Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

FILSAFAT ILMU

BAHAN BAKAR BIODIESEL PENGGANTI SOLAR

RONI TANDI LINOK

210020301024

PENDIDIKAN TEKNLOGI DAN KEJURUAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahan bakar merupakan salah satu kebutuhan yang saat ini tidak bisa lepas
dari kebutuhan manusia saat ini. Penggunaan bahan bakar sendiri banyak
digunakan di mode transportasi yang digunakan masyarakat untuk mobilisasi
kegiatan sehari-hari atau pundigunakan dalam meningkatkan laju perekonomian
suatu bangsa.
Salah satu bahan bakar yang saat ini banyak digunakan dikalangan
masyarakat adalah solar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik penggunaan solar
di Indonesia mencapai 93.190 barel per tahun. Tuntu jumlah ini tidak lah sedikit
dan mengingat hasil pembakaran minyak solar yang mengakibatkan polusi udara
yang cukup tinggi.
Untuk itu sangat disatankan adanya temuan bahan bakar terbarukan yang
dapat digunakan untuk menggatikan penggunaan bahan bakar solar. Ada pun
bahan bakar terbarukan yang dinilai mampu menggantikan penggunaan solar
adalah biodiesel. Pembuatan biodiesel dengan tingkat persentasi 30% dinilai dapat
digunakan dengan baik oleh masyarakat secara umum baik itu untuk kendaraan
atau pun digunakan dimesin-mesin lainnya yang menggunakan bahan bakar solar.
Motor diesel merupakan salah satu jenis engine yang telah dikembangkan oleh
manusia dalam memenuhi kebutuhannya, yaitu kebutuhan tenaga yang besar
untuk keperluan hidupnya, untuk sistem transportasi maupun penggerak stasioner
seperti mobil angkutan, traktor, kendaraan berat dan pembangkit listrik.
Kendaraan bermotor sangatlah berkembang pesat terutama pada kendaraan motor
diesel, penggunaan kendaraan bermotor diesel di Indonesia banyak untuk
transportasi umum dan kendaraan operasional perusahaan. Berdasarkan data
badan pusat statistik pada tahun 2017 perkembangan jumlah kendaraan bermotor
menurut jenisnya, yaitu jumlah mobil penumpang mencapai 15.493.068 unit,
mobil bus mencapai 2.509.258 unit dan mobil barang mencapai 7.523.550 unit.
Melihat banyaknya penggunaan kendaraan bermotor diesel yang semakin
berkembang pesat dapat mempengaruh pada polusi udara yang berlebihan
(opasitas emisi gas buang kendaraan) bila gas-gas dari sisa hasil pembakaran yang
kurang baik. Gas-gas beracun hasil dari pembakaran bahan bakar ini biasanya
berupa oksida-oksida karbon (karbon dioksida, karbon monokisida) dan nitrogen
(nitrogen monoksida, nitrogen dioksida, dinitrogen oksida) dan senyawa -
senyawa hidrokarbon. Permasalahan ini dapat disebabkan tidak sempurnanya
pembakaran yang dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu kualitas bahan bakar
yang kurang baik, saat penyemprotan yang kurang tepat. Saat ini ada beberapa 1 2
bahan bakar yang digunakan dimasyarakat yaitu Biodiesel (dari minyak jelantah,
Solar dan Dexlite).
Bahan bakar tersebut memiliki angka cetana yang berbedabeda, yang
mempengaruhi lamanya saat pembakaran. Perbedaan nilai cetana sangat
berpengaruh pada lamanya proses pembakaran, hal ini menyebabkan saat
pembakaran yang terlalu cepat atau lambat yang mengakibatkan proses
pembakaran yang terjadi tidak sempurna atau bahan bakar tidak terbakar
sepenuhnya sehingga menghasilkan gas-gas beracun yang berbahaya bagi
manusia. Gas-gas beracun hasil dari pembakaran bahan bakar ini biasanya berupa
oksida-oksida karbon (karbon dioksida, karbon monokisida) dan nitrogen
(nitrogen monoksida, nitrogen dioksida, dinitrogen oksida) dan senyawa -
senyawa hidrokarbon, dan dapat pula menyebabkan detonasi (knoking). Untuk
mengindari hal tersebut perlu adanya penyetelan saat penyemprotan bahan bakar,
hal ini bertujuan agar proses pembakaran dapat sempurna yang berpengaruh pada
emisi gas buang yang dihasilkan lebih baik untuk lingkungan.
Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat populer,
banyak dibahas oleh kalangan masyarakat. Masalah pencemaran merupakan suatu
masalah yang sangat perlu mendapat penanganan secara serius oleh semua pihak
untuk menanggulangi akibat buruk yang terjadi karena pencemaran, bahkan
sedapat mungkin untuk dapat mencegah jangan sampai terjadi pencemaran
lingkungan. Berdasarkan hal diatas, maka penulis melakukan penelitian pengaruh
penyetelan saat penyemprotan bahan bakar terhadap opasitas emisi gas buang
menggunakan bahan bakar Biodiesel ( dari minyak jelantah, Solar dan Dexlite
BAB II
PEMBAHASAN

A. MATERI
Motor diesel ditemukan akhir abad 19, pada saat itu bahan bakar
disuplaikan ke motor dengan udara bertekanan tinggi, akan tetapi beberapa waktu
kemudian metode tersebut telah mengalami beberapa perbaikan, salah satunya
dengan meninjeksikan bahan bakar langsung ke dalam ruang bakar.
Untuk memulai pembakaran, sumber panas pada motor diesel tidak
diambil dari loncatan bunga api. Tetapi sebagai sumber panas diperoleh dari
tekanan kompresi (campuran udara dan bahan bakar terbakar dengan sendiri
akibat tekanan kompresi). Agar campuran udara dan bahan bakar terbakar sendiri
diperlukan suhu udara minimal 350 oC. karena itu perbandingan kompresi motor
diesel dibuat antara 15-22, dengan tekanan akhir langkah kompresi mencapai 20-
6 7 40 bar dan suhu 500-700 oC. Motor diesel disebut juga motor pembakaran
kompresi karena proses pembakaran bahan bakar terjadi akibat adanya tekanan
kompresi yang tinggi. Berdasarkan efisiensi secara keseluruhan, motor diesel
merupakan motor pembakaran yang paling efisien dan bertenaga besar, pada
motor diesel putaran rendah efisiensi panas dapat mencapai 50 persen. Dengan
efisiensi panas yang besar ini maka pemakaian bahan bakar lebih hemat, diikuti
denagan tangkat polutan gas buang yang relative rendah.
Biodiesel adalah bahan bakar nabati untuk aplikasi mesin/motor diesel
berupa ester metil asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari
minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi
.
B. METODE
Langkah –langkah pembuatan biodosel
1. Menurunkan asam lemak bebas hingga 2%
2. Melakukan reaksi esterifikasi dengan campuran methanol dan asam sulfat
3. Melakukan reaksi transesterifikasi dengan katalis cangkang bekicot
4. Melakukan pencucian dengan maknesium silica
5. Pemanasan dengan pemanasan elekrik
C. Alat dan Bahan
1. Alat dan Bahan
1. Pipet tetes
2. Gelas ukur
3. Thermometer alcohol
4. Piknometer
5. Furnace
6. Kertas saring
7. Timbangan analitik
8. Corong pemisah
9. Magnetic stirrer
10. Methanol
11. NaOH
12. KOH
13. Cangkang Bekicot
14. Indikator pp
15. Magnesium silka
16. H2SO4

2. Bahan utama yang digunakan adalah minyak jelantah

D. TINGKAT PENGETAHUAN
Bahan bakar Biodiesel dari minyak jelantah dalam, Peneliti Lembaga
Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Biodiesel memiliki sejumlah keuntungan yaitu dapat diperbaharui karena
merupakan produk pertania, memiliki cetane number yang tinggi. volatile rendah
dan bebas sulfur (SOx), serta memungkinkan diproduksi dalam skala industri
kecil, sehingga dapat menggerakkan ekonomi pedesaan. Disamping itu, Biodiesel
lebih mudah terurai (biodegradable) oleh mikroorganisme dibanding minyak
mineral serta dapat menghemat penggunaan minyak Solar, yang berarti
mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak.
1) Persyaratan umum kualitas Biodiesel Biodiesel dari minyak jelantah
harus memenuhi baku mutu standar agar penggunaannya sebagai bahan bakar
pada kendaraan bermotor tetap aman bagi kendaraan ataupun kepada
penggunanya. SNI-04-7182-2006 mensyaratkan 9 item standar yang harus
dipenuhi. Sembilan item standar kualitas bahan bakar penggant Solar yang amat
penting adalah:
a) Berat jenis (850 – 890 kg/m 3 ) pada suhu 40 C.
Jika Biodiesel mempunyai massa jenis melebihi ketentuan, akan terjadi
reaksi tidak sempurna pada konversi minyak nabati. Biodiesel dengan mutu
seperti ini seharusnya tidak digunakan untuk engine diesel karena akan
meningkatkan keausan engine, emisi, dan menyebabkan kerusakan pada engine.
b) Viskositas (2.3 – 2.6 cSt) pada suhu 40 C.
Viskositas yang tinggi atau fluida yang masih lebih kental akan
mengakibatkan kecepatan aliran lebih lambat sehingga proses derajat atomisasi
bahan bakar akan terlambat pada ruang bakar.
c) Angka Cetana (45).
Angka Cetana menggambarkan kualitas bahan bakar untuk menahan auto
ignition sebelum arus propagasi nyala sampai kepadanya. Penggunaan Biodiesel
dengan Angka Cetana kurang dari 45 memberi peluang terjadinya detonasi dan
memperburuk kinerja engine.
d) Kadar air (0.05 %). Makin kecil kadar air dalam minyak maka mutunya
akan semakin baik pula karena akan memperkecil terjadinya hidrolisis yang dapat
menyebabkan kenaikan kadar asam lemak bebas, kandungan air dalam bahan
bakar dapat juga menyebabkan turunnya panas pembakaran, berbusa dan bersifat
korosif jika bereaksi dengan sulfur karena akan membentuk asam.
e) Bilangan asam (maks 0.8 mg KOH/g). Angka asam yang tinggi
merupakan indikator Biodiesel masih mengandung asam lemak bebas. Berarti,
Biodiesel bersifat korosif dan dapat menimbulkan kerak pada injektor.

E. KONDISI LINGKUNGAN
Tempat pelaksanaan kegiatan pengambilan data dalam penelitian,
bertempat di Laboratorium Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar dan laboratorium Jurusan Kimia Fakultas MIPA

Anda mungkin juga menyukai