Anda di halaman 1dari 41

Fuel Cell

• OLEH
• Drs. Indrawasih, MT
• Program Studi Listrik Jurusan Teknik Elektro
• Politeknik Negeri Sriwijaya
• Fuel cell adalah alat konversi energi elektrokimia
yang akan mengubah hidrogen dan oksigen
menjadi air, secara bersamaan menghasilkan
energi listrik dan panas dalam prosesnya.
• Fuel cell merupakan suatu bentuk teknologi
sederhana seperti baterai yang dapat diisi
bahan bakar untuk mendapatkan energinya
kembali, dalam hal ini yang menjadi bahan
bakar adalah oksigen dan hidrogen.
Cara Kerja Fuel Cell

Gambar 1 Konstruki Fuel Cell


• Layaknya sebuah baterai, segala jenis fuel
cell memiliki elektroda positif dan negatif
atau disebut juga katoda dan anoda.
• Reaksi kimia yang menghasilkan listrik
terjadi pada elektroda.
• Selain elektroda, satu unit fuel cell terdapat
elektrolit yang akan membawa muatan-
muatan listrik dari satu elektroda ke
elektroda lain, serta katalis yang akan
mempercepat reaksi di elektroda.
• Umumnya yang membedakan jenis-jenis fuel cell
adalah material elektrolit yang digunakan.
• Arus listrik serta panas yang dihasilkan setiap
jenis fuel cell merupakan produk samping reaksi
kimia yang terjadi di katoda dan anoda.
Karena energi yang diproduksi fuel cell merupakan
reaksi kimia pembentukan air, alat konversi energi
elektrokimia ini tidak akan menghasilkan efek samping
yang berbahaya bagi lingkungan seperti alat konversi
energi konvensional (misalnya proses pembakaran pada
mesin mobil).
• Sedangkan dari segi efisiensi energi, penerapan
fuel cell pada baterai portable seperti pada
handphone atau laptop akan sepuluh kali tahan
lebih lama dibandingkan dengan baterai litium.

• Dan untuk mengisi kembali energi akan lebih


cepat karena energi yang digunakan bukan
listrik, tetapi bahan bakar berbentuk cair atau
gas.
• Cara kerja suatu unit fuel cell dapat diilustrasikan dengan
jenis PEMFC (proton exchange membrane fuel cell). Jenis
ini adalah jenis fuel cell yang menggunakan reaksi kimia
paling sederhana. PEMFC memiliki empat elemen dasar
seperti kebanyakan jenis fuel cell.

Pertama, anoda sebagai kutub negatif fuel cell. Anoda
merupakan elektroda yang akan mengalirkan elektron
yang lepas dari molekul hidrogen sehingga elektron
tersebut dapat digunakan di luar sirkuit.
• Pada materialnya terdapat saluran-saluran agar gas
hidrogen dapat menyebar ke seluruh permukaan katalis.
• 
• Kedua, katoda sebagai kutub elektroda positif fuel cell yang
juga memiliki saluran yang akan menyebarkan oksigen ke
seluruh permukaan katalis. Katoda juga berperan dalam
mengalirkan elektron dari luar sirkuit ke dalam sirkuit
sehingga elektron-elektron tersebut dapat bergabung
dengan ion hidrogen dan oksigen untuk membentuk air.
•  Ketiga, elektrolit. Yang digunakan dalam PEMFC adalah
membran pertukaran proton (proton exchange
membrane/PEM). Material ini berbentuk seperti plastik
pembungkus yang hanya dapat mengalirkan ion bermuatan
positif. Sedangkan elektron yang bermuatan negaif tidak
akan melalui membran ini. Dengan kata lain, membran ini
akan menahan elektron.
• Keempat, katalis digunakan untuk
memfasilitasi reaksi oksigen dan hidrogen.
• Katalis umumnya terbuat dari lembaran
kertas karbon yang diberi selaput tipis
bubuk platina.
• Permukaan katalis selalu berpori dan kasar
sehingga seluruh area permukaan platina
dapat dicapai hidrogen dan oksigen.
• Lapisan platina katalis berbatasan langsung
dengan membran penukar ion positif, PEM.
• Pada ilustrasi cara kerja PEMFC, diperlihatkan gas
hidrogen yang memiliki tekanan tertentu memasuki
fuel cell di kutub anoda.
• Gas hidrogen ini akan bereaksi dengan katalis dengan
dorongan dari tekanan.
Ketika molekul H2 kontak dengan platinum pada
katalis, molekul akan terpisah menjadi dua ion H+ dan
dua elektron (e-).
Elektron akan mengalir melalui anoda, elektron-
elektron ini akan membuat jalur di luar sirkuit fuel cell
dan melakukan kerja listrik, kemudian mengalir
kembali ke kutub katoda pada fuel cell.
• Di sisi lain, pada kutub katoda fuel cell, gas
oksigen (O2) didorong dengan gaya tekan,
kemudian bereaksi dengan katalis membentuk
dua atom oksigen.
• Setiap atom oksigen ini memiliki muatan negatif
yang sangat besar.
• Muatan negatif ini akan menarik dua ion H+
keluar dari membran PEM, lalu ion-ion ini
bergabung dengan satu atom oksigen dan
elektron-elektron dari luar sirkuit untuk
membentuk molekul air (H2O).
• Pada satu unit fuel cell terjadi reaksi kimia yang terjadi di
anoda dan katoda.
• Reaksi yang terjadi pada anoda adalah 2 H2 --> 4 H+ + 4
e-. Sementara reaksi yang terjadi pada katoda adalah 2 +
4 H+ + 4e- --> 2 H2O.
• Sehingga keseluruhan reaksi pada fuel cell adalah 2H2 +
O2 --> 2 H2O.
• Hasil samping reaksi kimia ini adalah aliran elektron
yang menghasilkan arus listrik serta energi panas dari
reaksi.
• Satu unit fuel cell ini menghasilkan energi kurang lebih
0,7 volt.

• Karena itu untuk memenuhi energi satu baterai


handphone atau menggerakkan turbin gas dan mesin
mobil, dibutuhkan berlapis-lapis unit fuel cell
dikumpulkan menjadi satu unit besar yang disebut
sebagai fuel cell stack
• PRINSIP KERJA FUEL CELL
• Prinsip kerja fuel cell adalah proses elektrokimia di mana
hidrogen dan oksigen digunakan sebagai bahan bakar.
• Komponen utama fuel cell terdiri dari elektrolit berupa lapisan
khusus yang diletakkan di antara dua buah elektroda.
• Proses kimia yang disebut pertukaran ion terjadi di dalam
elektrolit ini dan menghasilkan listrik serta air panas.
• fuel cell menghasilkan energi listrik tanpa adanya pembakaran
dari bahan bakarnya, sehingga tidak ada polusi.
• Cara Kerja dan Aplikasi Sel Bahan Bakar Hidrogen,
Bahan, Prinsip, Pengertian, Contoh - Energi merupakan
salah satu kebutuhan hidup yang harus terpenuhi demi
kelangsungan hidup manusia.
• Saat ini kebutuhan energi sudah sangat besar seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk terutama energi listrik.
• Jadi, dalam bidang energi sudah saatnya kita mengusahakan
untuk memproduksi sumber energi alternatif untuk
mengantisipasi ketersediaan energi di masa yang akan datang.
• Sumber energi tersebut harus memenuhi parameter
keberhasilan suatu sumber energi alternatif yaitu: dapat
diperbarui (renewable energy), ramah lingkungan, dan biaya
yang murah.
• Salah satunya dengan memanfaatkan sel bahan bakar (Fuel
cell).
• Fuel cell merupakan konverter dari energi kimia ke energi listrik
yang ramah lingkungan.
• Fuel cell dirancang untuk dapat diisi reaktannya yang
terkonsumsi dimana fuel cell memproduksi listrik dan
penyediaan bahan bakar hidrogen dan oksigen dari luar.
• Reaktan yang biasanya digunakan dalam sebuah sel bahan
bakar adalah hidrogen di sisi anoda dan oksigen di sisi katoda.
Reaktan mengalir masuk dan produk dari reaktan mengalir
keluar.
• Sehingga operasi jangka panjang dapat terus menerus
dilakukan selama disuplai oleh bahan bakar (hidrogen) dan
oksigen.
Fuel cell ini di klasifikasikan sebagai pembangkit tenaga karena
sel bahan bakar ini dapat beroperasi secara terus menerus atau
selama ada persediaan bahan bakar (fuel) dan oksidan.
Fuel cell diklasifikasikan dalam beberapa jenis tergantung dari
jenis bahan bakar yang digunakan, yaitu Alkaline Fuel Cell (AFC),
Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC), Phosphoric Acid Fuel Cell
(PAFC), Proton Exchange Membrane (PEM), Solid Oxide Fuel Cell
(SOFC) (De Guire, 2003).
Fuel cell memiliki karakteristik umum yaitu sangat efisien
(>85%), modular (dapat ditempatkan dimana diperlukan), ramah
lingkungan (tidak berisik, emisinya rendah), panas yang
terbuang dapat di simpan (Handayani, 2008).
• SOFC dianggap menarik karena memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan fuel cell jenis lain.
• SOFC merupakan fuel cell dengan temperatur tertinggi pada
saat ini yaitu sekitar 600 oC - 1000 oC dan juga memiliki tingkat
efesiensi yang paling tinggi yaitu sekitar 60%. SOFC
berkembang sejak tahun 1950 dan memiliki dua bentuk yaitu
planar dan tubular.
• Keuntungan dari fuel cell jenis ini yaitu dapat menggunakan
bahan bakar lain selain hidrogen.
• Sama seperti jenis fuel cell yang lain, SOFC juga memiliki tiga
bagian penting yaitu elektrolit, katode, dan anode (De Guire,
2003).
• 1. Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)
•  Fuel cell (sel bahan bakar) adalah suatu konverter dari energi kimia
menjadi energi listrik dengan memanfaatkan kecendrungan hidrogen
dan oksigen untuk bereaksi dimana operasi jangka panjangnya dapat
terus menerus terjadi selama bahan bakarnya dapat terus disuplai
yaitu hidrogen dan oksigen.
• Gas hidrogen dan oksigen secara elektrokimia dikonvert menjadi air.
• Reaksi secara keseluruhannya adalah sebagai berikut (Cook, 2001):
•  Anoda : H2 → 2 H+ + 2 e-
• Katoda : ½ O2 + 2 H+ + 2 e- → H2O
•  Reaksi total : H2 + ½ O2 → H2O + energi listrik + kalor
• Prinsip kerja fuel cell yaitu hidrogen di dalam sel dialirkan
menuju sisi anoda sedangkan oksigen di dalam udara
dialirkan menuju sisi katoda.
• Pada anoda terjadi pemisahan hidrogen menjadi elektron
dan proton (ion hidrogen).
• Ion hidrogen ini kemudian menyebrang dan bertemu dengan
oksigen dan elektron di katoda dan menghasilkan air.
• Elektron-elektron yang mengandung muatan listrik ini akan
menuju katoda melalui jaringan eksternal. Aliran elektron-
elektron inilah yang akan menghasilkan arus listrik.
• Skema fuel cell diperlihatkan pada Gambar 2.
Gambar 2 Sel bahan bakar (fuel cell)
• Fuel cell memiliki beberapa kelebihan yaitu (Anonim, 2008):
• Memiliki efiesiensi yang tinggi (60%-70%)
• Ramah lingkungan (tidak berisik, emisinya rendah)
• Secara teoritis, limbah atau emisi yang dihasilkan adalah air (H 2O).
• Berbeda dengan pada pembakaran biasa dengan menggunakan
mesin, dimana limbah yang dihasilan adalah gas-gas yang
berpotensi untuk mencemari lingkungan. Selain itu jika
menggunakan pembangkit daya yang konvensional, polusi
kebisingan juga dapat terjadi, sedangkan sel bahan bakar ini tidak
menghasilkan suara.
• Sel bahan bakar tidak memerlukan penggantian elektrolit dan
pengisian bahan bakar, akan tetapi jika bahan bakarnya habis, maka
sel ini juga tidak dapat berfungsi.
• 2. Bahan bakarnya flexibel
• Bahan bakar yang digunakan untuk sel bahan bakar dapat
digunakan beberapa macam, kebanyakan menggunakan hidrogen
dan oksigen sebagai bahan bakar dan oksidannya. Selain
menggunakan kedua bahan tersebut, bahan bakar lain yang dicoba
digunakan antara lain ammonia, hidrazine, metanol dan batubara
Fuel Cell memiliki beberapa macam tipe yaitu;
• 1. Alkaline Fuel Cell (AFC)
• 2. Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC)
• 3. Phosphoric Acid Fuel Cell (PAFC)
• 4. Proton Exchange Membrane (PEM)
• 5. Solid Oxide Fuel Cell (SOFC)
• 3. Solid Oxide Fuel Cell (SOFC)
•  SOFC adalah suatu jenis perangkat elektrokimia yang
menggunakan bahan bakar oksida padat yang dapat
mengkonversi secara langsung dari energi kimia
menjadi energi listrik yang lebih efisien dan bahan
bakarnya bebas dari polusi.
• Skema sebuah SOFC diperlihatkan pada Gambar 3.
(Wikipedia, 2012):
Gambar 3. Skema SOFC. (Anonim, 2012)
• Pada suhu tinggi oksigen bermigrasi melalui lapisan
elektrolit menuju anoda yang akan mengoksidasi
bahan bakar yang mengandung molekul hidrogen
pada anoda yang akan menghasilkan ion hidrogen dan
akan membebaskan elektron.
• Elektron yang dihasilkan pada anoda keluar dari sirkuit
masuk ke sisi katoda yang akan dipergunakan sebagai
tenaga listrik dengan efisiensi 60%. SOFC memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan dengan jenis fuel
cell yang lain, yaitu (Anonim, 2012):
1. Memiliki efisiensi yang tinggi 60%.
• 2. Memiliki stabilitas jangka panjang.
• 3. Ramah lingkungan.
• 4. Dapat menggunakan beberapa jenis bahan bakar.
• 5. Emisinya rendah.
• 6. Biaya yang relatif rendah.
• 7. Dapat beroperasi pada suhu tinggi yaitu 600 oC -
1000 oC.
• SOFC memiliki dua desain yaitu desain planar dan tubular
(tabung) seperti yang terlihat pada Gambar 4. 
•  Desain planar memiliki lapisan khusus dalam berbagai
ukuran yang banyak digunakan dalam berbagai sel bahan
bakar dimana lapisan elektrolitnya terletak diantara
elektroda.
• Sedangkan desain tubular, udara atau bahan bakar melewati
bagian dalam tabung dan gas lainnya dilewatkan pada
bagian luar tabung.
• Desain tubular menguntungkan karena lebih mudah untuk
membatasi dan memisahkan bahan bakar dari udara
dibandingkan dengan bentuk planar (De Guire 2003).
Gambar 4. (a) sistem planar SOFC (b) Sistem tabular SOFC (De
Guire 2003).
• Sama seperti fuel cell pada umumnya, SOFC juga memiliki bagian
penting, yaitu (De Guire, 2003):
• a. Elektrolit
• Elektrolit merupakan pemisah antara katoda dan anoda. Elektrolit
berfungsi untuk memindahkan ion-ion yang terlibat dalam reaksi-
reaksi reduksi dan oksidasi dalam sel bahan bakar. Elektrolit sangat
berpengaruh pada kinerja fuel cell.
• b. Katode
• Katode merupakan elektroda yang berinteraksi dengan udara yang
berfungsi menjadi batas untuk oksigen dan elektrolit, mengkatalis
reaksi reduksi oksigen dan menghubungkan elektron-elektron dari
sirkuit luar ke tempat reaksi. 
• c. Anode
•  Anode merupakan elektroda yang berinteraksi dengan bahan bakar yang
berfungsi menjadi batas untuk bahan bakar dan elektrolit, mengkatalis reaksi
oksidasi dan menghubungkan elektron-elektron dari tempat reaksi elektron
dari tempat reaksi ke eksternal sirkuit. Anoda merupakan bagian terpenting
dalam SOFC. Anode dalam sebuah SOFC harus memiliki beberapa kriteria
yaitu
• 1. Memiliki konduktivitas listrik yang tinggi (10-1- 103 (Ω.cm)-1)
• 2. Stabil dalam lingkungan reduksi
• 3. Mempunyai porositas yang spesial dan banyak (20%-40%)
• 4. Memiliki aktivitas katalik dan elektrokimia yang tinggi untuk mengoksidasi
bahan bakar
• 5. Memiliki struktur kristal kubik.
• Pada penelitian yang dilakukan oleh Herliyani (2012) dilakukan
pembuatan anode dengan bahan dasar CSZ (calcia stabilized
zirconia) dengan metode kompaksi serbuk.
Dimana metode kompaksi serbuk merupakan proses pembuatan
serbuk dan benda jadi dari serbuk logam atau paduan logam
dengan ukuran serbuk tertentu dengan cara di kompaksi tanpa
melalui proses peleburan (Rusianto, 2009).
Energi yang digunakan dalam proses ini relative rendah sedangkan
keuntungan lainnya antara lain hasil akhirnya dapat langsung
disesuaikan dengan dimensi yang diinginkan yang berarti akan
mengurangi biaya permesinan dan bahan baku yang terbuang.
• 
• Jenis dan macam produk yang dihasilkan oleh proses metalurgi
serbuk sangat ditentukan proses kompaksi dalam membentuk
serbuk dengan kekuatan yang baik.
• Pada proses kompaksi serbuk meliputi proses pengepresan suatu
bentuk di dalam cetakan yang terbuat dari baja.
• Teknik metalurgi serbuk meliputi pencampuran serbuk (mixing),
pembuatan pellet (kompaksi), perlakuan panas (sintering).
• Pengecoran adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan
logam cair dan cetakan untuk menghasilkan parts dengan bentuk
yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi.
• Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang
memiliki rongga sesuai dengan bentuk yang diinginkan (Anonim,
2011).
• Namun teknik ini mempunyai beberapa kelemahan antara
lain butir-butir yang dihasilkan cukup besar sehingga
menurunkan kekuatan tariknya.
• Selain itu teknik pengecoran mempunyai kesulitan dalam
pemaduan unsur-unsur dengan perbedaan titik leleh yang
besar.
• Sehingga metode metalurgi serbuk ini digunakan dalam
penelitian ini walaupun metode ini memiliki beberapa
kelemahan yaitu :
• bentuk yang rumit tidak dapat dibuat, bahan serbuk logam
mahal dan kadang sulit penyimpanannya karena mudah
terkontaminasi.
• Keramik CSZ ini merupakan campuran
dari ZrO2 dan CaO dengan perbandingan
persentase mol sebesar 85% dan 15% karena
jika ZrO2 lebih dari 85% maka dikhawatirkan
keramik akan menjadi rapuh sedangkan jika
persentase mol kurang dari 85% maka tidak akan
membentuk struktur kristal kubik seperti yang
diharapkan.
• Kemudian campuran CSZ yang terbentuk ditambahkan
dengan NiO dan PVA yang bervariasi konsentrasi
beratnya masing-masing sebesar 2%, 6%, dan 10%
dimana variasi persentase konsentrasi berat PVA
seperti ini paling tepat untuk menghasilkan porositas
keramik yang spesial tetapi konsentrasi berat PVA ini
bisa diekstrapolarsi jika ada penelitian lain yang
mencoba dengan persentase konsentrasi berat PVA
sebesar ≤ 2%, 6%, dan 10%.
• Berikut ini adalah tabel karakteristik dari PVA (polyvinyl
alcohol).
Tabel 1. Karakteristik PVA (Wikipedia, 2012)

Rumus Molekul (C2H4O)

Kerapatan 1,19 – 1,39 g/cm3


Titik Didih 228 oC
Titik Lebur 230 oC
• Matula et al., (2008) menjelaskan bahwa untuk mendapatkan
bahan anode SOFC yang paling baik, maka campuran harus
disintering dengan temperature sintering ≤ 1400 oC dan
direduksi pada temperatur minimal 800 oC 
Hal ini terlihat dari Gambar 4, dimana pada gambar ini
terlihat bahwa densitas dari Ni-YSZ meningkat seiring dengan
penambahan suhu sintering tetapi akan kembali menurun jika
suhu sinteringnya lebih dari 1500 oC.
Sedangkan jika temperatur reduksi kurang dari 800 oC maka
reduksi akan berlangsung tidak sempurna karena masih
adanya fase NiO.
Gambar 5. Kurva sintering Ni-YSZ 50:50 (Matula et al., 2008)
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai