Anda di halaman 1dari 3

RESUME KULIAH UMUM

ASPEK KEBERLANJUTAN TEKNIK MESIN


MS4101

Disusun oleh:

Arief Prayuda Utama 13116124

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2019
RESUME KULIAH UMUM

Pada tanggal 30 Oktober 2019, para mahasiswa yang mengambil mata kuliah
Aspek Keberlanjutan Teknik Mesin menghadiri kuliah umum yang diisi oleh Dr.
Masato Tamura. Dr. Masato Tamura sendiri ialah narasumber yang berasal dari
perusahaan IHI (Ishikawajima-Harima Heavy Industries), perusahaan yang
bergerak dibidang peralatan berat, terkhusus dibidang pembuatan kapal.

Topik yang dibawakan oleh narasumber berfokus pada penggunaan energi


bersih di dunia, dan terkhusus di Indonesia. Oleh narasumber dipaparkan bahwa
tren penggunaan batu bara sebagai pembangkit menurun dan bergeser menuju
energi-energi terbarukan. Namun, penggunaan energi terbarukan disesuaikan
dengan jenis energi yang ada pada suatu negara tertentu, misalnya di negara
Kanada karena terdapat banyak air terjun maka digunakanlah pembangkit
hydropower, dan di Indonesia, energi yang cenderung melimpah ialah panas bumi
dan sinar matahari.

Kemudian dipaparkan lagi perbandingan emisi karbon dioksida tiap-tiap jenis


pembangkit dan didapati bahwa pembangkit listrik tenaga uap lah (PLTU) yang
paling tinggi karena ditenagai oleh batu bara, sedangkan untuk pembangkit listrik
energi terbarukan tidak mengeluarkan emisi karbon dioksida sama sekali, itulah
salah satu penyebab utama pergeseran tren penggunaan batu bara menuju energi
terbarukan.

Kemudian bergeser pada pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia,


didapati bahwa energi terbarukan yang berpotensi besar untuk dimanfaatkan ialah
panas bumi dan sinar matahari. Namun, tidak menutup kemungkinan akan adanya
energi terbarukan lain yang mampu dimanfaatkan seperti energi bayu, dan
sebagainya.

Namun mengapa dunia, khususnya Indonesia mulai bergeser menuju


penggunaan energi bersih? Salah satu alasan utamanya ialah mempertimbangkan
aspek keberlanjutan lingkungan. Tentunya jika menggunakan pembangkit listrik
yang memiliki emisi tinggi, kemungkinan besar keberlanjutan kehidupan di
lingkungan hidup sekitar akan terancam. Maka dari itu dirumuskan tujuh belas
tujuan pembangunan berkelanjutan (17 SDGs) yang dicanangkan oleh United
Nations yang bertujuan untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan di
muka bumi ini.

Menurut narasumber, SDGs yang dianggap relevan dengan keadaan


Indonesia sekarang ialah poin:

 Poin ke-7, yaitu Affordable Land and Clean Energy,


 Poin ke-8, Decent Work and Economic Growth, dan
 Poin ke-13, Climate Action.

Untuk Indonesia sendiri, langkah-langkah yang telah diwujudkan untuk


mewujudkan poin ke-7 dari SDG tersebut ialah peningkatan pengunaan energi
bersih. Data pada tahun 2017 menyatakan bahwa penggunaan energi bersih di
Indonesia sudah mencapai 46 GW dan pada 2025 diprediksikan meningkat
menjadi 56 GW.

Kemudian dipaparkan juga mengenai cara-cara untuk mewujudkan


pembangkit listrik yang berkelanjutan, salah satunya dengan implementasi
teknologi Carbon Capture Utilization Storage (CCUS). Teknologi ini bertujuan
untuk mengurangi emisi karbon dioksida yang dihasilkan oleh pembakaran
batubara pada PLTU.

Dan yang terakhir walaupun Indonesia dianggap agak telat dalam


pengimplementasian tingkatan penggunaan energi bersih, yang seharusnya
bertingkat dari penggunaan batu bara menuju biomassa, kemudian dari biomassa
baru penggunaan energi terbarukan, Indonesia bisa melompati tingkatan
penggunaan itu (frog leap), jadi menurut narasumber Indonesia bisa langsung
beralih dari penggunaan batu bara menuju energi terbarukan.

Anda mungkin juga menyukai