Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Voering Vol. 5 No.

1 Juli 2020

ANALISIS UKURAN SABUK UNTUK TURBIN CROSS FLOW PADA PEMBANGKIT


LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) 30 KVA

MARLON HETHARIA1
YOLANDA J. LEWERISSA2
ROY MATAPERE3

Program Studi Teknik Mesin1,3


Universitas Kristen Papua
Program Studi Diploma IV Teknik Mesin2
Politeknik Saint Paul Sorong
Email : aln_heth@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis ukuran sabuk dan puli dari sistem transmisi energi
mekanik PLTMH untuk ukuran generator yang diinginkan.
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen untuk mengetahui data putaran poros turbin
untuk generator 30 kVA dan jarak sumbu poros dari turbin ke generator. Kemudian ukuran sabuk
yang akan digunakan dianalisisi secara teoritis.
Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa untuk mentransmisikan daya dari turbin ke generator
melalui putaran poros turbin, poros generator, puli turbin dan puli generator dengan daya 30 kVA
menggunakan sistem transmisi sabuk dengan pemilihan sabuk-V tipe B; No : 97 dengan panjang
keliling L = 2.464 mm dan kecepatan 11 m/s untuk ukuran poros turbin 50 mm, poros generator 41
mm, ukuran puli turbin 275,5 mm, puli generator 145 mm, jarak sumbu poros 900 mm, putaran
poros turbin 786 rpm dan putaran poros generator 1500 rpm.

Kata Kunci : Sabuk, Turbin, Generator

ABSTRACT
The research was conducted to analyse the belt size and the Puli of the PLTMH mechanical energy
transmission system for the desired generator size.
The research was conducted by experimental methods to know the round data of turbine shafts for
the 30 kVA generator and axis distance from the turbine to the generator. Then the size of the belt
to be used is analyzed theoretically.
From the calculation results can be known that to transmit power from the turbine to the generator
through a round of turbine shaft, generator shaft, turbine puli and generator Puli with power 30
kVA using a belt transmission system with the selection of V-belt type B; No: 97 with a circumference
length of L = 2,464 mm and a speed of 11 m/s for a turbine shaft size of 50 mm, the generator shaft
is 41 mm, the size of the turbine is 275.5 mm, the generator Puli is 145 mm, the shaft axis distance
is 900 mm, the turbine axle round 786 rpm and the generator axle round 1500 rpm.

Keywords: belts, turbines, generators

yang belum terjangkau oleh jaringan listrik


PENDAHULUAN
negara (PLN). (Dwiyanto, K and Tugiono 2016)
Energi adalah kemampuan untuk melakukan Energi listrik merupakan energi yang sangat
usaha (kerja) atau melakukan suatu perubahan. mudah terpakai karena dapat dikonversi menjadi
Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, bentuk energi lain dengan mudah dan efisien.
tetapi dapat dirubah bentuknya. Menurut dari Energi listrik merupakan energi yang luas
sumber didapatnya, energi terbagi menjadi energi penggunannya, keuntungannya mudah dalam
tak terbarukan dan energi terbarukan. Salah satu pengaturan dan penyebaran (distribusi) secara
energi terbarukan adalah pembangkit listrik simultan dan tidak terputus-putus. (Sitompul
tenaga mikro hidro, yang di Indonesia dapat 2011)
dibuat karena banyak sungai dan banyak daerah

LPPM Politeknik Saint Paul Sorong 7


Jurnal Voering Vol. 5 No. 1 Juli 2020

Pembangkit listrik mikro hidro mengacu ketinggian dan aliran (energi potensial) kedalam
pada pembangkit listrik dengan skala di bawah bentuk energi mekanik dan energi listrik.
100 kW. PLTMH termasuk sumber energi
terbarukan dan layak disebut clean energy karena
ramah lingkungan. Tenaga air berasal dari aliran
sungai kecil atau danau yang dibendung dan
kemudian dari ketinggian tertentu dan memiliki
debit yang sesuai akan menggerakkan turbin
yang dihubungkan dengan generator listrik.
Semakin tinggi jatuhnya air maka semakin besar
energi potensial air yang dapat diubah menjadi
energi listrik. Pembangkit tenaga air merupakan Gambar 1. Prinsip Kerja PLTMH (Yuniarti 2012)
suatu bentuk perubahan tenaga dari tenaga air
dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi Turbin Cross-Flow
tenaga listrik, dengan menggunakan turbin air
Turbin secara umum dapat diartikan sebagai
dan generator. (Dwiyanto, K and Tugiono 2016)
mesin penggerak mula di mana energi fluida
Penghubung turbin dengan generator atau
kerja yang digunakan langsung memutar roda
sistem transmisi energi mekanik ini dapat
turbin, fluida kerjanya yaitu berupa air, uap air
digunakan sabuk atau puli, roda gerigi atau
dan gas. Dengan demikian turbin air dapat
dihubungkan langsung pada porosnya.
diartikan sebagai suatu mesin penggerak mula
1) Sabuk atau puli digunakan jika putaran per
yang fluida kerjanya adalah air. (Arismunandar
menit (rpm) turbin belum memenuhi
2004)
putaran rotor pada generator, jadi puli
Turbin tipe ini dibuat pertama kali di Eropa.
berfungsi untuk menurunkan atau menaikan
Nama cross-flow diambil dari kenyataan bahwa
rpm motor generator.
air melintasi kedua sudu gerak atau runner dalam
2) Roda gerigi mempunyai sifat yang sama
menghasilkan putaran (rotasi). Sedangkan nama
dengan puli.
Banki (dari Hungaria) dan Mitchell (dari Austria)
3) Penghubung langsung pada poros turbin dan
adalah nama ahli teknik yang mengembangkan
generator, jika putaran turbin sudah lama
prinsip-prinsip turbin tersebut yaitu turbin ini
dengan putaran rotor pada generator.
dilengkapi dengan pipa hisap, dan sebagai
Sistem transmisi energi mekanik pada
akibatnya daya yang dihasilkan turbin, proses
PLTMH dipandang juga memiliki peranan yang
kerja dan randemen turbin menjadi lebih baik.
penting maka penelitian ini bertujuan
Turbin cross-flow ini mempunyai arah aliran
menganalisis ukuran sabuk dan puli dari sistem
yang radial atau tegak lurus dengan sumbu
transmisi energi mekanik PLTMH untuk ukuran
turbin. Turbin ini mempunyai alat pengarah
generator yang diinginkan.
sehingga dengan demikian celah bebas dengan
sudu-sudu di sekeliling roda hanya sedikit.
KAJIAN PUSTAKA Karena itu pada keadaan beban penuh
perputarannya roda terjadi sedikit kemacetan-
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
kemacetan, yang menimbulkan sedikit tekanan
Hidro (PLTMH)
lebih. Turbin cross-flow terdiri dari tiga bagian
Pembangkit listrik tenaga air skala mikro utama yaitu roda jalan, alat pengarah dan rumah
pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian turbin. Dalam aplikasinya turbin cross-flow baik
dan jumlah debit air per detik yang ada pada sekali digunakan untuk pusat tenaga air yang
aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun. kecil dengan daya kurang lebih 750 kW. Tinggi
Aliran air ini akan memutar poros turbin air jatuh yang bisa digunakan diatas 1 m sampai
sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi 200 m dan kapasitas antara 0,02 m3/s sampai 7
ini selanjutnya menggerakkan generator dan m3/s. (Mafrudin and Irawan n.d.)
generator menghasilkan listrik. Sebuah skema Komponen – komponen utama konstruksi
mikro hidro memerlukan dua hal yaitu, debit air turbin cross-flow adalah sebagai berikut :
dan ketinggian jatuh (head) untuk menghasilkan 1. Rumah Turbin
tenaga yang dapat dimanfaatkan. Hal ini adalah 2. Alat Pengarah (distributor)
sebuah sistem konversi energi dari bentuk 3. Roda Jalan

LPPM Politeknik Saint Paul Sorong 8


Jurnal Voering Vol. 5 No. 1 Juli 2020

4. Penutup
5. Katup Udara
6. Pipa Hisap
7. Bagian Peralihan

Gambar 3. Sistem Transmisi pada PLTMH (Yuniarti


2012)

Pemilihan Sabuk
Transmisi dalam elemen mesin yang luwes
Gambar 2. Turbin Cross Flow (Mafrudin and Irawan dapat digolongkan atas transmisi sabuk,
n.d.) transmisi rantai dan transmisi kabel atau tali.
Transmisi sabuk dapat dibagi atas tiga kelompok,
Sistem Transmisi Mekanik
yaitu :
Transmisi daya berperan untuk 1. Sabuk rata dipasang pada puli silinder dan
menyalurkan daya dari poros turbin ke poros meneruskan momen antara dua poros yang
generator. Elemen-elemen transmisi daya yang jaraknya dapat sampai 10 m dengan
digunakan terdiri dari sabuk (belt), pulley, perbandingan putaran antara 1/1 sampai 6/1.
kopling, dan bantalan (bearing). Belt berfungsi 2. Sabuk dengan penampang trapesium
untuk menyalurkan daya dari poros turbin ke dipasang pada puli dengan alur dan
poros generator, sedangkan pulley berfungsi meneruskan momen antara dua poros yang
untuk menaikan putaran sehingga putaran jaraknya dapat sampai 5 m dengan
generator sesuai dengan putaran daerah kerjanya. perbandingan putaran 1/1 sampai 7/1.
sedangkan kopling, bantalan dan clamp 3. Sabuk dengan gigi yang digerakkan dengan
merupakan komponen pendukung lainya. secara sproket pada jarak pusat sampai mencapai 2
umum sistem transmisi daya dapat dikelompokan m, dengan meneruskan putaran secara tepat
menjadi : dengan perbandingan antara 1/1 sampai 6/1.
a) Sistem transmisi daya langsung. Sabuk dipakai untuk memindahkan daya
Transmisi daya langsung (direct drives), antara dua poros yang sejajar. Pemilihan jenis
daya dari poros turbin (rotor) langsung di sabuk tergantung pada besar kecilnya daya yang
transmisikan ke poros generator yang akan di transmisikan, sabuk memainkan peranan
disatukan dengan sebuah kopling, dengan penting dalam menyerap beban kejut dan
cara ini konstruksi sistem transmisi ini meredam pengaruh getaran. Sabuk yang
menjadi lebih kompak, mudah untuk digunakan umumnya jenis flat belt dan V-belt.
melakukan perawatan dan efisiensi lebih Sebagian besar transmisi sabuk
tinggi, serta tidak memerlukan elemen menggunakan sabuk-V karena mudah
mesin lain seperti pulley dan belt. penanganannya dan harganyapun murah.
b) Sistem transmisi dengan sabuk (belt). Kecepatan sabuk direncanakan untuk 10 sampai
Sabuk dipakai untuk memindahkan daya 20 m/s pada umumnya, dan maksimum sampai
antara dua poros yang sejajar. Pemilihan 25 m/s. Daya maksimum yang dapat
jenis sabuk tergantung pada besar kecilnya ditransmisikan kurang lebih sampai 500 kW.
daya yang akan di transmisikan, sabuk Karena terjadi slip antara puli dan sabuk, sabuk-
memainkan peranan penting dalam V tidak dapat meneruskan putaran dengan
menyerap beban kejut dan meredam perbandingan yang tepat. Dengan sabuk gilir
pengaruh getaran. Sabuk yang digunakan transmisi dapat dilakukan dengan perbandingan
umumnya jenis flat belt dan V-belt. putaran yang tepat seperti pada roda gigi.
Transmisi rantai dapat dibagi atas rantai rol
dan rantai gigi, yang dipergunakan untuk

LPPM Politeknik Saint Paul Sorong 9


Jurnal Voering Vol. 5 No. 1 Juli 2020

meneruskan putaran dengan perbandingan yang Momen rencana diperoleh dari persamaan:
tepat pada jarak sumbu poros sampai 4 m dan (Sularso, 1997 Hal 7)
perbandingan 1/1 sampai 7/1. Kecepatan yang 𝑃
𝑇1 = 9,74 × 105 × 𝑛𝑑 (2)
diizinkan untuk rantai rol adalah sampai 5 m/s 1
pada umumnya, dan maksimum sampai 10 m/s. 𝑃
𝑇2 = 9,74 × 105 × 𝑛𝑑 (3)
Untuk rantai gigi kecepatannya dapat dipertinggi 2

hingga 16 sampai 30 m/s. 3. Bahan Poros dan Perlakuan Panas


Sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai Tegangan geser yang diizinkan τa (kg/mm2)
penampang trapesium. Tenunan tetoron atau diperoleh dengan persamaan :
semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk (Sularso, 1997 Hal 8)
untuk membawa tarikan yang besar, dapat dilihat 𝜎𝐵
pada gambar 4. (Sularso 1997) 𝜏𝑎 = (4)
𝑆𝑓1 ×𝑆𝑓2

4. Diameter Poros
Diameter poros diperoleh dengan
persamaan : (Sularso, 1997 Hal 8)
5,1 1⁄3
𝑑𝑠 = [ 𝐾𝑡 𝐶𝑏 𝑇] (5)
𝜏𝑎
Gambar 4. Konstruksi Sabuk-V (Sularso 1997) 5. Diameter Puli
Keterangan : Diameter dalam puli kecil (dp) ditentukan
1. Terpal berdasarkan pemilihan tipe sabuk dari Tabel
2. Bagian Penarik 2.2. Diameter dalam puli besar diperoleh
3. Karet Pembungkus dari persamaan : (Sularso, 1997 Hal 166)
4. Bantal Karet Dp = i x dp mm (6)

Dalam Gambar 5 diberikan berbagai proporsi Diameter luar puli kecil (dk) diperoleh dari
penampang sabuk-V yang umum dipakai. persamaan :
dk = dp + 2 x 5,5 mm (7)
Diameter luar puli besar (Dk) diperoleh dari
persamaan :
Dk = Dp + 2 x 5,5 mm (8)
Gambar 5. Ukuran Penampang Sabuk V (Sularso Diameter Naf kecil diperoleh dari
1997) persamaan : (Sularso, 1997 Hal 177)
Perencanaan puli dan sabuk membutuhkan dB ≥ 5/3 ds1 +10 mm (9)
parameter awal sebagai berikut :
1. Daya yang akan ditransmisikan P (kW) DB ≥ 5/3 ds2 +10 mm (10)
2. Putaran poros turbin n1 (rpm) Jarak sumbu poros (C) harus sebesar 1,5
3. Perbandingan putaran i = n1/n2 di mana sampai 2 kali diameter puli besar, dan harus
putaran poros generator n2 (rpm) memenuhi persamaan : (Sularso, 1997 Hal
4. Jarak sumbu poros C (mm) 177)
5. Faktor koreksi fc
𝑑 𝑘 + 𝐷𝑘
𝐶; (11)
2
Parameter lainnya diperoleh melalui persamaan-
persamaan sebagai berikut : 6. Kecepatan Sabuk
1. Daya Rencana Pd Kecepatan linier sabuk diperoleh dari
Daya rencana diperoleh dari persamaan: persamaan : (Sularso, 1997 Hal 166)
(Sularso, 1997 Hal 7) 𝜋 𝑑𝑝 𝑛1
𝑣= m/s (12)
60 × 1000
Pd = P x fc (1)
Kecepatan sabuk-V dikatakan baik jika
2. Momen Rencana T1 dan T2 kurang dari 30 m/s.

LPPM Politeknik Saint Paul Sorong 10


Jurnal Voering Vol. 5 No. 1 Juli 2020

7. Panjang Keliling Sabuk METODOLOGI PENELITIAN


Panjang keliling sabuk (L) diperoleh dari
Penelitian menggunakan parameter data
persamaan : (Sularso, 1997 Hal 170)
awal, antara lain :
2
𝜋 1
𝐿 = 2𝐶 + 2 (𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 ) + 4𝐶 (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 ) (13) 1. Data putaran turbin diukur pada poros turbin
dengan menggunakan alat ukur yaitu
8. Jarak Sumbu Poros Tachometer sebanyak 5 kali.
Jarak sumbu poros diperoleh dari 2. Jarak sumbu poros antara poros turbin
persamaan: (Sularso, 1997 Hal 170) dengan poros generator sejauh 900 mm.
3. Turbin yang digunakan adalah jenis turbin
𝑏+√𝑏2 −8(𝐷𝑝 −𝑑𝑝 )2
𝐶= (14) Cross Flow
8
4. Generator yang digunakan dengan
dimana, spesifikasi dibawah ini ;
𝑏 = 2𝐿 − 3,14(𝐷𝑝 + 𝑑𝑝 ) (15) Tabel 1. Spesifikasi Generator
Spesifikasi
Dengan menggunakan persamaan- Type-STC - 30 No. 1210013
persamaan di atas, maka ukuran sabuk yang P 30 kW COS ϕ 0.8
400 V EXCIT. VOLT 120 V
digunakan untuk mentransmisikan daya dapat 54.1 A EXCIT. CURR 10 A
direncanakan dengan baik. 50 Hz INS. CL. B IP 21
Perhitungan secara sistematis dapat disusun 1500
dalam diagram aliran berikut ini : (Sularso, 1997 r/min
3 DATE 20 – 12 - 10
Hal 176) PHASE
STANDART JB/T8981 - 2011
Metode penelitian ini dilakukan dengan
metode eksperimen untuk mengetahui data
putaran poros turbin untuk generator 30 kW dan
jarak sumbu poros dari turbin ke generator.
selanjutnya dilakukan dengan cara menganalisa
secara teoritis perhitungan untuk mendapatkan
ukuran sabuk yang akan digunakan.

PEMBAHASAN
Data putaran diperoleh diambil dari
PLMTH sebesar 786 RPM.
Perhitungan Ukuran Puli dan Sabuk
Perhitungan Diameter Poros
Perhitungan perencanaan sabuk dalam
sistim transmisi diawali dengan perhitungan
diameter poros yang diatur secara sistematis
sebagai berikut :
1. Dari kegiatan penelitian di lapangan
diperoleh data sesuai data spesifikasi
generator dan turbin yang akan digunakan
dalam perhitungan sebagai berikut :
 Daya yang akan ditransmisikan P = 30
kW
 Putaran poros penggerak, yaitu poros
turbin nt = 786 Rpm dan putaran poros
Gambar 6. Diagram Aliran untuk memilih sabuk yang digerakkan, yaitu poros generator
(Sularso 1997) ng = 1500 Rpm.

LPPM Politeknik Saint Paul Sorong 11


Jurnal Voering Vol. 5 No. 1 Juli 2020

 Perbandingan transmisi 𝑖 =
1500 𝑅𝑝𝑚
= penampang sabuk yang cocok untuk
786 𝑅𝑝𝑚
digunakan adalah tipe B.
1,9 2. Diameter Minimum Puli
 Jarak sumbu poros yang direncanakan C Untuk menentukan diameter minimum puli
= 900 mm penggerak yang cocok untuk penampang
tipe B dapat dilihat pada Tabel II.5 adalah
2. Faktor Koreksi dengan ukuran 145 mm.
Faktor koreksi dapat dilihat dari tabel dan 3. Diameter Lingkaran Puli
dipilih fc = 1,4 Diameter lingkar jarak bagi puli kecil dp.g =
3. Daya Rencana 145 mm, didapat dari diameter minimum
Untuk mendapatkan daya rencana Pd puli yang dianjurkan. Dan untuk mencari
digunakan persamaan, yaitu : diameter lingkar jari bagi puli besar Dp.t,
𝑃𝑑 = 𝑓𝑐 × 𝑃 = 1,4 × 30 = 42 𝑘𝑊 digunakan persamaan, yaitu:
4. Momen Rencana 𝐷𝑝.𝑡 = 𝑑𝑝.𝑔 × 𝑖 = 145 𝑚𝑚 × 1,9
Untuk mendapatkan harga momen rencana = 275,5 𝑚𝑚
pada turbin Tt dan pada generator Tg Diameter luar puli diperoleh dengan
digunakan persamaan, yaitu : persamaan, yaitu:
𝑃𝑑
𝑇 = 9,74 × 105 × ( ) 𝑑𝑘.𝑔 = 𝑑𝑝.𝑔 + (2 × 5,5) = (145 𝑚𝑚) +
𝑛 (2 × 5,5) = 156 𝑚𝑚
42
𝑇𝑡 = 9,74 × 105 × ( ) 𝐷𝑘.𝑔 = 𝐷𝑝.𝑔 + (2 × 5,5) = (275,5 𝑚𝑚) +
786
= 52.045,80 𝑘𝑔 𝑚𝑚 (2 × 5,5) = 286,5 𝑚𝑚
5
42 Diameter naf puli dapat diperoleh dengan
𝑇𝑔 = 9,74 × 10 × ( ) persamaan, yaitu:
1500
= 27.272,00 𝑘𝑔 𝑚𝑚 5
𝑑𝐵 = 𝑑𝑠 + 10
5. Bahan Poros 3
5 5
Bahan Poros yang digunakan adalah S30C- 𝑑𝐵.𝑔 = 3 𝑑𝑠.𝑔 + 10 = 3 × 40,16 + 10 =
D, maka : 76,93 𝑚𝑚 ≈ 80 𝑚𝑚
Tegangan geser yang diizinkan dari 5 5
𝑑𝐵.𝑡 = 3 𝑑𝑠.𝑡 + 10 = 3 × 49,82 + 10 =
persamaan, yaitu : 93,03 𝑚𝑚 ≈ 100 𝑚𝑚
𝜎𝐵 58
𝜏𝑎 = = = 4,83 𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2
𝑆𝑓1 × 𝑆𝑓2 6 × 2
6. Diameter Poros Perhitungan Kecepatan Sabuk
Untuk mendapatkan ukuran diameter poros Perhitungan kecepatan sabuk dan jarak
pada puli penggerak maupun poros puli antara puli yang digerakkan dan puli penggerak
yang digerakan digunakan persamaan, sebagai berikut:
yaitu: 1. Kecepatan Sabuk
⁄1 3
5,1 Kecepatan sabuk diperoleh dengan
𝑑𝑠 = {( ) 𝐾𝑡 × 𝐶𝑏 × 𝑇}
𝜏𝑎 persamaan, yaitu :
1⁄3
5,1 𝜋 × 𝑑𝑝 × 𝑛1 3,14 × 275,5 × 786
𝑑𝑠.𝑡 = {( ) 1,5 × 1,5 × 52.045,80} 𝑣= =
4,83 60 × 1000 60 × 1000
= 49,82 𝑚𝑚 ≈ 50 𝑚𝑚 = 11,33 𝑚/𝑠
5,1 1⁄3 2. Perbandingan kecepatan sabuk tidak boleh
𝑑𝑠.𝑔 = {(
4,83
) 1,5 × 1,5 × 27.272,00} melebihi kecepatan dengan nilai 30 m/s.
= 40,16 𝑚𝑚 ≈ 41 𝑚𝑚 11 m/s < 30 m/s (baik)
3. Jarak antara Puli Penggerak dan Puli yang
Digerakkan
Perhitungan Diameter Puli Untuk menentukan jarak antara kedua puli
Perhitungan diameter puli sesuai dengan digunakan persamaan, yaitu :
langkah-langkah berikut : 𝑑𝑘.𝑔 + 𝐷𝑘.𝑡 156 + 286,5
𝐶− = 900 −
1. Pemilihan Penampang Sabuk-V 2 2
Karena putaran nt diketahui 1500 Rpm dan = 678,75 𝑚𝑚
daya rencana 42 kW, maka dari gambar 5
pada diagram pemilihan sabuk-V

LPPM Politeknik Saint Paul Sorong 12


Jurnal Voering Vol. 5 No. 1 Juli 2020

Perhitungan Panjang Keliling Sabuk daya 30 kW menggunakan sistem transmisi


sabuk dengan pemilihan sabuk-V tipe B; No : 97
1. Panjang Keliling Sabuk
dengan panjang keliling L = 2.464 mm dan
Untuk menentukan panjang keliling sabuk
kecepatan 11 m/s untuk ukuran poros turbin 50
digunakan persamaan yaitu :
𝜋 mm, poros generator 41 mm, ukuran puli turbin
𝐿 = 2𝐶 + (𝑑𝑝.𝑔 + 𝐷𝑝.𝑡 ) 275,5 mm, puli generator 145 mm, jarak sumbu
2
1 2 poros 900 mm, putaran poros turbin 786 rpm dan
+ (𝐷𝑝.𝑡 − 𝑑𝑝.𝑔 ) putaran poros generator 1500 rpm.
4
maka,
3,14
𝐿 = 2 × 900 + (145 + 275,5) PENUTUP
2
1
(275,5 − 145)2
Setelah dilakukan penelitian maka dapat
+
4 × 900 disimpulkan bahwa :
= 2.464,92 𝑚𝑚 Spesifikasi sabuk dan puli yang digunakan dalam
Nomor Nominal sabuk dari tabel diperoleh sistem transmisi putaran daya generator 30 kVA
sabuk-V standar dengan No. = 97 dan L = adalah :
2.464 mm
Tabel 3. Spesifikasi sabuk dan puli
2. Jarak antara Sumbu Poros
Untuk menentukan jarak sumbu poros, No Jenis Hasil Keterangan
dicari nilai b terlebih dulu. Nilai b diperoleh Perhitungan
dengan persamaan 16, yaitu : 1 Diameter Poros
𝑏 = 2𝐿 − 3,14(𝐷𝑝.𝑡 + 𝑑𝑝.𝑔 )  Diameter 50 mm
Poros Turbin 41 mm
= 2 × 2.464
 Diameter
− 3,14(275,5 + 145) Poros
= 3.607,63 𝑚𝑚 Generator
2 2 Diameter Puli
𝑏 + √𝑏 2 − 8(𝐷𝑝.𝑡 − 𝑑𝑝.𝑔 )  Diameter Puli 275,5 𝑚𝑚
𝐶= Turbin
8
3.607,63 + √3.607,632 − 8(275,5 − 145)2  Diameter Puli 145 𝑚𝑚
𝐶= Generator
8
= 899,54 𝑚𝑚 3 Kecepatan 11 m/s 11 m/s < 30
Maka jarak sumbu poros C adalah 900 mm. Sabuk m/s (baik)
4 Panjang No : 97, L :
Tabel 2. Hasil Perhitungan Keliling Sabuk 2.464 𝑚𝑚
No Jenis Hasil Keterangan 5 Jarak Sumbu 899,54 𝑚𝑚
Perhitungan Poros ≈ 900 𝑚𝑚
1 Diameter Poros 6 Tipe Sabuk Tipe B – V
Diameter Poros 50 mm Belt
Turbin 41 mm 7 Putaran poros 786 rpm
Diameter Poros
turbin
Generator
2 Diameter Puli 8 Putaran poros 1500 rpm
Diameter Puli 275,5 𝑚𝑚 generator
Turbin
Diameter Puli 145 𝑚𝑚
Generator DAFTAR PUSTAKA
3 Kecepatan Sabuk 11 m/s 11 m/s < 30
m/s (baik)
Arismunandar, Wiranto. Penggerak Mula
4 Panjang Keliling No : 97, L : Turbin. Bandung: ITB, 2004.
Sabuk 2.464 𝑚𝑚 Dwiyanto, Very, Dyah Indriana K, and Subuh
5 Jarak Sumbu Poros 899,54 𝑚𝑚 Tugiono. "Analisis Pembangkit Listrik
≈ 900 𝑚𝑚 Mikro Hidro (PLTMH) Studi Kasus:
6 Tipe Sabuk Tipe B – V
Belt Sungai Air Anak (Hulu Sungai Way
Dari tabel hasil perhitungan, dapat dilihat bahwa Besar)." JRSDD 4, no. 3 (2016): 407-
untuk mentransmisikan daya dari turbin ke 422.
generator melalui putaran poros turbin, poros Mafrudin, and Dwi Irawan. "Pembuatan Turbin
generator, puli turbin dan puli generator dengan Mikrohidro Tipe Cross-Flow Sebagai

LPPM Politeknik Saint Paul Sorong 13


Jurnal Voering Vol. 5 No. 1 Juli 2020

Pembangkit Listrik Di Desa Bumi


Nabung Timur." Jurnal TURBO - ISSN
2301-6663 Volume 3 Nomor 2 (n.d.): 7 -
12.
Sitompul, Rislima. Manual Pelatihan Teknologi
Energi Terbarukan Yang Tepat Untuk
Aplikasi Di Masyarakat Perdesaan.
Jakarta: PNPM Support Facility (PSF),
2011.
Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemilihan
Elemen Mesin. Cetakan Kesembilan.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1997.
Yuniarti, Erliza. "Rancangan Parameter Turbin
Crossflow Generator Sikron Pada
PLTMH Talang Lintang." Berkala
Teknik Vol. 2 No. 4 Maret 2012, 2012.

LPPM Politeknik Saint Paul Sorong 14

Anda mungkin juga menyukai