MANUSIA
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh
1. Andrian A.B.A.S
:
INS I (14441002)
KATA PENGANTAR
Halaman ii
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul FUEL CELL! PROSPEK CERAH ENERGI
MASA DEPAN BAGI UMAT MANUSIA. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
merupakan kegiatan Stem Inovasi Energi yang menjadi hasil dari penelitian karya
ilmiah mahasiswa sebagai peserta lomba Stem Inovasi Energi ,dan sebagai sarana
untuk mengembangkan Kreatifitas dan kemampuan dalam memberikan inovasi di
bidang energi .
Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan berkat dorongan, saran, dan bantuan
pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Toegas Soegeng Soegiarto Ir., M.T. selaku Direktur STEM Akamigas.
2. Kedua Orang Tua yang selalu mendoakan selama pelaksanaan kegiatan
penyusunan karya ilmiah.
Karya Tulis Ilmiah ini telah disusun berdasarkan teori yang penulis dapatkan
dari berbagai sumber. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan Kritik dan Saran untuk
kemajuan dimasa mendatang.
ii
DAFTAR ISI
Halaman iii
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
11
12
12
12
13
15
16
18
IV. PENUTUP
Halaman iv
4.1 Simpulan
18
4.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman v
Gambar 1. Individual Fuel Cell
Gambar 3 MCFC
11
12
16
DAFTAR TABEL
Halaman vi
Tabel 1 Keterangan notasi skema prototype
13
Tabel 2 Emisi Pencemar Udara dari Jenis-Jenis Fuel Cell (Bluestein, 2002)
15
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman vii
Lampiran 1
Lampiran 2
vii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tantangan terpenting yang akan dihadapi dunia kedepan, adalah
kebutuhan akan energi yang terus meningkat. Energi mempunyai peranan penting
guna menciptakan ketahanan nasional dalam berbagai sumber aspek kehidupan.
Pada dasarnya, kini sumber energi dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu sumber energi konvensional seperti batubara, petroleum, gas alam, dan
sumber energi terbarukan seperti energi matahari, fuel cell, thermo-electric
generator, pembangkit listrik tenaga angin dan sebagainya.
Bersamaan dengan pencarian sumber energi terbarukan untuk jangka
panjang, diperlukan juga sumber energi yang ramah secara lingkungan. Salah satu
kandidat yang sangat menjanjikan sebagai solusi sumber energi untuk masa depan
dunia adalah fuel cell. Fuel cell adalah perangkat elektro-kimia yang secara
langsung mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Dasar struktur fisik fuel
cell terdiri dari lapisan elektrolit diapit oleh anoda dan katoda di sisi lain.
Fuel cell memiliki potensi untuk mengganti mesin pembakaran internal di
kendaraan dan menyediakan energi yang cukup besar pada pengisian bahan bakar
kendaraan serta merupakan aplikasi energi portable yang hemat, bersih, relatif
fleksibel dan ramah lingkungan. Fuel Cell ini sendiri menggunakan Hidrogen
sebagai bahan baku yang akan diproses.
Ada banyak pilihan potensial sumber mentah dari sumber terbarukan
untuk mengasilkan hidrogen. Sebagai sebuah teknologi yang secara potensi dapat
dimanfaatkan secara luas untuk berbagai aplikasi termasuk di bidang transportasi
dan didistribusikan ke aplikasi pembangkitan, serta sumber energi terpusat,
aplikasi fuel cell tersebut akan menjadi industri dengan prospek cerah yang
berkembang di seluruh dunia di era yang akan datang.
bahan bakar menjadi ion positif dan elektron negatif. Ion dilewatkan melalui
elektrolit menuju katoda dan bergabung kembali dengan elektron dan secara
bersamaan bereaksi dengan oksigen yang kemudian menghasilkan air (H2O) atau
karbon dioksida (CO2). Elektron bebas dilewatkan melewati kabel sehingga
menghasilkan arus listrik. Elektrolit sendiri merupakan bahan materi yang dibuat
dan didesain agar ion bisa dilewatkan namun elektron tidak bisa melewatinya.
Untuk menghitung energi yang dihasilkan oleh Fuel Cell sendiri, rumus
yang dipakai adalah rumus pada umumnya yaitu Energi sama dengan beda
potensial dikalikan arus dikalikan dengan waktu (E=V.I.t) . Output dari reaksi
tersebut sebenarnya tidak hanya menghasilkan listrik dan air, namun juga
menghasilkan panas. Fuel Cell memang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi
mencapai 83%. Namun pada kenyataannya, efisiensi yang dihasilkan masih
dipengaruhi oleh faktor faktor lain misalnya tekanan udara pada tabung hidrogen,
konsentrasi gas, voltage loss, dan lain sebagainya.
Gb. 3 MCFC
4. Phosphoric acid fuel cells (PAFC)
Sel bahan bakar phosporic acid menggunakan phosporic acid sebagai elektrolisis
untuk menghasilkan energi listrik. Effisiensi berkisar antara 40 sampai 80 persen dan
temperatur operasi sekitar 150 sampai 200 C (Sekitar 300 sampai 400 F). potensi sel
bahan bakar phosporic acid mencapai 200 Kw, dan contoh unit pembangkit 11 Mw
telah diuji coba.
5. Proton exchange membrane fuel cells (PEM)
Sel bahan bakar PEM memiliki sebuah lapisan membran solid polimer sebagai
elektrolitnya. Sel bahan bakar PEM adalah sel bahan bakar yang paling banyak
dikembangkan penggunaanya untuk transportasi. PEM bekerja pada daya 1 kW per
liter volumetrik dan menghasilkan tenaga listrik pada temperatur operasi kerja
dibawah 100C (212 F). Sel bahan bakar PEM bereaksi dengan cepat dalam
perubahan kebutuhan energi listrik (mampu menyuplai beban mendadak) dan tidak
mudah bocor dan tidak mengakibatkan korosi.
PEM merupakan kandidat untuk penggunaan ringan, bangunan, serta aplikasi yang
lebih kecil lagi diantaranya pengganti baterai. Sel bahan bakar PEM menggunakan
bahan baku pendukung yang tidak mahal dibandingkan dengan yang lain yaitu
membran plastik.
6. Regenerative fuel cells (RFC)
Regenerative Fuel Cells memisahkan air untuk menghasilkan Hidrogen dan
oksigen dengan bantuan energi yang dihasilkan sel surya. Hidrogen dan oksigen
dipancing pada regenerasi sel bahan bakar, menghasilkan energi listrik, panas dan air.
Air yang dihasilkan kemudian disirkulasikan ulang pada elektrolisis dari sel bahan
bakar regenerative dan proses berulang kembali (Proses close loop atau tertutup)
7. Solid oxide fuel cells (SOFC)
Sel bahan bakar Solid oxide Fuel Cells menggunakan bahan yang keras, ceramic
coumpound atau logam (seperti kalsium atau zirconium) oksigen (O2) sebagai
elektrolit
Daya output dari Solid oxide Fuel Cells mencapai 100 kW
10
Daya Mineral telah mencanangkan Fuel Cell sebagai salah satu dari lima energi
yang akan menjadi sorotan utama penelitian dan pengembangan lebih lanjut
karena mengingat prospek masa depan dari Fuel Cell yang memberikan harapan
baru dan kehidupan yang lebih sehat bagi seluruh umat manusia.
11
dapat mengurangi tingkat efisiensi kerja dari alat tersebut seperti tekanan udara
luar, suhu operasi, dan tingkat kelembapan udara.
2.2 PEMFC ( Proton Excange Membran Fuel Cell )
2.2.1 Pengertian PEMFC
PEMFC atau disebut juga dengan Proton Exchange Membrane (PEM),
karena ia menggunakan proton sebagai konduktor melewati membran dari bahan
polimer yang berfungsi sebagai elektrolit dari anoda ke katoda. Oleh karenanya ia
juga biasa disebut Polimer Electrolit Fuel Cell (PEFC) dan Platina digunakan
sebagai katalisator pelapis elektrodanya.
2.2.2 Prinsip Kerja PEMFC
PEMFC bekerja pada suhu rendah (60 80 ) oC menggunakan Hidrogen
murni dalam bentuk gas sebagai bahan bakar (fuel) yang akan dialirkan ke anoda
dengan tekanan yang konstan. Hidrogen yang menyebar di anoda akan dibantu
katalisator, dari bahan platina, untuk melepaskan electron menuju sirkuit eksternal
(konduktor) di luar sistem dan ion positif hidrogen (proton) yang akan dialirkan
menuju katoda. Proton yang dipindahkan tersebut melalui membran penghantar
proton yang hanya mengijinkan ion positif saja untuk melewatinya dan menyaring
elektron. Sebab jika ada electron yang melewati membran tersebut akan terjadi
kerusakan short circuit. Dan hal inilah yang sering terjadi pada teknologi fuel cell
terdahulu.
12
URINE
TANK
SOLAR
CELL
ELEKTROLISIS
WIND
TURBIN
ACCU
ANODE
ELEKTROLITE
KA TODE
CONVERTER
TURBIN
WATER
DISTRIBUTED
HIDROLISIS
KETERANGAN :
Tabel. 1 keterangan notasi skema prototype
Merupakan jalur atau aliran yang
membawa muatan listrik.
Jalur penyaluran gas H2
Jalur penyaluran O2
Jalur penyaluran air baik berupa fase
uap maupun liquid
Jalur penyalura urin
Skema rancangan tersebut dimulai dari kincir angin atau sel surya yang akan
digunakan sebagai catu daya pematik, namun seperti yang kita ketahui bahwa catu
daya yang digunakan cukup kecil sehingga kita dapat mengatur prosentase dari
13
pembagian daya yang akan digunakan. Semisal kita asumsikan bahwa 15% dari
daya yang diperoleh sel surya atau kincir angin sebagai catu daya maka sisa 85%
daya dapat kita simpan dalam aki. Berlanjut ke proses selanjutnya adalah
elektrolisis, urin yang telah ditampung dalam sebuah tangki penyimpanan kita
salurkan menuju wadah atau ruang tertentu yang kita gunakan sebagai unit
elektrolisis, dimana pada proses ini akan kita peroleh gas H2 dan gas O2. Gas H2
yang diperoleh selanjutnya akan disalurkan menuju anoda sebagai penyedia bahan
bakar pembakaran fuel cell sedangkan gas O2 akan kita salurkan menuju katoda.
Dalam fuel cell akan terjadi reaksi pembakaran yang pada akhirnya menghasilkan
air murni, panas, dan listrik. Energy listrik yang diperoleh akan ditampung dalam
aki, sedangkan panas dan air akan diproses lebih lanjut guna meningkatkan
efisiensi kerja dari fuel cell. Panas yang dihasilkan dari reaksi pembakaran
mencapai kisaran 80-100 derajat Celcius cukup untuk mendidihkan air menjadi
uap. Air yang telah menguap ini nantinya akan kita salurkan menuju jalur tertentu
dimana pada jalur tersebut dapat kita pasang turbin, sehingga ketika uap air
melewati turbin akan berputar dan dapat menggerakkan generator sehingga kita
memperoleh energy listrik tambahan.
Uap yang tadinya telah melewati turbin akan kita tampung pada sebuah
wadah hingga uap tersebut terkondensasi dan kembali berwujud cair. Air yang
terkumpul ini dapat kita hidrolisis kembali untuk menghasilkan gas H2 dan gas O2
yang nantinya akan kita salurkan kembali menuju fuel cell untuk membentuk
sebuah siklus kerja yang tidak terputus sehingga akan kita peroleh efisiensi kerja
yang sebesar besarnya.
Energy listrik yang dihasilkan dari fuel cell berupa arus searah dan ditampung
dalam penyimpanan berupa aki. Energi listrik yang terkumpul ini dapat kita
konversikan menjadi arus listrik bolak balik sehingga dapat kita distribusikan
untuk digunakan dalam kebutuhan sehari hari. Dalam skala besar energi yang
dihasilkan PEMFC cukup untuk menjadi pembangkit listrik yang melingkupi
sebuah perkotaan.
3.2 Keuntungan Fuel Cell.
1. Tidak Mengeluarkan Emisi Berbahaya (Zero Emission)
14
Seperti yang kita ketahui bahwa sebuah sistem fuel cell hanya akan
mengeluarkan uap air apabila memakai hidrogen murni. Tetapi ketika memakai
hidrogen hasil dari reforming hidrokarbon/fosil (misal: batu bara, gas alam) maka
harus dilakukan uji emisi untuk menentukan apakah sistem tersebut masih dapat
dikategorikan zero emission. Menurut standar yang dikeluarkan United
Technologies Corporation (UTC) pada tahun 2002, maka sebuah sistem fuel cell
dapat dikategorikan zero emission ketika mengeluarkan emisi pencemar udara
yang sangat rendah, dengan kriteria sbb: NOx =< 1 ppm, SO2 =< 1 ppm, CO2 =<
2 ppm.
Tabel 2. Emisi Pencemar Udara dari Jenis-Jenis Fuel Cell (Bluestein, 2002)
Bila dibandingkan dengan peralatan yang lain maka fuel cell memiliki tingkat
emisi yang jauh lebih relatif rendah.
2. Efisiensi Tinggi (High efficiency)
Karena
energi, maka efisiensinya jauh lebih tinggi. Hasilnya, efisiensi konversi energi
pada fuel cell melalui reaksi elektrokimia lebih tinggi dibandingkan efisiensi
konversi energi pada mesin kalor (konvensional) yang melalui reaksi pembakaran.
3. Cepat Mengikuti Perubahan Pembebanan (Rapid load following)
Fuel cell memperlihatkan karakteristik yang baik dalam mengikuti perubahan
beban. Sistem Fuel cell yang menggunakan hidrogen murni dan digunakan pada
sebagian besar peralatan mekanik (misal: motor listrik) memiliki kemampuan
untuk merespon perubahan pembebanan dengan cepat.
4. Temperatur Operasional Rendah
15
Sistem fuel cell sangat baik diaplikasikan pada industri otomotif yang
beroperasi pada temperatur rendah. Keuntungannya adalah fuel cell hanya
memerlukan sedikit waktu pemanasan (warmup time ) karena suhu optimum
operasi berkisar antara 60-80oC untuk PEMFC misalnya, sehingga resiko
operasional pada temperatur tinggi berkurang, dan efisiensi termodinamik dari
reaksi elektrokimia lebih baik.
5. Reduksi Transformasi Energi
Ketika fuel cell digunakan untuk menghasilkan energi listrik maka fuel cell
hanya membutuhkan sedikit transformasi energi, yaitu dari energi kimia menjadi
energi listrik. Bandingkan dengan mesin kalor yang harus mengubah energi kimia
menjadi energi panas kemudian menjadi energi mekanik yang akan memutar
generator untuk menghasilkan energi listrik. Fuel cell yang diaplikasikan untuk
menggerakkan motor listrik memiliki jumlah transformasi energi yang sama
dengan mesin kalor, tetapi transformasi energi pada fuel cell memiliki efisiensi
yang lebih tinggi.
16
Hidrogen sangat sulit untuk diproduksi dan disimpan terutama dalam bentuk
hidrogen murni , selama ini jarang sekali kita temukan unsur hidrogen yang
berdiri sendiri melainkan berikatan dengan senyawa lain. Saat ini proses produksi
hidrogen masih mahal dan membutuhkan input energi yang besar (artinya:
efisiensi produksi hidrogen masih rendah). Untuk mengatasi kesulitan ini, banyak
negara menggunakan teknologi reforming hidrokarbon/fosil untuk memperoleh
hidrogen. Tetapi cara ini hanya digunakan dalam masa transisi untuk menuju
produksi hidrogen dari air yang lebih efisien, terutama diharapkan dari
pengolahan limbah seperti urin.
2. Sensitif pada Kontaminasi Zat-asing
Fuel cell membutuhkan hidrogen murni, bebas dari kontaminasi zat-asing.
Zat-asing yang meliputi sulfur, campuran senyawa karbon, dapat menonaktifkan
katalisator dalam fuel cell dan secara efektif akan menghancurkannya karena
seperti yang telah dijelaskan diawal bahwa fuel cell bekerja berdasarkan prinsip
elektrokimia dimana setiap zat kimia yang memasuki reaksi akan sangat
berpengaruh besar dalam reaksi tersebut. Hal ini berbeda dengan mesin kalor
pembakaran dalam (internal combustion engine), yang mana masuknya zat-asing
tersebut tidak menghalangi konversi energi melalui proses pembakaran.
3. Harga Katalisator Platinum Mahal
Fuel cell yang diaplikasikan memerlukan katalisator yang berupa Platinum
untuk membantu reaksi pembangkitan listrik. Platinum adalah logam yang jarang
ditemui dan harganya mahal. Dan pada saat ini, diperkirakan teknologi fuel cell
berkapasitas 50 kW memerlukan 100 gram platinum sebagai katalisator.. Untuk
itulah diperlukan penelitian untuk menemukan jenis katalisator alternatif yang
memiliki kemampuan mirip katalisator dari platinum sehingga dapat menekan
biaya pengadaan awal dari fuel cell.
3.4 Harapan dari Prototype.
Berdasar studi literatur yang telah kami lakukan dan sedikit inovasi yang kami berikan,
besar harapan kami agar prototype yang sedang kami kerjakan dapat segera terwujud untuk
17
mendapatkan data data yang lebih akurat dari hasil eksperimen yang akan kami uji nantinya.
Apabila prototype kami berhasil maka kita dapat mengolah berbagai macam limbah mulai
dari urin, kotoran atau sampah yang diolah menjadi biogas atau methanol untuk nantinya
dijadikan suplai bahan bakar, serta air yang dihidrolisis untuk mendapatkan sumber gas
hidrogen
hingga
pada
akhirnya
kami
dapat
memperkuat
penelitian
kami
dan
mengaplikasikannya pada kehidupan sehari hari. Pada akhirnya akan terbukti bahwa Fuel
Cell adalah sebuah sebuah jawaban dari permaslahan krisis energi yang kita hadapi sekarang.
Fuel Cell merupakan prospek cerah bagi kehidupan seluruh umat manusia.
IV. PENUTUP
4.1 Simpulan
Melihat prospek fuel cell yang cerah perlu adanya penelitian dan
pengembangan lebih lanjut guna meningkatkan kinerja dan efisiensi dari fuel cell
utamanya tipe PEMFC untuk kemudian dijadikan sebagai salah satu sumber
pembangkit energi baru terbarukan. Kini telah banyak literatur yang tersedia serta
berbagai informasi yang dapat kita olah lebih lanjut untuk menggali ide ide baru.
Seandainya kita mampu mengoptimalkan dari potensi yang dimiliki oleh fuel cell
maka bukan tidak mungkin hal tersebut bisa menjadi batu loncatan bangsa kita
tercinta untuk menjadi salah satu Negara maju di dunia. Disisi lain seperti yang
telah kita ulas bahwa bahan bakar utama reaksi fuel cell adlah gas H2 sedangkan
gas hidrogen tersebut banyak kita jumpai berikatan dengan senyawa atau unsur
lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa meskipun dari berbagai jenis material
yang mengandung unsur hidrogen apabila kita mampu memecah unsur tersebut
maka akan dapat kita gunakan sebagai bahan bakar Fuel cell, tidak menutup
kemungkinan bahwa sumber gas hidrogen tersebut juga dapat kita peroleh dari
elektrolisis urin yang selama ini banyak kita anggap sebagai limbah yang tidak
berguna serta tidak memiliki nilai jual namun diproduksi dalam jumlah yang besar
setiap harinnya oleh seluruh manusia di dunia (urin juga megandung potensi
energi). Senyawa hydrocarbon, methanol, dan senyawa lain dari olahan limbah
juga dapat kita gunakan sebagai sumber gas hidrogen melalui proses tertentu.
4.2 Saran
18
1. Perlu diadakan penelitian dan pengembangan fuel cell lebih lanjut guna
memperoleh data yang lebih banyak agar dapat digunakan sebagai
sumber referensi informasi yang lebih kuat dan akurat.
2. Studi lebih lanjut tentang cara penyimpanan dan pengolahan gas
hidrogen perlu lebih gencar dilaksanakan.
3. Urin yang digunakan adalah urin murni yang tidak mengandung glukosa,
karena glukosa dapat menghambat bahkan menghentikan reaksi
elektrokimia yang terjadi dalam fuel cell.
4. Sumber lain yang digunakan untuk memperoleh gas hidrogen usahakan
agar tidak mengandung banyak unsur yang dapat menghambat atau
meracuni dari sistem kerja fuel cell, karena hal tersebut dapat
mengakibatkan kerusakan hingga emisi yang dikeluarkan tidak lagi air
murni melainkan terkontaminasi senyawa yang mengandung racun atau
senyawa berbahaya bagi lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
19
20