Anda di halaman 1dari 17

Lutfiah Berlianti

FUEL CELL 18030234010


Kimia Elektro
Definisi Fuel Cell

Perbedaan Fuel Cell dengan Baterai

Hasil Kerja Fuel Cell Apabila Bagian Katoda Terbuka atau


Tertutup

Cara Kerja Fuel Cell

Jenis-jenis Fuel Cell

Aplikasi Fuel Cell dalam Kehidupan Sehari-hari


DEFINISI
Fuel cell adalah perangkat energi elektro-kimia yang mengubah energi kimia
bahan bakar langsung menjadi listrik dan panas, dengan air sebagai produk
sampingan dari reaksi. Fuel cell menggunakan elektrolit sebagai media transfer
elektron dan elektroda sebagai media yang melepas dan menyerap elektron. Sebagai
sumber energi terbarukan, fuel cell dipertimbangkan sebagai salah satu sumber
energi yang paling menjanjikan karena efisiensi energinya yang tinggi, emisi gas
buang yang sangat rendah dari nitrogen dan sulfur, dan kebisingan yang sangat
rendah, serta kebersihan produksi energinya.
PERBEDAAN FUEL CELLS
DENGAN BATERAI

Fuel Cells Baterai


Fuel cell bekerja dengan cara yang mirip dengan baterai tetapi tidak pernah habis
atau perlu diisi ulang. Namun pada baterai, salah satu elektroda perlahan terkikis saat
listrik diproduksi sedangkan dalam fuel cell, elektroda tidak. Ini berarti sel dapat
menghasilkan listrik selama bahan bakar dan oksidator tersedia.
Reaksi elektrokimia pada fuel cell : Reaksi elektrokimia pada baterai :

Anoda : 2H2 (g) → 4H+ (aq) + 4e- Anoda : Zn (s) → Zn²+ (aq) + 2e-
Katoda : O2 (g) + 4H+ (aq) + 4e- → 2H2O (l) Katoda : 2MnO2 (s) + 2NH4+ (aq) + 2e- → Mn2O3
(s) +2NH3 (g) + H2O (l)
Reaksi sel : 2H2 (g) + O2 (g) → 2H2O (l)
Reaksi sel : Zn (s) + 2NH4+ (aq) + 2MnO2 (s) → Zn²+
(aq) + Mn2O3 (s) + 2NH3 (g) +H2O (l)
HASIL KERJA FUEL CELL
APABILA BAGIAN KATODA
TERBUKA ATAU TERTUTUP
Anoda : 2H2 (g) → 4H+ (aq) + 4e-
Katoda : O2 (g) + 4H+ (aq) + 4e- → 2H2O (l)
Reaksi sel : 2H2 (g) + O2 (g) → 2H2O (l)
CARA KERJA FUEL CELL
1. H2 yang menyentuh permukaan anoda akan terjadi reaksi
reduksi, menghasilkan ion H+ dan elektron (e). Pada katoda
terjadi reaksi oksidasi, dimana O2 diubah menjadi ion.

2. Ion H+ akan bergerak dari permukaan anoda menuju katoda


melalui elektrolit.
3. Elektron pada anoda bergerak melalui kawat yang dihubungkan
dengan beban sirkuit di luar yang akhirnya akan menuju katoda.
4. Ion H+ dan elektron akan mengalami reaksi dengan oksigen
dikatoda menghasilkan air (H2O) dan panas sebagai efek reaksi
tersebut.
KATEGORI FUEL CELL
BERDASARKAN ELEKTROLIT
» Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cells (PEMFCs)
» Solid Oxide Fuel Cells (SOFCs)
» Phosphoric Acid Fuel Cells (PAFCs)
» Molten Carbonate Fuel cells (MCFCs)
» Direct Methanol Fuel Cells (DMFCs)
» Metal Air Fuel Cells (MAFCs)
» Microbial Fuel Cell (MFC)
POLYMER ELECTROLYTE
MEMBRANE FUEL CELLS (PEMFCS)
Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cells
(PEMFCs) bekerja dengan elektrolit polimer dalam
bentuk lembaran tipis yang permeabel. PEMFC juga
dikenal sebagai sel bahan bakar membran pertukaran
proton. Katalis platinum digunakan untuk
mempercepat reaksi di kedua sisi membrane. Ketika
sel, H2 di anoda memberikan proton (H+) yang
melewati elektrolit dan melepaskan elektron (e-) yang
melewati sirkuit eksternal untuk mencapai katoda.
Proton berdifusi melalui membran ke katoda untuk
bereaksi dengan O2 disuplai ke katoda. Sel bahan
 
Reaksi elektrokimia :
bakar biasanya bekerja pada suhu rendah (<100°C)
Reaksi anoda: H2 2H+ + 2e- dan tekanan (<5 atm). Agar sel bahan bakar ini
Reaksi katoda: ½ O2 + 2H + + 2e- H2O bekerja, efisiensi untuk sel PEMFCs mencapai sekitar
Reaksi keseluruhan: H2 + ½ O2 H2O
40% hingga 50%.
SOLID OXIDE FUEL CELLS
(SOFCS)
Solid Oxide Fuel Cells (SOFCs) menggunakan senyawa
keramik keras dari logam (seperti kalsium atau zirkonium)
oksida (O2) sebagai elektrolit. Satu unit SOFC terdiri dari
dua elektroda (anoda dan katoda) yang dipisahkan oleh
elektrolit. Bahan bakar yang digunakan biasanya H2 atau
CH4. Pada suhu operasi yang tinggi ini, ion oksigen (dengan
muatan negatif) bermigrasi melalui kisi kristal. Ketika gas
bahan bakar yang mengandung hidrogen dilewatkan di atas
anoda, aliran ion oksigen bermuatan negatif bergerak
melintasi elektrolit untuk mengoksidasi bahan
bakar. Oksigen disuplai, biasanya dari udara, di katoda. Sel
bahan bakar memasok ion oksigen (O2-) untuk elektrolit
 Reaksi anoda: H2 + O2- H2O + 2e- ; CO + O2- dengan menerima elektron ion-ion ini diantara elektroda,
CO2 + 2e- menjaga keseimbangan muatan listrik secara keseluruhan.
Reaksi katoda: O2 + 4e- 2O2- SOFCs dapat menghasilkan efisiensi berkisar hingga sekitar
60%.
Keseluruhan reaksi: O2 + H2 + CO H2O + CO2
PHOSPHORIC ACID FUEL
CELLS (PAFCS)
Phosphoric Acid Fuel Cells (PAFCs) menggunakan asam
fosfat sebagai elektrolitnya. Ion hidrogen bermuatan positif
bermigrasi melalui elektrolit dari anoda ke katoda. Elektron yang
dihasilkan di anoda bergerak melalui sirkuit eksternal,
memberikan daya listrik di sepanjang jalan, dan kembali ke
katoda. Di sana elektron, ion hidrogen, dan oksigen membentuk
air, yang dikeluarkan dari sel.  Diperlukan katalis Platinum pada
elektroda mempercepat reaksi, dan bagian internal harus mampu
menahan asam korosif.
Pembentukan karbon monoksida (CO) di sekitar elektroda
dapat meracuni fuel cell. Satu keuntungan dari sel PAFCs adalah
bahwa pada 200°C mereka menoleransi konsentrasi CO sekitar
 Reaksi anoda : H2 2H+ + 2e-
1,5%. Keuntungan lain adalah bahwa elektrolit asam fosfat pekat
Reaksi katoda : ½ O2 + 2H + + 2e- H2O dapat beroperasi di atas titik didih air, suatu batasan pada elektrolit
asam lain yang membutuhkan air untuk konduktivitas. 
Reaksi keseluruhan: H2 + ½ O2 H2O
MOLTEN CARBONATE FUEL
CELLS (MCFCS)
Molten Carbonate Fuel cells (MCFCs) menggunakan
senyawa garam (seperti natrium atau magnesium)
bersuhu tinggi (secara kimia, CO3) sebagai
elektrolit. Dipanaskan hingga 65°C sampai garamnya
meleleh dan menghasilkan ion karbonat (CO3) dari
katoda ke anoda. Di anoda, hidrogen bereaksi dengan
ion-ion untuk menghasilkan air, karbon dioksida, dan
elektron. Elektron berjalan melalui sirkuit eksternal,
menyediakan daya listrik di sepanjang jalan, dan kembali
ke katoda. Di sana, oksigen dari udara dan karbon
dioksida yang didaur ulang dari anoda bereaksi dengan
elektron untuk membentuk ion CO3 yang mengisi
elektrolit dan mentransfer arus melalui sel bahan bakar.  
Anoda
  : H2 + CO32- H2O + CO2 + 2e-

Katoda : ½ O2 + CO2 + 2e- CO32-

Reaksi keseluruhan: H2 + ½ O2 H2O


DIRECT METHANOL FUEL
CELLS (DMFCS)
DMFC adalah teknologi lain dari sel bahan bakar,
berdasarkan pada membran elektrolit polimer (PEM) yang
beroperasi pada suhu antara 70 dan 100 ° C. Perbedaan
antara DMFC dan PEMFC terletak pada bahan bakar yang
digunakan, yang dalam hal ini didasari oleh metanol cair
yang dilarutkan dalam air. Sebagai PEMFC, DMFC
dianggap sebagai teknologi ramah lingkungan karena
tidak ada produksi sulfur atau nitrogen oksida (hanya
karbon dioksida). Keuntungan utama DMFC terletak pada
bahan bakar yang digunakan, karena metanol adalah
bahan bakar yang murah dan mudah diproduksi yang
dapat langsung disuntikkan dan digunakan di dalam sel itu
sendiri sehingga memungkinkan struktur sel yang
 
Anoda : CH3OH + H2O CO2 + 6H+ + 6e sederhana dan akibatnya bobot yang lebih rendah.
Katoda : 6H+ + 3/2 O2 + 6e 3H2O
Reaksi keseluruhan :CH3OH + H2O + 3/2 O2
CO2 + 3H2O
METAL AIR FUEL CELLS
(MAFCS)
MAFCS ditandai dengan penggunaan logam sebagai
bahan bakar. Bahan bakar loga, termasuk seng, aluminium,
dan magnesium. Daya yang tersimpan dalam logam ini
cukup tinggi (kepadatan energi). Dengan menggunakan
bahan bakar seng atau udara sebagai contoh,yaitu terdiri
dari anoda seng yang dikelilingi oleh elektrolit (KOH).
Pada katoda, seringkali lapisan karbon digunakan, yang
menawarkan konduktivitas listrik yang baik dan
memungkinkan udara bersirkulasi melalui katoda. Oksigen
dari udara bergerak melalui karbon dan berhubungan
dengan elektrolit. Akibatnya, seng anoda teroksidasi dan
ZnO dihasilkan. Elektron bebas yang dilepaskan oleh
 Anoda : Zn + 2OH- ZnO + H2O + 2e reaksi ini dapat digunakan untuk menggerakkan muatan
Katoda : ½ O2 + H2O + 2e 2OH- listrik eksternal. Tegangan sel di sirkuit terbuka sekitar 1,4
Reaksi keseluruhan : Zn + ½ O2 ZnO
volt ketika anoda seng digunakan.
MICROBIAL FUEL CELL (MFC)
MFC adalah system dimana mikroba mengubah energi kimia
yng dihasilkan oleh oksidasi senyawa organik / anorganik
menjadi ATP oleh reaksi berurutan dalam elektron dimana yang
ditransfer ke elektron terminal akseptor untuk menghasilkan arus
listrik. MFC khas terdiri dari kompartemen anoda dan katoda,
yang dipisahkan oleh membran kationik. Mikroba berada di
kompartemen anoda, di mana mereka memetabolisme senyawa
organik seperti glukosa yang bekerja sebagai donor elektron.

 Reaksi anoda : C12H22O11 + 13H2O 12CO2 + 48H+ + 48e-


Reaksi katoda : 4H+ + O2 + 4e- 2H2O
APLIKASI FUEL CELL DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI DI
BIDANG
oPEMFC
INDUSTRI
Digunakan pembangkit listrik skala kecil (portable power), untuk keperluan listrik
perumahan yaitu PEMFC dapat menggunakan bahan bakar gas alam atau LPG setelah
melalui proses reformasi menjadi gas hidrogen.
o PAFC, MCFC, dan SOFC
Digunakan untuk aplikasi pembangkit listrik skala besar (power plant) karena mampu
untuk diaplikasikan pada co-generation dan combined cycle.
o Pengembangan mobil listrik dengan teknologi fuel cell dan reformernya, sehingga
kendala jarak tempuh dan pengisian batere dapat diatasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai