Oleh :
PENDAHULUAN
Dewasa ini kebutuhan terhadap energi terus meningkat. Penggunaan energi fosil
khususnya di negara-negara berkembang seperti Indonesia mengalami kenaikan yang cukup
signifikan. Seiring dengan mahal dan terbatasnya energi fosil, penggunaan energi terbarukan
terus diupayakan agar pasokan energi tetap tersedia. Salah satu sumber energi yang dapat
dimanfaatkan adalah gas hidrogen atau biasa disebut dengan fuel cell.
Teknologi fuel cell menjanjikan pembangkit listrik yang bebas polusi udara dan limbah
beradiasi. Asal mulanya diaplikasikan pada teknologi ruang angkasa (Stasiun Ruang
Angkasa). Lambat laun teknologi ini akan dapat bersaing karena ada tendensi yang sangat
kuat yaitu harga dan kerapatan energi yang dihasilkannya dapat bersaing dengan pembangkit
listrik BBM ataupun nuklir sekalipun. [1]
Perundang-undangan yang ada mengenai energi adalah dicantumkan pada UU
10/1997 (nuklir), UU 27/2003 (panas bumi), UU 30/2007 (energi management, prinsip,
sumber daya alam dsb), UU 30/2009 (ketenagalistrikan). Dalam UU 30/2007 Chapter 1
tersebut disebutkan bahwa hydrogen merupakan sumber energi baru dengan teknologi baru
yang harus dikuasai sebagai basis perekonomian. Bab IV pasal 7 bahwa ketenagalistrikan
nasional disusun berdasarkan pada kebijakan energi nasional (KEN). Dalam bahasan Presiden
di Tampak Siring, usaha untuk memperkuat Green Economy, dimana katahanan energi harus
dioptimalkan. Kebijakan teknologi yang mendukung tujuan di atas adalah: UU Presiden RI
Kegiatan Pokok RKP 2009
- Pengembangan Teknologi Fuel Cell & Alat Penghemat BBM (Electric Fuel
Treatment)
- Pengembangan Material Baru dan Nano Teknologi
Agenda Riset Nasional (ARN) 2010 – 2014 – Agenda Riset Energi Baru dan
Terbarukan:
- Blue-print Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2005-2025
- Arah Kebijakan dan Prioritas Utama
- Target Capaian Tahun 2009 2.5 KW dan Sasaran Tahun 2025 250 MW
- Aplikasi fuel cell untuk remote area [2]
1.3 Tujuan
- Untuk mengenal lebih jauh tentang fuel cell sebagai energi listrik yang ramah lingkungan
- Untuk mengetahui proses kerja fuel cell
- Untuk mengetahui aplikasi penggunaan fuel cell.
1.4 Manfaat
- Mengetahui tentang fuel cell
- Memahami proses kerja dari fuel cell
- Mengetahui aplikasi penggunaan fuel cell
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hidrogen
Salah satu jenis bahan bakar alternatif yang banyak dicermati saat ini adalah
hidrogen. Seperti diketahui bahwa hydrogen dapat berfungsi sebagai energi untuk semua
kegunaan sebagaimana layaknya minyak bumi dan gas alam. Hidrogen tersedia dalam air
dan senyawa organik dalam bentuk senyawa hidrokarbon. Pemotongan ikatan-ikatan kimia
di dalam air akan menghasilkan hydrogen yang dapat dipergunakan sebagai bahan bakar.
Hidrogen dapat dihasilkan melalui beberapa proses seperti : elektrolisa, fotoelektrokimia,
steam reforming, fotobiologi, dan lain-lain. Hidrogen dapat pula dihasilkan dengan
menggandeng sumber-sumber energi terbarukan, seperti : energi air, energi surya, energi
angin, dan energi panas bumi. Hidrogen yang dihasilkan dapat disimpan dalam bentuk gas
atau cair, sedangkan transportasi dan distribusinya dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Karena hidrogen hanya ditemukan di alam dalam bentuk senyawa, maka hidrogen harus
diproduksi melalui penggunaan energi, sebelum hidrogen tersebut tersedia sebagai sumber
energi. Dalam hal ini dapat dibedakan antara produksi dengan pembawa energi primer dan
produksi dengan pembawa energi sekunder. Produksi energi primer saat ini berarti produksi
hidrogen dari bahan bakar fosil melalui pembentukan gas alam danbatubara. Proses lebih
lanjut dari produksi ini masih dalam penelitian dan pengembangan.
Teknologi produksi hidrogen yang saat ini unggul adalah gasifikasi dari biomassa,
serta produksi langsung hidrogen dari algae dengan radiasi surya.Salah satu produksi
hidrogen yang saat ini dikenal adalah dari listrik melalui elektrolisa. Produksi hidrogen
langsung dengan elektrolisa air, terutama dihubungkan dengan pembangkit listrik tenaga air,
sedangkan produksi hidrogen secara tidak langsung melalui listrik pembawa energi.
Dekomposisi air dengan elektrolisa terdiri dari dua reaksi yang terjadi pada dua elektroda.
Kedua elektroda ini dipisahkan oleh elektrolit yang konduktif ion. Hidrogen diproduksi pada
elektroda negatif (katoda) dan oksigen pada elektroda positif (anoda). Pertukaran muatan
terjadi melalui aliran ion. Untuk menjaga gas yang diproduksi terpisah, dua area reaksi
dipisahkan oleh separator konduktif ion, sedangkan energi untuk pemisahan air didapatkan
dari listrik. Untuk proses elektrolisa air konvensional, area anoda dan katoda dipisahkan oleh
mikro-poros diafragma untuk mencegah tercampurnya produk gas. Dengan tekanan keluaran
0,2 – 0,5 Mpa, proses ini dapat mencapai efisiensi sekitar 65%. Pada proses elektrolisa air
tekanan tinggi digunakan material khusus, dan hydrogen yang dihasilkan menggunakan
tekanan di atas 5 Mpa. Sedangkan pada proses elektrolisa air suhu tinggi, dibutuhkan
sebagian energi untuk memisahkan air bersuhu tinggi dan mengurangi konsumsi listrik.
Sistem produksi hidrogen dengan menggunakan elektrolisa air seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.
Pada fuel cells berbahan bakar hidrogen, ketika molekul hidrogen melakukan kontak
dengan anoda, molekul tersebut terpisah menjadi ion hidrogen dan elektron. Elektron
mengalir melalui sirkuit luar menuju katoda dan menimbulkan aliran listrik. Ion hidrogen
melewati elektrolit (membran) menuju katoda, lalu bergabung dengan elektron dan oksigen
dari udara kemudian membentuk molekul air.
Pertama, anoda sebagai kutub negatif fuel cell. Anoda merupakan elektroda yang
akan mengalirkan elektron yang lepas dari molekul hidrogen sehingga elektron tersebut
dapat digunakan di luar sirkuit. Pada materialnya terdapat saluran-saluran agar gas hidrogen
dapat menyebar ke seluruh permukaan katalis.
Kedua, katoda sebagai kutub elektroda positif fuel cell yang juga memiliki saluran
yang akan menyebarkan oksigen ke seluruh permukaan katalis. Katoda juga berperan dalam
mengalirkan elektron dari luar sirkuit ke dalam sirkuit sehingga elektron-elektron tersebut
dapat bergabung dengan ion hidrogen dan oksigen untuk membentuk air.
Ketiga, elektrolit. Yang digunakan dalam PEMFC adalah membran pertukaran
proton (proton exchange membrane/PEM). Material ini berbentuk seperti plastik
pembungkus yang hanya dapat mengalirkan ion bermuatan positif. Sedangkan elektron yang
bermuatan negaif tidak akan melalui membran ini. Dengan kata lain, membran ini akan
menahan elektron.
Keempat, katalis yang digunakan untuk memfasilitasi reaksi oksigen dan hidrogen.
Katalis umumnya terbuat dari lembaran kertas karbon yang diberi selapis tipis bubuk platina.
Permukaan katalis selalu berpori dan kasar sehingga seluruh area permukaan platina dapat
dicapai hidrogen dan oksigen. Lapisan platina katalis berbatasan langsung dengan membran
penukar ion positif, PEM.
Pada ilustrasi cara kerja PEMFC, diperlihatkan gas hidrogen yang memiliki tekanan
tertentu memasuki fuel cell di kutub anoda. Gas hidrogen ini akan bereaksi dengan katalis
dengan dorongan dari tekanan. Ketika molekul kontak dengan platinum pada katalis,
molekul akan terpisah menjadi dua ion H+ dan dua elektron (e-). Elektron akan mengalir
melalui anoda, elektron-elektron ini akan membuat jalur di luar sirkuit fuel cell dan
melakukan kerja listrik, kemudian mengalir kembali ke kutub katoda pada fuel cell.
Di sisi lain, pada kutub katoda fuel cell, gas oksigen (O2) didorong gaya tekan
kemudian bereaksi dengan katalis membentuk dua atom oksigen. Setiap atom oksigen ini
memiliki muatan negatif yang sangat besar. Muatan negatif ini akan menarik dua ion keluar
dari membran PEM, lalu ion-ion ini bergabung dengan satu atom oksigen dan elektron-
elektron dari luar sirkuit untuk membentuk molekul air (H2O).
Pada satu unit fuel cell terjadi reaksi kimia yang terjadi di anoda dan katoda. Reaksi
yang terjadi pada anoda adalah 2H2→ 4H+ + 4e-. Sementara reaksi yang terjadi pada katoda
adalah O2 + 4H+ + 4e-→ 2H2O. Sehingga keseluruhan reaksi adalah 2H2 + O2 → 2H2O. Hasil
samping reaksi kimia ini adalah aliran elektron yang menghasilkan arus listrik serta energi
panas dari reaksi.
Satu unit fuel cell ini menghasilkan energi kurang lebih 0,7 volt. Karena itu untuk
memenuhi energi satu baterai handphone atau menggerakkan turbin gas dan mesin mobil,
dibutuhkan berlapis-lapis unit fuel cell dikumpulkan menjadi satu unit besar yang disebut
sebagai fuel cell stack.
3. 1 Kesimpulan
Hidrogen sebagai bahan bakar sekaligus untuk kelistrikan, sangat diperlukan sebagai
alternatif energi. Namun lebih diinginkan lagi sebagai energi baru yang mampu
dikembangkan menjadi suatu energi yang mendasari perkembangan perekonomian bangsa.
Hidrogen yang merupakan energi bersih sangat mungkin untuk dikembangkan di Indonesia
yang mempunyai sumber daya alam berlimpah.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Hasan, "Aplikasi Sistem Fuel Cell Sebagai Energi Ramah Lingkungan Di Sektor
Transportasi dan Pembangkit," vol. 8, pp. 277-286, 2007.
[2] E. L. Dewi, "Potensi Hidrogen sebagai Bahan Bakar untuk Kelistrikan Nasional," 2011.
[3] H. Suhada, "Fuel Cell Sebagai Penghasil Energi Abad 21," Jurnal Teknik Mesin, vol. 3, pp.
92-100, 2001.
[4] B. R. A. N. B. H. Icmi Alif Safitri, "Uji Kinerja Smart Grid Fuel Cell Tipe Proton Exchange
Membrane (Pem) Dengan Penambahan Hidrogen," Jurnal Ilmiah INOVASI, vol. 1, pp. 11-
16, 2016.