Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah pembangkit yang mengandalkan energi
potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang
dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik.
Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang dihubungkan ke turbin
yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik tenaga
air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi
pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak.
Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang dihubungkan ke turbin
yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik tenaga
air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi
pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak.
PLTA
1.Waduk
2.Main Gate
3.Bendungan
4.Penstock
5.Katup Utama
6.Turbin
7.Generator
8.Draftube
9.Tailrace
10.Transformator
11.Switchyard
12.Kabel Transmisi
13.Spillways
PLTA dengan Waduk
PLTA Waduk
Air dari sungai atau lebih ditampung disuatu tempat untuk mendapat ketinggian tertentu
dengan jalan dibendung. Air dari waduk tersebut dialirkan melalui saluran terbuka melalui
pintu air ke saluran tertutup yang selanjutnya melalui pipa pesat menggerakan turbin untuk
membangkitkan tenaga listrik.
PRINSIP PLTA DAN KONVERSI ENERGI
Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi kinetis dengan
adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan adanya aliran air
yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi energi listrik melalui
perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber
daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air
yang mengalir (debit).
Dimana:
Em : Energi mekanis
T : torsi
: sudut putar
t : waktu (s)
Energi Listrik
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi listrik sesuai
persamaan:
El = V . I . t
Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
t : waktu (s)
BENDUNGAN
bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi
waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke
sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu
air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Jenis
bendungan antara lain:
1. Bendungan Beton
a) Bendungan Gravitasi
b) Bendungan Busur
c) Bendungan Rongga
2. Bendungan Urugan
turbin
Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan suplai air
masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah turbin (spiral chasing),
katup utama (inlet valve), pipa lepas (draft tube), alat pengaman, poros, bantalan (bearing),
dan distributor listrik. Menurut momentum air turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
turbin reaksi dan turbin impuls. Turbin reaksi bekerja karena adanya tekanan air, sedangkan
turbin impuls bekerja karena kecepatan air yang menghantam sudu.
Prinsip Kerja Turbin Reaksi yaitu Sudu-sudu (runner) pada turbin francis dan propeller
berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya tetap (tidak bisa digerakkan). Sedangkan
sudu-sudu pada turbin kaplan berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya bisa
digerakkan (pada sumbunya) yang diatur oleh servomotor dengan cara manual atau otomatis
sesuai dengan pembukaan sudu atur. Proses penurunan tekanan air terjadi baik pada sudusudu atur maupun pada sudu-sudu jalan (runner blade). Prinsip Terja Turbin Pelton berbeda
dengan turbin rekasi Sudu-sudu yang berbentuk mangkok berfungsi sebagai sudu-sudu jalan,
posisinya tetap (tidak bisa digerakkan). Dalam hal ini proses penurunan tekanan air terutama
terjadi didalam sudu-sudu aturnya saja (nosel) dan sedikit sekali (dapat diabaikan) terjadi
pada sudu-sudu jalan (mangkok-mangkok runner).
Air yang digunakan untuk membangkitkan listrik bisa berasal dari bendungan yang dibangun
diatas gunung yang tinggi, atau dari aliran sungai bawah tanah. Karena sumber air yang
bervariasi, maka turbin air didesain sesuai dengan karakteristik dan jumlah aliran airnya.
Berikut ini merupakan berbagai jenis turbin yang biasa digunakan untuk PLTA.
GENERATOR
Generator
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi
mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator. Rotor terdiri dari 18
buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar sehingga membentuk 9
pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage
Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin,
sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang berputar
memproduksi tegangan di kawat setiap kali sebuah kutub melewati "coil" yang terletak di
stator. Lalu tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik. Agar generator bisa menghasilkan
listrik, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Putaran
Putaran rotor dipengaruhi oleh frekuensi dan jumlah pasang kutub pada rotor, sesuai dengan
persamaan:
= 60 . f / P
dimana:
: putaran
f : frekuensi
P : jumlah pasang kutub
Jumlah kutub pada rotor di PLTA Saguling sebanyak 9 pasang, dengan frekuensi system
sebesar 50 Hertz, maka didapat nilai putaran rotor sebesar 333 rpm.
2. Kumparan
Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi besarnya daya listrik yang
bisa dihasilkan oleh pembangkit
3. Magnet
Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan dihasilkan dari besi
yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi dari AVR maka akan timbul magnet
dari rotor.
Sehingga didapat persamaan:
E=B.V.L
Dimana:
E : Gaya elektromagnet
B : Kuat medan magnet
V : Kecepatan putar
L : Panjang penghantar
Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan kumparan, sehingga agar
beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah sifat kemagnetannya, yaitu
dengan mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar arus yang masuk, makin besar pula
nilai kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus yang masuk, makin kecil pula nilai
kemagnetannya.
Menurut jenis penempatan thrust bearingnya, generator dibedakan menjadi empat, yaitu:
a) Jenis biasa - thrust bearing diletakkan diatas generator dengan dua guide bearing.
b) Jenis Payung (Umbrella Generator) - thrust bearing dan satu guide bearing diletakkan
dibawah rotor.
c) Jenis setengah payung (Semi Umbrella Generator) kombinasi guide dan thrust bearing
diletakkan dibawah rotor dan second guide bearing diletakkan diatas rotor.
d) Jenis Penunjang Bawah thrust bearing diletakkan dibawah coupling.
Generator yang digunakan di Saguling adalah jenis Setengah Payung.
PLTB
Pembangkit lostrik tenaga angin/bayu ini dalam bahasa inggris pembangkit jenis ini dikenal
dengan sebutan WIND POWER
Pembangkit Listrik Tenaga Angin yaitu mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik
dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin.
MANFAAT PLTB
Selain untuk pembangkitan listrik, turbin angin sangat cocok untuk mendukung kegiatan
pertanian dan perikanan, seperti untuk keperluan irigasi, aerasi tambak ikan, dan sebagainya.
PRINSIP KERJA
Energi angin yang memutar turbin angin diteruskan untuk memutar rotor pada generator
dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini
biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.
rotor turbin sangat bervariasi jenisnya, diameter rotor akan berbanding lurus dengan daya
listrik. Semakin besar diameter semakin besar pula listrik yang dihasilkan, dilihat dari jumlah
sudut rotor (baling-baling), sudut dengan jumlah sedikit berkisar antara 3 6 buah lebih
banyak digunakan.
Kecepatan angin
Kecepatan angin akan mempengaruhi kecepatan putaran rotor yang akan menggerakkan
generator
Jenis generator
Generator terbagi dalam beberapa karakteristik yang berbeda, generator yang cocok untuk
SKEA adalah generator yang dapat menghasilkan arus listrik pada putaran rendah.
KRITERIA YANG HARUS DIPENUHI
Kecepatan angin
Kestabilan angin
Kecepatan angin yang diharapkan biasanya berkisar antara 2 hingga 17 m/s dan konstan. Jika
terlalu pelan, listrik yang dihasilkan tidak terlalu besar. Bahkan turbin sendiri tidak dapat
berputar. Tapi jika terlalu besar, maka bisa merusak ataupun malah menumbangkan turbin itu
sendiri.
Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum energi angin
yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
KEUNTUNGAN PLTB
Eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat sumber daya angin berkurang seperti
halnya penggunaan bahan bakar fosil
Tidak mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke lingkungan. Emisi karbon
yang dihasilkan hanya sepeseratus jika dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan
batubara. Selain CO2, juga dihasilkan SO2, NO polutan atmosfer yang lebih sedikit jika
dibandingkan dengan pembangkit listrik yang menggunakan batubara ataupun gas
DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN
1. Dampak Visual
2. Derau Suara
3. Masalah Ekologi
Dampak Visual
Penggunaan ladang angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan lahan yang luas dan tidak
dapat disembunyikan. Penempatan ladang angin juga menjadi persoalan bagi penduduk
setempat.
Selain mengganggu pandangan, pemasangan barisan pembangkit angin dapat mengurangi
lahan pertanian serta pemukiman. Sehingga membuat pembangkitan tenaga angin di daratan
menjadi terbatas.
Putaran dari sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan lebih mengganggu dari pada
suara angin pada ranting pohon. Selain derau dari sudu-sudu turbin, penggunaan gearbox
serta generator dapat menyebabkan derau suara mekanis dan juga derau suara listrik.
Derau mekanik yang terjadi disebabkan oleh operasi mekanis elemen-elemen yang berada
dalam nacelle atau rumah pembangkit listrik tenaga angin. Dalam keadaan tertentu turbin
angin dapat juga menyebabkan interferensi elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal
televisi atau transmisi gelombang mikro untuk perkomunikasian.
Masalah Ekologi
Pengaruh ekologi yang terjadi dari penggunaan pembangkit tenaga angin adalah terhadap
populasi burung dan kelelawar. Burung dan kelelawar dapat terluka atau bahkan mati akibat
terbang melewati sudu-sudu yang sedang berputar. Adanya pembangkit listrik tenaga angin
ini dapat mengganggu migrasi populasi burung dan kelelawar. Pembangunan pembangkit
angin pada lahan yang bertanah kurang bagus juga dapat menyebabkan rusaknya lahan di
daerah tersebut.
PLTU
PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan, karena
efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU merupakan
mesin konversi energi yang mengubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :
Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap
bertekanan dan temperatur tinggi.
Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.
PRINSIP KERJA
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup
artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara
singkat adalah sebagai berikut :
Pertama, air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah
panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar
dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk
memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi listrik
sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar
dihasilkan energi listrik dari terminal output generator
Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. Air kondensat hasil
kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.
Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.
ALUR PROSES PLTU
Tiap unit PLTU terdiri dari boiler (steam generator) dengan siklus superheat dan
atau reheat, turbin uap, dan generator dengan pengatur tegangan. Udara
pembakaran disediakan oleh dua forced draft fan (FD Fan) dan siklus air pengisi yang terdiri
dari kondensor, dua pompa ekstraksi kondensat, dua pompa air pengisi dan
rangkaian pemanas air tekanan rendah serta tekanan tinggi.
Bahan bakar dipasok ke unit dari sistem penanganan bahan bakar. Bahan bakar
minyak disimpan dalam tangki persediaan dan di distribusikan ke unit melalui
tangki harian BBM. Bahan bakar minyak HSD (light fuel oil) digunakan untuk start
up boiler.
Batubara dikirim melalui laut, disimpan pada tempat penimbunan stockpiles. Batubara
di
distribusikan ke unit PLTU dari stockpiles melalui stacker / reclaimer yang
disediakan atau dengan dozer melalui hopper bawah tanah.
Air penambah diperlukan untuk mengganti air yang hilang melalui blow down, vent
serta drain. Air ini diperoleh dari unit pemurnian air. Air baku dihasilkan dari unit
desalinasi yang mengambil air laut dari kanal masuk sistem air pendingin.
Air pendingin (cooling water) dipasok oleh sistem air pendingin utama (circulating
water), dan sistem air pendingin bantu. Sistem air pendingin utama mengambil air
dari kanal masuk untuk air pendingin kondensor dan heat exchanger sistem
pendingin bantu. Sistem air pendingin bantu melayani alat bantu boiler dan turbin.
Sistem ini disediakan untuk pusat pembangkit yang terdiri dari beberapa unit yang
saling terhubung (interkoneksi) antar unit.
Gas buang setelah melewati pemanas udara (air heater) regeneratif dan
penangkap abu (electrostatic precipitator) dibuang ke atmosfir melalui cerobong
yang tinggi.
PLTGU
PLTGU Grati
PLTGU merupakan suatu instalasi peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi panas
(hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi listrik yang bermanfaat. Pada
dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan penggabungan antara PLTG dan PLTU. PLTU
memanfaatkan energi panas dan uap dari gas buang hasil pembakaran di PLTG untuk
memanaskan air di HRSG (Heat Recovery Steam Genarator), sehingga menjadi uap jenuh
kering. Uap jenuh kering inilah yang akan digunakan untuk memutar sudu (baling-baling).
Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) akan
menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi energi
listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun
gas (gas alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan
prosesnya.
PRINSIP KERJA
Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut, mula-mula udara dimasukkan kedalam kompresor
dengan melalui air filter / penyaring udara agar partikel debu tidak ikut masuk ke dalam
kompresor tersebut. Pada kompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar
untuk dibakar bersama bahan bakar. Disini, penggunaan bahan bakar menentukan apakah
bisa langsung dibakar dengan udara atau tidak.
Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk dibakar.
Tapi jika menggunakan BBM harus dilakukan proses pengabutan dahulu pada burner baru
dicampur udara dan dibakar. Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas
bersuhu dan bertekanan tinggi yang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu disemprotkan ke turbin,
hingga enthalpy gas diubah oleh turbin menjadi energi gerak yang memutar generator untuk
menghasilkan listrik.
Setelah melalui turbin sisa gas panas tersebut dibuang melalui cerobong/stack. Karena
gas yang disemprotkan ke turbin bersuhu tinggi, maka pada saat yang sama dilakukan
pendinginan turbin dengan udara pendingin dari lubang udara pada turbin.Untuk mencegah
korosi akibat gas bersuhu tinggi ini, maka bahan bakar yang digunakan tidak boleh
mengandung logam Potasium, Vanadium, dan Sodium yang melampaui 1 part per mill (ppm).
Kabupaten
920 MW
UNIT
5 PLTG, 1
PLTU dan
3 PLTGU
5 PLTU
dan 1
PLTGU
2 PLTG
Pembangkitan
Muara Tawar
Bekasi,
Jawa Barat
dan 3
PLTGU
PLTMH
A. Pengertian PLTMH
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan pembangkit listrik tenaga air
dengan peralatan yang sederhana dalam skala kecil dengan daya yang dihasilkan kurang dari
500 kW.
B. Pemanfaatan Sumber Daya Energi Setempat Sebagai PLTMH
Air terjun kecil dengan ketinggian beberapa meter atau saluran-saluran irigasi yang
ada dapat dimanfaatkan untuk satu atau beberapa pusat listrik tenaga mikro hidro,
sehingga potensi tenaga air tersebut dapat dengan mudah diubah menjadi energi
listrik.
Aliran sungai bawah tanah juga dapat di jadikan alternatif untuk PLTMH.
Aliran sungai bawah tanah dengan membendung lorong sungai sehingga diperoleh
beda ketinggian guna memutar turbin mikro hidro.
Kelebihan dari PLTMH bahwa terutama pada rangkaian yang sederhana akan dapat
menghasilkan energi listrik yang dapat dinikmati sebagai fasilitas kebutuhan sehari-hari
dengan biaya yang tidak terlalu mahal, apalagi jika 1 rangkaian digunakan oleh 5 rumah atau
lebih akan sangat terjangkau. Selain perawatannnya mudah juga tidak perlu mengeluarkan
biaya banyak untuk melakukan perawatan tersebut, hanya perlu pelumasan pada gear jika
sudah kasar suaranya dan pengecekan lainnya.
Kelemahannya yaitu pembangkit jenis ini dipengaruhi oleh tidak adanya penyimpan arus
sehingga pada siang hari tidak diaktifkan. Selain itu dengan daya input sebesar 5000 watt
hanya akan menghasilkan daya sebesar 3000 watt saja karena adanya beban putaran pada
transmisi, generator dan pendistribusian, kerusakan biasanya pada gear dan rantai karena aus
dan memuai.
Pada generator keluaran 3000 watt bisanya menggunakan magnet buatan jadi konsumsi listrik
harus konstan, apabila pemakaiannya kecil maka daya generator ringan dan perputaran
generator akan bertambah besar sehingga generator akan terbakar karena menggunakan
magnet buatan, sebaliknya jika pemakaiannya lebih besar maka perputaran generator akan
melambat dan lampu-lampu akan meredup. Generator jenis ini digunakan oleh 9 rumah.
Pada generator keluaran 500 watt digunakan oleh 2 rumah dan menggunakan magnet tetap,
konsumsi listrik juga harus konstan, karena jika konsumsi listrik lebih sedikit maka generator
akan berputar lebih cepat dan tidak akan terjadi kebakaran karena menggunakan megnet tetap
tetapi bola lampu yang ada akan menyala sangat terang dan akhirnya akan putus atau
meledak karena kelebihan daya.
PLTGB adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas Batubara
Merupakan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar gas dari batubara. Contohnya
PLTGB yang terdapat di Indonesia adalah di Kabo dan Sulawesi.
PLTP
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik (Power generator) yang
menggunakan panas bumi (Geothermal) sebagai energi penggeraknya. Indonesia dikaruniai
sumber panas bumi yang berlimpah karena banyaknya gunung berapi di indonesia, dari
pulau-pulau besar yang ada, hanya pulau Kalimantan saja yang tidak mempunyai potensi
panas bumi. Keuntungan teknologi ini antara lain : bersih, dapat beroperasi pada suhu yang
lebih rendah daripada PLTN, dan aman, bahkan geothermal adalah yang terbersih
dibandingkan dengan nuklir, minyak bumi dan batu bara. Meskipun tergolong ramah
lingkungan, namun beberapa hal perlu dipertimbangkan apabila pembangkit listrik tenaga
panas bumi ingin dikembangkan sebagai pembangkit dengan skala besar. Beberapa parameter
yang harus dipertimbangkan adalah kandungan uap panas dan sifat fisika dari uap panas di
dalam reservoir dan penurunan tekanan yang terjadi sebagai akibat digunakannya uap panas
di dalam reservoir. Apabila semua aspek tersebut dapat dipenuhi, tidak tertutup kemungkinan
bahwa pembangkit ini akan diterima oleh semua pihak. PLTP juga membawa pengaruh yang
kurang menguntungkan pada lingkungan dan harus diminimalisasi, antara lain : polusi udara,
polusi air, polusi suara, dan penurunan permukaan tanah.
Panas bumi merupakan sumber tenaga listrik untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi
(PLTP). Sesungguhnya prinsip kerja PLTP sama saja dengan PLTU. Hanya saja yang
digunakan pada PLTP adalah uap panas bumi yang telah dipisahkan dari air, yang berasal
langsung dari perut bumi. Karena itu PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat
gunung berapi. Biaya operasional PLTP juga lebih murah dibandingkan dengan PLTU, karena
tidak perlu membeli bahan bakar, namun membutuhkan biaya investasi yang cukup besar
untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut bumi.
Uap panas bumi didapatkan dari suatu kantong uap di perut bumi. Tepatnya di atas lapisan
batuan yang keras di atas magma dan mendapatkan air dari lapisan humus di bawah hutan
penahan air hujan. Pengeboran dilakukan di atas permukaan kantong uap tersebut, hingga uap
dalam akan menyembur keluar. Semburan uap dialirkan ke turbin penggerak generator.
Namun ada dampak yang tidak menguntungkan dari uap yang menyembur keluar ini. Uap
yang keluar dari sumur sering mengandung berbagai unsur kimia yang terlarut dalam bahanbahan padat sehingga uap itu tidak begitu murni. Zat-zat pengotor antara lain Fe, Cl, SiO2,
CO2, H2S dan NH4. Pengotor ini akan mengurangi efisiensi PLTP, merusak sudu-sudu turbin
dan mencemari lingkungan.
Setelah menggerakan turbin, uap akan diembunkan dalam kondensor menjadi air dan
disuntikan kembali ke dalam perut bumi menuju kantong uap. Jumlah kandungan uap dalam
kantong uap ini terbatas, karenanya daya PLTP yang sudah maupun akan dibangun harus
disesuaikan dengan perkiraan jumlah kandungan tersebut. Melihat siklus dari PLTP ini maka
PLTP termasuk pada pusat pembangkit yang menggunakan energi yang terbaharukan.
Untuk membangkitkan listrik dengan panas bumi dilakukan dengan mengebor tanah di
daerah yang berpotensi panas bumi untuk membuat lubang gas panas yang akan
dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa menggerakkan
turbin uap yang tersambung ke Generator.
Panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi dapat langsung memutar turbin generator,
setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu. Pembangkit listrik tenaga panas bumi
termasuk sumber Energi terbaharui.
Ada dua sistem dalam pembangkit ini yaitu :
1. Simple flash (kilas nyala tunggal)
2. Double flash (kilas nyala ganda)
Dapat dikemukakan bahwa sistim double flash adalah 15-20 %lebih produktif dengan sumur
yangsama dibanding dengan simple flash.
Pembangkit (power plants) untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat
beroperasi pada suhu yang relatif rendah yaitu berkisar antara 122 s/d 4820 F (50 s/d
2500 C). Bandingkan dengan pembangkit pada PLTN yang akan beroperasi pada suhu
sekitar 10220 F atau 5500 C. Inilah salah satu keunggulan pembangkit listrik
geothermal.
Pembangkit yang digunakan untuk mengkonversi fluida geothermal menjadi tenaga
listrik secara umum mempunyai komponen yang sama dengan power plants lain yang
bukan berbasis geothermal, yaitu terdiri dari generator, turbin sebagai penggerak
generator, heat exchanger, chiller, pompa, dan sebagainya.
Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit panas bumi (geothermal power
plants) yang dapat mengkonversi panas bumi menjadi sumber daya listrik, yaitu dry
steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga macam teknologi ini pada dasarnya
digunakan pada kondisi yang berbeda-beda.
i). Dry Steam Power Plants
Pembangkit tipe ini adalah yang pertama kali ada. Pada tipe ini uap panas (steam)
langsung diarahkan ke turbin dan mengaktifkan generator untuk bekerja
menghasilkan listrik. Sisa panas yang datang dari production well dialirkan
kembali ke dalam reservoir melalui injection well. Pembangkit tipe tertua ini
pertama kali digunakan di Lardarello, Italia, pada 1904 dimana saat ini masih
berfungsi dengan baik. Di Amerika Serikat pun dry steam power masih digunakan
seperti yang ada di Geysers, California Utara. PLTP sistem dry steam mengambil
sumber uap panas dari bawah permukaan. Sistem ini dipakai jika fluida yang
dikeluarkan melalui sumur produksi berupa fasa uap. Uap tersebut yang langsung
dimanfaatkan untuk memutar turbin dan kemudian turbin akan mengubah energi
panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator untuk
menghasilkan energi listrik.
ii). Flash Steam Power Plants
PLTP sistem Flash Steam merupakan PLTP yang paling umum digunakan.
Pembangkit jenis ini memanfaatkan reservoir panas bumi yang berisi air dengan
temperatur lebih besar dari 82C. Air yang sangat panas ini dialirkan ke atas
melalui pipa sumur produksi dengan tekanannya sendiri. Karena mengalir keatas,
tekanannya menurun dan beberapa bagian dari air menjadi uap. Uap ini kemudian
dipisahkan dari air dan dialirkan untuk memutar turbin. Sisa air dan uap yang
terkondensasi kemudian disuntikkan kembali melalui sumur injeksi kedalam
reservoir, yang memungkinkan sumber energi ini berkesinambungan dan terbarui
(lihat Gambar 3). Contoh dari Flash Steam Power Plants adalah Cal-Energy Navy
I flash geothermal power plants di Coso Geothermal field, California, USA.
iii). Binary Cycle Power Plants (BCPP)
BCPP menggunakan teknologi yang berbeda dengan kedua teknologi sebelumnya
yaitu dry steam dan flash steam. PLTP sistem Binary Cycle dioperasikan dengan
air pada temperatur lebih rendah yaitu antara 107-182C.Pada BCPP air panas
atau uap panas yang berasal dari sumur produksi (production well) tidak pernah
menyentuh turbin. Air panas bumi digunakan untuk memanaskan apa yang disebut
dengan working fluid (biasanya senyawa organik seperti isobutana, yang
mempunyai titik didih rendah) pada heat exchanger. Working fluid kemudian
menjadi panas dan menghasilkan uap berupa flash. Uap yang dihasilkan di heat
exchanger tadi lalu dialirkan untuk memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan
generator untuk menghasilkan sumber daya listrik. Uap panas yang dihasilkan di
heat exchanger inilah yang disebut sebagai secondary (binary) fluid. Binary Cycle
Power Plants ini sebetulnya merupakan sistem tertutup. Jadi tidak ada yang
dilepas ke atmosfer. Keunggulan dari BCPP ialah dapat dioperasikan pada suhu
rendah yaitu 90-1750C. Contoh pene-rapan teknologi tipe BCPP ini ada di
Mammoth Pacific Binary Geo-thermal Power Plants di Casa Diablo geothermal
field, USA. Diper-kirakan pembangkit listrik panas bumi BCPP akan semakin
banyak digunakan dimasa yang akan datang.
PLTH
Hybrid System atau Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida (PLTH) merupakan salah satu
alternatif sistem pembangkit yang tepat diaplikasikan pada daerah-daerah yang sukar
dijangkau oleh sistem pembangkit besar seperti jaringan PLN atau PLTD. PLTH ini
memanfaatkan renewable energy sebagai sumber utama (primer) yang dikombinasikan
dengan Diesel Generator sebagai sumber energi cadangan (sekunder).
Pada PLTH, renewable energy yang digunakan dapat berasal dari energi matahari, angin, dan
lain-lain yang dikombinasikan dengan Diesel-Generator Set sehingga menjadi suatu
pembangkit yang lebih efisien, efektif dan handal untuk dapat mensuplai kebutuhan energi
listrik baik sebagai penerangan rumah atau kebutuhan peralatan listrik yang lain seperti TV,
pompa air, strika listrik serta kebutuhan industri kecil di daerah tersebut. Dengan adanya
kombinasi dari sumber-sumber energi tersebut, diharapkan dapat menyediakan catu daya
listrik yang kontinyu dengan efisiensi yang paling optimal.
Gambar berikut memperlihatkan contoh sistem PLTH yang mengkombinasikan Tenaga
Surya, Tenaga Angin, dan Diesel Generator
distribusi beban tidak merata untuk setiap waktunya. Load profil ini sangat dipengaruhi
penyediaan energinya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka kombinasi sumber
energi antara Sumber energi terbarukan dan Diesel Generator atau disebut Pembangkit Listrik
Sistem Hibrida adalah salah satu solusi paling cocok untuk sistem pembangkitan yang
terisolir dengan jaringan yang lebih besar seperti jaringan PLN.
Pada umumnya PLTH bekerja sesuai urutan sebagai berikut:
1. Pada kodisi beban rendah, maka beban disuplai 100% dari baterai dan PV module, selama
kondisi baterai masih penuh sehingga diesel tidak perlu beroperasi.
2. Untuk beban diatas 75% beban inverter (tergantung setting parameter) atau kondisi baterai
sudah kosong sampai level yang disyaratkan, diesel mulai beroperasi untuk mensuplai beban
dan sebagian mengisi baterai sampai beban diesel mencapai 70-80% kapasitasnya (tergantung
setting parameter). Pada kondisi ini Hybrid Controller bekerja sebagai charger (merubah
tegangan AC dari generator menjadi tegangan DC) untuk mengisi baterai.
3. Pada kondisi beban puncak baik diesel maupun inverter akan beroperasi dua-duanya untuk
menuju paralel sistem apabila kapasitas terpasang diesel tidak mampu sampai beban puncak.
Jika kapasitas genset cukup untuk mensuplai beban puncak, maka inverter tidak akan
beroperasi paralel dengan genset.
Semua proses kerja tersebut diatas diatur oleh System Command Unit yang terdapat pada
Hybrid Controller. Proses kontrol ini bukan sekedar mengaktifkan dan menonaktifkan diesel
tetapi yang utama adalah pengaturan energi agar pemakain BBM diesel menjadi efisien.
Parameter Pemakaian BBM dinyatakan dengan Specified Fuel Consumption (SFC),yaitu
besar atau volume bahan bakar untuk dapat menghasilkan energi tertentu dari suatu dieselgenerator. Nilai SFC tergantung efisiensi engine dan berapa persen daya yang dipikul oleh
engine terhadap kapasitas maksimumnya, yang nilainya antara 0.25 - 0.5 liter/kWh. NIlai
optimum diperoleh saat pembebanan genset 75%-80%
Pada prinsipnya, antara HRSG dan Boiler adalah sama, yaitu suatu peralatan
yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap dengan bantuan panas. Yang
sangat mendasar dalam perbedaan ini adalah sumber panas yang digunakan
untuk membangkitkan uap.
Sumber panas utama yang digunakan untuk membangkitkan uap berasal dari
energi panas yang terkandung didalam gas buang turbin gas/PLTG yang dialirkan
masuk kedalam HRSG untuk memanaskan pipa-pipa pemanas.
Sangkan pada KETEL, sumber panas yang digunakan untuk membangkitkan uap
berasal dari pembakaran bahan bakar didalam ruang bakar, bisa berupa bahan
bakar padat (batu bara), cair (minyak) atau gas.
HRSG ini dapat kita temukan dalam pembangkit listrik Pusat Listrik Tenaga Gas
dan Uap (PLTGU). HRSG akan inservice apabila PLTGU dalam mode operasi
Combine Cycle. Sehingga antara Mode Open Cycle dan Combine Cycle adakn
dikendalikan oleh Exhaust Damper (Diverter Damper). Sebagaimana pada PLTU
untuk proses Combine Cycle terlebih dahulu permisive start harus terlewati atau
terpenuhi terlebih dahulu. Walau tidak sebanyak pada PLTU proses Combine
Cycle pada PLTGU dari Block Start ( dari Nol ) sampai Sinkron 3-3-1 atau 2-2-1
( tergantung sistem Combine-nya ) memakan waktu yang lama juga. Kurang
lebih sekitar 10 jam untuk proses komplit pada saat HRSG dan ST nya dalam
keadaan Cold. Untuk parameter menetukan Cold, Warm ataupun Hot ini baik
HRSG dan ST berbeda parameternya.
GENERATOR
Generator adalah suatu alat elektromagnetik yang bisa membangkitkan energi
listrik .Adapun prinsip dasar dari generator adalah menggunakan hukum Fraday,
yaitu apabila sebuah magnet di gerak gerakan pada sebuah kumparan maka
pada kedua ujung kumparan akan timbul GGL (gaya gerak listrik) dalam satuan
volt.
Generator arus bolak balik juga sering disebut juga sebagai alternator, generator
AC (alternating current), atau generator sinkron.
Generator arus bolak balik ini mempunyai dua jenis :
1. Generator arus bolak balik Satu Phasa.
2. Generator arus bolak balik Tiga Phasa.
Kontruksi di dalamnya terdiri dari dua bagian utama yg masing2 bagian tersebut
terdiri dari beberapa bagian.
Lokasi
Kapasitas
Jenis dan
jumlah
pembangkit
4 x 71,50 MW
PLTA Tangga
Sumatera Utara
PLTA total 4
unit 286 MW
unit 317 MW
PLTA total 2
unit 82 MW
2 x 41 MW
PLTA
Sipansihaporas
Sumatera Utara
PLTA Asahan I
Sumatera Utara
2 x 90 MW
PLTA total 2
unit 180 MW
PLTA Batang
Agam
Sumatera Barat
3 x 3,5 MW
PLTA total 3
unit 10,5 MW
PLTA Maninjau
Sumatera Barat
4 x 17 MW
PLTA total 4
unit 68 MW
PLTA Singkarak
4 x 43,75 MW
PLTA total 4
unit 175 MW
PLTA Tes
Bengkulu
4 x 4 MW
PLTA total 4
unit 16 MW
PLTA Musi
Bengkulu
3 x 70 MW
PLTA total 3
unit 210 MW
PLTA Koto
Panjang
Riau
3 x 38 MW
PLTA total 3
unit 114 MW
PLTA Besai
Lampung
2 x 46,4 MW
PLTA total 2
unit 90 MW
PLTA Batutegi
Lampung
2 x 14 MW
PLTA total 2
unit 28 MW
PLTA Ubrug
Jawa Barat
2 x 10,80
MW;1 x 6,30
MW
PLTA total 3
unit 17,1 MW
PLTA Bengkok
Jawa Barat
PLTA Cibadak
Jawa Barat
PLTA Cikalong
KecamatanPangalengan,
3 x 6,40 MW
Kabupaten Bandung, Jawa Barat
PLTA total 3
unit 19,2 MW
PLTA Saguling
Jawa Barat
4 x 175 MW
PLTA total 4
unit 700 MW
PLTA Cirata
Jawa Barat
8 x 126 MW
PLTA total 8
? PLTA
unit 1.008 MW
7 x 25 MW
PLTA total 7
unit 175 MW
PLTA Jatiluhur
Jawa Barat
PLTA Lamajan
KecamatanPangalengan,
3 x 6,40 MW
Kabupaten Bandung, Jawa Barat
PLTA total 3
unit 19,2 MW
PLTA Parakan
Kondang
Jawa Barat
4 x 2,48 MW
PLTA total 4
unit 9,92 MW
PLTA Plengan
KecamatanPangalengan,
5 x 6,27 MW
Kabupaten Bandung, Jawa Barat
PLTA total 5
unit 6,27 MW
PLTA Jelok
Jawa Tengah
4 x 5,12 MW
PLTA total 4
unit 20,48 MW
PLTA Timo
Jawa Tengah
4 x 3 MW
PLTA total 4
unit 12 MW
PLTA Ketenger
Jawa Tengah
2 x 3,52 MW
PLTA total 2
unit 7 MW
PLTA Gajah
Mungkur
Jawa Tengah
1 x 12,4 MW
PLTA total 1
unit 12,4 MW
PLTA Garung
2 x 13,2 MW
PLTA total 2
unit 26,4 MW
PLTA
Wadaslintang
Kecamatan Wadaslintang,
Kabupaten Wonosobo, Jawa
Tengah
2 x 8,2 MW
PLTA total 2
unit 16,4 MW
PLTA Mrica
Jawa Tengah
3 x 61,5 MW
PLTA total 3
unit 184,5 MW
PLTA Kedung
Ombo
Jawa Tengah
1 x 23 MW
PLTA total 1
unit 23 MW
PLTA Sidorejo
Jawa Tengah
1 x 1,4 MW
PLTA total 1
unit 1,4 MW
PLTA Klambu
Jawa Tengah
1 x 1,1 MW
PLTA total 1
unit 1,1 MW
1469 MW
PLTA,PLTGU
1469 MW
PLTA Mendalan
Jawa Timur
3 x 5,8 MW
PLTA total 3
unit 23 MW
PLTA Siman
Jawa Timur
3 x 3,6 MW
PLTA total 3
unit 10,8 MW
PLTA Giringan
Jawa Timur
PLTA Selorejo
Jawa Timur
1 x 4,48 MW
PLTA total 1
unit 4,48 MW
PLTA
Karangkates
Jawa Timur
3 x 35 MW
PLTA total 3
unit 105 MW
PLTA Wlingi
Jawa Timur
2 x 27 MW
PLTA total 2
unit 54 MW
PLTA Lodoyo
Jawa Timur
1 x 4,5 MW
PLTA total 1
unit 4,5 MW
2 x 14,5 MW
PLTA total 2
unit 29 MW
PLTA Tulung
Agung
Jawa Timur
2 x 23 MW
PLTA total 2
unit 46 MW
PLTA Tulis
Jawa Timur
2 x 7 MW
PLTA total 2
unit 14 MW
3 x 10 MW
PLTA total 3
unit 30 MW
PLTA Tonsea
Lama
1 x 4.44 MW;1
PLTA total 3
x 4,5 MW;1 x
unit 14,38 MW
5,44 MW
PLTA Tanggari I
1 x 17,2 MW
PLTA total 1
unit 17,2 MW
PLTA Tanggari II
1 x 19 MW
PLTA total 1
unit 19 MW
PLTA Larona
Sulawesi Selatan
3 x 55 MW
PLTA total 3
unit 165 MW
2 x 65 MW
PLTA total 2
unit 130 MW
PLTA Karebbe
Sulawesi Selatan
2 x 70 MW
PLTA total 2
unit 140 MW
PLTA Bakaru
Sulawesi Selatan
2 x 63 MW
PLTA total 2
unit 126 MW
PLTA total 4
unit 160 MW
PLTA total 3
unit 195 MW
PLTA total 5
unit 400 MW
PLTG Cikarang
? PLTG
PLTG Plengan
? PLTG
PLTG Sunyaragi
? PLTG
PLTG Trisakti
3 x 10 MW
PLTA total 3
unit 30 MW
PLTG
1 x 60 MW
PLTP total 1
unit 60 MW
PLTP Gunung
Salak
? PLTP
PLTP Kamojang
375 MW
PLTP
PLTP Wayang
Windu
PLTU Tarahan
2 x 100 MW
PLTU AsamAsam
2 x 65 MW
Unit I dan II
PLTU PT
Krakatau Daya
Listrik
Cilegon, Banten
400 MW
5 PLTU
PLTU Priok
1384 MW
PLTU, PLTGU
PLTU Punggur
2X55 MW
PLTU, PLTGU
PLTU Paiton
Swasta I
1230 MW
2 PLTU
PLTU Paiton
Swasta II
1300 MW
2 PLTU
PLTU Suralaya
? PLTP
Unit
Pembangkitan
Brantas
Kecamatan Sumberpucung,
Kabupaten Malang, Jawa Timur
281 MW
12 PLTA
Unit
Pembangkitan
Cirata
1.008 MW
8 PLTA
Unit
Pembangkitan
Gresik
2.280 MW
5 PLTG, 1 PLTU
dan 3 PLTGU
Unit
Pembangkitan
Muara Karang
1.200 MW
5 PLTU dan 1
PLTGU
Unit
Pembangkitan
Muara Tawar
920 MW
2 PLTG dan 3
PLTGU
Unit
Pembangkitan
Paiton
800 MW
2 PLTU
PLTU Lati
2 x 7 MW
1 PLTU
Unit
Pembangkitan
Talang Duku
35 MW
Untuk mempercepat ketersediaan listrik PLN membuat program untuk membuat 35 PLTU
dengan total tenaga 10.000 MW. Ketiga puluh lima PLTU tersebut tersebar di jawa dan luar
jawa. Untuk Jawa dibangun 10 buah PLTU, rinciannya sebagai berikut :[1]
N Pembang
Tempat
o
kit
PLTU 1
Banten
PLTU 2
Banten
Kapasi
tas
Keterangan
Suralaya
Labuhan
PLTU 3
Banten
PLTU 1
Indramay 3 x 330
Jawa Barat u
MW
Lontar
3 x 315
MW
PLTU 2
7 Jawa
Tengah
Cilacap
1 x 600
MW
PLTU 1
Pacitan
Jawa Timur
PLTU 2
Paiton
Jawa Timur
Tj. Awar
PLTU 3
10
Awar
Jawa Timur
Tuban
2 x 350
Selengkapnya Lihat di [3]
MW
PLTU
11 Tanjung
Jati B
Selengkapnya lihat di
4 x 661
MW
[4][5]
Jepara
Untuk diluar pulau jawa dan bali dibangun 25 PLTU, rinciannya sebagai berikut :
N
o
Pembangkit
1 PLTU NAD
2
PLTU 2 Sumatera
Utara
Tempat
Kapasita
s
Meulaboh
2 x 100
MW
Pangkalan Susu
2 x 200
MW
Keterangan
Teluk Sirih
2 x 100
MW
PLTU 3 Bangka
Belitung
Belitung
2 x 25
MW
PLTU 4 Bangka
Belitung
Belitung
2 x 15
MW
6 PLTU 1 Riau
Bengkalis
2 x 10
MW
7 PLTU 2 Riau
Selat Panjang
2 x 7 MW
Tanjung Balai
Karimun
2 x 7 MW
9 PLTU Lampung
Tarahan Baru
2 x 100
MW
10
PLTU 1 Kalimantan
Barat
Kalimantan Barat
2 x 50
MW
11
PLTU 2 Kalimantan
Barat
Bengkayang
2 x 25
MW
12
PLTU 1 Kalimantan
Tengah
Pulang Pisau
2 x 60
MW
13
PLTU Kalimantan
Selatan
Asam-Asam
2 x 65
MW
PLTU Sulawesi
Tenggara
Kendari
2 x 25
MW
2 x 10
MW
2 x 50
MW
17 PLTU Gorontalo
Gorontalo
2 x 25
MW
18 PLTU Maluku
Maluku
2 x 15
MW
Tidore
2 x 7 MW
20 PLTU 1 NTB
Bima
2 x 15
MW
21 PLTU 2 NTB
Lombok
2 x 25
MW
22 PLTU 1 NTT
Ende
2 x 7 MW
23 PLTU 2 NTT
Kupang
2 x 15
MW
24 PLTU 1 Papua
Papua
2 x 7 MW
25 PLTU 2 Papua
Jayapura
2 x 10
MW
Disusun Oleh :
DEDY BRIAN ERICSON
21060112130081
S1 Teknik Elektro
Universitas
Diponegoro