“ BIOAVTUR “
Disusun Oleh :
1. Devri Eko (17031010054)
2. Nur Azizah (17031010071)
3. Arpinka Pinakesti (17031010081)
4. Yosafat (17031010081)
5. Haris (17031010081)
PARALEL B
(Siswahyu, 2014)
II.2 Macam Proses Sintesis Avtur
Berdasarkan ASTM, terdapat beberapa proses dalam sintesis bioavtur (Jet Fuel),
diantara dapat dilihat pada gambar berikut :
…………………..(1)
……………(2)
(Cavani, 2016)
II.2.2 Biomass to Liquid (BTL)
Proses Biomass to Liquid (BTL) mengkonversi biomassa menjadi gas
sintesis berupa CO dan H2 yang kemudian dicairkan menggunakan proses
Fischer–Tropsch (FT) pada temperature 2500C - 3500C dan dengan tekanan 3,14
& 8,62 MPa.
Gambar II.4 Transformasi biomassa menjadi biofuel lanjutan
Sintesis Fischer Tropsch (F-T) adalah suatu proses yang dikembangkan untuk
mengkonversi semua bahan berbasis karbon menjadi produk minyak yang dapat
disempurnakan menjadi transportasi konvensional bahan bakar dan produk
petrokimia. Dalam rangka memanfaatkan biomassa sebagai bahan baku dan
memproduksi bahan bakar penerbangan sebagai produk, ada tiga langkah proses
(Gambar II.5) : Konversi biomassa menjadi gas sintesis, konversi sintesis gas
menjadi minyak, dan penyulingan minyak menjadi bahan bakar penerbangan
(Klerk, 2016).
Gambar II.6 Flow Diagram Proses Sintesis Jet Fuel dari Etanol
Dalam proses diatas, etanol melewati tiga tahap, yaitu dehidrasi, oligomerasi dan
hidrogenasi untuk menghasilkan produk jet fuel (Brooks, 2016).
II.2.4 Pyrolisis
Pyrolisis adalah dekomposisi termal biomassa yang dilakukan tanpa
adanya oksigen.Pyrolisis cepat terjadi pada kisaran suhu 400–700∘C, tekanan
rendah (1–5 bar), dan waktu tinggal singkat (0,5–10 s). Dalam proses pirolisis,
biomassa terurai menghasilkan uap, aerosol, dan beberapa residu padat.
Komponen fase gas utama adalah H2, CO, CH4, danC2H5. Pada proses pyrolisis,
fraksi karbon dalam produk padat tidak bereaksi dan meninggalkan proses sebagai
arang (Cavani, 2016).
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Bagian penerbangan dari emisi gas rumah kaca akan meningkat, seiring
dengan peningkatan perjalanan udara dan kendaraan darat menggunakan lebih
banyak bahan bakar alternatif seperti salah satunya bioavtur untuk bahan bakar
pesawat. Saat ini penerbangan menyumbang 2% dari emisi global, tetapi
diperkirakan akan tumbuh menjadi 3% pada tahun 2050. Selain membangun
pesawat yang lebih hemat bahan bakar dan mengoperasikannya dengan lebih
efisien, atau mengurangi perjalanan udara sama sekali, mengubah sumber bahan
bakar adalah salah satu dari beberapa pilihan yang dimiliki industri penerbangan
untuk mengurangi jejak karbonnya. Sementara pesawat bertenaga surya, listrik
dan hidrogen sedang diteliti, diperkirakan mereka tidak akan layak dalam jangka
pendek atau menengah. Ada banyak standar berbeda untuk sertifikasi bahan bakar
nabati berkelanjutan . Salah satu standar yang sering dikutip oleh maskapai
penerbangan adalah yang dikembangkan oleh Roundtable For Sustainable
Biofuels . Hampir semua standar tersebut mencakup jumlah minimum
pengurangan gas rumah kaca.
III.2 Saran
Penggunaan bahan bakar yang berasal dari fosil yang tidak dapat
diperbarui semakin menipis, maka sebaik pengunaan bahan bakar tersebut harus
di gantikan atau seimbangkan dengan penggunaan bahan bakar nabati.
DAFTAR PUSTAKA