manajemen pemeliharaan yaitu pengorganisasian operasi pemeliharaan untuk
memberikan performansi mengenai peralatan produksi dan fasilitas industri. Dasar
pemikiran yang sehat dan logis adalah suatu persyaratan terbaik dalam
mengorganisasikan pemeliharaan. Pengorganisasian ini mencakup penerapan dari
metode manajemen dan memerlukan perhatian yang sistematis.
B. Saran
1. Untuk setiap perusahaan diharapkan mengutamakan sistem Preventive Maintenance
(PM) dari pada Breakdown Maintenance (BM).
2. Pemeliharaan pada sebuah mesin harus dilakukan lebih dini sebelum terjadi kerusakan
yang lebih parah.
3. Selalu mengutamakan keselamatan kerja pada saat pelaksanaan pemeliharaan,
baik Inspeksi, Overhaul dan sebagainya.
4. Struktur Organisasi sangatlah penting dalam perusahaan, terutama dalam bidang
engineering,agar pembagian tugas dan tanggung jawab setiap karyawan yang terdapat
dalam perushaan tersebut dapat tersampaikan dengan jelas

48
DAFTAR PUSTAKA

Analisis Untuk Kerja Turbin Air Pada Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Dengan Kapasitas
70 MW. Ir. Basori, M.T, Ir. Wismanto Setyadi, M.T. , Reza Ferdiana. 2016. Jakarta : s.n.,
2016, Vol. Vol 3.

Fadillah, . 2015. TURBIN AIR. Academia. [Online] Oktober 2015. [Cited: 17 November
2021.] https://www.academia.edu/17716234/TURBIN_AIR.

PANGGABEAN, ALI FATANAH. 2010. Studi Pemeliharaan Sistem Turbin Air Pada
Pembangkit Listrik Tenaga Air Dengan Kapasitas 73,2 MW Di PT. Inalum Power Plant
Paritohan. 123dok. [Online] 2010. [Cited: 17 November 2021.]
https://123dok.com/document/9yngropz-pemeliharaan-sistem-turbin-pembangkit-listrik-
kapasitas-inalum-paritohan.html.

Rezza. 2017. MAINTENANCE & ORGANISASI DEPARTEMEN PERAWATAN DALAM


SUATU INDUSTRI. alamrezza. [Online] 5 Juli 2017. [Cited: 18 November 2021.]
http://alamrezza.blogspot.com/2017/07/maintenance-organisasi-departemen.html.

Sasongko, . 2021. Struktur Organisasi Perusahaan dan Tugas Tiap Posisi Jabatan. diedit.
[Online] 15 Juni 2021. [Cited: 18 November 2021.] https://www.diedit.com/struktur-
organisasi-perusahaan/.

Unknown. 2020. Manfaat Serta Fungsi Struktur Organisasi Bagi Perusahaan. sniconsulting.
[Online] 22 Agustus 2020. [Cited: 18 November 2021.]
https://sniconsulting.co.id/2020/08/22/manfaat-serta-fungsi-struktur-organisasi-bagi-
perusahaan/.

49

Anda mungkin juga menyukai