Untuk membuat baterai sebagai sumber tenaga dari mobil listrik diperlukan
bahan mineral sebagai bahan utama dalam pembuatan baterai mobil listrik salah
satunya ialah nikel. Nikel menjadi isu yang paling hangat di seluruh dunia karena
menjadi komponen penting dan menjadi pendorong dalam perubahan energi.
Nikel laterite mempunyai sifat tahan karat. Istilah “laterite” bisa diartikan sebagai
endapan yang kaya oksida besi, miskin unsur silika dan secara intensif ditemukan
pada endapan lapukan pada iklim tropis. Ada juga yang mengartikan nikel laterit
sebagai endapan lapukan yang mengandung nikel dan secara ekonomis dapat
ditambang. Batuan induk endapan Nikel laterit adalah batuan ultrabasa; umumnya
dari jenis harzburgit (peridotit yang kaya unsur ortopiroksen), dunite dan jenis
peridotite yang lain. (Isjudarto, 2013).
Indonesia memiliki potensi besar sebagai pemain utama di dunia dalam
industri Battery Electric Vehicle (BEV). Saat ini, Indonesia memiliki cadangan
sumber daya nikel terbesar di dunia sebagai bahan baku industri baterai dan
pengembangan mobil listrik. Indonesia dianggap sebagai pusatnya (nikel). Bahkan
di beberapa artikel internasional, ini menggambarkan suatu sisi ketergantungan
terhadap nikel yang meningkat. Indonesia sebagai negara yang menghasilkan
nikel dengan reserve dan produksi terbesar jelas merupakan negara yang sekarang
menjadi pusat perhatian terhadap pembangunan dari battery electric vehicle.
Keberadaan kandungan nikel menjadi modal signifikan pembangunan industri
baterai listrik di Indonesia. Karena pada tahun 2019, ESDM mencatat produksi
nikel Indonesia mencapai 800 ribu ton. Hal ini membuat Indonesia sebagai negara
produsen nikel terbesar di dunia dan Indonesia merupakan negara dengan
cadangan bijih nikel terbesar di dunia (sekitar 32,7%). Dengan jumlah produksi
nikel yang besar. Indonesia memiliki potensi besar sebagai pemain utama di dunia
dalam industri Battery Electric Vehicle (BEV). Untuk itu, pemerintah Indonesia
berkomitmen memanfaatkan tren teknologi ini yang diprediksi ke depannya akan
semakin meningkat (Kementerian Keuangan RI, 2021). Pemerintah Indonesia
juga berkomitmen secara global di bidang perubahan iklim dengan menurunkan
jumlah emisi gas rumah kaca atau CO2. Untuk itu, Pemerintah berupaya
menurunkan emisi yang bersumber dari sektor transportasi dengan mendorong
pengembangan sektor industri kendaraan bermotor berbasis listrik. Ini upaya
pemerintah untuk transisi energi demi mewujudkan net zero emission.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, D. R. (2019). Pengujian Performa Baterai Nickel-Metal Hydride
(NiMH) Untuk Mobil Listrik Satu Penumpang Pada Kompetisi Balap Mobil
Listrik Ene1-Gp Jepang 2017. Manutech : Jurnal Teknologi Manufaktur,
9(01), 12–17. https://doi.org/10.33504/manutech.v9i01.25
Isjudarto, A. (2013). Pengaruh Morfologi Lokal Terhadap Pembentukan Nikel
Laterit. Seminar Nasional, 8, 10–14.
Kementerian Keuangan RI. (2021). Indonesia Berpotensi Besar Sebagai Pemain
Utama Industri Baterai Mobil Listrik. Kementerian Keuangan RI.
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/indonesia-berpotensi-besar-
sebagai-pemain-utama-industri-baterai-mobil-listrik/diakses pada tanggal 15
Januari 2023 Pukul. 21:33
Thowil Afif, M., & Ayu Putri Pratiwi, I. (2015). Analisis Perbandingan Baterai
Lithium-Ion, Lithium-Polymer, Lead Acid dan Nickel-Metal Hydride pada
Penggunaan Mobil Listrik - Review. Jurnal Rekayasa Mesin, 6(2), 95–99.
https://doi.org/10.21776/ub.jrm.2015.006.02.1