Anda di halaman 1dari 12

POLTEKAD KODIKLATAD

JURUSAN TEKNIK MESIN

LAPORAN PRAKTIKUM
ENERGI ALTERNATIF ELEKTROLISIS

Disusun Oleh :

Serda Assyifa Annas Nosis 20180348-E

JURUSAN MESIN
PRODI OTOMOTIF KENDARAAN TEMPUR DIPLOMA 4 ANGKATAN 3
TP 2018 / 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.
Energi merupakan hal yang sehari–hari dibutuhkan oleh
manusia dalam menjalani aktivitasnya, seperti bahan bakar untuk
kendaraan, penggunaan listrik dan alat elektronik lainnya. Energi
dikategorikan menjadi dua yakni energi terbarukan (alternatif) dan
energi yang tak terbarukan (bahan bakar fosil).
Energi alternatif atau energi terbarukan merupakan energi
pengganti bahan bakar fosil. Energi alternatif ini digunakan untuk
mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang dapat
merusak lingkungan dan pemanasan global dari emisi karbondioksida
yang tinggi.
Dengan meningkatnya teknologi, energi alternatif masih terus
dikembangkan. Seiring berjalannya waktu energi tak terbarukan mulai
ditinggalkan karena merusak lingkungan dan berdampak buruk bagi
kelangsungan hidup di masa depan.

2. Sel elektrokimia
Sel elektrokimia adalah suatu alat yang mampu menghasilkan
energi listrik dari reaksi kimia atau menggunakan energi listrik untuk
menjalankan reaksi kimia. Sel elektrokimia yang menghasilkan arus
listrik disebut sel Volta atau sel Galvani dan sel yang menghasilkan
reaksi kimia, melalui elektrolisis misalnya, disebut sel elektrolisis.
Contoh sel Galvani yang umum adalah sel 1,5 volt standar yang
banyak digunakan.
Suatu baterai terdiri dari satu atau lebih sel, yang terhubung
baik dalam pola paralel, seri atau seri dan paralel. Sel elektrokimia
tersusun dari dua material penghantar atau konduktor listrik yang
disebut dengan katode dan anode. Kedua material penghantar ini
disebut dengan elektrode.

3. Sel elektrolisis.

Elektrolisis adalah proses kimia dan industri yang


menggunakan arus listrik searah (DC) untuk menggerakkan reaksi
kimia yang seharusnya tidak spontan. Elektrolisis penting dalam
pemisahan industri elemen dari sumber alami seperti biji
menggunakan sel elektrolitik. Potensi dekomposisi adalah tegangan
yang diperlukan untuk elektrolisis terjadi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

4. Umum.

Energi merupakan salah satu komponen yang sangat penting

bagi kehidupan manusia, karena segala aktivitas manusia relatif

bergantung pada kesediaan energi yang cukup. Pada saat ini minyak

bumi menjadi penopang mayoritas kebutuhan energi bahan bakar,

dikarenakan hasil pengolahan yang beragam dapat dimanfaatkan bagi

kehidupan manusia khususnya di bidang transportasi.

Penggunaan minyak bumi dalam bahan bakar minyak (BBM)

merupakan salah satu bentuk pemanfaatan yang banyak diaplikasikan

oleh manusia dalam aktivitas transportasi, salah satunya yakni

penggunaan sepeda motor oleh masyarakat dalam beraktifitas sehari-

hari. Di sisi lain juga konsumsi dan kebutuhan minyak bumi terus

meningkat karena semakin banyak jumlah kendaraan bermotor dan

kebutuhan hidup lain seperti kebutuhan dalam dunia industri. Besar

ketergantungan manusia terhadap ketersediaan minyak bumi perlu di

kurangi dikarenakan semakin lama ketersediaan minyak semakin

menipis, (Kementerian ESDM, 2018).


5. Elektrokimia.

Elektrokimia adalah disiplin kimia fisika yang mempelajari


hubungan antara potensial listrik sebagai fenomena kuantitatif dan
kuantitatif dan perubahan kimia yang dapat dikenali, dengan potensial
listrik sebagai hasil dari perubahan kimia tertentu atau sebaliknya.
Elektron bergerak di antara elektroda melalui fase konduktor elektronik
dalam proses ini biasanya dipisahkan oleh elektrolit penghantar ionik
dan penyekat elektronik (walaupun tidak diperlukan sambungan listrik
eksternal, seperti pada pelapisan tanpa listrik atau spesies ionik dalam
larutan).

Reaksi elektrokimia terjadi ketika reaksi kimia dipengaruhi oleh


perbedaan potensial, seperti pada elektrolisis, atau ketika potensial
listrik berasal dari reaksi kimia, seperti pada baterai atau sel bahan
bakar. Tidak seperti reaksi kimia, elektron (dan ion yang harus terjadi)
tidak diangkut secara langsung antar molekul dalam reaksi
elektrokimia tetapi melalui sirkuit konduktor elektronik dan ionik yang
disebutkan di atas, masing-masing. Fitur inilah yang membedakan
reaksi elektrokimia dari reaksi kimia.

6. Elektrolisis.

Elektrolisis adalah proses mentransmisikan arus listrik langsung


melalui elektrolit, yang menghasilkan reaksi kimia pada elektroda dan
degradasi material. Elektrolisis membutuhkan elektrolit, elektroda, dan
sumber daya eksternal, antara lain. Untuk memisahkan produk, partisi
(seperti membran pertukaran ion atau jembatan garam) dapat
digunakan dari menyebar ke kedekatan elektroda yang berlawanan.
Elektrolit adalah komponen kimia yang mencakup ion bebas yang
menghantarkan listrik (misalnya polimer penghantar ion, larutan, atau
senyawa cairan ionik). Elektrolisis tidak dapat terjadi jika ion tidak
bergerak, seperti pada kebanyakan garam padat. Langkah-langkah
berikut digunakan untuk membuat elektrolit cair :

- Solvasi atau reaksi senyawa ionik dengan pelarut (seperti air)


untuk menghasilkan ion bergerak.

- Dengan memanaskan zat ionik, ia meleleh.

Ketika atom atau molekul netral mendapatkan atau kehilangan


electron, seperti pada permukaan elektroda, mereka menjadi ion, yang
dapat larut dalam elektrolit dan bereaksi dengan ion lain. Ketika ion
kehilangan atau memperoleh electron dan menjadi netral, terjadi
senyawa yang terpisah dari elektrolit. Cu2+¿ ¿ dan ion logam positif
lainnya membentuk lapisan pada katoda. Electroplating,
electrowinning, dan electrorefining adalah terminology yang digunakan
untuk menggambarkan proses ini. Muatan elektronik suatu ion
berubah karena menyerap atau kehilangan electron tanpa menjadi
netral. Misalnya, ketika air garam dielektrolisis gas hydrogen dan klorin
menggelembung dari elektrolit dan dikumpulkan. Akibatnya, reaksi
keseluruhan awal adalah

2 NaCl + 2 H 2O 2 NaOH + H 2 + Cl 2

Reaksi anoda menghasilkan gas klorin dari ion klorin.

2 Cl−¿¿ Cl 2 + 2 e−¿¿

Di katoda, proses menghasilkan gas hydrogen dan ion


hidroksida :

2 H 2O + 2 e−¿¿ H 2 + 2 OH −¿¿
Ion OH- yang dibuat di katoda bebas berdifusi ke seluruh
elektrolit ke anoda karena tidak ada partisi di antara elektroda. Kurang
Cl 2 lolos dari larutan sebagai elektrolit menjadi lebih basa karena
penciptaan OH, karena mulai bereaksi dengan hidroksida di anoda,
menciptakan hipoklorit:

Cl 2 + 2 N

7. Contoh penggunaan mesin bahan bakar H 2

Hidrogen merupakan suatu gas yang cukup bagus juga


digunakan dalam bahan bakar suatu motor bakar, hydrogen ini sudah
lumayan banyak digunakan dalam mesin motor bakar. berikut contoh
penggunana hydrogen dalam mesin motor bakar :

1. Penggunaan Bus.

Aplikasi transportasi umum seperti bus, sel bahan bakar hydrogen,


sedang dipelajari menggunakan tenaga hydrogen. Bus bertenga
hydrogen telah diuji di sejumlah kota besar.

2. Kereta Api

Kereta sel bahan bakar hydrogen kini telah tiba di Jerman, dan
lebih banyak jenis diproyeksikan tiba.

3. Pesawat.

Beberapa proyek eksperimental, termasuk sebagai prototipe


Pathfinder dan Helios, telah melihat penggunaan sel bahan bakar
hidrogen dalam industri kedirgantaraan. Kendaraan tak berawak
jarak jauh ini menggunakan sistem hibrida yang mencakup sel
bahan bakar hidrogen yang diisi ulang oleh panel surya,
memungkinkan terbang siang dan malam tanpa henti secara
teoritis.
4. Kendaraan Tanpa Awak
Banyak aplikasi baru UAV (yaitu drone) sangat terhambat oleh
daya dan jangkauan yang ditawarkan oleh baterai biasa, mulai dari
pengiriman paket hingga operasi pencarian dan penyelamatan. Sel
bahan bakar hidrogen, yang memiliki jangkauan hingga tiga kali
lipat dari sistem berbasis baterai, sedang dikembangkan oleh
militer dan perusahaan swasta untuk mengatasi masalah ini. Sel
bahan bakar juga memiliki rasio energi terhadap massa yang lebih
besar dan dapat menghasilkan lebih banyak energi per satuan
massa.
BAB III
METODOLOGI

8. Alat dan Bahan.


Adapun alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktek hidrolisis
ini meliputi :
1. Powes Supply.

2. Kabel
3. Elektroda anoda dan katoda

4. Sampel air garam


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

9. Pengambilan data.
Variasi tegangan
No Teganga Arus resistansi Hasil pengamatan
n
1 5V 0,5 A 50 Ohm √
2 6V 0,12 A 8,57 Ohm √√
3 8V 0,23 A 34,78 Ohm √√√

Variasi Konsentrasi
No Teganga Jumlah Garam Arus resistansi Hasil pengamatan
n
1 5V 0,5 sdm 0,5 A 50 Ohm √
2 6V 1 sdm 0,12 A 8,57 Ohm √√
3 8V 1,5 sdm 0,23 A 34,78 Ohm √√√

10. Hasil
No Tegangan Arus resistansi Hasil pengamatan

1 5V 0,5 A 10 ohm

2 6V 0,12 A 50 ohm
3 8V 0,23 A 34,78 ohm

Dalam percobaan pertama ini yaitu dengan membuat variasi dari


tegangan, mula-mula kita buat variasi tegangan 5 Volt, arusnya 0,5
Ampere,dan resistansinya di dapat 10 ohm dapat di lihat reaksi nya pada
elektroda positif (anoda) menunjukkan adanya sedikit gelembung. Kemudian
membuat variasi pada percobaan kedua dengan tegangan 6 V, arusnya 0,12
Ampere dan resistansinya 34,78 ohm di lihat reaksinya pada elektroda positif
(anoda) mulai menunjukkan adanya gelembung yang lebih dari perbandingan
percobaan pertama tadi. Selanjutnya pada percobaan ketiga dengan variasi
tegangan 8 V, arusnya 0,23 Ampere dan resistansinya 34,78 ohm di lihat
reaksinya pada elektroda positif ( anoda ) menunjukan adanya gelembung
yang lebih banyak dari percobaan pertama dan percobaan kedua serta
semakin lama elektroda yang dialiri arus tersebut di masukan kedalam air
garam semakin berkurang voltase pada power supply ini di karenakan
volume dalam air juga berkurang.

Anda mungkin juga menyukai