PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
M. ARIF AL-FURQON
NIM A1C219029
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk Seminar Proposal dalam Menyelesaikan
program Sarjana Pendidikan Matematika
OLEH
M. ARIF AL-FURQON
NIM A1C219029
KATA PENGANTAR
Kehadirat Allah Subhanahu wa ta’alla, yang telah memberikan berkat dan karunia
Open Ended pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)”
sebagaimana tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat beriringan
salam penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallahu Alaihi
skripsi ini dapat selesai karena adanya dukungan serta doa dari berbagai pihak.
kedua Orang tua tercinta yaitu Drs. Bujang dan Urifah Anwar, S. Kom yang selalu
mendoakan serta memberikan dukungan sehingga penulis bisa sampai pada titik
ini.
skripsi saya yaitu Ibu Sri Winarni, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing I dan Bapak
Dr. Ilham Falani, S.Pd., M.Si. selaku Pembimbing II yang dengan kesabaran dan
menyelesaikan skripsi ini dengan penuh perhatian dan hati yang ikhlas. Semoga
selalu diberikan kesehatan dan keberkahan dalam segala urusan. Selain itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak sekolah SMP
Negeri 11 Kota Jambi yang telah membantu dan memberikan izin kepada penulis
mengucapkan terima kasih kepada siswa kelas IX B SMP Negeri 11 Kota Jambi
i
yang sudah mau membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. Penulis juga
Matematika Universitas Jambi yaitu bapak Prof. Dr. Drs. Syaiful, M.Pd. yang
Universitas Jambi. Penulis ingin berterima kasih kepada seluruh bapak ibu dosen
skripsi ini. Terakhir, penulis juga berterima kasih kepada diri penulis sendiri yang
telah mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulis ingin berterima kasih kepada
penulis karena telah mempercayai diri sendiri. Penulis ingin berterima kasi kepada
penulis karena telah berusaha sekuat tenaga dan tidak menyerah. Penulis ingin
berterima kasih kepada penulis karena telah menjadi diri sendiri setiap saat.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................7
BAB II KAJIAN TEORITIK................................................................................8
2.1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan.......................................8
2.2 Kerangka Berpikir...................................................................................32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................34
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................34
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian..............................................................34
3.3 Data dan Sumber Data.............................................................................35
3.4 Instrumen Penelitian................................................................................35
3.5 Teknik Penentuan Subjek Penelitian.......................................................40
3.6 Teknik Pengumpulan Data......................................................................42
3.7 Uji Kredibilitas Data...............................................................................45
3.8 Teknik Analisis Data...............................................................................46
3.9 Prosedur Penelitian..................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................53
LAMPIRAN..........................................................................................................57
i
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
suasana belajar dan pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dan masyarakat. Indikator majunya suatu negara ialah apabila kualitas pendidikan
di suatu negara dalam kondisi bagus yang bisa dilihat dari kualitas sumber daya
Learning Center) yang dimana siswa dituntut aktif dalam pembelajaran dan siswa
thinking, and collaboration, salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa dari
keempat kemampuan tersebut ialah critical thinking (Setiana & Purwoko, 2020).
dengan mengarahkan siswa untuk berpikir kritis. Salah satu pembelajaran yang
paling relevan untuk meningkatkan daya kritis siswa ialah dengan pemberian soal
open ended.
1
2
berpikirnya. Soal open ended yaitu soal yang diformulasikan mempunyai banyak
jawaban yang benar atau metode penyelesaian yang dan memiliki satu jawaban
Sedangkan menurut Prihartini, Lestari, & Saputri, (2015) soal open ended
yang dimaksud ialah soal yang memiliki banyak penyelesaian, dimana tujuannya
tidak dinyatakan secara eksplisit pada kalimat soal, sehingga siswa harus
Berpikir kritis, yaitu kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang
motif, sikap dan tipe kepribadian yang relatif berbeda dalam kemampuan
menjadi dua tipe yaitu tipe introvert dan tipe ekstrovert (Rudianti, Aripin, &
Muhtadi, 2021)
3
sebagai tipe kepribadian yang memiliki kesenangan terhadap suasana yang sepi
dan menghabiskan waktu luang dengan diri sendiri sehingga cenderung lebih
tertutup.
kritis memiliki indikator khusus yang dapat dilihat dari bagaimana orang tersebut
et al (2011) indikator berpikir kritis ada 4 yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, dan
inferensi. Karena indikator berpikir kritis terdapat kesamaan dengan definisi dari
open ended. Maka, indikator berpikir kritis dapat digunakan untuk penyelesaian
soal-soal open ended. Salah satu pembelajaran yang bisa digunakan untuk soal
open ended ialah materi sistem persamaan linear dua variabel. Dalam materi
persamaan linear dua variabel ialah siswa dapat menyelesaikan masalah dalam
variabel.
menyelesaikan soal open ended. Berikut adalah cara penyelesaian siswa masih
1. Interpretasi
ada pada soal yang diujikan. Pada gambar 1.1, siswa mampu memahami masalah
yag ada pada soal tersebut. Namun, siswa masih kurang lengkap dalam
menuliskan permasalahan yang diketahui oleh soal tersebut. Siswa belum menulis
apa yang ditanyakan dalam soal tersebut sehingga masih terjadi kerancuan dalam
permasalahan yang ada pada soal yang diujikan ke siswa. Namun, untuk tahap ini
siswa masih belum mampu menganalisis permasalahan pada soal. Siswa belum
diujikan dan juga siswa belum mampu membuat model matematika dengan tepat.
Hal ini dilihat dari Gambar 1.2 bahwa siswa masih salah dalam membuat model
masih salah.
5
langkah pengerjaan dan masih belum menerapkan strategi yang tepat dalam
pengerjaan soal yang diujikan. Pada gambar 1.3 terlihat bahwa siswa masih belum
menjelaskan secara detail langkah penyelesaian soal no 3 dan siswa masih salah
apa yang ditanyakan pada soal dengan landasan yang kuat. Pada gambar 1.3 siswa
mampu membuat kesimpulan sesuai dengan apa yang ditanyakan. Namun tidak
memiliki landasan yang kuat karena salah dalam menetukan langkah penyelesaian
soal SPLDV.
6
kritis dan penyelesaian soal-soal open ended dapat disimpulkan bahwa tingkat
berpikir kritis siswa dalam mengerjakan soal SPLDV masih rendah sehingga
diperlukan latihan soal berbasis open ended secara intensif untuk melatih berpikir
kritis siswa. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “Analisis Kemampuan
Soal Open Ended pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel”
adalah:
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa tipe
ini adalah:
7
soal open ended pada materi sistem persamaan linear dua variabel
1. Bagi Guru
Manfaat dari penelitian ini untuk guru ialah guru dapat mengetahui
2. Bagi siswa
Manfaat dari penelitian ini untuk siswa ialah agar siswa mengetahui sejauh
mana kemampuan berpikir kritis siswa dan sebagai motivasi untuk meningkatkan
optimal.
3. Bagi peneliti
Manfaat dari penelitian ini untuk peneliti ialah hasil penelitian ini bisa
menjadi acuan dan referensi bagi peneliti sebagai calon guru matematika
BAB II
KAJIAN TEORITIK
27). Menurut Siyoto & Sodik (2015), analisis berasal dari kata “ana” dan “lysis”.
Kata “ana” berarti atas dan “lysis” berarti memecahkan atau menghancurkan.
Dari kedua kata tersebut dapat dijelaskan bahwa analisis adalah proses
8
9
manfaat ide-ide baru, memilih ide-ide yang terbaik, dan memodifikasinya jika
yaitu:
dengan logis
dianggap sulit jika seseorang hanya memiliki atau menekankan salah satu dari
logika sistematis dan keraguan terhadap klaim dengan berpikir secara reflektif
Berpikir kritis adalah proses disiplin intelektual yang secara aktif dan
kejelasan, akurasi, presisi, konsistensi, relevansi, bukti kuat, alasan yang baik,
yang mampu berpikir kritis adalah orang yang tidak begitu saja menerima atau
tertentu yang tepat untuk menguji kendala gagasan, pemecahan masalah, dan
(Saputra, 2020).
“mampu” yang berarti bisa (sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya,
keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu kemampuan berpikir
sebagai salah satu kemampuan yang penting dimiliki oleh siswa dalam
kritis siswa akan mudah dalam belajar. Kemampuan berpikir kritis tidak bisa
lepas dari pengertian berpikir kritis tersebut dan indikator yang menunjukkan
pernyataan, kemudian membagi isu-isu yang ada apakah relevan atau tidak
Menurut Linda & Lestari (2019) tujuan dari berpikir kritis untuk
menimbang semua sisi dari sebuah argumen dan mengevaluasi kekuatan dan
semua sisi dari sebuah argumen, pengujian pernyataan dari klaim yang dibuat
dari bukti yang digunakan untuk mendukung klaim. Yang paling utama dari
berpikir kritis ini adalah bagaimana argumen yang kita kemukakan benar-benar
kritis memiliki peran penting dalam menilai manfaat ide-ide baru, memilih ide-
ide yang terbaik, dan memodifikasinya jika perlu, sehingga bermanfaat di dalam
secara efektif untuk sampai pada pendapat atau posisi yang paling mendekati
kebenaran dan ketepatan. Saat kita tidak berpikir kita akan dengan mudah
membuat keputusan yang tidak masuk akal atau meyakini sesuatu yang tidak
masuk akal atau mengambil tindakan yang tidak beralasan kuat meskipun
kadang kita beruntung atau kebetulan. Tujuan berpikir kritis itu sederhana untuk
menjamin, sejauh mungkin, bahwa pemikiran kita valid dan benar (Fahruddin,
2012).
atau pemikiran baru mengenai permasalahan tentang dunia. Siswa akan dilatih
pendapat relevan dan tidak relevan, mana pendapat yang benar dan tidak benar.
lapangan.
berpikir kritis. Menurut Facione et al (2011) indikator berpikir kritis dapat dilihat
mengungkapkan ada empat indikator berpikir kritis dalam proses berpikir kritis
yaitu:
1
a. Interpretasi
b. Analisis
c. Evaluasi
d. Inferensi
memungkinkan dia untuk bereaksi terhadap respon. Selain kondisi fisik yang
satu hal dengan yang lain, serta mampu merespon stimulus dengan baik.
1. Kondisi fisik
dapat berkonsentrasi dan berpikir cepat. Kondisi fisik yang sehat ialah siswa
yang tidak mudah lelah, tidak lekas mengangtuk saat pelajaran berlangsung, dan
kesehatan panca indra terutama mata dan telinga dalam kondisi sehat
2. Motivasi
Indikator dari motivasi tersebut adalah kuatnya kemauan untuk berbuat, ulet
3. Kecemasan
d. Secara afektif, dalam emosi siswa tidak tenang dan mudah tersinggung di
penggunaan penyelidikan dan ide baru. Indikator kebiasaan yang baik adalah
hadir di kelas sebelum pelajaran dimulai, belajar sampai paham dan tuntas
5. Perkembangan intelektual
menyatukan satu hal dengan yang lain, dan dapat merespon dengan baik
memiliki rasa ingin tahu, mandiri dalam berpikir, dan kemampuan memecahkan
masalah.
Kepribadian berasal dari Bahasa Yunani Kuno yaitu prospon atau persona,
yang artinya topeng yang bisa dipakai artis dalam teather. Para artis itu bertingkah
1
laku sesuai dengan, seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu. Jadi
konsep awal pengertian personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku
dapat menentukan metode pembelajaran yang tepat. Hal ini berpengaruh dalam
yang berbeda-beda, maka dari itu penting bagi guru untuk mengetahui
berbeda yang dimiliki setiap orang dalam satu, dua atau lebih kategori menurut
pola sifat yang dekat termasuk adaptasi terhadap situasi dan kondisi yang ada di
lingkungannya.
sikap, tingkah laku yang dimiliki seseorang sebagai wujud dari perilakunya
berdasarkan apa yang dipikirkan dan dirasakan. Dalam ilmu psikologi, perbedaan
dalam menunjukkan sikap yang lebih terbuka dan mau menerima masukan dari
pihak luar, aktif, dan suka berteman (Upu, Nasrullah, & Amir, 2020). Menurut
Ningsih & Awalludin (2021) tipe kepribadian ekstrovert yaitu individu yang
ramah, menyukai pesta, santai, pada umumnya individu dengan tipe ini suka
berteman dan memiliki banyak teman, dan menyukai perubahan sedangkan tipe
pada dirinya sendiri, tingkah lakunya ditentukan oleh apa yang terjadi dalam
pribadinya, baginya dunia luar tidak berarti untuk penentuan tingkah lakunya,
maka dari itu tidak jarang individu dengan tipe ini tidak mempunyai hubungan
resiko yang terjadi dan individu ini juga senang berbicara karena umumnya
mereka menikmati berbagai variansi kegiatan dan suka mempelajari hal baru.
banyak teman, aktif, suka bepergian, memiliki sifat yang ramah tetapi memiliki
marah, berperilaku tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Serta kurang menuruti kata
lebih mementingkan luar dirinya dan cenderung lebih membuka diri terhadap
2
dunia luar, mereka menyukai keramaian, dengan banyak interaksi dan aktivitas
sosial.
dengan dunianya sendiri dan tertutup dengan orang lain. Lebih suka berpikir
kritis, namun tidak pernah menyuarakan pikirannya tersebut. Sifat yang dimiliki
jarang bercerita. Orang introvert lebih suka berinteraksi hanya dengan satu
orang. Ketika ada satu orang lagi datang, dia diam dan mereka berdua tetap
berbicara. Meski begitu, mereka biasanya sangat aktif di internet. Internet seolah
kepribadian introvert memiliki sumber semangat yang berasal dari diri sendiri.
Individu introvert tidak selalu pasif atau tidak pandai dalam bergaul. Introvert
bisa saja aktif, ceria dan mudah bergaul tetapi biasanya dengan teman setelah
sekian lama mengenal atau bergaul. Introvert juga lebih memilih untuk
menyendiri ketika stress atau hanya ingin berbicara pada orang yang dipercaya.
Introvert adalah individu yang pandai menyelam ke diri mereka sendiri dan akan
2
terus berusaha memahami dirinya sendiri dengan melakukan banyak hal. Pada
akhirnya mereka menjadi orang yang bisa memahami dirinya sendiri tidak
yang dimiliki. soal open-ended merupakan soal yang memiliki banyak cara
banyak cara penyelesaian dengan satu jawaban. Pemberian soal open-ended oleh
dan cara penyelesaian sendiri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki (Rosy,
2023).
berpikir kritis dan kreatif peserta didik. Keadaan ini akan membiasakan siswa
2
berpikir dan bertindak secara kreatif pada diri peserta didik yang sangat
yang lebih tinggi. Dengan diberikannya soal open ended ke peserta didik,
kemampuan berpikir kreatif dan kritis siswa dapat diukur sesuai dengan
Dari penjelasan diatas bahwa, dapat disimpulkan bahwa soal open ended
yaitu suatu soal yang memiliki banyak cara dan satu jawaban atau banyak cara
banyak jawaban, dari cara metode penyelesaiannya yang dilakukan oleh siswa.
Menurut Sroyer (2016) Soal open ended umumnya dianggap sebagai “soal
rumusannya diakibatkan kurang lengkapnya data atau asumsi serta prosedur baku
yang dapat menjamin adanya jawaban yang benar. Soal Open-ended umumnya
dari pengetahuan dan skill matematika yang mereka miliki . Ciri-ciri soal open-
ended:
Menurut adapun tujuan dari soal open ended ialah mengembangkan kritis
dan pola pikir siswa, sehingga siswa bisa diberi kebebasan untuk berpikir bebas
dalam menyelesaikan masalah. Selain itu, tujuan diberi soal open ended ialah
tinggi untuk memecahkan masalah yang terdiri dari unsur-unsur penting seperti
Penggunaan kemampuan berpikir kritis yang baik akan sangat membantu siswa
berpikir kritis setiap siswa tentunya berbeda-beda salah satu faktornya adalah tipe
2022).
berbeda. Hal ini dikarenakan setiap individu memiliki pengalaman, motif, sikap
dan tipe kepribadian yang relatif berbeda dalam kemampuan berpikirnya. Seorang
pendidik perlu menyadari pentingnya perbedaan cara berpikir setiap siswa, salah
satunya yaitu dalam proses berpikir kritis. Kepribadian bersifat unik dan
seseorang dapat mempengaruhi usaha orang tersebut untuk berpikir secara kritis
terhadap suatu masalah dalam kehidupan. Di dalam kelas akan terlihat dua
kepribadian yang menonjol dan mudah diamati dari diri siswa, yaitu siswa yang
mempertimbangkan sesuatu yang nyata, fisik, dan ada terlepas dari persepsi
subjektif yaitu cara berpikir yang berdasarkan pada pandangan atau perasaan
kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan kreatif, yang salah satunya adalah
dengan pemberian soal-soal open-ended. Soal Open Ended merupakan soal yang
dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir kritis siswa (Aini,
Laili, & Utami, 2020). Menurut Jannah (2020) kemampuan berpikir kritis siswa
jawaban dari suatu masalah. Soal open-ended adalah masalah atau soal-soal yang
memiliki beberapa atau bahkan banyak penyelesaian yang benar dan juga banyak
soal open ended akan memunculkan berpikir kritis pada siswa. Menurut Siswanti
(2018) soal open-ended diyakini dapat mendorong kreativitas dan inovasi berpikir
matematika secara lebih bermakna dan bervariasi dapat mendorong siswa untuk
berpikir lebih kritis, terbuka dan mampu bekerja sama, berkompeten dalam
merupakan sistem kesatuan dari beberapa persamaan linear dua variabel yang
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐
Serta bentuk grafik selesaian suatu persamaan linear dua variabel berupa titik
1. Metode grafik
2. Metode substitusi
berikut:
Contoh soal
𝑦 = 2𝑥 + 5
{𝑦 = −4𝑥 − 1
Jawab
𝑦 = 2𝑥 + 5………(1)
𝑦 = −4𝑥 − 1………(2)
𝑦 = −4𝑥 − 1
2𝑥 + 5 = −4𝑥 − 1
2𝑥 + 5 = −4𝑥 − 1
2𝑥 + 4𝑥 = −5 − 1
6𝑥 = −6
𝑥 = −1
𝑦 = 2𝑥 + 5
2
= 2(−1) + 5
= −2 + 5
=3
Jadi penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel adalah (-1,3)
3. Metode eliminasi
Contoh soal
Tentukan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel sebagai berikut!
𝑦 = 2𝑥 − 4
{
7𝑥 − 2𝑦 = 5
Jawab
𝑦 = 2𝑥 − 4 → 2𝑥 − 𝑦 = 4………(1)
7𝑥 − 2𝑦 = 5………(2)
2𝑥 − 𝑦 = 4 (× 2) → 4𝑥 − 2𝑦 = 8
7𝑥 − 2𝑦 = 5 (× 1) → 7𝑥 − 2𝑦 = 5
4𝑥 − 2𝑦 = 8
7𝑥 − 2𝑦 = 5
−3𝑦 = 3 −
𝑦 = −1
2
dieliminasikan sama
2𝑥 − 𝑦 = 4 (× 7) → 14𝑥 − 7𝑦 = 28
7𝑥 − 2𝑦 = 5 (× 2) → 14𝑥 − 4𝑦 = 10
4. Metode campuran
Contoh soal
2𝑥 + 𝑦 = 5
{3𝑥 − 2𝑦 = 4
Jawab
2𝑥 + 𝑦 = 5 (× 2) → 4𝑥 + 2𝑦 = 10
3
3𝑥 − 2𝑦 = 4 (× 1) → 3𝑥 − 2𝑦 = 4
3𝑥 − 2𝑦 = 4
3(2) − 2𝑦 = 4
6 − 2𝑦 = 4
6 − 2𝑦 − 6 = 4 − 6
−2𝑦 = −2
𝑦=1
Jadi, penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel tersebut ialah (2, 1)
1. Penelitian yang dilakukan oleh Prihartini, Lestari, & Saputri, (2015) yang
disimpulkan bahwa dari kajian literatur yang dilakukan oleh peneliti untuk
2. Penelititan yang dilakukan oleh Sagita et al, (2017) yang berjudul Analisis
Persamaan Linear Dua Variabel di Kelas VIII SMPN 1 Kota Jambi dalam
tepat namun masih lemah dalam menyebutkan taktik lain pada indikator
Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Tipe Open Ended Ditinjau
dari Motivasi Belajar pada Materi SPLTV. Dalam penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dapat
ended sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah tidak
ended.
5. Penelitian oleh Rudianti et al, (2021) yang berjudul Proses Berpikir Kritis
kritis siswa setelah dilakukan uji hipotesis melalui uji t dan uji ANOVA.
yang kepada tujuan penelitian. Tanpa adanya kerangka pikir penelitian, maka
daya, namun gagal menjawab tujuan utama penelitian (Misno et al, 2021).
enyelesaikan Soal Open Ended pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua
Siswa kepribadian introvert dan ekstrovert menyelesaikan soal open ended materi SPLDV
Interpretasi
Analisis
Evaluasi
Inferensi
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Tipe Introvert dan Ekstrovert dalam Menyelesaikan Soal Open Ended pada Ma
Tidak
Selesai analisis
Iya
Deskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa tipe introvert dan ekstrovert dalam menyelesaikan soal open e
Faktor apa saja mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa introvert dan ekstrovert dalam menyelesaikan soal open ended pada materi SPLDV.
Kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
Adapun yang menjadi lokasi penelitian yaitu SMPN 11 Kota Jambi yang
Jambi.
sistem nilai, minat, motivasi, cita-cita, budaya, serta gaya hidup orang-orang
yang diteliti, berdasarkan atas kerangka pemikiran orang yang diteliti. Menurut
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti
trianggulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
siswa tipe introvert dan ekstrovert dalam menyelesaikan soal open ended pada
materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan siswa diminta untuk
berpikir kritis siswa dalam mengerjakan soal matematika dan hasil wawancara
Data penelitian ini berupa hasil jawaban tes kemampuan berpikir kritis
siswa tipe ekstrovert dengan menggunakan soal open ended pada materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel dan hasil wawancara siswa yang dilakukan dan
telah diolah sehingga akan dapat diketahui bagaimana kemampuan berpikir kritis
Kota Jambi yang telah mempelajari materi sistem persamaan linear dua variabel
open ended tes kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Sistem Persamaan
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat
motivasi. Agar dapat menghasilkan instrumen tes yang baik, terdapat beberapa
tahap yang harus dilalui. Terdapat ada sembilan langkah yang perlu ditempuh
spesifikasi tes, menulis soal tes, menelaah soal tes, melakukan uji coba tes,
menganalisis butir soal, memperbaiki tes, merakit tes, melaksanakan tes, dan
menafsirkan hasil tes. Instrumen tes yang baik dapat meningkatkan kualitas
hasil penilaian yaitu profil kemampuan peserta didik (Pardimin, Widodo, &
Purwaningsih, 2017).
Menurut Arikunto (2016) tes memiliki fungsi salah satunya fungsi tes di
dalam kelas untuk menentukan tingkat pencapaian siswa. Sehingga tes dapat
mengajar.
Soal open ended tes kemampuan berpikir kritis siswa terdiri dari soal
Variabel (SPLDV). Dipilihnya bentuk soal tes kemampuan berpikir kritis dalam
siswa. Soal instrumen tes kemampuan berpikir kritis siswa sebelum diberikan
3
ke siswa akan dilakukan tahapan validitas ahli, sehingga soal yang diberikan
membuat keputusan. MBTI dikembangkan oleh Isabel Briggs Myers pada sejak
1940. Psikotes ini dirancang untuk mengukur kecerdasan individu, bakat, dan tipe
digunakan. Telah diperbarui dan divalidasi secara ketat selama lebih dari tujuh
menentukan tipe kepribadian siswa baik introvert maupun ekstrovert. Tes ini
terdiri dari 25 pertanyaan. Setiap pertanyaan terdapat 2 dua pilihan yaitu a dan b.
Untuk metode penskoran apabila banyak siswa memilih a maka siswa tersebut
penelitian yang akan diberikan soal open ended untuk menilai kemampuan
3. Pedoman wawancara
penelitian untuk mencari dan menggali informasi mengenai jawaban dari soal
mengenai jawaban dari soal kemampuan berpikir kritis yang diberikan, peneliti
3
menyelesaikan soal yang diberikan oleh peneliti. Wawancara yang dilakukan oleh
kritis siswa tanpa terlalu bergantung dengan pedoman wawancara yang dirancang.
yang dilakukan oleh peneliti ialah wawancara semi terstruktur sehingga peneliti
sebagai berikut:
metode menentukan identitas spesial yang cocok dengan tujuan riset sehingga
berpikir kritis tinggi, siswa tipe ekstrovert berkemampuan berpikir kritis sedang,
1. Menjumlahkan skor hasil tes kemampuan yang sudah dikerjakan oleh siswa
Indikator
No Kemampuan Keterangan Skor
Berpikir Kritis
Tidak menulis yang diketahui dan yang ditanyakan 0
Menulis yang diketahui dan yang ditanyakan dengan
1
tidak tepat
Menuliskan yang diketahui saja denga tepat atau yang
2
1 Interpretasi ditanyakan saja dengan tepat
Menulis yang diketahui dari soal dengan tepat tetapi
3
kurang lengkap
Menulis yang diketahui dan ditanyakan dari soal yang
4
tepat dan lengkap
Tidak membuat model matematika dari soal yang
0
diberikan
Membuat model matematika dari soal yang diberikan
1
tetapi tidak tepat
Membuat model matematika dari soal yang diberikan
2
2 Analisis dengan tepat tanpa memberi penjelasan
Membuat model matematika dari soal yang diberikan
3
dengan tepat tetapi ada kesalahan dalam penjelasan
Membuat model matematika dari soal yang diberikan
dengan tepat dan memberi penjelasan yang benar dan 4
lengkap
Tidak menggunakan strategi dalam menyelesaikan
0
soal
Menggunakan strategi yang tidak tepat dan tidak
lengkap dalam menyelesaikan soal 1
Menggunakan strategi yang tepat dalam
menyelesaikan soal, tetapi tidak lengkap atau
2
menggunakan strategi yang tidak tepat tetapi lengkap
3 Evaluasi
dalam menyelesaikan soal
Menggunakan strategi yang tepat dalam
menyelesaikan soal, lengkap tetapi melakukan 3
kesalahan dalam perhitungan dan penjelasan
Menggunakan strategi yang tepat dalam
menyelesaikan soal, lengkap dan benar dalam 4
melakukan perhitungan/penjelasan
Tidak membuat kesimpulan 0
Membuat kesimpulan yang tidak tepat dan tidak
sesuai dengan konteks soal 1
Membuat kesimpulan yang tidak tepat meskipun
2
4 Inferensi sesuai dengan konteks soal
Membuat kesimpulan yang tepat sesuai dengan
konteks soal tetapi tidak lengkap 3
Membuat kesimpulan yang tepat sesuai dengan
4
konteks soal dan lengkap
Sumber: Pertiwi, W. (2018). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Peserta Didik Smk Pada Materi Matriks. Jurnal Pendidikan Tambusai,
2(4), 793–801.
4
2. Mencari rata-rata dari skor hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa tipe
∑ 𝑥𝑛
𝑥̅ =
𝑛
Keterangan :
𝑥̅ = Rata-rata
∑ 𝑥𝑛 = jumlah skor siswa
𝑛 = banyak siswa
2
𝑆𝐷 = √ ∑ 𝑓𝑥2 ∑ 𝑓𝑥
−( )
𝑛 𝑛
Keterangan :
𝑆𝐷 = Standar deviasi
∑ 𝑓𝑥2 = jumlah tiap nilai dikuadratkan dikali banyaknya nilai
∑ 𝑓𝑥 = jumlah tiap nilai dikali banyaknya nilai
𝑛 = banyak siswa
Kelompok atas : 𝑥̅ ≥ 𝑥̅ + 𝑆𝐷
Kelompok rendah : 𝑥̅ ≤ 𝑥̅ − 𝑆𝐷
5. Diambil satu nama paling atas pada kelompok atas, satu nama paling atas
pada kelompok sedang dan satu nama paling bawah pada kelompok rendah
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
4
pengumpulan data yang dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting)
penyelesaian soal matematika untuk melihat validitas data. Apabila data tidak
valid maka akan dilakukan pengumpulan data ulang untuk memperoleh data valid.
Prosedur yang dilakukan untuk penelitian ini ialah dengan memberikan tes
MBTI, subjek diberikan soal open ended materi Sistem Persamaan Linear Dua
melihat lebih lanjut kemampuan berpikir kritis siswa tipe introvert dan ekstrovert
Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara
lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-
berikut:
berpikir kritis siswa materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel pada hari
yang sama
yang dibagi menjadi 3 yaitu siswa kemampuan berpikir kritis siswa tingkat
dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui satu teknik
mengukur apa yang harus diukur, jadi kredibilitas menekankan pada alat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
penelitian.
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis data kualitatif berkaitan dengan
data berupa kata atau kalimat yang dihasilkan dari objek penelitian serta
berkaitan dengan data berupa kata atau kalimat yang dihasilkan dari objek
penelitian.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini data hasil tes
soal kemampuan berpikir kritis siswa secara tertulis maupun data hasil
wawancara siswa salam menyelesaikan soal open ended akan dianalisis. Hasil
jawaban siswa dalam menyelesaikan soal open ended baik berupa jawaban
tahapan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan seperti yang dijelaskan
sebagai berikut:
4
memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan memilah data hasil
Reduksi dilakukan setelah memahami dan menelaah hasil tes dan hasil
wawancara.
1) Hasil tes kemampuan berpikir kritis dituangkan secara tertulis dengan cara
sebagai berikut:
berpikir kritis dengan rubrik penilaian yang sudah dibuat saat tahapan
berpikir kritis siswa yang sudah diperoleh dengan metode standar deviasi
e) Mengambil tiga nama sebagai subjek wawancara yang nama terdiri dari
satu nama siswa yang memiliki nilai paling tinggi pada kategori
berkemampuan berpikir kritis tingkat sedang, dan satu nama siswa yang
Keterangan:
𝑃 = Pernyataan
dengan c = 1,2,3, ….
Contoh:
𝑃1,2,3 = Pertanyaan peneliti untuk subjek ke-1, soal ke-2, dan pertanyaan
wawancara ke-3
wawancara ke-3
wawancara ke-3
kesalahan penulisan
flowchart, dan sebagainya. Tetapi yang paling sering digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. Dengan melakukan display data,
naratif juga dapat menggunakan grafik, matrik, jejaring kerja dan chart
(Murdiyanto, 2020:49)
5
Pada tahap ini, peneliti menyajikan data berdasarkan hasil reduksi data
3. Kesimpulan (Verification)
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
Choiri, 2019:53).
melalui kuisioner, tes tertulis, dan wawancara. Setelah dianalisis, data hasil tes
tulis dan wawancara akan diuji validitasnya, kemudian diperoleh data analisis
Prosedur penelitian pada penelitian ini, meliputi tiga tahapan yaitu tahap
pra lapangan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data yang diuraikan sebagai
berikut:
1. Tahap Pra-Lapangan
kritis siswa berbasis open ended materi Sistem Persamaan Linear Dua
Tujuan dari validasi tersebut agar soal tes yang diberikan benar-benar
layak diujikan.
dengan jawaban tes tertulis yang telah dikerjakan oleh subjek. Hasil
kekonsistennya
DAFTAR PUSTAKA
Rachilda, A. F. Z., Sa’ida, N., & Budiman, A. (2023). Analisis tipe kepribadian
introvert dan extrovert pada pembelajaran interaktif anak usia dini. Kiddo:
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 4(1), 26–40.
https://doi.org/10.19105/kiddo.v4i1.8390
Rosy, N. N. (2023). Analisis Berpikir Kreatif Peserta Didik dalam Menyelesaikan
Soal Open-Ended Berdasarkan Kecerdasan Matematis-Logis dan Linguistik.
3(2), 119–126.
Rudianti, R., Aripin, A., & Muhtadi, D. (2021). Proses Berpikir Kritis Matematis
Siswa Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert. Mosharafa:
Jurnal Pendidikan Matematika, 10(3), 437–448.
https://doi.org/10.31980/mosharafa.v10i3.1038
Safrida, L. N., Ambarwati, R., Adawiyah, R., & Albirri, E. R. (2018). Analisis
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Matematika. EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(1), 10–16.
https://doi.org/10.20527/edumat.v6i1.5095
Sagita, H., Kamid, & Syaiful. (2017). Analisis Tngkat Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Ekstrovert Dan Introvert Dalam Menyelesaikan Soal Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel di Kelas VIII SMPN 1 Kota Jmbi.
(September).
Santi, N., Soendjoto, A., & Winarti, A. (2018). Critical Thinking Ability of
Biology Education Students through Solving Environmental Problems.
BIOEDUKASI: Jurnal Pendidikan Biologi, 11(1), 35–39.
Saputra, H. (2020). Kemampuan Berfikir Kritis Matematis. Perpustakaan IAI
Agus Salim Metro Lampung, 2(April), 1–7.
Setiana, D. S., & Purwoko, R. Y. (2020). Analisis kemampuan berpikir kritis
ditinjau dari gaya belajar matematika siswa. Jurnal Riset Pendidikan
Matematika, 7(2), 163–177. https://doi.org/10.21831/jrpm.v7i2.34290
Sidiq, U., & Choiri, M. (2019). Metode Penelitian Kualitatif di Bidang
Pendidikan. Ponorogo: Nata Karya.
Silalong, E., Azzahra, F., & Jainuddin. (2022). Pengaruh Tipe Kepribadian
Ekstrovert-Introvert Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
SMA Negeri 18 Makassar. Jurnal Pendidikan Dasar, 7(2), 88–100.
Siswanti, N. M. A. (2018). Pengaruh Pendekatan Open-Ended Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas V SD. 5, 1–14.
Siyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Kediri: Literasi
Media Publishing.
Sroyer, A. (2016). Pendekatan Open-Ended (Masalah, Pertanyaan Dan Evaluasi)
Dalam Pembelajaran Matematika. Delta-Pi: Jurnal Matematika Dan
Pendidikan Matematika, 2(2), 29–37. https://doi.org/10.33387/dpi.v2i2.113
Sugiyono, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
5
Triwulandari, S., & Supardi. (2022). Analisis Inteligensi Dan Berpikir Kritis.
Utile: Jurnal Kependidikan, 8(1), 50–61.
https://doi.org/10.37150/jut.v8i1.1618
Upu, H., Nasrullah, N., & Amir, A. A. (2020). Pengaruh Tipe Kepribadian,
Berpikir Divergen, Iklim Keluarga, dan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas XI MIPA SMA. Issues in Mathematics Education
(IMED), 4(2), 169. https://doi.org/10.35580/imed15328
Widya Astuti, D., Saifuddin Zuhri, M., & Wulandari, D. (2022). Analisis Berpikir
Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Open Ended Materi SPLTV Ditinjau
dari Adversity Quotient. Imajiner: Jurnal Matematika Dan Pendidikan
Matematika , 4(5), 393–400.
Slamet, Yulius. (2019). Pendekatan Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sadirtha, Anak Agung Ngurah Gede . (2020). Best Practice Penelitian Kualitatif
dan Publikasi Ilmiah. Banyumas: Cakrawala Satria Mandiri.
Agustinova, Danu Eko. (2015). Memahami Metode Penelitian Kualitatif; Teori &
Praktik. Yogyakarta: Calpulis.
Maryam. S., Setiawati. S., Ekasari, M. F. (2008). Buku Ajar Berpikir Kritis dalam
Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, P.D.S. (2016). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Sudjana, D. N. (2014). Penilaian Hasil Proses Belajar dan Mengajar. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Soesana, A., Subakti, H., Salamun, S., Tasrim, I. W., Karwanto, K., Falani, I., &
Pasaribu, A. N. (2023). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yayasan Kita
Menulis.
Zaman, S & Abdillah, S.I. 2009. MBTI (Myyers-Brrggs Type Indicator). Jakarta:
Visimedia.
5
LAMPIRAN
Lampiran 1: Instrumen Observasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis Materi
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
2. Dilla membeli dua gelas susu dan dua donat dengan total harga Rp.66.000,00.
Sedangkan Zeni membeli empat gelas susu dan tiga donat dengan total harga
Rp.117.000,00. Tentukan harga segelas susu!
Rp. 66.000
Rp. 117.000
5
3. Hadi membeli dua T-shirt dan sebuah sweater di pasar dengan total harga
Rp300.000,00. Ketika sampai di rumah, dia menyesal karena salah satu T-shirt
yang dia beli jahitannya rusak. Dia memutuskan untuk menukar T-shirt untuk
sebuah sweater. Akhirnya Hadi menukarkan T-shirtnya, namun dia harus
membayar Rp60.000,00 lagi karena sweater lebih mahal daripada T-shirt.
Berapakah harga masing-masing barang yang dibeli Hadi? Jelaskan alasanmu!
Rp.300.000
Ditukar
Rp.60.000
4. Wahyu dan Puteri membeli buku tulis dan bolpoin dengan merek dan di toko yang
sama. Wahyu membeli 4 buku tulis dan 2 bolpoin harus membayar Rp.34.000,00.
Sedangkan Puteri membeli 3 buku tulis dan 1 bolpoin seharga Rp.23.000,00.
Apabila Dwi membeli 5 buku tulis dan 7 bolpoin yang sama. Berapakah uang yang
harus dibayar oleh Dwi?
Rp. 34.000
Rp. 23.000
?
5
5. Dalam suatu pertunjukkan ketoprak humor, teerjual karcis kelas I dan kelas II
sebanyak 500 lembar. Harga karcis kelas I Rp.5.000 dan karcis kelas II Rp.3.000.
Jika hasil penjualan seluruh karcis adalah Rp.1.900.000, tentukan banyak karcis
masing-masing kelas yang terjual!
6
KISI-KISI SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
Aspek
Indikator Berpikir Deskripsi Kompetensi Bentuk
yang Materi Indikator Soal No. Soal
Kritis Indikator Dasar Soal
diamati
1. Menginterpretasi 1. Memahami masalah yang 3.5 Menjelaskan 3.5.1 3.5.1.1 Peserta didik 1 Uraian
masalah ditujukan dengan menulis sistem persamaan Memahami menentukan
diketahui maupun linear dua variabel konsep persamaan linear dua
ditanyakan soal yang tepat dan persamaan variabel dari
penyelesaiannya linear dua permasalahan sehari-
yang dihubungkan variabel hari
dengan masalah
2. Menganalisis 2. Mengidentifikasi kontekstual
masalah hubungan-hubungan antara
pernyataan-pernyataan,
pertanyaan-pertanyaan, dan
konsep-konsep yang 4.5 4.5.1 4.5.1.1 Peserta didik 2,3 Uraian
diberikan dalam soal yang Menyelesaikan Menyelesaikan menyelesaikan
ditujukan dengan membuat masalah yang sistem permasalahan sehari-
model matematika dengan berkaitan dengan persamaan hari yang berkaitan
Berpikir tepat dan memberi sistem persamaan linear dua dengan sistem
Kritis penjelasan dengan tepat linear dua variabel variabel persamaan linear dua
variabel dengan
3. Mengevaluasi menggunakan
masalah 3. Menggunakan strategi yang metode grafik,
tepat dalam menyelesaikan eleminasi, substitusi
soal, lengkap dan benar
dalam melakukan 4.5.1.2 Peserta didik 4,5 Uraian
perhitungan menyelesaikan
permasalahan sehari-
4. Menginferensi 4. Membuat kesimpulan yang hari yang berkaitan
benar dengan sistem
persamaan linear dua
variabel khusus
6
KUNCI JAWABAN
No Soal Pembahasan
1 Seorang atlet selalu menjaga kondisi badannya dengan Misal :
Lama olahraga : x
olahraga rutin akan membakar kalori. Lama (rentang
Kalori yang terbakar : y
waktu) olahraga pun menjadi salah satu faktor berapa
Kalori yang
banyak kalori yang terbakar saat olahraga. Dengan lama Lama olahraga
terbakar
(menit), m
olahraga maksimal 35 menit dan jumlah kalori yang (kalori), k
10 300
terbakar maksimum ialah 550 kalori. Tentukan persamaan
15 350
yang menunjukkan hubungan antara lama berolahraga
20 400
dengan banyaknya kalori yang terbakar!
25 450
30 500
35 550
a. x = 10 dan y = 300
b. x = 15 dan y = 350
Rumus fungsi → 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
30𝑎 + 3𝑏 = 900
30𝑎 + 2𝑏 = 700 _
𝑏 = 200
Masukkan nilai a dan nilai b ke persamaan 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏 → 𝑦 = 10𝑥 + 200
Cara Substitusi
10𝑎 + 𝑏 = 300 → 𝑏 = 300 − 10𝑎
15𝑎 + 𝑏 = 350 → 𝑏 = 350 − 15𝑎
Subtitusi persamaan 1 ke persamaan 2
𝑏 = 350 − 15𝑎
300 − 10𝑎 = 350 − 15𝑎
300 − 350 − 10𝑎 + 10𝑎 = 350 − 350 − 15𝑎 + 10𝑎
−50 = −5𝑎
−50
𝑎=
−5
𝑎 = 10
Subtitusi nilai a ke persamaan 2
𝑏 = 350 − 15𝑎
𝑏 = 350 − 15(10)
𝑏 = 350 − 150
𝑏 = 200
6
Masukkan nilai a dan nilai b ke persamaan 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏 → 𝑦 = 10𝑥 + 200
Jadi persamaannya ialah 𝑦 = 10𝑥 + 200
2 Dilla membeli dua gelas susu dan dua donat dengan total Misal
harga Rp.66.000,00. Sedangkan Zeni membeli empat gelas Susu = x
Donat = y
susu dan tiga donat dengan total harga Rp.117.000,00. Maka persamaannya ialah
Tentukan harga segelas susu! 2𝑥 + 2𝑦 = 66.000 → 𝑥 + 𝑦 = 33.000
4𝑥 + 3𝑦 = 117.000
Cara Substitusi
Substitusi persamaan 1 ke persamaan 2
𝑥 + 𝑦 = 33.000 → 𝑦 = 33.000 − 𝑥
4𝑥 + 3(33.000 − 𝑥 ) = 117.000
4𝑥 + 99.000 − 3𝑥 = 117.000
𝑥 + 99.000 = 117.000
𝑥 = 117.000 − 99.000
𝑥 = 18.000
Cara Eliminasi
Eleminasikan persamaan 1 dan persamaan 2
𝑥 + 𝑦 = 33.000 (× 3)
4𝑥 + 3𝑦 = 117.000 (× 1)
3𝑥 + 3𝑦 = 99.000
4𝑥 + 3𝑦 = 117.000 _
−𝑥 = −18.000
𝑥 = 18.000
Jadi harga segelas susu ialah Rp. 18.000,
Cara Grafik
Tentukan titik potong dari kedua persamaan tersebut
𝑥 + 𝑦 = 33.000
Jika 𝑥 = 0 Jika 𝑦 = 0
𝑥 + 𝑦 = 33.000 𝑥 + 𝑦 = 33.000
0 + 𝑦 = 33.000 𝑥 + 0 = 33.000
6
𝑦 = 33.000 𝑥 = 33.000
(𝑥, 𝑦) → (0, 33.000) (𝑥, 𝑦) → (33.000, 0)
4𝑥 + 3𝑦 = 117.000
Jika 𝑥 = 0 Jika 𝑦 = 0
4𝑥 + 3𝑦 = 117.000 4𝑥 + 3𝑦 = 117.000
4(0) + 3𝑦 = 117.000 4𝑥 + 3(0) = 117.000
3𝑦 = 117.000 4𝑥 = 117.000
117.000 117.000
𝑦= 𝑥=
3 4
𝑦 = 39.000 𝑥 = 39.000
(𝑥, 𝑦) → (0, 0) (𝑥, 𝑦) → (39.000, 0)
39.00 rsebut ialah sebagai berikut
Grafik dari persamaan te
Cara Grafik
Jika 𝑥 = 0 Jika 𝑦 = 0
2𝑥 + 𝑦 = 300.000 2𝑥 + 𝑦 = 300.000
2(0) + 𝑦 = 300.000 2𝑥 + 0 = 300.000
𝑦 = 300.000 2𝑥 = 300.000
(𝑥, 𝑦) → (0, 300.000) 300.000
𝑥=
2
𝑥 = 150.000
(𝑥, 𝑦) → (150.000, 0)
Jika 𝑥 = 0 Jika 𝑦 = 0
−𝑥 + 𝑦 = 60.000 −𝑥 + 𝑦 = 60.000
(0) + 𝑦 = 60.000 −𝑥 + 0 = 60.000
𝑦 = 60.000 −𝑥 = 60.000
(𝑥, 𝑦) → (0, 60.000) 𝑥 = −60.000
(𝑥, 𝑦) → (−60.000, 0)
Grafik dari persamaan tersebut ialah sebagai berikut
Dari grafik teresebut maka terdapat dua garis persamaan linear dua variabel yang
saling berpotongan sehingga menghasilkan titik potong baru dengan titik potongnya
ialah (80.000, 140.000)
6
4 Wahyu dan Puteri membeli buku tulis dan bolpoin dengan Misal
Buku tulis : x
merek dan di toko yang sama. Wahyu membeli 4 buku tulis
Bolpoin : y
dan 2 bolpoin harus membayar Rp.34.000,00. Sedangkan
Sehingga SPLDV-nya ialah:
Puteri membeli 3 buku tulis dan 1 bolpoin seharga
4𝑥 + 2𝑦 = 34.000 → 2𝑥 + 𝑦 = 17.000
Rp.23.000,00. Apabila Dwi membeli 5 buku tulis dan 7 3𝑥 + 𝑦 = 23.000
Cara Substitusi
bolpoin yang sama. Berapakah uang yang harus dibayar
Substitusikan persamaan 2 ke persamaan 1
oleh Dwi? 3𝑥 + 𝑦 = 23.000 → 𝑦 = 23.000 − 3𝑥
. 2𝑥 + 𝑦 = 17.000
2𝑥 + (23.000 − 3𝑥) = 17.000
−𝑥 + 23.000 = 17.000
−𝑥 = 17.000 − 23.000
−𝑥 = −6.000
𝑥 = 6.000
2𝑥 + 𝑦 = 17.000 (×3)
3𝑥 + 𝑦 = 23.000 (×2)
6𝑥 + 3𝑦 = 51.000
6𝑥 + 2𝑦 = 46.000 _
𝑦 = 5.000
Cara Grafik
2𝑥 + 𝑦 = 17.000
Jika 𝑥 = 0 Jika 𝑦 = 0
2𝑥 + 𝑦 = 17.000 2𝑥 + 𝑦 = 17.000
2(0) + 𝑦 = 17.000 2𝑥 + 0 = 17.000
𝑦 = 17.000 2𝑥 = 17.000
(𝑥, 𝑦) → (0, 17.000) 17.000
𝑥=
2
𝑥 = 8.500
(𝑥, 𝑦) → (8.500, 0)
3𝑥 + 𝑦 = 23.000
Jika 𝑥 = 0 Jika 𝑦 = 0
3𝑥 + 𝑦 = 23.000 3𝑥 + 𝑦 = 23.000
3(0) + 𝑦 = 23.000 3𝑥 + 0 = 23.000
𝑦 = 23.000 3𝑥 = 23.000
(𝑥, 𝑦) → (0, 23.000) 23.000
𝑥=
3
𝑥 = 7.677,7
(𝑥, 𝑦) → (7.677,7, 0)
Grafik dari persamaan tersebut ialah sebagai berikut
6
Dari grafik tersebut maka terdapat dua garis persamaan linear dua variabel yang
saling berpotongan sehingga menghasilkan titik potong baru dengan titik potongnya
ialah (6.000, 5.000)
Substitusikan ke persamaan 5𝑥 +
7𝑦 5𝑥 + 7𝑦 = 5(6.000) +
7(5.000)
= 30.000 + 35.000
= 65.000
Jadi, Uang yang harus dibayar oleh Dwi untuk membeli 5 buku tulis dan 7 bolpoin
ialah Rp.65.000,
5 . Dalam suatu pertunjukkan ketoprak humor, terjual karcis Misal
Karcis Kelas I : x
kelas I dan kelas II sebanyak 500 lembar. Harga karcis
Karcis Kelas II : y
kelas I Rp.5.000 dan karcis kelas II Rp.3.000. Jika hasil
Sehingga SPLDV-nya ialah:
penjualan seluruh karcis adalah Rp.1.900.000, tentukan
𝑥 + 𝑦 = 500
banyak karcis masing-masing kelas yang terjual! 5000𝑥 + 3000𝑦 = 1.900.000 → 5𝑥 + 3𝑦 = 1.900
Cara Substitusi
Substitusi persamaan 1 ke persamaan 2
7
𝑥 + 𝑦 = 500 → 𝑦 = 500 − 𝑥
5𝑥 + 3(500 − 𝑥 ) = 1900
5𝑥 + 1500 − 3𝑥 = 1900
2𝑥 = 400
𝑥 = 200
Substitusi nilai ke persamaan 2
x
𝑥 + 𝑦 = 500
200 + 𝑦 = 500 − 200
𝑦 = 500
𝑦 = 300
Cara Eleminasi rsamaan 1 dan persamaan 2 untuk dapatkan nilai
Eliminasikan pe x (×3)
𝑥 + 𝑦 = 500 (×1)
5𝑥 + 3𝑦 = 1.900
3𝑥 + 3𝑦 = 1.500 _
5𝑥 + 3𝑦 = 1.900
−2𝑥 = −400
−400
𝑥=
−2
𝑥 = 200 rsamaan 1 dan persamaan 2 untuk dapatkan nilai
Eliminasikan pe y (×5)
𝑥 + 𝑦 = 500 (×1)
5𝑥 + 3𝑦 = 1.900
5𝑥 + 5𝑦 = 2.500 _
5𝑥 + 3𝑦 = 1.900
2𝑦 = 600
600
𝑦=
2
𝑦 = 300
Cara Grafik
𝑥 + 𝑦 = 500 Jika 𝑦 = 0
Jika 𝑥 = 0
𝑥 + 𝑦 = 500 𝑥 + 𝑦 = 500
0 + 𝑦 = 500 𝑥 + 0 = 500
7
𝑦 = 500 𝑥 = 500
(𝑥, 𝑦) → (0, 500) (𝑥, 𝑦) → (500, 0)
5𝑥 + 3𝑦 = 1900
Jika 𝑥 = 0 Jika 𝑦 = 0
5𝑥 + 3𝑦 = 1900 5𝑥 + 3𝑦 = 1900
5(0) + 3𝑦 = 1900 5𝑥 + 3(0) = 1900
0 + 3𝑦 = 1900 5𝑥 + 0 = 1900
3𝑦 = 1900 5𝑥 = 1900
1900 1900
𝑦= 𝑥=
3 5
𝑦 = 633,3 𝑥 = 380
(𝑥, 𝑦) → (0, 633,3) (𝑥, 𝑦) → (380,0)
Grafik dari persamaan tersebut ialah sebagai berikut
Dari grafik teresebut maka terdapat dua garis persamaan linear dua variabel yang
saling berpotongan sehingga menghasilkan titik potong baru dengan titik
ialah (200, 300) potongnya