Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 1 :

Aurelya Ningsi Lantiang_F44120048


Reni Setianingsih_F44120044
Sakina Anton_F44120077
Geby Reinawati Panemba_F44120008
Nurjanna_F44120043
Zulhijjah_F44120014
Yudistira Arsad_F44120007
Rahmat Hidayat Hamimu_F44120010
Charles Calvin Rumimper_F44120017
Asriel_F44120033
Muh. Syukur_F44120055
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
한국
Pengertian PLTA

Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang memanfaatkan air sebagai
sumber listrik. Pembangkit ini merupakan salah satu sumber energi listrik utama yang ada di Indonesia.
Keberadaannya diharapkan mampu memenuhi pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia, selain yang
berasal dari bahan bakar batu bara. Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia banyak dikembangkan.
Pengertian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari
dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbinair) dan dari energi mekanik menjadi
energi listrik (dengan bantuan generator) Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara
mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang.
Cara Kerja PLTA
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin
air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila
mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk
memenuhkebutuhan dalam pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA
tersebut, perhitungan keadaan air yang masuk pada waduk / dam tempat
penampungan air, beserta besar air yang tersedia dalam waduk / dam dan
perhitungan besar air yang akan dialirkan melalui pintu saluran air untuk
menggerakkan turbin sebagai penggerak sumber listrik tersebut, merupakan suatu
keharusan untuk dimiliki, dengan demikian kontrol terhadap air yang masuk
maupun yang didistribusikan ke pintu saluran air untuk menggerakkan turbin harus
dilakukan dengan baik, sehingga dalam operasi PLTA tersebut, dapat dijadikan
sebagai dasar tindakan pengaturan efisiensi penggunaan air maupun pengamanan
seluruh sistem, sehingga PLTA tersebut, dapat beroperasi sepanjang tahun, walaupun
pada musim kemarau panjang.
Prinsip PLTA dan konversi energi

Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi kinetis dengan
adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan adanya aliran air yang
menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi energi listrik melalui perputaran rotor
pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada
dua hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit).
Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui
beberapa tahapan perubahan energi, yaitu:
a.  Energi Potensial
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda
potensial, yaitu akibat adanya perbedaan ketinggian. Besarnya energi
potensial yaitu:

Ep = m . g . h

Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)
b.    Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga timbul air dengan
kecepatan tertentu, yang dirumuskan.

Ek = 0,5 m . v . v

Dimana:
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
c.       Energi Mekanis
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin. Besarnya energi mekanis
tergantung dari besarnya energi potensial dan energi kinetis. Besarnya energi mekanis.
dirumuskan:

Em = T . ω . t

Dimana:
Em : Energi mekanis
T : torsi
ω : sudut putar
t : waktu (s)
d.      Energi Listrik
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi listrik sesuai persamaan:

El = V . I . t
Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
t : waktu (s)
Komponen Dasar PLTA
Komponen – komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi. Dan berfungsi
untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil.
Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir.

a.    Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air akan memukul sudu
– sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator.
Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan suplai air masuk turbin,
diantaranya sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah turbin (spiral chasing), katup utama (inlet valve),
pipa lepas (draft tube), alat pengaman, poros, bantalan (bearing), dan distributor listrik. Menurut momentum
air turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin reaksi dan turbin impuls. Turbin reaksi bekerja
karena adanya tekanan air, sedangkan turbin impuls bekerja karena kecepatan air yang menghantam sudut.
Prinsip Kerja Turbin Reaksi yaitu Sudu-sudu (runner) pada turbin francis dan propeller berfungsi
sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya tetap (tidak bisa digerakkan). Sedangkan sudu-sudu pada turbin
kaplan berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya bisa digerakkan (pada sumbunya) yang diatur
oleh servomotor dengan cara manual atau otomatis sesuai dengan pembukaan sudu atur. Proses penurunan
tekanan air terjadi baik pada sudu-sudu atur maupun pada sudu-sudu jalan (runner blade). Prinsip Terja
Turbin Pelton berbeda dengan turbin rekasi Sudu-sudu yang berbentuk mangkok berfungsi sebagai sudu-
sudu jalan, posisinya tetap (tidak bisa digerakkan).
Dalam hal ini proses penurunan tekanan air terutama terjadi didalam sudu-sudu aturnya saja (nosel)
dan sedikit sekali (dapat diabaikan) terjadi pada sudu-sudu jalan (mangkok-mangkok runner).Air yang
digunakan untuk membangkitkan listrik bisa berasal dari bendungan yang dibangun diatas gunung yang
tinggi, atau dari aliran sungai bawah tanah. Karena sumber air yang bervariasi, maka turbin air didesain
sesuai dengan karakteristik dan jumlah aliran airnya. Berikut ini merupakan berbagai jenis turbin yang biasa
digunakan untuk PLTA.
Jenis Turbin Air

a.    Turbin Kaplan


Turbin Kaplan digunakan untuk tinggi terjun yang rendah, yaitu di bawah20 meter. Teknik
mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik roda air turbin dilakukan melalui
pemanfaatan kecepatan air. Roda air turbin Kaplan menyerupai baling-baling dari kipas angin.

b.    Turbin Francis


Turbin Francis paling banyak digunakan di Indonesia. Turbin ini digunakan untuk tinggi terjun
sedang, yaitu antara 20-400 meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik
pada roda air turbin dilakukan melalui proses reaksi sehingga turbin Francis jugadisebut sebagai turbin
reaksi.

c.    Turbin Pelton


Turbin Pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi, yaitu di atas 300 meter. Teknik
mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses
impuls sehingga turbin Pelton juga disebut sebagai turbin impuls.
b.    Generator
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan perputaran
turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang
membangkitkan arus AC.
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanis.
Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator. Rotor terdiri dari 18 buah besi yang dililit
oleh kawat dan dipasang secara melingkar sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika
kutub ini dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor
terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang
berputar memproduksi tegangan di kawat setiap kali sebuah kutub melewati “coil” yang terletak di stator.
Lalu tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik. Agar generator bisa menghasilkan listrik, ada tiga hal
yang harus diperhatikan, yaitu:
i.       Putaran
Putaran rotor dipengaruhi oleh frekuensi dan jumlah pasang kutub pada rotor, sesuai dengan persamaan:

η = 60 . f / P
dimana:
η : putaran
f : frekuensi
P : jumlah pasang kutub
Jumlah kutub pada rotor di PLTA Saguling sebanyak 9 pasang, dengan frekuensi system sebesar 50 Hertz, maka
didapat nilai putaran rotor sebesar 333 rpm.
ii.    Kumparan
Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi besarnya daya listrik yang bisa dihasilkan
oleh pembangkit.

iii.   Magnet
Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan dihasilkan dari besi yang dililit kawat.
Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi dari AVR maka akan timbul magnet dari rotor.
Sehingga didapat persamaan:

E=B.V.L
Dimana:
E : Gaya elektromagnet
B : Kuat medan magnet
V : Kecepatan putar
L : Panjang penghantar
Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan
kumparan, sehingga agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah
sifat kemagnetannya, yaitu dengan mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar
arus yang masuk, makin besar pula nilai kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus
yang masuk, makin kecil pula nilai kemagnetannya.
.
c.    Travo
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak banyak terbuang
saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah travo step up. Transmisi berguna untuk
mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di
turunkan lagi dengan travo step down. Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara
mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Saat ini ada teknologi baru yang dikenal dengan
pumped-storage plant.

d.    Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk,
danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik
Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak
diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Jenis bendungan antara lain:
i.    Bendungan Beton
·         Bendungan Gravitasi
·         Bendungan Busur
·         Bendungan Rongga

ii.    Bendungan Urugan
·         Bendungan Urugan Batu
·         Bendungan Tanah

iii.   Bendungan Kerangka Baja

iv.   Bendungan Kayu


Jenis PLTA

a.    PLTA jenis terusan air (water way)


Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai dan mengalirkan air ke
hilir melalui terusan air dengan kemiringan (gradient) yang agak kecil.Tenaga listrik dibangkitkan dengan
cara memanfaatkan tinggi terjun dan kemiringan sungai.
 
b.    PLTA jenis DAM /bendungan
Adalah pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang disungai, pembuatan bendungan ini
dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air dibagian hulu sungai guna membangkitkan energi potensial
yang lebih besar sebagai pembangkit listrik.

c.     PLTA jenis terusan dan DAM (campuran)


Adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya, jadi energi potensial
yang diperoleh dari bendungan dan terusan.
KESIMPULAN
↝ Komponen – kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.
Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan air
yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir. contoh waduk
Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6 miliar kubik.

↝ Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya jatuh air yang
mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir
angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air
untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari
berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dll.

↝ Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan perputaran
turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron
yang membangkitkan arus AC.
Sekian dan
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai