Anda di halaman 1dari 8

PRESENTASI

PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA AIR (PLTA)
 Pengertian PLTA

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit yang mengandalkan energi potensial dan
kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Pada tahun 2015 tenaga air menghasilkan 16.6%
total listrik dunia dan 70% dari seluruh energi terbarukan, dan diperkirakan akan naik 3.1% per
tahun sampai 25 tahun ke depan.

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari
dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbinair) dan dari energi mekanik
menjadi energi listrik (dengan bantuan generator) Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja
dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Pada saat beban puncak air
dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir sehingga cadangan air pada waduk utama
tetap stabil.

Tenaga air merupakan sumber daya terpenting. Tenaga air memiliki beberapa keuntungan
yang tidak dapat dipisahkan. Bahan bakar untuk PLTU adakah batubara. Berdasarkan pengertian
yang sama, kita dapat mengatakan bahwa bahan bakr untuk PLTA adalah air. Nyatanya suatu jurnal
teknis mengenai tenag air menamakannya sebagi batubara putih. Tetapi keunggulan untuk bahan
bakar PLTA ini sama sekali tidak akan habis terpakai ataupun berubah menjadi yang lain.
PLTA tidak menghadapi masalah pembuangan limbah. PLTA meruapkan suatu sumber
energy yang abadi. Air melintas melalui turbin tanpa kehilangan kemampuan pelayanan untuk
wilayah di hilirnya. Biaya pengoperasian dan pemeliharaan PLTA sangat rendah. Pada PLTA,
transportasi batubara putih berlangsung secara alamiah. Turbin- turbin pada PLTA bisa
dioperasikan setiap saat dan cukup sederhana untuk dimengerti. Peralatan PLTA yang mutakhir,
umumnya memiliki peluang yang besar untuk bisa dioperasikan selama 50 tahun. PLTA bisa
diamnfaatkan untuk cadangan yang bisa diandalakn pada sistem kelistrikan terpadu.

 Prinsip PLTA dan Konversi Energi

Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi kinetis
dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan adanya aliran
air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi energi listrik melalui
perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya
air tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir
(debit).

Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan
perubahan
energi, yaitu :

a. energi potensial b. energi kinetis c. energi mekanis d. energi


Keterangan gambar:
1. Sungai/Kolam Tandon, untuk tempat penampungan air
2. Intake, pintu masuk air sungai/tandon
3. Katup pengaman, berfungsi sebagai katup pengatur intake
4. Headrace tunnel, pipa antara tandon dan sebelum masuk penstock
5. Surge tank, berfungsi sebagai pengaman tekanan air yang tiba-tiba naik saat katup pengatur ditutup.
6.Penstock (pipa pesat), untuk mengalirkan dan mengarahkan air ke turbin serta untuk mendapatkan tekanan
7. hidrostatis yang besar.
8. Main stop valve, berfungsi sebagai katup pengatur turbine
9. Turbine, mengubah energi potensial air menjadi energi gerak
10. Generator, menghasilkan energi listrik dari energi gerak
11. Main transformer, untuk transfer energi listrik antar dua sirkuit dengan induksi elektromagnetik.
12. Transmission line, penyalur energi listrik ke konsumen
Prinsip PLTA dan Konversi Energi

Air dari tandon/sungai masuk pada turbin melalui penstock untuk memperbesar tekanan hidrostatis. Katup
pengaman berguna untuk mengatur aliran air yang masuk ke headrace tunnel, juga untuk menghentikan
aliran air. Energi potensial air menggerakkan turbin sehingga menghasilkan energi gerak yang dikonversi
menjadi energi listrik oleh generator. Energi listrik dari generator ini diatur dan ditransfer oleh main
transformer agar sesuai dengan kapasitas transmission line (tegangan, daya, dll) untuk dibagikan ke rumah-
rumah.
Indonesia mempunya potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 70.000 mega watt (MW). Potensi
ini baru dimanfaatkan sekitar 6 persen atau 3.529 MW atau 14,2 persen dari jumlah energi pembangkitan PT
PLN.
Energi listrik dihasilkan di pembangkit listrik (seperti pembangkit listrik tenaga air atau PLTA), dan untuk bisa digunakan,
energi listrik ini harus disalurkan ke rumah pengguna. Penyaluran ini dilakukan menggunakan saluran transmisi (dari
pembangkit ke gardu listrik) dan distribusi (dari gardu listrik ke rumah pengguna). Pada penyaluran di Tahapan transmisi,
penyaluran dilakukan dengan menggunakan tegangan sangat tinggi, untuk mengurangi energi yang hilang. Sebaliknya pada
rumah tangga, tegangan listrik yang digunakan adalah tegangan rendah seperti 220 V, untuk mencegah dampak kebakaran
atau tersengat tegangan tinggi. Di Indonesia, transmisi tegangan tinggi dari pembangkit listrik ini disebut
dengan SUTET (Saluran udara tegangan ekstra tinggi), yang menyalurkan arus listik dengan tegangan hingga 500kV (500 ribu
Volt).Pada pembangkit listrik, arus listrik yang semula sekitar 11-24 kV dinaikkan dengan transformator step up, sehingga
menjadi 70-500 kV. Arus tegangan tinggi ini kemudian dialirkan dalam jaringan transmisi, dengan SUTET ke gardu listrik dan
masuk ke jaringan distribusi.Di gardu, arus listrik diperkecil dengan transformator step down, menjadi arus listrik
bertegangan 220 Volt yang siap digunakan oleh rumah tangga.
 Komponen Dasar PLTA
1. Turbin
• Turbin Kaplan
• Turbin Francis
• Turbin Pelton
2. Generator
3. Travo
4. Bendungan
• Bendungan Beton • Bendungan Rongga • Bendungan Tanah
• Bendungan Gravitasi • Bendungan Urugan • Bendungan Kerangka
• Bendungan Busur • Bendungan Urugan Baja
Batu • Bendungan Kayu
 Jenis – jenis PLTA
1. PLTA Jenis Terusan Air (Water Way)

Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai dan
mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan (gradient) yang agak kecil.Tenaga
listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi terjun dan kemiringan sungai.
2. PLTA Jenis DAM /
Bendungan
Adalah pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang di sungai pembuatan
bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air dbagian hulu sungai guna
membangkitkan energy potensial yag lebih besar sebagai pembangkit llistrik.

3. PLTA Jenis Terusan dan D AM (Campuran)


Adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya, jadi energi
potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan.

 Waduk
Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai kebutuhan.
Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia.Sesuai dengan kondisi alam,
pengembangan PLTA dapat dibagi atas 2 jenis yaitu : tipe waduk dan tipe aliran langsung. Tipe
waduk dapat berupa bendungan(reservoir) dan keluaran danau (lake outlet), sedangkan tipe aliran
langsung dapat berupa aliran langsung sungai (run- off river) dan aliran langsung dengan
bendungan pendek (run-off river with low head dam). Contohnya adalah bendungan Scrivener,
Canberra Australia, dibangun untuk mengatasi banjir 5000-tahunan. Waduk buatan dibangun
dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai waduk tersebut penuh, dan dapat
diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau ketinggian.

Anda mungkin juga menyukai