Anda di halaman 1dari 27

FUELL CELL PROSPEK CERAH ENERGI MASA DEPAN BAGI

MANUSIA
KARYA TULIS ILMIAH

Oleh
1. Andrian A.B.A.S

:
INS I (14441002)

2. Moh. Fahri Andira TMK I (14431004)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENDIDIKAN


DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PERGURUAN TINGGI KEDINASAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI
TAHUN AKADEMIK 2014/2015

KATA PENGANTAR

Halaman ii

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul FUEL CELL! PROSPEK CERAH ENERGI
MASA DEPAN BAGI UMAT MANUSIA. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
merupakan kegiatan Stem Inovasi Energi yang menjadi hasil dari penelitian karya
ilmiah mahasiswa sebagai peserta lomba Stem Inovasi Energi ,dan sebagai sarana
untuk mengembangkan Kreatifitas dan kemampuan dalam memberikan inovasi di
bidang energi .
Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan berkat dorongan, saran, dan bantuan
pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Toegas Soegeng Soegiarto Ir., M.T. selaku Direktur STEM Akamigas.
2. Kedua Orang Tua yang selalu mendoakan selama pelaksanaan kegiatan
penyusunan karya ilmiah.
Karya Tulis Ilmiah ini telah disusun berdasarkan teori yang penulis dapatkan
dari berbagai sumber. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan Kritik dan Saran untuk
kemajuan dimasa mendatang.

Cepu, 29 November 2014


Ketua,

Andrian Aziz B.A.S.


No Mhs. 14441002

ii

DAFTAR ISI
Halaman iii
KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI

iii

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vii

I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Batasan Masalah

1.3 Tujuan

II. KAJIAN PUSTAKA


2.1 Prinsip Fuel Cell

2.1.1 Pengertian Fuel Cell

2.1.2 Fuel Cell Sederhana

2.1.3 Jenis-Jenis Fuel Cell

2.1.4 Aplikasi Dasar Fuel Cell

2.1.5 Performa Fuel Cell

11

2.2 PEMFC ( Proton Excange Membran Fuel Cell )

12

2.2.1 Pengertian PEMFC

12

2.2.2 Prinsip Kerja PEMFC

12

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Penjelasan Umum Rangkaian

13

3.2 Keuntungan Fuel Cell

15

3.3 Kerugian Fuel Cell

16

3.4 Harapan dari Prototype

18

IV. PENUTUP

Halaman iv

4.1 Simpulan

18

4.2 Saran

19

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR
Halaman v
Gambar 1. Individual Fuel Cell

Gambar 2 Operasi dasar Fuel Cell

Gambar 3 MCFC

Gambar 4 Diagram dari SOFC

Gambar 5 Perbandingan berbagai macam fuel cell

Gambar 6 Efisiensi kerja fuel cell dibandingkan dengan alat lainnnya

11

Gambar 7 Skema prinsip kerja fuel cell

12

Gambar 8 Transformasi Energi Untuk Keluaran Energi Mekanik

16

DAFTAR TABEL
Halaman vi
Tabel 1 Keterangan notasi skema prototype

13

Tabel 2 Emisi Pencemar Udara dari Jenis-Jenis Fuel Cell (Bluestein, 2002)

15

vi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman vii
Lampiran 1
Lampiran 2

vii

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Salah satu tantangan terpenting yang akan dihadapi dunia kedepan, adalah
kebutuhan akan energi yang terus meningkat. Energi mempunyai peranan penting
guna menciptakan ketahanan nasional dalam berbagai sumber aspek kehidupan.
Pada dasarnya, kini sumber energi dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu sumber energi konvensional seperti batubara, petroleum, gas alam, dan
sumber energi terbarukan seperti energi matahari, fuel cell, thermo-electric
generator, pembangkit listrik tenaga angin dan sebagainya.
Bersamaan dengan pencarian sumber energi terbarukan untuk jangka
panjang, diperlukan juga sumber energi yang ramah secara lingkungan. Salah satu
kandidat yang sangat menjanjikan sebagai solusi sumber energi untuk masa depan
dunia adalah fuel cell. Fuel cell adalah perangkat elektro-kimia yang secara
langsung mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Dasar struktur fisik fuel
cell terdiri dari lapisan elektrolit diapit oleh anoda dan katoda di sisi lain.
Fuel cell memiliki potensi untuk mengganti mesin pembakaran internal di
kendaraan dan menyediakan energi yang cukup besar pada pengisian bahan bakar
kendaraan serta merupakan aplikasi energi portable yang hemat, bersih, relatif
fleksibel dan ramah lingkungan. Fuel Cell ini sendiri menggunakan Hidrogen
sebagai bahan baku yang akan diproses.
Ada banyak pilihan potensial sumber mentah dari sumber terbarukan
untuk mengasilkan hidrogen. Sebagai sebuah teknologi yang secara potensi dapat
dimanfaatkan secara luas untuk berbagai aplikasi termasuk di bidang transportasi
dan didistribusikan ke aplikasi pembangkitan, serta sumber energi terpusat,
aplikasi fuel cell tersebut akan menjadi industri dengan prospek cerah yang
berkembang di seluruh dunia di era yang akan datang.

Pada jangka pendek, produksi hidrogen yang terdistribusi melalui reform


gas alam atau dengan elektrolisis akan menjadi pendekatan yang paling
memungkinkan untuk memperkenalkan teknologi hidrogen dan awal untuk
membangun sebuah infrastruktur hidrogen. Sedangkan pada jangka panjang,
fasilitas produksi hidrogen skala besar yang tersentralisasi berbasis pada produksi
hidrogen melalui gasifikasi batubara dan melalui gasifikasi biomassa akan
memberikan keuntungan ekonomi yang besar di masa yang akan datang serta
memberikan efek yang positif bagi sektor ekonomi nasional.
Berdasarkan data dari Buku Outlook Energi Indonesia 2014 (OEI 2014)
digambarkan tentang permasalahan energi saat ini serta proyeksi kebutuhan dan
pasokan energi untuk kurun waktu 2012-2035. Disampaikan bahwa keterbatasan
sumber daya energi menyebabkan pada tahun 2033 total produksi energi dalam
negeri (fosil dan EBT) sudah tidak mampu lagi memenuhi konsumsi domestik
sehingga Indonesia akan menjadi negara net importir energi.
Ketergantungan impor energi yang tinggi dapat membahayakan ketahanan
energi nasional, karenanya upaya-upaya seperti diversifikasi energy mutlak
diperlukan. Untuk itu penelitian dan pengembangan ini diharapkan mampu
memberikan informasi terbaru tentang fuel cell dan teknologi hidrogen yang lebih
efektif efisien dengan inovasi inovasi baru untuk menciptakan suatu penemuan
baru.
Sebagai salah satu sumber energi baru terbarukan, fuel cell dianggap
sebagai solusi energi yang memiliki potensi menjanjikan. Dengan sifatnya yang
secara langsung mampu mengubah energi kimia menjadi energi listrik, fuel cell
berpotensi mengganti mesin pembakaran internal pada kendaraan sekaligus
menyediakan energi pada pengisian bahan bakar kendaraan tersebut.
Melihat besarnya potensi dan peluang Fuel Cell dimasa depan Indonesia,
maka dibuatlah Penelitian ini demi memberikan manfaat untuk masa yang akan
datang.

1.2 Batasan Masalah


1. Pemanfaatan Fuel Cell sebagai energi baru terbarukan.
2. PEMFC sebagai Fuel Cell yang tepat guna dalam pengembangan inovasi
ke depan.
3. Hidrogen dan Urin potensi sumber energi yang harus dikembangan lebih
lanjut.
4. Pengembangan Fuel Cell dan hasil olahannya menjadi multi energi.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Berpartisipasi dalam mengembangkan sumber energi baru terbarukan
yang berbasis Green Energy yang ramah lingkungan.
2. Menjadikan unsur hidrogen sebagai energi baru terbarukan yang sangat
besar potensinya .
3. Mengolah urine sebagai limbah yang berpotensi menjadi sumber energi
baru terbarukan.
4. Mengembangkan Fuel Cell dan produknya menjadi multi energi.

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Prinsip Fuel Cell


2.1.1 Pengertian Fuel Cell
Fuel Cell merupakan alat yang bekerja berdasarkan prinsip kerja
elektrokimia menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar baku utama untuk
menghasilkan elektron, proton, panas dan air. Teknologi Fuel Cell didasarkan
pada prinsip reaksi pembakaran sederhana yaitu:
2H2 + 02 <-> 2H2O
Di dalam reaksi tersebut, Hidrogen disuplai ke kutub anoda (terminal
negatif) dari Fuel Cell dan Oksigen disuplai ke kutub Katoda (terminal positif)
melalui reaksi kimia, hidrogren dipecah menjadi elektron dan proton. Setiap
bagian tersebut melewati jalur yang berbeda menuju katoda. Seperti dapat kita
lihat di gambar (1) berikut, elektron dialirkan melalui jalur tertentu sehingga
terjadilah aliran elektron yang kita sebut arus listrik untuk mensuplai beban yang
kita butuhkan. Sedangkan proton mengalir melaui Electrolyte dan akhirnya
keduanya disatukan kembali di kutub katoda dan bereaksi dengan oksigen yang
berasal dari udara kemudian menghasilkan produk yang tidak berbahaya yaitu air.
Hidrogen dapat disuplai dari berbagai bahan material. Hidrogen sendiri
dapat didapatkan dari bahan bakar hidrokarbon seperti Gas Alam atau methanol
bahkan dari kandungan urin manusia. Fuel Cell sendiri berarti memproduksi
listrik dengan melaui reaksi kimia, sehingga emisi yang dihasilkan adalah emisi
yang bersih (ramah lingkungan).

2.1.2 Fuel Cell Sederhana


Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Fuel Cell bekerja berdasarkan reaksi
kimia antara bahan bakar dengan oksidan yang dipicu di dalam elektrolit. Pada
anoda, katalis mengoksidasi bahan bakar yang biasanya hidrogen dan mengubah

bahan bakar menjadi ion positif dan elektron negatif. Ion dilewatkan melalui
elektrolit menuju katoda dan bergabung kembali dengan elektron dan secara
bersamaan bereaksi dengan oksigen yang kemudian menghasilkan air (H2O) atau
karbon dioksida (CO2). Elektron bebas dilewatkan melewati kabel sehingga
menghasilkan arus listrik. Elektrolit sendiri merupakan bahan materi yang dibuat
dan didesain agar ion bisa dilewatkan namun elektron tidak bisa melewatinya.
Untuk menghitung energi yang dihasilkan oleh Fuel Cell sendiri, rumus
yang dipakai adalah rumus pada umumnya yaitu Energi sama dengan beda
potensial dikalikan arus dikalikan dengan waktu (E=V.I.t) . Output dari reaksi
tersebut sebenarnya tidak hanya menghasilkan listrik dan air, namun juga
menghasilkan panas. Fuel Cell memang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi
mencapai 83%. Namun pada kenyataannya, efisiensi yang dihasilkan masih
dipengaruhi oleh faktor faktor lain misalnya tekanan udara pada tabung hidrogen,
konsentrasi gas, voltage loss, dan lain sebagainya.

Gb 1. Individual Fuel Cell

Gb.2 Operasi dasar Fuel Cell

2.1.3 Jenis-Jenis Fuel Cell


1. Alkaline fuel cell (AFC)
Sel bahan bakar alkali pertama kali digunakan pada pesawat luar angkasa GeminiApollo untuk menghasilkan air minum dan suplai listrik.
Sel bahan bahan alkali secara umum menggunakan Potassium Hidroksida (secara
kimiawi, KOH) didalam air sebagai elektrolitnya serta memiliki suhu operasi 160 F.
Daya yang dihasilkan oleh sel bahan bakar alkali berkisar antara 300 watt sampai 5
KW.
2. Direct methanol fuel cells (DMFC)
Sel bahan bakar Direct methanol meggunakan methanol untuk menggantikan
hydrogen. Effisiensi yang dimiliki sekitar 40% dan Temperatur operasi dari sel bahan
bakar direct methanol memiliki cakupan yang sama dengan sel bahan bakar PEM
yaitu sekitar 50 sampai 100C (122 sampai 212F). effisiensi yang lebih tinggi
didapat pada temperature yang lebih tinggi. Sel bahan bakar methanol sedang
dikembangkan untuk peralatan portabel, industri transportasi, serta militer

3. Molten carbonate fuel cells (MCFC)


Sel bahan bakar Molten carbonate menggunakan solusi cair dari lithium, sodium,
dan atau potassium karbonat yang dicampur didalam sebuah matrix. Sistem dengan
output mencapai 2 MegaWatt (MW) telah dibangun, dan desainnya dapat mencapai
100 MW. Katalisis nickel electrode dari molten carbonate tidak terlalu mahal
dibandingkan penggunaan sel bahan bakar lainnya, tetapi dengan temperatur kerja
tinggi menjadi masalah material serta unsur safety pada penggunaan MCFC.

Gb. 3 MCFC
4. Phosphoric acid fuel cells (PAFC)
Sel bahan bakar phosporic acid menggunakan phosporic acid sebagai elektrolisis
untuk menghasilkan energi listrik. Effisiensi berkisar antara 40 sampai 80 persen dan
temperatur operasi sekitar 150 sampai 200 C (Sekitar 300 sampai 400 F). potensi sel
bahan bakar phosporic acid mencapai 200 Kw, dan contoh unit pembangkit 11 Mw
telah diuji coba.
5. Proton exchange membrane fuel cells (PEM)
Sel bahan bakar PEM memiliki sebuah lapisan membran solid polimer sebagai
elektrolitnya. Sel bahan bakar PEM adalah sel bahan bakar yang paling banyak
dikembangkan penggunaanya untuk transportasi. PEM bekerja pada daya 1 kW per
liter volumetrik dan menghasilkan tenaga listrik pada temperatur operasi kerja
dibawah 100C (212 F). Sel bahan bakar PEM bereaksi dengan cepat dalam

perubahan kebutuhan energi listrik (mampu menyuplai beban mendadak) dan tidak
mudah bocor dan tidak mengakibatkan korosi.
PEM merupakan kandidat untuk penggunaan ringan, bangunan, serta aplikasi yang
lebih kecil lagi diantaranya pengganti baterai. Sel bahan bakar PEM menggunakan
bahan baku pendukung yang tidak mahal dibandingkan dengan yang lain yaitu
membran plastik.
6. Regenerative fuel cells (RFC)
Regenerative Fuel Cells memisahkan air untuk menghasilkan Hidrogen dan
oksigen dengan bantuan energi yang dihasilkan sel surya. Hidrogen dan oksigen
dipancing pada regenerasi sel bahan bakar, menghasilkan energi listrik, panas dan air.
Air yang dihasilkan kemudian disirkulasikan ulang pada elektrolisis dari sel bahan
bakar regenerative dan proses berulang kembali (Proses close loop atau tertutup)
7. Solid oxide fuel cells (SOFC)
Sel bahan bakar Solid oxide Fuel Cells menggunakan bahan yang keras, ceramic
coumpound atau logam (seperti kalsium atau zirconium) oksigen (O2) sebagai
elektrolit
Daya output dari Solid oxide Fuel Cells mencapai 100 kW

Gb. 4 Diagram dari SOFC

Gb. 5 Perbandingan berbagai macam fuel cell


2.1.4 Aplikasi Dasar Fuel Cell
Aplikasi operasi dari Fuel Cell bervariasi tergantung dari tipe Fuel Cell
apa yang dipakai. Karena Fuel Cell mampu memproduksi tenaga listrik dari 1W
hingga 10MW, Fuel Cell dapat dipakai untuk keperluan apa saja yang
membutuhkan tenaga listrik. Dalam skala kecil Fuel Cell dapat dipakai untuk
cellphones, personal computer, dan berbagai alat listrik. Dalam skala 1kW sampai
100kW, Fuel Cell dapat dipakai untuk menjalankan transportasi seperti kendaraan
baik domestik maupun militer. Transportasi publik pun bisa menggunakan
teknologi Fuel Cell apabila kita mau mengembangkannya lebih lanjut. Dan dalam
skala 1MW-10MW Fuel Cell dapat digunakan untuk listrik untuk keperluan
umum yang didistribusikan kepada masyarakat, tentunya arusnya harus dikonversi
menjadi AC (Alternatif Current) dahulu.
Untuk saat ini penelitian dari Fuel Cell sudah berkembang untuk berbagai
jenis alat transportasi. Peneliti Boeing dan partner industri dari seluruh eropa
sedang mengeksperimentalkan penerbangan dengan menggunakan Fuel Cell pada
februari 2008. Fuel Cell Demonstrator Airplane, panggilan dari proyek ini,

menggunakan Proton Exchange Membrane (PEM) fuel cell/lithium-ion battery


dengan sistem hybrid. Tidak hanya itu saja, Fuel Cell juga sudah digunakan untuk
perahu, mobil, bahkan sampai kapal selam.
Tidak hanya transportasi saja, Fuel Cell juga sudah dikembangkan untuk
Smart phone, notebook computers, Portable charging docks, base load power
plant, uninterupted Power Supply (UPS), emergency power systems misalnya
untuk rumah sakit, laboraturiom, pusat data dan telekomunikasi dan kapal
angkatan laut. Namun kali ini kami ingin mengembangkan Fuel Cell yang
menggunakan bahan baku Hidrogen dari hasil elektrolisis urin untuk mendapatkan
kandungan unsur hidrogen dari senyawa Amonia dan air, atau pemecahan molekul
hidrocarbon khususnya gas metana. Kami ingin mendesain sebuah alat sederhana
yang praktis dan ekonomis namun memiliki manfaat yang cukup tinggi, Fuel Cell
merupakan salah satu jawaban dari masalah yang sedang kita hadapi sekarang
akibat krisis energi, karena Fuel Cell merupakan sumber energi baru dan
terbarukan yang ramah lingkungan. Kedepannya kami ingin menjadikan Fuel Cell
ini menjadi alat yang portable dan mudah dibawa kemana kemana, semisal kita
dapat menggabungkan Fuel Cell dengan prinsip kerja Powerbank. Urin manusia
yang ditampung dalam sebuah wadah akan kita elektrolisis dengan catu daya
pematik dapat menggunakan panel surya maupun batterai, dari hasil elektrolisis
tersebut akan kita peroleh listrik, air, dan energi panas. Listrik dapat kita simpan
menggunakan Battery Lithium dan airnya dapat kita manfaatkan. Bayangkan
apabila urin manusia dalam lingkup desa atau kota kita tampung dan ditambah
dengan pemanfaatan sampah organik menjadi biogas maka dapat kita prediksikan
bahwa energi dari urin dan sampah organik satu desa dapat mencukupi kebutuhan
listrik desa tersebut. Belum lagi apabila kita mengoptimalkan prinsip kerja Fuel
Cell itu sendiri dengan memanaskan air hasil reaksi elektrokimia pada Fuel Cell
untuk dijadikan uap yang dapat menggerakkan turbin untuk mendapatkan Cover
Energy lebih banyak dan Fuel Cell ini juga dapat dikombinasikan dengan
pembangkit energi ramah lingkungan lainnya seperti Solar Cell dan kincir angin.
Inilah alasan mengapa teknologi Fuel Cell harus terus dikembangkan dan
diadakan penelitian lebih lanjut untuk menemukan inovasi-inovasi baru guna
mengoptimalkan daya kerja Fuel Cell. Bahkan Kementerian Energi dan Sumber

10

Daya Mineral telah mencanangkan Fuel Cell sebagai salah satu dari lima energi
yang akan menjadi sorotan utama penelitian dan pengembangan lebih lanjut
karena mengingat prospek masa depan dari Fuel Cell yang memberikan harapan
baru dan kehidupan yang lebih sehat bagi seluruh umat manusia.

2.1.5 Performa Fuel Cell

Gb. 6 Efisiensi kerja fuel cell dibandingkan dengan alat lainnnya


Berdasarkan gambar diatas dapat kita peroleh informasi bahwa Fuel Cell
memiliki efisiensi kerja lebih tinggi dibandingakan dengan Diesel Elektric, Steam
dan Gas Turbine, serta Gasoline yang selama ini kita gunakan. Performa dari Fuel
Cell yang telah dikembangkan baru baru ini justru telah mencapai pada tingkat
yang membanggakan yakni 80%-83% efisiensi produk. Efisiensi yang diperoleh
akan semakin lebih besar apabila kita mampu meminimalkan transisi energi dan
banyaknya energi yang hilang, serta kita harus mengerti akan faktor faktor yang

11

dapat mengurangi tingkat efisiensi kerja dari alat tersebut seperti tekanan udara
luar, suhu operasi, dan tingkat kelembapan udara.
2.2 PEMFC ( Proton Excange Membran Fuel Cell )
2.2.1 Pengertian PEMFC
PEMFC atau disebut juga dengan Proton Exchange Membrane (PEM),
karena ia menggunakan proton sebagai konduktor melewati membran dari bahan
polimer yang berfungsi sebagai elektrolit dari anoda ke katoda. Oleh karenanya ia
juga biasa disebut Polimer Electrolit Fuel Cell (PEFC) dan Platina digunakan
sebagai katalisator pelapis elektrodanya.
2.2.2 Prinsip Kerja PEMFC
PEMFC bekerja pada suhu rendah (60 80 ) oC menggunakan Hidrogen
murni dalam bentuk gas sebagai bahan bakar (fuel) yang akan dialirkan ke anoda
dengan tekanan yang konstan. Hidrogen yang menyebar di anoda akan dibantu
katalisator, dari bahan platina, untuk melepaskan electron menuju sirkuit eksternal
(konduktor) di luar sistem dan ion positif hidrogen (proton) yang akan dialirkan
menuju katoda. Proton yang dipindahkan tersebut melalui membran penghantar
proton yang hanya mengijinkan ion positif saja untuk melewatinya dan menyaring
elektron. Sebab jika ada electron yang melewati membran tersebut akan terjadi
kerusakan short circuit. Dan hal inilah yang sering terjadi pada teknologi fuel cell
terdahulu.

Gb. 7 Skema prinsip kerja fuel cell


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

12

3.1 Penjelasan Umum Rangkaian.


SUPPLY
GAS O2

URINE
TANK
SOLAR
CELL
ELEKTROLISIS
WIND
TURBIN

ACCU

ANODE

ELEKTROLITE
KA TODE

CONVERTER
TURBIN

WATER

DISTRIBUTED

HIDROLISIS

KETERANGAN :
Tabel. 1 keterangan notasi skema prototype
Merupakan jalur atau aliran yang
membawa muatan listrik.
Jalur penyaluran gas H2
Jalur penyaluran O2
Jalur penyaluran air baik berupa fase
uap maupun liquid
Jalur penyalura urin
Skema rancangan tersebut dimulai dari kincir angin atau sel surya yang akan
digunakan sebagai catu daya pematik, namun seperti yang kita ketahui bahwa catu
daya yang digunakan cukup kecil sehingga kita dapat mengatur prosentase dari

13

pembagian daya yang akan digunakan. Semisal kita asumsikan bahwa 15% dari
daya yang diperoleh sel surya atau kincir angin sebagai catu daya maka sisa 85%
daya dapat kita simpan dalam aki. Berlanjut ke proses selanjutnya adalah
elektrolisis, urin yang telah ditampung dalam sebuah tangki penyimpanan kita
salurkan menuju wadah atau ruang tertentu yang kita gunakan sebagai unit
elektrolisis, dimana pada proses ini akan kita peroleh gas H2 dan gas O2. Gas H2
yang diperoleh selanjutnya akan disalurkan menuju anoda sebagai penyedia bahan
bakar pembakaran fuel cell sedangkan gas O2 akan kita salurkan menuju katoda.
Dalam fuel cell akan terjadi reaksi pembakaran yang pada akhirnya menghasilkan
air murni, panas, dan listrik. Energy listrik yang diperoleh akan ditampung dalam
aki, sedangkan panas dan air akan diproses lebih lanjut guna meningkatkan
efisiensi kerja dari fuel cell. Panas yang dihasilkan dari reaksi pembakaran
mencapai kisaran 80-100 derajat Celcius cukup untuk mendidihkan air menjadi
uap. Air yang telah menguap ini nantinya akan kita salurkan menuju jalur tertentu
dimana pada jalur tersebut dapat kita pasang turbin, sehingga ketika uap air
melewati turbin akan berputar dan dapat menggerakkan generator sehingga kita
memperoleh energy listrik tambahan.
Uap yang tadinya telah melewati turbin akan kita tampung pada sebuah
wadah hingga uap tersebut terkondensasi dan kembali berwujud cair. Air yang
terkumpul ini dapat kita hidrolisis kembali untuk menghasilkan gas H2 dan gas O2
yang nantinya akan kita salurkan kembali menuju fuel cell untuk membentuk
sebuah siklus kerja yang tidak terputus sehingga akan kita peroleh efisiensi kerja
yang sebesar besarnya.
Energy listrik yang dihasilkan dari fuel cell berupa arus searah dan ditampung
dalam penyimpanan berupa aki. Energi listrik yang terkumpul ini dapat kita
konversikan menjadi arus listrik bolak balik sehingga dapat kita distribusikan
untuk digunakan dalam kebutuhan sehari hari. Dalam skala besar energi yang
dihasilkan PEMFC cukup untuk menjadi pembangkit listrik yang melingkupi
sebuah perkotaan.
3.2 Keuntungan Fuel Cell.
1. Tidak Mengeluarkan Emisi Berbahaya (Zero Emission)

14

Seperti yang kita ketahui bahwa sebuah sistem fuel cell hanya akan
mengeluarkan uap air apabila memakai hidrogen murni. Tetapi ketika memakai
hidrogen hasil dari reforming hidrokarbon/fosil (misal: batu bara, gas alam) maka
harus dilakukan uji emisi untuk menentukan apakah sistem tersebut masih dapat
dikategorikan zero emission. Menurut standar yang dikeluarkan United
Technologies Corporation (UTC) pada tahun 2002, maka sebuah sistem fuel cell
dapat dikategorikan zero emission ketika mengeluarkan emisi pencemar udara
yang sangat rendah, dengan kriteria sbb: NOx =< 1 ppm, SO2 =< 1 ppm, CO2 =<
2 ppm.
Tabel 2. Emisi Pencemar Udara dari Jenis-Jenis Fuel Cell (Bluestein, 2002)

Bila dibandingkan dengan peralatan yang lain maka fuel cell memiliki tingkat
emisi yang jauh lebih relatif rendah.
2. Efisiensi Tinggi (High efficiency)
Karena

fuel cell tidak menggunakan proses pembakaran dalam konversi

energi, maka efisiensinya jauh lebih tinggi. Hasilnya, efisiensi konversi energi
pada fuel cell melalui reaksi elektrokimia lebih tinggi dibandingkan efisiensi
konversi energi pada mesin kalor (konvensional) yang melalui reaksi pembakaran.
3. Cepat Mengikuti Perubahan Pembebanan (Rapid load following)
Fuel cell memperlihatkan karakteristik yang baik dalam mengikuti perubahan
beban. Sistem Fuel cell yang menggunakan hidrogen murni dan digunakan pada
sebagian besar peralatan mekanik (misal: motor listrik) memiliki kemampuan
untuk merespon perubahan pembebanan dengan cepat.
4. Temperatur Operasional Rendah

15

Sistem fuel cell sangat baik diaplikasikan pada industri otomotif yang
beroperasi pada temperatur rendah. Keuntungannya adalah fuel cell hanya
memerlukan sedikit waktu pemanasan (warmup time ) karena suhu optimum
operasi berkisar antara 60-80oC untuk PEMFC misalnya, sehingga resiko
operasional pada temperatur tinggi berkurang, dan efisiensi termodinamik dari
reaksi elektrokimia lebih baik.
5. Reduksi Transformasi Energi
Ketika fuel cell digunakan untuk menghasilkan energi listrik maka fuel cell
hanya membutuhkan sedikit transformasi energi, yaitu dari energi kimia menjadi
energi listrik. Bandingkan dengan mesin kalor yang harus mengubah energi kimia
menjadi energi panas kemudian menjadi energi mekanik yang akan memutar
generator untuk menghasilkan energi listrik. Fuel cell yang diaplikasikan untuk
menggerakkan motor listrik memiliki jumlah transformasi energi yang sama
dengan mesin kalor, tetapi transformasi energi pada fuel cell memiliki efisiensi
yang lebih tinggi.

Gambar 8. Transformasi Energi Untuk Keluaran Energi Mekanik


3.3 Kerugian Fuel Cell.
1. Penyimpanan Hidrogen

16

Hidrogen sangat sulit untuk diproduksi dan disimpan terutama dalam bentuk
hidrogen murni , selama ini jarang sekali kita temukan unsur hidrogen yang
berdiri sendiri melainkan berikatan dengan senyawa lain. Saat ini proses produksi
hidrogen masih mahal dan membutuhkan input energi yang besar (artinya:
efisiensi produksi hidrogen masih rendah). Untuk mengatasi kesulitan ini, banyak
negara menggunakan teknologi reforming hidrokarbon/fosil untuk memperoleh
hidrogen. Tetapi cara ini hanya digunakan dalam masa transisi untuk menuju
produksi hidrogen dari air yang lebih efisien, terutama diharapkan dari
pengolahan limbah seperti urin.
2. Sensitif pada Kontaminasi Zat-asing
Fuel cell membutuhkan hidrogen murni, bebas dari kontaminasi zat-asing.
Zat-asing yang meliputi sulfur, campuran senyawa karbon, dapat menonaktifkan
katalisator dalam fuel cell dan secara efektif akan menghancurkannya karena
seperti yang telah dijelaskan diawal bahwa fuel cell bekerja berdasarkan prinsip
elektrokimia dimana setiap zat kimia yang memasuki reaksi akan sangat
berpengaruh besar dalam reaksi tersebut. Hal ini berbeda dengan mesin kalor
pembakaran dalam (internal combustion engine), yang mana masuknya zat-asing
tersebut tidak menghalangi konversi energi melalui proses pembakaran.
3. Harga Katalisator Platinum Mahal
Fuel cell yang diaplikasikan memerlukan katalisator yang berupa Platinum
untuk membantu reaksi pembangkitan listrik. Platinum adalah logam yang jarang
ditemui dan harganya mahal. Dan pada saat ini, diperkirakan teknologi fuel cell
berkapasitas 50 kW memerlukan 100 gram platinum sebagai katalisator.. Untuk
itulah diperlukan penelitian untuk menemukan jenis katalisator alternatif yang
memiliki kemampuan mirip katalisator dari platinum sehingga dapat menekan
biaya pengadaan awal dari fuel cell.
3.4 Harapan dari Prototype.
Berdasar studi literatur yang telah kami lakukan dan sedikit inovasi yang kami berikan,
besar harapan kami agar prototype yang sedang kami kerjakan dapat segera terwujud untuk

17

mendapatkan data data yang lebih akurat dari hasil eksperimen yang akan kami uji nantinya.
Apabila prototype kami berhasil maka kita dapat mengolah berbagai macam limbah mulai
dari urin, kotoran atau sampah yang diolah menjadi biogas atau methanol untuk nantinya
dijadikan suplai bahan bakar, serta air yang dihidrolisis untuk mendapatkan sumber gas
hidrogen

hingga

pada

akhirnya

kami

dapat

memperkuat

penelitian

kami

dan

mengaplikasikannya pada kehidupan sehari hari. Pada akhirnya akan terbukti bahwa Fuel
Cell adalah sebuah sebuah jawaban dari permaslahan krisis energi yang kita hadapi sekarang.
Fuel Cell merupakan prospek cerah bagi kehidupan seluruh umat manusia.

IV. PENUTUP
4.1 Simpulan
Melihat prospek fuel cell yang cerah perlu adanya penelitian dan
pengembangan lebih lanjut guna meningkatkan kinerja dan efisiensi dari fuel cell
utamanya tipe PEMFC untuk kemudian dijadikan sebagai salah satu sumber
pembangkit energi baru terbarukan. Kini telah banyak literatur yang tersedia serta
berbagai informasi yang dapat kita olah lebih lanjut untuk menggali ide ide baru.
Seandainya kita mampu mengoptimalkan dari potensi yang dimiliki oleh fuel cell
maka bukan tidak mungkin hal tersebut bisa menjadi batu loncatan bangsa kita
tercinta untuk menjadi salah satu Negara maju di dunia. Disisi lain seperti yang
telah kita ulas bahwa bahan bakar utama reaksi fuel cell adlah gas H2 sedangkan
gas hidrogen tersebut banyak kita jumpai berikatan dengan senyawa atau unsur
lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa meskipun dari berbagai jenis material
yang mengandung unsur hidrogen apabila kita mampu memecah unsur tersebut
maka akan dapat kita gunakan sebagai bahan bakar Fuel cell, tidak menutup
kemungkinan bahwa sumber gas hidrogen tersebut juga dapat kita peroleh dari
elektrolisis urin yang selama ini banyak kita anggap sebagai limbah yang tidak
berguna serta tidak memiliki nilai jual namun diproduksi dalam jumlah yang besar
setiap harinnya oleh seluruh manusia di dunia (urin juga megandung potensi
energi). Senyawa hydrocarbon, methanol, dan senyawa lain dari olahan limbah
juga dapat kita gunakan sebagai sumber gas hidrogen melalui proses tertentu.
4.2 Saran

18

1. Perlu diadakan penelitian dan pengembangan fuel cell lebih lanjut guna
memperoleh data yang lebih banyak agar dapat digunakan sebagai
sumber referensi informasi yang lebih kuat dan akurat.
2. Studi lebih lanjut tentang cara penyimpanan dan pengolahan gas
hidrogen perlu lebih gencar dilaksanakan.
3. Urin yang digunakan adalah urin murni yang tidak mengandung glukosa,
karena glukosa dapat menghambat bahkan menghentikan reaksi
elektrokimia yang terjadi dalam fuel cell.
4. Sumber lain yang digunakan untuk memperoleh gas hidrogen usahakan
agar tidak mengandung banyak unsur yang dapat menghambat atau
meracuni dari sistem kerja fuel cell, karena hal tersebut dapat
mengakibatkan kerusakan hingga emisi yang dikeluarkan tidak lagi air
murni melainkan terkontaminasi senyawa yang mengandung racun atau
senyawa berbahaya bagi lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

19

1. Bagotsky ,Vladimir S.(2009).Fuel cells Problem and Solutions.New


Jersey:John Wiley & Sons, INC.
2. Hirschenofer, J.H.(1998).Handbook Fourth edition.Morgantown:Federal
Energy Technology Center.
3. Ohayne, Ryan P., et al.(2008).Fuel Cell Fundamentals.New Jersey:John
Wiley & Sons, INC.
4. Steinberger, R., Werner Lehnert.(2010).Innovations in Fuel Cell
Technologies.Cambridge:Royal Society of Chemistry.
5. Weinnman, Oliver., et al.(2011).Fuel Cell and Hydrogen Technologies in
Europe.London:New Energy World-IG.

20

Anda mungkin juga menyukai