Anda di halaman 1dari 15

Dalam hal ini proses penurunan tekanan air terutama terjadi didalam sudu-sudu aturnya

saja (nosel) dan sedikit sekali (dapat diabaikan) terjadi pada sudu-sudu jalan (mangkok-

mangkok runner).Air yang digunakan untuk membangkitkan listrik bisa berasal dari

bendungan yang dibangun diatas gunung yang tinggi, atau dari aliran sungai bawah tanah.

Karena sumber air yang bervariasi, maka turbin air didesain sesuai dengan karakteristik

dan jumlah aliran airnya. Berikut ini merupakan berbagai jenis turbin yang biasa digunakan

untuk PLTA.

b. Generator

Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan

perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi

pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi

mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator. Rotor terdiri dari

18 buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar sehingga membentuk 9

pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage

Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin,

sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang berputar

memproduksi tegangan di kawat setiap kali sebuah kutub melewati “coil” yang terletak di

stator. Lalu tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik. Agar generator bisa

menghasilkan listrik, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:

i. Putaran

Putaran rotor dipengaruhi oleh frekuensi dan jumlah pasang kutub pada rotor, sesuai

dengan persamaan:

η = 60 . f / P

dimana:
η : putaran

f : frekuensi

P : jumlah pasang kutub

Jumlah kutub pada rotor di PLTA Saguling sebanyak 9 pasang, dengan frekuensi

system sebesar 50 Hertz, maka didapat nilai putaran rotor sebesar 333 rpm.

ii. Kumparan

Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi besarnya daya

listrik yang bisa dihasilkan oleh pembangkit

iii. Magnet

Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan dihasilkan dari

besi yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi dari AVR maka akan timbul

magnet dari rotor.

Sehingga didapat persamaan:

E=B.V.L

Dimana:

E : Gaya elektromagnet

B : Kuat medan magnet

V : Kecepatan putar

L : Panjang penghantar

Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan kumparan,

sehingga agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah sifat

kemagnetannya, yaitu dengan mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar arus yang

masuk, makin besar pula nilai kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus yang masuk, makin

kecil pula nilai kemagnetannya.

Menurut jenis penempatan thrust bearingnya, generator dibedakan menjadi empat,

yaitu:

· Jenis biasa thrust bearing diletakkan diatas generator dengan dua guide bearing.
· Jenis Payung (Umbrella Generator) thrust bearing dan satu guide bearing diletakkan

dibawah rotor.

· Jenis setengah payung (Semi Umbrella Generator) kombinasi guide dan thrust bearing

diletakkan dibawah rotor dan second guide bearing diletakkan diatas rotor.

· Jenis Penunjang Bawah thrust bearing diletakkan dibawah coupling. Generator yang

digunakan di Saguling adalah jenis Setengah Payung.

c. Travo

Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak banyak

terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah travo step up.

Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau industri.

Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down. Pembangkit

listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin

setelah itu air dibuang. Saat ini ada teknologi baru yang dikenal dengan pumped-storage

plant.

d. Bendungan

Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi

waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke

sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu

air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Jenis

bendungan antara lain:

i. Bendungan Beton

· Bendungan Gravitasi

· Bendungan Busur

· Bendungan Rongga

ii. Bendungan Urugan

· Bendungan Urugan Batu


· Bendungan Tanah

iii. Bendungan Kerangka Baja

iv. Bendungan Kayu

4. Jenis PLTA

a. PLTA jenis terusan air (water way)

Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai dan

mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan (gradient) yang agak

kecil.Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi terjun dan kemiringan

sungai.

b. PLTA jenis DAM /bendungan

Adalah pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang disungai, pembuatan

bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air dibagian hulu sungai guna

membangkitkan energi potensial yang lebih besar sebagai pembangkit listrik.

c. PLTA jenis terusan dan DAM (campuran)

Adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya, jadi

energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan.

5. Waduk

Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai kebutuhan.

Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia.Sesuai dengan kondisi alam,

pengembangan PLTA dapat dibagi atas 2 jenis yaitu : tipe waduk dan tipe aliran langsung.

Tipe waduk dapat berupa bendungan(reservoir) dan keluaran danau (lake outlet), sedangkan

tipe aliran langsung dapat berupa aliran langsung sungai (run-off river) dan aliran langsung

dengan bendungan pendek (run-off river with low head dam). Contohnya adalah bendungan

Scrivener, Canberra Australia, dibangun untuk mengatasi banjir 5000-tahunan.


Waduk buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai

waduk tersebut penuh, dan dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau ketinggian.

a. Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan sebagai:

Dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam".

b. Berdasarkan tujuan dibuatnya, yaitu: untuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan

air di perkotaan meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga hidroelektrik, menciptakan

tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya. Pencegahan banjir dan menahan

pembuangan dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik.

c. Berdasarkan ketinggian, yaitu: dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih

dari 150 m.-dam rendah kurang dari 30 m, dam ketinggian-medium antara 30 -100 m, dan

dam tinggi lebih dari 100 m.Beberapa bendungan lainnya yaitu bendungan Sadel sebenarnya

adalah sebuah dike,yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi tanah

disekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuatsepanjang sisi

sungai atau air terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya darikebanjiran. Sebuah

bendungan Pengukur overflow dam didisain untuk dilewati air. Weir adalah sebuah tipe

bendungan pengukur kecil yang digunakan untuk mengukur input air. Bendungan Pengecek

check dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk mengurangi dan mengontrol arus soil

erosion. Pumped-storage plant memiliki dua penampungan yaitu:

i. Waduk Utama (upper reservoir) seperti dam pada PLTA konvensional. Air

dialirkan langsung ke turbin untuk menghasilkan listrik.

ii. Waduk cadangan (lower reservoir). Air yang keluar dari turbin ditampung

di lower reservoir sebelum dibuang disungai.

6. Parameter yang mempengaruhi pengoperasian PLTA

a. Keberadaan Air

Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan musim

penghujan. Maupun musim kemaraupanjang, diperlukan perhitungan besar volume air yang

tersedia dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar debit air yang harus dialirkan

melalui pintu air yang dialirkan ke turbin. Bila terjadi banjir, berapa besar volume air yang
harus dibuang keluar dari waduk / dam melalui pintu pembungan air, sehingga tetap terjadi

keseimbangan air dalam waduk / dam, dengan demikian dapat dihindari kerusakan bangunan

waduk / dam maupun perangkat keras pendukung lainnya. Untuk kebutuhan perhitungan

keadaan air baik yang akan masuk maupun yang berada dalam waduk / dam, dilakukan

pengukuran terhadap parameter yang mempengaruhi keadaan air yang akan masuk maupun

yang ada dalam waduk/dam. Pengukuran tersebut dilakukan pada berbagai stasiun ukur yang

tersebar pada DAS dalam waduk / dam tersebut.

b. Konstruksi Saluran Air ke Turbin

Kecepatan gerakan turbin, dipengaruhi oleh besar tekanan aliran air yang dialirkan

ke turbin. Besar tekanan aliran air yang dialirkan tersebut, dipengaruhi debit air yang

dialirkan beserta konstruksi dan penempatan saluran air yang mengalirkan air tersebut.

Semakin lebar diameter dan semakin tinggi pintu saluran air dibuka, semakin besar debit air

yang dialirkan, semakin tinggi tekanan air yang terjadi masuk ke turbin. Selain hal tersebut

diatas, rancangan dan peletakan saluran air tersebut, juga mempengaruhi tekanan air yang

dialirkan ke turbin.

Pada prinsipnya ada beberapa parameter yang mempengaruhi operasi PLTA, disebabkan oleh

i. Keberadaan Air

Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan musim penghujan

maupun musim kemarau panjang, diperlukan perhitungan besar volume air yang tersedia

dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar debit air yang harus dialirkan melalui

pintu air yang dialirkan ke turbin.

Bila terjadi banjir, berapa besar volume air yang harus dibuang keluar dari waduk / dam

melalui pintu pembungan air, sehingga tetap terjadi keseimbangan air dalam waduk / dam,

dengan demikian dapat dihindari kerusakan bangunan waduk / dam maupun perangkat keras

pendukung lainnya. Untuk kebutuhan perhitungan keadaan air baik yang akan masuk maupun

yang berada dalam waduk / dam, dilakukan pengukuran terhadap parameter yang

mempengaruhi keadaan air yang akan masuk maupun yang ada dalam waduk/dam.
Pengukuran tersebut dilakukan pada berbagai stasiun ukur yang tersebar pada DAS

dalam waduk / dam tersebut. Data hasil pengukuran yang diperoleh pada stasiun

pengukuran, ditransmisikan melalui media komunikasi yang digunakan ke pusat kontrol

operasi PLTA untuk diproses sesuai fungsinya dalam sistem kontrol tersebut.

Pada perhitungan keberadaan air tersebut, ada beberapa parameter yang harus

diperhatikan antara lain:

ii. Aliran permukaan ( surface flow)

Aliran permukaan dan aliran dasar dipengaruhi intensitas curah hujan dan lama turunnya

hujan. Semakin tinggi intensitas curah hujan dan semakin lama waktu turunnya hujan,

semakin besar aliran permukaan dan aliran dasar sungai. Tinggi permukaan dipengaruhi

aliran permukaan dan aliran dasar. Semakin besar aliran permukaan dan aliran dasar,

semakin tinggi muka air yang terjadi, sehingga semakin besar volume air yang mengalir ke

dalam waduk / dam.

iii. Aliran dasar ( Base flow)

iv. Tinggi muka air

v. Kehilangan air karena keadaan lingkungan

Parameter kehilangan air yang disebabkan keadaan lingkungan, dipengaruhi antara lain:

· Suhu udara semakin tinggi suhu udara, semakin besar kehilangan air.

· Kelembaban semakin kecil kelembaban (humidity), semakin besar kehilangan air.

· Kecepatan angin semakin cepat kecepatan angin berhembus, semakin besar kehilangan air.

· Penyinaran matahari semakin panas dan semakin lama penyinaran matahari, semakin besar

kehilangan air.

vi. Keadaan DAS

Parameter keadaan DAS dipengaruhi beberapa parameter, antara lain :

· Vagitasi semakin rapat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan (pohon) dalam DAS, semakin besar

aliran dasar sungai.

· Penduduk semakin padat / ramai penduduk yang bermukim dalam DAS, semakin besar

kehilangan air.
· Industri semakin banyak industri yang beroperasi dalam DAS, semakin besar kehilangan air

7. Klasifikasi PLTA

Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air berdasarkan:

a. Berdasarkan tujuan

Hal ini disebabkan karena fungsi yang berbeda-beda misalnya untuk mensuplai air,

irigasi, kontrol banjir dan lain sebagainya disamping produksi utamanya yaitu tenaga listrik.

b. Berdasarkan keadaan hidraulik

Suatu dasar klasifikasi pada pembangkit listrik tenaga air adalah memperhatikan

prinsip dasar hidraulika saat perencanaannya. Ada empat jenis pembangkit yang

menggunakan prinsip ini. Yaitu:

i. Pembangkit listrik tenaga air konvensional yaitu pembangkit yang menggunakan kekuatan air

secara wajar yang diperoleh dari pengaliran air dan sungai.

ii. Pembangkit listrik dengan pemompaan kembali air ke kolam penampungan yaitu pembangkitan

menggunakan konsep perputaran kembali air yang sama denagn mempergunakan pompa, yang

dilakukan saat pembangkit melayani permintaan tenaga listrik yang tidak begitu berat.

iii. Pembangkit listrik tenaga air pasang surut yaitu gerak naik dan turun air laut menunjukkan

adanya sumber tenaga yang tidak terbatas. Gambaran siklus air pasang adalah perbedaan

naiknya permukaan air pada waktu air pasang dan pada waktu air surut. Air pada waktu

pasang berada pada tingkatan yang tinggi dan dapat disalurkan ke dalam kolam untuk

disimpan pada tingkatan tinggi tersebut. Air akan dialirkan kelaut pada waktu surut melalui

turbin-turbin.

iv. Pembangkit listrik tenaga air yang ditekan yaitu dengan mengalihkan sebuah sumber air yang

besar seperti air laut yang masuk ke sebuah penurunan topografis yang alamiah, yang

didistribusikan dalam pengoperasian ketinggian tekanan air untuk membangkitkan tenaga

listrik.

c. Berdasarkan Sistem Pengoperasian


Pengoperasian bekerja dalam hubungan penyediaan tenaga listrik sesuai dengan

permintaan, atau pengoperasian dapat berbentuk suatu kesatuan sistem kisi-kisi yang

mempunyai banyak unit.

d. Berdasarkan Lokasi Kolam Penyimpanan dan Pengatur.

Kolam yang dilengkapi dengan konstruksi bendungan/tanggul. Kolam tersbut

diperlukan ketika terjadi pengaliran tidak sama untuk kurun waktu lebih dari satu tahun.

Tanpa kolam penyimpanan, pembangkit/instalasi dipergunakan dalam pengaliran keadaan

normal.

e. Berdasarkan Lokasi dan Topografi

Instalasi pembangkit dapat berlokasi didaerah pegunungan atau dataran. Pembangkit

di pegunungan biasanya bangunan utamanya berupa bendungan dan di daerah dataran berupa

tanggul.

f. Berdasarkan Kapasitas PLTA

Menurut Mesonyi:

i. Pembangkit listrik yang paling kecil sampai dengan : 100 kW

ii. Kapasitas PLTA yang terendah sampai dengan : 1000 kW

iii. Kapasitas menengah PLTA sampai dengan : 10000 kW

iv. Kapasitas tertinggi diatas : 10000 kW

g. Berdasarkan ketinggian tekanan air

i. PLTA dengan tekanan air rendah kurang dari :dibawah 15 m

ii. PLTA dengan tekan air menengah berkisar :15 m – 70 m

iii. PLTA dengan tekanan air tinggi berkisar :71 m – 250 m

iv. PLTA dengaan tekanan air yang sangat tinggi :diatas 250 m

h. Berdasarkan bangunan/konstruksi utama

Berdasarkan bangunan / konstruksi utama dibagi atas:

· Pembangkit listrik pada aliran sungai, pemiliahn lokasi harus menjamin bahwa pengalirannya

tetap normal dan tidak mengganggu bahan-bahn konstruksi pembangkit listrik. Dengan

demikian pembangkit listrik walaupun mempunyai kolam cadangan untuk penyimpanan air
yang besar, juga mempunyai sebuah saluran pengatur jalannya air dari kolam penyimpanan

itu.

· Pembangkit listrik dengan bendungan yang terletak di lembah, maka bendungan itu

merupakan lokasi utama dalam menciptakan sebauh kolam penampung cadangan air, dan

konstruksi bangunan terletak pada sisi tanggul.

· Pembangkit listrik tenaga air dengan pengalihan terusan, aliran air yang dialirkan melalui

sebauh terusan ke konstruksi bangunan yang lokasinya cukup jauh dari kolam penyimpanan.

Air dari lokasi bangunan dikeringkan ke dalam sungai semula denagn suatu pengalihan aliran

air. Pembangkt listrik tenaga air dengan pengalihan ketinggian, tekanan air dialirkan melalui

sebuah sitem terowongan dan terusan yang menuju kolam cadangan diatas, atau aliran lain

melalui lokasi bangunan ini.

8. Jenis Turbin Air

a. Turbin Kaplan

Turbin Kaplan digunakan untuk tinggi terjun yang rendah, yaitu di bawah20 meter.

Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik roda air turbin

dilakukan melalui pemanfaatan kecepatan air. Roda air turbin Kaplan menyerupai baling-

baling dari kipas angin.

b. Turbin Francis

Turbin Francis paling banyak digunakan di Indonesia. Turbin ini digunakan untuk

tinggi terjun sedang, yaitu antara 20-400 meter. Teknik mengkonversikan energi potensial

air menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses reaksi sehingga

turbin Francis jugadisebut sebagai turbin reaksi.

c. Turbin Pelton

Turbin Pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi, yaitu di atas 300 meter.

Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada roda air turbin

dilakukan melalui proses impuls sehingga turbin Pelton juga disebut sebagai turbin impuls.
Untuk semua macam turbin air tersebut di atas, ada katup pengatur yang mengatur

banyaknya air yang akan dialirkan ke roda air. Dengan pengaturan air ini, daya turbin dapat

diatur. Di depan katup pengatur terdapat katup utama yang harus ditutup apabila turbin air

dihentikan untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan pada turbin. Apabila

terjadi gangguan listrik yang menyebabkan PMT generator trip, maka untuk mencegah

turbin berputar terlalu cepat karena hilangnya beban generator yang diputar oleh turbin,

katup pengatur air yang menuju ke turbin harus ditutup. Penutupan katup pengatur ini akan

menimbulkan gelombang air membalik yang dalam bahasa Inggris disebut water hammer

(palu air). Water hammer ini menimbulkan pukulan mekanis kepada pipa pesat ke arah atas

(hulu) yang akhirnya diredam dalam tabung peredam (surge tank).

Kecepatan spesifik (specffic speed) turbin air didefinisikan sebagai jumlah putaran per

menit [rpm] (rotation per minute [rpm] dari turbin untuk menghasilkan satu daya kuda pada

tinggi terjun H = I meter.

Saluran air dari dam atau kolam tando sampai pada. tabung peredam, panjangnya dapat

mencapai beberapa kilometer. Apabila saluran ini tidak rata, jalannya naik turun, maka di

bagian-bagian cekungan yang rendah, harus ada katup untuk membuang endapan pasir atau

lumpur yang terjadi di cekungan rendah tersebut. Di sisi lain, yaitu di bagian-bagian

lengkungan yang tinggi juga harus ada katup, tetapi dalam hal ini untuk membuang udara

yang terperangkap dalam lengkungan yang tinggi ini. Secara periodik, katup-katup tersebut

di atas harus dibuka untuk membuang endapan yang terjadi maupun untuk membuang udara

yang terperangkap.

B. Metode Pembahasan

Dalam pembuatan makalah ini kami menggunakan metode studi literatur yang

bersumber dari referensi – referensi jurnal yang bahasannya meliputi tentang Pembangkit

Listrik Tenaga Air (PLTA), tidak hanya itu kamipun menggunakan metode searching melalui

internet. Sehingga materi – materi yang kami dapat tidak hanya dari 1 sumber saja,

melainkan kumpulan dari point – point penting dari setiap setiap jurnal dan artikel.

C. Pembahasan
EBTKE—Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata merupakan PLTA terbesar di

Asia Tenggara. PLTA ini memiliki konstruksi power house di bawah tanah dengan kapasitas

8x126 Megawatt (MW) sehingga total kapasitas terpasang 1.008 Megawatt (MW) dengan

produksi energi listrik rata-rata 1.428 Giga Watthour (GWh) pertahun.

Kapasitas 1008 MW tersebut terdiri dari Cirata I yang memiliki empat unit masing-

masing operasi dengan daya terpasang 126 MW yang mulai dioperasikan tahun 1988 dengan

daya terpasang 504 MW, selain itu Cirata II juga dengan empat unit masing-masing 126

MW, yang mulai dioperasikan sejak tahun 1997 dengan daya terpasang 504 MW. Cirata I

dan II mampu memproduksi energi listrik rata-rata 1.428 GWh pertahun yang kemudian

dislaurkan melalui jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi

Jawa-Madura-Bali (Jamali).

Guna menghasilkan energi listrik sebesar 1.428 Gwh, dioperasikan delapan buah

turbin dengan kapasitas masing-masing 129.000 KW dengan putaran 187,5 RPM. Adapun

tinggi air jatuh efektif untuk memutar turbin 112,5 meter dengan debit air maksimum 135

m3 perdetik.

PLTA Cirata dibangun dengan komposisi bangunan power house empat lantai di bawah

tanah yang menpengoperasiannya dikendalikan dari ruang control switchyard berjarak

sekitar 2 kilometer (km) dari mesin-mesin pembangkit yang terletak di power house. PLTA

tersebut merupakan pembangkit yang dioperasikan oleh anak perusahaan PT Perusahaan

Listrik Negara (PLN persero) yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang disalurkan

melalui saluran transmisi tenaga listrik 500 kilo volt (KV) ke sistem Jawa Bali yang diatur

oleh dispatcher PLN Pusat Pengatur Beban (P3B).

Kontribusi utama Cirata terhadap sistem Jawa Bali yaitu memikul beban puncak dan

beroperasi pada pukul 17.00-22.00, dengan moda operasi LFC (Load Frequency Control),

dimana memiliki fasilitas line charging bila sistem Jawa Bali mengalami Black Out dan Start

up operasi/ sinkron ke jaringan 500 KV yang relatif cepat yaitu kurang lebih lima menit.
PLTA Cirata terletak di daerah aliran sungai (DAS) Citarum di Desa Tegal Waru,

Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Latar belakang pendirian PLTA ini,

dengan letak sungai Citarum yang subur, bergunung-gunung dan dianugerahi curah hujan yang

tinggi. Pembangunan proyek PLTA Cirata merupakan salah satu cara pemanfaatan potensi

tenaga air di Sungai Citarum yang letaknya di wilayah kabupaten Bandung, kurang lebih 60 km

sebelah barat laut kota Bandung atau 100 km dari Jakarta melalui jalan Purwakarta. (ferial).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komponen – kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.

Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan

air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir. contoh

waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6

miliar kubik.

Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya

jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air

kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar

baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan ke

generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dll.

Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan

perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi

pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.

Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak

banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah travo step

up.

Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau

industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down.
DAFTAR PUSTAKA

M. M Dandekar dan K. N Sharma Penerjemah, D. Bambang Setyadi, Sutanto. Pembangkit

Listrik Tenaga Air, 1991. Cet 1. -, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia ( UI-Press).
Kadir, Abdul, 1995. Energi; Sumber daya, inovasi, tenaga listrik, potensi ekonomi. Cet 1.

Edisi Kedua/ Revisi- Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia ( UI-Press).

Kadir, Abdul, 1996, Pembangkit Tenaga Listrik, Jakarta: Universitas Indonesia (UI-

Press). Rancangan Sistem Kontrol Operasi Pembangkit Listrik Tenaga Air.

http://tumoutou.net/3_sem1_012/b_nababan.htm
http://rafflesia.wwf.or.id/library/admin/attachment/clips/2006-08-02-006-00C4-001-
04-0904.pdf
http://berita-iptek.blogspot.com/2008/04/pembangkit-listrik-tenaga-air.html
http://anekasurya.indonetwork.co.id/profile/aneka-surya-com-perakitan-penjualan-dan-
penyedia-pembangkit.html
http://www.surya.co.id/web/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=52156
http://www.fab.utm.my/download/ConferenceSemiar/ICCI2006S2PP14.pdf

Anda mungkin juga menyukai