Anda di halaman 1dari 26

FUEL CELL SEBAGAI ENERGI TERBARUKAN MENUJU

INDONESIA MAJU

Dosen Pengampu :Dr. Eng Udi Harmoko, M. Si

MAKALAH
Makalah Ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Energi

Nava Andhera Purbandini 24040116120001


Muhammad Rizky Ananda 24040116120002
Fransisca Ira Suryaningsih 24040116120003
Afina Septiani 24040116120004
Novita Indah Pratiwi 24040116120005
Widyasari 24040116120006

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
APRIL 2017

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas segala nikmat-Nya, kami sekelompok dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
FUEL CELL SEBAGAI ENERGI TERBARUKAN MENUJU INDONESIA MAJU.
Adapun makalah yang kami susun ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika
Energi, selain itu juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan kami tentang
Fuel Cell.
Dalam penulisan makalah ini, banyak pihak yang telah membantu hingga makalah ini
dapat kami selesaikan. Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada Bapak Dr. Eng Udi
Harmoko, M. Si selaku Dosen Mata Kuliah Fisika Energi Universitas Diponegoro.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun dengan mencantumkan berbagai
sumber ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan mendatangkan pahala dari Allah SWT atas
ilmu yang telah kami bagikan kepada pembaca sekalian.

Semarang, 24 April 2017

Penulis

ii
ABSTRAK

Saat ini pengguaan energi fosil sangat berlebihan sehingga menyebabkan


terjadinya kerusakan lingkungan yang dikarenakan emisi karbon hasil pembakaran bahan
bakar fosil yang tidak sempurna membuat lapisan ozon menjadi tipis. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong manusia untuk menciptakan inovasi untuk
memecahkan masalah tersebut, salah satunya adalah dengan menciptakan teknologi
bahan bakan fuel cell.Fuel Cell adalah perangkat elektrokimia yang mengubah energi
kimia menjadi energi listrik
Fuel cell bekerja berdasar prinsip pembakaran listrik-kimiawi, cell ini akan
memproduksi energi listrik arus searah. Fuel cell ini terdiri dari elektrolit yang
memisahkan katoda dari anoda, elektrolit hanya dapat menghantar ion saja, sedangkan
elektron tidak dapat melewati elektrolit, jadi elektrolit ini bukan penghantar listrik dan
juga menghindarkan terjadinya reaksi kimia. Pada anoda akan dialirkan secara
berkesinambungan bahan bakar dan pada kattode dialirkan oksigen, pengaliran ini
dilakukan secara terpisah (Suhada,2001). Aplikasi dari fuel Cell adalah Angkutan
(transportasi), Daya Portabel untuk, Elektronika , Aplikasi Stationary dan Residential.
(Reading to learn activity. Pdf)
Dari analisis data tetntang perkembangan Fuel Cell didapatkanlah Kelebihan dan
kekurangan energi terbarukan ini. Dari segi kelebihan adalalah Tidak Mengeluarkan
Emisi Berbahaya (Zero Emission), Efisiensi Tinggi (High efficiency), Cepat Mengikuti
Perubahan, Pembebanan (Rapid load following), Temperatur Operasional Rendah,
Reduksi Transformasi Energi, Waktu Pengisian Hidrogen Singkat. Serta terdapat pula
kekurangannya yakni Hidrogen yang terbatas , Sensitif pada Kontaminasi Zat-asing,
Harga Katalisator Platinum Mahal, Pembekuan.

Kata Kunci: Fuel Cell, Cara Kerja, Aplikasi, Kelebihan, kekurangan

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Saat ini pengguaan energi fosil sangat berlebihan sehingga menyebabkan
terjadinya kerusakan lingkungan yang dikarenakan emisi karbon hasil pembakaran
bahan bakar fosil yang tidak sempurna membuat lapisan ozon menjadi tipis. Penipisan
lapisan ozon ini berdampak luas bagi lingkungan seperti terjadinya pemanasan
global,kenaikan volume air laut,dan lain lain.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong manusia untuk
menciptakan inovasi untuk memecahkan masalah tersebut, salah satunya adalah dengan
menciptakan teknologi bahan bakan fuel cell.Fuel Cell adalah perangkat elektrokimia
yang mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Fuel Cell sebagai sumber tenaga
listrik di masa mendatang mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan sumber
tenaga yang lain.Dulunya fuel cell menggunakan elektroda platina dan asam sulfat
sebagai elektrolit di mana platina sangat mahal dan asam sulfat sangat korosif
(membuat cepat berkarat).Kemudian Bacon mengembangkan katalis platina yang
sangat mahal itu dengan sel oksigen dan hidrogen yang memakai elektrolit alkali yang
tidak korosif serta elektroda yang tidak mahal. Penelitiannya berlangsung hingga tahun
1959. Dalam pendemonstrasian model desainnya menghasilkan 5.000 watt yang dapat
menghidupkan mesin pengelas.
Fuel cell dinilai ampuh dalam mengatasi masalah kelangkaan energy fosil dan
masalah lingkungan dikarenakan fuel cell menggunakan hidrogen sebagai bahan
bakarnya dan oksigen sebagai oksidannya, selain itu limbah yang dihasilkan fuel cell
adalah air sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar.
Fuel cell sudah banyak dikembangan aplikasinya oleh Negara Negara maju
seperti Amerika dan jepang, namun di Indonesia perkembangan fuel cell masih sangat
lambat.

1
1.2 . Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana sistem kerja fuel cell?
1.2.2 Bagaimana proses fisis yang terjadi pada fuel cell?
1.2.3 Bagaimana perkembangan fuel cell?
1.2.4 Apa saja Aplikasi dari Fuel cell?
1.2.5 Apa jenis fuel cell?
1.2.6 Apa kekurangan dan kelebihan fuel cell?
1.3 . Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui sistem kerja fuel cell
1.3.2 Untuk mengetahui proses fisis yang terjadi pada fuel cell
1.3.3 Untuk mengetahui perkembangan fuel cell
1.3.4 Untuk mengetahui aplikasi-aplikasi dari Fuel Cell?
1.3.5 Untuk mengetahui jenis fuel cell
1.3.6 Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan fuel cell

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Menambah wawasan tentang penggunaan Fuel Cell
1.4.2 Dapat mengaplikasikan dan mengoptilkan penggunaan Fuel Cell

1.5 Metode Penulisan


Penulisan bersifat deskriptif dengan bahan-bahan yang digunakan adalah artikel dari
majalah dan jurnal, makalah ilmiah, buku ajar, dan data-data sekunder yang telah ada
sebelumnya yang merupakan hasil penelitian peneliti sebelumnya. Setelah menemukan
masalah yang akan dikaji, buku/literatur/makalah ilmiah dan berbagai informasi, maka
disusunlah menjadi naskah yang deskriptif.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Sistem Kerja Fuel Cell
Fuel cell bekerja berdasar prinsip pembakaran listrik-kimiawi, cell ini akan
memproduksi energi listrik arus searah. Fuel cell ini terdiri dari elektrolit yang
memisahkan katoda dari anoda, elektrolit hanya dapat menghantar ion saja, sedangkan
elektron tidak dapat melewati elektrolit, jadi elektrolit ini bukan penghantar listrik dan
juga menghindarkan terjadinya reaksi kimia. Pada anoda akan dialirkan secara
berkesinambungan bahan bakar dan pada kattode dialirkan oksigen, pengaliran ini
dilakukan secara terpisah (Suhada,2001).
Karena pengaruh katalisator pada elektroda, maka molekul-molekul dari gas yang
dialirkan akan berubah menjadi ion. Reaksi pada anoda menghasilkan elektron yang
bebas, sedang pada katoda elektron yang bebas akan diikat. Elektron-elektron bebas yang
terjadi harus dialirkan keluar melalui penghantar menuju ke anoda, agar proses listrik-
kimiawi dapat berlangsung. Panas yang timbul dari hasil reaksi kimia harus terus
menerus dibuang, agar energi listrik dapat terbentuk secara kontinyu (Suhada,2001).

Gambar 1 Skema Fuel Cell

Reaksi kimia pada fuel cell:


2H2 + O2 2H2O
Pada anoda hidrogen di oksidasi menjadi proton:
2H2 4H+ + 4 e-

3
Setiap molekul H2 terpecah menjadi dua atom H+(proton), sedang setiap atom hidrogen
melepaskan elektronnya. Proton ini akan bergerak menuju katoda melewati
membran.nElektron yang terbentuk akan menghasilkan arus listrik kalau dihubungkan
dengan penghantar listrik menuju katoda.
Pada katoda oksigen dirubah :
O2 + 4H+ + 4 e 2H2O
Molekul oksigen akan bergabung dengan empat elektron, menjadi ion oksigen yang
bermuatan negatif untuk selanjutnya bergabung lagi dengan proton yang mengalir dari
anoda. Setiap ion oksigen akan melepaskan kedua muatan negatifnya dan bergabung
dengan dua proton, sehingga terjadi oxidasi menjadi air (Suhada,2001).

2.2. Proses Fisis yang Terjadi Pada Fuel Cell

Fuel Cell adalah sel elektrokimia yang memungkinkan masukan kontinu dari
senyawa reaksi dan dengan demikian untuk pembangkit energi listrik generasi
kontinyu. Untuk sebagian besar, Fuel Cell didasarkan pada reaksi kimia yang sesuai
dengan pembakaran di udara atau di atmosfir oksigen. Operasi Fuel Cell paling baik
digambarkan dengan mengacu pada proses pembakaran tertentu. Proses yang paling
sederhana adalah pembakaran gas hidrogen untuk membentuk air. Ketika hidrogen
terbakar di udara, dua molekul hidrogen diatomik bergabung dengan molekul diatomik
oksigen untuk membentuk dua molekul air. Dalam sel bahan bakar, keseluruhan proses
dibagi menjadi dua bagian, disebut setengah reaksi. Pada reaksi setengah pertama, yang
dapat terjadi pada permukaan logam inert yang sesuai seperti platina yang direndam
dalam larutan asam encer, molekul gas hidrogen netral dipisahkan menjadi ion
hidrogen bermuatan positif (H +), yang dapat memasuki larutan , Dan elektron (e),
yang dapat bergerak dalam logam. Suatu setengah reaksi elektrokimia dari jenis ini,
yang berakibat pada pelepasan elektron, disebut (untuk alasan historis) reaksi oksidasi;
Elektroda yang terjadi disebut anoda. Pada reaksi setengah kedua, yang akan terjadi
pada elektroda yang sesuai yang kontak dengan gas oksigen dan larutan asam untuk
menghasilkan ion hidrogen yang diperlukan, molekul oksigen digabungkan dengan ion

4
hidrogen dan elektron dari logam untuk membentuk molekul air. Reaksi setengah
elektrokimia dari jenis ini, yang mengkonsumsi elektron, disebut "reaksi reduksi," dan
elektroda yang menyebabkannya disebut "katoda."Reaksi setengah tidak benar-benar
terjadi dalam campuran hidrogen dan gas oksigen, namun dapat terjadi bila gas-gas
tersebut bersentuhan dengan elektroda dan elektrolit yang sesuai. (Franceschett, 2016)
Methanol Fuel Cell from http://www2.jpl.nasa.gov/files//images/hi-res/p48600ac.tif

Sebagai contoh, perhatikan wadah larutan asam encer dimana dua elektroda
logam inert telah ditempatkan.Gas hidrogen menggelegak di atas permukaan elektroda
pertama, sementara gas oksigen menggelegak di atas permukaan elektroda
kedua.Karena separuh reaksi elektrokimia dijelaskan, elektroda yang bersentuhan
dengan gas hidrogen memperoleh elektron berlebih dan karenanya merupakan muatan
negatif, sedangkan ion hidrogen yang dihasilkan memasuki larutan elektrolit.Ketika
muatan negatif yang cukup besar telah diperoleh, disosiasi hidrogen berhenti.Pada

elektroda yang dipasok dengan gas oksigen, air dihasilkan dan ion hidrogen dikonsumsi
sampai logam memperoleh defisiensi elektron yang cukup besar, atau muatan positif,
untuk mencegah reaksi lebih lanjut dari ion hidrogen.Jika kawat digunakan untuk
menghubungkan dua elektroda, elektron yang dihasilkan pada elektroda hidrogen
(anoda) dapat mengalir ke elektroda oksigen (katoda), dan reaksinya dapat
berlanjut.Dalam elektrolit, ion hidrogen mengalir dari elektroda hidrogen ke elektroda
oksigen.Sebagian besar energi yang dilepaskan oleh keseluruhan kombinasi hidrogen
dengan oksigen dibawa oleh elektron dan dapat digunakan untuk menyalakan perangkat
listrik. Jika motor arus searah terhubung antara elektroda, energi ini diubah langsung
menjadi energi mekanik. Perlu dicatat bahwa pengoperasian sel bahan bakar hidrogen-
oksigen benar-benar kebalikan dari sel elektrolitik, di mana arus dilewatkan di antara
dua elektroda dengan bantuan sumber daya eksternal, menyebabkan kedua reaksi

5
berlanjut dalam arah sebaliknya. , Bubuhkan molekul air menjadi hidrogen dan
oksigen. Hidrokarbon adalah salah satu bahan bakar terpenting yang
digunakan.Hidrokarbon yang paling sederhana adalah metana, yang terdiri dari molekul
di mana satu atom karbon terikat pada empat atom hidrogen.Ketika metana terbakar di
udara, satu molekul metana menggabungkan dua molekul molekul diatomik untuk
membentuk satu molekul karbon dioksida dan dua molekul air.Hidrokarbon yang lebih
rumit mengandung lebih dari satu atom karbon dan banyak lagi hidrogen.Molekul
butana, misalnya, mengandung empat atom karbon dan sepuluh hidrogen.Namun
demikian, ketika butana atau hidrokarbon lainnya terbakar di udara, karbon dioksida
dan air terbentuk. (Franceschett, 2016)

Dengan adanya asam encer, pembakaran hidrokarbon dapat terjadi sebagai


hasil dari dua proses: proses oksidasi, di mana molekul hidrokarbon bergabung dengan
molekul air untuk membentuk karbon dioksida, ion hidrogen, dan elektron; Dan reaksi
reduksi, di mana molekul oksigen bergabung dengan ion hidrogen dan elektron.
Dengan mengganti aliran hidrogen dalam sistem yang digambarkan oleh aliran gas
metana, seseorang memperoleh sel bahan bakar pembakar hidocarbon primitif, di mana
salah satu reaksi di atas terjadi pada masing-masing elektroda. Reaksi pembakaran
keseluruhan yang sama dapat dicapai pada sel bahan bakar dengan berbagai elektrolit.
Dalam sel bahan bakar hidrogen dengan elektrolit alkali, reaksi oksidasi melibatkan
kombinasi gas hidrogen dengan ion hidroksida (OH-) untuk membentuk air dan
melepaskan elektron, sementara reaksi reduksi melibatkan kombinasi molekul oksigen
dengan air dan elektron untuk membentuk ion hidroksida. . Dengan bahan bakar
hidrokarbon, reaksi oksidasi melibatkan kombinasi hidrokarbon dengan ion hidroksida
untuk membentuk karbon dioksida, air, dan melepaskan elektron, sedangkan reaksi
reduksi sama seperti pada sel hidrogen. Selain larutan air asam dan basa, sejumlah
elektrolit lain digunakan dalam sel bahan bakar. Seringkali, diinginkan untuk memiliki
elektrolit kaku, terutama untuk aplikasi di mana sel dapat dipindahkan. Zirkonium
oksida padat, ZrO2, memiliki struktur kristal di mana setiap ion zirkonium, Zr4 +,
dikelilingi oleh delapan ion oksida, O2-, dan setiap ion oksida memiliki dua ion
zirkonium sebagai tetangganya terdekat. Dengan memperkenalkan sejumlah kecil
oksida yttrium, Y2O3, ke dalam oksida zirkonium, seseorang memperoleh struktur
kristal di mana beberapa situs Zr4 + normal sekarang ditempati oleh ion Y3 +. Untuk
menjaga keseimbangan listrik, jumlah yang sesuai dari situs ion oksida dibiarkan

6
kosong. Situs ion oksida yang kosong memungkinkan ion oksida bergerak dari satu
tempat ke tempat lain, dan dengan demikian kristal tersebut mampu melakukan listrik
melalui gerak ion oksida. Untuk sel bahan bakar hidrogen-oksigen dengan elektrolit
oksida padat, reaksi oksidasi melibatkan reaksi hidrogen gas dengan ion oksida untuk
membentuk air dan melepaskan elektron.Reaksi reduksi kemudian melibatkan
kombinasi molekul oksigen dengan elektron untuk membentuk ion oksida.Meskipun
hidrokarbon melepaskan banyak energi dengan sangat cepat saat terbakar di udara,
seringkali diinginkan untuk mengubahnya menjadi hidrogen sebelum digunakan dalam
sel bahan bakar. Dalam proses hidrokarbon uap, hidrokarbon dibiarkan bereaksi dengan
uap untuk membentuk karbon dioksida dan gas hidrogen. Hidrogen dapat dipisahkan
dari karbon dioksida dengan membiarkannya berdifusi melalui membran tipis logam
seperti paladium, yang memungkinkan pelepasan hidrogen, tapi bukan zat lainnya.Pada
katalis nikel, reaksi metana dan uap menghasilkan karbon monoksida (CO) dan
hidrogen sebagai gantinya.Baik hidrogen dan karbon monoksida dapat digunakan
dalam sel bahan bakar karbonat cair.Senyawa ionik biasanya menjadi konduktor listrik
yang baik saat mencair.Senyawa cair yang mengandung ion karbonat CO3- telah
digunakan dalam sejumlah desain sel bahan bakar.Dalam sel bahan bakar dengan
elektrolit karbonat cair yang disuplai dengan oksigen dan campuran karbon monoksida
dan hidrogen sebagai bahan bakar, maka karbon monoksida dan hidrogen dioksidasi
pada katoda.Karbon monoksida bergabung dengan ion karbonat untuk membentuk
karbon dioksida dan melepaskan elektron, sementara hidrogen bergabung dengan ion
karbonat untuk membentuk air dan karbon dioksida, juga melepaskan elektron.Reaksi
reduksi dalam sel bahan bakar karbonat cair melibatkan kombinasi karbon dioksida dan
oksigen dengan elektron untuk membentuk ion karbonat. Selain hidrogen, hidrokarbon,
dan karbon monoksida, banyak zat lain telah digunakan sebagai bahan bakar dalam sel
bahan bakar, termasuk berbagai alkohol dan senyawa yang mengandung nitrogen
seperti amonia (NH3) dan hidrazin (N2H4). Alkohol biasanya dibiarkan bereaksi
dengan uap untuk membentuk campuran hidrogen dan karbon dioksida sebelum reaksi
elektrokimia.Senyawa terakhir bereaksi dengan oksigen dalam sel bahan bakar basa
untuk membentuk gas nitrogen dan air. (Franceschett, 2016)

7
2.3. Perkembangan Fuell Cell
Di zaman modern seperti sekarang ini, listrik bukanlah hal yang baru lagi bagi
kita.Energi multifungsi ini sangat berperan besar dalam kehidupan.Terutama untuk
manusia. Bahkan mungkin, kita tak akan bisa hidup walau sehari tanpa listrik.
Sebaliknya, hal itu tidak berlaku pada zaman dulu, ketika listrik belum ditemukan.
Penerangan di malam hari saja, saat itu sudah cukup dengan mengandalkan api.
Beruntung, kita hidup di zaman yang canggih seperti sekarang.Segala alat, sarana, dan
prasarana penunjang dan pemanja hidup sudah lengkap tersedia.(Nia Kurinianingsih,
2017)
Tentu kita masih ingat bagaimana evolusi energi listrik terjadi hingga seperti
sekarang.Salah satu tahapnya adalah penggunaan accumulator atau yang biasa kita sebut
sebagai accu atau aki.Alat penghasil listrik ini dulu sering kita jumpai sebagai penghidup
televisi.(Nia Kurinianingsih, 2017)
Seorang berkebangsaan Inggris yang bernama Sir William Robert Grove,
manusia pertama pembuat alat sederhana yang belakangan disebut sebagai fuel cell.
Seorang hakim pengadilan, penemu, dan ahli fisika lahir tanggal 11 juli 1811 di
Swansea, South Wales dan meninggal di London pada tanggal 1 Agustus 1896.Setelah
menyelesaikan pendidikan privatnya, Grove masuk Brasenose College, Oxford hingga
mendapatkan gelar B.A. di tahun 1832.Beliau juga belajar hukum pada Lincoln Inn.(Nia
Kurinianingsih, 2017)
Kariernya dalam bidang ilmu pengetahuan dimulai sejak dia membuat voltaic
battery yang dijelaskannya pada pertemuan The British Association for the Advancement
of Science di tahun 1839. Fuel cell yang dibuatnya terdiri atas elektrolit asam, keping
platina serta tabung gas oksigen dan hidrogen, dan menggunakan prinsip reaksi balik
terbentuknya air, di mana hidrogen dan oksigen akan bereaksi dalam larutan asam dan
menghasilkan air dan listrik dengan arus sebesar 12 ampere dan tegangan 1,8 volt. Sel ini
kemudian disebut sebagai Grove`s Battery atau batere Grove atau sel Grove.(Nia
Kurinianingsih, 2017)
Sejak saat itu sel groove banyak digunakan. Akan tetapi, karena listrik yang
dihasilkan sedikit dan tidak mencukupi lagi untuk kebutuhan listrik yang semakin besar,
lambat laun sel Grove mulai tergeser.Namun, sel Grove tetap menjadi dasar acuan
pengembangan fuel cell selanjutnya.(Nia Kurinianingsih, 2017)

8
Temuan-temuan fuel cell selanjutnya bermunculan. Di tahun 1889, kata fuel cell
pertama kali diperkenalkan oleh Ludwig Mond dan Charles Langer yang mencoba
membuat fuel cell yang dipakai untuk industri batu bara. Walaupun sumber lain ada juga
yang mengatakan bahwa kata fuel cell pertama kali dipakai oleh William White Jaques.
Jaques juga adalah peneliti pertama yang memakai asam fosfat sebagai elektrolit.(Nia
Kurinianingsih, 2017)
Di tahun 1920 penelitian fuel cell di Jerman membuka jalan bagi pembuatan
siklus karbonat dan fuel cell oksida padat seperti yang ada sekarang ini.Di tahun 1932,
seorang insinyur Francis T. Bacon memulai penelitian penting dalam fuel cell.Dulunya
fuel cell menggunakan elektroda platina dan asam sulfat sebagai elektrolit di mana
platina sangat mahal dan asam sulfat sangat korosif (membuat cepat berkarat).Di sini
Bacon mengembangkan katalis platina yang sangat mahal itu dengan sel oksigen dan
hidrogen yang memakai elektrolit alkali yang tidak korosif serta elektroda yang tidak
mahal.Penelitiannya berlangsung hingga tahun 1959.dalam pendemonstrasian model
desainnya menghasilkan 5.000 watt yang dapat menghidupkan mesin pengelas. Fuel cell
tersebut akhirnya disebut sebagai Bacon Cell.(Nia Kurinianingsih, 2017)
Seorang insinyur Allis-Chalmers Manufacturing Company, di bulan Oktober
tahun 1959 mendemonstrasikan 20 traktor bertenaga kuda yang merupakan mesin
pertama menggunakan fuel cell.(Nia Kurinianingsih, 2017)
NASA menggunakan "fuel cell ".Sebuah produsen alat elektronik terkenal di
Amerika, selama tahun 1960-an memproduksi tenaga listrik berbasis fuel cell untuk
NASA sebagai tenaga pesawat ruang angkasanya yaitu Gemini dan Apollo. Sistem fuel
cell yang dipakai dalam alat ini berdasar pada sel Bacon.Sampai sekarang, tenaga yang
dipakai dalam pesawat ruang angkasa tetap memakai fuel cell karena dengan fuel cell
energi yang dipakai tidak terlalu ribet seperti baterai atau tenaga nuklir yang cukup
riskan.Dalam hal penelitian teknologi fuel cell, NASA telah mendanai lebih dari 200
riset.(Nia Kurinianingsih, 2017)
Bus yang memakai teknologi fuel cell pertama kali diluncurkan pada tahun
1993 dan untuk mobil biasa di Eropa dan Amerika kini telah banyak dipakai.Sejumlah
produsen mobil mewah dan produsen mobil kelas menengah juga mulai mengembangkan
mobil yang memakai fuel cell ini, sejak tahun 1997.(Nia Kurinianingsih, 2017)
Sejak saat itu bermunculan temuan-temuan yang lebih mutakhir tentang mobil
yang bertenaga fuel cell ini.Promosi yang dilakukan besar-besaran dengan
mengedepankan ramah dan amannya emisi yang dihasilkan kendaraan sehingga
9
lingkungan yang bebas polusi dan takkan mengganggu lingkungan, kemudian juga dapat
diperbaruinya bahan bakar yang akhirnya mengurangi pemakaian BBM.Ditambah lagi
bermunculannya tempat-tempat penjualan bahan bakar ini, seperti adanya pom-pom
hidrogen.(Nia Kurinianingsih, 2017)
Mikroba untuk "fuel cell".Tak hanya itu, teknologi fuel cell yang ditemukan
juga menjadi bervariasi, seperti ditemukannya fuel cell yang lebih efisien dalam
menghasilkan gas hidrogen hingga jumlahnya semakin berlipat. Teknologi ini bahkan
melibatkan proses fermentasi oleh mikroba yang sebelumnya sangat mustahil sekali di
dalam produksi bahan bakar.(Nia Kurinianingsih, 2017)
Teknologi ini berkembang sejak tahun 2.000 yang kita kenal sebagai MFC atau
Microbial Fuel Cell. MFC ini selain menghasilkan hidrogen yang banyak hingga 4 kali
lipat dari fuel cell biasa, substrat yang dipakai mikroba dalam berfermentasi adalah
limbah rumah tangga, industri ataupun limbah pertanian yang tidak terpakai sehingga
selain yang dihasilkan adalah gas hidrogen juga didapatnya produk akhir berupa air
bersih yang tentu saja dapat dipakai untuk berbagai macam kebutuhan.(Nia
Kurinianingsih, 2017)
Dan jelas hal ini bisa mengurangi sejumlah dana yang dipakai untuk
pembersihan air limbah. Walaupun memang MFC ini belum dapat dipakai di dalam
menghidupkan mobil seperti fuel cell sebelumnya, sejumlah pakar peneliti merasa
optimistis hal itu dapat terwujud karena penelitian ke arah itu sedang dalam
pengembangan.(Nia Kurinianingsih, 2017)
2.4 Aplikasi Dari Fuel Cell
Eksplorasi Ruang Angkasa Pada akhir 1950-an, NASA memulai Percobaan
dengan teknologi sel bahan bakar Untuk mengembangkan sumber daya yang dibutuhkan
Perjalanan luar angkasa Teknologi sel bahan bakar juga Digunakan dalam angkutan
ruang angkasa dan yang baru Stasiun ruang angkasa Internasional. Listrik Kekuatan
untuk NASA Space Shuttle Orbiter Disediakan oleh sel bahan bakar. Setiap sel bahan
bakar Unit mandiri dengan ukuran 14x15x45 Inci, berbobot 260 pon dan mampu
Menyediakan 12 kW listrik Terus menerus, dan sampai 16 kW untuk jangka pendek
periode waktu. (Reading to learn activity. Pdf)

a. Angkutan (transportasi)

Sebagian besar kendaraan saat ini menggunakan internal Mesin pembakaran


yang membakar bahan bakar fosil Untuk menghasilkan energi.Namun demikian

10
Sistem memiliki banyak efek samping yang tidak menyenangkan Termasuk polusi
udara dan efisiensi rendah. Karena itu, untuk mengganti internal Mesin pembakaran,
sel bahan bakar harus Aman dioperasikan dengan efisiensi tinggi dan Biaya rendah,
juga harus cukup ringan Kepadatan daya tinggi Sebagian besar yang terdepan
Produsen otomotif telah Fokus pada pembangunan kendaraan sel bahan bakar untuk
beberapa waktu. Sebenarnya, beberapa Perusahaan otomotif besar miliki Sudah mulai
menyewakan kendaraan itu Menggunakan sel bahan bakar sebagai sumber
energi.Namun, ini hanya sebatas Jepang dan Jepang California saat ini. Mobil Dan
para ahli berspekulasi bahwa hal itu akan terjadi Beberapa tahun lagi sebelum
kendaraan sel bahan bakar Dapat dikomersialkan sepenuhnya. Sekarang, Sel bahan
bakar juga dipasang di sepeda, Skuter, dan pesawat terbang. (Reading to learn
activity. Pdf)

b. Aplikasi Stationary dan Residential

Saat ini, ribuan sistem sel bahan bakar Telah dimasukkan ke dalam rumah
sakit, Panti jompo, hotel, komersial Bangunan, sekolah, pembangkit listrik, Bandar
udara sebagai pembangkit listrik utama atau Untuk memberikan daya cadangan bila
diperlukan. Sistem sel bahan bakar sangat ideal untuk digunakan Aplikasi perumahan
dan stasioner Karena beroperasi diam-diam dengan tingkat rendah Kebisingan dan
polusi udara, juga panasnya Rilis selama operasi dapat digunakan untuk Rebus air
untuk mandi dan pemanas sentral Sistem di dalam rumah. (Reading to learn activity.
Pdf)

c. Daya Portabel untuk Elektronika

Dalam waktu dekat, itu akan menjadi tidak mengherankan Generator tenaga
sel bahan bakar mini itu Cocok untuk digunakan dalam portable electronics Seperti
PDA, komputer notebook dan Telepon selular akan diresmikan di Dunia elektronik
Periset telah Mencoba untuk menemukan sel bahan bakar yang berukuran kecil,
Ringan, isi ulang, operasi rendah Suhu dan memiliki energi lebih tinggi Kepadatan
untuk mengganti baterai lithium Yang sekarang digunakan di notebook Komputer dan
telepon seluler. Yang paling Menjanjikan jenis sel bahan bakar untuk portable
Aplikasi adalah bahan bakar metanol langsung Sel (DMFC).Sel bahan bakar ini telah
ada Diperkirakan oleh para ilmuwan memiliki energi Penyimpanan yang sepuluh kali
lipat dari Baterai lithium. (Reading to learn activity. Pdf)

11
2.5. Jenis Jenis Fuel Cell
2.5.1. Alkaline Fuel Cells (AFC)
. Elektrolit dalam sel bahan bakar AFC adalah Kaliumhidroksida (KOH)
terkonsentrasi (85 wt.) dalam sel suhu tinggi (~ 250C), atau KOH kurang
terkonsentrasi (35-50 wt.) untuk operasi pada suhu yang lebih rendah (<120
C).Pada pertengahan 1960-an sel bahan bakar ini sudah digunakan untuk
kendaraan ruangangkasa. Namun, sel bahan bakar ini kurang berhasil dalam
aplikasi di bumi,disebabkan tingginya biaya produksi bahan bakar dan oxidiser
dengan kemurniantinggi, ditambah masalah korosi. Efisiensi fuel cell ini adalah
60%.2)
2.5.2. Proton Exchange Membrane Fuel Cells (PEMFC)
Elektrolit dalam sel bahan bakarini adalah membran polimer padat
(plastik tipis film), konduktor ion (proton) yangsangat baik.Kerapatan arus
tinggi dalam sel ini berarti rendahnya berat, volume, dan biaya.
Elektrolit padat membuat proses penyegelan lebih mudah dalam produ
ksi sel bahan bakar, mengurangi korosi, dan menyediakan layanan hidup yang le
bih lama.Temperatur operasi yang rendah (di bawah 100C) memfasilitasi start-
up dan reaksiterhadap kebutuhan daya. Sel bahan bakar ini sangat ideal untuk
kendaraan transportasiskala kecil dan aplikasi stasioner.3)
2.5.3.Phosphoric Acid Fuel Cells (PAFC).
Elektrolit dalam sel bahan bakar ini adalah asamfosfat dengan
konsentrasi 100% dipertahankan dalam sebuah matriks berupa
silikonkarbida.PAFC merupakan sel bahan bakar jenis pertama yang mencapai
tahapankomersialisasi. Aplikasi: stasioner listrik di rumah-rumah, hotel, rumah
sakit, bandara.Efisiensi mereka melebihi 40% dan dapat mencapai 85% ketika
produk sampingnyaadalah uap.
2.5.4.Molten Carbonate Fuel Cells (MCFC)
Elektrolit dalam sel bahan bakar ini biasanyamerupakan kombinasi
dari karbonat alkali, seperti Na dan K, yang disimpan dalammatriks keramik
LiAlO2.Sel bahan bakar beroperasi di sekitar 600-700C,
sehinggamemungkinkan untuk menggunakan bahan bakar secara langsung,
tanpa pengolahantambahan, dan Ni dapat digunakan sebagai katalis.Sel bahan
bakar ini menawarkanefisiensi listrik lebih tinggi dari pada PAFC sekitar 60%
12
ditambah kemungkinancogeneration yang membuat efisiensi keseluruhan lebih
dari 80%.Reaksi lambatterhadap setiap perubahan dalam kebutuhan daya,
menjadikan MCFC cocok untukaplikasi di mana dibutuhkan daya yang tinggi
terus-menerus.
2.5.5. Solid Oxide Fuel Cells(SOFC).
Elektrolit dalam sel bahan bakar ini adalah suatulogam, nonporous
oksida, Y2O3 yang distabilisasi oleh ZrO2.Sel beroperasi pada 650-1000 C.Suhu
operasi pada SOFC cukup tinggi, sehingga cocok untuk digunakan
pada pembangkit listrik stasioner skala besar.Efisiensi keseluruhan adalah
sekitar 60%.

2.6. Kekurangan dan Kelebihan Fuel Cell


2.6.1 Kelebihan
2.6.1.1Tidak Mengeluarkan Emisi Berbahaya (Zero Emission)
Sebuah sistem fuel cell hanya akan mengeluarkan uap air apabila
memakai hidrogen murni. Tetapi ketika memakai hidrogen hasil
dari reforminghidrokarbon/fosil (misal: batu bara, gas alam, dll) maka harus
dilakukan uji emisi untuk menentukan apakah sistem tersebut masih dapat
dikategorikan zero emission. Menurut standar yang dikeluarkan United
Technologies Corporation (UTC) pada tahun 2002, maka sebuah sistem fuel
cell dapat dikategorikanzero emission ketika mengeluarkan emisi pencemar udara
yang sangat rendah, dengan kriteria sbb: NOx =< 1 ppm, SO2 =< 1 ppm, CO2 =<
2 ppm.(Mattew, 2001)

Tabel 1. Emisi Pencemar Udara dari Jenis-Jenis Fuel Cell (Bluestein, 2002)

Catatan: PEM (Polimer Electrolyte Membrane), PAFC (Posporic Acid Fuel Cell),
SOFC (Solid Oxide Fuel Cell), MCFC (Molten Carbonate Fuel Cell), 1 lb (pon)
= 0,45 kg). Selain itu, sistem ini juga tidak mengeluarkan suara (tidak berisik),

13
kecuali suara dari beberapa peralatan pendukung seperti pompa, kipas,
kompresor, dll.
2.6.1.2 Efisiensi Tinggi (High efficiency)
Oleh sebab fuel cell tidak menggunakan proses pembakaran dalam
konversi energi, maka efisiensinya tidak dibatasi oleh batas maksimum
temperatur operasional (tidak dibatasi oleh efisiensi siklus Carnot).
Hasilnya, efisiensi konversi energi pada fuel cellmelalui reaksi elektrokimia
lebih tinggi dibandingkan efisiensi konversi energi pada mesin kalor
(konvensional) yang melalui reaksi pembakaran.(Mattew, 2001)

Gambar 1. Perbandingan Efisiensi Fuel Cell dengan Mesin Konvensional (micro-vett.it,


09/10/2006)

2.6.1.3 Cepat Mengikuti Perubahan Pembebanan (Rapid load following)


Fuel cell memperlihatkan karakteristik yang baik dalam mengikuti
perubahan beban. Sistem Fuel cell yang menggunakan hidrogen murni dan
digunakan pada sebagian besar peralatan mekanik (misal: motor listrik)
memiliki kemampuan untuk merespon perubahan pembebanan dengan
cepat.(Mattew, 2001)
2.6.1.4 Temperatur Operasional Rendah
Sistem fuel cell sangat baik diaplikasikan pada industri otomotif yang
beroperasi pada temperatur rendah.Keuntungannya adalah fuel cell hanya
memerlukan sedikit waktu pemanasan (warmup time), resiko operasional

14
pada temperatur tinggi dikurangi, dan efisiensi termodinamik dari reaksi
elektrokimia lebih baik.(Mattew, 2001)
2.6.1.5 Reduksi Transformasi Energi
Ketika fuel cell digunakan untuk menghasilkan energi listrik maka fuel
cell hanya membutuhkan sedikit transformasi energi, yaitu dari energi kimia
menjadi energi listrik. Bandingkan dengan mesin kalor yang harus
mengubah energi kimia menjadi energi panas kemudian menjadi energi
mekanik yang akan memutar generator untuk menghasilkan energi
listrik. Fuel cell yang diaplikasikan untuk menggerakkan motor listrik
memiliki jumlah transformasi energi yang sama dengan mesin kalor, tetapi
transformasi energi pada fuel cell memiliki efisiensi yang lebih
tinggi.(Mattew, 2001)

Gambar 2. Transformasi Energi Untuk Keluaran Energi Mekanik

2.6.1.6 Waktu Pengisian Hidrogen Singkat


Sistem fuel cell tidak perlu penyetruman (recharge) layaknya
baterai.Tetapi sistem fuel cell harus diisi ulang dengan hidrogen, dimana
prosesnya lebih cepat dibandingkan penyetruman baterai. Selain itu, baterai
tidak dapat dipasang dalam jumlah besar pada mesin otomotif untuk
meningkatkan performance karena akan semakin menambah beban pada
kendaraan tersebut.(Mattew, 2001)

15
Gambar 3 Stasiun Pengisian Hidrogen (Stefan Geiger, 2004)

2.6.2 Kekurangan
2.6.2.1 Hidrogen
Hidrogen sulit untuk diproduksi dan disimpan. Saat ini proses
produksi hidrogen masih sangat mahal dan membutuhkan input energi
yang besar (artinya: efisiensi produksi hidrogen masih rendah). Untuk
mengatasi kesulitan ini, banyak negara menggunakan
teknologi reforming hidrokarbon/fosil untuk memperoleh hidrogen. Tetapi
cara ini hanya digunakan dalam masa transisi untuk menuju produksi
hidrogen dari air yang efisien.(Mattew, 2001)
2.6.2.2 Sensitif pada Kontaminasi Zat-asing
Fuel cell membutuhkan hidrogen murni, bebas dari kontaminasi
zat-asing. Zat-asing yang meliputi sulfur, campuran senyawa karbon, dll
dapat menonaktifkan katalisator dalam fuel cell dan secara efektif akan
menghancurkannya. Pada mesin kalor pembakaran dalam (internal
combustion engine), masuknya zat-asing tersebut tidak menghalangi
konversi energi melalui proses pembakaran.(Mattew, 2001)
2.6.2.3 Harga Katalisator Platinum Mahal
Fuel cell yang diaplikasikan pada industri otomotif memerlukan
katalisator yang berupa Platinum untuk membantu reaksi pembangkitan
listrik.Platinum adalah logam yang jarang ditemui dan sangat
mahal.Berdasarkan survei geologis ahli USA, total cadangan logam
platinum di dunia hanya sekitar 100 juta kg (Bruce Tonn and Das Sujit,
2001).Dan pada saat ini, diperkirakan teknologi fuel cell berkapasitas 50
kW memerlukan 100 gram platinum sebagai katalisator (DEO, 2000).
Misalkan penerapan teknologi fuel cellberjalan baik (meliputi:
penghematan pemakaian platinum pada fuel cell, pertumbuhan pasar fuel

16
cell rendah, dan permintaan platinum rendah) maka sebelum tahun 2030
diperkirakan sudah tidak ada lagi logam platinum (Anna Monis Shipley
and R. Neal Elliott, 2004). Untuk itulah diperlukan penelitian untuk
menemukan jenis katalisator alternatif yang memiliki kemampuan mirip
katalisator dari platinum.(Mattew, 2001)
2.6.2.4Pembekuan
Selama beroperasi, sistem fuel cell menghasilkan panas yang dapat
berguna untuk mencegah pembekuan pada temperatur normal lingkungan.
Tetapi jika temperatur lingkungan terlampau sangat dingin (-10 s/d -20 C)
maka air murni yang dihasilkan akan membeku di dalam fuel cell dan
kondisi ini akan dapat merusak membran fuel cell(David Keenan,
10/01/2004). Untuk itu harus didesain sebuah sistem yang dapat
menjaga fuel cell tetap berada dalam kondisi temperatur normal
operasi.(Mattew, 2001)

Gambar 4 Tes Mobil Bermesin Fuel Cell pada Kondisi Bersalju

Perlu dikembangkan beberapa material alternatif dan metode


konstruksi yang baru sehingga dapat mereduksi biaya pembuatan
sistem fuel cell (harga komersial saat ini untuk pembangkit listrik dengan
fuel cell ~$4000/kW) (Javit Drake, 29/03/2005).

17
Tabel 2 Biaya Investasi, Operasional, Pemeliharaan Jenis Jenis Fuel Cell(Anna Monis
Shipley and R. Neal Elliott, 2004)
Diharapkan dimasa depan dapat dihasilkan sebuah sistem fuel
cell yang lebih kompetitif dibandingkan mesin bakar/otomotif
konvensional (harga saat ini: $20/kW) dan sistem pembangkit listrik
konvensional (harga saat ini: $1000/kW) (Matthew M. Mench,
24/05/2001). Teknologi baru tersebut akan mampu menghasilkan reduksi
biaya, reduksi berat dan ukuran, sejalan dengan meningkatnya kehandalan
dan umur operasi (lifetime) sistem fuel cell. Penggunaan sistem fuel
cell dalam industri otomotif minimal harus memiliki umur operasi 4.000
jam (ekivalen 100.000 mil pada kecepatan 25 mil per jam) dan dalam
industri pembangkit listrik minimal harus memiliki umur operasi 40.000
jam (Matthew M. Mench, 24/05/2001).
2.6.2.5 Ketiadaan Infrastruktur
Infrastruktur produksi hidrogen yang efektif belum
tersedia.Tersedianya teknologi manufaktur dan produksi massal yang
handal merupakan kunci penting usaha komersialisasi sistem fuel
cell.(Mattew, 2001)

2.7 Efisiensi Fuel Cell


Efisiensi thermal dari suatu alat konversi energi ditentukan dengan jumlah energi
yang dapat digunakan dibandingkan dengan energi termal hasil proses kimia (H) yang
selanjutnya akan dilepas ketika suatu bahan bakar direaksikan dengan suatu oksidan.
Efisiensi proses ini dituliskan dalam persamaan berikut ini:


= (1)

18
Akibat terjadinya reaksi elektrokimia terjadi perubahan energi bebas Gibbs, G,
dan ini merupakan energi listrik yang dapat digunakan. Efisiensi ideal dituliskan sebagai
berikut:


= (2)

energi bebas yang digunakan, diperoleh dari reaksi :


H2 + O2 H2
dan dituliskan sebagai berikut :
G = GH2O - GH2 GO2
Pada kondisi standar 25oC (298K) dan tekanan 1 atm, H = Ho, energi termal hasil
proses reaksi kimia hidrogen/oksigen adalah 285.8 kJ/mole. Energi bebas yang tersedia
yang dapat digunakan adalah 237,1 kJ/mole. Oleh sebab itu efisiensi ideal fuelcell yang
menggunakan umpan hidrogen dan oksigen murni adalah:

237.1
= 285.8 = 0.83 (3)

Tegangan ideal fuelcell (Videal) pada kondisi ideal adalah 1,229 Volt. Efisiensi termal
ideal dari suatu fuelcell yang beroperasi pada suatu tegangan tertentu (Vcell )
berdasarkan nilai pemanasan tertinggi dari hidrogen diberikan dengan persamaan:


= 0.83 = 0.83 = 0.675 (4)
1.229

Efisiensi aktual () dari fuel cell dapat di tulis dengan rasio tegangan operasi sel (Vaktual)
terhadap tegangan sel ideal (Videal).


=
= (5)
0.83

0.83
= = (6)

0.83

19
Maka didapatkan efisiensi fuel cell yaitu:

0.83
= (8)

(Suhada, 2001).

20
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Fuel cell merupakan salah satu inovasi pembangkit energi terbarukan
yang ramah lingkungan. Menggunakan fuel cell sebagai pengganti bahan bakar
fosil dapat mengurangi emisi gas CO2 akibat kendaraan bermotor yang sangat
banyak jumlahnya di era modern ini, terutama di Indonesia. Namun sayang sekali
pengembangan teknologi ini di Indonesia masih kurang pesat karena faktor
sumber daya manusianya yang kurang.
3.2 Saran
Meurut kelompok kami perkembangangan dari fuel cell di Indonesia
sendiri harusslah diperjuangkan karena fuel cell dapat dapat dijadikan sumber
energi yang biayanya lebih murah daripada mengolah bahan bakar fosil yang
cenderung lebih mahal dan tak terbarukan. Dengan begitu Indonesia dapat sedikit
menghemat pengeluaran negaranya dan dapat dialih gunakan untuk keperluan
lain.

21
DAFTAR PUSTAKA
Fuel Cells. By: Franceschetti, Donald R., Salem Press Encyclopedia of Science, January,
2016

Matthew M. Mench, Chao-Yang Wang and Stefan T. Thynell., An Introduction to Fuel Cells
and Related Transport Phenomena, Dept of Mechanical and Nuclear Engineering,
Pennsylvania State University, USA, pp: 3 4, 24/05/2001

Reading to learn activity. Diakses dari Website


http://ne.nikkeibp.co.jp/english/2002/02/0130toshiba_device.html,
http://www.me.umn.edu/courses/me4054/dfe/power.html,
http://www.labs.nec.co.jp/Eng/innovative/E1/03.html,
http://www.nec.co.jp/press/en/0108/3001.html,
http://www.utcfuelcells.com/space/spaceshuttle.shtm,
http://www.nasa.gov/missions/science/focus_fuel_cell.html,
http://www.staff.ncl.ac.uk/p.a.christensen/dmfc1.htm

Rosyid, A.2009.Infrastruktur Hidrogen Untuk Aplikasi Fuel Cell Dalam Era Ekonomi
Hidrogen.J.Ilm.Tek.Energi. I (9): 1-14.

Suhada, Hendrata. 2001. Fuel Cell Sebagai Penghasil Energi Abad 21. Jurnal Teknik
Mesin.Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Mesin .Universitas Kristen Petra.
3(2)

22
LAMPIRAN
PEMBAGIAN TUGAS
Nava Andhera Purbandini = mengerjakan bab 1 + sub bab jenis fuel cell
Muhammad Rizky Ananda = merevisi makalah, mencari jurnal, menambahkan
materi efisiensi Fuel Cell, penutup
Fransisca Ira Suryaningsih = membuat PPT, dan mencari video
Afina Septiani = menambah isi pembahasan, membuat daftar pustaka
Novita Indah Pratiwi = mencari Jurnal, membuat Kata pengantar , membuat
abstrak, menambah pembahasan (aplikasi, fisis),
Widyasari = Menambah pembahasan sistem kerja

23

Anda mungkin juga menyukai