PROSES ELEKTROLISIS
Disusun oleh :
Muhamad Yosa Pratama Sugyarto
(22271015702)
TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI BUDI UTOMO
2023
ABSTRAK
Makalah ini membahas tentang proses elekrolisis, yang merupakan metode penting
dalam kimia dan industri. Elektrolisis adalah suatu proses kimia di mana arus listrik
digunakan untuk menyebabkan reaksi non-spontan. Makalah ini menjelaskan prinsip
dasar, mekanisme, dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses elekrolisis. Selain itu,
juga dijelaskan berbagai aplikasi industri dari proses ini, seperti produksi logam,
pemurnian logam, sintesis senyawa kimia, dan elektroplating. Makalah ini juga
membahas keuntungan, tantangan, dan perkembangan terkini dalam proses elekrolisis.
Kata Kunci: elekrolisis, arus listrik, reaksi non-spontan, produksi logam, pemurnian
logam, sintesis senyawa kimia, elektroplating.
PENDAHULUAN
Definisi Elekrolisis:
Tujuan Elekrolisis:
Tujuan utama dari elekrolisis adalah untuk melakukan reaksi kimia yang tidak
akan berlangsung secara spontan dengan menggunakan arus listrik. Beberapa tujuan
khusus elekrolisis antara lain:
4. Sintesis Senyawa Kimia: Elekrolisis dapat digunakan dalam sintesis senyawa kimia
yang sulit atau tidak mungkin dicapai melalui reaksi kimia konvensional. Contohnya,
elektrolisis digunakan dalam produksi natrium hipoklorit (NaOCl) yang digunakan
sebagai bahan pemutih.
- Michael Faraday mempelajari hubungan antara jumlah zat yang teroksidasi atau
tereduksi selama elektrolisis dengan kuantitas listrik yang melewati larutan elektrolit.
- Faraday juga mengembangkan sel elektrolisis, yang terdiri dari dua elektroda
terpisah yang terhubung dengan sumber arus listrik dan tengahnya terendam dalam
elektrolit.
- Sel elektrolisis memungkinkan kontrol yang lebih baik terhadap reaksi elektrokimia
yang terjadi selama elektrolisis.
- Perkembangan teknologi sel bahan bakar (fuel cell) juga terkait erat dengan konsep
elektrolisis, di mana reaksi balik elektrolisis digunakan untuk menghasilkan listrik dari
hidrogen dan oksigen.
- Dalam beberapa tahun terakhir, fokus pada elektrolisis berkelanjutan dan ramah
lingkungan telah meningkat.
- Sel elektrolisis yang lebih efisien dan material elektrokatalis baru sedang diteliti
untuk mengurangi konsumsi energi dan dampak lingkungan dari proses elektrolisis.
Prinsip dasar elekrolisis didasarkan pada konsep reaksi redoks yang terjadi di
dalam sel elektrolisis. Dalam proses elekrolisis, arus listrik digunakan untuk memaksa
reaksi non-spontan atau tidak terjadi secara alami terjadi dengan merubah distribusi
muatan dalam senyawa atau larutan yang mengandung ion-ion. Berikut adalah prinsip
dasar elekrolisis:
2. Sel Elektrolisis:
- Sel elektrolisis terdiri dari dua elektroda (anoda dan katoda) yang terhubung dengan
sumber arus listrik dan tengahnya terendam dalam elektrolit.
- Anoda adalah elektroda di mana oksidasi terjadi, sementara katoda adalah elektroda
di mana reduksi terjadi.
- Elektroda anoda diberi muatan positif, sementara elektroda katoda diberi muatan
negatif.
3. Reaksi Redoks:
- Pada anoda, reaksi oksidasi terjadi di mana ion-ion atau molekul yang dideposisikan
ke dalam elektrolit kehilangan elektron dan menjadi ion positif.
- Pada katoda, reaksi reduksi terjadi di mana ion-ion atau molekul yang ada dalam
elektrolit menerima elektron dan menjadi ion negatif atau atom netral.
4. Pemisahan Ion-Ion:
- Arus listrik dalam sel elektrolisis menyebabkan pemisahan ion-ion dalam elektrolit.
- Ion positif akan bergerak menuju elektroda negatif (katoda) untuk mengalami
reduksi, sedangkan ion negatif akan bergerak menuju elektroda positif (anoda) untuk
mengalami oksidasi.
- Prinsip konsep reaksi balik menyatakan bahwa reaksi elektrokimia dapat terjadi baik
secara spontan maupun non-spontan, tergantung pada arah aliran arus listrik.
- Dalam elektrolisis, reaksi redoks yang terjadi berlawanan dengan reaksi spontan
yang terjadi pada sel galvani (sel volta).
1. Sel Elektrolisis:
2. Elektroda:
- Anoda adalah elektroda di mana oksidasi terjadi selama elekrolisis. Ini merupakan
tempat di mana ion-ion atau molekul yang ada dalam elektrolit kehilangan elektron dan
menjadi ion positif.
- Katoda adalah elektroda di mana reduksi terjadi selama elekrolisis. Ini merupakan
tempat di mana ion-ion atau molekul yang ada dalam elektrolit menerima elektron dan
menjadi ion negatif atau atom netral.
- Material elektroda dapat berbeda tergantung pada jenis elektrolisis yang dilakukan.
Misalnya, dalam elektrolisis pemurnian logam, elektroda yang akan dipurnikan
biasanya menjadi katoda, sementara impuritas menjadi anoda.
3. Elektrolit:
- Elektrolit dapat berupa larutan garam, cairan asam atau basa, atau bahkan elektrolit
padat dalam beberapa kasus.
- Ion-ion dalam elektrolit bergerak menuju elektroda yang sesuai dengan muatan
listriknya, sehingga memungkinkan terjadinya reaksi redoks di elektroda.
4. Pemisahan Ion-Ion:
- Arus listrik yang melewati sel elektrolisis menyebabkan pemisahan ion-ion dalam
elektrolit.
- Ion positif (kation) akan bergerak menuju elektroda negatif (katoda), sedangkan ion
negatif (anion) akan bergerak menuju elektroda positif (anoda).
- Pada anoda, reaksi oksidasi terjadi, di mana ion-ion atau molekul yang dideposisikan
ke dalam elektrolit kehilangan elektron dan menjadi ion positif.
- Pada katoda, reaksi reduksi terjadi, di mana ion-ion atau molekul yang ada dalam
elektrolit menerima elektron dan menjadi ion negatif atau atom netral.
- Reaksi redoks ini dipicu oleh aliran arus listrik dan terjadi di elektroda sesuai dengan
polaritasnya (anoda atau katoda).
1. Konsentrasi Elektrolit:
- Konsentrasi yang lebih tinggi dari ion-ion yang terlibat dalam reaksi dapat
meningkatkan laju reaksi, karena meningkatkan kepadatan ion dalam larutan elektrolit.
2. Suhu:
- Namun, suhu yang sangat tinggi juga dapat menyebabkan masalah seperti
penguapan yang cepat dari larutan elektrolit atau dekomposisi termal.
- Intensitas arus listrik yang digunakan dalam proses elekrolisis dapat mempengaruhi
laju reaksi elektrokimia.
- Semakin tinggi intensitas arus listrik, semakin cepat reaksi elektrokimia terjadi,
karena muatan listrik yang lebih tinggi mempercepat pergerakan ion-ion dalam
elektrolit.
- Namun, intensitas arus yang sangat tinggi dapat menyebabkan peningkatan resistensi
dalam sel elektrolisis dan menghasilkan panas berlebih, yang dapat mempengaruhi
stabilitas reaksi.
4. Jenis Elektroda:
- Jenis material elektroda yang digunakan dalam proses elekrolisis juga dapat
mempengaruhi reaksi elektrokimia.
- Material elektroda harus dipilih dengan tepat sesuai dengan tujuan elekrolisis.
Beberapa elektroda terbuat dari logam yang akan diproduksi, sementara yang lain
terbuat dari bahan inert seperti karbon atau platinum.
- Katalis atau lapisan katalitik pada elektroda juga dapat mempengaruhi efisiensi
proses elektrokimia.
5. Waktu:
- Lama waktu yang lebih lama dapat meningkatkan jumlah substansi yang teroksidasi
atau tereduksi, tetapi bisa menjadi tidak praktis untuk aplikasi industri tertentu.
- Pengendalian waktu dengan tepat penting untuk mencapai hasil yang diinginkan.
1. Elektrolisis Berkelanjutan:
- Pengembangan sel bahan bakar elektrolisis (fuel cell electrolysis) juga menjadi
bidang penelitian yang penting, di mana reaksi elektrolisis digunakan untuk
menghasilkan hidrogen sebagai sumber energi yang bersih dan ramah lingkungan.
- Elektrolisis CO2 dapat menjadi alat penting dalam upaya pengurangan emisi karbon
dan pengolahan gas rumah kaca.
- Teknologi ini menunjukkan potensi dalam mengubah gas buang menjadi bahan baku
yang bernilai.
1. Proses elekrolisis adalah metode penting dalam kimia dan industri yang
menggunakan arus listrik untuk memicu reaksi non-spontan.
2. Prinsip dasar elekrolisis didasarkan pada hukum elektrolisis Faraday yang mengatur
hubungan antara massa yang teroksidasi atau tereduksi dengan muatan listrik yang
melewati sel elektrolisis.
8. Elektrolisis terus menjadi bidang penelitian yang penting dalam upaya mencapai
penggunaan energi yang lebih efisien, pengolahan sumber daya secara berkelanjutan,
dan pengurangan dampak lingkungan.