Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

“ TANGKI BERPENGADUK “

GROUP F

1. Khurotul Ainiyah 17031010068


2. Yoshafat Abia Sudarso 17031010086

Tanggal Percobaan : 20 Februari 2018

LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2018
Tangki Berpengaduk

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA I

“TANGKI BERPENGADUK”

GROUP : F

1. Khurotul Ainiyah 17031010068


2. Yoshafat Abia Sudarso 17031010086

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Kepala Laboratorium Dosen Pembimbing


Operasi Teknik Kimia

Ir. Caecilia Pudjiastuti, M.T. Ir. Sukamto, M.T.


NIP. 19630305 198803 2 001 NIP. 19541019 198503 1 001

Praktikum Operasi Teknik Kimia I i


Tangki Berpengaduk

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan resmi Operasi Teknik
Kimia I ini dengan judul “ Tangki Berpengaduk “. Laporan resmi ini merupakan
salah satu tugas mata kuliah praktikum Operasi Teknik Kimia I yang diberikan
pada semester IV.

Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa kami ucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Ir. Caecilia Pudjiastuti, M.T. selaku Kepala Laboratorium Operasi


Teknik Kimia.
2. Bapak Ir. Sukamto, M.T. selaku dosen pembimbing.
3. Seluruh asisten laboratorium yang membantu dalam pelaksanaan
praktikum.
4. Teman – teman mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan –
masukan dalam praktikum.
Kami sadar bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Oleh karena itu,
penyusun sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan rendah hati, penyusun selalu mengharapkan kritik dan
saran guna menyempurnakan laporan praktikum ini.

Surabaya, 21 Februari 2019

Penyusun

Praktikum Operasi Teknik Kimia I ii


Tangki Berpengaduk

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
INITISARI ......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
I.2 Tujuan Percobaan ................................................................................... 2
I.3 Manfaat Percobaan ................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum ........................................................................................ 3
II.1.1 Jenis-Jenis Pengaduk…………………………………………....4
II.1.2 Pola Aliran Pada Tangki Berpengaduk……………………...….5
II.1.3 Draft Tube (Tabung Jujut) ……………………………………..7
II.1.4 Perpindahan Panas dan Keseragaman Temperatur……………..8
II.1.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Waktu Pencampuran……8
II.1.6 Parameter Hidrodinamika Dalam Tangki Berpengaduk………..9
II.2 Sifat Bahan ............................................................................................ 11
II.3 Hipotesa ................................................................................................ 13
II.4 Diagram Alir ........................................................................................ 14
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan yang digunakan ........................................................................ 15
III.2 Alat yang digunakan ............................................................................ 15
III.3 Gambar alat .......................................................................................... 15
III.4 Rangkaian alat ..................................................................................... 16
III.5 Prosedur Praktikum .............................................................................. 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil Pengamatan ..................................................................... 18
IV.2 Tabel Hasil Perhitungan ………………………………….................. 19

Praktikum Operasi Teknik Kimia I iii


Tangki Berpengaduk

IV.3 Grafik .................................................................................................. 20


IV.4 Pembahasan ........................................................................................ 21
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan ........................................................................................... 24
V.2 Saran ...................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 25
APPENDIX ........................................................................................................ 26
LAMPIRAN……………………………………………………………………28

Praktikum Operasi Teknik Kimia I iv


Tangki Berpengaduk

INTISARI

Pengadukan (agitation) menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut


cara tertentu pada suatu bahan didalam bejana, dimana gerakan itu biasanya
mempunyai semacam pola sirkulasi. Pencampuran (mixing) dilain pihak ialah
peristiwa menyebarnya bahan – bahan secara acak, dimana bahan yang satu
menyebar kedalam bahan yang lain dan sebaliknya. Sedang bahan – bahan itu
sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih. Suatu bahan tunggal tertentu,
umpama air satu tangki, dapat diaduk, tetapi tidak dapat dicampur, kecuali jika
ada suatu bahan lain yang ditambahkan pada air itu.
Tujuan dari percobaan tersebut untuk mengembangkan hubungan empiris
untuk memperkirakan ukuran alat pada pemakaian yang sebenarnya pada
percobaan laboratorium. Menentukan konstanta – konstanta dalam persamaan
empiris. Membuat kurva hubungan antara bilangan power (Npo) dengan Bilangan
Reynold (Nre) dengan variasi jenis cairan dan ada tidaknya baffle. Selain itu dapat
menentukan densitas dari bahan yang digunakan. Mengetahui pengaruh
penggunaan baffle dan tidak menggunakan baffle dalam tangki berpengaduk,
pengaruh kecepatan pengaduk, dan ketinggiannya dalam tangki pengaduk. Serta
mengetahui pola aliran yang terjadi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan putaran, adalah
konsentrasi suatu larutan, yaitu berpengaruh terhadap viskositas liquid tersebut.
Semakin tinggi konsentrasi nya semakin tinggi pula viskositas liquid semakin
lambat pengadukan, begitupun sebaliknya. Hubungan antara konsentrasi dengan
viskositas adalah berbanding lurus sedangkan hubungan antara konsentrasi
dengan kecepatan adalah berbanding terbalik. Ada tidaknya baffle juga
berpengaruh pada pengadukan, baffle bertujuan untuk menghilangkan vortex saat
pengadukan, vortex sangat tidak diinginkan pada proses pengadukan karena
menyebabkan zat tersebut tidak homogen karena tidak terdistribusi merata.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I v


Tangki Berpengaduk

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dalam proses kimia khususnya dalam zat cair atau fase cair, pengadukan
merupakan salah satu cara di dalam proses pencampuran komponen untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan. Pengadukan adalah suatu operasi kesatuan
yang mempunyai sasaran untuk menghasilkan pergerakan tidak beraturan dalam
suatu cairan. Pola aliran yang terjadi dalam cairan yang diaduk tergantung pada
jenis pengaduk, karakteristik fluida yang diaduk dan ukuran serta perbandingan
ukuran antara tangki, pengaduk dan sekat. Pengadukan dilakukan untuk
mengurangi ketidak seragaman suatu sistem seperti konsentrasi, viskositas, dan
temperatur. Salah satu peralatan yang menunjang keberhasilan pencampuran
adalah pengadukan.
Pada percobaan tangki berpengaduk ada beberapa langkah prosedur yang
harus dilakukan. Langkah pertama menimbang piknometer kosong dengan
volume 25 ml. Langkah kedua, memasukan gula dan air yang akan diukur
densitasnya kedalam piknometer kosong tersebut, kemudian timbang kembali
piknometer isi. Langkah ketiga, memasang satu set alat berpengaduk. Langkah
keempat, masukkan masing-masing gula dan air sesuai variabel kedalam beaker
glass dengan volume dan kecepatan sesuai variabel. Langkah selanjutnya,
melakukan pengamatan dengan menggunakan baffle maupun tanpa menggunakan
baffle apakah terdapat vortex atau tidak. Ulangi langkah diatas sesuai dengan
variabel percobaan yang digunakan.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengembangkan hubungan
emperis untuk memperkirakan ukuran alat pada pemakain yang sebenarnya pada
percobaan laboratorium. Untuk menentukan konstanta- konstanta dalam
persamaan empiris. Untuk membuat kurva hubungan bilangan Power dengan
bilangan Reynold dengan variasi jenis cairan dan ada tidaknya baffle.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 1


Tangki Berpengaduk

I. 2 Tujuan
1. Untuk mengembangkan hubungan empiris untuk memperkirakan ukuran
alat pada pemakain yang sebenarnya pada percobaan laboratorium
2. Untuk menentukan konstanta-konstanta dalam persamaan empiris
3. Untuk membuat kurva hubungan antara Bilangan Reynold (NRe) dengan
Bilangan Power (NPo) dengan variasi jenis cairan dan ada tidaknya baffle.

I. 3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat menentukan kondisi optimum pencampuran
2. Agar praktikan dapat mengetahui korelasi waktu pencampuran degan
kecepatan putaran melalui analisis bilanagan tak berdimensi
3. Agar praktikan dapat mengetahui korelasi kebutuhan daya terhadap aliran
pengadukan

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 2


Tangki Berpengaduk

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Pengadukan dan pencampuran merupakan operasi yang penting dalam
indusri kimia. Pencampuran (mixing) merupakan proses yang dilakukan untuk
mengurangi ketidakseragaman suatu sistem operasi seperti konsentrasi, viskositas,
temperatur dan lain-lain. Pencampuran dilakukan dengan mendistribusikan secara
acak dua fasa atau lebih yang mula-mula heterogen sehingga menjadi campuran
homogen.
Peralatan proses pencampuran merupakan hal yang sangat penting, tidak
hanya menentukan derajat homogenitas yang dapat dicapai, tapi juga
mempengaruhi perpindahan panas yang terjadi. Penggunaan peralatan yang tidak
tepat dapat menyebabkan konsumsi energi berlebihan dan merusak produk yang
dihasilkan. Salah satu peralatan yang menunjang keberhasilan pencampuran ialah
pengaduk.
(Tim Dosen, 2019)
Campuran cairan diaduk untuk berbagai tujuan, bergantung tujuan dari
langkah pemrosesan. Tujuan ini termasu :
1. Untuk membuat suspense partikel padat.
2. Untuk mencampur cairan yang mudah larut (miscible), seperti metil alckhol
dan air.
3. Untuk mendispersikan gas melalui cairan dalam bentuk gelembung kecil.
4. Mendispersikan zat cair yang tidak dapat bercampur dengan zat cair lain
sehingga membentuk emulsi atau suspensi butiran-butiran halus.
5. Untuk mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan kumparan atau
jaket
Zat cair umumnya diaduk didalam suatu tangki atau bejana, pada
umumnya berbentuk silinder dengan sumbu vertikal. Di bagian atas bejana dapat

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 3


Tangki Berpengaduk

terbuka ke udara, atau dapat pula tertutup. Ukuran proporsi tangki bermacam-
macam, bergantung pada permasalahan pengadukan itu sendiri. Rancangan
standar seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini dapat digunakan untuk
berbagai macam situasi:

Gambar 1. Contoh bejana berpengaduk


(Mc.Cabe, 2005)

II.1.1. Jenis – Jenis Pengaduk


Menurut bentuknya, pengaduk dapat dibagi menjadi 3 golongan :
1. Propeller
Kelompok ini biasa digunakan untuk kecepatan pengadukan tinggi dengan
arah aliran aksial. Pengaduk ini dapat digunakan untuk cairan yang memiliki
viskositas rendah dan tidak bergantung pada ukuran serta bentuk tangki.
Kapasitas sirkulasi yang dihasilkan besar dan sensitif terhadap beban head.
Dalam perancangan propeller, luas sudu biasanya dinyatakan dalam
perbandingan luas area yang terbentuk dengan luas daerah disk. Nilai nisbah
ini berada pada rentang 0,45 sampai 0,55. Pengaduk propeller terutama
menimbulkan arah aksial, arus aliran meninggalkan pengaduk secara kontinu
melewati fluida ke satu arah tertentu sampai dibelokkan oleh dinding atau
dasar tangki.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 4


Tangki Berpengaduk

2. Turbin
Istilah turbin ini diberikan bagi berbagai macam pengaduk tanpa
memandang rancangan, arah discharge ataupun karakteristik aliran. Turbin
merupakan pengaduk dengan sudut tegak datar dan bersudut konstan.
Pengaduk jenis ini digunakan pada viskositas fluida rendah seperti halnya
pengaduk jenis propeller. Pengaduk turbin menimbulkan arah radial dan
tangensial. Disekitar turbin terjadi daerah turbulensi yang kuat, arus dan
geseran yang kuat antar fluida. Salah satu jenis pengaduk turbin adalah
pitched blade. Pengaduk ini memiliki sudut – sudut konstan. Aliran terjadi
pada arah aksial, meski demikian, terdapat pula aliran pada arah radial. Aliran
ini akan mendominasi jika sudu berada dekat dengan dasar tangki.
3. Paddle
Pengaduk jenis ini memegang peranan penting pada proses pencampuran
dalam industri. Bentuk pengaduk ini minimum memiliki dua sudut, horizontal
dan vertikal dengan nilai D/T yang tinggi. Pengaduk paddle menimbulkan
arah aliran radial dan tangensial dan hampir tanpa gerakan vertikal sama
sekali. Arus yang bergerak ke arah horizontal setelah mencapai dinding akan
dibelokkan ke atas atau kebawah. Bila digunakan pada kecepatan tinggi akan
terjadi pusaran saja tanpa terjadi agitasi.
(Tim Dosen, 2019)

II.1.2. Pola Aliran Pada Tangki Berpengaduk


Cara cairan bergerak dalam bejana atau tangki berpengaduk bergantung
pada jenis impeller, karakteristik fluida terutama kekentalan dan ukuran (proporsi)
dari tangki, sekat (baffle) dan impeller. Kecepatan fluida pada setiap titik dalam
tangki bergantung pada tiga komponen dan aliran keseluruhan tangki juga
dipengaruhi dari variasi ketiga komponen tersebut dari satu titik ke titik lain.
Komponen pertama pada kecepatan ini adalah kecepatan radial, yang bekerja
dengan arah tegak lurus terhadap poros impeller. Komponen kedua yaitu

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 5


Tangki Berpengaduk

kecepatan longitudinal yang bekerja pada arah paralel (sejajar) dengan poros.
Komponen ketiga yaitu tangensial dan rotasional yang bekerja pada arah
melingkar disekitar poros. Komponen radial dan tangensial sangat berguna dan
memberikan aliran yang dibutuhkan untuk proses pencampuran. Ketika poros
diposisikan vertikal dan ditempatkan ditengah tangki, komponen tangensial
umumnya tidak menguntungkan. Aliran tangensial mengalir mengikuti arah
melingkar disekitar poros dan membentuk vortex pada fluida saat pencampuran,
seperti pada gambar berikut :

Gambar 2. Pola aliran berputar (radial-flow) turbin dalam bejana tanpa sekat
Dalam bejana tanpa sekat, aliran sirkulasi diinduksi oleh semua jenis
impeller, baik aliran aksial maupun aliran radial. Jika putarannya kuat, pola aliran
dalam tangki benar – benar terlepas dari desain impeller. Pada kecepatan impeller
yang tinggi, terbentuk pusaran (vortex) yang mungkin sangat dalam hingga
mencapai impeller, dan gas dari atas cairan ditarik kedalam dimana pada
umumnya hal ini tidak diinginkan terjadi.

Gambar 3. Pola aliran dengan propeller berada diluar sumbu tangki

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 6


Tangki Berpengaduk

Aliran yang berputar-putar dan bersirkulasi dapat dicegah dengan salah


satu dari tiga metode yang ada. Dalam tangki yang kecil, impeller dapat dipasang
di luar sumbu tangki, seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut. Proses
dipindahkan dari garis tengah (sumbu) tangki kemudian dimiringkan tegak lurus
terhadap arah gerakan. Dalam tangki yang lebih besar, agitatornya dipasang di
samping tangki, dengan porose berada dalam bidang horizontal namun dengan
sudut tertentu. Pada tangki-tangki yang lebih besar dengan agitator vertikal, yang
yang paling baik untuk mengurangi pusaran adalah dengan memasang sekat-sekat
(baffle), yang menghambat aliran rotasi (berputar)tanpa mengganggu dari arah
radial dan longitudinal dalam tangki tersebut. Sekat sederhana dan efektif dapat
diperoleh dengan memasang strip vertikal yang tegak lurus dengan dinding tangki.

II.1.3. Draft Tube (Tabung Jujut)


Aliran balik menuju impeller jenis apapun akan mendekati impeller dari
segala arah. Aliran menuju dan dari baling-baling (impeller) pada dasarnya mirip
dengan aliran udara menuju dan dari kipas yang beroperasi pada sebuah ruangan.
Dalam sebagian besar aplikasi, aliran ini bukan merupakan batasan, tetapi ketika
arah dan kecepatan aliran impeller harus dikontrol, maka digunakan tabung jujut
(draft tube). Piranti ini banyak berguna saat diinginkan pergeseran tinggi pada
impeller, seperti dalam proses pembuatan emulsi tertentu, atau dimana partikel
padat yang cenderung mengapung di permukaan cairan didalam tangki harus
didispersikan dalam cairan.

Gambar 4. Tabung jujut pada tangki dengan sekat : (a) turbin ; (b) propeller

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 7


Tangki Berpengaduk

Tabung jujut (draft tube) untuk propeller dipasang disekitar impeller dan untuk
turbin dipasang tepat diatas impeller. Pemasangan draft tube akan menambah
gesekan cairan dalam sistem ; dan pemberian input daya akan mengurangi laju
aliran, sehingga piranti ini tidak digunakan kecuali diperlukan.
(Mc.Cabe, 2005)

II.1.4. Perpindahan Panas dan Keseragaman Temperatur


Peristiwa perpindahan panas sering diperlukan untuk operasi massa
tertentu, terutama yang melibatkan teaksi kimia. Akibatnya, reaktor dilengkapi
dengan koil pemanas (atau pendingin) atau dinding bermantel. Dalam beberapa
kasus, pengaduk harus ditempatkan di dekat kumparan (koil) atau dinding
berjaket. Bahkan, pengaduk harus menghasillkan aliran dalam jumlah besar,
sehingga semua isi tangki terbawa ke seluruh permukaan panas jika keseragaman
suhu berlaku diseluruh sistem. Impeller yang berukuran besar dengan operasi pada
kecepatan rendah biasanya cocok untuk operasi ini. Dalam beberapa kasus, dapat
diperlukan untuk mencegah panas yang berlebih teralokasi pada area tertentu dari
permukaan perpindahan panas dengan membiarkan pengaduk (impeller) kecil
yang berkecepatan tinggi untuk menimbulkan turbulensi.
(Brown, 1978)

II.1.5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Waktu Pencampuran


Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan
sehingga diperoleh keadaan yang serba sama untuk menghasilkan campuran atau
produk dengan kualitas yang telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate
of mixing) adalah laju dimana proses pencampuran berlangsung hingga kondisi
akhir. Pada operasi pencampuran dengan tangki pengaduk, waktu pencampuran
ini dipengaruhi oleh beberapa hal :
1. Berkaitan dengan alat, seperti :
a) Ada tidaknya baffle atau cruciform baffle.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 8


Tangki Berpengaduk

b) Bentuk atau jenis pengaduk (Turbin, Propeller, Paddle).


c) Laju putaran pengaduk.
d) Kedudukan pengaduk pada tangki, seperti
1. Jarak pengaduk terhadap dasar tangki.
2. Pola pemasangan
- Center, vertikal.
- Off center, vertikal.
- Miring (inciclined) dari atas.
- Horizontal.
e) Jumlah daun pengaduk.
f) Jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk.
2. Berhubungan dengan cairan yang diaduk
a) Perbandingan kerapatan/densitas cairan yang diaduk.
b) Perbandingan viskositas cairan yang diaduk.
c) Jumlah kedua cairan yang diaduk.
d) Jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible).
(Tim Dosen, 2019)

II.1.6. Parameter Hidrodinamika Dalam Tangki Berpengaduk


Dalam suatu peningkatan skala pada tangki berpegaduk, jika kesamaan
geometrik peralatan skala kecil ke skala besar dipertahankan pada kondisi yang
sama, maka bagian – bagian yang relevan dengan perilaku cairan dalam tangki
berpengaduk adalah tenaga yang digunakan untuk agitasi (P) dan kecepatan
putaran pengaduk (N). Konsumsi energi oleh tangki berpengaduk digambarkan
dengan bilangan power. Bilangan power merupakan bilangan tak berdimensi yang
diperoleh dari persamaan
𝑃
𝑁𝑝 = 𝜌 𝑁3 𝐷5…………………..…….………...(1)

Dimana :
Np = Bilangan power

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 9


Tangki Berpengaduk

P = Tenaga eksternal dari agitator (J/detik)


ρ = Densitas cairan dalam tangki (kg/m3)
N = Kecepatan putaran pengadukl (rpm)
D = Diameter pengaduk (m)
Pergerakan cairan didalam tangki pengaduk dapat digambarkan dengan bilangan
tak berdimensi lain, yaitu bilangan Reynolds (NRe). Bilangan Reynolds
merupakan rasio antara inersia dengan kekentalan. Bilangan Reynold (NRe)
didefinisikan
𝜌 . 𝑁 . 𝐷2
𝑁𝑅𝑒 = …………………….……………(2)
𝜇

Dimana :
NRe = Bilangan Reynolds
μ = viskositas cairan (kg/m.s)
ρ = Densitas cairan (kg/m3)
N = Kecepatan putaran pengaduk (rpm)
D = Diameter pengaduk (m)
Bilangan Power (Np) dengan bilangan Reynolds (NRe) biasanya digunakan untuk
menggambarkan hubungan antara konsumsi energy dengan kecepatan
pengadukan. Hubungan ini digambarkan dalam bentuk kurva tenaga (power-
curve). Kurva ini diperoleh dengan cara memplotkan nilai-nilai dari Np dan NRe -
berdasarkan data hasil percobaan yang menggambarkan nilai kecepatan pangaduk
(N), diameter pengaduk (D), densitas (ρ), dan viskositas cairan (μ) pada tiap-tiap
pengaduk yang mempunyai kesamaan geometrik tertentu. Berdasarkan nilai
bilangan Reynolds, diperoleh tiga pola aliran yaitu
1. Aliran laminar (viscous flow), pada NRe < 10 (aliran didominasi oleh tingginya
kekentalan.
2. Aliran transisi (transient) pada NRe 10-104.
3. Aliran turbulen (turbulen flow) pada NRe > 104 (pencampuran terjadi lebih
cepat).
(Ali, 2018)

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 10


Tangki Berpengaduk

II. 2. Sifat Bahan


II.2.1.Air
A. Sifat Fisika
1. Fase : Cair.
2. Warna : Tidak berwarna.
3. Bau : Tidak berbau.
4. Densitas : 1 gr/cm3.
5. Titik Didih : 100oC.
B. Sifat Kimia
1. Rumus Molekul : H2O.
2. Berat Molekul : 18,02 gr/mol.
3. Stabilitas : Produk stabil.
4. Korosivitas : Tidak korosif.
5. Flammable : Bahan tidak mudah terbakar.
(MSDS, 2013 “MSDS Water”).
C. Fungsi :
Sebagai bahan uji dalam menentukan daya pengaduk.

II.2.1.Gula
A. Sifat Fisika
1. Fase : Padat.
2. Warna : Putih.
3. Bau : Karakteristik karamel.
4. Densitas : 1,587 gr/cm3.
5. Titik Didih : 186oC.
B. Sifat Kimia
1. Rumus Molekul : C12H22O11.
2. Berat Molekul : 341,3 gr/mol.
3. Stabilitas : Produk stabil.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 11


Tangki Berpengaduk

4. Korosivitas : Tidak korosif.


5. Kelarutan : Mudah larut dalam air panas.
(MSDS, 2013 “MSDS Sucrose”).
C. Fungsi :
Sebagai bahan uji dalam menentukan daya pengaduk.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 12


Tangki Berpengaduk

II.3 Hipotesa
Pada percobaan tangki berpengaduk, semakin cepat putaran pengadukan,
maka waktu yang dibutuhkan dalam membuat larutan menjadi homogen akan
semakin cepat. Selain itu, semakin besar konsentrasi larutan maka semakin besar
viskositasnya sehingga daya yang dibutuhkan dalam pengadukan semakin besar.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 13


Tangki Berpengaduk

II.4 Diagram Alir

Menimbang piknometer kosong

Membuat larutan dari bahan yang digunakan sesuai


konsentrasi yang ditentukan, kemudian dimasukkan
ke dalam piknometer dan ditimbang sebagai
piknometer isi

Memasang satu set alat berpengaduk

Masukkan larutan gula dan air dalam beaker glass


dengan volume dan kepekatan sesuai dengan
variabel yang ditentukan

Melakukan pengamatan dengan menggunakan


baffle maupun tanpa menggunakan baffle

Mengulangi percobaan diatas sesuai dengan


variabel yang ditentukan
v

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 14


Tangki Berpengaduk

BAB III
PERCOBAAN

III.1 Bahan yang Digunakan


1. Air
2. Gula

III.2 Alat yang Digunakan


1. Beaker Glass 9. Statif dan Klem
2. Gelas Ukur 10. Motor
3. Piknometer 11. Pengaduk (Impeller)
4. Stopwatch 12. Viscometer ostwald
5. Penggaris 13. Spatula
6. Pipet tetes 14. Baffle
7. Neraca analitik 15. Karet Pompa
8. Kaca arloji

III.3 Gambar Alat

Beaker Glass Piknometer Viskometer Ostwald Stopwatch

Statif dan Klem Gelas Ukur Pipet Tetes Motor Pengaduk

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 15


Tangki Berpengaduk

Neraca Analitis Pengaduk Penggaris Kaca Arloji

Pompa karet Spatula Sekat (Baffle)

III.4 Rangkaian Alat


Keterangan :
A
A = Motor

B = Statif

B C = Batang Pengaduk (Shaft)

D = Tangki (Beaker Glass)


C E = Pengaduk (Impeller)
D
E

III.5 Prosedur Percobaan


1. Sediakan bahan gula dan air serta alat yang akan digunakan
2. Timbang piknometer kosong 25 ml menggunakan neraca analitik.
3. Menyusun satu set alat pengaduk.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 16


Tangki Berpengaduk

4. Masukkan gula dengan dengan kapasitas tertentu, kemudian larutkan


dalam air 1000 mL.
5. Larutan gula dimasukkan kedalam tangki (beaker glass) dan dilakukan
pengadukan dengan kecepatan tertentu (150 rpm dan 200 rpm) selama 1
menit
6. Amati pola aliran dalam tangki (tanpa baffle)
7. Menentukan densitas larutan dengan piknometer dan waktu alir dengan
viskometer ostwald
8. Ulangi langkah percobaan (4 -7) dengan baffle.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 17


Tangki Berpengaduk

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Tabel Hasil Pengamatan


Tabel 1. Pengamatan pengadukan larutan gula tanpa menggunakan Baffle
Kecepatan Lama waktu Viskositas Densitas
Konsentrasi
Pengadukan pengadukan campuran campuran Vortex
Gula
(rpm) (t) menit μ (poise) ρ (gr/mL)
8% 1 0,94 x 10-2 1,0165 Ada
10 % 150 1 0,97 x 10-2 1,0238 Ada
12 % 1 0,98 x 10-2 1,0291 Ada
8% 1 0,95 x 10-2 1,0192 Ada
10 % 200 1 0,971 x 10-2 1,0249 Ada
12 % 1 1,056 x 10-2 1,053 Ada

Tabel 2. Pengamatan pengadukan larutan gula dengan menggunakan Baffle


Kecepatan Lama waktu Viskositas Densitas
Konsentrasi
Pengadukan pengadukan campuran campuran Vortex
Gula
(rpm) (t) menit μ (poise) ρ (gr/mL)
8% 1 1,002 x 10-2 1,0325 Tidak Ada
10 % 150 1 1,011 x 10-2 1,0360 Tidak Ada
12 % 1 1,024 x 10-2 1,0407 Tidak Ada
8% 1 1,025 x 10-2 1,0409 Tidak Ada
10 % 200 1 1,048 x 10-2 1,0468 Tidak Ada
12 % 1 1,074 x 10-2 1,0592 Tidak Ada

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 18


Tangki Berpengaduk

IV.2 Tabel Perhitungan


Tabel 3. Pengadukan larutan gula tanpa pemasangan Baffle
Konsentrasi N t P
NRe NPo NFr
Gula (rps) (detik) (J/s)
8% 60 0.031888
6758.644 0.43 21342.53
10 % 2,5 60 6596.649 0.44 0.031888 21995.7
12 % 60 6563.138 0.445 0.031888 22360.82
8% 60 8931.411 0.39 0.056576 45867.68
10 % 3,33 60 8787.119 0.395 0.056576 46715.53
12 % 60 8301.349 0.398 0.056576 48360.88

Tabel 4. Pengadukan larutan gula dengan pemasangan Baffle


Konsentrasi N t P
NRe NPo NFr
Gula (rps) (detik) (J/s)
8% 60 0.45 0.031888
6440.245 22686.77
10 % 2,5 60 6404.55 0.452 0.031888 22864.84
12 % 60 6351.929 0.455 0.031888 23121.02
8% 60 8454.139 0.4 0.056576 48045.39
10 % 3,33 60 8315.468 0.41 0.056576 49525.66
12 % 60 8325 0.405 0.056576 50192.87

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 19


Tangki Berpengaduk

IV.3 Grafik

0.46
y = -2E-05x + 0.5805
0.45
R² = 0.9708
NPo = P/(𝜌. 𝑁3.𝐷5 )

0.44

0.43

0.42

0.41

0.4

0.39

0.38
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
NRe = (ρ. D2. N) / μ

Grafik 1. Hubungan antara Bilangan Power dengan Bilangan Reynolds pada larutan
gula konsentrasi 8%; 10%; 12% dengan variasi kecepatan pengaduk 150 rpm dan 200
rpm tanpa pemasangan baffle.

0.47
y = -2E-05x + 0.6071
0.46
R² = 0.9919
NPo = P/(𝜌. 𝑁3.𝐷5 )

0.45
0.44
0.43
0.42
0.41
0.4
0.39
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000
NRe = (ρ. D2. N) / μ

Grafik 2. Hubungan antara Bilangan Power dengan Bilangan Reynolds pada larutan
gula konsentrasi 8%; 10%; 12% dengan variasi kecepatan pengaduk 150 rpm dan 200
rpm dengan pemasangan baffle

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 20


Tangki Berpengaduk

IV.4 Pembahasan
Pada percobaan tangki berpengaduk mempunyai tujuan diantaranya yaitu,
untuk membuat kurva hubungan antara Bilangan Reynold (NRe) dengan Bilangan
Power (NPo) dengan variasi jenis cairan dan ada tidaknya baffle. Percobaan ini juga
dilakukan dengan tujuan untuk menentukan konstanta-konstanta dalam persamaan
empiris. Adapun tujuan lain yaitu untuk mengembangkan hubungan empiris untuk
memperkirakan ukuran alat pada pemakaian yang sebenarnya pada percobaan
laboratorium. Dalam percobaan tangki berpengaduk ini, bahan yang digunakan adalah
gula padat dan air, yang akan dilakukan pengadukan dengan variasi kecepatan 150
rpm dan 200 rpm serta dengan menggunakan baffle dan tidak menggunakan baffle.
Dari hasil percoban ini, diperoleh data pengamatan berupa ada tidaknya
vorteks, besar kecilnya densitas dan viskositas larutan. Berdasarkan pengamatan yang
telah praktikan lakukan, ketika pengadukan dilakukan dengan tanpa pemasangan
baffle , pada saat pengadukan terbentuk vorteks, sementara itu ketika dilakukan
dengan pemasangan baffle, vorteks tidak terbentuk pada saat pengadukan. Hal tersebut
dikarenakan kecepatan pengadukan yang besar dan jenis pengaduk yang digunakan
hanya menimbulkan arah radial sehingga mempengaruhi pola aliran fluida di dalam
tangki . Untuk densitas dan viskositas larutan, baik dengan baffle maupun tanpa baffle,
viskositas dan densitas larutan meningkat seiring bertambahnya konsentrasi larutan
dan kecepatan pengadukan. Dengan meningkatnya kecepatan pengadukan dari 150
rpm ke 200 rpm, maka terbentuknya vorteks saat pengadukan akan semakin besar
ketika pengadukan dilakukan tanp pemasangan baffle.
Dari data hasil pengamatan tersebut, setelah dilakukan perhitungan, diperoleh
nilai bilangan Reynolds (NRe), bilangan Power (NPo), bilangan Froude (NFr) dan
kebutuhan daya dalam pengadukan (P) pada tiap-tiap variabel. Pada variabel
kecepatan 150 rpm tanpa baffle untuk konsentrasi larutan gula 8%; 10%; dan 12%,
didapatkan nilai bilangan Reynold (NRe) berturut-turut yaitu 6758,644; 6596,65; dan
6563,138 dengan nilai bilangan power (NPo) berturut-turut yaitu 0,43; 0,44; dan 0,45
dan daya pengaduk. Pada variabel kecepatan 150 rpm dengan pemasangan baffle

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 21


Tangki Berpengaduk

untuk konsentrasi larutan gula 8%; 10%; dan 12%, didapatkan nilai bilangan Reynold
(NRe) berturut-turut yaitu 6440,245; 6404,55; dan 6351,929 dengan nilai bilangan
power (NPo) berturut-turut yaitu 0,45; 0,452; dan 0,455. Pada variabel kecepatan 200
rpm tanpa pemasangan baffle untuk konsentrasi larutan gula 8%; 10%; dan 12%,
didapatkan nilai bilangan Reynold (NRe) berturut-turut yaitu 8931,411; 8787,119; dan
8301,349 dengan nilai bilangan power (NPo) berturut-turut yaitu 0,39; 0,395; dan
0,398. Pada variabel kecepatan 200 rpm dengan pemasangan baffle untuk konsentrasi
larutan gula 8%; 10%; dan 12%, didapatkan nilai bilangan Reynold (NRe) berturut-
turut yaitu 8454,139; 8315,468; dan 8325 dengan nilai bilangan power (NPo) berturut-
turut yaitu 0,4; 0,41; dan 0,405. Berdasarkan data perhitungan tersebut, dapat
diketahui bahwa data perhitungan sudah sesuai dengan teori, dimana semakin
meningkatnya bilangan Reynold (NRe), maka nilai bilangan power (NPo) akan semakin
kecil. Dapat dilihat pada grafik 1 dan 2, diperoleh slope dari kedua grafik bernilai
negatif (-) yaitu -2 x 10-5 yang menunjukkan bahwa nilai bilangan power (NPo)
berbanding terbalik dengan bilangan Reynolds (NRe), baik dalam pengadukan tanpa
menggunakan baffle maupun menggunakan baffle. Namun data perhitungan pada
percobaan tidak sepenuhnya akurat, sebagai contoh dapat dilihat pada grafik 1, nilai
perbandingan antara bilangan power dengan bilangan Reynolds dari beberapa variabel
terlihat naik turun. Selain itu, dalam variabel kecepatan dan konsentrasi yang sama,
data bilangan Reynold yang diperoleh dalam pengadukan tanpa baffle lebih kecil
dibandingkan dengan menggunakan baffle. Seperti pada contoh pengadukan larutan
gula dengan konsentrasi 8% dan kecepatan 150 rpm tanpa menggunakan baffle,
diperoleh nilai bilangan Reynold yang lebih kecil dibandingkan pengadukan larutan
gula dengan konsentrasi 8% dan kecepatan 150 rpm dengan menggunakan baffle yaitu
6758,644 < 6440,245 dimana seharusnya berdasarkan teori, penggunaan baffle akan
meningkatkan bilangan Reynold dikarenakan pola aliran dibuat menjadi turbulen
(turbulensi) sehingga bilangan Reynold menjadi lebih besar. Ketidaksesuaian beberapa
data percobaan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu
pemasangan posisi pengaduk yang berubah-ubah setiap melakukan pengadukan dan

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 22


Tangki Berpengaduk

posisi tinggi pengaduk dari dasar tangki yang berubah, mengakibatkan pola aliran dan
homogenitas larutan tidak teratur sehingga data yang didapatkan juga kurang akurat.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 23


Tangki Berpengaduk

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

V.1 Simpulan
1. Lama waktu pengadukan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu
jenis pengaduk, posisi pengaduk, karakteristik fluida, jumlah pengaduk, ada
tidaknya sekat (baffle) dan lain sebagainya, dimana faktor-faktor tersebut juga
akan mempengaruhi kebutuhan daya yang digunakan selama proses pengadukan.
2. Penggunaan baffle dapat mengurangi terjadinya vortex pada pengadukan serta
dapat membuat pola aliran dalam tangki menjadi turbulen, sehingga proses
pengadukan dan pencampuran menjadi lebih efektif.
3. Semakin tinggi kekentalan suatu fluida (viscous), maka kebutuhan daya
pengadukan juga akan semakin besar.

V.2 Saran
1. Sebaiknya sebelum praktikum berlangsung, praktikan harus memahami terlebih
dahulu prosedur percobaan agar tidak mengalami kesulitan pada saat praktikum
berlangsung.
2. Sebaiknya pada saat proses pengadukan, ketinggian pengaduk dari dasar tangki
dan posisi pengaduk dalam tangki dibuat sama, sehingga perbandingan data yang
diperoleh dapat lebih akurat.
3. Sebaiknya pada saat proses pengadukan, digunakan jenis pengaduk yang sama
(tidak diganti setiap variabel), supaya perbandingan data dapat terlihat lebih
jelas.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 24


Tangki Berpengaduk

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Fachruddin. 2018. “Analisa Aliran Fluida Pada Mixing Crude Oil Storage Tank
dengan CFD”. Jurnal Teknik Sistem Perkapalan vol.1 halaman 2.
Brown, George Granger. 1978. “Unit Operations”. Tokyo : Modern Asia Editions.
Mc.Cabe, Warren L., Julian C. Smith, dan Peter Harriott. 2005. “Unit Operations of
Chemical Engineering Seventh Edition”. New York : Mc.Graw-Hill,Inc.
MSDS. 2013. “Material Safety Data Sheet Sucrose”. (http://www.sciencelab.com/
msds.php?msdsId=9925119). Diakses pada tanggal 12 Februari 2019 pukul
18.23 WIB.
MSDS. 2013. “Material Safety Data Sheet Water”. (http://www.sciencelab.com/
msds.php?msdsId=9927312). Diakses pada tanggal 12 Februari 2019 pukul
18.30 WIB.
Tim Dosen. 2019. “Tangki Berpengaduk”. Surabaya : UPN “Veteran” Jawa Timur.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 25


Tangki Berpengaduk

APPENDIX

1. Perhitungan massa zat terlarut gula


𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
%𝑤 = 100%
𝑤𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
8% = 100%
1000
𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = 80 𝑔𝑟𝑎𝑚
Jadi, dibutuhkan 80 gram gula yang dilarutkan dalam aquadest hingga 1000 ml
untuk membuat larutan gula dengan konsentrasi 8%.

2. Perhitungan Densitas (ρ)


a. Densitas larutan gula (gula + air) dengan konsentrasi 8% pada kecepatan
pengadukan 200 rpm dengan baffle.
𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖 − 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑘𝑛𝑜
(52,1306 − 26,1082) 𝑔𝑟
= 25 𝑐𝑚3
𝑔𝑟
= 1,0409 𝑐𝑚3

b. Densitas air.
𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖 − 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌 𝑎𝑖𝑟 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑘𝑛𝑜

(52,1306 − 26,1082) 𝑔𝑟
= 25 𝑐𝑚3
𝑔𝑟
= 0,99104 𝑐𝑚3

3. Perhitungan Viskositas larutan gula dengan konsentrasi 8% pada kecepatan


pengadukan 200 rpm dan tangki dengan baffle.
𝜂𝑙𝑎𝑟 𝑡𝑙𝑎𝑟 𝑥 𝜌𝑙𝑎𝑟
=
𝜂𝑎𝑖𝑟 𝑡𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝜌𝑎𝑖𝑟

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 26


Tangki Berpengaduk

𝑔𝑟
𝜂𝑙𝑎𝑟 (1,778 𝑠) 𝑥 (1,0409 3 )
𝑐𝑚
𝑔𝑟
= 𝑔𝑟
(0,89 𝑥 10−2 𝑐𝑚.𝑠) (1,623 𝑠) 𝑥 (0,99104 3 )
𝑐𝑚
𝑔𝑟
𝜂𝑙𝑎𝑟 = 0,01025
𝑐𝑚. 𝑠

4. Perhitungan Bilangan Reynolds (Nre) larutan gula dengan konsentrasi 8% pada


kecepatan pengadukan 200 rpm dan tangki dengan baffle.
𝐷𝑎2 𝑁𝜌
𝑁𝑟𝑒 =
𝜇
(5 𝑐𝑚)2 𝑥 (3.33 𝑠−1 ) 𝑥 (1,0409 𝑔𝑟.𝑐𝑚−3 )
= 0,01025 𝑔𝑟.𝑐𝑚−1 .𝑠−1

= 8.454,139

5. Perhitungan Bilangan Froude (Nfr) larutan gula dengan konsentrasi 80% pada
kecepatan pengadukan 200 rpm dan tangki tanpa baffle
𝑁2𝐷
𝑁𝑓𝑟 =
𝑔
2
(3,33 𝑠−1 ) 𝑥 5 𝑐𝑚
= 980 𝑐𝑚.𝑠−2

= 0,0566

6. Perhitungan kebutuhan daya (P) larutan gula dengan konsentrasi 8% pada


kecepatan pengadukan 200 rpm dan tangki dengan baffle.
𝑃 = 𝑁 3 𝑥 𝐷5 𝑥 𝑁𝑝𝑜 𝑥 𝜌
𝑔𝑟
= (3,33 𝑠 −1 )3 𝑥 (5 𝑐𝑚)5 𝑥 (0,4) 𝑥 (1,0409 )
𝑐𝑚3
𝐽
= 48.045,4 ⁄𝑠

= 48,0454 𝑘𝑊ℎ

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 27


Tangki Berpengaduk

LAMPIRAN

Proses pengadukan tanpa


Pengukuran berat piknometer kosong
menggunakan baffle

Proses pengadukan dengan


Pengukuran berat piknometer berisi air
menggunakan baffle

Pengukuran berat piknometer berisi


larutan gula dengan konsentrasi 8%

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 28


Tangki Berpengaduk

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 29

Anda mungkin juga menyukai